Disusun oleh :
A. Definisi
Menurut Sembiring (2019), Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Menurut Sutarjo
(2014), BBLR dapat terjadi pada kondisi bayi prematur yang lahir kurang bulan
maupun bayi yang lahir cukup bulan dan memiliki masalah pada proses
pertumbuhannya selama masa kehamilan. BBLR juga dapat terjadi dikarenakan usia
kehamilan yang kurang dari usia normal yaitu 37 minggu dan berat bayi pun lebih
rendah dari bayi pada umumnya (Manuaba, 2007). BBLR termasuk faktor utama
dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak
serta memberika dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
B. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010) yaitu :
a. Factor Ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preeklamsi berat, eklamsi, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, penyakit
jantung
2) Ibu
a) Kehamilan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Jarak kelahiran terlalu pendek
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Biasanya terjadi pada golongan sosisal ekonomi rendah
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Factor janin
1) Kelainan kromosom
2) Infeksi janin kronik
3) Gawat janin
4) Kehamilan kembar
c. Factor plasenta
1) Hidramnion
2) Plasenta previa
3) Solutio plasenta
4) Sindrom tranfusi bayi kembar
5) Ketuban pecah dini
d. Factor lingkungan
1) Tempat tinggal didataran tinggi
2) Terkena radiasi
3) Terpapar zat beracun
C. Patofisiologi
Menurut Nelson (2000) Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan
usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat
badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan
plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar
Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat
kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.
D. Klasifikasi
Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), BBLR dikelompokan berdasarkan:
a. Berdasarkan BB
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari
1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
E. Manifestasi Klinis
1. Berat badan kurang dari 2.500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm
4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
5. Kepala lebih besar dari tubuh
6. Kulit tpis, transparan, lanugu banyak, dan lemak subkutan amat sedikit
7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar
8. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora
9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum
sempurna
10. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering
mendapat apnea
11. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan menelan belum
sempurna
F. Penatalaksanaan
1. Mempertahankan suhu tubuh
Bayi premature akan cepat cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengatur panas belum berfungsi dengan baik
2. Pengawasan nutrisi dan ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang.
3. Pencegahan infeksi
Bayi premature mudah sekali terserang infeksi karena daya tahan tubuh masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang
4. Penimbangan ketat
5. Icterus
Semua bayi premature menjadi icterus karena system enzim hatina belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi secara efisien sampai 4-5 hari berlalu.
6. Pernafasan
Bayi premature mungkin menderita penyakit membrane hialin. Pada penyakit ini
tanda- tanda gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam harus dirawat terlentang
atau tengkurap dalam incubator dada abdomen harus dipaparkan untuk
mengobservasi usaha pernafasan.
7. Hipoglikemi
Pada BBLR harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula
darah secara teratur.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. D. 0142 Risiko Infeksi
b. D. 0005 Pola Nafas Tidak Efektif
c. D.0131 Hipotermia
d. D.0108 Risiko Gangguan Pertumbuhan
menurun
Terapeutik
- Piloereksi menurun
- Vasokontriksi - Sediakan lingkungan
perifer menurun yang hangat (mis.
- Kutis memorata Inkubator)
menurun - Lakukan penghangatan
- Pucat menurun pasif (mis. Selimut,
- Suhu tubuh menutup kepala dan