OLEH :
1. Diryanto Bastian Dominggus
2. Risdianto
3. Dyah Tri Utami
4. Christin Yuliani Bombing
5. Indah Retnowati
6. Thalia Florencia Da Costa Cabral
7. Riska Novi Asafitri
8. Zahra Nur Hanifa
9. Ade Ila Wahyu Nur’aini
A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen
ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Tarwanto, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO 2 yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak,
2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres pada miokardium. Tujuan
terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
B. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry
tahun 2008 yakni:
1. Faktor fisiologis
a.Penurunan kapasitas pembawa oksigen
Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan setiap proses
yang menurunkan atau mengubah hemoglobin seperti anemia dan inhalasi
substansi beracun menurunkan kapasitas darah yang membawa oksigen.
b. Penurunan konsentrasi oksigenasi yang diinspirasi
Saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas darah yang
membawa oksigen juga menurun.
c.Hipovolemia
Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang diakibatkan
kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi syok dan dehidrasi berat.
d. Peningkatan laju metabolisme
Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen. Saat sistem tubuh tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh
ini maka kadar oksigenasi menurun.
e.Kondisi yang mempengaruhi dinding dada
Setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan mengakibatkan
penurunan ventilasi. Apabila diafragma tidak dapat sepenuhnya menurun seiring
gerakan napas, maka volume udara yang akan diinspirasi akan menurun sehingga
oksigen yang ditransfor ke alveoli dan jaringan akan menurun seperti pada wanita
hamil, obesitas trauma pada dinding dada dll.
2. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi
jaringan.
a Bayi premature
Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh defisiensi
surfaktan
b Bayi dan Todler
Beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil pemaparan yang
sering pada anak-anak lain dalam akibat pemaparan asap rokok selain itu selama
proses perkembangan gigi, beberapa bai berkembang kongesti nasal yang
memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan potensi terjadinya infeksi
saluran pernafasan
c Anak usia sekolah dan remaja
Anak sehat biasanya tidak mengalami efek merugikan akibat infeksi
pernafasan. Namun, individu yang mulai merokok pada usia remaja dan
meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan mengalami peningkatan resiko
penyakit kardio pulmonar dan kanker paru
d Dewasa muda dan dewasa pertengahan
Individu pada usia ini terpapar pada banyak faktor resiko kardiopulmonar
seperti, diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan dan merokok
e Lansia
Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti osteoporosis
pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa mengembang sepenuhnya
sehingga kadar O2 nasa lebih rendah
3. Faktor prilaku
Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Seperti
nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan stres.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru lebih tinggi
di daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah pedesaan. Selain itu tempat
kerja klien dapat meningkatkan resiko klien utnuk terkena penyakit paru. Polutan
ditempat kerja mencakup acbestos, bedak talk, debu dan serabut yang dibawa oleh
udara
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter &
Perry tahun 2008 yakni:
1. Manifestasi klinis hiperventilasi
a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Pusing
e. Sakit kepala ringan
f. Disorientasi
g. Paretesia
h. Baal ( pada ekstremitas, sirkumoral )
i. Tinitus
j. Penglihatan yang kabur
k. Disorientasi
2. Manifestasi klinis Hipoventilasi
a. Pusing
b. Nyeri kepala ( dapat dirasakan dioksipital hanya saat terjaga )
c. Letargi
d. Disorientasi
e. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
f. Distrimia jantung
g. Ketidakseimbangan elektrolit
h. Konvusi
i. Henti jantung
3. Manifestasi klinis hipoksia
a. Gelisah
b. Ansietas
c. Disorientasi
d. Penurunan kemampuan konsentrasi
e. Penurunan tingkat kesadaran
f. Peningkatan keletihan
g. Pucat
h. Sianosis
i. Clubbing
j. Dispnea
k. Peningkatan tekanan darah
l. Peningkatan frekuensi nadi
m. Peningkatan frekuensi kedalaman pernafasan
E. Fisiologi Pernafasan
Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Eksternal
Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal
dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan eksternal
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bersih jalan nafas
sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 dikapiler
dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah,
dipengaruhi oleh permukaan paru, konsentrasi O2 dan perbedaan tekanan
c. Transportasi gas
Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO 2 diangkat dari
jaringan menuju keparu.
1) Transport O2
Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian besar O 2
( 97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke seluruh tubuh dalam
bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma
2) Transportasi CO2
CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan diangkat
menuju paru dalam 3 cara
a) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk bikarbonat
HCO3
b) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk karbomino
hemoglobin ( HbCO2 )
c) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma dan bentuk
asam karbonat
2. Pernafasan Internal (Pernafasan jaringan)
Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam
mitokondria yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan
energi molekul nutrie dalam proses ini darah yang banyak mengandung O 2 dibawa
keseluruh tubuh
F. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).
Merokok
G. Pathway Oksigenasi
Mengandung zat- Mengandung
zat berbahaya radikal bebas
Genetik: Defisiensi Faktorlingkungan
antitrypsin alfa-1
Induksi aktivasi Peningkatan
Polusi udara makrofag dan stress oksidatif
leukosit
Peningkatan
apoptosis dan
Penurunan Peningkatan Pelepasan factor Peningkatan
nekrosis dari sel
netralisasi elastase pelepasan elastase kemotaktik pelepasan oksidan
yang terpapar
neutrofil
Respon inflamasi
Hipoksemia
GANGGUAN Kompensasi tubuh
PERTUKARAN GAS dengan peningkatan RR
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilaksakan menurut Kozier, 2011.
1. Spyromtry : Untuk mengetahui fungsi paru
2. Hematologi : Untuk mengetahui:
a Infeksi : Leukosit biasanya meningkat
b Alergi : Eusinofil
c Pertukaran gas : ABG ( Analisa Blood Gas )
3. Radiologi ( Foto rontgen, Scanning paru )
4. Thoracocentesis
5. Pemeriksaan laboratorium
a Hb
b Leukosit
c Gusinofil
d Basofil
e Limfosit
f Monosit
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Teknik pernafasan
a Latihan nafas dalam, batuk efektif
b Pursed lip breating (pada pasien yang biasa mengontrol pernafasan)
c Abdominal breating (pada pasien dengan disfungsi pernafasan kronik)
d Insentive spirometri (pada pasien post operasi bersamaan dengan deep breating)
e Suction
f Pemberian oksigen
g Posisi (semi fowler)
2. Penatalaksanaan Medis
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, seperti,
Nebulizer, kanul nasal, oksigenasi melalui master untuk pemberian oksigen jika
diperlukan
3. Fisioterapi dada
a. Perkusi dan fibrasi dada
b. Postural drainage
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan oksigen meliputi:
a. Fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal saat ini
b. Kaji tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi
2. Pengkajian
a. Masalah-masalah respirasi
b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien
c. Kebiasaan merokok
d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri
e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti:
1) Rasionalisasi hipertensi
2) Kebiasaan merokok
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak
5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardioveskular
6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakit infeksius khasusnya
tuberkulosis dan status pengobatan mereka
f. Riwayat psokososial
1) Kebebasan merokok
2) Riwayat tubuh kembang
3) Persepsi terhadap penyakit
4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan
g. Anemnesa riwayat kesehatan
Masalah pernafasan
1) Nyeri dada
2) Dypsnea
3) Hipoventilasi
4) Batuk
5) Sianosis
6) Megie
7) Latihan
8) Ortopnea
3. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
1) Mata
a) Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)
b) Konjungtiva pucat
c) Konjungtiva sianosis
d) Petekia di konjungtiva
2) Mutul dan bibir
a) Membran mukosa sensori
b) Bernafas dengan mulus
3) Vena dileher
Kaji adanya distensi vena jugularis
4) Hidung
Pernafasan hidung, pernafasan cuping hidung
5) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan
b) Simetris atau tidak
6) Kulit
a) Sianosis perifer
b) Sianosis pusat
c) Edema
7) Ujung jari dan bantalan kuku
a) Sianosis
b) Jari tabung (clubbing)
c) Tindakan kesadaran
b Palpasi
1) Palpasi dada
a) Jenis dan jumlah kerja toraks
b) daerah nyeri tekan
c) Identifikasi taktil fremitus
d) Getaran pada dada ( thrill )
e) Angkatan dada ( heaves )
f) Titik impuls jantung maksimal
2) Ekstremitas
a) Sirkulasi perifer
b) Temperatur kulit
c) Pengisian kapiler
3) Perkusi
Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya cairan yang
tidak normal, udara diparu-paru atau kerja diafragma, lima nada perkusi adalah
resonasi, hiper resonansi, redup, datar, dan timpani
4) Auskultasi
Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung
yang normal dan tidak normal. Auskultasi sistem kardiovaskuler harus meliputi
pengkajia dalam mendeteksi bunyi S1 Dan S2 normal, mendeteksi adanya
bunyiS3 dan S4 yang tidak normal, bunyi murmur serta bunyi gesekan.
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara
disepanjang lapangan paru; anierior, posterior dan lateral. Auskultasi juga
digunakan untuk mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang telah
dilakukan untuk meningkatkan status pernafasan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
C. Intervensi Keperawatan
N NANDA NOC NIC
O
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan a. Managemen jalan
jalan napas tindakan napas
Definisi: Tidak efektif, keperawatan selama Buka jalan napas
bersihkan jalan napas 3 X 24 jam, pesien dengan teknik chinift
merupakan keadaan menunjukkan atau jawtrust sebagai
individu tidak mampu keefektifaan jalan mana mestinya
mengeluarkan sekresi napas dibuktikan Posisikan pasien untuk
atau obstruksi dari dengan kriteria meminimalkan
saluran napas untuk hasil: ventilasi
mempertahankan a. Status Identifikasi kebutuhan
kepatenan jalan napas. pernapasan: aktual / potensial
Batas Karakteristik: kepatenan jalan pasien untuk
Dispnea napas (0410) memasukkan alat
Takipnea (041004) membuka jalan napas
Penggunaan Frekuensi Lakukan fisioterapi
otot bantu pernapasan dada sebagai mana
pernapasan (041005) Irama mestinya
Diaforesis pernapasan Buang sekret dengan
Bunyi crakkes (041011) motivasi pasien untuk
Bunyi mengi Kedalaman melakukan batuk atau
Sputum kental inspirasi menyedot lendir
warna kuning (041012) Intruksikan bagaimana
Batuk berat Kemanpuan agar bsa melakukan
Membran mengeluarkan batuk efektif
mukosa pucat sekret Posisikan untuk
(041002) Ansietas meringankan sesak
(041015) Dispnea napas
saat istirahat Monitor status
(041019) Batuk pernapasan dan
oksigenasi
2. Ketidakefekifan pola Setelah dilakukan a. Monitor
napas tindakan Pernapaasan (3350)
Definisi: Gangguan keperawatan selama Monitor kecepatan,
proses inspirasi dan 3 X 24 jam, pesien irama, kedalaman dan
ekspirasi yang tidak menunjukkan kesulitan bernafas
memberikan pertukaran keefektifaan jalan Catat pergerakan dada,
gas yang memadai. napas dibuktikan catat
Batasan karakteristik: dengan kriteria ketidaksimetrisan,
Sianosis hasil: penggunaan otot bantu
Batuk a. Status nafas
Sesak pernapasan Monitor suara nafas
Frekuensi nafas cepat (0415) tambahan seperti
atau lambat (041501) ngorok atau mengi
Pernapasan bibir Frekuensi Monitor pola napas
Penggunaan otot pernapasan Catat lokasi trakea
napas tambahan (041502) Irama Auskultasi suara nafas
pernapasan setelah tindakan untuk
(041503) dicatat
Kedalaman Catat onset,
inspirasi karakteristik dan
(041504) Suara lamanya batuk
auskultasi napas Monitor sekresi
(041532) pernapasan pasien
Kepatenan jalan
napas
(041505)
Volume tidal
(041506)
Pencapaian
tingkat incentif
spirometri
3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan a. Terapi Oksigen (3320)
Definisi: Kelebihan atau tindakan Bersihkan mulut,
defisit oksigenasi dan / keperawatan selama hidung, dan sekresi
atau eliminasi 3 X 24 jam, pesien trakea dengan tepat
karbondioksida pada menunjukkan Batasi (aktivitas)
membran alveolar- keefektifaan jalan merokok
kapiler. napas dibuktikan Pertahankan
Batas Karakteristik: dengan kriteria kepatenan jalan nafas
Diaforesis hasil: Monitor aliran oksigen
Dispnea a. Status Monitor posisi
Gangguan Pernapasan: perangkat alat
penglihatan pertukaran gas pemnerian oksigen
Gelisah (0402) Amati tanda-tanda
Hipoksemia (040208) hipovertilisasi induksi
Napas, cuping Tekanan parsial oksigen
hidung okigenasi di Atur dan ajarkan
Iritabilasi darah arteri pasien mengenai
(PaO2)
Konfusi penggunaan perangkat
(040209) oksigen di rumah
Sianosis
Tekanan parsial Rubah kepala pilihan
Takikardi
karbodioksida di peralatan pemberian
Penurunan CO2 darah arteri
Sakit kepala saat oksigen lainnya untuk
(PaCO2) meningkatkan
bangun (040210) Ptt
Warna kulit kenyamanan dengan
Arteri tepat.
abnormal (pucat) (040211) Saturasi
oksigen
(040214)
Keseimbangan
ventilasi perfusi
(040206)
Sianosis
(040216)
Gangguan
kesadaran
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC