Anda di halaman 1dari 13

PROBLEM SOLVING DI RUANG AMARILIS RS GONDO SUWARNO

Oleh :
Silvie Ayu Darmianti
071201015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI PELAKSANAAN FUNGSI
MANAJEMEN
KELOMPOK : 2 NERS 31
RUANG : Amarilis RSUD Gondo Suwarno
WAKTU PRAKTIK : 8 FEBRUARI – 6 MARET 2021
PEMBAGIAN TUGAS DALAM KELOMPOK
NAMA MAHASISWA TUGAS OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI
1. SILVIE AYU DARMIANTI PENGELOLAAN STAF
1. Penentuan kebutuhan perawat
2. Sistem Rekruitmen dan selekse
3. Sistem penempatan perawat
4. Masa Orientasi Perawat
Identifikasi Masalah
FUNGSI ASPEK METODE SUMBER HASIL
Pengelolaan Penentuan Observasi Praktik Rsud Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam
staff kebutuhan Gondo suwarno keperawatan sangat ditunjang oleh
ruang amarilis 25
perawat jan – 7 Feb pemberian asuhan keperawatan yang tepat
dan kompetensi perawat yang memadai.
Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan
perencanaan yang strategis dan sitematis
dalam memenuhi kebutuhan tenaga
keperawatan pada ruang amarilis.
perencanaan yang baik
mempertimbangkan : klasifikasi klien
berdasarkan tingkat ketergantungan,
metode pemberian asuhan keperawatan,
jumlah dan kategori tenaga keperawatan
serta perhitungan jumlah tenaga
keperawatan.
Untuk itu diperlukan kontribusi dari
manager keperawatan dalam menganalisis
dan merencanakan kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang amarilis.
Sistem Observasi Praktik Rsud Berdasarkan di RSUD Gondo Suwarno
Gondo suwarno
rektuitem ruang amarilis 25 dilakukan oleh rumah sakit yang dikelola
dan seleksi jan – 7 Feb oleh bidang keperawatan dan karu ruang
amarilis.
Sistem Observasi Praktik Rsud Berdasarkan hasil pencarian web data di
penempatan Gondo suwarno RSUD Gondo Suwarno sistem
ruang amarilis 25
perawat jan – 7 Feb penempatan perawat dilakukan oleh
rumah sakit yang dikelola oleh bidang
keperawatan
Masa orientasi Observasi Web RSUD gondo Pelaksanaan orientasi secara umum
perawat baru Suwarno diberikan kepada perawat baru masuk,
Tekhnik orientasi di lakukan secara
klasikal dan on the job, adapun untuk
perawat baru di lakukan pembimbingan
selama 3 - 6 bulan diruang amarilis
dengan target pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kebutuhan tenaga perawat sudah sesuai klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan ?
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
Kurangnya Kebutuhan Tenaga Perawat di Unit Pelayanan amarilis RSUD Gondo
Suwarno yang masih kurang optimal

Man :
Kurangnya perhitungan beban
kerja dan kompetensi perawat
dalam perekrutan tenaga perawat Kurangnya
di ruang amarilis RSUD Gondo kebutuhan tenaga
Suwarno yang masih belum
perawat di Unit
optimal
Pelayanan ruang
amarilis RSUD
Gondo Suwarno
yang masih kurang
oprimal

Metode : Materi :
Kurangnya perekrutan Belum terlaksananya SOP
kebutuhan tenaga perawat metode perhitungan oleh Karu
berdasarkan beban kerja kebutuhan tenaga perawat di
dan jumlah pasien di ruang amarilis RSUD Gondo
ruangan amarilis yang Suwarno
masih kurang optimal

Analisa masalah
No Harapan Kenyataan Kesimpulan
1 Kontribusi manager konstribusi dari manager Manager keperawatan
keperawatan dalam keperawatan dalam belum dapat
merencanakan kebutuhan merancanakan kebutuhan kontribusi mengenai
tenaga keperawatan dapat tenaga keperawatan masih perencanaan
dilakukan dengan baik kurang baik kebutuhan tenaga
keperawatan

Identifikasi alternatif penyelesaian masalah


Penyebab masalah Rencana penyelesaian masalah
1. Kurangnya konstribusi dalam Memberikan masukan dalam menganalisis
merencanakan kebutuhan tenaga dan merencanakan kebutuhan tenaga
keperawat di ruang amarilis keperawatan di ruanga amarilis dalam
kebutuhan perawat yang sesuai
Analisis SWOT

No Masalah Strengths Weekness Oppurtunity Treat

(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)

1 Kurangnya Adanya Kontribusi Belum optimalnya Memberikan Belum


Kebutuhan manager keperawatan pelaksanaan masukan dalam optimalnya dalam
Tenaga Perawat dan kepala ruangan penghitungan menganalisis dan pelaksanaan
di Unit dalam merencanakan kebutuhan perawat merencanakan perhitungan
Pelayanan kebutuhan tenaga dengan metode kebutuhan tenaga kebutuhan
amarilis RSUD keperawatan di ruang WISN untuk keperawatan di perawat di
Gondo Suwarno amarilis untuk dapat menempatkan ruanga amarilis ruangan amarilis
yang masih dilakukan dengan baik perawat di ruang dalam asuhan
kurang optimal dan secara optimal amarilis keperawatan yang
oleh semua staf di tepat sehingga
ruangan amarilis kopetensi dapat
memadai
PLAN OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH
KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN KOMPONEN
YANG
TERLIBAT
M mengenai 1. Bertujuan agar kepala ruangan maupun RSUD Gondo
metode perhitungan seluruh perawat di ruang amarilis dapat Suwarno
kebutuhan tenaga mempelajari dan mengetahui serta
perawat yaitu mempraktikan cara perhitungan kebutuhan
Metode WISN tenaga perawat sesuai dengan beban kerja
(Workload perawat sehingga pelayanan di ruang amarilis
Indikator of Staf dapat berjalan dengan baik
Need) dan metode 2. seluruh perawat ruang amarilis di RSUD
perhitungan beban Gondo Suwarno dapat mempelajari dan
kerja perawat yaitu mengetahui serta mempraktikan cara
Metode ilyas perhitungan beban kerja perawat
menggunakan metode ilyas sehingga
perhitungan kebutuhan perawat sesuai dengan
beban kerja yang ada di ruang amarilis
Dengan metode WISN dan metode ilyas
Bersama Karu 1. Bertujuan agar kepala ruang dapat RSUD Gondo
membuat menetapkan jumlah tenaga perawat yang Suwarno
perhitungan diperlukan di ruang amarilis berdasarkan
kebutuhan tenaga beban kerja dan hasil perhitungan dari
perawat metode WISN dan metode ilyas
berdasarkan beban 2. Bertujuan agar kepala ruangan beserta staf di
kerja perawat ruangan amarlisi dapat mengetahui dan
dengan memperaktikan cara perhitungan kebutuhan
mengajarkan tenaga perawat sesuai dengan beban kerja
mengenai cara perawat di ruang amarilis
perhitungan metode
WISN dan metode
ilyas pada perawat
di ruang amarilis
Metode Ilyas.
A x B x 365
Tenaga perawat =
255 x jam kerja / hari
Keterangan
A = Jam Perawat / 24 jam
B = Sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
Jam kerja / hari = 6 jam / hari
365 = jumlah hari ekrja selama setahun
255 = hari kerja efeketif perawat/tahun
(365-(12 hari libur nasional 12 hari cut tahunan) x ¾ = 255 hari )

Jumlah hari kerja efektif perawat di rumah sakit yaitu 255 hari per tahun. Jumlah hari

kerja efektif per tahun ini berasal dari jumlah hari pertahun (365) dikurangi jumlah

hari libur nasional (12) dan cuti (12) dikali tiga per empat. Indeks ¾ merupakan indeks

yang berasal dari karakteristik jadwal kerja perawat dirumah sakit. Indeks ¾ berasal

dari setiap empat hari kerja efektif, perawat mendapat libur satu hari setelah jadwal

jaga malam.
LAPORAN TELAAH ARTIKEL

Topik yang Ditentukan : Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Unit Pelayanan Intensif
Berdasarkan Beban Kerja dan Kompetensi di Unit Pelayanan
Intensif Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Tahun 2015

IDENTITAS ARTIKEL
Judul Artikel : Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Unit Pelayanan Intensif
Berdasarkan Beban Kerja dan Kompetensi di Unit Pelayanan
Intensif Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Tahun 2015
Nama Jurnal : Jurnal Administrasi Rumah Sakit
Volume & Halaman : Volume 2 halaman 2
Tahun Terbit : Februari 2016
Penulis Artikel : Antonny Halim Gunawan

ISI ARTIKEL
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Unit
Pelayanan Intensif Berdasarkan Beban Kerja dan Kompetensi di Unit Pelayanan Intensif Rumah
Sakit Dr. Oen Solo Baru Tahun 2015

Metode Penelitian
a. Desain penelitian : Deskriptif Kualitatif
b. Populasi dan sampel : Perawat Intensif Care sebanyak 38 responden
c. Instrumen : Pengukuran Time and Motion Study
d. Metode analisis :
Pengukuran menggunakan Time and Motion Study menjadi pilihan karena kegiatan di
ruang intensif cenderung homogen, sehingga variasi dalam setiap tahapan cenderung
minimal. Selanjutnya, wawancara mendalam dilakukan untuk mengkaji lebih dalam
kebutuhan perawat terkait kompetensi kerja (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap)
kepada 3 orang responden di unit pelayanan intensif yang dipilih secara purposing
sampling berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan lamanya narasumber bekerja di RS
dr Oen Solo Baru. Responden tersebut adalah kepala UPI, kepala perawat UPI,
Penanggung Jawab Pelayanan Medis UPI.

Hasil Penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, diketahui bahwa proporsi waktu
produktif yang dihabiskan responden dalam 7 shift adalah sebesar 81,56 %. Hal ini
mengindikasikan bahwa perawat unit pelayanan intensif RS dr Oen Solo Baru telah berdasarkan
waktu melewati titik optimum karena telah melewati 80% (Ilyas 2011).
Berdasarkan pembagian waktu produktif dan non produktif yang telah dijabarkan dalam hasil
penelitian, diketahui bahwa beban kerja yang dimiliki oleh perawat di Unit Pelayanan Intensif
RS dr Oen Solo Baru cenderung tinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 102 / MEN / VI / 2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur,
waktu lembur didefinisikan sebagai waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari dan 40 jam
seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, dengan demikian jam kerja yang dibebankan
kepada perawat unit pelayanan intensif telah melewati batas maksimum untuk pekerja dengan 6
hari kerja. Untuk itu, diketahui bahwa waktu kerja perawat unit pelayanan intensif yang
mencapai 6,88 jam telah melewati batas waktu kerja normal.
Berdasarkan pengamatan peneliti, perawat lebih bekerja kurang efisien, banyak melakukan
tindakan keperawatan untuk menulis status. Untuk 1 pasien, perawat bisa menulis status
keperawatan hingga 2 kali di kertas yang berbeda. Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu
melakukan kunjungan ICU di RS Mount Novena Singapore pada tanggal 9 November 2013 dan
ICU di Bangkok Hospital Thailand pada tanggal 17 April 2015, kedua RS ini menerapkan sistem
e-status yang memungkinkan perawat untuk menginput data 1 kali dengan hasil yang lebih
efisien dan data pasien lebih rapi. Tetapi untuk melaksanakan dipastikan butuh dana yang cukup
banyak. Dengan mengetahui secara baik cara perhitungan beban kerja diharapkan dapat lebih
rasional dalam merencanakan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan. Metode Ilyas merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk menghitung beban kerja yang akurat dan mudah
diterapkan. Perencanaan SDM bukan saja menyangkut jumlah tenaga yang dibutuhkan, tetapi
juga kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) SDM yang dibutuhkan oleh fungsi
dan tugas yang harus dilaksanakan agar organisasi berproduksi sesuai dengan perkembangan
pengetahuan dan demand konsumen (Ilyas, 2011).

Kesimpulan :
Dapat disimpulkan dengan waktu produktif dalam satu shift setiap individu perawat adalah 6.88
jam menunjukkan aktivitas Unit Pelayanan Intensif cukup padat sehingga beban kerja dirasakan
cukup besar. Dari perhitungan beban kerja perawat Unit Pelayanan Intensif dengan metode time
and motion study yang kemudian dengan Formula Intensive Care Unit dapat diketahui jumlah
perawat yang dibutuhkan di Unit Pelayanan Intensif RS dr Oen Solo Baru adalah sebanyak 51
orang. Apabila dilihat dari jumlah perawat intensif yang ada di Unit Pelayanan intensif RS dr
Oen Solo Baru sebanyak 38 orang, maka dapat dikatakan jumlah yang tersedia masih kurang dari
jumlah yang dibutuhkan.

Saran :
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan penetapan jumlah sumber daya perawat
berikutnya di ruang yang sama maupun ruang yang lain. Menambah jumlah pelatihan dan
simposium dengan biaya yang seminimal mungkin atau nol bagi perawat terutama perawat Unit
Pelayanan Intensif, baik yang perawat junior maupun perawat senior karena teknologi selalu
berkembang. Jenis pelatihan sebaiknya mampu mengakomodir kebutuhan perawat di lapangan.
Memberikan suatu jenjang karir kepada perawat senior sebagai perawat pendidik bagi perawat
ruangan lainya.
PENERAPAN HASIL ARTIKEL DALAM PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan : Diharapkan dari kasus yang terjadi di Rumah Sakit penelitian
tersebut, dapat diambil pelajarannya yaitu menerapkan metode atau formula untuk menganalisa
kebutuhan tenaga perawat. Adapun beberapa metode yang bisa dilakukan adalah sebagai
berikut :

1. Metode WISN (Workload Indicator of Staf Need)


Metode ini biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga dalam skala
yang besar, misalnya di kantor dinas kesehatan dan rumah sakit tingkat propinsi,
kabupaten/kota dan telah disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No.81/
MenKes/SK/2004 (Kementrian Kesehatan, 2004). Metode ini mudah diterapkan secara
teknis dan sifatnya holistik. Adapun kelemahan metode WISN menurut Depatemen
Kesehatan adalah sangat mengandalkan kelengkapan pencatatan data karena akan
digunakan sebagai dasar untuk input data yang selanjutnya akan menentukan besaran
jumlah hasil penghitungan kebutuhan ketenagaan.

2. Metode Ilyas
Dalam perkembangannya, metode Ilyas dikenal sebagai metode perhitungan beban kerja
yang relatif cepat dengan keakuratan yang tinggi sehingga mampu menghasilkan
informasi yang akurat untuk dijadikan dasar dari pengambilan keputusan manajemen
(Ilyas, 2011). Dasar dari metode ini adalah melaui pendekatan demand, yang maksudnya
adalah metode ini digunakan untuk menghitung beban kerja berdasarkan kepada
permintaan atas dihasilkannya suatu produk/unit yang dibutuhkan. Dengan kata lain,
beban kerja secara spesifik tergantung kepada transaksi bisnis yang dilakukan setiap unit
kerja.

3. Formula Intensive Care Unit


Untuk Penghitungan pada instalasi ICU, pada prinsipnya memperhatikan julah tempat
tidur yang digunakan oleh pasien setiap harinya, angka sensus harian pada ICU
menentukan tingkat beban kerja pada instalasi ini. Dengan mengetahui waktu asuhan
keperawatan dan nilai sensus harian maka kita dapat menggunakan formula untuk
menghitung tenaga pada ICU.

Anda mungkin juga menyukai