Anda di halaman 1dari 23

JURNAL FENOMENA KESEHATAN

Artikel Penelitian
Volume 02 Nomor 01 Mei 2019 Halaman 165-187

ANALISIS BEBAN KERJA SEBAGAI DASAR PENENTUAN KEBUTUHAN


TENAGA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BATARA GURU
KABUPATEN LUWU

Analysis of Workload As A Basis For Determining Needs Nursing Care In Ward Of


Rsud Batara Guru, Luwu Regency

Hairuddin Safaat 1, Husnaini 2


1
Akper Sawerigading Pemda Luwu
Email : hsiraja@yahoo.co.id
2
Akper Sawerigading Pemda Luwu
Email : neniners@rocketmail.com

ABSTRAK
Dalam menjawab keluhan perawat mengenai besarnya beban kerja di ruang rawat inap Kelas III bedah dan
Interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu, perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat dengan
menggunakan menggunakan formula yaitu, Workload Indicator Staff Needs (WISN). Penelitian dilakukan di ruang
rawat inap kelas III bedah laki-laki dan wanita dan interna laki-laki dan wanita menggunakan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif dengan melakukan observasi terhadap aktivitas perawat menurut metode work sampling serta in-depth
interview.
Hasil penelitian menyatakan beban kerja perawat pada kategori produktif (80%) dengan Proporsi waktu
kerja produktif perawat di ruang rawat inap kelas III bedah dan interna berkisar 80.41-81.55, teringgi diruang rawat
bedah lai-laki (81.55) dan terendah di ruang interna wanita (80.41). Standar beban kerja kegiatan keperawatan
langsung lebih besar dibandingkan keperawatan tidak langsung. Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan metode
WISN di Ruang Bedah dan Interna adalah 57 orang, jika dibandingkan dengan keadaan jumlah tenaga keperawatan
yang ada pada saat ini sebanyak 63 orang, maka tenaga keperawatan kelebihan 6 orang. Kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang bedah laki-laki kekurangan 3 tenaga perawat sedangkan di ruangan bedah wanita mengalami
kelebihan 5 orang demikian halnya dengan ruangan interna laki-laki mengalami kelebihan 4 orang sedangkan
ruangan Interna wanita sudah memenuhi jumlah kebutuhan tenaga perawat.
Diharapkan pihak manajemen Keperawatan perlu mengajukan usulan penambahan tenaga keperawatan
pada ruangan bedah laki-laki, ruangan interna laki-laki sudah memenuhi kebutuhan sedangkan di ruang bedah
wanita dan interna laki-laki perlu menata kembali penempatan tenaga di untuk dipindahkan ke ruangan yang
membutuhkan / kekurangan.
Keywords: Beban kerja, Kebutuhan Tenaga Perawat

ABSTRACT
Answered about the assignments in the inpatient room in Class III Surgery and Interna at Batara Guru
Regional Hospital in Luwu Regency, it is necessary to analyze the needs of nurses by using the formula, namely Staff
Needs Indicator Workload (WISN). The study was conducted in a class III surgical-male and female inpatient and
male and female inpatient room using a quantitative and qualitative approach using activities based on work
sampling methods and in-depth interviews.
The results of the study stated that the nurses' workload was in the productive category (80%) with the
proportion of productive work time of nurses in the inpatient class III surgical and internal rooms ranging from
80.41-81.55, the highest in the other surgical room (81.55) and the lowest in the women's internal space ( 80.41).
The standard workload of nursing activities is directly greater than indirect nursing. The need for nursing staff
based on the WISN method in the Surgical and Internal Room is 57 people, compared with the current number of
nursing staff as many as 63 people, the nursing staff is over 6 people. The need for nursing staff in the men's
operating room lacked 3 nurses while in the operating room the woman experienced an excess of 5 people as well as
the internal male room had an excess of 4 people while the female internal room had met the number of nurses.

165 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


It is expected that the Nursing management needs to propose the addition of nursing staff in the male
surgical room, the internal male room has met the needs while in the women's and internal surgery room men need
to re-arrange the placement of labor to be moved to a room that needs / lack.
Keywords: Workload, Nurse Needs

PENDAHULUAN Sejalan dengan diberlakukannya upaya


Era globalisasi dan pasar bebas membuat pemerintah untuk menyehatkan masyarakat
terbukanya persaingan antar rumah sakit baik melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
pemerintah maupun swasta.Masyarakat akan maka RSUD Batara Guru melakukan penambahan
menuntut rumah sakit harusdapat memberikan jumlah tempat tidur dari 105 buah menjadi 160
pelayanan yang cepat, akurat, bermutu dan biaya buah tempat tidur pada tahun 2016 dengan
yang terjangkau. Disamping itu dengan adanya peningkatan bed occupancy rate (BOR)yaitu
Undang-Undang perlindungan prosentase pemakaian tempat tidur pada satu
konsumen,demokratisasi semakin meningkat maka satuan waktu tertentu dari 75,65 % pada tahun
supremasi hukuman akan meningkat pula,sehingga 2015 menjadi 82,17 % pada tahun 2016, dengan
tumah sakit dalam pengelolaanya harus jumlah perawat yang relatif tetap sebanyak 109
transparan,berkualitas dan memperhaitkan orang. Sehingga diperkirakan menyebabkan beban
kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati. kerja perawat yang semakin besar dan
Untuk menghadapi situasi diatas salah satu membutuhkan penyesuaian jumlah tenaga kerja.
langkah adalah merencanakan kebutuhan sumber Hal ini didukung oleh penelitian Syafaat (2017)
daya manusia(SDM) secara tepat sesuai dengan menemukan rata-rata beban kerja perawat di
fungsi pelayanan setiap unit,khususnya bagian ruang rawat inap RSUD Batara Guru Kabupeten
keperawatan.Pengetahuan dan ketrampilan Luwu dikategorikan kedalam beban kerja mental
perencanaan SDM khususnya keperawatan tinggi, nilai rata-rata sebesar 67.86 dengan standar
merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh deviasi 9.39 sehingga tingkat beban kerja perawat
setiap pimpinan keperawatan di rumah sakit terbanyak berkisar 77.25-58.47.
termasuk seluruh tenaga perawat agar tersedia Hasil wawancara tidak terstruktur dengan
SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi dan kepala seksi perawatan diperoleh informasi bahwa
profesional (Setyowati,2009). selama ini di rumah sakit Batara Guru belum
Beberapa studi menunjukkan bahwa beban pernah dilakukan analisis kebutuhan tenaga
perawat di instalasi rawat inap beberapa rumah perawat berdasarkan beban kerja perawat, selama
sakit umum melebihi kapasitas dan berdampak ini rekruitmen perawat dilakukan hanya
pada rendahnya mutu pelayanan keperawatan mekanisme droping. Tidak jarang banyak keluhan
diantaranya Fredna (2009), Devi (2010), Kuntoro dari ruangan perawatan terhadap mutu layanan
(2010) dan Corry (2011). Sedangkan Prihardini keperawatan akibat dari jumlah SDM yang tidak
(2012) di RSU Bhakti Yudha menyatakan beban sebanding dengan beban kerja. Peningkatan beban
kerja perawat pada kategori produktif (80%) kerja yang tidak diimbangi oleh penambahan
dengan hanya 33.98% yang merupakan aktivitas jumlah SDM menyebabkan tidak jarang perawat
keperawatan langsung dan 47.4% merupakan hanya melakukan tindakan kolaboratif dan bersifat
aktivitas keperawatan tidak langsung, penggunaan rutinitas sedangkan fungsi pelayanan keperawatan
waktu untuk kegiatan pribadi dan non produktif yang komprehensif yang sebagai pemenuhan
perawat masih di dalam standar ILO (14.98%). kebutuhan dasar menjadi tidak dilakukan.
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Batara Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Guru adalah rumah sakit yang berbentuk Satuan adalah Workload Indicator Staff Need (Metode
Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) milik WISN). Metode WISN adalah salah satu metode
Pemerintah Kabupaten Luwu dengan manajemen yang dianjurkan dalam Kepmenkes Nomor
berbasis kinerja di tuntut untuk meningkatkan 81/MENKES/I/2004. Metode WISN merupakan
mutu pelayanan kepada pasien sebagai usaha indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan
untuk menciptakan citra rumah sakit yang baik dan tenaga kerja di suatu tempat kerja berdasarkan
mampu bersaing dengan rumah sakit yang berada beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih
di sekitar mudah dan rasional. Kelebihan metode ini mudah

166 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis Beban kerja keperawatan mempunyai
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. dua unsur penting yaitu jumlah pasien dan
Metode WISN mencakup lima langkah, yaitu tindakan keperawatan yang diberikan. Beban
menetapkan waktu kerja tersedia, menetapkan unit kerja ditentukan oleh metode klasifikasi
kerja dan kategori SDM, menyusun standar beban pasien dimana metode ini dilengkapi oleh
kerja, menyusun standar kelonggaran, dan dokumen yang memuat keadaan penyakit
perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja. pasien dan perawatan yang dibutuhkan.
Metode klasifikasi pasien ini digunakan untuk
KAJIAN LITERATUR mengukur beban kerja keperawatan dan juga
Konsep Analisi Beban Kerja memperkirakan jumlah tenaga perawat yang
1. Pengertian Beban Kerja dibutuhkan (Grohar, 1997).
Menurut Keputusan Menteri 2. Waktu Standar
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Menurut ILO (1983) dalam Maliki
KEP/75/M.PAN/7/2004, beban kerja adalah (2014) yang dimaksud waktu standar adalah
sejumlah target pekerjaan atau target hasil jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
yang harus dicapai dalam satu satuan waktu menyelesaikan suatu pekerjaan menurut
tertentu. Sedangkan standar beban kerja prestasi standar yaitu isi kerja, kelonggaran
menurut Kepmenkes RI Nomor untuk hal-hal yang tidak terduga
81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman karenakelambatan, waktu kosong, dan
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya kelonggaran gangguan bila terjadi.
Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Berdasarkan ketentuan dari Undang-
Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit adalah undang No.13 Tahun 2003 pasal 77 terkait
banyaknya satu satuan waktu (atau angka) waktu kerja, yaitu pegawai yang bertugas
yang diperlukan untuk menyelesaikan selama 7 jam sehari dan 40 jam perminggu
kegiatan pelayanan kesehatan oleh tenaga maka jam kerjanya yaitu 6 hari kerja dalam
kesehatan sesuai dengan standar profesinya. seminggu, sedangkan yang bertugas selama 8
Beban kerja yang didefinisikan jam sehari dan 40 jam perminggu maka jam
olehMarquis dan Houston (2010) yaitu beban kerjanya yaitu 5 hari kerja dalam seminggu.
kerja perawat adalah keseluruhan kegiatan 3. Waktu Produktif
atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang Menurut ILO (1976) dalam Corry (2011)
perawat selama tugas di suatu unit pelayanan bahwa pekerja tidak dapat terus menerus
keperawatan, beban kerja biasanya diartikan bekerja, tetapi ada kelonggaran yang
sebagai patient days yang merujuk pada diperbolehkan untuk mengadakan interupsi di
jumlah prosedur, pemeriksaan, kunjungan dalam jam kerja sebesar 15% dari waktu kerja
pada pasien, infeksi, dan lain lain. Menurut yang seharusnya. Angka tersebut diperoleh
Gaudine dalam Malika (2014) dari rata-rata perkenaan tetap untuk keletihan
mendefinisikan beban kerja yaitu jumlah total dasar dan keletihan pribadi sebesar 10% serta
waktu keperawatan baik secara langsung atau perkenaan penundaan untuk hal-hal yang
tidak langsung dalam memberikan pelayanan tidak terduga sebesar 5%. Dengan demikian
keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan waktu kerja produktif sebesar 85% dari total
jumlah perawat yang diperlukan untuk kerja 100%.
memberikan pelayanan tersebut. Adapun menurut Ilyas (2011), perawat
Analisa beban kerja adalah upaya dikatakan produktif bila memanfaatkan waktu
menghitung beban kerja pada satuan kerja kerja mencapai 80%. Parameter tersebut
dengan cara menjumlah semua beban kerja digunakan untuk mengukur beban kerja. Bila
dan selanjutnya membagi dengan kapasitas seorang perawat bekerja diatas 80% dari
kerja perorangan persatuan waktu. Beban waktu produktifnya maka dapat dikatakan
kerja dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan bahwa beban kerjanya berlebihan sehingga
yang dilakukan staf pada waktu kerja baik harus ditambah dengan perawat baru.
kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, Menurut Rahman (2012) menyebutkan beban
dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi dan kerja perawat yang termasuk kategori berat
kegiatan yang tidak produktif(Ilyas,2011). bila waktu produktif diatas 80%, sedangkan
kategori sedang bila waktu produktif diantara
167 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
60-80% dan dikatakan kategori ringan apabila Andersen ditemukan bahwa penggunaan
waktu produktif di bawah 60%. waktu yang digunakan untuk keperawatan
4. Komponen Beban Kerja Perawat langsung adalah 35 % dari total kegiatan
Menurut Gillies (1994) komponen beban perawat dan biasanya tidak lebih dari 50
kerja terdiri dari jumlah pasien yang %.
datang per hari, jumlah pasien dengan setiap b. Kegiatan keperawatan tidak langsung
diagnose pengobatan dan perawatan, tingkat adalah kegiatan yang tidak dilakukan
penyakit yang berbeda dari setiap pasien, intensitas langsung kepada pasien tetapi untuk
keperawatan yang dibutuhkan oleh setiap pasien, persiapan, melengkapi, dan menunjang
rata-rata lama tinggal pasien, dan ukuran rata-rata kegiatan keperawatan langsung atau yang
waktu yang digunakan untuk setiap keperawatan bersifat administratif. Pada umumnya
langsung dan tidak langsung yang diberikan kebutuhan keperawatan tidak langsung
kepada pasien. untuk setiap kategori pasien di setiap unit
5. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja rawat inap membutuhkan waktu yang
Beban kerja perawat dapat dikaitkan hamper sama. Dari sudut Arthur Andersen
dengan produktivitas perawat, dimana menemukan bahwa untuk kegiatan
produktivitas perawat dapat diukur dengan administrasi ini membutuhkan waktu
menghitung jumlah jam kerja perawat per sebesar 20 % dari total kegiatan perawat.
pasien per hari. Pengukuran produktivitas c. Kegiatan penyuluhan kesehatan adalah
menurut Ilyas (2011), Lewis &Carini (1984 ) kegiatan yang menekankan seluruh tenaga
dapat dilakukan dengan work sampling. perawat untuk menginformasikan kepada
Dimana produktivitas dapat dipengaruhi oleh psien dan keluarganya mengenai
beberapa faktor, diantaranya oleh kebutuhan-kebutuhan keperawatan yang
karakteristik individu (usia, jenis kelamin, dapat mendukung kesembuhan pasien.
pendidikan, masa kerja, dan status Waktu yang diperlukan untuk kegiatan
pernikahan) . komunikasi ke pasien rata-rata 14,5 menit
6. Kegiatan Perawat per pasien per hari.
Menurut Ilyas (2011), Gillies dan Hasil Selain itu Rowland ( 1980)
Lokakarya Persatuan Perawat Indonesia menambahkan beberapa factor lagi yaitu :
(PPNI) komponen yang digunakan untuk a. Unit care adalah kegiatan yang berupa
menghitung kebutuhan perawat rawat inap koordinasi umum dalam unit ruang
dengan metode formula adalah BOR, sensus keperawatan, seperti pertemuan, rapat
harian, produktivitas, jumlah tempat tidur, ruangan atau komunikasi dengan unit lain.
jam kerja, jumlah hari libur dan jumlah jam b. Kegiatan personal adalah kegiatan
perawatan/24 jam. Factor lain yang juga harus kebutuhan primer manusia yang tidak
diperhatikan untuk menghitung jumlah dapat di hindari seperti sholat, makan,
kebutuhan tenaga perawat adalah kegiatan minum, kebersihan diri, duduk di nurse
keperawatan. station, ganti pakaian dan ke toilet.
Menurut Rowland ( 1980) dan Gillies c. Kegiatan non produktif adalah kegiatan
(1994) kegiatan keperawatan dibagi atas: yang tidak terkait dengan tugas dan
a. Kegiatan keperawatan langsung adalah tanggung jawab sebagai perawat,
kegiatan keperawatan yang langsung merupakan kegiatan pribadi misalnya:
berpusat pada pasien dan yang nonton televisi, baca koran, mengobrol,
berhubungan dengan pasien secara fisik telepon urusan pribadi, pergi keluar
dan psikologis. Menentukan jumlah waktu ruangan/pergi untuk keperluan pribadi atau
yang tepat dan dibutuhkan untuk kegiatan keluarga, datang terlambat dan pulang
keperawatan langsung sulit dilakukan lebih awal dari jadwal
karena keadaan setiap pasien berbeda-beda 7. Pengukuran Beban Kerja
tergantung dari diagnose penyakitnya. Perhitungan beban kerja sama dengan
Pasien dengan diagnose penyakit yang menghitung sumber-sumber keperawatan
sama tetapi berbeda usia membutuhkan yang digunakan dalam jumlah waktu dan
perawatan yang berbeda pula. Menurut tingkatan dari staf keperawatan yang terlibat
Tappen (1998), penelitian dari Arthur dalam pelayanan yang berbeda setiap pasien
168 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
dan kondisi ( O’Brien AJ et al, 2002, dalam 3) Proporsi waktu kerja yang digunakan
Wiskow 2004). Sedangkan menurut Ilyas ( untuk kegiatan produktif atau tidak
2004), untuk menghitung beban kerja perawat produktif
dapat dilakukan dengan tehnik seperti : work 4) Pola beban kerja pegawai dikaitkan
sampling, time and motion study, dan daily dengan waktu, jadwal jam kerja
log. Menurut Huber (2000), beban kerja Prosedur Work Sampling sebagi berikut :
dihitung dengan cara work sampling, time and 1) Menentukan jenis pegawai yang akan
motion study, acuity estimation or patient diteliti
classification system. Swansburg dan 2) Memilih sampel sebagai subjek yang akan
Swansburg (1999) menyatakan untuk diteliti, dapat dengan simple random
menghitung beban kerja digunakan tehnik sampling
work sampling, time study and task frequency, 3) Membuat formulir daftar kegiatan pegawai
continuous sampling & self reporting. yang diklasifikasikan, dikombinasikan dan
a. Work Sampling disesuaikan dengan tujuan
Work sampling digunakan untuk untuk 4) Melatih pengamat mengenai cara
mengobservasi aktivitas kerja dengan interval pengamatan kerja dengan menggunakan
waktu tertentu atau secara random (Huber, work sampling, pengamat sebaiknya
2000). Pada metode ini yang menjadi fokus memiliki latar belakang yang sejenis
pengamatan adalah apa yang dilakukan dengan subjek yang akan diamati untuk
responden pada waktu tertentu dan apa memudahkan pelatihan dan pelaksanaan
kegiatannya. Dalam (Barnes, 1980) pengamatan. Setiap pengamat yang
menyebutkan tiga kegunaan utama dari work mengamati 5-8 orang pegawai.
sampling, yaitu : 5) Pengamat kegiatan pekerja dilakukan
1) Activity and Delay Sampling dengan interval waktu tiap 2-15 menit,
Mengukur proporsi kegiatan aktifitas dan tergantung karakteristik pekerjaan.
tidak melakukan aktifitas seorang pegawai. Semakin tinggi tingkat kesibukan pekerja
2) Performance Sampling yang diamati, semakin pendek waktu
Mengukur waktu yang digunakan untuk pengamatan. Semakin pendek jarak waktu
bekerja dan waktu yang tidak digunakan pengamatan, semakin banyak sampel
untuk bekerja seorang pegawai pengamatan yang diamati oleh pengamat
berdasarkan uraian tugasnya dan dapat sehingga akurasi pengamatan menjadi
sekaligus untuk mengukur lebih akurat. Pengamatan dilakukan
produktifitasnya. selama jam operasional. Bila jenis tenaga
3) Work Measurement yang akan diteliti berfungsi 24 jam maka
Menetapkan standar waktu dari suatu pengamata dilaksanakan sepanjang hari.
kegiatan. Jumlah pengamatan dapat dihitung sebagai
Tujuan work sampling meliputi berikut : Bila yang diamati 5 orang
identifikasi tugas dan elemen tugas perawat, perawat setiap shift, interval pengamatan
mengetahui waktu dan lamanya kegiatan serta setiap 5 menit selama 24 jam (3 shift)
jumlah kegiatan yang dilakukan. Ilyas (2011) dalam 6 hari, maka jumlah pengamatan
mengemukakan dengan cara work sampling adalah sebagai berikut : 5 perawat x 60
akan didapatkan informasi yang tepat (mnt)/5 (mnt) x 24 (jam) x 6 (hari kerja) =
mengenai kegiatan dan banyaknya 8640 sampel pengamatan. ( Ilyas, 2011).
pengamatan kegiatan dari mulai datang Kelebihan metode work sampling :
sampai dengan responden pulang. 1) Pengamatan tidak perlu mengamati
Hal-hal yang dapat diamati dengan work pekerjaan terus-menerus, sehingga secara
sampling Ilyas (2011) dalam Meidiawati teknis mudah dikerjakan dan bagi pegawai
(2012): yang menjadi objek merasa tidak diamati.
1) Aktivitas apa yang sedang dilakukan 2) Pengamat dapat mengamati beberapa
pegawai pada waktu jam kerja orang pegawai sekaligus
2) Apakah aktivitas pegawai berkaitan 3) Tidak diperlukan pengamat profesional
dengan fungsi dan tugasnya pada waktu yang terlatih karena yang diamati
jam kerja hanya jenis kegiatannya.
169 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
1) Pengamatan dapat dihentikan kapan saja Langkah dari tehnik ini yaitu :
tanpa berdampak buruk terhadap hasil 1) Menentukan jumlah sampel yang akan
penelitian. diteliti
2) Lebih menyenangkan bagi pengamat 2) Menentukan besarnya sampel yang akan
dibandingkan dengan metode time motion diamati
study. Pengamat jarang merasa bosan dan 3) Membuat formulir kegiatan yang bisa diisi
kelelahan. sendiri oleh informan
3) Tidak diperlukan stop watch 4) Memberi penjelasan kepada subyek yang
Kelemahan metode work sampling : akan diteliti tentang tujuan dan cara
1) Tidak memberikan informasi yang lengkap mengisi formulir kegiatan
dan terperinci detail kegiatan tenaga yang 5) Menganalisa beban kerja
diamati Dalam penelitian ini digunakan
2) Data yang didapat bisa terjadi bias karena pengukuran beban kerja perawat metode work
pegawai tahu akan diamati. sampling dengan pertimbangan bahwa metode
b. Time Motion Study dan Task Frequency time and motion study, pelaksana pengamatan
Tehnik ini digunakan untuk mengukur untuk pengambilan data ini haruslah seorang yang
standar waktu kegiatan yang spesifik (Huber, mengetahui secara benar tentang kompetensi dan
2000). Tehnik ini mengaitkan pekerjaan fungsi perawat mahir. Menurut Ilyas (2011)
tertentu dengan waktu yang dibutuhkan. Hal sebaiknya pelaksana pengamatan adalah perawat
ini dilihat dari kapan tugas tersebut dimulai mahir pada bidang yangsama dari rumah sakit
sampai tugas tersebut selesai, dilihat secara yang berbeda. Sedangkan pada daily log,
individual. Jumlah waktu yang digunakan responden yang akan diteliti dipersilahkan menulis
untuk tugas tersebut tergantung pada tingkat sendiri kegiatan yang telah dilakukan dan waktu
kepercayaan yang digambarkan dalam waktu yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan. Sehingga hal
rata-rata. Disamping itu ada waktu yang tersebut dikhawatirkan responden kurang obyektif
digunakan untuk istirahat karena lelah, dan dan kadang sulit mengatur waktu dalam
lain lain. Waktu rata-rata ditambah dengan menuliskan kegiatannya pada formulir daily log.
waktu untuk istirahat dan kegiatan personal, Menurut Kurniadi (2013), metode ini memiliki
disebut waktu standar. Pengukuran aktivitas kecendrungan perawat akan menuliskan kegiatan
kegiatan dengan cara mengalikan frekuensi yang bermutu tinggi dan memerlukan waktu yang
kegiatan dengan waktu standar. Frekuensi lama sedangkan tindakan kegiatan kurang bermutu
dari tugas biasanya didapatkan dari suatu tidak dicatat.
check list dari laporan individual tentang
tugas, keahlian dan tempat kerjanya. Langkah Perhitungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
dari tehnik ini adalah sebagai berikut : dengan Metode WISN (Work Load Indicator
1) Menentukan sampel yang akan diamati Staffing Need)
setelah diklasifikasi membuat formulir Kepmenkes RI Nomor 81/MENKES/SK/
kegiatan yang akan diamati serta waktu I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
yang digunakan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat
2) Menentukan observer, yang harus Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit
mengetahui kompetensi dan fungsi menyatakan bahwa metode perhitungan kebutuhan
Responden (bidangnya sama) SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah
3) Satu observer mengamati satu perawat suatu metode perhitungan kebutuhan SDM
selama satu shift kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata
c. Self Reporting atau Daily Log yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM
Self reporting atau daily log merupakan kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas
kegiatan pelaporan yang dibuat oleh perawat pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah
yang diteliti. Perawat menuliskan semua dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
kegiatan yang dilakukan dan waktu yang mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
diperlukan untuk kegiatan tersebut. Tehnik ini Workload Indicator Staff Need (WISN)
relatif sederhana dan memerlukan biaya yang bermanfaaf untuk menghitung kebutuhan saat ini
murah, dan sangat mengandalkan kerjasama dan masa mendatang, membandingkan SDM
serta kejujuran dari perawat yang akan diteliti. Kesehatan pada daerah atau fasilitas kesehatan
170 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
yang berbeda, dapat melihat apa tenaga kesehatan umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah
bekerja sudah sesuai dengan profesinya atau tidak, 8 jam (5 hari kerja/minggu). (F)
dan dapat mengidentifikasi seberapa besar beban Berdasarkan data tersebut selanjutnya
kerja SDM Kesehatan (Depkes dan GTZ, 2009). dilakukan perhitungan untuk menetapkan
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :
berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu : Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F
1) Menetapkan waktu kerja tersedia; Keterangan :
2) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM; A = Hari Kerja
3) Menyusun standar beban kerja; D = Hari Libur Nasional
4) Menyusun standar kelonggaran; B = Cuti Tahunan
5) Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja. C = Pendidikan dan Pelatihan
Pada dasarnya metode WISN ini dapat di E = Ketidak Hadiran Kerja
gunakan di rumah sakit, puskesmas dan sarana F = Waktu Kerja
kesehatan lainnya, atau bahan dapat digunakan 2) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
untuk kebutuhan tenaga di Dinas Kesehatan. Tujuannya adalah diperolehnya unit kerja
Adapun beberapa langkah dalam menghitung dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam
kebutuhan SDM dengan metode WISN menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
berdasarkan Petunjuk Teknis Penyusunan perorangan pada pasien, keluarga dan masayarakat
Kebutuhan SDM Kesehatan Kementerian di dalam dan di luar RS. Struktur organisasi RS,
Kesehatan RI Tahun 2004 adalah sebagai berikut. data kepegawaian, standar profesi, standar
1) Menetapkan waktu kerja tersedia pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP)
Tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja sangat membantu proses penetapan unit kerja dan
tersedia masing-masing kategori SDM yang kategori SDM di rumah sakit.
bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satu 3) Menyusun standar beban kerja
tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan Standar beban kerja adalah
waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut. volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
a) Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu
RS atau Peraturan Daerah setempat, pada kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang
umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata
Dalam 1 tahun 250 hari kerja (5 hari x 50 waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang
minggu). (A) dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap
b) Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM
unit kerja RS adalah meliputi :
memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun.
(B) a) Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh
masing-masing kategori SDM
c) Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai
yang berlaku di RS untuk mempertahankan
jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan standar
dan meningkatkan
operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan
kompetensi/profesionalisme setiap kategori
pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan
SDM memiliki hak untuk mengikuti
oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.
pelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam 6
Untuk memudahkan dalam menetapkan beban
hari kerja. (C)
kerja masing-masing kategori SDM, perlu disusun
d) Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan
kegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan,
Bersama Menteri Terkait tentang Hari Libur
yang berkaitan langsung/ tidak langsung dengan
Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003
pelayanan kesehatan perorangan.
ditetapkan 15 Hari Kerja dan 4 hari kerja
untuk cuti bersama. (D)
b) Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tiap kegiatan pokok.
e) Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang
ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan
tahun) karena alasan sakit, tidak masuk
pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada
dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (E)
tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk
f) Waktu kerja, sesuai ketentuan yang menyelesaiakan kegiatan sangat bervariasi dan
berlaku di RS atau Peraturan Daerah, pada
171 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional SDM. Setelah faktor kelonggaran tiap kategori
prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah
tersedia serta kompetensi SDM. menyusun Standar Kelonggaran dengan
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di
pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan bawah ini.
kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata Standar kelonggaran = rata-rata waktu perfaktor kelonggaran
waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan Waktu kerja tersedia
acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu 5) Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap Tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan
kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban
kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar kerja selama 1 tahun. Sumber data yang
pelayanan, standar operasional prosedur (SOP) dan dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per
memiliki etos kerja yang baik. Secara bertahap RS unit kerja meliputi :
dapat melakukan studi secara intensif untuk a) Data yang diperoleh dari langkah-langkah
menyusun standar waktu yang dibutuhkan sebelumnya yaitu :
menyelesaikan tiap kegiatan oleh masing-masing (1) Waktu kerja tersedia
kategori SDM. (2) Standar beban kerja dan
c) Standar beban kerja per 1 tahun masing- (3) Standar kelonggaran masing-masing
masing kategori SDM kategori SDM
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas b) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja
beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. selama kurun waktu satu tahuan.
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok Kuantitas kegiatan pokok disusun
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
menyelesaiakan nya (waktu rata-rata) dan waktu yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RS
kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing selama kurun waktu satu tahun. Untuk penyusunan
kategori SDM. kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap
4) Penyusunan standar kelonggaran dibutuhkan data dasar sebagai berikut :
Tujuannya adalah diperolehnya faktor (1) Jumlah tempat tidur
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis (2) Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun
kegiatan dan kebutuhan waktu untuk (3) Rata-rata sensus harian
menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait (4) Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)
langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya
kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Dari kelima langkah yang telah dilakukan
Penyusunan faktor kelonggaran dapat maka untuk perhitungan kebutuhan SDM
dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara digunakan rumus:
Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran
kepada tiap kategori tentang : Standar Beban Kerja
a) Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung 1. Setelah kebutuhan tenaga diperoleh maka akan
dengan pelayanan pada pasien, misalnya ; didapatkan perbedaan jumlah kenyataan
rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun pegawai saat ini dengan jumlah SDM yang
kebutuhan obat/bahan habis pakai. dibutuhkan dan akan diketahui hasil adanya
b) Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, kekurangan atau lebih SDM. Rasio WISN
bulan bernilai 1 (satu) menunjukkan bahwa jumlah
c) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan staf dan bebean kerja disuatu unit kerja berada
kegiatan dalam keadaan seimbang. Semakin kecil Rasio
Selama pengumpulan data kegiatan WISN, semakin besar tekanan beban kerja.
penyusunan standar beban kerja, sebaiknya mulai Rasio WISN yang kecil menunjukkan bahwa
dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan jumlah staf saat ini lebih kecil daripada yang
kegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atau dibutuhkan. Sebaliknya, rasio WISN yang
sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang besar (lebih dari 1) membuktikan adanya
berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk kelebihan staf apabila dibandingkan terhadap
selanjutnya digunakan sebagai sumber data beban kerja (Depkes RI dan GTZ, 2009).
penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori

172 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


METODE PENELITIAN perawat pelaksana diluar waktu pengamatan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Informan dalam penelitian kuantitatif terdiri dari
kualitatif dengan metode deskriptif Observational. delapan orang informan yang ditetapkan secara
Data yang digunakan adalah data kualitatif dan purposif (non random) dengan pertimbangan
kuantitatif. Populasi : seluruh perawat pelaksana kecukupan dan kesesuaian sehingga informasi
yang bertugas di ruang rawat inap kelas III ( diharapkan dapat tergali secara mendalam.
interna dan bedah) pada shift pagi, sore, dan Informan penelitian terdiri dari Kasie Perawatan
malam RSUD Batara Guru kabupaten Luwu dan Kepala Ruangan.
sebanyak 63 orang. Penelitian yang dilakukan menggunakan
Sampel dalam penelitian kuantitatif yaitu metode kualitatif dengan menggunakan teknik
jumlah pengamatan dengan kriteria inklusi perawat pengamatan work sampling, observasi, pedoman
pelaksana yang bekerja pada shift pagi, sore, dan wawancara dan telaah dokumen.Kemudian hasil
malam di Ruang Rawat Inap RSUD Batara Guru. dari beban kerja yang didapat digunakan untuk
Dengan setiap shift diambil tiga orang perawat. perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan
Sedangkan kriteria eksklusi adalah kegiatan metode Workload Indicator Staff Need (WISN).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengguanan waktu kerja
Tabel 4.1.
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Bedah Laki-Laki
Kegiatan Shift Total
Keperawatan
Pagi % Siang % Malam % N %
(Menit) (Menit) (Menit)
Keperawatan 3094 48.7 2074 40.2 1688 35.63 6856 43.17
langsung
Keperawatan
2400 37.8 2140 41.5 1555 32.83 6095 38.38
tidak
langsung
Pribadi 760 12.0 800 15.5 760 16.04 2320 14.61
Non Produktif 100 1.6 140 2.7 370 7.81 610 3.84
Jumlah 6354 100.0 5154 100.0 4373 92.32 15881 100.00

Dari total penggunaan waktu oleh perawat keperawatan tidak langsung sebesar 6.095
selama dilakukan pengamatan pada tabel 4.1 menit atau 38.38 %, kemudian kegiatan
didapatkan bahwa penggunaaan waktu pribadi sebesar 2.320 menit (14.61 %) dan
terbanyak di ruang kelas III BedahLaki-Laki yang paling sedikit adalah kegiatan non
adalah kegiatan keperawatan langsung produktif sebesar 610 menit (3.84 %).
sebesar 6.856 menit (43.17 %) kemudian
Tabel 4.2.
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Bedah Wanita
Kegiatan Shift Total
Keperawatan Pagi % Siang % Malam % N %
(Menit) (Menit) (Menit)
Keperawatan
3069 48.53 2200 42.80 1925 39.90 7194 44.16
langsung
Keperawatan
tidak 2400 37.95 2000 38.91 1550 32.12 5950 36.53
langsung
Pribadi 760 12.02 780 15.18 930 19.27 2470 15.16
Non Produktif 95 1.50 160 3.11 420 8.70 675 4.14
Jumlah 6324 100. 5140 100. 4825 100. 16289 100.

173 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Pada tabel 4.2 diketahui total penggunaan langsung sebesar 5.950 menit atau 36.53 %,
waktu kerja perawat terbanyak di ruang kelas kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.470
III Bedah Wanita adalah kegiatan menit (15.16 %) dan yang paling sedikit
keperawatan langsung sebesar 7.194 menit adalah kegiatan non produktif sebesar 675
(44.16 %) kemudian keperawatan tidak menit (4.14%).
Tabel 4.3
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Interna Laki-Laki
Kegiatan Shift Total
Keperawatan Pagi % Siang % Malam % N %
(Menit) (Menit) (Menit)
Keperawatan
3010 46.24 1905 36.81 1910 39.5 6825 40.63
langsung
Keperawatan
tidak 2770 42.55 2350 45.41 1670 39.5 6790 40.42
langsung
Pribadi 660 10.14 760 14.69 1140 39.5 2560 15.24
Non Produktif 70 1.08 160 3.09 395 39.5 625 3.72
Jumlah 6510 100. 5175 100. 5115 39.5 1680 100.

Pada tabel 4.3diketahui total penggunaan kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.560
waktu kerja perawat terbanyak di ruang kelas menit (155.24 %) dan yang paling sedikit
III Interna Laki-Laki adalah kegiatan adalah kegiatan non produktif sebesar 625
keperawatan langsung sebesar 6.825 menit menit (3.72 %).
(40.63 %) kemudian keperawatan tidak
langsung sebesar 6.790 menit atau 40.42 %,
Tabel 4.4
Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Pelaksana di ruang kelas III Interna Wanita
Kegiatan Shift Total
Keperawatan Pagi % Siang % Malam % N %
(Menit) (Menit) (Menit)
Keperawatan
3445 6.21 1700 44.50 2145 48.75 7290 40.35
langsung
Keperawatan
tidak 3120 5.62 2390 62.57 1800 40.91 7310 40.46
langsung
Pribadi 755 1.36 790 20.68 1140 25.91 2685 14.86
Non Produktif 95 0.17 185 4.84 500 11.36 780 4.32
Jumlah 5505 9.92 3820 100. 4400 100 18065 100.

Pada tabel 4.4 diketahui total Hasil penelitian menunjukkan bahwa


penggunaanwaktu kerja perawat terbanyak di total penggunaanwaktu kerja perawat
ruang kelas III Interna Wanita adalah kegiatan terbanyak di semua ruangan yang diamati
keperawatan tidak langsung sebesar 7.310 adalah kegiatan keperawatan langsung, kecuali
menit (40.46 %) kemudian keperawatan di ruang interna wanita yang lebh banyak
langsung sebesar 7.290 menit atau 40.35 %, keerawatan tidak langsung. Hal ini
kemudian kegiatan pribadi sebesar 2.685 disebabkan, karena kegiatan keperawatan
menit (14.86 %) dan yang paling sedikit langsung memang banyak dan harus
adalah kegiatan non produktif sebesar 780 diselesaikan sesuai dengan prosedur mulai dari
menit (4.32 %). tahap persiapan, pelaksanan sampai kepada

174 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


pengawasan atau observasi pasca tindakan rata pasien peruangan, kemudian dikalikan
keperawatan. dengan waktu keperawatan tidak langsung
Menurut Rowlanddalam Purwanto (2011) menurut Rowland sebanyak 38 menit dan
waktu untuk kegiatan keperawatan tidak dikalikan dengan banyaknya jumlah hari yaitu
langsung adalah 38 menit per pasien per hari. tujuh hari. Didapatkan hasil bahwa jumlah
Untuk menghitung jumlah waktu keperawatan keperawatan tidak langsung sebagai berikut :
tidak langusung dengan melihat jumlah rat-
Tabel 4.5
Waktu Yang Digunakan Untuk Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Di Ruang Rawat Inap Kelas III

Ruangan Rata-rata Waktu


pasien keperawatan tidak
langsung (Menit)
Bedah laki-laki 14 3.724
Bedah wanita 13 3.458
Interna laki-laki 13 3.458
Interna wanita 13 3.458

Untuk selanjutnya, kegiatan produktif tidak “…Perawat disini banyak mengerjakan


langsung oleh peneliti dimasukan sebagai kegiatan administrasi contohnya menulis askep
komponen beban kerja perawat karena kegiatan dan laporan yang berlembar-lembar, yah , kita
tersebut merupakan kegiatan yang tidak mungkin tahu juga kalau kerjaan seperti itu tidak bisa
dihindari dan masih berhubungan dengan dilimpahkan kepada orang lain tetapi jika
kebutuhan dan kepentingan pasien. dibandingkan dengan kegiatan yang berhadapan
Hasil wawancara mendalam dapat tergambar langsung dengan pasien labih banyak kegiatan
ketidakseimbangan antara aktivitas keperawatan tindakan lansung ke pasiennya, (informan 1)
langsung dan tidak langsung sebagai berikut:
Tabel 4.5
Waktu Kerja Produktif Di Ruang Rawat Inap Kelas III
Kegiatan Kegiatan Proporsi waktu
Ruangan Keperawa Keperawatan produktif
tan tidak lansgung
langsung (%)
(%)
Bedah laki-laki 43.17 38.38 81.55
Bedah wanita 44.16 36.3 80.46
Interna laki-laki 40.63
40.42 81.05
Interna wanita 40.35 40.06 80.41

Menurut Ilyas (2004) dan International perlu diadakan penambahan tenaga baru
Labour Organization dalam Purwanto ( 2011) khususnya.
menyatakan bahwa waktu kerja yang produktif
berkisar 80% dan jika pekerja sudah bekerja di Perhitungan Kebutuhan SDM Berdasarkan
atas 80% waktu produktifnya, maka perlu Metode WISN
dipertimbangkan dan memperhatikan bahwa unit
tersebut benar-benar membutuhkan tenaga baru. Untuk menghitung jumlah perawat yang
Berdasarkan teori diatas dan hasil waktu kegiatan dibutuhkan di Instalasi Rawat Inap Tulip
keperawatan perawat mencapai berkisar antara berdasarkan metode WISN, diperlukan 5 langkah
80.0 %-81.55 % maka tenaga perawat pelaksana yaitu :
di ruang rawat inap kelas III bedah dan interna
dengan fluktuasi pasien yang dapat meningkat
175 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia penelitian ini mengenai pendidikan dan
Waktu kerja tersedia adalah satuan waktu pelatihan.
yang digunakan oleh perawat untuk bekerja “kami, kurang diikutkan. Saya dan begitu
menjalankan kegiatan pokoknya selama setahun. juga perawat di ruang bedah, RS belum
Menetapkan waktu kerja tersedia bertujuan untuk pernah memprograman pelatihan khusus
memperoleh waktu kerja tersedia masing-masing perawatan luka, yang pernah kami diikuti
kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit beberapa teman misalnya pelatihan dan
selama kurun waktu satu tahun. Data yang seminar diantaranya manajemen dan
dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia bebarapa topik lainnya. (Informan 1)
adalah sebagai berikut. rumus sebagai berikut : “... bidang perawatan biasa melakukan
Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F pelatihan tetapi sangat jarang apalagi
Keterangan : tentang teknis perawatan ya… biasanya
a. Hari kerja; tentang manjemen yang diikuti semua
Jumlah hari kerja pelayanan keperawatan ruangan” (Informan 2)
dalam satu tahun sesuai ketentuan yang “... saya sudah lama bekerja di RS ini, belum
berlaku di RS berlangsung selama 24 jam, pernah mengikuti pelatihan …biasa sih
maka hari kerja dihitung 7 hari. Perawat seminar saja ..” (Informan 3)
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Batara Tabel 4.5
Guru menggunakan sistem shift, sehingga Waktu Yang Digunakan Untuk kegiatan Pendidikan
ketentuan yang berlaku untuk perawat Dan Pelatihan Bagi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
pelaksana adalah 6-2, yaitu enam hari kerja Inap Kelas III
kemudian dua hari libur. Berdasarkan hasil Jumlah Rata-rata waktu
Ruangan
perawat (hari/tahun)
wawancara mendalam dengan informan
Bedah laki-laki 16 0.38
penelitian ini mengenai hari kerja di Ruang Bedah wanita 17 0.35
Rawat Inap. Interna laki-
Dari perolehan data tersebut, maka dapat 15 0.40
laki
dihitung jumlah hari kerja efektif. Dalam Interna wanita 15 0.40
setahun ada 365 hari, jika dilakukan Jumlah 64 0.09
perhitungan secara manual dengan sistem
masuk perawat yang 6 hari kerja kemudian 2 d. Hari Libur Nasional
hari libur, maka didapatkan bahwa dalam satu Jumlah hari libur dan cuti bersama dalam satu
bulan ada 7 hari libur, sehingga dalam satu tahun. Karena yang berlaku sistim shift, maka
tahun ada 84 hari libur. Dengan demikian, hari libur tetap masuk kerja.
jumlah hari kerja perawat di Rawat Inap e. Ketidakhadiran Kerja
RSUD Batara Guru adalah 281 hari dari Sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja
perolehan hasil pengurangan 365 dengan 84 (selama kurun waktu 1 tahun) karena alasan
hari. sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
b. Cuti Tahunan pemberitahuan/ijin. Berdasarkan daftar hadir
Cuti tahunan yang berlaku di Ruang Rawat selama tahun 2017, jumlah rata-rata
Inap RSUD Batara Guru adalah sebanyak 12 ketidakhadiran kerja perawat di Ruang Rawat
hari dalam setahun. Inap RSUD Batara Guru dalam setahun
c. Pendidikan dan Pelatihan adalah 27 hari kerja.
Waktu yang disediakan sesuai ketentuan yang Tabel 4.6
berlaku di RS untuk mempertahankan dan Ketidakhadiran Perawat Pelaksana di Ruang
meningkatkan kompetensi/profesionalisme. Rawat Inap Kelas III
Jumlah pendidikan dan pelatihan yang diikuti Ruangan Ketidakhadiran per-
oleh perawat pelaksana ruang Rawat Inap tahun
RSUD Batara Guru dalam setahun adalah 6 Bedah laki-laki
27
hari. Untuk menghitung waktu yang Bedah wanita 29
digunakan untuk kegiatan Pendidikan dan Interna laki-laki
pelatihan dengan membagi dengan jumlah 30
perawat pada setiap ruangan. Berdasarkan Interna wanita 27
hasil wawancara mendalam dengan informan Jumlah 113

176 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


f. Waktu Kerja Tabel 4.8.
Jumlah jam kerja perharinya. Karena Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di
perawat ini sistem shift , maka perhitungan Ruang Rawat Inap Bedah
jam kerjanya berdasarkan rata-rata jam kerja Kod Faktor Katego Keterangan
e ri SDM
per shift (pagi, siang, malam) selama setahun.
Perawa
Rata-rata waktu kerja perawat pelaksana di t
Ruang Rawat Inap RSUD Batara Guru adalah A Hari kerja 281 Hari/tahun
(7+7+10) 8 jam/hari. B Cuti tahunan 12 Hari/tahun
Berikut adalah perhitungan waktu kerja C Pendidikan 0.35 Hari/tahun
tersedia perawat pelaksana di Ruang Rawat dan pelatihan
Inap RSUD Batara Guru. D Hari libur - Hari/tahun
nasional
Tabel 4.7 E Rata-rata 29 Hari/tahun
ketidakhadir
Waktu Kerja Tersedia Perawat
an kerja
Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bedah F Waktu kerja 8 Jam/hari
Laki-Laki Hari kerja 239.7 Hari
Kode Faktor Kategori Keterangan tersedia kerja/tahun
SDM Waktu kerja 1917,2 Jam/tahun
Perawat tersedia
A Hari kerja 281 Hari/tahun
115.03 Menit/Tahu
B Cuti tahunan 12 Hari/tahun
C Pendidikan 0.38 Hari/tahun 2 n
dan pelatihan Uraian perhitungannya adalah sebagai
D Hari libur - Hari/tahun berikut :
nasional - Hari kerja tersedia untuk kategori SDM :
E Rata-rata 27 Hari/tahun
ketidakhadiran Perawat = {281-(12+0,35+29)}
kerja = 239,7 hari kerja/tahun
F Waktu kerja 8 Jam/hari - Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM :
Hari kerja 241.6 Hari Perawat = (239,7 hari/tahun) x 8 (jam/hari)
tersedia kerja/tahun
= 1917,2 jam kerja/tahun
Waktu kerja 1932.96 Jam/tahun
tersedia Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
115.978 Menit/Tahun bahwa waktu kerja tersedia bagi perawat pelaksana
di Ruang Rawat Inap kelas III bedah wanita
Uraian perhitungannya adalah RSUD Batara Guru sebesar 1932,96 jam/tahun
sebagai berikut : atau 115.032 menit/tahun.
- Hari kerja tersedia untuk kategori Tabel 4.9.
SDM : Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di
Perawat = {281-(12+6+27)} Ruang Rawat Inap Interna Laki-laki
Kode Faktor Kategori Keterangan
= 236 hari kerja/tahun
SDM
- Waktu kerja tersedia untuk kategori A Hari kerja 281 Hari/tahun
SDM: B Cuti tahunan 12 Hari/tahun
Perawat = (236 hari/tahun) x 8 C Pendidikan 0.4 Hari/tahun
(jam/hari) dan pelatihan
= 1932.96 jam kerja/tahun atau D Hari libur - Hari/tahun
113.978 menit/tahun nasional
E Rata-rata 30 Hari/tahun
Berdasarkan tabel di atas dapat ketidakhadiran
diketahui bahwa waktu kerja tersedia bagi kerja
F Waktu kerja 8 Jam/hari
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Hari kerja 238.6 Hari
kelas III bedah laki-laki RSUD Batara tersedia kerja/tahun
Guru sebesar 1888 jam/tahun atau Waktu kerja 1909 Jam/tahun
113.290 menit/tahun. tersedia
114.528 Menit/Tahun

177 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Uraian perhitungannya adalah 2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
sebagai berikut : yang diteliti
- Hari kerja tersedia untuk kategori Unit kerja dalam perhitungan beban kerja
SDM : disini adalah perawat yang bertugas di Ruang
Perawat = {281-(12+0,38+30)} Rawat Inap kelas III RSUD Batara Guru
= 238.6 hari kerja/tahun Kabupaten Luwu terdiri dari ruangan bedah
- Waktu kerja tersedia untuk kategori laki-laki dan perempuan dan ruang interna
SDM : laki-laki dan perempuan. Perbandingan antara
Perawat = (238.6 hari/tahun) x 8 jumlah perawat dengan jumlah tempat tidur
(jam/hari) sebagai berikut :
= 1909 jam kerja/tahun
Berdasarkan tabel di atas dapat Tabel 4.11.
diketahui bahwa waktu kerja tersedia bagi Perbandingan Jumlah Perawat Dengan Tempat Tidur
No Ruangan Jumlah Jumlah Rasio
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap perawat tempat
kelas III Interna laki-laki RSUD Batara tidur
Guru sebesar 1932,96 jam/tahun atau 1. Bedah laki- 16 16 1:1
114.537 menit/tahun laki
2. Bedah 17 18 1 : 0.9
Tabel 4.10 wanita
3. Interna 15 18 1 : 0.8
Waktu Kerja Tersedia Perawat Pelaksana di
laki-laki
Ruang Rawat Inap Interna 4. Interna 15 15 1:1
Kode Faktor Kategori Keterangan wanita
SDM Jumlah 64 65 1 : 0.9
Perawat
A Hari kerja 281 Hari/tahun
B Cuti tahunan 12 Hari/tahun 3. Waktu Rata-rata Melaksanakan Kegiatan
C Pendidikan 0.40 Hari/tahun Keperawatan
dan pelatihan Setelah diketahui jenis-jenis kegiatan
D Hari libur - Hari/tahun
keperawatan yang dilaksanakan di Rumah
nasional
E Rata-rata 27 Hari/tahun Sakit, selanjutnya dilakukan perhitungan
ketidakhadiran waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing
kerja perawat dalam melaksanakan kegiatan pokok
F Waktu kerja 8 Jam/hari keperawatan kemudian diambil rata-rata waktu
Hari kerja 241.6 Hari
tersedia kerja/tahun
perkegiatan yang akan dipakai sebagai
Waktu kerja 1932.8 Jam/tahun penetapan standar beban kerja dari masing-
tersedia masing kegiatan.
115.968 Menit/Tahun 4. Menyusun standar beban kerja
Standar beban kerja adalah
Uraian perhitungannya adalah sebagai volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun
berikut : per kategori SDM. Standar beban kerja untuk
- Hari kerja tersedia untuk kategori SDM : suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
Perawat = {281-(12+0,4+27)} waktu yang dibutuhkan untuk
= 241.6 hari kerja/tahun menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan
- Waktu kerja tersedia untuk kategori SDM : waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki
Perawat = (241.6 hari/tahun) x 8 (jam/hari) oleh masing-masing kategori tenaga. Beban
= 1932.8 jam kerja/tahun kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit
Berdasarkan tabel di atas dapat kerja RS adalah meliputi :
diketahui bahwa waktu kerja tersedia bagi
Standar Beban Kerja= Waktu Kerja Tersedia
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rata-rata waktu produksi
kelas III Interna Wanita RSUD Batara per satuan kegiatan pokok
Guru sebesar 1932,96 jam/tahun atau
115.968 menit/tahun Untuk mendapatkan besaran rata-rata
waktu produksi per satuan kegiatan pokok,
caranya adalah dengan membagi besaran
178 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
jumlah waktu yang dipergunakan untuk Memberikan nutrisi via
7.5
menyelesaikan kegiatan pokok tersebut dalam NGT 15464
Pengaturan posisi pasien 7.5 15464
satu hari kerja dengan rata-rata jumlah unit Suction 7.5 15464
kegiatan yang dapat diselesaikan dalam satu Melakukan ROM 7.5 15464
hari kerja dalam satuan menit. Berdasarkan Control nyeri 10 11598
hasil wawancara mendalam dengan kepala Monitoring WSD dan
7.5
mengganti botol WSD 15464
ruangan dan observasi terhadap kegiatan Discharge planning
keperawatan didapatkanlah standar beban 15
:persiapan pasien pulang 7732
kerja sebagai berikut : Melengkapi Rekam Medik 7.5 15464
“… di SPO kita belum ada ketetapan Dokumentasi askep 12.5 9278
Membuat laporan tugas/shif 15 7732
waktuuntukmenyelesaikan satu kegiatan. Menyiapkan dan
Palingan kita hanya di lembar telli-telli 15
membersihan alat tindakan 7732
saja. Itupun kadang belum kita jamin Membereskan administrasi
20
keakuratan dalam pengisiannya…”
pasien Baru-Pulang 5799
Operan shif 15 7732
(informan2) Menerima telepon kantor 3.5 33137
Berikut ini adalah tabel standar beban Menyiapkan obat oral dan
7.5
kerja yang dihitung dari rata-rata waktuuntuk injeksi 15464
Kebersihan ruangan 15 7732
melakukan kegiatan pokok sesuai dengan Asistensi visit dokter 7.5 15464
observasi yang dilakukan dan pedoman
penilaian kinerja yang dimiliki oleh RSUD Tabel 4.13
Batara Guru. Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III
Tabel 4.12 Bedah Wanita
Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kegiatan Keperawatan Rata-rata Standar
Kelas III Bedah Laki-laki RSUD Batara waktu beban
Guru (menit) kerja
Mengukur vital sign 3.5 32866
Rata-rata Standar Perawatan Luka 12.5 9203
Kegiatan Keperawatan waktu beban Mengganti cairan infus 2 57516
(menit) kerja Mengganti Balutan 4.5 25563
Mengukur vital sign 3.5 33137 Memasang Infus 7.5 15338
Perawatan Luka 12.5 9278 Memberikan obat oral dan
10
Mengganti cairan infus 2 57989 injeksi 11503
Mengganti Balutan 4.5 25773 Persiapan pasien pre operasi 20 5752
Memasang Infus 7.5 15464 Pengambilan darah 3.5 32866
Memberikan obat oral dan Perawat keliling ruangan
10 15
injeksi 11598 observasi pasien 7669
Persiapan pasien pre operasi 20 5799 Mengontrol infus 2 57516
Pengambilan darah 3.5 33137 Membersihkan tempat tidur 7.5 15338
Perawat keliling ruangan mobilisasi pasien 7.5 15338
15 Menerima pasien dari
observasi pasien 7732 10
Mengontrol infus 2 57989 ruangan lain 11503
Membersihkan tempat tidur 7.5 15464 Pendidikan kesehatan 7.5 15338
mobilisasi pasien 7.5 15464 Memasang/aff cateter urin,
15
Menerima pasien dari observasi 7669
10 Postural drainage dan
ruangan lain 11598 10
Pendidikan kesehatan 7.5 15464 Fisioterapi dada 11503
Memasang/aff cateter urin, Menghitung ballance cairan 7.5 15338
15 Perekaman EKG 15 7669
observasi 7732
Postural drainage dan Memeriksa gula darah 4 28758
10 Serah terima pasien post op 15 7669
Fisioterapi dada 11598
Menghitung ballance cairan 7.5 15464 Komunikasi dengan
7.5
Perekaman EKG 15 7732 pasien/keluarga 15338
Memeriksa gula darah 4 28995 Personal hygiene 20 5752
Serah terima pasien post op 15 7732 Skin tes 7.5 15338
Komunikasi dengan Pemasangan NGT 15 7669
7.5 Memberikan nutrisi via
pasien/keluarga 15464 7.5
Personal hygiene 20 5799 NGT 15338
Skin tes 7.5 15464 Pengaturan posisi pasien 7.5 15338
Pemasangan NGT 15 7732 Suction 7.5 15338
179 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
Melakukan ROM 7.5 15338 Melengkapi Rekam
7.5 15270
Control nyeri 10 11503 Medik
Monitoring WSD dan Dokumentasi askep 12.5 9162
7.5
mengganti botol WSD 15338 Membuat laporan
15 7635
Discharge planning tugas/shif
15
:persiapan pasien pulang 7669 Menyiapkan dan
Melengkapi Rekam Medik 7.5 15338 membersihan alat 15 7635
Dokumentasi askep 12.5 9203 tindakan
Membuat laporan tugas/shif 15 7669 Membereskan
Menyiapkan dan administrasi pasien 20 5726
15
membersihan alat tindakan 7669 Baru-Pulang
Membereskan administrasi Operan shif 15 7635
20
pasien Baru-Pulang 5752 Menerima telepon
3.5 32722
Operan shif 15 7669 kantor
Menerima telepon kantor 3.5 32866 Menyiapkan obat oral
7.5 15270
Menyiapkan obat oral dan dan injeksi
7.5
injeksi 15338 Kebersihan ruangan 15 7635
Kebersihan ruangan 15 7669 Asistensi visit dokter 7.5 15270
Asistensi visit dokter 7.5 15338
Tabel 4.15
Tabel 4.14 Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III
Standar Beban Kerja Ruang Rawat Inap Kelas III Interna Wanita
Interna Laki-Laki
Kegiatan Keperawatan Rata-rata Standar
Keperawatan langsung Rata-rata Standar waktu beban
waktu beban (menit) kerja
(menit) kerja Mengukur vital sign 7.5 15462
Mengukur vital sign 7.5 15270 Mengganti cairan infus 2 57984
Mengganti cairan infus 2 57264 Memasang Infus 10 11597
Memasang Infus 10 11453 Memberikan obat oral
12.5 9277
Memberikan obat oral dan injeksi
12.5 9162
dan injeksi Pengambilan darah 6 19328
Pengambilan darah 6 19088 Perawat keliling
Perawat keliling ruangan observasi 15 7731
ruangan observasi 15 7635 pasien
pasien Mengontrol infus 7.5 15462
Mengontrol infus 7.5 15270 Membersihkan tempat
7.5 15462
Membersihkan tempat tidur
7.5 15270
tidur Mobilisasi pasien 10 11597
Mobilisasi pasien 10 11453 Menerima pasien dari
7.5 15462
Menerima pasien dari ruangan lain
7.5 15270
ruangan lain Pendidikan kesehatan 10 11597
Pendidikan kesehatan 10 11453 Memasang/aff cateter
15 7731
Memasang/aff cateter urin, observasi
15 7635
urin, observasi Postural drainage dan
10 11597
Postural drainage dan Fisioterapi dada
10 11453
Fisioterapi dada Menghitung ballance
7.5 15462
Menghitung ballance cairan
7.5 15270
cairan Perekaman EKG 15 7731
Perekaman EKG 15 7635 Memeriksa gula darah 4 28992
Memeriksa gula darah 4 28632 Komunikasi dengan
15 7731
Komunikasi dengan pasien/keluarga
15 7635
pasien/keluarga Personal hygiene 20 5798
Personal hygiene 20 5726 Skin tes 7.5 15462
Skin tes 7.5 15270 Pemasangan NGT 15 7731
Pemasangan NGT 15 7635 Memberikan nutrisi via
7.5 15462
Memberikan nutrisi via NGT
7.5 15270
NGT Pengaturan posisi
10 11597
Pengaturan posisi pasien
10 11453
pasien Suction 7.5 15462
Suction 7.5 15270 Melakukan ROM 10 11597
Melakukan ROM 10 11453 Control nyeri 7.5 15462
Control nyeri 7.5 15270 Discharge planning
20 5798
Discharge planning 20 5726 :persiapan pasien
180 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
pulang tiga bulan, kita membicarakan tentang
Melengkapi Rekam manajemen ruangan, macam-macam
7.5 15462
Medik
Dokumentasi askep 12.5 9277 tergantung kebutuhan dan masalah yang
Membuat laporan dihadapi , kalau lamanya tergantung masalah
15 7731
tugas/shif yang dibicarakan bisa berjam-jam” (Informan
Menyiapkan dan 1)
membersihan alat 15 7731
tindakan
“jadual rapatnya memang belum
Membereskan ditetapkan akan tetapi, umumnya kepala
administrasi pasien 20 5798 ruangan memanggila kita rapat sekali dalam
Baru-Pulang tiga bulan, tapi kepala ruangan sering
Operan shif 15 7731 mengarahkan perawatnya apa lagi pas operan
Menerima telepon
kantor
3.5 33134 shif pagi dan siang” (Informan 2)
Menyiapkan obat oral Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam
7.5 15462
dan injeksi melakukan kegiatan rapat ruangan adalah dua
Kebersihan ruangan 15 7731 jam atau 120 menit sebanyak empat kali dalam
Asistensi visit dokter 7.5 15462
setahun, sehingga jumlahnya dalam setahun
adalah 8 jam atau 480 menit. Dalam
5. Menetapkaan Standar Kelonggaran perhitungan standar kelonggaran, data yang
Penyusunan standar kelonggaran diperlukan adalah waktu kerja tersedia dalam
tujuannya adalah diperolehnya faktor setahun yang sebelumnya sudah dihitung yaitu
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis sebesar 114.198 menit/tahun. Selanjutnya,
kegiatan dan kebutuhan waktu standar kelonggaran kategori untuk perawat
untukmenyelesaiakan suatu kegiatan yang pelaksana di Rawat Inap kelas III RSUD
tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi Batara Guru ini adalah 0,0042 atas hasil
rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan perhitungan jumlah waktu faktor kelonggaran
pokok/pelayanan. dibagi dengan jumlah waktu kerja tersedia
Penyusunan faktor kelonggaran perawat dalam setahun.
di Ruang Rawat Inap RSUD Batara Guru Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh
dilaksanakan melalui pengamatan dan perawat di Rawat Inap kelas III RSUD Batara
wawancara mendalam mengenai factor-faktor Guru untuk standar kelonggaran individu
kelonggaran. Setelah faktor kelonggaran tiap adalah mengikuti pelatihan yang dilakukan
kategori SDM diperoleh,langkah selanjutnya selama 3 kali dalam setahun dan cuti hamil.
adalah menyusun Standar Kelonggaran dengan Berdasarkan data sekunder per bulan Juli
melakukanperhitungan berdasarkan rumus di tahun 2018, jumlah waktu yang dibutuhkan
bawah ini : untuk pelatihan adalah empat jam selama
Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaran
Waktu kerja tersedia enam kali dalam setahun, sehingga jumlahnya
Standar kelonggaran merupakan standar dalam setahun adalah 24 jam atau 1440 menit.
kegiatan untuk kegiatan-kegiatan dimana tidak Sedangkan jumlah waktu yang dibutuhkan
dilakukan pencatatan statistik tahunan secara untuk cuti adalah sebanyak 88 hari atau 2112
teratur. Standar kelonggaran dibagi menjadi jam/tahun. Dalam perhitungan standar
dua yaitu standar kelonggaran kategori dan kelonggaran, data yang diperlukan adalah
standar kelonggaran individu. Berdasarkan waktu kerja tersedia dalam setahun yang
wawancara mendalam dengan informan, sebelumnya sudah dihitung yaitu sebesar
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh perawat 114.198 menit/tahun. Selanjutnya, standar
di Ruang Rawat Inap kelas III RSUD Batara kelonggaran individu untuk perawat pelaksana
Guru untuk standar kelonggaran kategori di Rawat Inap kelas III RSUD Batara Guru ini
adalah rapat ruangan yang dilakukan tiga adalah sebesar 0,0126 untuk pelatihan dan
bulan sekali. 1,11 untuk cuti yang berdasarkan hasil
“di ruangan kita minimal rapat ruangan perhitungan jumlah waktu faktor kelonggaran
dua sampai tiga kali sebulan,akhir-akhir ini dibagi dengan jumlah waktu kerja tersedia
karena menjelang akreditasi kita biasa rapat dalam setahun.
setiap bulan, pokoknya rutinnya sekali dalam

181 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Berdasarkan data tersebut di atas, maka
dapat diperoleh jumlah standar waktu Standar kelonggaran = Rata-rata waktu per faktor kelonggaran
Waktu kerja tersedia
kelonggaran bagi perawat pada Rawat Inap
kelas III RSUD Batara Guru adalah:
Tabel 4.16
Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Bedah Laki-laki
Waktu dalam Menit Rata-rata Waktu kerja tersedia Standar
Waktu pertahun Kelonggaran
Faktor (menit)
Kelonggaran A B (A x 281 Hari C B:C
Merapikan 10
2810 115978 0.024
alat/bahan/dokumen
Laporan Kegiatan 45 12645 115978 0.11
Rapat bulanan 30 8430 115978 0.07
Brefing/diskusi harian 10 2810 115978 0.02
Menyusun Kebutuhan 15
4215 115978 0.04
Bahan Habis pakai
Input jaminan pasien 10 2810 115978 0.02
Total standar kelonggaran 0.291

Tabel 4.17
Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Bedah Wanita
Waktu dalam Menit Rata-rata Waktu kerja tersedia Standar
Waktu pertahun Kelonggaran
Faktor (menit)
Kelonggaran A B (A x 281 Hari C B:C
Merapikan 10
2810 115032 0.024
alat/bahan/dokumen
Laporan Kegiatan 45 12645 115032 0.110
Rapat bulanan 30 8430 115032 0.073
Brefing/diskusi harian 10 2810 115032 0.024
Menyusun Kebutuhan 15
4215 115032 0.037
Bahan Habis pakai
Input jaminan pasien 10 2810 115032 0.024
Total standar kelonggaran 0.293

Tabel 4.18
Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Interna Laki-laki
Waktu dalam Menit Rata-rata Waktu kerja tersedia Standar
Waktu pertahun Kelonggaran
Faktor (menit)
Kelonggaran A B (A x 281 Hari C B:C
Merapikan alat/bahan/dokumen 10 2810 114528 0.025
Laporan Kegiatan 45 12645 114528 0.110
Rapat bulanan 30 8430 114528 0.074
Brefing/diskusi harian 10 2810 114528 0.025
Menyusun Kebutuhan Bahan 15 114528
4215 0.037
Habis pakai
Input jaminan pasien 10 2810 114528 0.025
Total standar kelonggaran 0.294

Tabel 4.19
Standar Kelonggaran Perawat Ruang Rawat Inap kelas III Interna Wanita
Waktu dalam Menit Rata-rata Waktu kerja tersedia Standar
Waktu pertahun Kelonggaran
Faktor (menit)
Kelonggaran A B (A x 281 Hari C B:C
Merapikan 10
2810 115968 0.024
alat/bahan/dokumen
Laporan Kegiatan 45 12645 115968 0.109
Rapat bulanan 30 8430 115968 0.073
Brefing/diskusi harian 10 2810 115968 0.024
Menyusun Kebutuhan 15 115968
4215 0.036
Bahan Habis pakai
Input jaminan pasien 10 2810 115968 0.024
Total standar kelonggaran 0.291

182 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


6. Kuantitas Kegiatan Pokok Tabel 4.21
Kuantitas kegiatan pokok disusun Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di ruang
berdasarkan berbagai data kegiatan perawatan Rawat kelas III Bedah Laki-Laki
Kegiatan Keperawatan SBK KSDM
yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja
RSUD Batara Guru selamakurun waktu satu Mengukur vital sign 33137 0.155357
tahun. Hasil wawancara mendalam dengan Perawatan Luka 9278 0.554847
Mengganti cairan infus 57989 0.088775
informan terkait kegiatan pokok dan tanggung Mengganti Balutan 25773 0.199745
jawab perawat didapatkan bahwa sistem kerja Memasang Infus 15464 0.332908
di Rawat Inap kelas III ini adalah per tim. Memberikan obat oral dan
Jumlah tim di Rawat Inap kelas III adalah dua injeksi 11598 0.443877
dengan masing-masing 6 sampai 7 orang Persiapan pasien pre operasi 5799 0.887755
Pengambilan darah 33137 0.155357
perawat dalam setiap timnya. Satu orang Perawat keliling ruangan
perawat rata-rata bertanggung jawab atas 1-2 observasi pasien 7732 0.665816
orang pasien. Mengontrol infus 57989 0.088775
Berdasarkan data sekunder per bulan Juli Membersihkan tempat tidur 15464 0.332908
mobilisasi pasien 15464 0.332908
tahun 2018, jumlah kunjungan pasien di Rawat Menerima pasien dari ruangan
Inap kelas III RSUD Batara Guru, jika lain 11598 0.443877
dikalikan dengan rata-rata tindakan satu pasien Pendidikan kesehatan 15464 0.332908
per satu kali dinas yaitu sebanyak empat Memasang/aff cateter urin,
tindakan, maka didapatkan untuk jumlah observasi 7732 0.665816
Postural drainage dan
kuantitas kegiatan pokok kegiatan sebagai Fisioterapi dada 11598 0.443877
berikut : Menghitung ballance cairan 15464 0.332908
Perekaman EKG 7732 0.665816
Tabel 4.20 Memeriksa gula darah 28995 0.177551
Perhitungan Kuantitas Kegiatan Pokok di Ruang Serah terima pasien post op 7732 0.665816
Komunikasi dengan
Rawat Inap
pasien/keluarga 15464 0.332908
Ruangan Jenis Jumlah Kuantitas
Personal hygiene 5799 0.887755
pelayanan pasien pertahun
Skin tes 15464 0.332908
Bedah laki-laki Keperawatan 1.208 5.148
Pemasangan NGT 7732 0.665816
Memberikan nutrisi via NGT 15464 0.332908
Bedah wanita Keperawatan 812 3.248
Pengaturan posisi pasien 15464 0.332908
Suction 15464 0.332908
Interna laki-laki Keperawatan 821 3.284
Melakukan ROM 15464 0.332908
Control nyeri 11598 0.443877
Interna wanita Keperawatan 1.104 4416
Monitoring WSD dan
mengganti botol WSD 15464 0.332908
Jumlah 4024 16.096
Discharge planning :persiapan
pasien pulang 7732 0.665816
Melengkapi Rekam Medik 15464 0.332908
7. Perhitungan kebutuhan SDM Unit Kerja Dokumentasi askep 9278 0.554847
Perhitungan kebutuhan SDM dengan Membuat laporan tugas/shif 7732 0.665816
menggunakan rumus: Menyiapkan dan membersihan
alat tindakan 7732 0.665816
Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran Membereskan administrasi
Standar Beban Kerja pasien Baru-Pulang 5799 0.887755
Perhitungan Kebutuhan Perawat di ruang Operan shif 7732 0.665816
Menerima telepon kantor 33137 0.155357
Rawat Inap kelas III RSUD Batara Guru, Menyiapkan obat oral dan
sebagai berikut : injeksi 15464 0.332908
Kebersihan ruangan 7732 0.665816
Asistensi visit dokter 15464 0.332908
Total 18.22

183 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Keterangan : Membereskan administrasi pasien
SBK = Standar Beban Kerja Baru-Pulang 5752 0.564712
Operan shif 7669 0.423534
KSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia Menerima telepon kantor 32866 0.098825
Menyiapkan obat oral dan injeksi 15338 0.211767
Dari tabel 4.21 di atas, berdasarkan Kebersihan ruangan 7669 0.423534
perhitungan kebutuhan tenaga dengan Asistensi visit dokter 15338 0.211767
Total 11.6
menggunakan WISN didapatkan total
kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat Keterangan :
Inap Kelas III Bedah Laki-Laki RSUD Batara SBK = Standar Beban Kerja
Guru : KSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kebutuhan Perawat = 18,22 + 0,291
= 18,512 Dari tabel 4.22 di atas, berdasarkan
= 19 orang perhitungan kebutuhan tenaga dengan
menggunakan WISN didapatkan total
Tabel 4.22 kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Inap Kelas III Bedah Wanita RSUD Batara
ruang Rawat kelas III Bedah Wanita Guru:
Kegiatan Keperawatan SBK KSDM Kebutuhan Perawat = 11,6+ 0,293
= 11,883
Mengukur vital sign 32866 0.098825
Perawatan Luka 9203 0.352945 = 12 orang
Mengganti cairan infus 57516 0.056471
Mengganti Balutan 25563 0.127060 Tabel 4.23
Memasang Infus 15338 0.211767 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di
Memberikan obat oral dan injeksi 11503 0.282356 ruang Rawat kelas III Interna Laki-laki
Persiapan pasien pre operasi 5752 0.564712 Kegiatan Keperawatan SBK KSDM
Pengambilan darah 32866 0.098825
Perawat keliling ruangan observasi Mengukur vital sign 15270 0.2150566
pasien 7669 0.423534 Mengganti cairan infus 57264 0.0573484
Mengontrol infus 57516 0.056471 Memasang Infus 11453 0.2867421
Membersihkan tempat tidur 15338 0.211767 Memberikan obat oral dan injeksi 9162 0.3584276
mobilisasi pasien 15338 0.211767 Pengambilan darah 19088 0.1720453
Menerima pasien dari ruangan lain 11503 0.282356 Perawat keliling ruangan
7635 0.4301132
Pendidikan kesehatan 15338 0.211767 observasi pasien
Memasang/aff cateter urin, Mengontrol infus 15270 0.2150566
observasi 7669 0.423534 Membersihkan tempat tidur 15270 0.2150566
Postural drainage dan Fisioterapi Mobilisasi pasien 11453 0.2867421
dada 11503 0.282356 Menerima pasien dari ruangan
15270 0.2150566
Menghitung ballance cairan 15338 0.211767 lain
Perekaman EKG 7669 0.423534 Pendidikan kesehatan 11453 0.2867421
Memeriksa gula darah 28758 0.112942 Memasang/aff cateter urin,
7635 0.4301132
Serah terima pasien post op 7669 0.423534 observasi
Komunikasi dengan Postural drainage dan Fisioterapi
11453 0.2867421
pasien/keluarga 15338 0.211767 dada
Personal hygiene 5752 0.564712 Menghitung ballance cairan 15270 0.2150566
Skin tes 15338 0.211767 Perekaman EKG 7635 0.4301132
Pemasangan NGT 7669 0.423534 Memeriksa gula darah 28632 0.1146968
Memberikan nutrisi via NGT 15338 0.211767 Komunikasi dengan
7635 0.4301132
Pengaturan posisi pasien 15338 0.211767 pasien/keluarga
Suction 15338 0.211767 Personal hygiene 5726 0.5734842
Melakukan ROM 15338 0.211767 Skin tes 15270 0.2150566
Control nyeri 11503 0.282356 Pemasangan NGT 7635 0.4301132
Monitoring WSD dan mengganti Memberikan nutrisi via NGT 15270 0.2150566
botol WSD 15338 0.211767 Pengaturan posisi pasien 11453 0.2867421
Discharge planning :persiapan Suction 15270 0.2150566
pasien pulang 7669 0.423534 Melakukan ROM 11453 0.2867421
Melengkapi Rekam Medik 15338 0.211767 Control nyeri 15270 0.2150566
Dokumentasi askep 9203 0.352945 Discharge planning 5726 0.5734842
Membuat laporan tugas/shif 7669 0.423534 Melengkapi Rekam Medik 15270 0.2150566
Menyiapkan dan membersihan alat Dokumentasi askep 9162 0.3584276
tindakan 7669 0.423534 Membuat laporan tugas/shif 7635 0.4301132

184 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


Menyiapkan dan membersihan Membuat laporan tugas/shif 7731 0.5711921
7635 0.4301132
alat tindakan Menyiapkan dan membersihan alat
7731 0.5711921
Membereskan administrasi pasien tindakan
5726 0.5734842
Baru-Pulang Membereskan administrasi pasien
5798 0.7615894
Operan shif 7635 0.4301132 Baru-Pulang
Menerima telepon kantor 32722 0.1003597 Operan shif 7731 0.5711921
Menyiapkan obat oral dan injeksi 15270 0.2150566 Menerima telepon kantor 33134 0.1332781
Kebersihan ruangan 7635 0.4301132 Menyiapkan obat oral dan injeksi 15462 0.2855960
Asistensi visit dokter 15270 0.2150566 Kebersihan ruangan 7731 0.5711921
Total 11.05 Asistensi visit dokter 15462 0.2855960
Ket : SBK = Standar Beban Kerja Total 14.68
KSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia Ket : SBK = Standar Beban Kerja
KSDM = Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Dari tabel 4.23 di atas, berdasarkan Dari tabel 4.24 di atas, berdasarkan
perhitungan kebutuhan tenaga dengan perhitungan kebutuhan tenaga dengan
menggunakan WISN didapatkan total menggunakan WISN didapatkan total
kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat
Inap Kelas III Interna Laki-Laki RSUD Batara Inap Kelas III Interna Wanita RSUD Batara
Guru : Guru:
Kebutuhan Perawat = 11,05+ 0,294 Kebutuhan Perawat = 14,68+ 0,291
= 11,347 = 14,96
= 11 orang = 15 orang

Tabel 4.24 Tabel 4.2


Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di ruang Kebutuhan Tenaga Keperawatan Pelaksana di
Rawat kelas III Interna Wanita RSUD Batara Guru Pelayanan Rawat Inap Kelas III RSUD Batar Guru
Kegiatan Keperawatan SBK KSDM Kabupaten Luwu
Mengukur suhu, nadi, dan tekanan Ruangan Realita WISN
15462 0.2855960
darah Bedah Laki-laki 16 19
Mengganti cairan infus 57984 0.0761589 Bedah Wanita 17 `12
Memasang Infus 11597 0.3807947 Interna Laki-Laki 15 11
Memberikan obat oral dan injeksi 9277 0.4759934 Interna Wanita 15 15
Pengambilan darah 19328 0.2284768
Perawat keliling ruangan observasi Jumlah 63 57
7731 0.5711921
pasien
Mengontrol infus 15462 0.2855960 Setelah melakukan perhitungan dengan cara
Membersihkan tempat tidur 15462 0.2855960 menghitung beban kerja dipelayanan rawat inap
Mobilisasi pasien 11597 0.3807947
Menerima pasien dari ruangan lain 15462 0.2855960
maka diperoleh jumlah kebutuhan tenaga
Pendidikan kesehatan 11597 0.3807947 keperawatan berdasarkan metode WISN di Ruang
Memasang/aff cateter urin, Bedah dan Interna Kelas III RSUD RSUD Batara
7731 0.5711921
observasi Guru adalah 57 orang, jika dibandingkan dengan
Postural drainage dan Fisioterapi keadaan jumlah tenaga keperawatan yang ada pada
11597 0.3807947
dada
Menghitung ballance cairan 15462 0.2855960 saat ini sebanyak 63 orang, maka tenaga
Perekaman EKG 7731 0.5711921 keperawatan kelebihan 6 orang. Kebutuhan tenaga
Memeriksa gula darah 28992 0.1523179 keperawatan di ruang bedah laki-laki kekurangan 3
Komunikasi dengan tenaga perawat sedangkan di ruangan bedah
7731 0.5711921
pasien/keluarga
Personal hygiene 5798 0.7615894
wanita mengalami kelebihan 5 orang demikian
Skin tes 15462 0.2855960 halnya dengan ruangan interna laki-laki
Pemasangan NGT 7731 0.5711921 mengalami kelebihan 4 orang sedangkan ruangan
Memberikan nutrisi via NGT 15462 0.2855960 Interna wanita sudah memenuhi jumlah kebutuhan
Pengaturan posisi pasien 11597 0.3807947
tenaga perawat.
Suction 15462 0.2855960
Melakukan ROM 11597 0.3807947
Control nyeri 15462 0.2855960
Discharge planning :persiapan
5798 0.7615894
pasien pulang
Melengkapi Rekam Medik 15462 0.2855960
Dokumentasi askep 9277 0.4759934

185 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019


KESIMPULAN DAN SARAN 3. Pihak Rumah Sakit Batara Guru Kabupaten
1. Kesimpulan Luwu atas kerjasamanya dalam penelitian ini.
Proporsi waktu kerja produktif perawat di 4. Kepada Direktr, Ketua LPPM, dosen dan staf
ruang rawat inap kelas III bedah dan interna Akper Sawerigading Pemda Luwu
berkisar 80.41-81.55, teringgi diruang rawat bedah 5. Semua pihak yang telah berkonstribusi
laki-laki (81.55) dan terendah di ruang interna sehingga laporan penelitian ini dapat disusun.
wanita (80.41). Standar beban kerja kegiatan
keperawatan langsung lebih besar dibandingkan REFERENSI
keperawatan tidak langsung. Departemen Kesehatan RI. (2004). Surat
Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
metode WISN di Ruang Bedah dan Interna Kelas No.81/MENKES/SK/I/2004 tentang
III RSUD RSUD Batara Guru adalah 57 orang, Penyusunan Perencanaan Sumber Daya
jika dibandingkan dengan keadaan jumlah tenaga Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi.
keperawatan yang ada pada saat ini sebanyak 63 Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
orang, maka tenaga keperawatan kelebihan 6 Departemen Kesehatan Republik
orang. Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Indonesia, Jakarta
bedah laki-laki kekurangan 3 tenaga perawat Frieda Ayu Prihadini., (2012) ., Analisis
sedangkan di ruangan bedah wanita mengalami Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di
kelebihan 5 orang demikian halnya dengan Ruang Rawat Inap Cattleya B Rumah
ruangan interna laki-laki mengalami kelebihan 4 Sakit Umum Bhakti Yudha Tahun 2012,
orang sedangkan ruangan Interna wanita sudah Fakultas Kesehatan Masyarakat Program
memenuhi jumlah kebutuhan tenaga perawat. Pasca Sarjana Program Studi Kajian
2. Saran Administrasi Rumah Sakit Universitas
Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan perlu Indonesia
mengajukan usulan penambahan tenaga Gillies, DA. (1994)., Nursing Management : a
keperawatan pada ruangan bedah laki-laki, System Approach. 3rd edition. W.B.
ruangan interna laki-laki sudah memenuhi Sounders Company. Philadelphia.
kebutuhan sedangkan di ruang bedah wanita dan Hasibuan, M.S. P. (2007). Manajemen Sumber
interna laki-laki perlu menata kembali penempatan Daya Manusia: EdisiRevisi. Jakarta: Bumi
tenaga di untuk dipindahkan ke ruangan yang Aksara.
membutuhkan / kekurangan.Perlu melakukan Huber, D. (2000). Leadership and Nursing Care
pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga Management. (2 nd ed). Philadelphia:
keperawatan dengan mengadakan pendidikan dan W.B. Saunders Company
pelatihan berkala sehingga tenaga keperawatan ICN (2006). Nursing Workload. diambil tanggal 4
mampu melaksanakan pelayanan sesuai dengan Juny 2017; 09:21 am dari
kebutuhan pasien yang efektif dan efesien. http://www2.kompas.com/ver1
Pihak RSUD RSUD Batara Guru Kabupaten /Kesehatan/0705/12/143801.htm
Luwu dapat membandingkan perhitungan Ilyas, Yaslis. (2011)., Perencanaan SDM Rumah
kebutuhan tenaga keperawatan yang sudah ada Sakit, Teori, Metoda dan Formula. Pusat
dengan metode WISN yang dilakukan peneliti Kajian Ilmu Kesehatan FKM-UI. CV
untuk merencakan jumlah kebutuhan tenaga Usaha Prima.
keperawatan diruangan lain yang belum dihitung Jathu Dwi Wahyuni (2009), Hubungan Rotasi
dalam penelitian ini Kerja Dengan Beban Kerja Perawat
Pelaksana Di RSIA Permata Cibubur,
UCAPAN TERIMA KASIH Universitas Indonesia Fakultas Ilmu
1. Secara khusus diucapkan terima kasih kepada Keperawatan Program Studi Pasca Sarjana
Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kekhususan Kepemimpinan Dan
Kemenristek RI dan Koordinator LLDIKTI Manajemen Keperawatan
wilayah IX atas pembinaan dan Kuntoro, Agus. (2010)., Buku Ajar Manajemen
pengembangan dosen pemula dalam kegiatan Keperawatan. Penerbit : Mulia Medika,
riset dan pengabdian kepada masyaraka Yogyakarta.
2. Kepada istri dan anak-anakku yang senantiasa
memberikan dukungan dan motivasinya.
186 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019
Kurniati, Anna, Ferry Efendi. (2013).,. Kajian
SDM Kesehatan Di Indonesia. Salemba
Medika, Jakarta
Lewis, E.N., and Carini, P.V. (1984). Nurse
Staffing and Patient Classification :
Strategi for Success. California : An Aspen
Publication.
Liza Sri Kusuma Devi (2010) Analisis Kebutuhan
Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap
RSUD Karimun
Marquis, B.L, dan.Houston. C.J, (2010).,
Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, Teori & Aplikasi, Edisi 4,
Alih Bahasa Widyawati,Wilda Eka
Handayani, Fruriolina Ariani., EGC,
Jakarta
Palestin, B. (2006)., Fungsi Perawat Spesialis agar
Terhindar dari Masalah Etik Maupun
Hukum. Jurnal Keperawatan dan
Penelitian Kesehatan.
Polit, Denise F. (1999)., Nursing Research:
Principles ang Methods. Philadelphia:
Lippicot
Rahma Malika (2014), Analisis Beban Kerja
Sebagai Dasar Penentuan Jumlah
Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi
Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan,
dibuka dari http://lp.unand.ac.id pada
tanggal 04 juni 2017
Rowland, HS dan Rowland, BL (1980)., Nursing
Administration Handbook, an Aspen
Publication. London.
Apin Setyowati, (2009)., Analisa Kebutuhan
Tenaga Perawatan Di Rumah Sakit,
http://www.scribd.com/doc/22952800
Susana, S. (2011) Analisis Jumlah Kebutuhan
Tenaga dengan Metode Workshop
Indicator Staffing Need (WISN) di Sub
Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Pertamina Jaya.
Swansburg, Russel C. (2000)., Pengantar
Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan UntukPerawat Klinis. Alih
Bahasa Suharyati. Jakarta: EGC
Wiskow, C.(2004). Workload Measurement in
Determining Staffing Levels, A Literature
Review. International Council of Nurses.

187 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 02 No 01 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai