Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP QUALITY OF

NURSING WORK LIFE (QNWL) PERAWAT RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH BANDUNG
Asih Purwandari W. P.1, F Sri Susilaningsih2, Irman Somantri3
1
Prodi DIII Keperawatan FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
2,3
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email: 1asihpurwandari@upi.edu

ABSTRAK

Perawat sebagai SDM dengan jumlah terbanyak di rumah sakit,mempunyai peranan penting dalam
pencapaian tujuan dan kualitas rumah sakit. Untuk bisa mencapai tujuan rumah sakit memerlukan
perawat yang memiliki komitmen organisasi dan kinerja yang baik, Quality of Nursing Work Life
(QNWL) adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi komitmen dan kinerja perawat.
Permasalahan perawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung (RSMB) terindikasi memiliki Quality
of Nursing Work Life (QNWL) kurang baik yang berdampak pada kurang baiknya komitmen dan kinerja
perawat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait QNWL perawat RSMB. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran QNWL perawat RSMB, mengetahui gambaran demografi
beserta pengaruhnya terhadap QNWL perawat RSMB Penelitian deskriptif cross- sectional survey ini,
melibatkan 94 perawat yang diambil dengan cara kuantitatif. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dan
dianalisis menggunakan uji non-parametrik Mann Whitney. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan
Januari 2017 di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perawat di RSMB memiliki nilai QNWL secara keseluruhan dan dimensi-dimensi QNWL yang berada
dalam kategori baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tiga faktor demografi berpengaruh
signifikan terhadap QNWL perawat, yaitu: faktor jenis kelamin (p=0.04), umur (p=0.006) dan lama
bekerja sebagai perawat (p=0.009). Sedangkan, dari segi status pernikahan (p=0.71), tingkat pendidikan
(p=0.71) dan lama bekerja sebagai perawat di RSMB (p=0.173) tidak berpengaruh signifikan. Implikasi
penelitian ini adalah perlu adanya upaya perbaikan komponenkomponen dan faktor-faktor QNWL yang
masih bermasalah. Kunci utama terletak pada upaya penerapan sistem penilaian kinerja perawat yang
dihubungkan dengan jenjang karir perawat dan sistem penggajian perawat.

Kata kunci: Quality Of Nursing Work Life (QNWL), Kualitas Kehidupan Kerja Perawat, Faktor-Faktor
Demografi Quality Of Nursing Work Life (QNWL)

ABSTRACT

Nurses as the highest number of human resources in hospital have an important role in achieving the
goals and qualities of hospital. In order to achieve the goals, hospitals require nurses who are committed
to the organization and have a good performance. Quality of Nursing Work Life (QNWL) is one of the
important factors which affect the nurses organizations commitment and performance. The problem
of nurses at Muhammadiyah Hospital Bandung (RSMB) can be identified from the low number of
nurses QNWL which affect the nurses commitment and performance. Therefore, further researches
related to QNWL in RSMB nurses are needed. This study aimed to investigate the nursesQNWL in
RSMB, discover demographic factors and its influence on nurses QNWL in RSMB. This descriptive
cross-sectional survey was conducted on 94 nurses taken by a quantitative manner. The Data were
collected through questionnaire and analyzed using non-parametric test of Mann Whitney. This
research was conducted at the end of January 2017 at Muhammadiyah Hospital Bandung.
The results of this research showed that nurses at Muhammadiyah Hospital Bandung overall have a
good level of Quality of Nursing Work Life (QNWL) in each dimensions. The results also showed that

13
Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

three demographic factors significantly influence QNWL of nurses, which are gender (p = 0:04), age (p
= 0.006) and length of work as a nurse (p = 0.009). Meanwhile, there is no significant relationship in
terms of marital status (p= 0.71), educational level (p= 0.71) and length of work as nurses in RSMB
(p=0.173). The implication of this research is the need to improve the problematic components dan
factors of QNWL. The main key lies in promoting the evaluation performance system linked to the
nurses career development opportunities and nurses salary.

Keywords: Quality of Nursing Work Life (QNWL), demographic factor of Quality Nursing Work Life
(QNWL)

PENDAHULUAN memberikan perawatan yang berkualitas bagi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan klien (Potter & Perry, 2005). Hal ini terkait
teknologi telah membawa perubahan hampir dengan keberadaan perawat yang bertugas
disemua aspek kehidupan manusia termasuk selama 24 jam melayani pasien dan jumlah
dalam bidang pelayanan kesehatan, salah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan
satunya rumah sakit. Selain bermanfaat bagi di rumah sakit, yaitu sekitar 40 60 %
kehidupan manusia di satu sisi perubahan (Swansburg, 2000; PPNI, 2005). Tanpa SDM
tersebut juga telah membawa manusia ke era perawat yang memadai, pelayanan di rumah
persaingan global yang semakin ketat. Agar sakit tidak akan berjalan dengan baik.
mampu berperan dalam persaingan global, Perawat adalah seseorang yang telah
maka rumah sakit perlu terus mengembangkan menyelesaikan program pendidikan
dan meningkatkan kualitas sumber daya yang keperawatan, berwenang di negara
dimiliki olehnya. bersangkutan untuk memberikan pelayanan
Undang-Undang Republik Indonesia dan bertanggung jawab dalam peningkatan
No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, kesehatan, pencegahan penyakit serta
menyatakan bahwa rumah sakit adalah pelayanaan terhadap pasien (International
institusi pelayanan kesehatan yang Council of Nursing, 1965). Menurut UU
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kesehatan No.23 tahun 1992 tentang
perorangan secara paripurna yang kesehatan, perawat adalah mereka yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat mempunyai kemampuan dan kewenangan
jalan dan gawat darurat. Rumah sakit adalah melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
subsistem dari sistem yang lebih besar yaitu ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
sistem pelayanan kesehatan yang tidak lain pendidikan keperawatan. Untuk bisa mencapai
adalah subsistem dari sistem kesehatan tujuan, rumah sakit memerlukan perawat yang
nasional (Soeroso, 2003). memiliki komitmen organisasi dan kinerja
Rumah sakit memiliki berbagai macam yang baik.
sumber daya sebagai penunjang aktivitas Menurut Meyer dan Allen (1991) dalam
operasionalnya, seperti Sumber Daya Manusia Soekidjan (2009), Komitmen organisasi
(SDM), modal, peralatan dan perlengkapan, adalah penerimaan yang kuat individu
fasilitas infrastruktur, dan lain sebagainya. terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, serta
Dari beberapa sumber daya yang dimiliki individu berupaya serta berkarya dan memiliki
rumah sakit, Salah satu SDM yang paling besar hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di
serta mempunyai peranan paling penting organisasi tersebut. Salah satu rumah sakit
dalam pencapaian tujuan rumah sakit dan yang mengalami masalah komitmen SDM
kualitas rumah sakit adalah perawat. perawat adalah Rumah Sakit
Keberhasilan pelayanan rumah sakit sangat
bergantung pada partisipasi perawat dalam

14 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

Muhammadiyah Bandung. Hal ini salah motto Rumah Sakit Muhammadiyah


satunya ter-indikasi dari angka turnover Bandung semangat melayani, serta visi
perawatnya yang tinggi. Berdasarkan data Menjadi Rumah Sakit Islam unggulan di
SDM RS Muhammadiyah Bandung, bahwa Jawa Barat pada tahun 2018. Adapun misi
Tahun 2014 tercatat 15 orang perawat yang yang dimiliki oleh Rumah Sakit
mengundurkan diri dari 220 perawat atau 6,82 Muhammadiyah Bandung ini yakni
%. Lalu pada Tahun 2015 tercatat 6 orang meningkatkan kualitas pelayanan berbasis IT,
perawat yang mengundurkan diri dari 233 meningkatkan profesionalisme SDM yang
perawat atau 2,57 %. Dan pada Tahun 2016 Islami, meningkatkan kuantitas dan kualitas
tercatat 8 orang perawat yang mengundurkan sarana dan prasarana pelayanan, meningkatkan
diri dari 227 perawat atau 3,52 %. kemitraan dengan pemangku kepentingan dan
Berdasarkan hasil laporan SDM terkait meningkatkan syiar dakwah Islam.
kehadiran perawat RS Muhammadiyah Quality of Nursing Work Life
Bandung periode Januari 2015 sampai dengan merupakan persepsi atau penilaian perawat
Oktober 2016 (22 Bulan) menunjukkan rata- mengenai seluruh dimensi yang
rata perawat yang terlambat adalah 8 orang mempengaruhi kualitas kehidupan kerjanya
(4,55%) perhari dari 171 orang perawat dan yang berhubungan dengan pengalaman dalam
rata-rata perawat yang pulang sebelum bekerja dalam rangka mencapai tujuan
waktunya adalah 2-3 orang (1,44%) perhari organisasi. Kualitas kehidupan kerja perawat
dari 171 orang perawat. Kebijakan penerapan (Quality of NursingWork Life) adalah sebuah
absensi finger print yang dihubungkan dengan konsep yang menggambarkan persepsi
kebijakan pemotongan insentif terlihat belum perawat terhadap pemenuhan kebutuhan
cukup efektif. Para perawat mengungkapkan melalui pengalaman kerja dalam organisasi,
pemotongan insentif tidak terlalu besar sehingga tujuan dari kualitas kehidupan kerja
jumlahnya dan tidak terlalu signifikan dapat selaras dengan fungsi manajemen untuk
mempengaruhi pendapatan mereka. mengelola SDM yang unggul dan memiliki
Kinerja adalah penampilan hasil karya produktivitas kerja yang maksimal serta
personel baik kualitas maupunkuantitas dalam karyawan tersebut mendapat kepuasaan
suatu organisasi.Kinerja dapat merupakan pribadi atas pemenuhan kebutuhannya
penampilan individu maupun kelompok kerja (Brooks & Anderson, 2005).
personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas Menurut Brooks & Andersoon (2005)
pada personel yang memangku jabatan terdapat empat dimensi yang mempengaruhi
fungsional maupun struktural, tetapi juga dan menjadi faktor-faktor dari Quality Of
kepada seluruh jajaran personel di dalam Nursing Work Life (QNWL) yaitu : (1)
organisasi (Ilyas, 2002). Terdapat juga Dimensi Work Life- Home Life (pengalaman
pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh di tempat kerja dan di rumah), (2) Dimensi
Mangkunegara (2006), bahwa kinerja Work Design(komposisi pekerjaan), (3)
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja Dimensi Work Context (pengaturan praktek)
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh dan (4) Dimensi Work World (efek dari
seorang karyawan dalam melaksanakan lingkungan sosial). Adapun faktor-faktor yang
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang mempengaruhi QNWL menurut Hsu dan
diberikan kepadanya. Kernohan (2006) yaitu : (a) sosial ekonomi, (b)
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung demografi, (c) organisasi, (d) kerja, (e)
merupakan rumah sakit Islam milik PW hubungan manusia, & (f) aktualisasi diri.
Muhammadiyah Jawa Barat yang berada di Peneliti mengambil faktor demografi sebagai
Bandung dan didirikan pada tanggal 18 variabel yang akan diteliti. Dengan alasan dari
November 1968. Rumah sakit ini memiliki semua faktor yang teridentifikasi

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324 15


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

mempengaruhi QNWL, hanya faktor pengawasan, kurangnya kesempatan


demografi yang belum tercakup dalam teori pengembangan profesional, dan bekerja
yang menjadi landasan dasar penelti yaitu teori lingkungan yang tidak pantas dalam hal
Brooks & Andersoon (2005). tingkat keamanan, perlengkapan perawatan
Menurut Gray dan Smeltzer (1990) pasien dan peralatan, dan fasilitas rekreasi
terdapat tiga keuntungan yang dapat diperoleh (break-area). Faktor penting lainnya termasuk
dari penerapan kualitas kehidupan kerja. pandangan masyarakat kepada keperawatan
Pertama, keuntungan yang langsung diperoleh dan gaji yang tidak memadai. Faktor yang
adalah meningkatkan komitmen terhadap positif, perawat puas dengan rekan kerja, puas
organisasi diantara karyawan, kedua menjadi perawat dan memiliki rasa memiliki
meningkatkan produktivitas/kinerja karyawan. di tempat kerja mereka. Tidak ada perbedaan
Ketiga, berkaitan dengan dua keuntungan yang signifikan yang ditemukan sesuai dengan
sebelumnya, adalah meningkatkan efektivitas tingkat pendidikan perawat Puskesmas.
organisasi (misalnya, profitabilitas, Hasil penelitian Cross-Sectional
pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi). menurut Moradi, Maghaminejad & Azizi
Hal ini di perkuat oleh teori menurut (2014) dengan menggunakan kuesioner
Greenberg dan Baron (2000) yang menyatakan kualitas kehidupan kerja menurut teori Walton
bahwa keuntungan dari QWL yaitu menunjukkan bahwa 60% (n = 92) perawat
meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen kualitas kehidupan kerja moderat sedangkan
terhadap organisasi. Selain itu Riggio dalam 37,1% (n = 56) kualitas kehidupan kerja
Aryansah dan Kusumaputri (2013) kurang dan 2% (n=3) kualitas kehidupan kerja
mengemukakan bila QWL pada SDM baik, baik. Perawat dengan gelar asosiasi
maka akan menimbulkan dampak positif bagi melaporkan kualitas hidup yang lebih baik
perusahaan, seperti menurunkan tingkat bekerja daripada yang lain. Ada hubungan
absensteeism (kemangkiran) dan turnover yang signifikan yang ditemukan antara
(perputaran SDM). variabel seperti tingkat pendidikan,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengalaman kerja, dan jenis rumah sakit
dilakukan dapat disimpulkan bahwa komitmen dengan kualitas kehidupan kerja perawat (P
dan kinerja SDM meningkat dengan adanya <0,05). Tidak ada perbedaan signifikan antara
program Quality of Work Life (QWL) yang kualitas kehidupan kerja perawat dengan status
diberikan oleh pihak organisasi (Fields & pekerjaan (P = 0,061), gaji (P = 0,052), usia,
Thacker, 1992; Sari, 2014; Melia, 2011; jenis kelamin dan status pernikahan (P> 0,05).
Nurhayati, 2014; Chrisienty, 2015; Zin, 2004; Berdasarkan hasil literatur review
Ojedokun.,et al, 2015;Huang& Lei, 2007). Yadav (2014) bahwa terdapat lebih dari 40
Hasil penelitian Almalki, Fitzgerald & literatur didapatkan 25 literatur yang
Clark (2012) pada perawat puskesmas di Saudi memenuhi kriteria. Hasil menunjukkan bahwa
Arabia dengan menggunakan kuesioner ada hubungan positif antara kualitas pekerjaan
kualitas kehidupan kerja menurut teori Brooks dan kehidupan karyawan. Berdasarkan hasil
menunjukkan bahwa responden tidak puas literatur review Phan & Vo (2016) sebanyak
dengan kehidupan kerja mereka. Faktor-faktor 56 jurnal penelitian QWL yang di akses
yang paling besar mempengaruhi adalah jam melalui PubMed, Science Direct, dan
kerja yang tidak cocok, kurangnya fasilitas Cochrane Library databases sampai February
untuk perawat, ketidakmampuan untuk 2015 pada negara Asia, Amerika, dan Eropa.
menyeimbangkan pekerjaan dengan Didapatkan 16 jurnal yang memenuhi kriteria,
kebutuhan keluarga, ketidakcukupan waktu penelitian berfokus pada QWL perawat yang
liburan untuk perawat dan keluarga mereka, melibatkan lebih dari 200 peserta (n = 9;
staf miskin, manajemen dan praktik 52,9%) dalam penelitian. Didapatkan hasil

16 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tugasnya sebagai perawat ialah fokus untuk
QWL adalah kepuasan kerja, homework menangani pasien. Pada dimensi Work Life-
interface, kondisi kerja, kompensasi, Home Life ( pengalaman di tempat kerja dan
hubungan manusia, hubungan manajemen- di rumah) menunjukkan bahwa perawat
personil. mengeluhkan lelah setelah bekerja di rumah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan sakit dan sepulang kerumah perawat juga
terhadap kepala bidang keperawatan (KABID sibuk memperhatian kebutuhan anak dan
Keperawatan) terkait kinerja perawat yang keluarganya sehingga waktu istirahat
merupakan bagian dari QNWL pada dimensi berkurang. Perawat juga tidak memiliki waktu
Work Design (komposisi pekerjaan) liburan yang panjang dengan keluarga hal ini
didapatkan data bahwa kinerja perawat dalam sering menimbulkan konflik individu antara
penerapan Asuhan Keperawatan pada tahun pengalaman hidup perawat di tempat
2015-2016 masih belum maksimal. Data hasil bekerjanya dengan kehidupan di rumahnya.
pelaksanaan evaluasi penerapan Standar Hasil studi pendahuluan pada dimensi
Asuhan Keperawatan tahun 2015 adalah Work World (efek dari lingkungan sosial)
69,88%, belum mencapai target yang di menunjukkan bahwa perawat di RS
tetapkan 80%, dengan angka terendah pada Muhammadiyah masih mengeluhkan
poin evaluasi keperawatan sebesar 56,46%. kompensasi yang dirasa belum adil karena
Selain itu, data hasil observasi kegiatan belum disesuaikan dengan kinerja perawat.
Asuhan Keperawatan tahun 2015 adalah Perawat di RS Muhammadiyah Bandung
86,36%, belum mencapai target yang di selain mendapatkan gaji pokok, juga
tetapkan yaitu 95%. Sedangkan data Bulan mendapatkan insentif kinerja, tunjangan
Januari s.d Agustus 2016, menunjukkan bahwa fungsional, tunjangan anak dan uang
pelaksanaan evaluasi penerapan Standar pesangon. Perawat di sana telah mendapatkan
Asuhan Keperawatan adalah 87,84%, belum asuransi kesehatan yaitu BPJS kesehatan.
mencapai target yang di tetapkan 90%. Hasil Selain itu, perawat mengeluhkan belum
observasi kegiatan Asuhan Keperawatan terdapat kebijakan tunjangan pensiun di RS
Januari s.d Agustus 2016 adalah 91,87%, Muhammadiyah Bandung.
belum mencapai target yang di tetapkan 95%. Hasil studi pendahuluan pada dimensi
Hasil studi pendahuluan di RS Work Context (pengaturan praktek)
Muhammadiyah Bandung, yang dilakukan menunjukkan bahwa perawat di RS
kepada kepala ruangan dan perawat di RS Muhammadiyah mengeluhkan penerapan
Muhammadiyah Bandung pada bulan jenjang karir perawat belum terlaksana dengan
November 2016 terkait Quality of Nursing maksimal yaitu masih pada tahap pelaksanaan
Work Life (QNWL) pada dimensi Work mapping jenjang karir. hanya menggunakan
Design(komposisi pekerjaan) menunjukkan kriteria lama kerja di RSMB dan tingkat
bahwa para perawat di Rumah Sakit pendidikan saja. Proses mapping masih belum
Muhammadiyah mengatakan bahwa mereka dilakukan dengan kriteria kompetensi (uji
masih banyak melakukan pekerjaan non- kompetensi), hanya menggunakan kriteria
keperawatan. Seperti mengerjakan lama kerja di RSMB dan tingkat pendidikan
administrasi yang nantinya akan diserahkan saja. Mapping jenjang karir tersebut juga
kepada bagian keuangan untuk dilakukan belum dihubungkan dengan kompensasi yang
pembayaran, membuat laporan untuk didapatkan berupa tunjangan fungsional.
laboratorium, mengurus asuransi pasien dan Tunjangan fungsional diberikan sama rata
juga melakukan instalasi peralatan medis. sesuai dengan pendidikan perawat
Perawat merasa bahwa bagian administrasi itu
seharusnya dilakukan oleh bagian lain, karena METODE

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324 17


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

Penelitian deskriptif cross- sectional Variabel/ Rentang Nilai


survey ini, melibatkan 94 perawat yang Sub variabel Nilai Tengah
Skala Brook Skala
diambil dengan cara kuantitatif. Data Brook
dikumpulkan dengan kuesioner, dan dianalisis QNWL 42-168 105
menggunakan uji non-parametrik Mann Keseluruhan
Whitney. Metode pengambilan sampel untuk Dimensi Work 7-28 17.5
life-Home Life
penelitian ini dilakukan menggunakan teknik
Dimensi Work 10-40 25
sampling yaitu Stratified Random Sampling. Design
Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Dimensi Work 20-80 50
Januari 2017 di Rumah Sakit Muhammadiyah Context
Dimensi Work 5-20 12.5
Bandung.
World
Pengumpulan data variabel
independen/bebas dan dependen/terikat HASIL
menggunakan kuesioner. Format data Gambaran Demografi Perawat RS
demografi responden terdiri dari pertanyaan Muhammadiyah Bandung
nomor 1, umur; nomor 2, jenis kelamin; nomor
3, pendidikan terakhir; nomor 4, status Tabel 2. Distribusi Frekuensi Demografi
pernikahan; nomor 5, lama kerja sebagai Responden (N=94)
perawat; nomor 6, lama kerja sebagai perawat
Variabel Frekuensi/ Persentase
di RS Muhammadiyah Bandung. Pertanyaan Jumlah (%)
tersebut diisi dengan cara mengisi jawaban Jenis Kelamin
pada lembar biodata responden. Laki-laki 18 19.1
Kuesioner digunakan untuk mengukur Perempuan 76 80.9
variabel QNWL. Kuesioner diambil dari
Umur
Quality Of Nursing Work Life (QNWL)
< 30.4 tahun 47 50.0
menurut Brooks & Andersoon (2005). yang
30.5 tahun 47 50.0
sudah dilakukan uji validitas & reabilitas
Status Pernikahan
dengan alfa cronbach=0,938. Jumlah
Belum Menikah 18 19.1
pertanyaan dalam kuesioner QNWL adalah 42
Menikah 76 80.9
pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban,
Tingkat Pendidikan
sehingga total nilai minimum dan maksimum
DII Keperawatan 74 78.7
untuk kualitas kehidupan kerja dari perawat
S1 Keperawatan 20 21.3
adalah 42 168.
Hasil keluaran tersebut dibandingkan Lama Kerja sebagai Perawat
dengan nilai standar dari QNWL skala Brook 7 tahun 45 47.9
yaitu nilai tengah dan rentang nilai QNWL 8 tahun 49 52.1
skala Brook, sehingga dapat dianalisis makna Lama Kerja di RS Muhammadiyah Bandung
hasil temuan QNWL dalam penelitian ini. Jika 6 tahun 40 42.6
hasil keluaran lebih tinggi dari rentang nilai 7 tahun 54 57.4
dan nilai tengah QNWL skala Brook maka
QNWL dikatakan baik, demikian pula Gambaran Quality of Nursing Work Life
sebaliknya (Brook &Anderson, 2005). Nilai (QNWL) Perawat di RS Muhammadiyah
tengah dan rentang nilai skala Brook disajikan Bandung
dalam tabel 1 berikut: Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa
rentang nilai dan mean QNWL perawat di
Tabel 1. Penilaian QNWL skala Brook
RSMB (rentang nilai: 69-128, mean: 111.53)
lebih tinggi dari rentang nilai dan nilai tengah

18 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

QNWL skala Brook (rentang nilai: 42-168, 31-65, mean:53.95; dan work world= rentang
nilai tengah: 105). nilai: 7-15, mean:12.70) berada lebih tinggi
dari rentang nilai dan nilai tengah QNWL skala
Tabel 3. Gambaran Quality of Nursing Work Brook (work life/ home life= rentang nilai: 7-
Life (QNWL) Berdasarkan 4 Dimensi 28, mean: 17.5; work design= rentang nilai:
Variabel/ Rentang Nilai Standar 10-40, mean: 25; work context= rentang nilai:
Sub Nilai Mean Deviasi 20-80, mean:50; dan work world= rentang
variabel nilai: 5-20, mean:12.5). Hal ini bermakna
QNWL 69-128 111.53 10.807
Keseluruhan bahwa semua dimensi QNWL perawat di
Dimensi 11-26 18.40 2.849 RSMB berada dalam kategori baik.
work life-
home life Faktor-Faktor Demografi yang
Dimensi 19-32 26.48 2.774
work design Mempengaruhi Quality of Nursing Work
Dimensi 31-65 53.95 5.881 Life (QNWL) Perawat di RS
work context Muhammadiyah Bandung
Dimensi 7-15 12.70 1.565 Dari tabel 4, kita dapat melihat
work world
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
faktor: jenis kelamin (p=0.04, =0.05),
Hal ini bermakna bahwa QNWL perawat
umur responden (p=0.006, =0.05) dan
di RSMB berada dalam kategori baik.
lama bekerja sebagai perawat (p=0.009,
Demikian pula dengan rentang nilai dan mean
semua Dimensi QNWL perawat di RSMB =0.05) terhadap Quality of Nursing Work
(work life/ home life= rentang nilai: 11-26, Life (QNWL) perawat di RS
mean: 18.40; work design= rentang nilai: 19- Muhammadiyah Bandung. Namun, kita
32, mean: 26.48; work context= rentang nilai: juga dapat melihat bahwa tidak terdapat

Tabel 4 Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi Quality of Nursing Work Life (QNWL)
Perawat
Variabel Mean QNWL SD Z value P value
QNWL
Jenis Kelamin
Laki-laki 106.33 2.888 -2.054 0.040
Perempuan 112.76 1.163
Umur
< 30.4 tahun 108.21 12.387 -2.744 0.006
30.5 tahun 114.85 7.757

Status Pernikahan
Belum Menikah 108.28 2.403 -1.804 0.71
Menikah 112.30 1.247
Tingkat pendidikan
DII Keperawatan 113.03 1.011 -1.790 0.074
S1 Keperawatan/Ners 106.00 3.465
Lama Bekerja sebagai Perawat
7 tahun 108.20 12.416 -2.618 0.009
8 tahun 114.59 8.062
Lama Bekerja sebagai Perawat di RS Muhammadiyah Bandung
6 tahun 109.50 12.174 -1.363 0.173
7 tahun 113.04 9.511

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324 19


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

pengaruh yang signifikan faktor: status beberapa perbaikan sehingga QNWL menjadi
pernikahan (p=071, =0.05), tingkat lebih baik lagi sehingga kualitas pelayanan
pendidikan (p=0.074, =0.05) dan lama keperawatan-pun akan lebih baik lagi. Hal ini
bekerja sebagai perawat di rumah sakit sesuai dengan teori beberapa ahli yang
menyatakan bahwa QNWL dapat digunakan
Muhammadiyah (P=0.173, =0.05)
untuk meningkatkan kualitas keperawatan dan
terhadap QNWL perawat di RSMB.
efektivitas organisasi (Hanlon & Gladstein,
1984; Clarke & Brooks, 2010; Schalk et al.,
PEMBAHASAN
2010). Selain itu, Gray dan Smeltze (1990)
menyatakan terdapat tiga keuntungan yang
Gambaran Quality of Nursing Work Life
dapat diperoleh dari penerapan kualitas
(QNWL) Perawat di RS Muhammadiyah
kehidupan kerja, yakni dapat meningkatkan
Bandung
komitmen pegawai, produktivitas, dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
efektivitas organisasi. Kurangnya komitmen
QNWL perawat secara keselurahan dan semua
pegawai dalam organisasi dapat menyebabkan
dimensi (work life-home life, work context,
berkurangnya efektivitas organisasi (Walton,
work design, work world) QNWL perawat di
1974). Selain itu, rendah nya kualitas
RSMB berada dalam kategori baik. Hal ini
kehidupan kerja pegawai juga berdampak pada
sejalan dengan penelitian Khoerullah (2015) di
bertambahnya ketidakhadiran pegawai dan
RSUD Berkah Pandeglang yang
banyaknya pegawai yang memundurkan diri
menyimpulkan bahwa gambaran QNWL
(Lazarova, 2004). Oleh karena itu,
secara keseluruhan, dimensi work life-home
meningkatkan QNWL merupakan langkah
life dan dimensi work context di RSUD Berkah
yang lebih praktikal dan merupakan
Pandeglang berada pada kategori baik. Namun
pendekatan jangka panjang untuk
demikian gambaran dimensi work design dan
meningkatkan kualitas organisasi, menarik
work world di RSUD Berkah pandeglang
minat dan mempertahankan pekerja yang
berada pada kategori buruk.
harus dipertimbangkan oleh manajer.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian di USA dan Iran, yang menunjukkan
Faktor-Faktor Demografi yang
bahwa perawat secara keseluruhan cukup puas
Mempengaruhi Quality of Nursing Work
dengan kualitas kehidupan kerja mereka
Life (QNWL) Perawat di RS
(Brooks et al., 2005; Nasl & Dargahi 2006;
Muhammadiyah Bandung
Dargahi et al., 2007). Namun beberapa
penelitian lainnya menyimpulkan bahwa
Pengaruh Faktor Jenis Kelamin
perawat memiliki QNWL yang moderat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bahkan buruk (Moradi et al., 2014; Heidari et
terdapat pengaruh yang signifikan faktor jenis
al; 2010; Nayeri et al., 2011; Suresh, 2013).
kelamin (p=0.04) terhadap Quality of Nursing
Penelitian yang menyimpulkan QNWL buruk,
Work Life (QNWL) perawat di RS
diantaranya adalah penelitian Dargahi et al.
Muhammadiyah Bandung. Hal ini sejalan
(2012) yang menyatakan bahwa perawat
dengan seluruh penelitian yang peneliti
kesehatan masyarakat di Iran tidak puas
temukan. Penelitian-penelitian tersebut juga
dengan QNWL di tempat kerjanya. Selain itu,
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
Sharhraky et al. (2011) juga menyatakan
signifikan faktor jenis kelamin terhadap
bahwa perawat di Rumah Sakit Isfahan Saudi
QNWL perawat (Sochalski , 2002; Heydari et
Arabia memiliki QNWL yang buruk.
al, 2011; Sharhraky et al. 2011; Moradi, et al.,
Walaupun QNWL perawat di RSMB
2014; Nayeri et al, 2011; Darghahi et al, 2012;
sudah tergolong baik, masih perlu ada
Heidari, 2012). Selain itu, penelitian ini

20 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

menunjukkan bahwa perawat laki-laki bekerja, dibandingkan dengan perawat yang


memiliki mean QNWL yang lebih rendah lebih muda (Shah et al., 2004). Selain itu,
dibandingkan dengan perawat perempuan. Hal pegawai yang lebih muda cenderung kurang
ini sejalan dengan penelitian Sochalski (2002) puas karena berpengharapan tinggi dan kurang
dan Heidari et al (2012) menyatakan bahwa penyesuaian (Davis & Newstroom, 2004).
perawat laki-laki memiliki QNWL yang lebih Dalam kata lain, lamanya pengalaman
rendah dibandingkan dengan perawat memungkinkan menambahnya wawasan dan
perempuan. Namun, hal ini tidak sejalan kompetensi perawat, sama halnya dengan
dengan penelitian Sharhraky et al. (2011) yang pemahaman yang terkait dengan pekerjaan.
menyatakan bahwa perawat laki-laki memiliki Oleh karena itu, salah satu upaya yang perlu
QNWL lebih tinggi. Menurut penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan QNWL
Khaghanizadeh et al. (2008), rendahnya nilai perawat berusia muda padalah kegiatan
QNWL perawat laki-laki bisa disebabkan sharing pengalaman dari perawat yang lebih
karena perawat laki-laki yang biasanya terlibat senior kepada perawat junior.
pada pekerjaan perawat yang lebih berat. Perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui Pengaruh Faktor Status Marital, Faktor
penyebab perawat laki-laki di RSMB memiliki Tingkat Pendidikan, Faktor Lama Bekerja
QNWL lebih rendah dibandingkan perawat sebagai Perawat di RSMB
perempuan, untuk selanjutnya dilakukan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
upaya perbaikan QNWL perawat laki-laki di tidak terdapat pengaruh yang signifikan status
RSMB. marital (p=0.71) terhadap Quality of Nursing
Work Life (QNWL) perawat di RS
Pengaruh Faktor Umur dan Lama Bekerja Muhammadiyah Bandung. Hal ini sejalan
sebagai Perawat dengan penelitian lain yang menunjukkan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara
terdapat pengaruh yang signifikan faktor umur status pernikahan dengan QNWL (Moradi et al.
(p=0.006) dan lama bekerja sebagai perawat 2014; Nayeri et al.,2011; Dargahi et al., 2012).
(p=0.009) terhadap Quality of Nursing Work Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Life (QNWL) perawat di RS Muhammadiyah tidak terdapat pengaruh yang signifikan
Bandung. Perawat berusia 30.5 tahun tingkat pendidikan (p=0.074) terhadap Quality
memiliki mean QNWL yang lebih tinggi of Nursing Work Life (QNWL) perawat di RS
dibandingkan dengan perawat berusia 30.4 Muhammadiyah Bandung. Hal ini sejalan
tahun. Selain itu, perawat dengan pengalaman dengan penelitian Dargahi et al. (2012) dan
8 tahun memiliki mean QNWL yang lebih Sahrakivahed et al. (2011) yang menyatakan
tinggi dibandingkan dengan perawat dengan tidak terdapat hubungan signifikan antara
pengalaman 7 tahun. Hal ini sejalan dengan tingkat pendidikan dengan QNWL perawat.
semua penelitian-penelitian tentang QNWL Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian
yang peneliti temukan. Penelitian-penelitian Moradi et al. (2014) yang menyatakan bahwa
tersebut menunjukkan bahwa perawat yang terdapat hubungan signifikan antara tingkat
lebih tua dan memiliki pengalaman lebih pendidikan dan QNWL.
banyak, memiliki QNWL yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perawat yang lebih SIMPULAN
muda dan kurang berpengalaman (Sochalski, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
2002; Shields & Ward, 2001; Bjork et al., sebagian besar perawat di Rumah Sakit
2007). Hal ini berkaitan dengan kemampuan Muhammadiyah Bandung adalah perempuan
perawat berumur tua yang lebih baik dalam (n= 76, 80.9%), menikah (n = 76, 80.9%),
membuat penyesuaian dengan lingkungan berpendidikan D III Keperawatan (n = 74,

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324 21


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

78.7%), 52.1 % memiliki pengalaman sebagai Organisasional Karyawan Di CV


perawat 8 tahun dan 57 % memiliki Sinar Plasind. AGORA, 3(2), 483490.
pengalaman kerja 7 tahun di RSMB. Hasil Clarke, P., Brooks,B. (2010). Quality of
penelitian ini menunjukkan bahwa perawat di nursing worklife: Conceptual vlarity
RSMB memiliki nilai QNWL secara for the future. Nursing Science
keseluruhan dan dimensi-dimensi QNWL Quarterly, 23 (4), 301-305.
yang berada dalam kategori baik. Hasil Dargahi, H., Gharib, M., Goudarzi, M. (2007).
penelitian ini juga menunjukkan bahwa tiga Assessment of the nurses quality of
faktor demografi berpengaruh signifikan work life in hospitals affliated to
terhadap QNWL perawat, yaitu: faktor jenis Teheran Medical Sciences University.
kelamin (p=0,04), umur (p=0,006), dam lama HAYAT: The J Tehran FacNurs &
bekerja di rumah sakit (0,009). Sedangkan, Midwifery, 13, 13-21.
dari segi status pernikahan (p=0,71), tingkat Dargahi, H., Changizi, V., Jazayeri, G.E.
pendidikan (p=0,074) dan lama bekerja di (2012). Radiology employees quality
RSMB (p=0,173) tidak berpengaruh signifikan of work life. Acta Medica Iranica
terhadap QNWL perawat. Journal, 50 (4), 250-230.
Davis, K., Newstroom. (2004). Perilaku dalam
DAFTAR PUSTAKA organisasi. Erlangga: Jakarta.
Almalki, M.,et all (2012). Quality of work life Fields, Mitchel W., and James W. Thacker.
and turnover intention in primary (1992).Influence of Quality of Work
healthcare organisations: A cross- Life on Company and Union
sectional study of registered nurses in Commitment. Academy of
Saudi Arabia. Queensland University Management journal, 35(2), 439-450
of Technology: Faculty of Health. Gray and Smeltzer. (1990). An Analisis of
PhD Thesis. Quality of Work Life (QWL) and
Almalki, M., Fitzgerald, G., & Clark, M. career related variable. American
(2012). Quality of work life among Journal of Applied Sciences, 3 (12),
primary health care nurses in the Jazan 2151-2159.
region, Saudi Arabia: a cross-sectional Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A.
study. Human Resources for Health, (2000). Perilaku Organisasi. Jakarta :
10(10), 30. Prentice Hall
Aryansah, I., Kusumaputri, E.S. (2013). Iklim Hanlon, M., Gladstein, D. (1984). Improving
Organisasi dan Kualitas Kehidupan the quality of work life in hospitals: A
Kerja Karyawan. Humanitas (Jurnal case study. Hospital and Helath
Psikologi Indonesia), 10(1): 75-86. Services Administration, 29 (5), 94-
Brooks, B. A., Anderson, M. A. (2005). 107.
Defining Quality of Nursing Work Heidari, A., Askary, P., & Saedi, S. (2012).
Life. Nursing Economics, 23(6), Relationship between quality of work
279,319-326. life, organizational health and
Bjork, I.T., Samdal, G.B., Hansen,B.S., commitment with job satisfaction. Life
Torstad,S., Hamiltom,G.A. (2007). Science Journal, 9(3).
Job satisfaction in a Norwegian Heidari, A., Enayati, A., Hedayatio, A. (2010).
population of nurses: A questionnaire Quality of work life and job
survey. International Journal of satisfaction among the nurses of
Nursing Studies, 44 (5), 747-757. Tehran university of medical
Chrisienty,Wenda. (2015). Pengaruh Quality sciennces. Dena Journal, 5 (4), 28-37
Of Work Life Terhadap Komitmen

22 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

Hsu, M.Y., Kernohan, G. (2006) .Dimensions Manajemen Institut Pertanian Bogor ),


of hospital nurses' quality of II(3), 7988.
workinglife. J AdvNurs, 54(1):120 Moradi, T., Maghaminejad, F., & Azizi-fini, I.
131. (2014). Quality of working life of
Huang, T., Lawler, J., & Lei, C. (2007). The nurses and its related factors. Nurse
Effects Of quality of Work Life On Midwifery Study, 3(2).
Commitment And Turnover Intention. Nasl Saraji, G., Dargahi, H. (2006). Study of
Social Behavior and Personality, quality of work life (QWL). Iranian
35(6), 735-750. Retrieved from Journal of Publich Health, 35 (4), 8-
http://search.proquest.com/docview/2 14.
09905760?accountid=25704 Nayeri,N.D., Salehi, T., Noghabi, A..A.
Ilyas. (2002). Manajemen Sumber Daya (2011). Quality of work life and
Manusia. FKM UI : Depok. productivity among Iranian nurses.
International Council of Nurses (1965). Contemporary Nurse, 39 (1), 10-18
Position statements. Geneva: ICN Nurhayati, Teti. (2014). Pengaruh Kualias
Khaghanizadeh, M., Ebadi, A., Cirati, N.M., Kehidupan Kerja Terhadap Komitmen
Rahmani, M. (2008). The study of Organisasi Pada Yayasan
relationship between job stress and Kesejahteraan Karyawan Bank
quality of work life of nurses in Indonesia (YKKBI) Skripsi pada
military hospitals. Journal of Military Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Medicine, 10(3), 175-184. Institute Pertanian Bogor
Khoerullah, Heru. (2015). Hubungan Quality Ojedokun, O., Idemudia, E. S., & Desouza, M.
Of Work Life Perawat Dengan (2015). Perceived external prestige as
Kepuasan Pasien Di RSUD Berkah a mediator between quality of work
Pandeglang. Tesis. Fakultas life and organisational commitment of
Keperawatan Universitas Padjajaran: public sector employees in ghana. SA
Bandung. Journal of Industrial Psychology,
Lazarova, M. B. (2004). The role of 41(1), 1-10. Retrieved from
organizational career development http://search.proquest.com/docview/1
programs, work /life balance 692699054?accountid=25704
programs, and commitment to career Phan, G., & Vo, T. (2016). A Literature
and personal life for retention of Review on Quality of Working Life: A
professional employees (Order No. Case of Healthcare Workers. Journal
3117615). Available from ProQuest of Applied Pharmaceutical Science,
Dissertations & Theses Global: The 6(7), 193200.
Humanities and Social Sciences https://doi.org/10.7324/JAPS.2016.60
Collection. (305154239). Retrieved 729
from Potter & Perry (2005) Buku Ajar Fundamental
http://search.proquest.com/docview/3 Keperawatan : Konsep, Proses &
05154239?accountid=25704. Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC
Mangkunegara. (2003). Perencanaan dan PPNI Indonesia. (2005). Standar Kompetensi
Pengembangan SumberDaya Perawat Indonesia. dari PPNI
Manusia.Bandung: Refika Aditama. Indonesia website: http://www.inna-
Melia, I. (n.d.). Analisis Komitmen Organisasi ppni.or.id
Melalui Faktor Quality Of Work Life ( Sari, Nurmala. (2014). Analisis Pengaruh
Studi Kasus Fakultas Ekonomi dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasi Perawat

Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324 23


Puspita, A.P.W., Susilaningsih, F.S. & Somantri, I

Pelaksana Di Rumah sakit Universitas Soekidjan. (2009). Manjaemen Sumber Daya


Hasanuddin. Tesis Ilmu kesehatan Manusia. Jakarta: BumiAksar
masyarakat Universitas Soeroso, 2003.Manajemen Sumber Daya
Hasanuddin.Makasar Manusia di Rumah Sakit
Schalk, D., Bijil, M., Halfens, R., Hollands, L., Jakarta.Jakarta:ECG.
Cumming, G. (2010). Interventions Suresh, M. D. (2013). Quality of Nursing
aimed at improving the nursing work Work Life among nurses working in
environment: A systemic review. selected government and private
Implementation Science, 5 (34). hospitals in Thiruvananthapuram,
Shah, M.A., Al-Enezi, N., Chowdhury, R.I., Al (October), 187.
Otabi, M. (2004). Determinants of job Swansburg, R. C. (2000). Pengantar
satisfaction among nurses in Kuwait. Kepemimpinan dan Manajemen
Australian Journal of Advanced Keperawatan.Jakarta : EGC
Nursing. 21 (4), 10-16. terjemahan
Sharhraky, V.A., Mardani, H.M., Asadi, B.E., Yadav,Radha. (2014). Literature Review on
Heidar, M.,Hamedi, S.S. (2011). Quality of Work Life and Their
Assessment of the items of SCL90 tes Dimensions. IOSR Journal Of
with quality of work life among Humanities And Social Science
Amiralmomenin Hospital personnel of (IOSR-JHSS), 19(9), 7180.
Zabol city. Scientific Journal of https://doi.org/10.9790/0837-
Hamadan University of Medical 19957180
Sciences, 18 (2), 50-55. Walton, R. (1974).Quality of Work Life
Shields, M.A., Ward,M. (2001). Improving Activities: A research
nurse retention in the National Health Agenda.American Psychological
Service in England: The impact of job Assosiation, Inc. Journal Proffesional
satisfaction on intentions to quit. Psychology, 11(3)
Journal of Health Economics, 20 (5), Zin, M.R. (2004). Perception of professional
677-701. engineers toward Quality of Work Life
Sochalski, J. (2002). Nursing shortage redux: and organizational commitment.
Turning the corner on an enduring Gajah Mada International Journal of
problem. Health Affairs, 21 (5), 177- Bussiness. 06 : 323-324.
164

24 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):1324

Anda mungkin juga menyukai