PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Islam Faisal merupakan rumah sakit swasta milik yayasan
Rumah Sakit Islam Ujung Pandang dengan tipe RS utama (setara tipe B Rumah
Sakit Pemerintah) yang terletak di Jl.A.Pangerang Pettarani Makassar. Umat
Islam di Daerah Sulawesi Selatan khususnya dan Indonesia Timur pada
umumnya, telah lama mendambakan adanya Rumah Sakit yang dikelola dan
dibina oleh umat islam sendiri. Hasrat ini timbul dilandasi dengan masih
terbatasnya fasilitas Rumah Sakit di Daerah ini ketika itu, sementara kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Perasaan risih yang
menggelitik para tokoh ulama
Sejak tahun 2012 Rumah Sakit Islam sebagai rumah sakit pilihan untuk di
lakukan residensi, oleh karena dari resindesi pertama, kedua, dan ketiga masih
terdapat masalah – masalah pokok yang berlum teratasi. Berdasarkan studi
pendahuluan seperti observasi, wawancara singkat dan data-data dari pengalaman
mahasiswa residensi sebelumnya didapatkan beberapa masalah pada manajemen
keperawatan antara lain; Pedoman Rencana Strategi Bidang Keperawatan,
metode asuhan keperawatan dan kegiatan supervisi yang belum terlaksana
dengan baik oleh bagian keperawatan. Juga dilaporkan adanya masalah
kemampuan dalam pemberian asuhan keperawatan yang belum optimal bagi
perawat pelaksana, rencana harian tidak dilaksanakan, pre dan post conference,
motivasi dan supervisi, pemberian reward dan compensatory, hubungan
professional, risiko pengendalian mutu, Indikator Pasien Safety, Peningkatan
pengorganisasian MPKP, komite keperawatan, pelaksanaan standar MPKP yang
belum optimal dan belum adanya penerapan sistim jenjang karir perawat.
Masalah yang terkait supervisi yaitu masalah pelaksanaan supervisi yang belum
terjadwalkan dengan konsisten dan belum seragamnya pemahaman
supervisor/perawat mengenai pelaksanaan supervisi.
Oleh karena itu dari pertimbangan masalah – masalah terkait di atas maka
Rumah sakit islam faisal menjadi tempat intership yang ke lima kalinya di mulai
tanggal 17 Mei sampai 17 Juni 2022 kami mahasiswa merasa tertarik untuk
melakukan kegiatan residensi di Rumah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu
menerapkan konsep dan teori kepemimpinan dan manajemen keperawatan
secara nyata pada instansi atau unit rawat di Rumah sakit / tempat residensi,
sehingga diharapkan dapat berkonstribusi dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan kepemimpinan dan manajemen keperawatan berdasarkan
analisis situasi nyata di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah dirumuskan.
d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang bersifat teknis operasional bagi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
C. MANFAAT
1. Bagi program studi Magister Ilmu Keperawatan peminatan Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan Universitas Hasanuddin, manfaat residensi
adalah peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan
mahasiswa secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen secara
nyata di rumah sakit
2. Bagi Rumah sakit Islam (RSI) Faisal Makassar pada residensi mahasiswa ini
diharapkan dapat membantu rumah sakit atau instansi pelayanan kesehatan
untuk menyelesaikan masalah yang bersifat teknis operasional sehingga
diharapkan dapat membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan diantaranya mutu pelayanan keperawatan dan dapat
menyediakan Dokumen Manajemen bidang Keperawatan yang berhubungan
dengan persiapan Akreditasi Rumah Sakit tahun 2022.
3. Bagi Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, kegiatan
residensi dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman dalam
mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara nyata di
rumah sakit.
a. Dukungan kerjasama dan bimbingan teknis antara staff rumah sakit dan
mahasiswa.
b. Dukungan sumber daya lain yang tersedia dan terkai dengan
pelaksanaan residensi.
c. Akses data yang relefan dengan aspek kajian manajemen.
d. Fasilitas pelaksanaan rencana kegiatan.
2. Mahasiswa
PERENCANAAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Tahapan
1. Tahapan Residensi I
Tahapan persiapan dan perencanaan :
a. Orientasi pembelajaran dan pengkajian
b. Perumusan masalah
c. Pengembangan perencanaan dan kontrak praktik (kegiatan)
d. Penulisan proposal residensi + penyusunan instrumen
e. Presentasi rencana program
2. Tahapan residensi II
a. Tahap pelaksanaan :
1) Sosialisasi program
2) Pelaksanaan kegiatan
C. Waktu Pelaksanaan
D. Pembimbing Residensi
1. Supervisior utama : Dr. Suni Hariati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Co-supervisior : Wa Ode Nur Isnah S, S.Kep.,Ns.,M.Kes
3. Supervisior Lahan : Hamzah Tassa, S.Kep,Ns., M.Kes., M.Kep
F. Langkah Kegiataan
a. Tahap persiapan
a) Penelusuran literatur terkait untuk mendukung pelaksanaan residensi
b) Survey awal lokasi residensi
c) Penyusunan proposal residensi
d) Penyusunan instrumen
b. Tahap orientasi umum di rumah sakit
a) Mahasiswa mengajukan permohonan/proposal residensi, surat pengantar
ke direktur rumah sakit;
Kuesioner Kuesioner
No Ruangan Keterangan
Terdistribusi Kembali
Rawat Inap:
KARU: 1 KARU: 1
1. Perawatan I Lengkap
PP: 9 PP: 9
KARU: 2 KARU: 2
2. Perawatan IIa & IIb Lengkap
PP: 8 PP: 8
KARU: 1 KARU: 1
3. Perawatan III Lengkap
PP: 6 PP: 6
KARU: 1 KARU: 1
Tidak
4. Perawatan IV KATIM: 1 KATIM: 0
Lengkap
PP: 7 PP: 7
KARU: 2 KARU: 0 Tidak
5. Perawatan VII & VIII
PP: 7 PP: 7 Lengkap
KARU: 1 KARU: 1
Tidak
6. Perawatan Asy Syfa KATIM: 2 KATIM: 1
Lengkap
PP: 3 PP: 1
KARU: 1 KARU: 1
7. PICU KATIM: 2 KATIM: 2 Lengkap
PP: 6 PP: 6
KARU: 1 KARU: 1
8. Perinatologi Lengkap
PP: 2 PP: 2
KARU: 1 KARU: 1
9. ICU Lengkap
PP: 4 PP: 4
KARU: 1 KARU: 1
10. OK Lengkap
PP: 8 PP: 8
Rawat Jalan:
KARU: 1 KARU: 1
11. Poliklinik Lengkap
PP: 5 PP: 5
KARU: 1 KARU: 1
12. Hemodialisa Lengkap
PP: 3 PP: 3
KARU: 1 KARU: 0
Tidak
13. IGD Umum KATIM: 1 KATIM: 0
Lengkap
PP: 4 PP: 2
KARU: 15 KARU: 12
Total KATIM: 6 KATIM: 3 Lengkap
PP: 72 PP: 68
Total Kuesioner 93 83
KARU: Kepala Ruangan; KATIM: Ketua Tim; PP: Perawat Pelaksana
3. Observasi Dokumen
Observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dokumen di ruangan
Kepala Bidang Keperawatan dan semua ruang perawatan.
Tabel 3.3
Distribusi Data Demografi Ketua Tim dan Perawat Pelaksana (n=71)
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan Terakhir, Lama
Kerja, Lama Menjadi KARU, Pendidikan/Pelatihan yang Pernah Diikuti Di RS Islam
Faisal Makassar
Tahun 2022
No Variabel n %
1. Umur:
- 21-30 Tahun 36 50.7
- 31-40 tahun 28 39.4
- 41-50 tahun 4 5.6
- 51-60 tahun 3 4.2
2. Jenis Kelamin:
- Perempuan 58 81.7
- Laki-laki 12 16.9
- Tidak Menjawab 1 1.4
3. Status Perkawinan:
- Menikah 48 67.6
- Belum Menikah 22 31.0
- Tidak Menjawab 1 1.4
4. Pendidikan Terakhir:
- SPK 2 2.8
- DIII Keperawatan 25 35.2
- S1 Keperawatan/Ners 35 49.3
- Lainnya 9 12.7
5. Lama Kerja:
- 4 Bulan 1 1.4
- 1 Tahun 5 7.0
- 2 Tahun 7 9.9
- 3 Tahun 8 11.3
- 4 Tahun 6 8.5
- 5 Tahun 2 2.8
- 6 Tahun 6 8.5
- 7 Tahun 3 4.2
- 8 Tahun 3 4.2
- 9 Tahun 1 1.4
- 10 Tahun 6 8.5
- 11 Tahun 4 5.6
- 12 Tahun 1 1.4
- 13 Tahun 6 8.5
- 14 Tahun 2 2.8
- 15 Tahun 3 4.2
2. Identifikasi Masalah
a. Hasil Wawacara Komite Mutu dan Areditasi
Sebagai RS yang telah terakreditasi, RS Faisal Makassar telah berkomitmen
untuk tetap menjaga mutunya, salah satunya dengan menerapkan enam Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP), yaitu:
1) Identifikasi pasien. Setiap perawat harus melakukan identifikasi pasien dengan
tepat, meliputi nama, tanggal lahir, nomor rekam medik dan nomor KTP.
Pencapaian (>80%)
2) Penerapan komunikasi efektif menggunakan metode SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recommendation) dan konfirmasi ulang. Setiap
perawat harus menerapkan komunikasi efektif, baik pada pasien maupun antar
sesama petugas pelayanan, misalnya pada saat pergantian jadwal dinas harus
melakukan conference.
Perawat diberikan palatihan dan sosialisasi tentang komunikasi efektif,
salah satunya metode SBAR
3) Pelaksanaan operasi yang tepat sasaran, tepat waktu dan tepat prosedur
4) Pengurangan risiko jatuh. Untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien berisiko,
pasien diberikan gelang berwarna kuning sehingga perawat dapat dengan mudah
memantau kondisi pasien.
Evaluasi SKP dilakukan setiap bulan oleh PIC di unit melalui google form
Evaluasi dan tindak lanjut dilakukan 3-6 bulan oleh komite mutu, jika ada
rekomendasi akan diteruskan ke Direktur untuk menentukan kebijakan
Lama tunggu rawat jalan belum sesuai standar karena sebagian besar dokter
tidak standby di RS (on call)
Respon time IGD <5 menit
Belum ada standar lama pasien berada di IGD dan ditransfer ke ruang rawat
inap (tergantung diagnosa dan hasil pemeriksaan diagnostik pasien)
Diagnosa di IGD dan di Ruangan kadang-kadang tidak sama
Saran:
Buat satu ruangan untuk bisa dijadikan model yang bisa diikuti oleh ruangan
lain
4) Pengarahan
a) 10 orang (14.1%) mengatakan bahwa kepala ruangan tidak memotivasi staf
untuk bekerja lebih baik di ruangan
b) 11 orang (15.5%) mengatakan bahwa tidak proses pengembangan karir
perawat di ruangan
5) Pengendalian
a) Semua responden (100%) mengatakan bahwa ada hambatan dalam
kegiatan pengembangan mutu pelayanan keperawatan di ruangan.
Pelatihan apa yang diharapkan untuk meningkatkan kompetensi dalam
memberikan pelayanan keperawatan di ruangan:
1) BTCLS
2) pelatihan.Management Kepemimpinan
I. Analisis Masalah (Analisis SWOT)
a. Kekuatan
1) Merupakan Rumah Sakit tipe B dengan akreditasi Utama atau bintang
empat dan satu satunya Rumah Sakit Islam di wilayah Sulawesi Selatan
2) Adanya dukungan dari direktur dan para pejabat RS untuk
pengembangan tenaga keperawatan,terutama dalam mengikuti jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan juga perawat diberikan kesempatan
untuk mengikuti seminar/workshop maupun pelatihan.
3) Menggunakan metode TIM
4) Struktur organisasi yang ada sesuai dengan tugas dan kemampuan
perawat
5) Terbina komunikasi antar profesi
6) Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya dengan cara di contreng
0,60
0,10
4
0,30
0,20
0,10
3
0,10 0,30
2
0,40
0,10
3
0,30
0,10
4
0,30
0,10
3
0,10
3
Kategori Nilai
Nilai tertimbang kekuatan Rumah Sakit Islam Faisal 3,10
Nilai tertimbang kelemahan Rumah Sakit Islam Faisal 3,30
Selisih Negatif -0,20
Nilai tertimbang peluang Rumah Sakit Islam Faisal 3,45
Nilai tertimbang ancaman Rumah Sakit Islam Faisal 3,25
Selisih Positif 0,20
Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan internal dan eksternal (seperti tabel
diatas) maka Rumah Sakit Islam Faisal Makassar terletak pada kuadran II karena
kedua selisih nilai tertimbang adalah negatif dan positif, dimana selisi nilai
tertimbang kekuatan kelemahan adalah -0,20 dan selisih nilai tertimbang peluang dan
ancaman adalah 0,20. Manajemen Rumah Sakit Islam Faisal Makassar diharapkan
mengimplementasikan strategi stabilisasi secara visual dapat dilihat pada diagram
layang
Peluang
0,20
Kelemahan
Kekuatan
-0,20
Ancaman
strategik bidang
keperawatan yang
berorientasi pada visi
misi rumah sakit
3 Jumalah tenaga 5 3 4 3 5 900 3
keperawatan belum
memedai dan Tingkat
pendidikan perawat
masih didominasi D III
keperawatan
4 Rencana Bulanan dan 3 5 4 3 3 540 5
tahunana kepala
ruangan belum berjalan
optimal serta ketua tim
dan perawat pelaksana
tidak membuat rencana
2
Pelaksanaan discharge planning belum 4
3 4 4 192
optimal karena tidak tersedianya
brosur/leaflet untuk passion, tidak
tersedianya anggaran discharge planning,
pemberian pendidikan kesehatan yang di
lakukan secara lisan pada pasien/keluarga,
dan belum optimalnya pendokumentasian
discharge planning
3
Memberikan infromasi/pelatihan kepada 3
3 4 4 144
perawat untuk meningkatkan pemaaman
perawat akan pentingnya supervise dalam
memecahkan masalah yang di hadapi
1. Pembuatan format Rencana Bulanan dan tahunana kepala ruangan belum berjalan
optimal serta ketua tim dan perawat pelaksana tidak membuat rencana harian