Disusun oleh:
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, rumah sakit
sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai. Pelayanan
keperawata merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
menjaga dan meningkatlkan mutu pelayanan rumah sakit (Hidayat, 2014).
Manajemen keperawatan menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan
pelayanan rumah sakit. Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain itu untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan
di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
pada masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metoda
perlakuan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduannya
dapat saling menopang (Nursalam, 2016).
Manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan berkaitan dengan
konsep pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan pengumpulan data, pelaksanaan secara
professional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Penerapan model asuhan keperawatan professional atau MAKP dapat menjadi
salah satu pendukung dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Hubungan yang
baik antara pasien danperawat dapat dilakukan apabila menerapkan suatu model asuhan
keperawatan yang baik. Dengan demikian, maka pelayanan pasien menjadi sempurna
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah sakit (Hidayah,2014).
MAKP ideal yang saat ini dapat dilakukan dalam pelayanan kepada masyarakat
adalah metode Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode
yang memberikan tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab kepada
sekelompok pasien secara penuh dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Langkah konkret pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan
pelayanan keperawatan profesional berupa penataan sistem MAKP yang meliputi
ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan
dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksanakan, efektif dan
efisien).
Model keperawatan profesional ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan keperawatan dalam
mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu keperawatan
untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya
(Nursalam,2016).
Pelaksanaan pengorganisasian di Ruang Paviliun Roudhoh lantai 2 RS Siti
Khodijah Sepanjang Surabaya. Berdasarkan fenomena diatas, maka kami mencoba
untuk menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Primer
untuk memaksimalkan MAKP yang sudah diterapkan di Ruang Paviliun Roudhoh dan
perawat dapat bertanggungjawab penuh terhadap pasien kelolaannya secara
berkelanjutan, sehingga kondisi pasien dapat dipantau dengan baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1 Bagi Mahasiswa
Mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru dalam mengelola ruang rawat inap
beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan mengedepankan prinsip manajemen
keperawatan profesional.
2 Bagi Pasien
Tercapainnya tingkat kepuasan klien yang optimal selama klien di Ruang Paviliun
Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang.
3 Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yangoptimal.
2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencanastrategi.
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah Sakit Siti
Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat beberapa misi yaitu :
2) Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprenshif.
2. Membuat tujuan daan rencakan keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawatlain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
7. Membuat jadwal perjanjianklinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.
10. Mengikuti timbang terima.
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
12. Membuat tujuan dan rencanakeperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
14. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawatlain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
19. Membuat jadwal perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan
24. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
25. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawatlain.
26. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.
27. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
28. Membuat jadwal perjanjian klinik
29. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.
30. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.
31. Mengikuti timbang terima.
32. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
33. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
34. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
35. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawatlain.
36. Mengevaluasi keberhasilan yangdicapai.
37. Menerima dan menyesuaikanrencana.
38. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
39. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
40. Membuat jadwal perjanjian klinik.
41. Mengadakan kunjungan rumah.
42. Melaksanakan sentralisasi obat.
43. Mendampingi visite.
44. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate.
45. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepalaruangan.
2. Gambaran Ketenagaan
PJ Roudhoh
Triana Listyorini, S.Kep
PP PJ Shift PJ Shift
PA PA Ket PA
PA : PA PA
PJ : Penanggung Jawab
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Associate
Di ruangan Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang tenaga non medis terdiri pekarya
kesehatan (PRS) yang membantu perawat di ruangan . PRS dinas setiap pagi. Latar
pendidikan PRS adalah lulusan SMA.
No Nama Pendidikan Terakhir Pelatihan yang diikuti
1. Yayuk SMA -
a. Minimal care
b. Partial care
c. Total care
2. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
7. Dimandikan perawat
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Roudhoh Lt 2 RS
Siti Khotijah Surabaya adalah 9 (shiff) + 2 struktural (1ka Area + 1 pj pav roudhoh) + 2
orang yang lepas dinas. Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa
kebutuhan perawat di Ruang Roudhoh sebanyak 13 orang per hari.
Dari 15 pasien di Ruang Roudhoh Lt 2, ada 7 pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal, 6 pasien dengan tingkat ketergantungan parsial, dan 2 pasien
dengan tingkat ketergantungan total. Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-
14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift malam (21.00-07.00). Perawat yang bertugas
di Ruang Roudhoh shift pagi berjumlah 3 orang, sore 3 orang, dan malam 2 orang.
2)
Data Tempat TidurPasien
Ruang Paviliun Roudhoh Lt 2 berada di lantai 2 yang terdiri dari Ruang Rawat Inap
kelas 2 dan 3 dan kemoterapi (senin,selasa ,rabu). Total kapasitas Ruang Rawat Inap
terdapat 15 TT, yang terdiri dari 7 ruangan rawat inap .
2 2 Bed pasien 2
Bedside cabiner 2
Standart infus 2
Kursi 2
Kipas angin 2
Jemuran handuk 1
Wastafel 1
Oksigen central 1
Jam dinding 1
Tempat sampah non medis 1
Tempat tisu 1
Ners call 2
Korden 2
Kamar mandi 1
3 3 Bed pasien 3
Bedside cabiner 3
Standart infus 3
Kursi 3
Kipas angin 3
Jemuran handuk 1
Wastafel 1
Oksigen central 1
Jam dinding 1
Tempat sampah non medis 1
Kamar mandi 1
1. Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 digabung dengan kamar jaga dokter
yang terdiri dari kamar mandi, tempat tidur, meja, loker staf, kasur, kipas angin,
tempat tisu, alquran, jam, tempat sampah non medis, wastafel dan biasanya di
gunakan untuk solat. Di sampingnya ada ruangan linen yang berisi lemarai linen
bersih, kulkas, troli, tempat jemuran handuk, bedside cabinet, dispenser serta
gallon nya, tempat cuci alat dan kompor.
2. Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak dilantai 2
depan ruangan santai untuk pasien nonton televisi dan tidak ada ruang
administrasi terdiri dari 4 stetoskop, 1 ners kid, 1 lampu baca rongent, 1
komputer, 1 printer 2 layar callners 1 jam dinding, 1 kipas angin, 2 meja dan rak
untuk dokumen, 1 lemari besi.
3. Di belakang ruang perawat ada ruang tindakan yang berisi laci obat emergency
tapi tidak ada isinya, ada 3 tensi 1 suction 2 nebulizer dan ruang sentralisasi obat
yang berisi kulkas obat, trolly injeksi, kotak obat dan 1 lemari besi, 1 tempat
sampah medis dan 1 tempat sampah non medis 1 safety box, tempat alkes 1.
Lemari obat alkes, label infuse, plastic klip obat oral, lemari sentralisasi alkes,
tabel puasa, spet 10cc 5 cc 3 cc, obocath 16 dan18.
4. Ruang Sholat terletak di kamar jaga DM dan ruang KARU
5. Ruang Penyuluhan terletak di depan ners station dan di depan kamar 1 dan
kamar2.
6. Dokumentasi
1) Dokumen nota dinas
2) Daftar inventaris alat kesehatan dan nonkesehatan
3) Daftar pegawai ruangan
4) Standar asuhan keperawatan
5) Buku rekam medik
6) Buku pengirimanlaborat
7) Buku Visite
8) Buku operan
9) Buku kamus BPJS
10) Buku morning report
11) Buku observasi TTV
12) Buku kamus BPJS
13) Buku morning report
7. Daftar SOP
Ada 61 SOP:
6) SOP Intubasi
Gambar diagram :
Keterangan :
Dari hasil rekap pengumpulan data di ruang Roudhoh didapatkan 80% tenaga
kesehatan bisa mengoperasionalkan Sarana prasarana dan hanya 20 % yang tidak
bisa mengoperasikan.
Gambar diagram :
Keterangan :
Ruang Pavilun Roudhoh memiliki misi yang sama dengan RS Siti Kodijah.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 20 Desember 2021 di dapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang roudho menggunakan model MAKP primariy
nursing dan kombinasi Tim. Terdapat 2 katim. Katim hanya dinas pagi, sedangkan siang
dan malam terdapat PJ sifft yang bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang
dilakukan dan dibantu oleh perawat pelaksana. Ketua tim bertanggung jawab dalam
pendokumentasian keperawatan, sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan
keperawatan sesuai fungsinya. Jika ada masalah, maka PJ sifft akan melaporkan kepada
katim. Perawat mengatakan asuhan keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan efektif,
karena dapat membina komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan terhadap anggota tim. Selain itu pendidikan terakhir tenaga
kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan
dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shift pagi,
sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian. Daftar
pasien sudah tercantum dengan jenis kelamin, dokter yang bertanggung jawab, tanggal
dan tahun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di
ruangan ini adalah timbang terima, discharge planning, ronde keperawatan yang sering
disebut refleksi diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat dan pendokumentasian sudah
dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum optimal, dikarenakan
keterbatasan jumlah tenaga.
1) Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari
IGD maka dilakukan penanganan kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga
mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu Advis di tulis kemudian setelah ruangan
sudah siap , pasien di bawa ke pavilion Roudhoh. Perawat IGD atau poli melakukan
handover dengan perawat ruangan. Selain itu perawat ruangan melakukan pengkajian
pasien baru di ruang tindakan dan langsung melakukan pendokumentasian.
Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat ruangan
memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien. Gelang identitas pasien sudah
dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka dipasang di ruangan. Isi yang ada pada
gelang pasien yaitu Nama pasien, No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah
itu melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan orientasi ruangan diantaranya
dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan rumah sakit sesuai yang tercantum
dalam lembaran penerimaan pasien baru.
Alur Penerimaan Pasien Baru
Pra
Pelaksanaan
Post
Sentralisasi obat berlajan di pavilliun Roudho, resep secara digital dikelola UDD
farmasi kemudian obat diberikan ke perawat sejumlah 24 jam pemberian ( tiap siang)
.Perawat memberikan obat ke klien. Namun pada lembar pemberian dan sentralisasi
obat masih belum terisi TTD dari pasien / keluarga pasien dan hanya ada TTD oleh
perawat saja ketika pemberian obat ke pasien.
3) Supervisi Keperawatan
Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 20 Desember 2021 dan
laporan perawat di ruang Roudho, discharge planning sudah dilaksankan dalam
pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya singkat yang mencakup HE
mengenai cuci tangan, keperawatan selama di Rumah Sakit dan persiapan untuk kontrol
selanjutnya. Discharge planning di ruang Roudhoh sudah disampaikan saat pasien
datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang H-1. Format discharge
planning sudah tersedia meski terkadang pendokumentasian discharge planning masih
ada yang belum terisi. Berdasarkan wawancara pemberian leaflet dan penjelasan
diberikan pada pasien saat akan pulang. Discharge Planning sudah sesuai dengan
prosedur yang ada, terdapat leaflet di ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien
yang tinggi dan persai ngan rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta
update leaflet perlu untuk ditingkatkan.
Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss (diskusikan
dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah masalah dirumah
seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan,
menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa timbul,
menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control), Educate (mendidik
pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik dokter dan perawat menjelaskan
diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan
menghomati pasien dan keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
Jika ada hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menenlpon ke pavilun
roudho atau jika ada kegawatan langsung ke IGD. HE pada orang tua di lihat dari
spesifikasi kasusnya, meliputi jika ada alergi, hal- hal yang harus di hindari atau di
perhatikan saat di rumah, dan tanggal control lagi. Perawat juga menjelaskan obat yang
harus diminum dirumah.
6) Dokumentasi Keperawatan
22 Hasil Laborat RM 09
23 Grafik monitoring RM 10
26 Formulir Relionsiliasi RM 17
28 Resume Medis RM 21
Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 20 Desember 2021
pada perawat di Ruang Paviliun roudho lantai 2 dan 3 sebagai berikut:
Sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi
pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas
kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang, serta dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Intensif yang
diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama untuk semua
ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan
resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, sedangkan yang lain
dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai perawatan di
Ruang Pavilium roudho Lt 2 terdiri dari ruang perawatan kelas 2 dan kelas 3.
Bedasarkan akumulasi data penanggung jawab pasien rawat inap tanggal 20 Desember
2021 diperoleh tarif kamar dengan perincian.
TARIF KAMAR & JASA VISITE DOKTER DI RUANG
PAVILIUM ROUDHOH
NO KETERANGAN KAMAR TARIF VISITE
DOKTER
1. Kelas President Suite 1.100.000 200.000
2. Kelas VIP 750.000 150.000
3. Kelas 1 500.000 125.000
4. Kelas II 300.000 100.000
5. Kelas III 200.000 100.000
2.2.5 M5(Mutu)
1. Jumlah Kunjungan Pasien
NO KASUS
1 Other And Unspecified Abdominal Pain
2 Dyspepsia
3 Fever of Other And Unknown Origin
4 Cardiac septal defect, Acquired
5 Nausea and Vomiting
6 Dizziness and Giddiness
7 Malignant Neoplasm of breast
8 Urinary Tract Infection, site not specified
9 Dengue Haemorrhagic Fever
10 Cerebral Infarction. Unspecified
3. Indikator Mutu
1) Pasien safety
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada 20 Desember 2021, didapatkan data sebagai
berikut :
No Indikator Standar Bulan 20 Desember
1. Angka Kejadian Plebitis 0% 0,06%
2. Angka Decubitus 0% 0%
3. Angka Kejadian Jatuh 0% 0%
4. Angka Kesalahan Pemberian Obat 0% 0%
5. Angka Cidera Akibat Restrain 0% 0%
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021
terkait upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan Desember sebagai berikut:
Angka kejadian dekubitus 0,06%, angka kejadian jatuh 0 %, angka kesalahan
pemberian obat 0 %, dan angka cidera akibat restrain 0 %.
2) Kenyamanan
2) Perawatan Diri
Indikator perawatan diri menurut teori D’Orem pada tanggal 20 Desember 2021
No Kategori Jumlah Presentase
1 Minimal Care 7 47%
1) Kebersihan diri, mandi,
gantipakaian, dilakukansendi.
2) Makan dan minum dilakukan
sendiri.
3) Ambulasi dengan
pengawasan.
4) Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiapshift.
5) Pengobatan minimal,
status psikologisstabil.
2 Partial Care 6 40%
1) Kebersihan diri dibantu,
makan dan minum dibantu
dilakukansendiri.
2) Observasi tanda-tanda vital
tiap 4jam.
3) Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih darisekali.
4) Voley kateter, intake output
dicatat.
5) Pasien dengan pasang infus,
pengobatan memerlukan
prosedur.
3. Total Care 2 13%
1) Segalanya diberibantuan.
2) Posisi yang diatur, observasi
TTV setiapjam.
3) Makan memerlukan
NGT, terapiintravena.
4) Pemakaiansuction.
5) Gelisah/disorientasi
3) Kecemasan
Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien belum Kami
lakukan pengkajian
4) Pengetahuan
Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien belum Kami
lakukan pengkajian
4. Sasaran Mutu
Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang roudho Rumah Sakit
Siti Khodijah Sepanjang sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Tipe B
(Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation antara lain :
1) Ketepatan IdentifikasiPasien
a. Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan ketepatan
identifikasi pasien.
b. Tujuan
g) Identifikasi pasien:
Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan Gelang biru digunakan untuk
pasien laki-laki. Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien resiko
jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty. Tambahan manik merah di gelang
digunakan untuk pasien alergi. Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik
dengan hasilpositif.
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam keselamatan pasien
membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tulisan. Menerapkan proses
atau prosedur untuk mengambil perintah lisan atau telepon, atau untuk pelaporan hasil
uji laboratorium penting yang membutuhkan verifikasi “read back" dari tatanan lengkap
atau hasil tes oleh orang yang menerimainformasi.
c. Elemen yangdiukur
Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima perintah
a) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca kembali oleh
penerima perintah atau hasiltesnya.
b) Perintah atau hasil tes dikonfirmasi oleh individu yang menerima perintah atau
hasiltes.
c) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek konsisten dalam memverifikasi
keakuratan verbal dan komunikasi telepon.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan harus
menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberipesan.
b) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukansaat:
S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama.
B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang
digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosamedis.
A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan
informasi klinik lain yang mendukung.
R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021,
komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang roudho yaitu menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation). Pada saat melaporkan
kondisi pasien maupun hasil pemeriksaan klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP
sering dilakukan melalui media sosial, pada pelaksanaan stempel readback, sebagian
rekam medis sudah ada yang diberikan stempel READ BACK semua rekam medis yang
ditulis nama perawat dan advisor, tetapi terkadang masih ada yang belum
ditandatangani oleh dokter DPJP sesuai ketentuan yang ada.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang PerluDi waspadai
a. Standar
b. Tujuan
c. Elemen yangdiukur
a) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi identifikasi,
lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan atau prosedur yang telahditerapkan.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar dalam kategori
obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera serius pada pasien jika terjadi
kesalahan dalampenggunaannya.
b) Pemberian obat high alert kepadapasien:
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali secara independen (PRINSIP 7 BENAR).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Desember 2021, dapat diketahui bahwa
kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai sudah dilakukan dengan memisahkan
obat-obat high alert pada tempat yang telah disediakan dengan ditempatkan di tempat
tersendiri. Pemberian labeling dan double crooscheck juga sudah dilakukan di ruang
Roudhoh.. Sebelum pemberian obat dilakukan identifikasi terlebih dahulu dengan
memanggil nama ataupun memeriksa gelang identitas pasien. Prinsip 7 benar telah
diterapkan dengan baik, pendokumentasian pemberian obat juga sudah dilakukan.
Bukti dokumentasi perawat pemberi obat dan alasan apabila pasien tidak mendapatkan
obat sesuai dengan seharusnya.
b. Tujuan
Meminimalisir salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien merupakan kejadian
kekhawatiran yang umum dalam organisasi perawatan kesehatan. Praktek-praktek
berbasis bukti (eviden base practics) yang dijelaskan dalam “The (US) Join
Commission’s Universal Protocol” untuk mencegah salah pasien, salah prosedur dan
salah lokasi operasi. Proses penting yang ditemukan di protokol universal yaitu
menandai lokasi bedah, proses verifikasi sebelum operasi dan Time out yang diadakan
segera sebelum memulai prosedur.
1) Menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk identifikasi pada lokasi bedah dan
melibatkan pasien dalammenandai.
2) Menggunakan daftar periksa atau proses lain untuk memverifikasi lokasi yang tepat
dan pasien yang tepat bahwa semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan berada
di tangan yang benar dan fungsional sebelum melakukanoperasi.
b) ProsesPreverifikasi
Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan operasi
dilakukan.
1) HandHygiene
1. Handhygiene.
2. Pemakaian APD secara teratur
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan tempat
sampah benda tajam ke kotak khusus/safetybox).
4. Dekontaminasi alat.
5. Penanganan limbah dan lingkungan.
6. Penanganan linen/laundry yang memadai.
7. Penempatan pasien isolasi.
8. Etika batuk.
9. Praktek menyuntik aman.
10. Praktek pencegahan infeksi