Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN RUANGAN M1-M5 RUANG


AR-ROUDHO LANTAI 2 RS SITI KHODIJAH

Disusun oleh:

Shafarty Dwi Srianti F.C 20214664067

Rahma Nadine Az-Zahra 20214663063

Mega Wulan Sari 20214663079

Fitri Kumala Dewi 20214663032

Melinda Puspasari Pahhlevi 20214663090

Muhmmad Nur Sugianto 20214663046

Dliyaul Lail Qodaroh 20214663024

Findia Tafriza Zaputri 20214663028

Annisatul Karima 20214663011

Indah Puji Rahayu 20214663036

Agustina Mardika Sulistiono P 20214663006

Bambang Eko P 20214663083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, rumah sakit
sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai. Pelayanan
keperawata merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
menjaga dan meningkatlkan mutu pelayanan rumah sakit (Hidayat, 2014).
Manajemen keperawatan menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan
pelayanan rumah sakit. Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain itu untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan
di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
pada masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metoda
perlakuan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduannya
dapat saling menopang (Nursalam, 2016).
Manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan berkaitan dengan
konsep pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan pengumpulan data, pelaksanaan secara
professional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Penerapan model asuhan keperawatan professional atau MAKP dapat menjadi
salah satu pendukung dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Hubungan yang
baik antara pasien danperawat dapat dilakukan apabila menerapkan suatu model asuhan
keperawatan yang baik. Dengan demikian, maka pelayanan pasien menjadi sempurna
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah sakit (Hidayah,2014).
MAKP ideal yang saat ini dapat dilakukan dalam pelayanan kepada masyarakat
adalah metode Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode
yang memberikan tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab kepada
sekelompok pasien secara penuh dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Langkah konkret pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan
pelayanan keperawatan profesional berupa penataan sistem MAKP yang meliputi
ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan
dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksanakan, efektif dan
efisien).
Model keperawatan profesional ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan keperawatan dalam
mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu keperawatan
untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya
(Nursalam,2016).
Pelaksanaan pengorganisasian di Ruang Paviliun Roudhoh lantai 2 RS Siti
Khodijah Sepanjang Surabaya. Berdasarkan fenomena diatas, maka kami mencoba
untuk menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Primer
untuk memaksimalkan MAKP yang sudah diterapkan di Ruang Paviliun Roudhoh dan
perawat dapat bertanggungjawab penuh terhadap pasien kelolaannya secara
berkelanjutan, sehingga kondisi pasien dapat dipantau dengan baik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan mahasiswa


mampu mengelola ruang rawat inap beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan
mengedepankan prinsip manajemen Keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus

1 Menganalisa kebutuhan tenaga di Ruang Paviliun Roudhoh RS Siti


Khodijah sepanjang

2 Melakukan pengkajian diRuang Pav Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang


dengan pendekatan M1-M5.
1.3 Manfaat

1 Bagi Mahasiswa

Mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru dalam mengelola ruang rawat inap
beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan mengedepankan prinsip manajemen
keperawatan profesional.
2 Bagi Pasien

Tercapainnya tingkat kepuasan klien yang optimal selama klien di Ruang Paviliun
Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang.
3 Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yangoptimal.

2) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat


dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
sertakeluarga.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diriperawat

4 Bagi Rumah Sakit


1) Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Pav Roudhoh di RS Siti
Khodijah Sepanjang yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatanprofessional.

2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencanastrategi.

3) Mempelajari penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP)


BAB 2
PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data

2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang

2.1.1 Visi RS Siti Khodijah Sepanjang

Terwujudnya Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang


yang unggul, professional, dan islami tahun 2022.
2.1.2 Misi RS Siti Khodijah Sepanjang

Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah Sakit Siti
Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat beberapa misi yaitu :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Unggul dibidang


Trauma Centre Care, Heart Care, Intensive Care dan
CancerCare.
2. Menyelenggarakan pendidikan-penelitian yang terintegrasi.
3. Mewujudkan SDI yang handal dan berakhlakmulia.
4. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien berkelanjutan.
5. Melaksanakan dakwah islamiyah amar makruf nahimunkar.
2.1.3 Motto Rs Siti Khodijah Sepanjang

“ Ikhlas dan ikhsan dalam pelayanan”.

2.1.4 Nilai RS Siti Khodijah Sepanjang


1. Profesionalisme
2. kemitraan dankebersamaan
3. keperdulian dankenyamanan
4. amanah
2.1.5 Falsafah RS Siti Khodijah Sepanjang

Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang


mempunyai falsafah sebagai sarana Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi
Munkar dan sosial kemasyarakatan serta tidak berorientasi pada keuntungan
bisnis semata. Dengan berkembangnya zaman, RS Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang dikelola secara professional untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Orientasi pelayanan yang berfokus pada
pasien merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan medik.
Disamping upaya lainnya berupa perencanaan secara komprehensif serta upay-
upaya dengan kegiatan yang sesuai dengan visi misi Persyarikatan
Muhammadiyah Cabang Sepanjang.
2.1.6 Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang

Rumah sakit Siti Kodijah Muhammadiyah cabang Sepanjang dalam


mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan pelayanan
penunjang non medis yang prima yang berorientasi pada kepuasanpelanggan.
2. Meningkatkan strategi marketing dan jalin harmonisasi CSR
3. Meningkatkan kopetensi SDI di segala bidang.
4. Melaksanakan aliansi stratejik dengan organisasi daninstansi.
5. Memanfaatkan system informasi untuk peningkatan pelayanan dan
menajemen administrasi.
6. Mengembangkan pelayanan preventif, komplementer dan estetika
sesuaisyariah.
7. Lengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan standar RumahSakit.
8. Tingkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit secara optimal untuk
mencapai penerapan akreditasi RS Pendidikan.
9. Meningkatkan pengembangan dakwah Islamiyah amar makruf nahi mungkar.
2.1.7 Pedoman Keperawatan RS Siti KhodijahSepanjang

Berikut data dari Standart Operasional Keperawatan

1. Mengutamakan kesehatan dan kepentingan pasien.


2. Ikhlas dan bangga mengembangkan tanggung jawab sebagai
perawat anggota tim pelayanan kesehatan.

3. Berfikir sebelum dan selama ataupun sesudah melakukan


tindakan profesional
4. Mampu mengendalikandiri
5. Patuh pada peraturan atau ketentuan yang berlaku
6. Tepat dalam pemberianobat:
1) Tepat pasien.
2) Tepat Obat (baca etika obat 2 – 3kali).
3) Tepat dosis, tepat cara, tepat waktu.
4) Selalu waspada efek samping obat.
7. Memegang teguh rahasia jabatan.
8. Selalu melibatkan pasien dalam setiap tindakan.
9. Merawat pasien berdasarkan ilmu dan seni, perawat disertai senyum, sapa,
salam, dansopan.
10. Selalu menjaga kebersihan individu dilingkungan.

2.2 Pengumpulan Data

Tenaga dan Pasien (M1 -Man)

Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang dikembangkan


oleh management ruang Roudhoh adalah model MAKP Primary nursing dan Tim. Hal
ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik
ketergantungan klien yang dirawat di ruang Paviliun Roudhoh. Analisis ketenagaan
perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dari Lt.2 dan 3: S1 Keperawatan 5
orang ,tenaga DIII Keperawatan sebanyak 21 orang

1. Tugas Pokok dan Fungsi


1) Kepala Ruangan

Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan


Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :

1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:


1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di perlukan sesuai
kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruangrawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yangberlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruangrawat.
4) Member pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan/standar.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruangrawat.
5) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan antara
lain melalui pertemuan ilmiah.
7) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan
yangoptimal.
8) Menyususn permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obatdan bahan lain
yang diperlukan di ruangrawat.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam kegiatan siappakai.
10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan vasilitas
yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
12) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhankeperawatan.
14) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yangdihadapinya.
15) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatanberlangsung.
16) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
bataskewenangan.
17) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
18) Memelihara dan mengembangkan system pencatatandan pelaporan
asuhan keperawatan system pencatatan d pelaporan asuhan keperawatan
dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar untuk tindakan
selanjutnya
19) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang lain,
seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit
diRS.
20) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasienruangan. Memeriksa dan
meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan
jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat
penyajian sesuai dengandiitnya.
22) Memelihara buku register dan berkas catatanmedic.
23) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang perawat.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :
1) Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidangperawaatan.
3) Mengawasi dan mengendalikan penyalahgunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif danefisien.
4) Mengawasi pelaksanaan sistim pencatatn dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruangrawat.

2) Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprenshif.
2. Membuat tujuan daan rencakan keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawatlain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
7. Membuat jadwal perjanjianklinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.
10. Mengikuti timbang terima.
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
12. Membuat tujuan dan rencanakeperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
14. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawatlain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
19. Membuat jadwal perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan
24. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
25. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawatlain.
26. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.
27. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
28. Membuat jadwal perjanjian klinik
29. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.
30. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.
31. Mengikuti timbang terima.
32. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
33. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
34. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
35. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawatlain.
36. Mengevaluasi keberhasilan yangdicapai.
37. Menerima dan menyesuaikanrencana.
38. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
39. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
40. Membuat jadwal perjanjian klinik.
41. Mengadakan kunjungan rumah.
42. Melaksanakan sentralisasi obat.
43. Mendampingi visite.
44. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate.
45. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepalaruangan.

3) Perawat Assosiate Tugas pokok:

1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan


dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun.
2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telahdiberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatankeperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggungjawab
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboraturium.
3) Persiapan klien yang akandioperasi.
3. Memperhatiakan keseimbangan kebutuhan fisik, mental daan spiritual dari
klien
1) Memelihara kebersihan klien danklien.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan komunikasi terapeutik.
4. Mempersiapkan klien secara fisik mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruaangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administrasitif
1) Menyiapkan data klien baru, pulang ataumeningggal.
2) Sensus harian danformulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyaman dan keindahatanruangan.

10. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/ malam secarabergantian


11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
denganpenyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupuntertulis.
13. Membuat laporanharian.
14. Mengikuti timbangterima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksaanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
17. Berorganisasi dengan perawat assosiate lain dan perawat primer.
18. Malakukan evaluasiformatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatat perkembanganpasien.
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada
perawatprimer.

2. Gambaran Ketenagaan

1.) Tenaga Keperawatan


Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjanng LT 2

No. Jenjang Pelatihan


Karir dan Seminar
Nama Jabatan Pendidika
n Terakhir
1 Tyas A PP PK III AMK IHT,5S
2 Diana F PA PK III AMK IHT,5S,BLS
3 Ryan P PA PK I S Kep Ners IHT,5S
4 Suliswati PA PK III AMK IHT,5S
5 Anis M PA PK III AMK IHT,5S
6 Wenny PA PK II AMK IHT,5S
7 Umrotul PA PK II AMK IHT,5S
8 Fitri PA PK I AMK IHT,5S
9 Susi PA PK I S Kep Ners IHT,5S,ICU
10 Rossalia PA PK I AMK IHT,5S
11 Husnul PA Pra PK AMK IHT,5S
12 Dimas PA Pra PK AMK IHT,5S

Tenaga Keperawatan di Ruang Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjanng LT 3


Jenjang Pendidikan Pelatihan dan Seminar
Karir Terakhir
No. Nama Jabatan

1 Mamik KA Area PK III S Kep Ners CI, IHT, BLS,5S


2 Triana Listyorini PJ PK III S Kep CI, IHT, BLS,5S
Roudho

3 Sri Wahyuni PP PK II S Kep Ners IHT, BLS,5S


4 Faridatul Ula PA PK II AMK IHT,5S
5 Zim Chusnul PA PK III AMK IHT,5S
6 Urifah PA PK II AMK IHT,5S
7 Riza PA PK II AMK IHT,5S
8 Dedik PA PK II AMK IHT,5S,ENDOSKOPI
9 Miftah PA PK II S Kep Ners IHT,5S
10 Dewi Intan PA PK I AMK IHT,5S
11 Melinda PA PK I AMK IHT,5S
12 Diah Ayu PA PK I AMK IHT,5S
13 Wafi PA PK I AMK IHT,5S
14 Rifa PA PK I AMK IHT,5S

Analisis Kualitas Ketenagaan Perawat : Ketenagaan perawat mencakup jumlah


tenaga keperawatan dan non keperawatan. Kualitas tenaga keperawatan yang ada sudah
cukup memenuhi kualifikasi RS Siti Khodijah Sepanjang kemampuan dalam bidang
keperawatan maupun kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada umumnya perawat di
Ruang Paviliun Ar-Roudhoh kemampuan yang sudah memadai, kolaborasi dengan
tenaga medis lainnya terjalin dengan baik dan terkoordinasi dengan baik. Dari segi
kedisiplinan perawat Ar-Roudhoh disiplin dan sesuai dengan jadwal dinas per shift yang
diberikan, datang tepat waktu, pelaksanaan dilaksanakan tepat waktu, disiplin dalam
pendokumentasian tindakan keperawatan, universal precaution dan penerapan mutu
pelayanan berupa 5S sudah dilaksanakan.
Latar belakang pendidikan tenaga keperawatan dan non keperawatan yang
bekerja di ruang paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang Lt 2, antara lain: tenaga
S1 Ners Keperawatan 2 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 10 orang. Perawat
telah melakukan beberapa pelatihan yang dilaksanakan didalam Rumah Sakit maupun
dari luar Rumah Sakit. Total jumlah perawat di ruang Paviliun Lt 2 terdapat 12 orang
dengan jumlah tempat tidur di ruangan sebanyak 15 tempat tidur. Kondisi ketenagaan di
Lt 2 dan 3 bisa berubah secara situasional sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah


Sepanjang
Karea
Mamik, S.Kep.Ners

PJ Roudhoh
Triana Listyorini, S.Kep

PP PJ Shift PJ Shift
PA PA Ket PA
PA : PA PA

Karea : Kepala Area

PJ : Penanggung Jawab

PP : Perawat Primer

PA : Perawat Associate

2) Tenaga Non Keperawatan


Tabel 2.2 Tenaga PRS Keperawatan di Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang

Di ruangan Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang tenaga non medis terdiri pekarya
kesehatan (PRS) yang membantu perawat di ruangan . PRS dinas setiap pagi. Latar
pendidikan PRS adalah lulusan SMA.
No Nama Pendidikan Terakhir Pelatihan yang diikuti
1. Yayuk SMA -

3.) Tenaga Medis


Dokter yang bertanggung jawab terahadap pasein di ruang roudhoh yaitu dokter sesuai
dengan diagnosis pasien tersebut

3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat ketergantungan pasien di ruang Roudhoh dinilai dengan menggunakan


instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial dan minimal
care. Kebutuhan tenaga perawat di ruang paviliun Raudhoh dari hasil pengkajian
sebagai berikut :

a. Minimal care

1. Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan

2. Mampu naik-turun tempat tidur


3. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

4. Mampu makan dan minum sendiri

5. Mampu mandi sendiri/mandi dengan sebagian bantuan

6. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

7. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan

8. Status psikologis stabil

9. Pasien di rawat untuk prosedur diagnostic

10. Operasi ringan

b. Partial care

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian

2. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur

3. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan

4. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

5. Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap

6. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut

7. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

8. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)

9. Post operasi minor 24 jam

10. Melewati fase akut dari post operasi mayor

11. Fase awal dari penyembuhan

12. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

13. Gangguan emosional ringan

c. Total care

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu


perawatan yang lebih lama

2. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda

3. Membutuhkan latihan pasif


4. Kebutuhan nutrisi dan cairan di penuhi melalui terapi intravena (infus)
atau NG tube (sonde)

5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

6. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

7. Dimandikan perawat

8. Dalam keadaan inkontinensia

9. 24 jam post operasi mayor

10. Pasien tidak sadar

11. Keadaan pasien tidak stabil

12. Observasi TTV setiap kurang dari 1 jam

13. Perawatan luka bakar

14. Perawatan kolostomi

15. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)

16. Menggunakan WSD

17. Irigasi lambung secara terus menerus

18. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)

19. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/leher

20. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi


Ruang Roudhoh
Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat sesuai tingkat ketergantungan
pasien pengelompokan berdasarkan teori Douglas dan Orem yang dilakukan pada
tanggal 20 Desember 2021 didapatkan sebagai berikut :
No. Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah Pagi Siang Malam


Ketergatungan Pasien

1. Minimal 7 7 X 0,17 = 7 X 0,14 = 7 X 0,07 = 0,49


1,19 0,98

2. Partial 6 6 X 0,27 = 6 X 0,15 = 0,9 6 X 0,10 = 0,6


1,62

3. Total 2 2 X 0,36 = 2 X 0,3 = 0,6 2 X 0,20 = 0,4


0,72

Jumlah 15 3,53 (4) 2,48 (2) 1,49 (2)


Total Tenaga Perawat :
a. Pagi :4 Orang
b. Siang :3 Orang
c. Siang :2 Orang
Total :9 Orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari = jumlah hari libur x total tenaga perawat
Jumlah hari efektif
= 78 x 9
286
= 2,45 (2)

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Roudhoh Lt 2 RS
Siti Khotijah Surabaya adalah 9 (shiff) + 2 struktural (1ka Area + 1 pj pav roudhoh) + 2
orang yang lepas dinas. Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa
kebutuhan perawat di Ruang Roudhoh sebanyak 13 orang per hari.
Dari 15 pasien di Ruang Roudhoh Lt 2, ada 7 pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal, 6 pasien dengan tingkat ketergantungan parsial, dan 2 pasien
dengan tingkat ketergantungan total. Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-
14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift malam (21.00-07.00). Perawat yang bertugas
di Ruang Roudhoh shift pagi berjumlah 3 orang, sore 3 orang, dan malam 2 orang.

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)

Ruang Paviliun Roudhoh RS SITI KHODIJAH SEPANJANG, dengan alamat Jl.


pahlawan No.260, Bebekan Taman Sepanjang, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur 61257 Jawa Timur. Data-data yang diperoleh antara lain:

1. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan


1) Lokasi Ruang Paviliun Roudhoh

Denah ruangan roudhoh

2)
Data Tempat TidurPasien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Desember 2021 didapatkan gambaran


kapasitas ruang tidur ruang Roudhoh adalah seb agai berikut:
NO RUANG JUMLAH BED
1 201 2
2 202 2
3 203 2
4 204 2
5 205 2
6 206 2
7 207 3
Total 15

Ruang Paviliun Roudhoh Lt 2 berada di lantai 2 yang terdiri dari Ruang Rawat Inap
kelas 2 dan 3 dan kemoterapi (senin,selasa ,rabu). Total kapasitas Ruang Rawat Inap
terdapat 15 TT, yang terdiri dari 7 ruangan rawat inap .

a. Gambaran Berdasarkan Jumlah BOR Pasien di ruang Roudhoh bulan Januari –


Nopember 2021

No. Bulan BOR (%)


1 Januari 82
2 Februari 90
3 Maret 60
4 April 55
5 Mei 51
6 Juni 73
7 Juli 41
8 Agustus 106
9 September 44
10 Oktober 55
11 November 50

2. Fasilitas dan Sarana Prasarana


1) Fasilitas untuk pasien

Pada tanggal 20 Desember 2021 di dapatkan hasil di ruang


Paviliun Roudhoh sudah memiliki fasilitas, baik untuk pasien dan
tenaga kesehatan. Sumber listrik yang digunakan adalah dari PLN.
Sumber air menggunakan air PDAM.
Untuk pemeliharaan alat - alat medis dilakukan kalibrasi setiap
satu tahun sekali, jika kalibrasi tersebut hasilnya baik maka alatnya
masih bisa digunakan dan apabila alat tersebut hasil kalibrasinya tidak
baik maka ada alat yang dapat diperbaiki dan ada alat yang tidak dapat
diperbaiki membutuhkan pengadaan yang baru.

a. Fasilitas di Ruang Rawat Paviliun Roudho

NO RUANG FASILITAS JUMLAH


1. 1-7 1. Tempat tidur pasien 31
2. Bedside cabinet 31
3. Standart infus 37
4. Kursi 31
5. Kipas angina 8
6. AC 12
7. Jemuran handuk 6
8.Wastafel 12
9. Oksigen central 26
10. Jam dinding 6
11. Pispot 3
12. Kamar mandi/WC 8
13. Tempat sampah medis 1
14. Tempat sampah non medis 7
15.Brankard 1

A) Fasilitas di Ruang Pasien kelas 2, ruang roudhoh terdiri dari:

No. Kelas Fasilitas tiap kelas Jumlah

2 2 Bed pasien 2
Bedside cabiner 2
Standart infus 2
Kursi 2
Kipas angin 2
Jemuran handuk 1
Wastafel 1
Oksigen central 1
Jam dinding 1
Tempat sampah non medis 1
Tempat tisu 1
Ners call 2
Korden 2
Kamar mandi 1

3 3 Bed pasien 3
Bedside cabiner 3
Standart infus 3
Kursi 3
Kipas angin 3
Jemuran handuk 1
Wastafel 1
Oksigen central 1
Jam dinding 1
Tempat sampah non medis 1
Kamar mandi 1

2) Fasilitas untuk petugas kesehatan

1. Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 digabung dengan kamar jaga dokter
yang terdiri dari kamar mandi, tempat tidur, meja, loker staf, kasur, kipas angin,
tempat tisu, alquran, jam, tempat sampah non medis, wastafel dan biasanya di
gunakan untuk solat. Di sampingnya ada ruangan linen yang berisi lemarai linen
bersih, kulkas, troli, tempat jemuran handuk, bedside cabinet, dispenser serta
gallon nya, tempat cuci alat dan kompor.
2. Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak dilantai 2
depan ruangan santai untuk pasien nonton televisi dan tidak ada ruang
administrasi terdiri dari 4 stetoskop, 1 ners kid, 1 lampu baca rongent, 1
komputer, 1 printer 2 layar callners 1 jam dinding, 1 kipas angin, 2 meja dan rak
untuk dokumen, 1 lemari besi.
3. Di belakang ruang perawat ada ruang tindakan yang berisi laci obat emergency
tapi tidak ada isinya, ada 3 tensi 1 suction 2 nebulizer dan ruang sentralisasi obat
yang berisi kulkas obat, trolly injeksi, kotak obat dan 1 lemari besi, 1 tempat
sampah medis dan 1 tempat sampah non medis 1 safety box, tempat alkes 1.
Lemari obat alkes, label infuse, plastic klip obat oral, lemari sentralisasi alkes,
tabel puasa, spet 10cc 5 cc 3 cc, obocath 16 dan18.
4. Ruang Sholat terletak di kamar jaga DM dan ruang KARU
5. Ruang Penyuluhan terletak di depan ners station dan di depan kamar 1 dan
kamar2.
6. Dokumentasi
1) Dokumen nota dinas
2) Daftar inventaris alat kesehatan dan nonkesehatan
3) Daftar pegawai ruangan
4) Standar asuhan keperawatan
5) Buku rekam medik
6) Buku pengirimanlaborat
7) Buku Visite
8) Buku operan
9) Buku kamus BPJS
10) Buku morning report
11) Buku observasi TTV
12) Buku kamus BPJS
13) Buku morning report
7. Daftar SOP
Ada 61 SOP:

1) SOP Memberikan O2 dengan nasal O2

2) SOP Memberikan O2 dengan masker O2

3) SOP Memberikan jalan nafas dengan suction oral

4) SOP Memberikan jalan nafas dengan suction endo tracheal

5) SOP Monitoring EKG

6) SOP Intubasi

7) SOP Spoelling wsd

8) SOP Fisioterapi dada

9) SOP Memantau saturasi O2

10) SOP Menghitung nadi

11) SOP Menghitung nafas

12) SOP Mengukur suhu rektal

13) SOP Mengukur suhu aksila

14) SOP Mengukur TD

15) SOP Pemasangan IV line perifer

16) SOP Memberikan tranfusi darah

17) SOP Mengukur balance cairan

18) SOP Memandikan pasien di tempat tidur

19) SOP Memindahkan pasien ke brancard

20) SOP Memindahkan pasien ke kursi roda

21) SOP Menyiapkan tempat tanpa pasien diatasnya

22) SOP Menyiapkan linen dengan pasien diatasnya

23) SOP Ambulasi dini

24) SOP Membantu rentang gerak


25) SOP Membantu pasien posisi fowler

26) SOP Membantu pasien posisi SIM

27) SOP Membantu pasien posisi tendenburg

28) SOP Membantu pasien posisi dorsal rekumben

29) SOP Membantu pasien posisi Genupektoral

30) SOP Membantu pasien posisi semi fowler

31) SOP Memasang bidai

32) SOP Perawatan luka

33) SOP Perawatan pasien yang terpasang traksiskeletal

34) SOP Melakukan skintest

35) SOP Memberikan obat melalui intrakutan

36) SOP Memberikan obat melalui subcutan

37) SOP Memasang NGT

38) SOP Memasang kumbah lambung

39) SOP Memberikan obat melalui suntikan IM

40) SOP Memberikan suntikan melalui IV

41) SOP Memberikan suntikan melalui injeksiport

42) SOP Memberikan suntikan melalui instopper

43) SOP Memberikan kompres dingin

44) SOP Memberikan kompres hangat

45) SOP Memberikan obat melalui mulut

46) SOP Memberikan obat melalui sonde

47) SOP Memberikan obat melalui rektal

48) SOP Memberikan obat tetes mata

49) SOP Irigasi mata

50) SOP Memberi tetes telinga

51) SOP Irigasi telinga

52) SOP Mantaux test


53) SOP Membersihkan mulut

54) SOP Menyuapi pasien

55) SOP Membantu pasien BAK dan BAB di tempat tidur

56) SOP Pasang dower kateter

57) SOP Bleder training

58) SOP Melepas dower kateter

59) SOP Melepas infus

60) SOP Lavemen

61) SOP Melepas NGT

8. Standar asuhan keperawatan


a. Asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis
b. Asuhan keperawatan pada pasien dengan Observasi F
c. Asuhan keperawatan pada pasien dengan kejang demam
d. Asuhan keperawatan pada pasien dengan thypoid
e. Asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF
f. Asuhan keperawatan pada pasien dengan pnemonia
g. Asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkitis
h. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ISK
i. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ISPA
j. Asuhan keperawatan pada pasien dengan hepatitis

DAFTAR INVENTARIS ALAT NON MEDIS RUANG RAWAT INAP ROUDHOH


20 Desember 2021
Tahun Rencana
No. Nama Barang Perolehan Merek Jumlah B C R Tindak
Lanjut
1 AC Panasonic 12 12
2 TV Sharp 8 8
3 Komputer Acer 1 1
4 Mesin Foto Kopi Brother 1 1
5 Telepon Panasonic 2 2
6 Monitor Bell LG 2 2
7 Lemari Toshiba 2 2
8 Kipas Angin Maspion 20 20
9 Jam Dinding Ruangan 13 13
10 Bell 29 29

DAFTAR INVENTARIS ALAT MEDIS RUANG RAWAT INAP PAV ROUDHOH


No Nama Barang Tahun Merek Jumlah B C R Rencana
Perole Tindak
han Lanjut
1. Suction 2011 Gea 1 1
2 Nebulizer 2016 Philips 2 3
3. Tensi digital 2017 ABN 2 2
4. Lemari Obat 1 1
5. Timbangan Bayi Gea 1 1
6. Timbangan Berdiri Laika 1 1
7. Tensimeter dewasa 2011 RK 2 2
8. Saturasi Oksigen 2011/202 Massimo 2 2
1
9. Infus Pump 2016 Fressimus 1 1
Kabi
10. Manometer Sentral 2016 Cantec 8 4
11. Manometer Tabung 2016 Gea 1 5
12. Kursi Roda 1 1
13. Lang Spatel Kayu Disposible
14. Com 1 1
15. Bengkok 4 4
16. Gunting Kasa 3
17. Pinset Anatomis 1 1
18. Klem 3 3
19. Gerusan obat 1 1
20. Emergency lamp 1 1
21. Gunting Lancio 3 3
22. Bak Injeksi Kecil 1 1
23. Stetoskop Lyttmann 3 3
24. Thermometer Digital 5 5
25. Syringe Pump 2011 BB 2 2
26. Thermometer Gan 2021 2 2

Gambar diagram :
Keterangan :

Dari hasil rekap pengumpulan data di ruang Roudhoh didapatkan 80% tenaga
kesehatan bisa mengoperasionalkan Sarana prasarana dan hanya 20 % yang tidak
bisa mengoperasikan.

Gambar diagram :

Keterangan :

Terkait fasilitas yang ada di ruang Roudhoh data kami menunjukkan


85% pasien dan keluarga dapat menggunakan fasilitas yang ada.

3. Persyaratan Administrasi Rawat paviliun Roudhoh

BPJS Kesehatan UMUM PIHAK KETIGA


1. Peserta BPJS kesehatan PBI dari Surabaya 1. Pasien umum tidak 1.Pasien yang akan
menyiapkan surat kuota dari kelurahan, dan perlu menyiapkan masuk rawat inap harus
rujukan dari RS terdekat, apabila dari luar surat apapunkarena menyiapkan kartu
Surabaya non kuota atau BPJS Kesehatan PBI biaya semua asuransi.
menyiapkan surat dari kelurahan dan tanda ditanggung oleh
tangan Bupati atau Walikota serta surat pribadi.
rujukan dari Rumah sakit terdekat.
2. Untuk kuota surat yang dipersiapkan dari
pemerintahan pusat yang sudah masuk data
base, untuk melihat sudah masuk atau belum
dilihat dari IKTK atau Instalasi rawatjalan.
3. Ketika pasien pulang harus melampirkan foto
copy KSK, surat rujukan, kartu BPJS Kesehatan
PBI, surat dari kelurahan dan form Rawat Inap
BPJS KesehatanPBI.
4. Untuk pengambilan obat perlu
menambahkan foto copy KTP
pengambilan obat.

2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan ( M3 – Method)


1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan(MAKP)

Ruang Pavilun Roudhoh memiliki misi yang sama dengan RS Siti Kodijah.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 20 Desember 2021 di dapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang roudho menggunakan model MAKP primariy
nursing dan kombinasi Tim. Terdapat 2 katim. Katim hanya dinas pagi, sedangkan siang
dan malam terdapat PJ sifft yang bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang
dilakukan dan dibantu oleh perawat pelaksana. Ketua tim bertanggung jawab dalam
pendokumentasian keperawatan, sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan
keperawatan sesuai fungsinya. Jika ada masalah, maka PJ sifft akan melaporkan kepada
katim. Perawat mengatakan asuhan keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan efektif,
karena dapat membina komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan terhadap anggota tim. Selain itu pendidikan terakhir tenaga
kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan
dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shift pagi,
sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian. Daftar
pasien sudah tercantum dengan jenis kelamin, dokter yang bertanggung jawab, tanggal
dan tahun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di
ruangan ini adalah timbang terima, discharge planning, ronde keperawatan yang sering
disebut refleksi diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat dan pendokumentasian sudah
dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum optimal, dikarenakan
keterbatasan jumlah tenaga.
1) Penerimaan Pasien Baru

Dari hasil pengkajian tanggal 20 Desember 2021 didapatkan bahwa penerimaan


pasien baru di ruang Roudhoh sudah berjalan dengan lancar namun kurang optimal.

Penerimaan pasien baru yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari
IGD maka dilakukan penanganan kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga
mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu Advis di tulis kemudian setelah ruangan
sudah siap , pasien di bawa ke pavilion Roudhoh. Perawat IGD atau poli melakukan
handover dengan perawat ruangan. Selain itu perawat ruangan melakukan pengkajian
pasien baru di ruang tindakan dan langsung melakukan pendokumentasian.

Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat ruangan
memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien. Gelang identitas pasien sudah
dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka dipasang di ruangan. Isi yang ada pada
gelang pasien yaitu Nama pasien, No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah
itu melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan orientasi ruangan diantaranya
dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan rumah sakit sesuai yang tercantum
dalam lembaran penerimaan pasien baru.
Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra
Pelaksanaan

Post

Gambar 1. Alur Penerimaan Pasien Baru


2) SentralisasiObat

Sentralisasi obat berlajan di pavilliun Roudho, resep secara digital dikelola UDD
farmasi kemudian obat diberikan ke perawat sejumlah 24 jam pemberian ( tiap siang)
.Perawat memberikan obat ke klien. Namun pada lembar pemberian dan sentralisasi
obat masih belum terisi TTD dari pasien / keluarga pasien dan hanya ada TTD oleh
perawat saja ketika pemberian obat ke pasien.
3) Supervisi Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan


hasil sebagai berikut : Di ruang sudah dilakukan supervisi (dokumentasi dan tindakan
keperawatan) tetapi menurut katim tidak ada jadwal secara pasti, maka dari itu bisa
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Supervisi dilakukan oleh kepala
ruangan kepada kepala tim dan atau perawat pelaksana. Dalam pelaksanaan supervisi
dan waktunya pun secara mendadak dan tanpa adanya persiapan dari perawat yang akan
di supervise. Format supervisi sudah disediakan di keperawatan dan format supervisi
sudah sesuai SOP guna untuk meningkatkan kualitas kerja perawat. Hasil supervisi
disampaikan kepada perawat, apabila penilaian masih kurang maka akan dilakukan
supervisi ulang. Setelah melakukan supervisi selalu ada feed back dari supervisor dan
selalu ada follow up.
4) RondeKeperawatan

Dari hasil pengumpulan data yang didapat Pengetahuan mengenai ronde


keperawatan bagi setiap perawat berdasarkan angket sangat baik. Ronde keperawatan
belum di lakukan karena factor pandemic covid 19.
5) Perencanaan Pulang ( Discharge Planning)

Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 20 Desember 2021 dan
laporan perawat di ruang Roudho, discharge planning sudah dilaksankan dalam
pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya singkat yang mencakup HE
mengenai cuci tangan, keperawatan selama di Rumah Sakit dan persiapan untuk kontrol
selanjutnya. Discharge planning di ruang Roudhoh sudah disampaikan saat pasien
datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang H-1. Format discharge
planning sudah tersedia meski terkadang pendokumentasian discharge planning masih
ada yang belum terisi. Berdasarkan wawancara pemberian leaflet dan penjelasan
diberikan pada pasien saat akan pulang. Discharge Planning sudah sesuai dengan
prosedur yang ada, terdapat leaflet di ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien
yang tinggi dan persai ngan rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta
update leaflet perlu untuk ditingkatkan.
Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss (diskusikan
dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah masalah dirumah
seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan,
menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa timbul,
menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control), Educate (mendidik
pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik dokter dan perawat menjelaskan
diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan
menghomati pasien dan keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
Jika ada hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menenlpon ke pavilun
roudho atau jika ada kegawatan langsung ke IGD. HE pada orang tua di lihat dari
spesifikasi kasusnya, meliputi jika ada alergi, hal- hal yang harus di hindari atau di
perhatikan saat di rumah, dan tanggal control lagi. Perawat juga menjelaskan obat yang
harus diminum dirumah.
6) Dokumentasi Keperawatan

Dari hasil pengkajian tanggal 20 Desember 2021 didapatkan bahwa sistem


pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR (Source, Oriented, Record), yaitu
sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada sumber (lembar penilaian berisi
biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis/penyakit, catatan perawat, dan
laporan). Selama ini catatan keperawatan berisikan jawaban nasihat dokter dan tindakan
keperawatan mandiri perawat.

No Uraian Bagan Kode


1 Ringkasan pasien masuk dan keluar RS RM 01
2 Lembar persetujuan umum pasien masuk RM 02
RS / General Concent
Formulir permintaan penerjemah RM 02a K
3 Formulir permintaan rohani bimbingan RM 02b K
non muslim
4 Formulir penyimpanan hata benda milik R M 02c K
Pasien
5 Surat pengantar MRS RM 03
6 Assement GADAR/ Rawat Jalan RM 04
7 Assesment Keperawatan Medikal Bedah RM 04a K
8 Assesment Keperawatan Medikal Kritis RM 04b K
9 Assesment Kebidanan dan kandungan RM 04c K
10 Assesment Keperawatan Anak RM 04d K
11 Assesment Neonatus RM 04e K
12 Asuhan Gizi RM 04f K
13 Assesment perioperasi RM 04g K
14 Assesment Pra anastesi RM 04h K
15 Assesment Pra op dan penandaan lokasi RM 04i K
Op
16 Assesment Khusus ( K1 Kelompok RM 04j K
Khusus K2 Assesment awal dan ulang
pasien terminal dan keluarga, K3
assessment
17 Rencana pelaksanaan & evaluasi ASKEP RM 05

18 Rencana pemulangan pasien & resume RM 05a K


Keperawatan
19 Form TT RM 051

20 Catatan perkembangan pasien Terintegrasi RM 08

21 Catatan Daftar masalah dan prioritasnya RM 08a

22 Hasil Laborat RM 09

23 Grafik monitoring RM 10

24 Assesment Awal Pembagian informasi RM 11


dan edukasi pasien
25 Lembar Tranfer dan pasien interna RM 14

26 Formulir Relionsiliasi RM 17

27 Pengkajian resiko jatuh khusus anak RM 18 ak

28 Resume Medis RM 21

29 Formulir Surveilans pemakaian kateter RM 25K


Vena

Sistem pendokumentasian pada ruang roudhoh masih lebih banyak di


dokumentasikan secara manual melalui status pasien dengan format format tertentu.
Penggunaan computer sebagai pencatatan pasien masuk dan keluar, pemesanan alkes,
obat, dan pemilahan pasien umum dan BPJS. Dokumentasi yang dilakukan secara
manual meliputi catatan keperawatan berisikan jawaban dari hasil visite dokter dan
tindakan mandiri yang sudah dilakukan perawat. Pengisian evaluasi per shift
menggunakan SOAP namun, pada evaluasi per 24 jam.
2.2.4 Sumber Keuangan (M4/Money)

Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 20 Desember 2021
pada perawat di Ruang Paviliun roudho lantai 2 dan 3 sebagai berikut:
Sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi
pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas
kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang, serta dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Intensif yang
diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama untuk semua
ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan
resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, sedangkan yang lain
dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai perawatan di
Ruang Pavilium roudho Lt 2 terdiri dari ruang perawatan kelas 2 dan kelas 3.
Bedasarkan akumulasi data penanggung jawab pasien rawat inap tanggal 20 Desember
2021 diperoleh tarif kamar dengan perincian.
TARIF KAMAR & JASA VISITE DOKTER DI RUANG
PAVILIUM ROUDHOH
NO KETERANGAN KAMAR TARIF VISITE
DOKTER
1. Kelas President Suite 1.100.000 200.000
2. Kelas VIP 750.000 150.000
3. Kelas 1 500.000 125.000
4. Kelas II 300.000 100.000
5. Kelas III 200.000 100.000

Persyaratan Administrasi Rawat Inap

BPJS Kesehatan Umum Pihak Ketiga


1. Peserta BPJS kesehatan 1. Pasien umum tidak 1. Pasien yang akan masuk
PBI menyerahkan kartu BPJS perlu menyiapkan surat rawat inap harus
ke pendaftaran yang letaknya apapun biaya semua menyiapkan kartu asuransi
di sebelah IGD, kemudian ditanggung oleh pribadi. dan menyerahkannya ke
pihak pendaftaran akan pendaftaran.
mengecek keaktifan nomor
induk keluarga dari kartu
BPJSnya.

2.2.5 M5(Mutu)
1. Jumlah Kunjungan Pasien

Jumlah BOR di ruang paviliun ROUDHO RS Siti Khodijah Sepanjang

No. Bulan BOR (%)


1 Januari 82
2 Februari 90
3 Maret 60
4 April 55
5 Mei 51
6 Juni 73
7 Juli 41
8 Agustus 106
9 September 44
10 Oktober 55
11 November 50
2. Sepuluh (10) Kasus Terbanyak diRuangan

Jumlah kasus terbanyak dalam 1 bulan terakhir di Ruang paviliun


roudho RS. Siti Khodijah Sepanjang

NO KASUS
1 Other And Unspecified Abdominal Pain
2 Dyspepsia
3 Fever of Other And Unknown Origin
4 Cardiac septal defect, Acquired
5 Nausea and Vomiting
6 Dizziness and Giddiness
7 Malignant Neoplasm of breast
8 Urinary Tract Infection, site not specified
9 Dengue Haemorrhagic Fever
10 Cerebral Infarction. Unspecified

3. Indikator Mutu

1) Pasien safety

Dari pengkajian yang telah dilakukan pada 20 Desember 2021, didapatkan data sebagai
berikut :
No Indikator Standar Bulan 20 Desember
1. Angka Kejadian Plebitis 0% 0,06%
2. Angka Decubitus 0% 0%
3. Angka Kejadian Jatuh 0% 0%
4. Angka Kesalahan Pemberian Obat 0% 0%
5. Angka Cidera Akibat Restrain 0% 0%

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021
terkait upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan Desember sebagai berikut:
Angka kejadian dekubitus 0,06%, angka kejadian jatuh 0 %, angka kesalahan
pemberian obat 0 %, dan angka cidera akibat restrain 0 %.

2) Kenyamanan

Filosofi asuhan keperawatan anak sesuai dengan definisi keperawatan


yaitu diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan
aktual atau potensial. Filosofi merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang
berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus.
Filosofi keperawatan anak antara lain perawat berfokus pada keluarga (family
centered care), atraumatic care dan manajemen kasus. Filosofi asuhan berpusat
pada keluarga menunjukkan keluarga bersifat konstan dalam hidup anak.
Keluarga didukung dalam peran pemberian perawatan yang alami dan peran
pembuatan keputusan dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai
individu dan keluarga. Memberikan pelayanan berpusat pada keluarga berarti
perawat menggabungkan pengetahuan dan keyakinan keluarga untuk secara
konstan peduli terhadap kehidupan anak, melibatkan keluarga dalam proses
perawatan anak sehingga anak anak menerima pelayanan yang berkualitas
(Harrison, 2010). Filosofi family centered care adalah filosofi petugas
kesehatan yang bekerja sama diantara keluarga, perawat, dan tim kesehatan
yang lain. dimana kebutuhan keluarga diprioritaskan untukmencari pelayanan
kesehatan yang baik untuk anaknya (Ball, Blinder, Cowen, 2012).
Asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan teraputik dalam
lingkugan, oleh personal , dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang diderita
oleh anak-anak dan kelaurga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.
Manajemen kasus adalah proses mengkoordinasikan pelayanan petugas
kesehatan dengan cara berfokus pada kualitas dan outcome. Dalam praktiknya
diperlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain yang
mempromosikan pelayanan secara berkelanjutan dengan memfasilitasi
kebutuhan pasien dengan ketersediaan sumber. Perawat case manajer
membantu anak dan keluarga memiliki outcome pelayanan yang terbaik (Ball,
Blinder, & Cowen,2012).
Karena keterbatasan waktu dan kondisi pandemi tingkat kenyamanan pasien
tidak Kami lakukan pengkajian.
1) Kepuasan

Karena keterbatasan waktu dan kondisi pandemi tingkat kepuasan pasien

belum kami lakukan pengkajian.

2) Perawatan Diri

Indikator perawatan diri menurut teori D’Orem pada tanggal 20 Desember 2021
No Kategori Jumlah Presentase
1 Minimal Care 7 47%
1) Kebersihan diri, mandi,
gantipakaian, dilakukansendi.
2) Makan dan minum dilakukan
sendiri.
3) Ambulasi dengan
pengawasan.
4) Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiapshift.
5) Pengobatan minimal,
status psikologisstabil.
2 Partial Care 6 40%
1) Kebersihan diri dibantu,
makan dan minum dibantu
dilakukansendiri.
2) Observasi tanda-tanda vital
tiap 4jam.
3) Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih darisekali.
4) Voley kateter, intake output
dicatat.
5) Pasien dengan pasang infus,
pengobatan memerlukan
prosedur.
3. Total Care 2 13%
1) Segalanya diberibantuan.
2) Posisi yang diatur, observasi
TTV setiapjam.
3) Makan memerlukan
NGT, terapiintravena.
4) Pemakaiansuction.
5) Gelisah/disorientasi

3) Kecemasan

Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien belum Kami
lakukan pengkajian

4) Pengetahuan

Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien belum Kami
lakukan pengkajian
4. Sasaran Mutu

Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang roudho Rumah Sakit
Siti Khodijah Sepanjang sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Tipe B
(Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation antara lain :

1) Ketepatan IdentifikasiPasien
a. Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan ketepatan
identifikasi pasien.

b. Tujuan

Untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengenali dan kepada siapa


diberikan suatu asuhan keperawatan.

c. Elemen yang dapatdiukur


a) Pasien diidentifikasi menggunakan dua pengidentifikasi pasien, tidak termasuk
penggunaan nomor kamarpasien.
b) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan obat, darah atau produk darah.

c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lainnya untuk


pengujian klinis.
d) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan prosedur perawatan.
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam jam segala
situasi danlokasi.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau nomor rekammedis.
b) Gelang identitas: Pink untuk wanita dan biru untuklaki-laki.
c) Pemasangan gelang identitas untuk semua pasien rawatinap.
d) Berikan informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan
nama dan tanggal lahir sebelum melakukan tindakan/pemberianobat.
e) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh digunakansebagai identifikasi.
f) Identifikasi pasien dilaksanakan pada saat; Sebelum melakukan
prosedur/tindakan. Sebelum pemberianobat.

Sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab. Sebelum pemberian


transfusi darah.

g) Identifikasi pasien:

Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan Gelang biru digunakan untuk
pasien laki-laki. Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien resiko
jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty. Tambahan manik merah di gelang
digunakan untuk pasien alergi. Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik
dengan hasilpositif.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021


Ruang paviliun roudho semua perawat menerapkan identifikasi pasien dengan
mencocokkan gelang identitas yang dipakai pasien dan mengonfirmasi nama pasien dan
tanggal lahir/umur sebelum melakukan tindakan keperawatan. Serta didapatkan semua
pasien memakai gelang identitas.

2) Peningkatan Komunikasi yangEfektif


a. Standar

Organisasi ini mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas


komunikasi antar perawat.
b. Tujuan

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam keselamatan pasien
membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tulisan. Menerapkan proses
atau prosedur untuk mengambil perintah lisan atau telepon, atau untuk pelaporan hasil
uji laboratorium penting yang membutuhkan verifikasi “read back" dari tatanan lengkap
atau hasil tes oleh orang yang menerimainformasi.
c. Elemen yangdiukur

Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima perintah

a) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca kembali oleh
penerima perintah atau hasiltesnya.
b) Perintah atau hasil tes dikonfirmasi oleh individu yang menerima perintah atau
hasiltes.
c) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek konsisten dalam memverifikasi
keakuratan verbal dan komunikasi telepon.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan harus
menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberipesan.
b) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukansaat:

Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP (Dokter Penangggung


Jawab Pasien), perawat dengan dengan perawat, perawat dengan PPA lain seperti ahli
gizi, apoteker, tenaga rehabilitasi medik dan tenaga lainnya.
Catat instruksi di formulir catatan terintegrasi.
c) Komunikasi verbal dengan read backdilakukan:

Saat petugas menerima instruksi verbal per telepon/lisan dari DPJP.


Saat petugas menerima laporan tes kritis/pemeriksaan cito. Beri stempel READ BACK.
d) Sistem pendokumentasian denganSBAR:

S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama.
B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang
digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosamedis.
A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan
informasi klinik lain yang mendukung.
R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2021,
komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang roudho yaitu menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation). Pada saat melaporkan
kondisi pasien maupun hasil pemeriksaan klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP
sering dilakukan melalui media sosial, pada pelaksanaan stempel readback, sebagian
rekam medis sudah ada yang diberikan stempel READ BACK semua rekam medis yang
ditulis nama perawat dan advisor, tetapi terkadang masih ada yang belum
ditandatangani oleh dokter DPJP sesuai ketentuan yang ada.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang PerluDi waspadai
a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan keamanan obatyang perlu


diwaspadai.

b. Tujuan

Mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang mengidentifikasi daftar obat


yang perlu diwaspadai serta dilabeli secara jelas dan diakses oleh petugas mencegah
ketidaksengajaan administrasi.

c. Elemen yangdiukur
a) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi identifikasi,
lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan atau prosedur yang telahditerapkan.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar dalam kategori
obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera serius pada pasien jika terjadi
kesalahan dalampenggunaannya.
b) Pemberian obat high alert kepadapasien:

Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali secara independen (PRINSIP 7 BENAR).

1. Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksidokter.


2. Ketepatan perhitungan dosisobat.
3. Identitaspasien.
c) Obat high alert infus harus dipastikan:
1. Ketepatan kecepataninfus.
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalurselang.
d) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasienmendapatkan obat highalert.
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan labelkhusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7BENAR.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yangberkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien
tanpapengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM (LookAlike
Sound Alike/Nama ObatRupaMirip), saat memberi/menerima instruksi

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Desember 2021, dapat diketahui bahwa
kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai sudah dilakukan dengan memisahkan
obat-obat high alert pada tempat yang telah disediakan dengan ditempatkan di tempat
tersendiri. Pemberian labeling dan double crooscheck juga sudah dilakukan di ruang
Roudhoh.. Sebelum pemberian obat dilakukan identifikasi terlebih dahulu dengan
memanggil nama ataupun memeriksa gelang identitas pasien. Prinsip 7 benar telah
diterapkan dengan baik, pendokumentasian pemberian obat juga sudah dilakukan.
Bukti dokumentasi perawat pemberi obat dan alasan apabila pasien tidak mendapatkan
obat sesuai dengan seharusnya.

4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Pasien Operasi dan TepatProsedur


a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan


tepat pasien operasi.

b. Tujuan

Meminimalisir salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien merupakan kejadian
kekhawatiran yang umum dalam organisasi perawatan kesehatan. Praktek-praktek
berbasis bukti (eviden base practics) yang dijelaskan dalam “The (US) Join
Commission’s Universal Protocol” untuk mencegah salah pasien, salah prosedur dan
salah lokasi operasi. Proses penting yang ditemukan di protokol universal yaitu
menandai lokasi bedah, proses verifikasi sebelum operasi dan Time out yang diadakan
segera sebelum memulai prosedur.

c. Elemen yang diukur

1) Menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk identifikasi pada lokasi bedah dan
melibatkan pasien dalammenandai.
2) Menggunakan daftar periksa atau proses lain untuk memverifikasi lokasi yang tepat
dan pasien yang tepat bahwa semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan berada
di tangan yang benar dan fungsional sebelum melakukanoperasi.

d. Implementasi di rumah sakit


a) Penandaan (MarkerSite)

Dilakukan oleh dokter operator menggunakan spidol permanen di daerah


operasi, jika operasi selektif dilakukan di rawat inap, sedangkan operasi cito
dilakukan di IGD atau rawat inap.

b) ProsesPreverifikasi

Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan operasi
dilakukan.

4) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait dengan PelayananKesehatan


a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi.


b. Tujuan

Mencegah terjadinya pengendalian infeksi dengan cuci tangan. Pedoman


kebersihan tangan yang diterima oleh internasional tersedia dari organisasi
kesehatan dunia (WHO), pusat pengendalian dan pencegahan penyakit America
(CDC US). Monitor dan evaluasi terhadap kejadian plebitis.
c. Elemen yang diukur
1. Organisasi yang telah diadopsi atau di adaptasi saat ini menerbitkan dan
umumnya menerima pedoman kebersihan tangan.
2. Organisasi ini menerapkan program kebersihan tangan yang efektif.
3. Kebijakan dan terkait denganinfeksi.
d. Implementasi di rumah sakit

1) HandHygiene

Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun/antiseptik di


bawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol.
2) Kebersihan tangan/Hand Hygiene
a) Handhygien emenggunakan handrub (6langkah) tangan dalam
keadaan bersih
b) Handhygiene menggunakan handwash/air dansabun (6 langkah)
tangan dalam keadaankotor. TIPS: setiap langkah 4 hitungan dan semua
cincin dan jam dilepas
3) Lima waktu wajib mencucitangan:

1. Sebelum Kontak denganpasien.


2. Sesudah tindakanaseptic.
3. Setelah terkena cairan tubuhpasien.
4. Sesudah kontak denganpasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitarpasien

4) Komponen Kewaspadaan Standar

1. Handhygiene.
2. Pemakaian APD secara teratur
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan tempat
sampah benda tajam ke kotak khusus/safetybox).
4. Dekontaminasi alat.
5. Penanganan limbah dan lingkungan.
6. Penanganan linen/laundry yang memadai.
7. Penempatan pasien isolasi.
8. Etika batuk.
9. Praktek menyuntik aman.
10. Praktek pencegahan infeksi

Sebagai upaya pencegahan infeksi, di RS Siti Khodijah Sepanjang telah


terbentuk tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi nosokomial meliputi
plebhitis, decubitus, ISK (Infeksi Saluran Kemih), ILO (Infeksi Luka Operasi). Selain
terdapat Tim PPI terdapat tim surveilans untuk mengetahui kejadian infeksi di rumah
sakit, tindakan yang dilakukan yaitu mendata infeksi tiap hari. Pendataan infeksi setiap
hari dilakukan dimasing masing ruamgan oleh IPCLN kemudian dijadikan satu setiap
bulannya oleh IPCN (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Desember 2021 dapat diketahui bahwa
hanya disediakan 1 handscrub di setiap bed. Dan di depan ruangan. Di setiap kamar
terdapat 1 wastafel dan tersedia sabun antiseptik disediakan RS. Perawat di Roudho
sudah menerapkan 6 langkah cuci dan lima momen mencuci tangan yang ditetapka oleh
WHO dengan benar. Pemberian health education pada keluarga pasien mengenai cara
cuci tangan yang benar sudah dilakukan saat awal masuk rawat inap dan melalui media
berupa poster yang ditempel di setiap ruangan.

6) Pengurangan Resiko Jatuh


a. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko yang membahayakan akibat
klien jatuh.
b. Tujuan
Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh, termasuk potensi
resiko yang terkait dengan regimen pengobatan pasien dan mengambil tindakan
untuk mengurangi atau menghilangkan resiko yang teridentifikasi.

c. Elemen yang diukur


1. Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien untuk resiko
jatuh dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan oleh perubahan dalam kondisi
atau pengobatan atau yanglain.
2. Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang
dinilaiberesiko.
3. Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cidera jatuh dan
apapun yang terkait konsekuensi yang tidak diinginkan.
4. Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung pengurangan resiko
membahayakan pasien jatuh.
d. Implementasi di rumahsakit
1) Pengkajian risiko jatuh anak menggunakan HumptyDumpty:
1. Pada saat pengkajian awal pasiendirawat.
2. Pengkajian dilengkapi dalam waktu 1x24jam.
3. Jika ada pasien dengan resiko jatuh Pasangkan manic berwarna kuning pada
gelang, bertuliskan fallrisk.
4. Pasang sign bertuliskan resikojatuh.
2) Tingkatan risiko ditentukan sebagaiberikut:
1. Risiko Rendah: Skor7-11
2. Risiko tinggi: Skor≥12
3) Intervensi:
1. Lakukan orientasi kamar pasien.
2. Posisikan tempattidur.
3. Pencahayaan yangadekuat.
4. Penggunaan alatbantu
4) Edukasi pencegahan jatuh selama dirawat kepada pasien/keluarga dan berikan
bacaan pencegahan jatuh (dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien,
jangan tinggalkan pasien sendiri, gunakan tempat duduk dikamar mandi saat
pasienmandi). Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya, apabila anak dengan
resiko rendah dengan skala 7-11 di observasi rutin oleh perawat setiap dua jam,
dan anak dengan resiko tinggi dengan skala12-23 di observasi rutin oleh perawat
setiap satu jam. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tgl 20 Desember
2021, dapat diketahui bahwa pengkajian resiko pasien jatuh sudah dilakukan pada
semua pasien pada awal pasien masuk dan didokumentasikan di rekam medis
pasien. Usaha penanggulangan yang dilakukan pada pasien resiko jatuh adalah
dengan menutup side rail dan masing-masing pasien boleh ditunggu oleh
penunggu pasien sebanyak 1 orang penunggu. Serta pada standart infus diberikan
label segita kuning (Resiko Jatuh).

Anda mungkin juga menyukai