Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehenshif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
merupakan salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis
pelayanan untuk masyarakat, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan
pelayanan keperawatan (Wandy, 2007). Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan pada era global akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus mengalami perubahan.Masalah keperawatan sebagai bagian
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus menerus karena berbagai faktor yang
mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan
berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan
dalam bidang kesehatan, mungkin saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan
anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan profesional.Pemberian
pelayanan keperawatan secara profesional diharapkan mampu menyelesaikan tugas
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2014).Manajemen
keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan
keperawatan pada masa mendatang.Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara professional, dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode

1
perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,sehingga diharapkan keduanya dapat
saling menopang (Gillies, 1986 dalam Nursalam 2014).
Tingginya tuntutan masyarakat dan keluarga pasien terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat dan tenaga
medis lainnya terutama perawat.Respons yang ada harus bersifat kondushift dengan
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.
Manajemen Keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam pengembangan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
Instalasi Rawat Inap Mawar Rumah Sakit “RSI Gondanglegi” adalah model asuhan
keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah
memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses
keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Namun, dari metode ini
belum maksimal di Ruang Mawar dikarenakan jumlah pasien yang banyak dan
menghendel dua ruangan.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan professional
model tim di Ruang Mawar perlu dilakukan evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan
pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional secara keseluruhan serta kami
juga mencoba menerapkanpemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang rawat
Inap Mawar RSI Gondanglegi.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan mampu
mengelola pelayanan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan
menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional dan melakukan model asuhan
keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan pada Ruang
Mawar RSI Gondanglegi Kabupaten Malang.

2
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen dan
kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu :
1. Mengetahui profil rumah sakit RSI Gondanglegi Kabupaten Malang.
2. Menganalisa situasi di ruang Mawar sebagai dasar untuk menyusun rencana
strategis dan rencana operasional.
3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan bersama
pihak RSI Gondanglegi Kabupaten Malang dan khususnya diruangMawar.
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah di ruang Mawar.
5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik operasional bagi
Rumah Sakit dan ruangMawar.
6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses pada
manajemen keperawatan di ruangMawar.
7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang di capai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit di RSI
Gondanglegi Kabupaten Malang dan ruang Mawar.

1.3 MANFAAT
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di ruang Mawar
2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan managemen asuhan
keperawatan secara profesional.
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model
MAKP di Ruang rawat Inap Mawar RSI Gondanglegi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang diaplikasikan di
Ruang rawat Inap Mawar RSI Gondanglegi.
3
3. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis pelaksanaan
MAKP di Ruang rawat Inap Mawar RSI Gondanglegi.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan keperawatan profesional
di Ruang rawat Inap Mawar RSI Gondanglegi.
6. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang rawat
inap.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ISLAM
GONDANGLEGI MALANG

1. Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang


2.1.1 Sejarah
Sejarah berdirinya Rumah Sakit Islam Gondanglegi dimulai dari gagasan luhur
para tokoh yang tergabung dalam koprasi petani tebu rakyat malang selatan
(PETERMAS) tahun 1954. Pada tahun 1955 koprasi PETERMAS membeli bekas
pabrik rokok ISIMA dan dirubah penggunaanya menjadi balai kesehatan ibu dan anak
(BKIA) diberi nama Dewi Masyithoh dan panti asuhan yatim piatu. Pada
perkembanganya, tahun 1985 mendapat ijin oprassional rumah sakit dari Bupati
Malang No: 4450/2078/452.016/1985. Selanjutnya pada tanggal 18 April 1996
mendapat ijin dari Menteri Kesehatan No: Y.M.02.04.3.5.01599 kepada Yayasan
Kesejahteraan Islam Gondanglegi untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Islam
Gondanglegi (RSIG). Rumah Sakit Islam Gondanglegi merupakan rumah sakit tipe
”C”, dengan luas tanah 4.764,20 m2dan bangunan fisik seluas 5.959,2 m2. Pada 8 Juni
2017 telah terakreditasi Perdana dengan sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS).

2.1.2 Visi Rumah Sakit Islam Gondanglegi


“Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Favorit Yang Mengutamakan Mutu Dan
Keselamatan Pasien”

2.1.3 Misi Rumah Sakit Islam Gondanglegi


1. Meningkatkan tipe rumah sakit dari D ke tipe C yang terakreditasi.
2. Menjaga mutu pelayanan dan mengutamakan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan kerjasama kepada seluruh rekanan rumah sakit.
4. Membangun, merenovasi, mengadakan sarana dan prasarana dengan terencana
sesuai setandart, berstetika dengan pembiayaan rasional.
5. Menjadikan sebagai rumah sakit pencontohan dalam pengelolahan lingkungan
hidup.

5
2.1.4 Motto
Ikhlas dan profesioanal dalam pelayanan.

2.1.5 Nilai
Mudah, Cepat, Nyaman, Amanah.

2.1.6 Luas Lahan


Rumah sakit islam gondang legi memiliki luas tanah 4.764,20 m2 dan luas lahan
bangunan 5204,16 m2 dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Utara : Rumah Warga
2. Selatan : Jalan Kampung
3. Barat : Jalan Raya
4. Timur : Rumah Warga

2.1.7 Fasilitas Pelayanan


Fasilitas yang di sediakan oleh RSI Gondanglegi dibagi menjadi 2 ketagori
yang didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kelompok ketagori
tersebut. Fasilitas tersebut antara lain fasilitas umum dan unit pelayanaan medis.
1. Fasilitas Pelayanan RSI Gondanglegi, meliputi:

A. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam


B. Pelayanan Medik Umum
a. Pelayanan Medik Dasar;
b. Pelayanan KIA-KB;
c. Pelayanan Gigi dan Mulut;
d. Pelayanan Geriatri.
C. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
a. Pelayanan Penyakit Dalam;
b. Pelayanan Kesehatan Anak;
c. Pelayanan Bedah;
d. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi.
D. Pelayanan Medik Spesialis Lainnya
a. Pelayanan Penyakit Syaraf;
b. Pelayanan Penyakit Paru;
c. Pelayanan Penyakit Mata;

6
d. Pelayanan Penyakit THT;
e. Pelayanan Orthopedi;
f. Pelayanan Rehabilitasi Medik;
g. Pelayanan Jiwa.
E. Pelayanan Spesialis Gigi dan Mulut
a. Pelayanan Bedah Mulut.
F. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
a. Pelayanan Anestesiologi;
b. Pelayanan Radiologi;
c. Pelayanan Patologi Klinik.
G. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari :
a. Pelayanan Asuhan Keperawatan;
b. Pelayanan Asuhan Kebidanan.
H. Pelayanan Penunjang Klinik
a. Pelayanan Patologi Klinik
b. Pelayanan Gizi;
c. Pelayanan Farmasi;
d. Pelayanan Sterilisasi Instrumen;
e. Rekam Medik.
I. Pelayanan Penunjang Non Klinik
a. Pelayanan Laundry/Linen;
b. Pelayanan Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas;
c. Pelayanan Pengelolaan Limbah;
d. Transportasi/ Ambulance;
e. Pelayanan Pemulasaran Jenazah;
f. Pengelolaan Gas Medik.
J. Pelayanan Rawat Inap
a. Rawat Inap VVIP;
b. Rawat Inap VIP;
c. Rawat Inap Kelas I;
d. Rawat Inap Kelas II;
e. Rawat Inap Kelas III;
f. Perinatologi.
K. Pelayanan Rawat Inap Khusus
a. Pelayanan Perawatan Intensif;
b. Pelayanan Perawatan Khusus Stroke
c. Pelayanan pemulihan dan operasi

7
2. Profil Dan Gambaran Umum Ruang Mawar Rumah Sakit Islam Gondanglegi
2.2.1 Profil Ruang Mawar
Instalasi Rawat Inap (IRNA) Mawar adalah ruang khusus anak, ruang ini
terdiri dari 5 kamar dengan 12 bed pasien ; kelas 2 terdiri 4 kamar dengan 8 bed dan
kelas 3 terdiri dari 1 kamar 4 bed. Dengan fasilitas tempat tidur, kursi dan almari
untuk setiap pasien, 1 televisi di luar kamar atau ruangan. Selain itu ada 1 nurse
station, 1 ruang kepala IRNA Mawar, untuk toilet perawat ruang mawar masih
gabung dengan kantor staf, tidak ada spoel hoek, 2 toilet pasien dalam satu komplek
yang mudah di akses oleh pasien dan keluarga.

8
2.2.2 Denah Ruang Mawar

9
2.2.3 Struktur Organisasi Ruangan DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK DAN


KEPERAWATAN

KABID YANMED KABID KEPERAWATAN

PENGAWAS

KEPALA INSTALASI KEPALA SEKSI


KUPP IRNA MAWAR
RAWAT INAP PELAYANAN

PENANGGUNG JAWAB SEKSI ASKEP


SHIFT SEKSI PELAPORAN
SEKSI KEBERSIHAN
SEKSI INVENTARIS ALAT DAN
PERAWAT PELAKSANA
OBAT

10
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN

3.1 Hasil pengkajian


3.1.1 Pengkajian 5 M
Pengkajian 5 M dalam manajemen keperawatan meliputi : Man,
Money, Material and Machine, Method, dan Mutu.
A. Man
1. Jumlah Tenaga Kerja
Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Mawar Rumah Sakit Islam
Gondanglegi Malang berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai berikut :
a. Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Mawar


Rumah Sakit Islam Gondanglegi

No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah Prosentase


total
1. S1 Pegawai 1 1 10%
Keperawatan tetap
2. DIII Pegawai 8 8 80%
Keperawatan tetap
3. DIII Pegawai 1 1 10%
kebidanan tetap
Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perawat di


Ruang Mawar Rumah Sakit Islam Gondanglegi yaitu 10%
berpendidikan S1 Keperawatan, 80% berpendidikan DIII keperawatan
dan 10% berpendidikan DIII Kebidananan.

11
b. Tenaga Dokter Spesialis
Tabel 3.2 Tenaga Dokter di Ruang Mawar Rumah Sakit Islam
Gongdanglegi
No. Nama Spesialisasi

1. dr. April M. Rahmat,Sp.A Anak

2. dr. Irfan Agus Salim, Sp. A Anak

c. Tenaga Non Keperawatan


Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Mawar Rumah Sakit
Islam Gondanglegi

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase


1. Gizi 1 25%
2. Apoteker 1 25%
3. Cleaning Servive 1 25%
4. Kasir Keuangan 1 25%
Total 4 100%

2. Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di ruang Mawar sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Mawar Rumah Sakit

Islam Gondanglegi Malang

No Nama Pendidikan Masa Jenis Pelatihan yang


Kerja Ketenagaan pernah diikuti
1. Rini D3 Kep 14th Karyawan BCLS (2003)
Yuniastuti 7bln tetap PPGD (2011)
Pelatihan CI (2018)
BCLS (2019)
PPI DASAR (2019)

12
2. Yulis D3 Kep 16th Karyawan BLS (2001)
Rofaidah 1bln tetap PPGD (2015)
3. Vivi Ridha D3 Kep 2th Karyawan BLS (2015)
Cahyani 4bln tetap
4 Dwi Nur D3 Kep 5th Karyawan PPGD (2015)
Setyowati 5bln tetap BCLS(2019)
5 Khoirul D3 Kep 3th Karyawan ECG basic stage
Nisa 1bln tetap (2012)
BLS (2014)
6 Nur Alifah D3 keb 11th Karyawan APN (2006)
5bln tetap PPGD (2015)
7 Fika Nur D3 Kep 5th Karyawan BLS (2013)
Aini 3bln tetap ECG (2012)
8 Siti Nur D3 kep 12th Karyawan BCLS (2005)
Jubaidah 4bln tetap PPGD (2011)
9 Siscamay S1 Kep 5th Karyawan PPGD (2015)
Mablia M.L Ners 0bln tetap BCLS (2019)
10 Fidah D3 Kep 2th Karyawan BLS (2015)
Ismawati 1bln tetap

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 60 % perawat


yang bekerja di ruang mawar pernah mengikuti pelatihan PPGD, 50%
perawat pernah mengikuti pelatihan BLS, dan 40% perawat pernah
mengikuti pelatihan BCLS.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


a. Skor Ketergantungan Pasien
Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang
Mawar Rumah Sakit Islam Gondanglegi pada tanggal 17 Juni
2019
No. Nama inisial Pasien Diagnosa Medis Skor Ketergantungan
1 An. R Prolong fever + ISK 2

13
2 An. I OF + Trombositopeni 2
3 An. A. Asma 2
4 An. F Laceration Mandibula 2
5 An. S Bronkopnemonia+asma 2
6 An. H GEA + OF 2
7 An. F GEA 2

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal


17 juni 2019 terdapat 7 pasien, sebanyak 100% pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial.

Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Mawar Rumah Sakit Islam Gondanglegi pada tanggal 18 Juni
2019
No. Nama inisial Pasien Diagnosa Medis Skor Ketergantungan
1 An. A Vomitting 2
2 An. I OF + Trombositopeni 2
3 An. N Vomitting + AFI 2
4 An. Sa Bronkopnemonia+asma 2
5 An. H GEA + OF 2
6 An. Su S.Tb + Abses dada 2

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal


18 juni 2019 terdapat 6 pasien, sebanyak 100% pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial.

Tabel 3.7 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang


Mawar Rumah Sakit Islam Gondanglegi pada tanggal 19 Juni
2019

14
Skor
No. Nama inisial Pasien Diagnosa Medis
Ketergantungan
1 An. N Vomiting + AFI 2
2 An. A. Vomiting 2
= AFI
3 An. I OF + Trombositopeni 2
4 An. H GEA + OF + OV 2
5 An. S Post debridement thorax 2
6 An. J Vomiting + OF + Diare 2
7 An. R Asma Bronkial 2

Keterangan: 1: Total care; 2: Partial care; 3: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada tanggal


19 juni 2019 terdapat 7 pasien, sebanyak 100% pasien memiliki
tingkat ketergantungan parsial.

4. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Gillies


Tanggal : 17 Juni 2019
a. Tingkat ketergantungan pasien
1) Pasien minimal : 0 orang
2) Pasien Partial : 7 orang
3) Pasien total : 0 orang
b. Kebutuhan Perawat
1) Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 0 = 0jam
Parsial  4 x 7 = 28 jam
Total  6 x 0 = 0 jam +
28jam

2) Keperawatan tidak langsung


7 x 60 menit = 420 menit = 7 jam
3) Penyuluhan

15
7 x 15 menit = 105 menit = 1,75jam
4) Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
28 jam+ 7 jam+ 1,75jam = 33,75 jam
Jumlah total jam perawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 33,75 : 7 pasien = 4,82 jam = 5 jam
5) Jumlah hari libur dalam 1 tahun
1 tahun = 364 hari – 86 hari (hari libur + cuti bersama) = 279 hari
6) Jumlah kebutuhan perawat per hari
=5 jam/pasien/hari x 7 pasien/hari x 365 hari
(365hari - 86 hari) x 7 hari
=12775 = 6,54 = 7 orang
1953
7) Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 7 = 3,29 = 3 orang
Sore = 36% x 7 = 2,52 = 3 orang
Malam = 17% x 7 = 1,19 = 1 orang

Tanggal 18 Juni 2019


a. Tingkat ketergantungan pasien
1) Pasien minimal 0 orang
2) Pasien Partial 6 orang
3) Pasien total 0 orang
b. Kebutuhan Perawat
1) Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 0 = 0 jam
Parsial  4 x 6 = 24 jam
Total  6 x 0 = 0 jam +

24 jam

2) Keperawatan tidak langsung


6 x 60 menit = 360 menit = 6 jam

16
3) Penyuluhan
6 x 15 menit = 90 menit = 1.5 jam

4) Total waktu keperawatan


Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
24 jam+ 6 jam+ 1.5 jam = 31.5 jam
Jumlah total jam perawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 31.5 : 6 pasien = 5,25 jam = 5 jam
5) Jumlah hari libur dalam 1 tahun
365 hari – 86 hari (hari libur + cuti bersama)= 279 hari
6) Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 5 jam/pasien/hari x 6 pasien/hari x 365 hari
(365hari - 86 hari) x 7 hari
= 10950= 5,60 = 6 orang
1953
7) Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 6 = 2,82 = 3 orang
Sore = 36% x 6 = 2,16 = 2 orang
Malam = 17% x 6 = 1,02 = 1 orang

Tanggal 19 Juni 2019


a. Tingkat ketergantungan pasien
1) Pasien minimal 0 orang
2) Pasien Partial 7 orang
3) Pasien total 0 orang
c. Kebutuhan Perawat
1) Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 0 = 0 jam
Parsial  4 x 7 = 28 jam
Total  6 x 0 = 0 jam +
28 jam
2) Keperawatan tidak langsung

17
7 x 60 menit = 420 menit = 7 jam
3) Penyuluhan
7 x 15 menit = 105 menit = 1,75 jam
4) Total waktu keperawatan
Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=
28 jam+ 7 jam+ 1,75 jam = 36,75 jam
Jumlah total jam perawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 36,75 jam : 7 pasien = 5,25 jam = 5 jam
5) Jumlah hari libur dalam 1 tahun
= 365 hari – 86 hari (hari libur + cuti bersama)= 279 hari
6) Jumlah kebutuhan perawat per hari

= 5 jam/pasien/hari x 7 pasien/hari x 365 hari


(365hari - 86 hari) x 7 hari
= 12.775 = 6,54 = 7 orang
1953
7) Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 7 =3,29 = 3 orang
Sore = 36% x 7 = 2,52 = 3 orang
Malam = 17% x 7 = 1,19 = 1orang

5. Rata-Rata Kebutuhan Perawat Perhari


Hasil pengkajian selama 3 hari didapatkan jumlah rata-rata tenaga
keperawatan per hari adalah :
= 7+6+7= 6,6 = 7 orang perawat perhari
3
Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah tenaga
keperawatan yang ada di ruang Mawar adalah 1 Kepala ruang, 3 Katim, 5
perawat Pelaksana, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
keperawatan berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari per hari, maupun
per unit ada kekurangan untuk kebutuhan perawat.
Ruang mawar merupakan ruang keperawatan anak yang sering
digunakan sebagai wahana pendidikan bagi mahasiswa Profesi Ners (S1

18
Keperawatan), sehingga senantiasa update trend issue dalam pengembangan
pelayanan. Adanya mahasiswa praktik di ruang Mawar mampu membantu
mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan dan juga bisa membentuk TIM
dalam melaksanakan tugas keperawatan.Selain itu, Rumah Sakit Islam
Gondanglegi sudah melakukan akreditasi dan merupakan rumah sakit tipe C.

B. Material and Machine


1. Fasilitas Pasien di Ruang Mawar
Ruang Mawar di Rumah Sakit Islam Gondanglegi memiliki 5 ruangan
kelas 2 dan 3.Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan berikut
fasilitas pasien kelas 2.
a. Kelas 2
Untuk ruang kelas 2, berkapasitas untuk dua pasien memiliki 1
wastafel untuk cuci tangan. Untuk fasilitas yang terdapat pada kedua
ruang tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel 3.7Fasilitas Ruang Kelas 2 Mawar
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Kipas Angin 1 Baik

2 Tempat tidur pasien 2 Baik

3 Standart Infuse 2 Baik

4 Lemari pasien 2 Baik

5 Handscrub 2 Baik

6 Kursi Penunggu 2 Baik

7 Jam dinding 1 Baik

1. Fasilitas Perawat di Ruang Mawar


a. Ruang Kepala Ruangan
Ruang karu mawar berada di samping depan sebelah kanan nurse
station, sebelah kanan ruang tindakan. Pada ruang karu terdapat meja,
kursi, lemari, tempat obat pasien dan kulkas.

19
b. Nurse station
Nurse station di Ruang Mawar terletak bersebelahan dengan
ruangan pasien.Meja perawat biasanya digunakan oleh perawat ataupun
dokter untuk mengisi rekam medis, setelah itu rekam medis dilemari
status dan beberapa dokumentasi, buku-buku dokumentasi, dan pesawat
telefon. Di Nurse stasion juga terdapat beberapa alat penunjang
pelayanan seperti wastafel, sabun, tempat tissue, kursi, computer,
telepon, dan tempat sampah non medis.
c. Pantry
Pantry di Ruang Mawar tidak tersedia.
d. Ruang Jaga
Ruang jaga terletak di nurse station dimana terdapat 2 buah meja
dan 1 komputer.
e. Ruang Spoel Hoek
Ruang mawar tidak memiliki ruangan spoel hoek.
f. Kamar Mandi
Ruang mawar belum memiliki kamar mandi untuk perawat, kamar
mandi masih gabung dengan kantor staf.

Tabel 3.8 Fasilitas Perawat Ruang Mawar


No Nama Barang Jumlah Kondisi
Barang
1 Kursi Kerja 6 Baik

2 Jam Dinding 2 Baik

3 Tempat ATK 2 Baik

4 Penggaris Panjang 1 Baik

5 Rak dokumen 8 Baik

6 Papan Jadwal Piket 1 Baik

7 Telefon 1 Baik

8 Komputer 1 Baik

9 Meja Komputer 1 Baik

20
10 Termometer Suhu Ruang 1 Baik

11 Kipas angina 2 Baik

12 Wastafel 2 Baik

Tabel 3.9 Alat Rumah Tangga Ruang Mawar


No Nama Barang Jumlah Kondisi barang
1 Dispenser + Galon 1 Baik

2 Gelas 2 Baik

3 Sendok 3 Baik

4 Mangkok 8 Baik

5 Piring 20 Baik

6 Kulkas 1 Baik

7 Magiccom 1 Baik

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Untuk menunjang pemberian pelayanan kesehatan, ruang mawar
memiliki alat-alat kesehatan serta buku dan surat untuk
pendokumentasian pemberian asuhan pelayanan kesehatan. Berikut
fasilitas yang tersedia di ruang mawar :

Tabel 4.0 Alat Kesehatan dan Penunjang Pelayanan


No Nama Barang Jumlah di Kondisi Standart
Lapangan Barang alat
menurut
dinkes

1 Kulkas/ refrigerator 1 Baik Sesuai

2 Lemari emergency 1 Baik sesuai

3 Kipas angin tempel 9 Baik -

5 Komputer dan meja 1 Baik -

21
6 Kursi elephant 6 Baik -

7 Kursi plastic 14 Baik -

9 Lampu tindakan 1 Baik -

10 Lemari arsip kecil 1 Baik -

11 Lemari besi kecil 1 Baik -

12 Lemari kecil 5 Baik -

15 Lemari linen besar 1 Baik -

16 Spill kit 1 Baik -

17 Oksigen transport 1 Baik -

18 Baki plastic 13 Baik -

19 Lemari pasien 12 Baik -

20 Lemari plastic 1 Baik -

21 Meja kantor 3 Baik -

22 Meja tindakan 1 Baik -

23 Nebulizer anak 2 Baik Sesuai

24 Papan identitas pasien 1 Baik -

25 Pemanas air 1 Baik -

26 Standart infus 13 Baik -

27 Suction anak 1 Baik Sesuai

29 Tempat tidur 12 Baik -

30 Trolly tindakan 2 Baik -

31 Saturasi oksigen 1 Baik -

32 Timbangan anak 1 Baik Sesuai

33 Medline 1 Baik Sesuai

34 Feeding tube/NGT 1 Baik Sesuai

35 Sphygmomanometer 1 Baik Sesuai

22
No Nama Obat Jumlah Kondisi Obat

1 Epineprin 1 Baik

2 D 40% 4 Baik

3 Indexon 3 Baik

4 Diuvar 4 Baik

5 Farmadol tab 10 Baik

6 Ventolin 5 Baik

7 Aquabidest 5 Baik

8 Novaldo 2 Baik

9 Handscoon steril 7 1 Baik

10 Nasal 02 anak/bayi 2/2 Baik

11 Suction no 6 1 Baik

12 Ky gel 1 Baik

13 Ambubag anak 1 Baik

14 Masker sungkup anak 1 Baik

15 NRBM anak 1 Baik

16 Spuit 1 2 Baik

17 Spuit 3 5+10 Baik

18 Spuit 5 5+5 Baik

19 Spuit 10 5+5 Baik

20 Jarum no 23/25 5/5 Baik

23
21 Tourniquet 1 Baik

22 Venflon 22/24/26 2/2/2 Baik

23 Alcohol swab 2 Baik

24 Verban 5cm 6 Baik

25 Remidi IV 6 Baik

26 Blood set 1 Baik

27 Infuset 2 Baik

28 Infuset ped 2 Baik

29 Folley chat no 8 1 Baik

30 Urine bag 1 Baik

31 Ns 100 1 Baik

32 Ns 500 1+3 Baik

33 C1:2 1+3 Baik

34 C1:4 1+3 Baik

35 D5% 2 Baik

36 Kaen 3b 3 Baik

37 Kaen 4b 3 Baik

38 RL 3 Baik

39 Pamol sup 5 Baik

40 Dulcolac sup 2 Baik

24
Tabel 4.1 Buku dan Surat Dokumentasi Ruang Mawar
No Nama Barang
1 Surat perintah jalan

2 Ekspedisi penyerahan foto

3 Ekspedisi laboratorium

4 Ekspedisi apotek

5 Daftar rincian JKN

6 Surat keterangan kematian

7 Buku kasir

8 Inventaris alat

9 Buku obat pasien

10 Buku pasien pulang

11 Sensus PPI

12 Buku jadwal

13 Buku dokumen surat

14 Map surat tugas

15 Buku laporan

16 Form permintaan darah

17 Buku transfuse

18 Lembar list terintegrasi

19 Rekam medis

20 Buku persetujuan injeksi dan verbet

21 Lembar laporan spiel atau tumpahan

Tabel 4.2 Daftar Formulir Rekam Medis Rawat Inap


No Nama Formulir
Formulir
1A Identitas pasien

25
2A Persetujuan umum

3A.1 Pengantar rawat inap

3A.3 Formulir daftar DPJP

4A Triage dan pengkajian gawat darurat

4B Transfer pasien intra rumah sakit

5A.1 Asesmen awal medis rawat inap

5A.2 Rencana asuhan

5B Ringkasan pasien pulang

6A Catatan perkembangan pasien terintegrasi

7A.1 Asesmen rawat inap

7A.4 Asesmen pediatric

7C.1 Pelaksanaan tindakan keperawatan

7E.1 Resume keperawatan

7F Petunjuk pasien pulang

8A Rekonsiliasi obat saat admisi

9A Asesmen gizi

9D Skrining gizi lanjut

10B.2 Asesmen ulang risiko jatuh pada pasien anak

10C.2 Formulir komunikasi

11A Daftar pemberian obat

11B Grafik tanda-tanda vital

11C Catatan infus dan alat kesehatan

15A.1 Permintaan diagnostic

15A.2 Hasil pemeriksaan laboratorium

15A.3 Hasil pemeriksaan radiologi

15A.4 Salinan resep

17G.1 Pernyataan jangan dilakukan resusitasi

26
17G.2 Perintah jangan dilakukan

17I Check list monitoring infeksi

C. Money
A) System Gaji
Sumber dana gaji pegawai di ruang Mawar rumah sakit gondanglegi
berasal dari rumah sakit itu sendiri. Besaran gaji pokok yang diterima oleh
pegawai diatur oleh Pedoman Manajemen SDM. Perincian gaji dari
pegawai yaitu gaji pokok, insentif langsung dan tidak langsung, tunjangan
profesi, tunjangan umum, lembur. Besaran gaji antara S1 keperawatan
sebagai perawat pelaksana dan DIII keperawatan disamakan, hanya yang
membedakan yaitu insertif langsung dan tidak langsung. Perawat yang
masih dalam fase karyawan kontrak telah mendapatkan gaji namun belum
memperoleh tunjangan profesitetapi hanya mendapatkan tunjangan umum
saja. Sedangkan perawat magang tidak memperoleh gaji. Kenaikan gaji
dilakukan pertahun tergantung pada masa kerja. Gaji didistribusikan oleh
rumah sakit kepada staf secara periodic setiap bulan.Gaji didistribusikan
akhir bulan pada tanggal terakhir.
B) Sumber pendapatan ruangan
Sumber pendapatan di Ruangan Mawar didapatkan dari dana k kas
ruangan didapatkan iuran sendiri masing – masing perawat. Rapat diruang
Mawar dilakukan setiap satu bulan sekali.
C) Tarif Rawat Inap
Ruang Mawar terdiri dari ruang rawat inap kelas 2 dan 3 semua tarif
rawat inap diruang Mawar terlampir dibawah ini :

27
Tabel 4.3 tarif pelayanan diruang Mawar
No Jenis layanan Kelas 2 Kelas 3
1 Tarif kamar Rp 100.000/hari Rp 70.000/hari

2 Registrasi rawat inap Rp 25.000 Rp 25.000

3 Jasa visite dokter Rp 100.000 Rp 100.000


spesialis

4 Jasa asuhan Rp 15000 Rp 15000


keperawatan

5 Konsultasi gizi Rp 25.000 Rp 25.000

6 Jasa konsultasi Rp 80.000 Rp 80.000


spesialis anak

7 Jasa pelayanan Rp 20.000 Rp 20.000

8 Jasa keperawatan Rp 15.000 Rp 15.000

9 Jasa keperawatan Rp 10.000 Rp 10.000


rujuk

Tabel 4.4 tarif tindakan diruang Mawar RS Gondanglegi


No Tindakan Kelas 2 dan 3

1 Drip obat Rp 5.000

2 Injeksi/kali Rp 5.000

3 Lepas infuse Rp 10.000

4 Lepas NGT Rp 11.500

5 Nebulizer Rp 24.500

6 Oximetri Rp 20.000

7 Oksigenasi Rp 4.500/jam

8 Observasi Rp 20.000

9 Oral Hygiene Rp 15.000

28
10 Pasang infuse Rp 32.500

11 Pasang NGT Rp 30.000

12 Pemasangan transfuse Rp 5.000

13 Perawatan jenazah Rp 95.000

14 Rawat luka ringan Rp 15.000

15 Rawat luka sedang Rp 25.000

16 Rawat luka besar Rp 35.000

17 Skin Test Rp 3.000

18 Suction Rp 21.000

19 Vulva hygiene Rp 5.000

D. Method
A) Penerapan Model MAKP
1. Struktur MAKP Ruangan
Model Asuhan Keperawatan yang digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem, dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
dengan adanya Perawat Penanggung Jawab Asuhan Keperawatan
. Ruang mawar terdiri dari 1 Kepala Unit Pelaksana Perawat
(KUPP) dan 9 perawat pelaksana (PP) dengan pembagian 1
KUPP, 1 Perawat Penanggung Jawab Asuhan Keperawatan
(PPJA), 3 perawat KaTim merangkap Penanggung Jawab (PJ),
dan 4 Perawat Pelaksana
Gambar 3.1 Metode Tim-Primer

29
2. Uraian tugas
Tabel 3.2 Tugas KUPP
No Uraian Tugas 17/6/19 18/6/19 19/6/19
1 Perencanaan, meliputi:
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas
D D D
di ruangan masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien pada sift
D D D
sebelumnya
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
pasien: gawat, transisi, dan persiapan D D D
pulang, bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
D D D
kebutuhan pasien bersama ketua Tim,
mengatur penugasan/penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
D D D
keperawatan
f. Mengikuti visite dokter untuk
mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program
D D D
pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan
keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan D D D
keperawatan, diskusi mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien
atau keluarga yang baru masuk
h. Membantu mengembangkan niat
D D D
pendidikan dan pelatihan diri
i. Membimbing peserta didik keperawatan D D D
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi
D D D
keperawatan dan rumah sakit.
2 Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang
D D D
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan. D D D
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan
D D D
anggota tim secara jelas.
d. Membuat rentan kendali, kepala ruang
membawahi 2 ketua tim, dan ketua tim D D D
membawahi 2-3 perawat.

30
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan : membuat proses dinas,
D D D
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan
lain-lain..
f. Mengatur dan mengendalikan logistic
D D D
ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi
D D D
tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala
ruangan tidak berada di tempat kepada D D D
ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata usaha
D D D
untuk mengurus administrasi pasien.
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan
D D D
pakarnya.
k. Identifikasi masalah dan cara
D D D
penangganannya.
3. Pengarahan meliputi:
a. Memberikan pengarahan tentang
D D D
penugasan kepada ketua tim.
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang
D D D
melaksanankan tugas dengan baik
c. Memberi motivasi dalam peningkatan
D TD TD
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan asuhan D D D
keperawatan pada pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga
D D D
akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami
D D D
kesulitan dalam melakukan tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota
D D D
tim lain
4. Pengawasan, meliputi:
Melalui komunikasi: mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim
D D D
maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Melalui supervisi.
a. pengawasan langsung dilakukan dengan
cara inspeksi, mengamati sendiri, atau
melalui laporan langsung secara lisan, D D D
dan memperbaiki mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga.
b. pengawasan tidak langsung, yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim, D D D
membaca dan memeriksa rencana

31
keperawatan serta cacatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasi),
mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
c. evaluasi. D D D
d. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
D D D
keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
e. Audit keperawatan. D D D
Jumlah 33 32 32
Prosentase 97% 94 % 94%

Tabel 3.3 Tugas PPJA

Uraian Tugas 17/6/19 18/6/19 19/6/19


1. Menerima pasien dan mengkaji
kebutuhan pasien secara D D D
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana
D D D
keperawatan
3. Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang
D D
diberikan oleh disipln ilmu lain D
maupun perawat lain
4. Mengevaluasi keberhasilan asuhan
D D D
keperawatan
5. Bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap ASKEP pasien mulai
D D D
dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit
6. Mengikuti timbang terima D D D
7. Melaksanakan rencana yang telah
D D D
dibuat selama berdinas
8. Menyiapkan penyuluhan untuk
D TD D
pulang
9. Melaksanakan sentralisasi obat D D D
10. Mendampingi visite D D D
TOTAL 10 9 10
PROSENTASE 100% 90% 100%

32
Tabel 3.4 Tugas Kepala Tim

Uraian Tugas 17/6/19 18/6/19 19/6/19


1. Mengatur, mengkoordinasikan, dan
mengawasi seluruh kegiatan
D D D
pelayanan diruangan yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Melaksanakan protap-protap yang
D D D
berlaku di unit keperawatan.
3. Melaksanakan kerjasama yang baik
dengan perawat pelaksana guna D D D
kelancaran tugas.
4. Mendampingi visite dokter dan
mencatat instruksi dokter, khususnya
D D D
bila ada perubahan program
pengobatan pasien.
5. Memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses
D D D
keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
6. Memberikan bimbingan kepada
teman sekerja untuk memberikan D TD TD
asuhan keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama
yang baik dengan pasien dan D D D
keluarganya.
8. Membuat laporan harian ruangan
tentang pelaksanaan asuhan
D D D
keperawatan, perkembangan pasien,
masalah ketenagaan, dan sarana.
9. Mengevalusi asuhan keperawatan
D D D
yang telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan serah terima tugas
kepada penanggung jawab shift
D D D
selanjutnya secara lisan maupun
tulisan dengan benar.
11. Mewakili kepala ruangan apabila
berhalangan hadir atau tidak masuk D D D
kerja.
12. Melaksanakan penilaian kinerja bagi
pelaksana perawatan dan tenaga lain
dibagian perawatan yang berada D D D
dibawah tanggung jawab untuk
berbagai kepentingan.
13. Mengawasi dan menilai siswa atau
mahasiswa dari instansi pendidikan D D D
keperawatan untuk memperoleh

33
pengalaman belajar, sesuai dengan
tujuan program pendidikan yang telah
ditentukan oleh instansi pendidikan
yang bersangkutan.
TOTAL 12 11 11
PROSENTASE 92% 84% 84%

Tabel 3.4 Tugas Perawat Pelaksana


Uraian Tugas 17/6/19 18/6/19 19/6/19
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan D
D D
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur D
D D
dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis D
D D
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada
pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan,tata tertib yang berlaku, fasilitas D TD TD
yang ada, cara penggunaannya, serta kegiatan
rutin sehari-hari di ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik
D D D
dengan pasien dan keluarga.
6. Melakukan pengkajian keperawatan sesuai
D D D
dengan kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
D D D
kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada
pasien sesuai dengan kebutuhan dan batas D D D
kemampuannya, antara lain:
a. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai
D D D
dengan program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan pada
TD TD TD
pasien dan keluarganya mengenai penyakit.
9. Mendampingi visite dokter dan mencatatat
instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan D D D
pada program pengobatan pasien.
10. Melakukan pertolongan pertama pada pasien
dalam keadaan darurat secara tetap dan benar
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya segera D D D
melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter yang bertanggung jawab.
11. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
D D TD
sesuai dengan batas kemampuannya.
12. Membantu merujuk pasien pada petugas
D D D
kesehatan atau institusi lain.
13. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya D D D

34
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan
hasil observasi tersebut, sesuai dengan batas
kemampuannya.
14. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan
dalam membahas kasus dan upaya D D D
meningkatkan mutu keperawatan.
15. Melaksanankan tugas pagi, sore, malam, dan
hari libur secara bergiliran sesuai dengan D D D
jadwal dinas.
16. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan
D D D
oleh kepala ruang rawat.
17. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
D D D
di bidang keperawatan.
18. Melaksanakan sistem pelaporan dan
pencatatan asuhan keperawatan yang tepat dan
D D D
benar sesuai dengan standar asuhan
keperawatan.
19. Melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun tertulis D D D
pada saat pergantian dinas.
20. Melaksanakan perawatan pasien dalam
keadaan sakaratul maut dan merawat jenazah D D D
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
21. Menyiapkan pasien yang akan pulang,
D D D
meliputi:
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
D D D
- Kelengkapan pengisian status pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit, jika
diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan
cara penggunaannya. D D D
- Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan
lain.
- Cara hidup sehat, seperti cara pengaturan
makan dan istirahat.
c. Mengantar pasien yang akan pulang sampai
TD TD TD
pintu keluar ruang rawat.
22. Membuat resume saat pasien keluar rumah
D D D
sakit (pulang, pindah rumah sakit lain, rujuk,

35
dan meninggal).
TOTAL 25 24 23
PROSENTASE 92% 88% 85%
(Nursalam, 2015)

3. Justifikasi Kelompok Terhadap MAKP di Ruangan


Model MAKP di ruangan telah berjalan dengan baik dilihat dari
uraian tugas hasil observasi KUPP, PPJA, KaTim dan PP yaitu diatas
80%. Metode tim-primer yang diterapkan di Ruang Mawar berdampak
pada kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan di Ruang
Mawar berjalan dengan baik dapat dilihat dari cara pendokumentasian.
Pendokumentasian yang dilakukan di Ruang Mawar lengkap karena
ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan.
Asuhan Keperawatan yang berkualitas dimulai dari Pengkajian,
Diagnosis, Rencana Asuhan Keperawatan, Implementasi, dan
Evaluasi. Oleh karena itu ruangan sangat cocok dengan metode Tim-
Primer karena ada yang bertanggung jawab terhadap Asuhan
Keperawatan sehingga terwujud pelayanan kesehatan yang berkualitas
dan mempunyai daya saing.

4. Tindakan Keperawatan di Ruangan


a. Timbang Terima/Operan
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 17 – 19 Juni 2019 timbang
terima dilakukan rutin setiap pergantian shift, pelaksanaannya sudah
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (Pagi : Jam 07.00, Siang :
Jam 14.00, Malam : 21.00). Timbang terima dilakukan secara
terstruktur dan dilakukan kepada semua perawat, jika semua perawat
sudah datang maka dilakukan timbang terima. Presentase timbang
terima yang sesuai SPORS yaitu: 100%.Hasil observasi berdasarkan
SPO RS dan waktu dimulainya timbang terima adalah sebagai berikut:

36
Tabel 3.5 SPO Timbang Terima RSI Gondanglegi

Evaluasi
TIMBANG TERIMA PASIEN (OPERAN SHIFT)

No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :


RSI GONDANGLEGI
Jl. Hayam Wuruk 66 Gondanglegi 05/KEPER/I/2018 02 ½
– Malang
Ditetapkan
Tanggal ditetapkan : Direktur RSI Gondanglegi,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 17 JUNI 2019
dr. Husnul Muttaqin
NIK. : 00 00 01
Teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) 17/6/1 18/6/1 19/6/1
PENGERTIAN
yang berkaitan dengan keadaan klien 9 9 9
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan timbang terima (operan)
2. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
3. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
4. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat
5. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
Peraturan Direktur No.7 tahun 2016 tentang Revisi Kebijakan Bidang
KEBIJAKAN Keperawatan
RSI Gondanglegi yang tercantum bahwa informasi asuhan pasien dan hasil

38
asuhan keperawatan dikomunikasikan antarstaf klinis selama bekerja dalam
shif atau antarshift.
Persiapan
D D D
1. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan D D D
Pelaksanaan
1. Kepala ruang/ Katim/PJ shift jaga sebelumnya membuka acara timbang D D D
terima.
2. Katim/PJ shift jaga sebelumnya menyampaikan timbang terima dengan
jelas, singkat dan padat kepada Katim/PJ shift jaga berikutnya D D D
didengarkan oleh semua perawat pelaksana
3. Hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. S ( SITUATION) :
PROSEDUR 1) Identitas pasien (nama, umur, tanggal masuk, hari perawatan dan
dokter yang merawat) Menyebutkan dx medis
2) Menyebutkan dx keperawatan
b. B (BACKGROUND)
1) Menyebutkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
2) Menyebutkan terapi dan tindakan medis yang telah dilakukan
D D D
(riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif,
dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan)
6. Menyebutkan informasi pendidikan kesehatan yang telah disampaikan
(jika perlu)
c. A (ASSESSMENT)
1) Menyebutkan kondisi pasien terkini
(keluhan, TTV, skor nyeri, tingkat kesadaran, status restrain, risiko
jatuh, status nutrisi, eliminasi dan lain-lain)

39
d. R (RECOMMENDATION)
1) Menyebutkan tindakan medis yang akan dilakukan
2) Menyebutkan intervensi keperawatan yang akan dilakukan
e. Hal lain yang perlu disampaikan :
1) Ketenagaan (SDM)
2) Sarana dan prasarana : Fasilitas, alkes
3) Permasalahan pelayanan : obat, mutu dan lain-lain
4. Katim/PJ shift /perawat jaga shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab, dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah D D D
ditimbangterimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
5. Melakukan keliling ke bed pasien, dengan cara :
 Mengucapkan salam
 Perawat jaga sebelumnya berpamitan dan mengenalkan perawat jaga D D D
selanjutnya
 Memvalidasi hasil operan dari shift sebelumnya
6. Kembali ke nurse station dan dapat dilakukan diskusi/klarifikasi setelah D D D
keliling ke pasien
7. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format
timbang terima yang ditandatangani oleh Katim/PJ shift jaga sebelumnya D D D
dan Katim/PJ shift jaga berikutnya dan diketahui oleh Kepala Ruang
8. Ditutup oleh Kepala Ruang/Katim/PJ shift jaga sebelumnya D D D
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap Khusus
3. Instalasi Rawat Inap Intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Kamar Operasi

40
TOTAL 10 10 10

PRESENTASE 100% 100% 100%

Keterangan :
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 100% maka disimpulkan operan dilakukan dengan baik.Timbang terima selalu
dilakukan diruangan. Timbang terima dilakukan dengan perawat yang akan jaga shift berikutnya dan setelahnya berkeliling ke tiap
kamar. Perawat berkeliling untuk memastikan keadaan pasien dan mengenalkan perawat jaga selanjutny

41
Tabel 3.5 SPO Timbang Terima Pasien Baru RSI Gondanglegi
Evaluasi
MENERIMA PASIEN BARU DI UNIT RAWAT INAP
No. Dokumen : No. Revisi : HALAMAN :

RSI GONDANGLEGI 05/KEPER/X/2016 01 ½


Jl. Hayam Wuruk 66
Gondanglegi – Malang
Ditetapkan
Tanggal ditetapkan : Direktur RSI Gondanglegi,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 03 Oktober 2016
dr. Husnul Muttaqin
NIK. : 00 00 01
PENGERTIAN
Penerimaan pasien dari UGD dan Unit Rawat Jalan yang akan 17/06/19 18/06/19 19/06/19
menjalankan perawatan selanjutnya di Rawat Inap
TUJUAN 1. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien secara
berkesinambungan
2. Terjaminnya mutu pelayanan keperawatan
3. Sebagai acuan dalam penerimaan pasien baru di rawat inap
KEBIJAKAN Peraturan Direktur No. 7 tahun 2016 tentang Kebijakan Bidang
Keperawatan RSI Gondanglegi

42
PROSEDUR 1. Perawat UGD atau Unit rawat jalan mengantar pasien ke rawat inap D D D
yang dituju dan melakukan serah terima pasien dengan perawat
ruang rawat inap yang dituju
2. Serah terima dilakukan disamping pasien dengan tetap menjaga TD TD TD
privasi pasien.
3. Hal-hal yang perlu diserah terimakan meliputi : D D D
 Kondisi pasien
 Tindakan yang sudah dan belum dilakukan
 Pemeriksaan penunjang yang sudah dan belum dilakukan
 Terapi dokter
Hal-hal lain yang berkaitan dengan pasien
4. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang: TD TD TD
a. Perawat yang bertanggung jawab
b. Dokter yang merawat (DPJP)
c. Penjelasan singkat tentang persetujuan umum
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Prosedur RS, tata tertib dan aturan jam berkunjung
f. Fasilitas RS
g. Biaya dan administrasi
h. Himbauan pasien dan keluarga untuk sering cuci tangan untuk
mencegah infeksi nosocomial
i. Perkembangan pasien dan discharge planning
5. Perawat/Bidan rawat inap melakukan pengkajian awal masuk rawat D D D
inap dan mencatat dalam rekam medis pasien.

6. Perawat/Bidan melaksanakan tindakan yang belum dilakukan dan D D D


merencanakan tindakan selanjutnya

43
7. Perawat/Bidan melaporkan kondisi pasien kepada DPJP D D D
UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
TOTAL 5 5 5
PRESENTASE 71% 71% 71%

Dalam setiap perpindahanpasien baru di Ruang Mawar, pasien dan keluarga telah diorientasikan terlebih dahulu.Selama
observasi sejak tanggal 17 – 19 Juni 2019 orientasi pasien telah dilakukan dengan baik. Berdasarkan SPO penerimaa pasien baru
sepertinama perawat yang berjaga, edukasi cuci tangan dan peraturan yang ada di ruangan telah diorientasikan kepada pasien dan
keluarga dengan baik.

Table 3.6 Pre Dan Post Conference


Evaluasi
17/06/19 18/06/19 19/06/19
Pre Konferensi
D D D
1. Waktu : setelah operan
PROSEDUR 2. Tempat : Meja masing – masing tim D D D
3. Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim D D D
4. Kegiatan :
D D D
a. Perawat primer atau PPJA membuka acara
b. Perawat primer atau PPJA menanyakan rencana harian masing – masing
D D D
perawat pelaksana
c. Perawat primer atau PPJA memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait D D D

44
dengan asuhan yang diberikan
d. Perawat primer atau PPJA memberikan reinforcement. D D D
e. Perawat primer atau PPJA menutup acara D D D
Post konferensi
D D D
1. Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya
2. Tempat : Meja masing – masing tim. D D D
3. Penanggung jawab : perawat primer atau PPJA D D D
4. Kegiatan :
D D D
a. Perawat primer atau PPJA membuka acara.
b. Perawat primer atau PPJA menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
D D D
diberikan.
c. Perawat primer atau PPJA yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
D D D
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d. Perawat primer atau PPJA menutup acara. D D D
TOTAL 8 8 8
PRESENTASE 100% 100% 100%

45
Table 3.7 Hasil Observasi Pre dan Post Conference
Lembar Observasi Pre-conference
Keterangan :
D : Dilakukan T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 17 – 19 Juni 2019. Berdasarkan table
diatas dapat diketahui selama 3 Hari langkah langkahpre conference yang dilakukan
yaitu 100 % atau dapat disimpulkan bahwa pre conference di ruang mawar sudah
dilakukan.
Lembar Observasi Post-Conference
Keterangan :
D : Dilakukan T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 17 – 19 Juni 2019. Berdasarkan table
diatas dapat diketahui selama 3 Hari langkah langkah post conference yang dilakukan
yaitu 100 % atau dapat disimpulkan bahwa post conference sudaj dilakukam
b. Ronde keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 17 – 19 Juni 2019 di ruang
mawar belum dilakukan ronde keperawatan dikarenakan tidak ada kondisi pasien
yang perlu diskusikan atau dibahas atau kasus yang belum diselesaikan.
c. Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapat
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatanya
sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkunganya.discharge planning
yang dilakukan diruang mawar selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien
MRS. Hasil pengkajian selama tanggal 17 – 19 Juni 2019 dapat dilihat pada table
dibawah. Berdasarkan table diketahui bahwa 100% item pada discarghe planning
telah dilakukan seluruhnya dengan metode Format discharge planning yang
digunakan diruangan.

46
Table 3.8 Discharge Planning
No INDIKATOR TANGGAL
17/06/ 18/06/ 19/06/
2019 2019 2019
1 Menuliskan rencana lama dirawat D D D
2 Menuliskan rencana tanggal pulang D D D
3 Mengkaji kriteria pasien yang membutuhkan D D D
perencanaan pemulangan pasien yang kompleks:
Total 3 3 3
Prosentase % 100% 100% 100%

d. Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan observasi di ruang mawar dan berdasarkan berkas Rekam
Medik pasien pada tanggal 17 – 19 Juni 2019 pasien baru atau keluarga sudah
diberikan pendidikan ataupun KIE.

e. Prosedur Pengendalian Infeksi


Tanggal Nama M1 M2 M3 M4 M5 Total Prosentase
Perawat
17/06/19 P.A TD D D D TD 3 60%
P.B TD D D D D 4 80%
18/06/19 P.C TD D D D TD 3 60%
P.D TD D D D TD 3 60%
19/06/19 P.E TD D D D D 4 80%
P.F TD D D D D 4 80%

Berdasarkan Observasi mulai tanggal 17 Juni – 19 Juni 2019 di ruang


mawar perawat belum sepenuhnya melakukan prosedur 5 momen cuci tangan
dengan sempurna.
f. Sentralilasi Obat
Sentralisasi Obat berada pada apotek. Dokter menuliskan resep obat
kemudian perawat menulis di RM11A. Setelah itu resep diantar ke apotek dan
apoteker mengecek ulang resepnya .Kemudian diproses oleh farmasi. Setelah itu
petugas apotek mengantar obat yang telah diresepkan ke ruangan dan dicek
bersama perawat ruangan, setelah itu didistribusikan ke pasien sesuai dengan
waktu dan kebutuhan.

47
Gambar 3.2 Alur Obat

Dokter mengadviskan dan menulis resep

Perawat menulis daftar pemberian obat di RM11A

Apoteker mengecek ulang resep

Resep dibawa ke apotek oleh apoteker

Proses farmasi

Obat selesai dibawa ke ruangan

Petugas apotek menyerahkan ke perawat ruangan


(kedua belah pihak saling croscek)

Perawat ruangan cek ulang obat dan setelah sesuai


ditaruh diloker obat pasien

Memberikan obat ke pasien menggunakan tanda bukti

g. Supervisi
Petugas Supervisi 17/06/19 18/06/19 19/06/19
KUPP D D D
PPJA D D D
KaTim D D D
Total 3 3 3
Presentase 100% 100% 100%

Dari hasil pengkajian tanggal 17 – 19 Juni 2019 kegiatan supervisi sudah


dilaksanakan.

48
h. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian, diagnose
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP, catatan perkembangan
pasien dibuat setiap hari secara berkeseimbangan sesuai dengan kondisi pasien
saat itu. Pendokumentasian telah dilakukan dengan baik karena terdapat
pembagian tugas yang jelas oleh tim.

49
Tabel 3.9 Pendokumentasian Proses Keperawatan

No Aspek Yang Di Nilai Kode Berkas


%
A. PENGKAJIAN B1 B3 B4 B4 B5 B6 B7 B8 B8 B2 C1 C3 C2
1. Mencatat data yang dikaji sesuai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
dengan pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
psikososial spiritual)
3. Data dikaji sejak pasien masuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kesenjangan antara status
100%
kesehatan dengan pola fungsi
kehidupan
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%
Total prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
masalah yang telah dirumuskan
2. Diagnosa Kep. Mencerminkan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
%
PE/PES
3. Merumuskan diagnosa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keperawatan actual/potensial
Sub Total 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Total prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

B. RENCANA TINDAKAN
1. Berdasarkan diagnosa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
keperawatan
2. Disusun menurut urutan prioritas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100%

50
3. Rumusan tujuan mengandung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
komponen pasien/subjek
100%
perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4. Rencana tindakan mengacu pada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
tujuan dengan kalimat perintah, 100%
terInci dan jelas/melibatkannya
5. Rencana tindakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
menggambarkan keterlibatan 100%
px/keluarga
6. Rencana tindakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
menggambarkan kerjasama 100%
dengan tim kesehatan lain
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Total/Prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
C. TINDAKAN
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
pada rencana keperawatan
2. Perawat mengobservasi respon 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pasien terhadap tindakan 100%
keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
hasil evaluasi
4. Semua tindakan ringkas dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
jelas
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengucapakan dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
tujuan
2. Hasil evaluasi dicatat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100%
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Total/Prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

51
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100%
2. Pencatatan dilakukakn sesuai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dengan tindakan yang 100%
dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100%
ringkas, istilah bku dan benar
4. Setiap melakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
tindakan/kegiatan keperawatan
mencantumkan paraf/nama jelas 100%
dan tanggal yang dilakukan
tidakan
5. Berkas catatan keperawatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
disimpan sesuai dengan 100%
ketentuan yang berlaku
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%

Total/Prosentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

52
Pendokumentasian proses keperawatan dari 13 pasien yang dirawat pada tanggal 17 – 19
Juni 2019 di ruang Mawar dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian
Dari data yang dihasilkan dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan di Ruang
Mawar bahwa mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan
Dengan mengangkat diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang diambil di
Ruang Mawar sesuai dengan pasien yang ada.
3. Rencana tindakan
Berdasarkan diagnose keperawatan yang diambil rencana tindakan sudah sesuai
dengan nanda nic noc.
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan di Ruang Mawar dilaksanakan sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah di buat.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan di Ruang Mawar dilakukan dengan sesuai dengan yang
direncanakan.

. E. Mutu (M5)
A) Daftar Daerah Asal Pasien Diruang Mawar
Daerah Asal Pasien di ruang Mawar pada tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019
terdiri dari berbagai wilayah di Wilayah Malang khususnya pada wilayah timur
dan selatan kabupaten Malang. Untuk rincian daerah asal pasien per tanggal 17
Juni - 19 Juni 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.10 Daftar Daerah Asal Pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. F Turen
2 An. A Gedangan
3 An. I Sumawe
4 An. Re Gondanglegi
5 An. H Pagelaran
6 An. F Gondanglegi
7 An. Sa Gondanglegi
8 An. A Tegalrejo

53
9 An. N Pagelaran
10 An. Sul Pagelaran
11 An. J Pagelaran
12 An. Ra Pagelaran

B) Indikator Mutu Perhitungan Rumah Sakit


1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Rumus BOR adalah sebgai berikut:
Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TTdi Ruang Mawar = 12 TT
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019, penggunaan
tempat tidur di ruang Mawar adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11 Perhitungan BOR Di Ruang Mawar Tanggal 17 Juni – 19Juni 2019
Rumah Sakit Islam Gondanglegi.

Jumlah BOR
Tgl
Bed Px (∑Px/∑Bed x 100%)

17 Juni 2019 12 7 58%


18 Juni 2019 12 6 50%
19 Juni 2019 12 7 58%
Rata – Rata 55 %

Rata-Rata BOR selama 3 hari adalah: 58 + 50 + 58 = 166 : 3 hari = 55%


Selama kurun waktu 3 hari yaitu dari tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019
didapatkan rata–rata BOR sejumlah 55%. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR di ruang
Mawar pada Tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019 termasuk kurang.

54
2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien dirawat.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
Rumus Menghitung ALOS
(jumlah lama dirawat)
(jml pasien keluar (hidup + mati)
Berdasarkan Pengkajian Pada Tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019 di Ruang Mawar
didapatkan Data Sebagai Berikut:

Tabel 3.12 Lama Pasien di Rawat di Ruang Mawar


No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. F 2 hari
2 An. A 2 hari
3 An. I 5 hari
4 An. Re 2 hari
5 An. H 4 hari
6 An. F 2 hari
7 An. Sa 2 hari
8 An. A 2 hari
9 An. N 2 hari
10 An. Sul 2 hari
11 An. J 1 hari
12 An. Ra 1 hari

Tabel 3.13 pasien yang keluar (hidup+mati) di Ruang Mawar per tanggal
17 Juni - 19 Juni 2019
No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. F Hari ke 2 saat pengkajian
2 An. A Hari ke 2 saat pengkajian
3 An. I Masih MRS
4 An. Re Hari ke 2 saat pengkajian
5 An. H Masih MRS

55
6 An. F Hari ke 2 saat pengkajian
7 An. Sa Hari ke 1 saat pengkajian
8 An. A Masih MRS
9 An. N Masih MRS
10 An. Sul Hari ke 2 saat pengkajian
11 An. J Masih MRS
12 An. Ra Masih MRS

Jumlah pasien keluar (hidup+mati) pada tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019 adalah
sebanyak 6 orang.
Total hari
Jumlah lama dirawat = 42 = 7 hari
6
Selama pengamatan 3 hari (17 Juni - 19 Juni 2019) di ruang Mawar RSI
Gondanglegi didapatkan lama hari perawatan di ruang Mawar rata-rata adalah 7
hari.Menurut Depkes 2005 nilai ALOS yang ideal adalah6-9 hari 17 Juni - 19 Juni
2019 termasuk baik.

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi berikutnya).Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada 1-3 hari.

Rumus TOI
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jml pasien keluar (hidup + mati)
Jumlah Pasien Keluar (Hidup+Mati) selama pengkajian sebanyak 6 Pasien
TOI = ((12x3) – 7)
6
= 4,8 = 5 hari
Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang Mawar
sejumlah 5 hari yang idealnya 1-3 hari menurut Depkes 2005, yang berarti
kurang ideal.

56
4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
BTO selama 3 hari (17 Juni - 19 Juni 2019) di Ruang Mawar
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
Jumlah Pasien Dirawat (hidup+mati) selama 3 hari
Tanggal 17 Juni 2019 : 7 pasien
Tanggal 18 Juni 2019 : 6 pasien
Tanggal 19 Juni 2019 : 7 pasien
20 = 1.66 kali putaran (selama 3 hari)
12
BTO selama 3 hari penggunaan bed di Ruang Mawar yaitu 1.66 kali
putaran dalam waktu. Idealnya dalam 1 tahun adalah 40-50 kali digunakan.

5) Jenis Pembayaran Pasien


Berdasarkan pengkajian selama tanggal 17 Juni - 19 Juni 2019 pasien yang
diarwat di Ruang Mawar didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.14 Jenis pembayaran Pasien di ruang Mawar
No. Nama pasien Jenis Pembayaran
1 An. F BPJS
2 An. A BPJS
3 An. I BPJS
4 An. Re BPJS
5 An. H UMUM
6 An. F UMUM
7 An. Sa BPJS
8 An. A BPJS
9 An. N BPJS
10 An. Sul BPJS
11 An. J BPJS
12 An. Ra BPJS

57
C) Tingkat Kenyamanan Klien
Di ruang Mawar skala nyeri pada anak menggunakan FLACC ( Face Legs Activity
Cry Consolability)

Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kenyamanaan klien selama 3 hari (17
Juni – 19 juni 2019) didapatkan hasil sebagai berikut :

Prosentase tingkat nyeri di ruang mawar:


Jumlah klien dengan nyeri x 100 %
Jumlah klien yang dirawat

Table 3.16 Skala Nyeri Pasien di Ruang Mawar Pada Tanggal 17 Juni - 1 Juni
2019
Tanggal Nyeri Nyeri Nyeri Tidak
ringan sedang berat nyeri
17/6/19
34% 0 0 66%
(7 pasien)
18/6/19
34% 16% 0 50%
(6 pasien)
19/6/19
20% 0 0 80%
(7 pasien)
Rata – Rata
nyeri selama 29% 5% 0% 65%
3 hari

Berdasarkan Depkes tahun 2015 menjelaskan bahwa seorang mulai dihitung nyeri
ringan apabila skor nyeri pada klien adalah 1-3.

58
Berdasarkan kuisioner menggunakan FLACC untuk anak-anak dan menanyakan
skala nyeripada klien dewasa yang dikaji selama 3 hari, pada tanggal 17 Juni 2019 di
ruang mawar terdapat 3 klien anak yang mengalami nyeri pada tingkat ringan yaitu
pada skala 1-3, terdapat 0 klien yang mengalami tingkat sedang yaitu skala 4-6,
terdapat 0 klien yang mengalami nyeri pada tingkat berat yaitu pada skala 7-10, dan
terdapat 6 klien yang tidak mengalami nyeri. Pada tanggal 18 Juni 2019 di ruang mawar
terdapat 3 klien yang mengalami nyeri pada tingkat ringan yaitu pada skala 1-3,
terdapat 2 klien yang mengalami nyeri pada tingkat sedang yaitu skala 4-6, terdapat 0
klien yang mengalami nyeri pada tingkat berat yaitu pada skala 7-10, dan terdapat 5
klien yang tidak mengalami nyeri. Pada tanggal 19 Juni 2019 di ruang mawar terdapat 1
klien yang mengalami nyeri pada tingkat ringan yaitu pada skala 1-3, terdapat 2 klien
yang mengalami nyeri tingkat sedang yaitu skala 4-6, terdapat 0 klien yang mengalami
nyeri pada tingkat berat yaitu pada skala 7-10, dan terdapat 7 klien yang tidak
mengalami nyeri.
Klien pada umumnya mengalami nyeri dikarenakan respon fisiologis klien dari
penyakit yang dialami, setiap keluhan dari klien pasti akan mendapatkan tindak lanjut
dari tenaga kesehatan untuk mengurangi keluhan yang membuat klien tidak nyaman.
D) Tingkat Resiko Jatuh Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kejadian klien yang beresiko
jatuh selama 3 hari di ruang mawar adalah untuk mengukur pada pasien anak
menggunakan humty dumty dengan data didapatkan pada tanggal 17 Juni 2019
sebanyak 7 anak resiko jatuh, tanggal 18 Apri sebanyak 6 anak dan tanggal 19 mei
sebanyak 7 anak beresiko jatuh dengan pembagian resiko rendah dengan skor 7-10
dan resiko tinggi >12. Pada anak sebanyak 21 orang beresiko tinggi serta resiko
sedang 0 anak .
Angka Resiko Jatuh = Jumlah kejadian jatuh × 100
Jumlah klien yang beresiko jatuh
= 0x 100% = 0
21
E) Angka Kejadian Dekubitus
Pendokumentasian angka kejadian dikubitus telah dilakukan dengan baik.Pada
bulan April dan Mei mulai tanggal 17 Juni – 19 Juni 2019 di ruang Mawar, angka
kejadian dikubitus terdapat 0 kejadian dikubitus.

59
Tabel 3.17 angka kejadian dikubitus
No Tanggal Kejadian Dekubitus
1 17 Juni 2019 0
2 18 Juni 2019 0
3 19 Juni 2019 0
Menurut Depkes (2010) indikator dikubitus dapat diukur sebagai berikut:

= Jumlah kejadian decubitus x 100%


Jumlah klien beresiko terjadinya
=0 x 100% = 0
0

Dari data yang didapatkan 3 hari (29 April 2019 – 1 Mei 2019) di ruang mawar
terdapat 0 pasien yang mengalami dikubitus di bagian sacrum.Sementara pasien yang
beresiko mengalami luka decubitus terdapat 0 klien dengan bedrest.

F) Standart Keselamatan Pasien


1) Ketepatan identifikasi klien
Identifikasi klien di ruang mawar dilakukan saat awal pengkajian dan saat
akan memberikan tindakan keperawatan. Dari hasil pengkajian selama 3 hari (17
Juni 2019 – 19 Juni 2019) di dapatkan hasil bahwa perawat sudah melakukan
identifikasi klien berdasarkan nama klien secara verbal, namun tidak selalu
diklarifikasi ulang dengan melihat gelang klien. Selama observasi di ruang mawar
penggunaan gelang identitas klien sudah dilakukan dan sesuai dengan keadaan
klien.

No. Nama pasien Pemakaian Gelang


1 An. F Memakai
2 An. A Memakai
3 An. I Memakai
4 An. Re Memakai
5 An. H Memakai
6 An. F Memakai
7 An. S Memakai
8 An A Memakai
9 An. N Memakai
10 An Sul Memakai
11 An. J Memakai
12 An. R Memakai

60
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang diterapkan di ruang mawar adalah komunikasi situasion,
background, assessment, rekomendation (SBAR). Program ini meliputi
pemberian komunikasi efektif antar perawat dan tenaga kesehatan lain. Ada 2
jenis komunikasi yang dipakai, yaitu jenis komunikasi botton-up down
Komunikasi ini diterapkan dengan mekanisme dari kepala ruang mendengar
aspirasi dan masukan dari bawahan atau dari kepala ruang
kebawahan.Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan instruksi yang jelas dan
juga penyampaian kinerja yang jelas dari kepala ruang maupun perawat
lainya.Pada ruang Mawar juga diterapkan sistem komunikasi musyawarah
sebagai bentuk upaya merumuskan masalah bersama dan menciptakan
kekeluargaan antar tenaga diruang Mawar.Berdasarkan jenis komunikasi,
instruksi yang diberikan jelas dan tepat pada tujuan. Kepala ruang ada kalanya
bertindak otoriter sebagai instruksi yang tegas kepada perawat lainnya dan ada
pula bertindak terbuka sebagai bentuk menerima saran dan aspirasi
(Nursalam,2013).
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
a) Penyimpanan obat
 Poster tentang 6 benar pemberian obat diruangan telah tersedia
 Penyimpanan obat sesuai dengan no bed klien dalam kotak
 Lemari es untuk penyimpanan obat klien tidak digunakan untuk
penyimpanan makanan
 Obat-obatan klien yang tersimpan didalam lemari es diberi label nama klien
 Obat–obatan klien yang disimpan dilemari es ditaruh ditempat khusus untuk
mengurangi kesalahan dalam pemberian obat dari diberi label nama klien
 Obat yang harus diminum klien diberikan dengan memakai wadah plastic.
b) Pemberian obat
(a) Angka kejadian tidak diinginkan (KTD) dalam pemberian obat
Formula
= Jml px yg terkena KTD dlm pemberian obatx 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
= 0 x 100% = = 0%
0
61
(b) Angka kejadian nyaris cedera (KNC) dalam pemberian obat
Formula
= Jml px yg terkena KTD dlm pemberian obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
= 0 x 100%
0
= 0%
2. Analisa dan Kurva SWOT
3.2.1 Analisa SWOT
M1 (Man)
Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai
Strength (Kekuatan)
Perawat yang bekerja di ruang Mawar pernah 0,6 3 1,8
mengikuti pelatihan PPGD sebanyak 60%
Tingkat pendidikan tenaga perawat minimal sudah D3 0,4 4 1,6
Total 3,4

Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai


Weaknesss (Kelemahan)
Jumlah Tenaga kesehatan pershift tidak sesuai dengan 1 3 3
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
Total 3

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Opportunity (O)
Setiap perawat diberi kesempatan untuk mengikuti 0,6 4 2,4
pelatihan
Kebijakan pemerintah yang mewajibkan semua instansi 0,4 4 1,6
rumah sakit melakukan akreditasi
Total 4

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Threat (T)
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan 0,5 3 1,5
yang lebih professional
Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hokum 0,3 3 0,9
Terdapat beberapa rumah sakit swasta di daerah 0,1 3 0,3
kabupaten malang selatan
Kebijakan pemerintah tentang BPJS 0,2 2 0,4
Total 3,1

62
Kurva :
X : 0,4
Y : 0,9
M2 (Material)
Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai
Strength (Kekuatan)
Adanya alat-alat yang sesuai dengan kebijakan 0,5 2 1
standart dinkes
Pengoprasian alat keperawatan di ruangan 0,3 3 0,9
berdasarkan SOP RS yang berlaku
Adanya oksigen sentral 0,2 2 0,4
Total 2,3

Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai


Weaknesss (Kelemahan)
Tidak memiliki rectal irifator anak,glyserin 0,6 3 1,8
spuit,spoel hoek.
Tidak mempunyai pantry dan kamar mandi perawat 0,4 3 1,2
Total 3

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Opportunity (O)
Dengan meningkatnya penghasilan rumah sakit dan 1 2 2
tersedianya SDM yang berkompeten maka rumah
sakit dapat membeli alat yang sesuai dan menunjang
untuk keperluan ruangan.
Total 2

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Threat (T)
Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pengadaan alat 0,5 2 1
yang canggih dalam penunjang diagnostic
Total 1

Kurva :
X:1
Y1

63
M3 (Methode)
Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai
Strength (Kekuatan)
1. MAKP
Dalam ruangan, terdapat standar asuhan keperawatan 0,4 3 1,2
di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien
Adanya SOP dari setiap tindakan keperawatan yang 0,2 3 0,6
diberikan kepada pasien
Perawat dan tim kesehatan lainnya berkolaborasi 0,2 3 0,6
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien
Timbang terima dilakukan secara rutin setiap harinya 0,1 4 0,4
Sudah adanya sistem pendokumentasian tindakan 0,1 2 0,2
dari tenaga medis maupun non medis lain
Total 3

Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai


Weaknesss (Kelemahan)
Post conference tidak dilakukan 0,4 3 1,2
Ronde keperawatan masih jarang dilakukan 0,2 2 0,4
Supervisi tidak ada 0,2 2 0,4
Pemberian leaflet untuk edukasi pasien belum 0,1 2 0,2
dilakukan
Perawat belum melakukan prosedur 5 S dengan 0,1 3 0,3
sempurna
Tidak adanya sekat pembatas pada dokumentasi 0,1 3 0,3
asuhan keperawatan pasien.
Tidak dilakukannya penerimaan pasien baru sesuai 0,1 3 0,3
SOP yang sudah ada
Total 3,1

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Opportunity (O)
Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktek 0,3 3 0,9
manajemen keperawatan di ruangan.
Adanya peluang bagi perawat untuk meningkatkan 0,3 2 0,6
pendidikan
Adanya kebijakan dari RS tentang timbang terima 0,2 3 0,6
Adanya kerja sama antar mahasiswa dengan perawat 0,1 2 0,2
klinik
Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk 0,1 2 0,2
mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan

64
mahasiswa praktek
Total 2,5

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Threat (T)
Tuntutan tanggung jawab untuk meningkatkan 0,6 3 1,8
profesionalisme keperawatan
Adanya pesaing dengan rs lain 0,4 4 1,6
Total 3,4

Kurva :
X :-0,1
Y : - 0,9
M4 (MONEY)
Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai
Strength (Kekuatan)
Adanya pemberian gaji bagi perawat sebagai hak 0,7 4 2,8
yang dimilikinya
Sumber pendapatan ruangan diperoleh dari dana 0.3 3 0,9
operasional rumah sakit
Total 3,7

Faktor Strategi Internal Bobot Skor Nilai


Weaknesss (Kelemahan)
Perawat yang masih dalam fase karyawan kontrak 1 2 2
tidak mendapatkan tunjangan profesi.
Total 0,6

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Opportunity (O)
Adanya kenaikan gaji bagi tenaga perawat sesuai 0,7 4 3,2
dengan golongan, masa kerja pertahun sekali
Perbedaan insentif tidak langsung untuk perawat D3 0,3 3 0,9
dan S1 Keperawatan
Total 4,1

Faktor Strategi Eksternal Bobot Skor Nilai


Threat (T)
Pendanaan dari sumber penghasilan RS swasta 0,4 1 0,4
sehingga beresiko untuk bangkrut
Bagi perawat yang masih kontrak beresiko untuk 0,4 2 0,8

65
PHK
Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan 0,2 3 0,6
yang lebih profesional
Total 1,8

Kurva :
X :3,1
Y :2,3
M5 Mutu
Faktor – Faktor Bobot Rating Skor
IFAS (Internal Faktor)
Strenght
Tingkat keamanan pasien dijaga dengan baik terlihat 0,4 3 1,2
tidak adanya pasien jatuh atau angka kejadian pasien
jatuh 0% dan tingkat kesalahan dalam memasukkan
obat 0%, dan tidak adanya kejadian dekubitus. 0,3 3 0,9
Adanya variasi jenis pasien berdasarkan pembiayaan
(BPJS, asuransi swasta, dan umum) 0,3 2 0,6
RSI Gondanglegi merupakan RS tipe C

Total 2,7
IFAS (Internal Faktor)
WEAKNESS
BOR di ruang mawar pada tanggal 17 JUNI 2019 –
19 JUNI 2019 didapatkan sejumlah 55 % 0,6 1 0,6
sedangkan yang ideal nilai parameter BOR adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
ALOS di ruangan mawar tanggal 17 JUNI 2019 – 19
JUNI 2019i di dapatkan sejumlah rata-rata 7 hari 0,4 3 1,2
sedangkan idealnya 6-9 hari (Depkes RI, 2005)
1,8
EFAS (External Faktor)
OPPORTUNITY
Mahasiswa SI Keperawatan melakukan praktek 0,4 4 1,6
manajemen keperawatan
RSI Gondanglegi merupakan rumah sakit pemerintah 0,3 4 1,2
tipe C yang menjadi rujukan bagi puskesmas sekitar
Rumah sakit islam gondanglegi bisa meningkatkan 0,3 3 0,9
akreditasi rs kejenjang RS tipe C, B, ataupun A
3,7

66
EFAS (External Faktor)
Threat

Adanya rumah sakit swasta , umum dan klinik di 0,5 1 0,5


daerah malang selatan

Makin tingginya tingkat pendidikan keluarga pasien 0,5 1 0,5

Total 1

Kurva :
X : 2,7 – 1,8 = 0,9
Y : 3,7 – 1 = 2,7

3.2.1 Kurva SWOT

Kurva SWOT
3
Mutu
2.5 Method
Money
2

1.5

1 Material

Y 0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
-0.5

-1

-1.5 Man

-2
X

Berdasarkan hasil kurva diatas dapat disimpulkan bahwa posisi kurva pada hasil
pengkajian Man terdapat pada kuadran IV.Hal tersebut didapatkan dari jumlah tenaga
perawat di ruang mawar sesuai dengan perhitungan jumlah tenaga yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil perhitungan rumus Gillies diruang mawar dibutuhkan 9 perawat perhari
dan ada 9 perawat diruang mawar.

67
Kurva hasil pengkajian material terdapat pada kuadran I. Karena fasilitas di ruang
mawar di dapatkan sudah memenuhi standart rumah sakit, mulai dari terdapat tempat linen
dan gudang sarana dan prasarana, terdapat ruang pantry, tidak adanya EKG dan infuse
pump/ syringe pump.
Hasil pengkajian method terdapat pada di kuadran ke I, hal tersebut karena tidak
dilaksanakannya supervisi, post conferens karena belum adanya form supervisi, dan sop
pre-post conferens serta tidak efisiennya waktu, tidak pernah dilakukan ronde
keperawatan, dan tidak adanya sekat pembatas pada dokumentasi asuhan keperawatan
pasien diruang mawar sedangkan di setiap harinya dilakukan timbang terima secara rutin
setiap hari sesuai jam shift.
Kurva money terdapat pada di kuadran I. Hal tersebut didapat dari segi keuangan
dipenuhi dengan system. Besarnya gaji pokok pegawai tetap maupun pegawai kontrak
diatur berdasarkan golongan pegawai dilihat dari jabatan dan lama menjadi pegawai.
Kurva mutu terdapat pada kuadran I, hal tersebut didapatkan sudah adanya 6 benar
obat akan tetapi bila mengikuti trend issue yang berlaku maka bisa menggunakan 7 benar
obat karena di rumah sakit lainya sudah menggunakan 7 benar obat, BOR di ruang mawar
didapatkan rata-rata 55% sedangkan idealnya 60-85% sesuai pengkajian tanggal 17 Juni –
19 Juni 2019 .

68
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PRIORITAS MASALAH
DAN POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR

Setelah dilakukan pengkajian selama 3 hari (17 Juni – 19 Juni 2019), didapatkan
beberapa permasalahan di ruang mawar, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu
ditentukan prioritas masalah dan plan of action dari setiap masalah yang diangkat.
4.1 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik criteria Matriks
(criteria matrix technique)”, yaitu teknik pemungutan suara dengan menggunakan
criteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
1. Magnitude (Mg): beberapa banyak populasi yang terkena masalah.
2. Severity (Sv) : besarnya kerugian yang timbul.
3. Managibility (Mn): bisa diselesaikan.
4. Nursing Concern (Nc): menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi
concern perawat.
5. Affordability (Af): menunjukkan ada tidaknya sumberdaya yang tersedia.

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas

1 Tidak 5 3 4 4 3 19 I
terlaksanakannya
penerimaan pasien
baru sesuai SOP
yang ada
2 Tidak tersedianya 5 4 1 2 2 14 II
spoel hoek di
ruangan

Ket :
5 = sangat penting
4 = penting

69
3 = kurang penting
2 = tidak penting
1 = sangat tidak penting

4.2 Alternatif Penyelesaian Masalah


No Masalah Penyebab Alternative
Pemecahaan Masalah
1 Tidak terlaksanakannya 1. Kurang patuh 1. Membiasakan diri
penerimaan pasien baru terhadap SPO menjalankan tindakan
sesuai SOP yang ada yang sudah ada sesuai SPO
penerimaan pasien
baru yang sudah ada

2 Tidak Tersedianya Spoel 1. Keterbatasan 1. Membuat alur


Hoek Di Ruangan sumber daya pembuangan terdekat
dari ruangan (jangka
pendek)
2. Membuat tempat
spoel hoek sendiri
(jangka panjang)

4.2 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah


1. Besarnya masalah yang diselesaikan (magnitude = Mg)
2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (importancy = I)
3. Sensitivitas penyelesaian masalah (vulnerability = V)
4. Efisiensi biaya ( efficiency = E)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1 = sangat kurang penting,
nilai 2 = kurang penting, nilai 3 = cukup penting, nilai 4 = penting dan nilai 5 =
sangat penting)

No Alternative Efektifitas Efisien Total Prioritas


Penyelesaian Masalah M I V E MxIxV/E
1. Tidak terlaksanakannya 5 5 4 1 100 I
penerimaan pasien baru
sesuai SOP yang ada
2. Tidak adanya spoel hoek 5 2 4 1 40 II
di ruangan

70
Prioritas Faktor
No Why What Where When
Masalah Penyebab
1 Tidak 1. Karena Untuk menilai 1. Melatih perawat Di 02 Juli
terlaksanakan kurang ketetapan untuk ruang 2019 -
nya kepatuhan melakukan membiasakan diri Mawar
penerimaan nya SOP tindakan dengan menjalankan
pasien baru yang ada sop yang sudah tindakan sesuai
sesuai SOP ada SOP penerimaan
yang ada pasien baru yang
sudah ada

2 Tidak adanya 2. Keterbata Membuat usulan Di 2 juli


spoel hoek di san pembuatan spoel ruang 2019
ruangan sumber hoek (jangka mawar
daya panjang) dan atau
pembuatan alur
pembuangan limbah
ke ruangan yang
mempunyai spoel
hoek terdekat

71
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 M1 (Man)

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17 Juni s.d 19 Juni 2019 dari M1
tidak terdapat masalah pada tenaga keperawatan dibuktikan dengan penghitungan
jumlah tenaga perhari menggunakan rumus Gillies serta perawat yang telah mengikuti
pelatihan PPGD sebanyak 60 %, pelatihan BLS 50%, dan pelatihan BCLS.40%.

5.2 M2 (matherial)

Berdasarkan hasil observasi di ruang Mawar tanggal 17 Juni s.d 19 Juni 2019 dari
segi material masih belum tersedianya spoel hoek. Sebelum dilakukan intervensi
didapatkan bahwa pembuangan limbah medis di Ruang Mawar hanya ada di Ruang Anyelir
akan tetapi perawat belum memakai APD yang lengkap. Setelah dilakukan intervensi
dengan melakukan pembuatan alur spoel hoek dan pentingnya APD saat pembuangan
limbah medis, perawat telah menggunakan APD yang lengkap ketika membuang limbah
medis tersebut.

5.3 M3 (Method)
1. Model MAKP

Ruang Mawar sudah menggunakan model modifikasi tim dengan baik,


pembagian perawat tiap tim yang dipraktekan oleh mahasiswa praktek manajemen
sudah sesuai, yakni 1 kepala ruangan , 2 orang katim, 2-3 perawat pelaksana
bertanggung jawab untuk merawat pasien sesuai dengan TIM nya masing-masing.

2. Timbang Terima

Pada pelaksanaan timbang terima sudah diikuti semua perawat, disebutkannya


masalah keperawatan yang muncul dan yang belum teratasi sehingga implementasi
timbang terima sesuai dengan SOP yaitu : Timbang terima dilakukan sesuai dengan
SOP di depan pasien saat operan shift baik dinas pagi, sore, malam dan penerimaan
pasien baru dari ruangan lain maupun UGD.

72
Perawat telah menyampaikan hal-hal yang memerlukan perhatian khusus,
menerapkan timbang terima sesuai standart, dan perawat melakukan timbang terima
di depan klien, mengetahui hal-hal yang harus disampaikan saat timbang terima,
menyampaikan kolaboratif, mengetahui adanya prosedur operasional (SPO) tentang
prosedur timbang terima, menyebutkan diagnosa klien, 100% perawat menyebutkan
diagnosa keperawatan klien, menyebutkan intervensi yang sudah dilakukan,
menyebutkan perawat yang belum melakukan intervensi dan 100% perawat
menyebutkan status terapi klien(dilanjutkan, dihentikan, ditunda).

Dapat di simpulkan bahwa perawat di ruang Mawar telah melakukan timbang

terima sesuai dengan SPO

3. Ronde Keperawatan

Dari hasil observasi pada anggal 17 Juni s.d 19 Juni 2019 di ruang Mawar,
ronde keperawatan belum dilaksanakan dikarenakan tidak adanya kondisi pasien anak
yang perlu di ronde-kan atau masalah pada anak yang belum terselesaikan.

4. Discharger Planning

Hasil pengkajian selama tanggal 17 – 19 Juni 2019 dapat dilihat pada table
dibawah. Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100% item pada discarghe planning
telah dilakukan seluruhnya.Format discharge planning yang digunakan diruangan.

5. Dokumentasi

Pada dokumentasi pemberian obat telah dilakukan


intervensi,pendokumentasian pemberian obat telah dilakukan sesuai SOP dan
penulisan sudah lengkap sesuai dengan kepatuhan dokumentasi rekam medis dengan
presentasi 100%.

Rekomendasi Untuk Ruangan

5.1 M1 (MAN)
Dari hasil observasi diminggu pertama tidak terdapat kekurangan pada tenaga
keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien menurut Douglas
sehingga perlu dipertahankan agar tetap dapat memberikan mutu pelayanan tetap
optimal dan terbaik untuk pasien.

73
5.2 M2 (MATERIAL)
Saran M2 di ruang Mawar RSI Gondanglegi : Diharapkan agar
mempertahankan kualitas inventaris dan membuat jadwal untuk perbaikan atau
kalibrasi ulang pada setiap alat medis dan ruangan, pembuatan alur pembuangan
limbah terdekat dari ruangan (jangka pendek) dan atau pembuatan ruangan spoel
hoek ( jangka panjang)
5.3 M3 (METHODE)
Sistem yang telah dilaksanakan oleh perawat di ruang Mawar sudah baik dan
sesuai SOP yang ada namun alangkah baiknya agar terus dilakukan dengan
formasi lengkap dan saat timbang terima lebih baiknya untuk tetap mendatangi
pasien ditempat tidur satu persatu untuk memvalidasi timbang terima dari shift
sebelumnya.
5.4 M4 (MONEY)
5.5 M5 (MUTU)

Setelah dilakukan observasi pada tanggal 17 Juni s.d 19 Juni 2019 di ruang
mawar, pada saat pemberian obat tidak dilakukan dokumentasi yang sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Setelah dilakukan intervensi dalam
bentuk sosialisasi pada tanggal 2 Juli 2019 tentang pentingnya pemberian obat dan
dokumentasi pemberian obat, terdapat perubahan pada dokumentasi pemberian
obat, yakni pendokumentasian yang sudah sesuai dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur). Saran M5 di ruang Mawar RSI Gondanglegi Diharapkan
agar mempertahankan serta meningkatkan mutu yang telah dicapai.

74
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah praktik manajemen keperawatan di ruang Mawar Mahasiswa Ners


pada tanggal 17 Juni 2019 – 13 Juli 2019 didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ruangan Mawar menggunakan metode keperawatan modifikasi Tim.


2. Kebutuhan tenaga kerja di ruang Mawar sesuai dengan standar menurut metode
Gillies.
3. Inventaris di ruang Mawar sudah sesuai dengan fungsinya. Tetapi, perlu dilakukannya
pemeriksaan ulang sesuai dengan waktu yang telah dilakukan ruangan untuk
mengetahui adanya invetaris yang perlu diperbaiki atau diperbaharui.
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang Mawar sudah berjalan dengan baik
dan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang sudah ditetapkan oleh rumah
sakit.
5. Penerimaan pasien baru dilakukan sesuai SOP

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Ruangan

1. Diharapkan perawat diruangan selalu tertib dalam menjalankan segala tindakan


keperawatan sesuai dengan SPO yang sudah ada.

75
2. Diharapkan instrumen supervise dapat segera dibuat dan berjalan sehingga MAKP
dan tindakan keperawatan dapat berjalan sesuai dengan SPO yang berlaku di rumah
sakit.

5.2.2 Bagi Mahasiswa

1. Dengan telah dilakukannya praktik manajemen di ruang Mawar diharapkan


mahasiswa dapat menerapkan MAKP sesuai dengan standar untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan.

76

Anda mungkin juga menyukai