PASIEN INFARK MIOKARD AKUT Di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Gondanglegi
Oleh:
Periyanto NIM: 1830046
Ria Dyah Pujang Asmara NIM: 1830048
Rini Novianti NIM: 1830049
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
………………………
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Aspek kesehatan adalah suatu kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Semakin berkembangnya zaman dan meningkatnya tingkat ekonomi, pengetahuan
serta status social seseorang pada umumnya berbanding lurus dengan tingkat
kesehatannyan, namun tidak sedikit kasus yang menyimpang dari kasus kesehatan
akibat prilaku yang kurang cerdas. Salah satunya adalah penyakit Serangan jantung.
Serangan jantung merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara
maju. Laju mortalitas awal (30 hari) pada serangan adalah 30% dengan lebih dari
separuh kematian pasien sebelum mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas
menurun sebesar 30% selama 2 dekade terakhir, sekitar 1 dari 25 pasien yang tetap
hidup pada perawatan awal, meninggal pada tahun pertama perawatan setelah
serangan jantung.
Serangan jantung adalah suatu keadaan di mana terjadi nekrosis otot jantung
akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai oksigen yang terjadi secara
mendadak. Penyebab yang paling sering adalah terjadinya sumbatan koroner sehingga
terjadi gangguan aliran darah. Sumbatan tersebut terjadi karena ruptur plak yang
menginduksi terjadinya agregasi trombosit, pembentukan trombus, dan spasme
koroner.
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi
tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa
pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Penanganan prahospital yang tepat
dapat membantu mengurangi resiko bertambah parahnya penyakit, oleh karena itu
kami bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan tema “pertolongan
serangan jantung sebelum dirumah sakit”
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan Keluarga Pasien serta Pengunjung Rumah Sakit
terhadap Serangan jantung (Infark Miokard Akut)
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Materi( terlampir )
a. Pengertian Penyakit Serangan jantung
b. Penyebab terjadinya Serangan jantung
c. Faktor resikoSerangan jantung
d. Tanda dan gejalaSerangan jantung
e. Pencegahan terjadinya penyakit Serangan jantung
f. Penanganan sebelum sampai di Rumah Sakit
2. Sasaran
Sasaran : Seluruh Keluarga Pasien serta Pengunjung Rumah Sakit
Target : Bapak dan ibu yang menderita Serangan jantung
3. Metode
Ceramah
Tanya jawab
6. Pengorganisasian
Moderator : Ria Dyah Pujang Asmara
Pemateri : Rini Novianti
Observer : Periyanto
Fasilitator : Periyanto
7. Setting Tempat
Moderator Audien
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Penyuluhan
NO Kegiatan Waktu
I. Pembukaan
Moderator memberikan Menjawab salam 5 menit
salam
Moderator memperkenalkan Mendengar dan Memperhatikan
anggota penyuluh
Moderator menjelaskan Mendengar danmemperhatikan
tentang topik penyuluh
Moderator menjelaskan Mendengar dan memperhatikan
penyuluhan
II Pelaksanaan
Menggali pengetahuan Mengemukakan pendapat 15menit
tentang penyakit Serangan
jantung
Menjelaskan tentang Mendengar dan memperhatikan
pengertian Serangan
jantung
Menjelaskan penyebab dari Mendengar dan memperhatikan
Serangan jantung
Menjelaskan faktor resiko Mendengar dan memperhatikan
Serangan jantung
Menjelaskan tanda dan
Mendengar dan memperhatikan
gejala Serangan jantung
Pencegahan terjadinya
penyakit Serangan jantung
Mendengar dan memperhatikan
Penanganan sebelum
sampai di rumah sakit
Memberi kesempatan
Mendengar dan memperhatikan
peserta untuk bertanya
Presenter menjawabpertanyaan
III Penutupan
Presenter menyimpulkan Bersama presenter
materi menyimpulkan materi 10 menit
Presenter mengadakan Mendengar dan memperhatikan
evaluasi tentang pengertian, Menjawab salam
penyebab, faktor resiko,
tanda dan gejala,
pencegahan, dan
penanganan Serangan
jantung
Moderator menyimpulkan
hasil diskusi
Moderator memberikan
salam
LAMPIRAN MATERI
a) Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan
aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) ; penyempitan pembuluh darah
(vasokontriksi); peningkatan tekanan darah; pemicu irama jantung,
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari bisa
meningkatkan risiko 2-3 kali dibanding yang tidak merokok.
b) Konsumsi alkohol
Peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan peningkatan kematian pada
jantung karena irama, hipertensi sistemik dan pelabaran pada otot jantung
c) Infeksi
Infeksi bakteri Chlamydia pneumoniae , organisme gram negatif intraseluler
dan penyebab umum penyakit saluran pernafasan, tampaknya berhubungan
dengan penyumbatan lemak pada pembuluh darah.
d) Hipertensi sistemik
Hipertensi sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara tidak
langsung akan meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini akan
memicu pembesaran atau penebalan pada dinding jantung bagian kiri sebagai
kompensasi dari meningkatnya after load yang pada akhirnya meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
e) Obesitas/kegemukan
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan darah,
peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan tingkat
aktivitas yang rendah.
f) Kurang olahraga
Aktivitas aerobik yang teratur akan menurunkan risiko terkena penyakit
jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
g) Penyakit Diabetes/kencing manis
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM sebesar 2-
4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Hal ini berkaitan dengan adanya
abnormalitas metabolisme lemak, kegemukan, hipertensi sistemik, peningkatan
trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan
trombogenesis).
2) Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang tidak
bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu diantaranya
a) Usia
Risiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnnya setelah menopause).
b) Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali lebih
besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen
endogen yang bersifat protektif pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi
penyakit jantung meningkat dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki pada
wanita setelah masa menopause.
c) Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami penyumbatan aliran darah
pada jantung (PJK) sebelum usia 70 tahun merupakan faktor risiko independent
untuk terjadinya penyumbatan aliran darah pada jantung. Agregasi akibat
penyumbatan aliran darah pada jantung di setiap keluarga menandakan adanya
predisposisi genetik pada keadaan ini. Terdapat bukti bahwa riwayat positif
pada keluarga mempengaruhi onset penderita penyakit jantung pada keluarga
dekat.
d) Ras
Insidensi kematian akibat penyakit jantung akibat penyumbatan pada aliran
darah pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan
peduduk local, sedangkan angka yang rendah terdapat pada RAS afro-karibia.
e) Geografi
Tingkat kematian akibat penyumbatan aliran darah pada jantung lebih tinggi di
Irlandia Utara, Skotlandia, dan bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan
perbedaan diet, kemurnian air, merokok, struktur sosio-ekonomi, dan
kehidupan urban.
f) Tipe kepribadian
Tipe kepribadian yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena penyakit
jantung. Terdapat hubungan antara stress dengan abnormalitas metabolisme
lipid.
g) Kelas sosial
Tingkat kematian akibat penymbatan aliran darah pada jantung tiga kali lebih
tinggi pada pekerja kasar laki-laki terlatih dibandingkan dengan kelompok
pekerja profesi (misal dokter, pengacara dll). Selain itu frekuensi istri pekerja
kasar ternyata 2 kali lebih besar untuk mengalami kematian dini akibat
penyumbatan aliran darah pada jantung dibandingkan istri pekerja professional
/ non-manual .
Alwi, Idrus. 2006. Tatalaksana Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST dalam Buku Ajar
Ilmu penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Irmalia. 1996.Infark Miokard dalam Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Setiawati, Arini dan Suyatna.Obat Anti Angina dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 4.
Jakarta: Bagian farmakologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Brown, Carol T. 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. dalam Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC. Hal 589-599.
Harun, S., 2000. Infark Miokard Akut. dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi 3.
Jakarta: FKUI. Hal: 1090-1108. (patogenesis)
Harun, Sjaharuddin, Idrus Alwi. 2000. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI. Hal: 1626.
Isselbacher, J Kurt. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13 Volume 3.
Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Penyakit Aterosklerotik Koroner. dalam Patofisiologi : konsep
klinis proses-proses penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal 589-590.