Disusun Oleh :
1. Ahmad Junaidi, S.Kep (23149002)
2. Bella Safira , S.Kep (23149003)
3. Ely Susanti, S.Kep (23149007)
4. Fajar Bagus K, S.Kep (23149009)
5. Herlin Indria S, S.Kep (23149010)
6. M. Rifai, S.Kep (23149014)
7. Muhammad Zamroni, S.Kep (23149015)
8. Nadia Lutfiana, S.Kep (23149016)
9. Nadila Maharani, S.Kep (23149017)
10. Roudlothul Jannah, S.Kep (23149020)
11. Tita Fifiana S. S.Kep (23149025)
12. Wahda Nurlalita F, S.Kep (23149027)
13. Zulfa Firdaus P, S.Kep (23149028)
Hari/Tanggal :
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Profesi Ners Stase Keperawatan
Manajemen Di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
itu tuntutan dari masyarakat mengenai kualitas pelayanan dalam rumah sakit
mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai bila
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat
dalam pelayanan keperawatan menjadi salah satu hal yang perlu dicermati dan
ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah
(Nursalam, 2017).
keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan
kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat. Serta peran aktif dari semua pihak,
maka pelayanan keperawatan profesional hanya akan menjadi teori semata. Untuk
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan.
(Nursalam, 2018).
kegiatan kali ini adalah MAKP jenis Tim Pelaksanaan MAKP yaitu perawat
keperawatan ini salah satu kritik yang dikemukakan adalah bentuk yang komplek
dan teoritis sehingga akan dapat memotivasi perawat untuk memperjelas tugas dan
masalah dengan lebih terbuka untuk membantu para perawat lebih bertanggung
1.4 Manfaat
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1.2 Visi
2.1.3 Misi
2.1.4 Tujuan
2.1.5 Sasaran
2.1.6 Motto
kamar mandi dalam, AC,TV, dll.Terdapat ruang diskusi dan tenaga kerja terdiri
15 orang yang terdiri dari 10 orang perawat dan 5 orang bidan. 1 ruang
sentralisasi obat, ruang , ruang oksigen, ruang cuci alat, dan ruang dokter muda.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.2 Hasil Pengkajian
Dalam bab ini akan di sajikan hasil dari pengkajian dari M1 sampai M5
yang telah dilakukan di Ruang Bougenfile 1 RSUD Dr Soegiri Lamongan.
PJ KARU
Kusrini SST
PJ KARU
Kusrini, S.ST
Kusrini, S.ST
Kusrini, S.ST
KATIM I KATIM II
Siti Umaiyyah, S.Kep,Ns Shinta Ariyanti N, Amd.Keb
Pasien ruang 101 s/d 106 Pasien ruang 107 s/d 111
2. Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Gambar 3.2 Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegori Lamongan
BUPATI
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR
Dr. Moh Chaldir Annas, M.MKes
KOMITE MEDIK WADIR PELAYANAN DAN PENUNJANG WADIR UMUM DAN KEUANGAN
Dr. Abdul Rohman Sp. PD Dr. Moh Chaldir Annas, M.MKes
KOMKORDIK
KOMITE KEP
BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIANBAGIAN KEUANGAN BAGIAN PROGRAM
KOMNAKES BIDANG PELAYANAN BIDANG PENUNJANG Ryasanti Handayani, SKM,MM Alfatul mahmudah N, SE.AK,MM Dr. Ifadatulwaroh
Dr. Budi Himawan, Sp. U Nila Madusekar, S.Kep, Ns
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
INSTALASI
3. Tenaga/Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Perawat
Table 3.1 Tenaga Perawat Di Ruang Bougenville 1
BK : 1 - Apar + Code
Blue
- Komunikasi
Efektif
- Spill Kit
Keterangan :
No. Kualifikasi Jumlah Jenis
1. S1 Keperawatan Profesi Ners 7 PNS : 3
Kontrak : 3
PPPK : 1
2. D3 Keperawatan 3 PNS: 0
Kontrak : 3
PPPK: 0
3 Kebidanan 5 PNS:4
Kontrak:1
PPPK:0
c. Tenaga Medis
Table 3.3 Tenaga Medis Di Ruang Bougenville 1
4. Kepuasan
a. Pasien
Table 3.5 Tabel kebutuhan tenaga perawat tiap sif berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas di Ruang Bougenville 1
Keterangan :
a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, kriteria:
prosedur
jam
5. Gelisah/ disorientasi
a. Rumus Douglas
Tanggal 13 Februari 2024
Total tenaga perawat
Pagi : 6 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
13 orang
Jumlah tenaga lepas
Jumlah libur dalam setahun X total penjumlahan
Jumlah hari dalam setahun ( hari kerja )
86 x 13 = 1.118 = 4,0 → 4 orang
279 279
3. Toilet 9 2 4,5
4. Sholat dhuhur 12 1 12
Total 96 8 46,5
Keterangan:
Beban kerja produktif x 100 Beban kerja rendah ˂60%
Waktu kerja yang tersedia Beban kerja sedang 60-80%
Beban kerja tinggi ˃ 80%
R.Dokterm
udaperemp
uan Ners Station
R.Kepala R.Oksigen
Ruangan
R.Dokterm
udaperemp
uan R. Linen
&Obat
R. 108
R. Diskusi
R. 110 R. 111
R. Pantry
R. 107
R. Cucialat&
Spool Hok
2. AC 17 Baik Kurang
e. FasilitasPetugasKesehatan
1. Penerapan MAKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan empat unsure yakni : standart proses keperawatan,
pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan
menentukan kualitas produksi / jasa layanan keperawatan
(Nursalam, 2015).
Dari hasil wawancara pada hari senin tanggal 13 Februari
2024 didapatkan bahwa model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) di Ruang Bougenvile 1 menggunakan MAKP Tim,
model yang digunakan sesuai dengan misi dan visi ruangan,
dengan kepala ruangan adalah seorang S1 Keperawatan yang
berpengalaman, dan Perawat pelaksana adalah DIII Keperawatan
dan bidan. MAKP tim diterapkan dengan adanya 2 tim, dimana
masing – masing tim terdiri dari 1 katim dan beberapa perawat
pelaksana.
Dari hasil wawancara tentang efektivitas dan efesiensi
model asuhan keperawatan saat ini cukup efektif, Perawat
menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini lebih
memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien, dan pemberian asuhan keperawatan sudah sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan. Perawat
mampu menjelaskan tugas sesuai dengan asuhan keperawatan
yang saat digunakan.
SaatdilakukanpengkajiandiruangBougenvile1didapatiadan
yamahasiswa COAS (Dokter Muda) yang praktik, Nampak
adanyakerjasama yang
baikantaraperawatruangandenganmahasiswa.
2. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan
pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi
ruangan, perawatan medis, dan tata tertib ruangan.
Alur
daripenerimaanpasienbaruyaitupasienbarubisadatangdariInstalasi
GawatDarurat (IGD) atauPoliKlinik, pasienakandibawakeruangan
yang ditujudenganmembawa status dan
lembarpersetujuanuntukrawatinap.
Penanggungjawabdaripasienharusmelengkapi dan mengurussurat-
surat yang
diperlukanuntukdilakukanperawatanrawatinapsesuaidengan SOP
yang ditentukan oleh RSUD dr. Soegiri. Perawatdariruang IGD
ataupunpolimelakukantimbangterimadenganperawatruangBougen
vile 1terkaitkondisipasien dan tindakanapa yang
sudahdiberikanselamapasienberadadiruang IGD ataupunpoli.
Selanjutnyaakandilakukantindakanpengkajianawalrawatinap
PASIEN MASUK yang
komprehensif oleh perawatruanganBougenvile 1 yang
meliputipengukuran TTV, dan mengobservasitanda-
POLI IGD
tandaklinispasien.
(UMUM, BPJS) Pasien dan keluargaakandiberikaninformasi
(UMUM, BPJS)
oleh perawatruanganterkait tata tertib, sarana dan prasarana,
tanggungjawabpasien dan
tanggungjawabdariperawatsertaorientasiruangan.
RUANG
PERAWATAN
Selanjutnyadilakukanperencanaantindakanuntukmengatasipasiens
BOUGENVILLE 1
esuaidenganindikasi dan arahandaridokter. Dari hasilobservasi,
didapatkanbahwaorientasiruangan oleh perawatsudah optimal.
PULANG/KELUAR
Perawatmenjelaskandenah di sekitarruang yang ditempatipasien,
(KRS)
tempat jaga perawat, aturan RS dan ruangan dan Dokter yang
merawat dan penjelasanperawatdijelaskansecaralisan.
KASIR
PASIEN PULANG/KELUARGA
3. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) adalah teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan
dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang telah dilaksanakan / belum dan perkembangan pasien saat itu
(Nursalam, 2015).
Diruang Bougenville 1 prosedur timbang terima saat ini
sudah dilakukan setiap pergantian shift jaga . Pada shift pagi,
timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau katim,
sedangkan pada shift siang dan malam, timbang terima dilakukan
oleh perawat pelaksana atau perawat yang menerima delegasi
timbang terima. Isi timbang terima disampaikan secara lisan
berdasarkan system timbang terima SOAP, dapat dijelaskan mulai
dari diagnose pasien, tindakan kolaboratif yang sudah dikerjakan
atau yang belum dikerjakan sesuai perkembangan pasien pada saat
itu utamanya pada masalah-masalah keperawatan, kemudian
seluruh perawat ruangan validasi ke masing-masing pasien di
ruangan sesuai dengan buku catatan harian timbang terima.
Namun pendelegasian antar perawat saat pergantian shift sudah
maksimal.
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2015).
BerdasarkanhasilwawancarakepadaperawatruangBougenvi
le 1didapatkkanhasilbahwa di ruangBougenvile
1belumpernahdilakukan ronde keperawatan. Hal
itudisebabkankarenakasus pada Ruang Bougenvile 1
keseluruhanterselesaikandan belumadakasuslangka yang
mengharuskandilakukan Ronde Keperawatan.
5. Sentralisasiobat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh
obat akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,2018). Tujuan pengelolaan
obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Dari hasilwawancara dan observasi pada
tanggal13Februari
2024didapatkanbahwasentralisasiobatdiruangBougenville
1telahdilaksanakansentralisasiobat. Obatsudahberfokus pada
perawat. Resepdokterdiserahkankepadaperawat,
kemudiandiserahkankekeluargapasienuntukdibawakeapoteksekali
gusmengambilobatkemudianobatdicekkelengkapan oleh perawat
jaga dan disimpan di almariruangandenganberpusat pada perawat
dan obat oral yang akandipeganglangsung oleh keluarga dan
untukobatinjeksidiberikansaatwaktuinjeksi oleh perawat jaga.
Dilakukannyasentralisasiobat di ruangBougenville 1,
karenasudahadannyatempatuntukpenyimpananobat per pasien.
Adanyapersetujuansentralisasiobat yang disetujui oleh
Dokter di ruangBougenville 1
keluargapasien. Kelebihansentralisasiobat
adalahpenempatanobat yang sudahsesuaidengantempat yang
sudahtersedia. ResepObat
Perawat / FarmasiKlinis
Gambar 3.5 AlurSentralisasiObatdiRuangBougenville 1
DiberikanKeluargaPasien
Apotek RS
DiserahkanPerawat Jaga
UntukDisentralisasikan
6. Supervisi Keperawatan
Supervisiadalahsuatuteknikpelayananyang
tujuanutamanyaadalahmempelajaridanmemperbaikisecara
bersama-sama(Huber, 2000; Nursalam, 2018).
Supervisikeperawatanadalahsuatu proses pemberiansumber-
sumberyang
dibutuhkanuntukmenyelesaikantugasdalamrangkamencapaitujuan.
Supervisi harusdilakukan di
setiapruanganuntukmeningkatkankualitaspelayanankepadapasien,
kepalaruanganmendukungadanyakegiatan supervise demi
meningkatkanmutupelayanan.
Berdasarkanhasilwawancarakegiatan supervise dilakukansetiap 1
minggusekali, ketikaadatindakankeperawatan yang
perludisupervisikan,sepertiinjeksi.
SupervisisudahdilaksanakansesuaidenganSPO,
tetapibelumadadokumentasi yang jelas dan belumada format yang
bakudalampelaksanaan supervise sertabelumadajadwal yang
terstrukturuntukkegiatansupervisi.
7. Discharge planning
Perencanaanpulang (discharge planning) adalahsuatu
proses yang dinamis dan sistematisdaripenilaian,
persiapansertakoordinasi yang
dilakukanuntukmemberikankemudahanpengawasanpelayanankes
ehatan dan pelayanan social sebelum dan sesudahpulang.
Pada ruangBougenville 1sudahterdapat format discharge
planningdan Discharge Planning sudahdilakukan,
pelaksanaannyasudah optimal dalamhalpendokumentasian.
Discharge planning dijalankanapabilapasienakanpulang dan
diberikan health education kepadapasiensecaralisan,
denganmenggunakan media leaflet
namunjumlahnyaterbatasataupun media lainnya dan
pemberiansurat control, hasillaboratatauhasilrontgenuntukpasien.
Pada kegiatan Discharge Planning yang dilakukan di
Ruang Bougenville 1 sudahada leaflet tapijumlahnyaterbatas dan
juga informasi yang disampaikan pada saat Discharge Planning
sudahsesuaidengan yang dibutuhkanpasien.
8. Dokumentasikeperawatan
Dokumentasimerupakancatatanautetikdalampenerapanma
nagemenasuhankeperawatanprofesional. Perawat professional
diharapkandapatmenghadapituntutantanggungjawab dan
tanggunggugatterhadapsegala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaranmasyarakatterhadap hokum
semakinmeningkatsehinggadokumentasi yang lengkap dan jelas
sangat dibutuhkan (Nursalam, 2018).
Dari hasilwawancarakepadaperawatruangan,
perawatmengatakanbahwa system dokumentasi yang
digunakanadalahsistem PIE (problem, intervensi, evaluasi) dan
melakukanpengkajianmenggunakanassemennyeri,
assesmenfungsional, assesmenpsikos-sosio-spiritual,
assesmenekonomi, assesmennutrisi, assesmenresikojatuh,
assesmenkebutuhanedukasi/komunikasi.
Dokumentasikeperawatanmeliputipengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi SOAP yang
sudahterisilengkap. Adanyadukungansaranaprasaranadokumentasi
yang menunjang. Dokumentasikeperawatandilakukan oleh
perawatsecara manual (tulistangan) tetapiterkadang proses
dokumentasitidakdilakukansecaramaksimalsering kali tulisan
perawat dan dokterdalamdokumentasi juga sulitdibaca oleh
perawat dan system pendokumentasianbelumsistematis.
Selainituperawatmengatakanbahwadokumentasidilakukansegeras
etelahmelakukantindakankepadapasien.
Catatankeperawatanberisikannasihatdokter dan
tindakanmandiriperawat, dan
semuatindakandidokumentasikantepatwaktu. Dari observasi
status pasien,
pengisiandokumentasidalamcatatanperkembanganpasiensudahter
pantaudenganmaksimalsertaresponspasienpascatindakan juga
sudahterpantau, selainitu SAK dan
SPOsudahmaksimaldigunakan.
1) November 2023
Meninggal : 8 orang
2) Desember 2024
Keluar : 95 orang
Meninggal : 7 orang
3) Januari 2024
Meninggal : 5 orang
d. BOR
361
¿ x 100 %
19 x 31
361
¿ x 100 %=95 , 4 %
589
490
¿ x 100 %
19 x 29
490
¿ x 100 %=88 , 9 %
551
2. MutuPelayananKeperawatan
a. KepuasanPasien
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien
terhadap pelayanan Ruang Bougenvile 1. Pelaksanaan evaluasi
pada tanggal 13 februari 2024 menggunakan 38 pertanyaan.
pertanyaan mencakup Tangibility (Bukti Fisik), Reliability
(Handal), Responsiveness (Tanggap), Assurance (Jaminan), dan
Empati (Perhatian). Hasil evaluasi tentang kepuasan pelayanan
di Ruang Bougenvile 1 dari 10 pasien didapatkan 100% pasien
merasa Puas dengan kinerja pelayanan di Ruang Bougenvile 1.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di
ruang Bougenvile 1 terhadap kinerja perawat adalah puas.
b. Keselamatan Pasien
BerdasarkanSasarankeselamatanpasien(SKP)yangdikelu
arkanolehStandar Akreditasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Edisi 1
(Kemenkes,2011)danJCIAcredition,makasasarantersebutmelipu
ti6elemen berikut.
1) Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien.
2) Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications).
4) Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi.
5) Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
6) Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.
Kejadiandekubitus,daridatayangdidapatkanselamabulan
Januari – Februari 100%tidak terdapat pasien yang mengalami
dekubitus.
f. Lain-lain
1) Angka kejadian infeksi saluran kemih (ISK) : 0%
2) Angka kejadian reaksi transfusi (IMN) : 0%
3) Kelengkapan asesmemt media dalam waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap (IMN) : 0%
4) Kelengkapan assessment awal perawatan < 24 jam (IML) :
100%
5) Angka kepatuhan cuci tangan : 99,09%
6) Angka kepatuhan identifikasi pasien : 100%
7) Angka kepatuhan jam visit dokter spesialis : 90,05%
8) Angka kepatuhan penggunaan APD : 99,08%
9) Komunikasi efektif dengan SBAR ditanda tangani dokter
dalam 24 jam (IML) : 100%
10) Angka PPI Ruangan Bougenville 1 : 0%
3.2 Fungsi – Fungsi Manajemen
TOTAL 1 20 2,9
WEAKNES
1.perawat merasa puas terhadap fasilitas 0,5 3 1,5
yang telah disediakan oleh Rumah
Sakit
Bougenville 1 Cukup
TOTAL 1 7 2,4
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY
1.sebagai perawat memiliki kemampuan 0,2 3 0,6 2,7-2,6= 0,1
untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi
TOTAL 1 11 2,7
THREATENED
1.makin tinggi kesadaran masyarakat 0,1 2 0,2
akan pentingnya kesehatan
kesehatan (BPJS)
4.persaingan antar Rumah Sakit yang 0,2 3 0,6
semakin kuat
TOTAL 1 13 2,6
2. M2 (Sarana dan Prasarana)
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH
1.mempunyai sarana dan prasarana untuk 0,3 2 0,6 2,2-2= 0,2
pasien dan
tenaga kesehatan
2.semua perawat mampu menggunakan 0,2 3 0,6
fasilitas
TOTAL 1 2 2
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 1,6-2,4= -0,8
TOTAL 1 6 1,6
THREATNED
1.adanya kesenjangan antara jumlah pasien 0,3 2 0,6
dengan peralatan yang diperlukan
dan prasarananya
TOTAL 1 8 2,4
3. M3 (Methode)
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 2,5-3= -0,5
1.memiliki visi, misi dan motto sebagai 0,3 3 0,9
acuan melaksanakan kegiatan
pelayanan
2.sudah ada model asuhan keperawatan 0,2 3 0,6
yang digunakan yaitu metode TIM
Profesi Ners
TOTAL 1 10 2,5
WEAKNESS
1.pendokumentasian proses keperawatan 0,5 4 2
rekam medis masih manual
pendidikan
2.adanya mahasiswa praktik Profesi Ners 0,5 4 2
dan Mahasiswa
TOTAL 1 6 3
4. PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH
1.adanya orientasi terhadap lingkungan 0,1 2 0,2 2,6-2,7= -0,1
ruangan
TOTAL 1 10 2,6
WEAKNESS
1.perawat yang mengorientasi terkadang 0,3 2 0,6
lupa
memperkenalkan diri
2.keluarga pasien dijelaskan tentang 0,4 3 1,2
layanan gizi yang ada di ruangan dan
tata tertib ruangan tapi sering lupa
3.tingkat pendidikan dari keluarga pasien 0,3 3 0,9
yang rendah sehingga memungkinkan
terjadinya kurang pahamnya informasi
TOTAL 1 8 2,7
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 2,5-2,3 = 0,2
1.adanya mahasiswa S1 Profesi Ners yang 0,5 3 1
praktek Manajement
Keperawatan
2.adanya kerjasama yang baik antara 0,5 2 1
mahasiswa praktik
Pelayanan
3.persaingan antar rumah sakit 0,4 2 0,8
TOTAL 1 7 2,3
5. TIMBANG TERIMA
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 1,8-2,5= -0,7
1.operan merupakan kegiatan rutin yaitu 0,2 2 0,4
dilakukan tiga kali dalam 24 jam
TOTAL 1 9 1,8
WEAKNESS
1.timbang terima masih menggunakan 0,5 3 1,5
kertas
TOTAL 1 5 2,5
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 3,5-3=0,5
1.adanya mahasiswa S1 keperawatan 0,5 4 2
Profesi Ners yang praktek manajemen
keperawatan di ruangan
2.adanya kerja sama yang baik antara 0,5 3 1,5
mahasiswa dengan perawat ruangan,
sarana dan prasarana penunjang cukup
tersedia
TOTAL 1 7 3,5
THREATNED
1.adaya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan
TOTAL 1 8 3
6. RONDE KEPERAWATAN
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH
1.adanya hubungan klaborasi 0,5 3 1,5
3-2,5 = 0,5
yang baik dengan tenaga
kesehatan
2.adanya kesempatan dari kepala ruang 0,5 3 1,5
untuk mengadakan ronde keperawatan
pada perawat dan mahasiswa yang
praktik manajemen keperawatan
TOTAL 1 6 3
WEAKNESS
1.keterbatasan waktu bagi tenaga medis 0,5 3 1,5
Manajemen Keperawatan
TOTAL 1 8 4
THREATNED
1.adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan
sentralisasi obat
3.semua perawat pernah berwenang 0,3 3 0,9
mengurusi
desentralisasi obat
4.adanya apotik di RSUD Dr. 0,4 3 1,2
Soegiri Lamongan
TOTAL 1 11 3,1
WEAKNESS
1.belum adanya pengawasan minum obat 1 3 3
pada shift siang dan malam
dikarenakan apoteker hanya ada pada
shift pagi
TOTAL 1 3 3
Eksternal Faktor (EFAS) O-T= 2,5-3
OPPORTUNITY = -0,5
1.kerjasama yang baik antara perawat dan 0,5 3 1,5
mahasiswa
2.adanya mahasiswa S1 0,5 2 1
sentralisasi obat
TOTAL 1 6 3
8. SUPERVISI
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 2,4-2,6 = -0,2
1.Kepala Ruang Dahlia 3 mendukung 0,4 3 1,2
kegiatan supervise demi peningkatan
mutu
pelayanan keperawatan
2.adanya hubungan kerja sama antara 0,3 2 0,6
kepala ruang dengan staf
TOTAL 1 7 2,4
WEAKNESS
1.supervise dilakukan secara 0,3 2 0,6
mendadak
supervise
4.tidak dilakukannya evaluasi 0,1 2 0,2
TOTAL 1 10 2,6
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 2,8-3 = -0,2
1.adanya mahasiswa S1 0,4 4 1,6
Stase Manajemen
2.terbuka kesempatan untuk melanjutkan 0,3 2 0,6
pendidikan
TOTAL 1 8 2,8
THREATNED
1.tuntutan pasien sebagai kosumen untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
professional dan bermutu sesuai
dengan peningkatan biaya perawatan
TOTAL 1 6 3
9. DISCHARGE PLANNING
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 3,0-2,5= 0,5
1.adanya kemauan untuk memberikan 0,5 3 1,5
pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga pasien
TOTAL 1 6 3,0
WEAKNESS
1.terbatasnya jumlah brosur/leaflet untuk 0,5 2 1
pasien saat melakukan perencanaan
pulang
TOTAL 1 5 2,5
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 2,8-3,5
1.adanya mahasiswa S1 0,2 2 0,4
= - 0,7
Keperawatan Profesi Ners yang
melakukan praktik stase manajemen
keperawatan di
Ruang Bougenvlle 1
2.adanya kerja sama yang baik antar 0,5 3 1,5
mahasiswa praktek
TOTAL 1 8 2,8
THREATNED
1.adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 4 2
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang profesional
2.makin tingginya kesadaaran masyarakat 0,5 3 1,5
akan pentingnya kesehatan
TOTAL 1 7 3,5
10. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 3,3-3 = 0,3
1.tersedianya sarana dan prasarana 0,2 2 0,4
(administrasi
penunjang)
2.dokumentasi keperawatan yang 0,2 3 0,6
dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan system head to toe serta
diagnose keperawatan sampai dengan
evaluasi dengan menggunakan SOAP
3.format pengkajian sudah ada dan dapat 0,2 2 0,4
memudahkan perawat dalam
pengkajian dan
pengisiannya
4.sebagian besar perawat mengatakan 0,3 3 0,9
mengerti cara pengisian format
dokumentasi yang digunakan dengan
benar dan tepat
pada pasien
TOTAL 1 15 3,3
WEAKNESS
1.sebagian system pendokumentasian 1 3 3
masih secara
komputerisasi)
TOTAL 1 3 3
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 2-3 = -1
1.adanya mahasiswa S1 0,5 2 1
Ruang Bougenville 1
2.adanya kerjasama yang baik antara 0,5 2 1
mahasiswa dengan
perawat ruangan
TOTAL 1 4 2
THREATNED
1.dokuemntasi sebagai tanggung jawab dan 0,3 4 1,2
tanggung gugat
TOTAL 1 9 3
11. M5 (Marketing)
Internal Faktor (IFAS) S-W=
STRENGTH 1,8-2= -0,2
1.BOR rata – rata 50 – 60 % 0,1 1 0,1
2.patient safety sangat 0,2 2 0,4
diperhatikan
TOTAL 1 10 1,8
WEAKNESS
1.tidak adanya ketersediaan leaflet dan 1 2 2
brosur untuk patient safety
TOTAL 1 2 2
Eksternal Faktor (EFAS) O-T=
OPPORTUNITY 3,4-3,3= 0,1
1.adanya mahasiswa S1 0,1 2 0,2
Terakreditasi Paripurna
TOTAL 1 9 3,4
THREATNED
1.banyaknya pasien BPJS 0,3 4 1,2
2.adanya persainggan antar rumah sakit 0,3 3 0,9
pemerintah dan swasta
TOTAL 1 10 3,3
3.4 Diagram layang
PPB
BAB IV
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH &
POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN DI RUANGAN
1. M1 (Ketenangaaan)
3. M3 (method)
a. Penerapan MAKP
diri
No Indicator Penanggun
Problem Tujuan Kegiatan Waktu
. keberhasilan g jawab
tempat tidur
kertas kepada
setiap pasien
3. isi timbang
2. belum adanya
terima
format timbang
tentang
terima
masalah
keperawatan
yang sudah
dan belum
teratasi
4. timbang
terima
terdokument
asi dengan
baik
hal mengatasi
masalah
keperawatan
yang dialami
pasien
2.ronde
keperawatan
dapat
terlaksana
sesuai dengan
jadwal yang
telah dipimpin
oleh kepala
rruang serta
TIM yang
terbentuk dan
mampu
mengatasi
masalah yang
terjadi dan
membantu
pelaksanaan
ronde
keperawata
menjadi
optimal
2.menyediakan
leaflet/brosur terkait
kondisi klien
10. Dokementasi Terlaksanaknya 1.kepala ruang memberikan 1. meningkatkan Setiap setelah Bella
pendokumentas motivasi dan dukungan keinginan Safira,S.Kep
Keperawatan melakukan
ian kepada semua perawat perawat untuk
Sebagai system tindakan
agar mampu melakukan terus belajar
pendokumentasian
dan
masih dilakukan dokumentasi
melakukan
secara manual keperawatan
pendokument
(belum ada dengan benar
asian
komputerisasi)
2.kepala ruang emlakukan
keperawatan
supervise dan
yang benar
menganalisa terhadap
dan tepat
hasil
2. penilaian
pendokumentasian
asuhan keperawatan yang pendokument
100%
4.4 Rencana Strategi Dan Operasional
4.4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan
professional dalammenentukankebijakan-kebijakaninternalyang
sifatnya umum, kelompok menyusun strukturorganisasi sebagai
berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Assosiat
Pembagian peran ini secara rinci akandilampirkan,
setelah pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
diruangan.
Kelemahan :
Kelemahan :
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi
a. Perencanaan :
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan
masing masing
2) Mengikuti serah terima pasie pada sif sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat,
transisis dan persiapan pulang, bersama ketua tim
4) Mengidentifikassi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien bersama
ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6) Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan, dan mediskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan,
termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan, membimbing penerapan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan,
mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yang baru masuk
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10) Menajag terwujudnya visi dan misi keperawatan dan
rumah sakit
b. Pengorganisasian :
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi
2 ketua tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari, dan lain lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada
di tempat kepada ketua tim
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya
c. Pengarahan :
1) Memberi pengarahan tentang penugasan ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya
d. Pengawasan :
1) Melalui komunikasi mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien
2) Melalui supervise :
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara
inpeksi, mengamati sendiri, ataupun laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan – kelemahan
yang ada saat itu juga
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar
hadir ketua tim, membaca dan memeriksan recana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan) mendengarkan laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas
c) Evaluasi
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan recana jeperawatan yang
telh disusun bersama ketua tim
e) Audit keperawatan.
1. PenerapanModel AsuhanKeperawatan profesional
(MAKP)
a. Penanggungjawab : Ely Susanti, S.Kep dan Wahda
Nurlalita,S.Kep
b. Tujuan :
1) Diharapkan setelah dilakukan praktek managemen
oleh mahasiswa ISTeK ICsadaBojonegoro, ruang
Bougenvile 1
2) RumahSakitUmumDaerahDr.SoegiriLamonganma
mpumenerapkan MAKPPrimaryNursing secarabaik
dan optimal.
c. Waktu : 23- 27 Februari 2024
d. Rencana Strategi
1) MendiskusikanbentukdanpenerapanModelAsuhanK
eperawatan Profesional (MAKP) yang
dilaksanakan yaitu model Primary Nursing.
2) Mengajukan proposal MAKP dan
melaksanakandesiminasi awal
3) Sosialisasi hasildesiminasi
4) Merencanakan kebutuhan tenagaperawat
5) Melakukan Pembagian peran perawat
6) Menentukan deskripsi tugas dan
tanggungjawabperawat
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian
tenagaperawat
8) Menerapkan model MAKPyangdirecanakan
e. KriteriaEvaluasi
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab MAKP
b) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP
yaitu PrimaryNursing
c) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung
jawab perawat
e) Melakukan pembagian jadwal serta
pembagian tenaga perawat
2) Proses :
Menerapkan MAKP:
a) Tahap aplikasi padatanggal 23 Februari s/d 27
Februari 2024
f. Hasil:
MahasiswamampumenerapkanMAKPPrimaryNursi
ngsesuai dengan job discription.
2. Supervisi Keperawatan
Secara teori,supervise
keperawatanadalahsalahsatufungsipokok manager
berupaprosespemberiansumber-sumberyang dibutuhkan
perawatdalammenyelesaikan tugas-tugasnya untukpencapaian
tujuan, meliputi:
a. Langkah-langkah Supervisi:
1) PraSupervisi
a) Supervisormenetapkan kegiatanyang akan
disupervisi
b) Supervisormenetapkan tujuan supervisi
2) Pelaksanaan Supervisi
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan
alat ukur atau instrument yangtelah disiapkan
b) Supervisior mendapatkan beberapa hal-hal
yang perlu dilakukan pembinaan
c) Supervisior memanggil PP dan perawat
pelaksana untuk mengadakan pembinaan dan
klasifikasi permasalahan
d) Pelaksanaan Supervisi dengan inspeksi,
wawancara dan memvalidasi data sekunder
e) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang
ada
f) Supervisor melakukan tanya jawab dengan
perawat
3) Pascasupervise
a) Supervisormemberikanpenilaian supervisi
b) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
c) Supervisor memberikan reinforcement dan
follow up perbaikan
1. Peran supervisor dan fungsi supervisi
keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam
supervisi adalah memperhatikan
keseimbangan keperawatan dan
management sumberdayayangtersedia
a. Managemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor :
1) Menetapkan dan Memepertahankan
standart praktek keperawatan
2) MenilaikualitasAsuhanKeperawata
ndan pelayananyangdiberikan
3) Mengembangkan peraturan dan
proseduryang mengaturpelayanan
keperawatan,bekerjasama dengan
tenegakesehatanlainnya.
b. Managemen anggaran
Managemen anggaran berperan
aktif dalam membantu perencanaan dan
pembangunan.
3. Tehnik supervise
a. Proses supervise
keperawatanterdiriatas3element
kelompok,yaitu :
1) Mengacu
kepadastandartkeperawatan
2) Fakta pelaksanaan praktek
keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian.
3) Tindaklanjutdalamupayamemperbaik
idan mempertahankan kualitas
asuhan keperawatan.
b. Areasupervise
1) Pengetahuan dan pengertian tentang
asuhan keperawatan kepadaklien
2) Keterampilan yang dilakukan di
sesuaikan dengan standart
3) Sikap penghargaan terhadap
pekerjaan misalnya kejujuran dan
empati
c. Carasupervise
Supervisi dapat dilakukan melalui2
cara,yaitu :
1) SecaraLangsung
Supervisidilakukansecara
langsung pada kegiatanyang
sedangberjalan.Supervisor terlibat
dalam kegiatan,memeberikan reward
dan perbaikan. Prosesnya:
Perawat pelaksana melakukan
secara mandirisuatu tindakan
keperawatan didampingi supervisor
Selama proses, supervisor
memberi dukungan,
reinforcementdan petunjuk
Supervisor dan perawat
pelaksana melakukan diskusisetelah
kegiatanselesai, yang bertujuan
untuk menguatkan cara
yangtelahsesuai danmemperbaiki
kekurangansertareinforcement
positifdari supervisor.
2) Secara TidakLangsung
Supervisi dilakukan melalui
laporan tertulis maupun
lisan,supervisortidakterlibatatau
melihatlangsung apayang
terjadidilapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta,
umpan balik dapat diberikan
secaratertulis.
b. Alur supervisi
a. Tujuan
1 Tujuan Umum
)
a) Perawat dapat mengikuti perkembangan
klien secara paripurna
(data fokus)
b. Prosedur Pelaksanaa
f) Intervensi kolaborasi
2) Tujuan :
5)Rencana Strategi
a) Kriteria evaluasi
1. Struktur
d) pasien disiapkan.
e) Persiapan buku laporan, dan buku pesanan
khusus.
2. Proses
2 .Hasil
4. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat
primer, kepala ruangan, perawat assosiet serta melibatkan seluruh
anggota tim.
b. Karakteristik
c. Tujuan
d. Peran
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
3) Pasca ronde
2) Tujuan :
3) Hari/tanggal :
Sabtu, 24 Februari 2023
4) Waktu :
Pukul 09 : 00 WIB
h. Rencana Strategi
i. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur
2) Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama
kepala ruangan dan staf keperawatan.
3) Hasil
5. Sentralisasi Obat
c. Penerimaan obat
d. Pembagian obat
2) Tujuan :
4) Waktu :
5) Rencana strategi :
a) Menentukan penanggung jawab
sentralisasi obat
6) Kriteria evaluasi :
a. Struktur :
a) Menentukan penanggung
jawab sentralisasi obat.
b. Proses :
b) Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
c. Hasil :
6. Discharge Planning
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai
pada minggu ke 2 yang dilaksanakan oleh Karu,
PP, dan PA berdasarkan alur discharge planning
klien pada saat klien masuk, intra perawatan dan
pada saat klien post perawatan.
c. Hambatan
d. Dukungan
2. Pelaksanaan
3. Hambatan