Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN DISEMINASI AWAL

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG MAWAR KUNING BAWAH RSUD
SIDOARJO

PERIODE 01 FEBRUARI 2021 - 13 FEBRUARI 2021

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKANPROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
laporan“Desiminasi Awal Parktek Profesi Ners Keperawatan Manajamen ”.

Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah
satu praktek profesi Ners Keperawatan Manajamen. Dalam penyelesaian laporan
ini kami banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Rosly Junaidi S.Kep Ners dan Ibu Arik Wiji Lestari S. Kep.,
Ners selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
segenap saran dan kritik membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Sidoarjo, Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama,
yaitu perawat melakukan inovasi dan berubah. Perawat harus mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Proses keperawatan merupakan
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten
dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis dan
pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas dan
mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain. Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi
hal yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan
lingkungannya terus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan
bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan profesi
keperawatan (Nursalam, 2014).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
Milenium III, termasuk asuhan keperawatan akan terus berubah karena
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami
perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat juga terus-menerus berubah karena berbagai faktor
yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan (Nursalam, 2016).
Pada dasarnya mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator
kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu penentu institusi
pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat
dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien
dan keluarganya. Indikator dari mutu pelayanan keperawatan adalah
tergantung pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan
yang diberikan memuaskan pasien atau tidak. Karena kepuasan merupakan
perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan
keinginan, kebutuhan dan harapan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 01 Februari 2021 di Ruang
Mawar Kuning Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo data perawat
berjumlah (25 orang), dokter spesialis 41 orang, administrasi 2 orang,
verifikator 2 orang, pramubakti 2 orang,
farmasi 2 orang, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 64 tempat tidur untuk
Ruang Mawar Kuning Bawah. Kebutuhan sarana dan prasarana sebagian
besar sudah memenuhi standar. Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan adalah MAKP moduler dengan kepala ruangan
adalah seorang S1 Keperawatan Ners, dengan 4 orang katim yang terdiri dari
1 orang S1 Keperawatan Ners dan 3 orang D3 Keperawatan yang
beranggotakan beberapa perawat pelaksana dengan 5 orang berpendidikan
Sarjana Keperawatan Ners dan 20 orang D3 Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro-aktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Grant dan Massey,1999). Manajemen keperawatan merupakan
suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota keperawatan dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional. Model asuhan
keperawatan profesional saat ini yang sedang menjadi trend dengan metode
Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode yang
memberikan tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab
penuh sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat (Nursalam, 2016).
Langkah konkret pengelolaan yang dapat digunakan dalam
peningkatan keperawatan profesional berupa penataan sistem model
asuhan keperawatan profesional (MAKP) yang meliputi ketenagaan/pasien,
penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan dengan
menerapkan prinsip SME (Sesuai standar, Mudah dilaksanakan, Efektif dan
Efisien). Model keperawatan profesional ini mampu mendorong
keperawatan dalam memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan
kemampuan keperawatan dalam mendiskusikan masalah dengan tenaga
kesehatan yang lain dan membantu keperawatan untuk lebih bertanggung
gugat secara profesional terhadap tindakannya (Nursalam, 2016).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan manajemen keperawatan
dan model pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori
Moduler.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan di
Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo, mahasiswa mampu :
a. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang
Mawar Kuning Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
b. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di Ruang Mawar
Kuning Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
c. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP Moduler yang
telah ditentukan :
1. Melakukan penerimaan pasien baru
2. Melakukan penerapan sentralisasi obat
3. Melakukan timbang terima keperawatan
4. Melakukan supervisi keperawatan
5. Melakukan ronde keperawatan
6. Melakukan Discharge Planning
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu
model penugasan asuhan keperawatan.
8. Menganalisa standarisasi administrasi keuangan di RSUD
Sidoarjo.
9. Menganalisa tingkat mutu di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Kabupaten Sidoarjo
1.3. Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan
perannya masing-masing dalam penerapan MAKP Moduler.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP
Moduler di Ruang Mawar Kuning Bawah Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP
Moduler di Ruang Mawar Kuning Bawah Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo.
d. Mahasiswa dapat menganalisa masalah dengan metode SWOT
dan menyusun rencana strategi (renstra).
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan
model asuhan keperawatan Moduler di Ruang Mawar Kuning
Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
f. Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui praktik manajemen
pelayanan keperawatan profesional.

1.3.2 Perawat
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat mengetahui
masalah-masalah yang ada di Rumah Sakit Umum daerah Sidoarjo
yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP Moduler.
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
mempelajari penerapan model keperawatan Moduler.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d. Terbinanya hubungan yang kondusif antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan
Ruang Mawar Kuning Bawah pasien serta keluarga.
e. Meningkatnya kinerja perawat di Ruang Ruang Mawar Kuning
Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

1.3.3 Pasien
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal
sehingga memperoleh kepuasan selama mendapat perawatan di Ruang
Mawar Kuning Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
1.3.4 Institusi
a. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya
terkait penerapan model keperawatan Moduler.
b. Mampu menjalin kerjasama yang lebih baik antara institusi
pendidikan dengan institusi pelayanan di Ruang Mawar Kuning
Bawah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
BAB II
PENGKAJIAN
Bab ini akan menyajikan tentang tahapan proses menejemen keperawatan yang
meliputi pengkajian data, análisis SWOT dan identifikasi masalah.
A. Visi, Misi dan Motto RSUD Sidoarjo

1. Visi RSUD Sidoarjo

Menjadi Rumah Sakit yang terakreditasi internasional dalam pelayanan,


pendidikan, dan penelitian
2. Misi RSUD Sidoarjo

a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan


mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Mewujudkan tata kelolarumah sakit yang profesional, integritas, dan
beretika
B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 01-04 Februari 2021, meliputi


5M(Man, Material, Metode, Money, Mutu) data yang diperoleh berdasarkan
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumen rumah sakit dianalisis dengan
menggunakan metode SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah dan
prioritas masalah.
1. Ketenagaan (M1-Man)
Instalasi Rawat Inap Mawar Kuning RSUD Sidoarjo terdiri dari Ruang
Mawar Kuning pada lantai 1 dan Ruang Mawar Kuning pada lantai 2. Instalasi
Rawat Inap Mawar Kuning ini dipimpin oleh seorang kepala ruangan, dengan
jumlah perawat sebanyak 58 orang, 34 orang perawat wanita dan perawat laki-
laki sebanyak 24 orang (S1 Keperawatan + Ners sebanyak 10 orang, D3
Keperawatan sebanyak 48 orang. Sedangkan untuk tenaga non kesehatan
terdiri atas 6 orang, sebanyak 2 orang sebagai administrasi dan 2 orang
Verifikator dan 2 orang lainnya pramubakti.
Pembagian wilayah penugasan Mahasiswa Program Profesi Ners
STIKES Widyagama Husada Malang mendapat wilayah penugasan di Ruang
Mawar Kuning bawah. Ruang Mawar Kuning terdiri dari Ruang Mawar kuning
atas dan ruang mawar kuning bawah. MAKP yang diterapkan di Ruang Mawar
Kuning bawah adalah MAKP moduler.
MAKP Moduler mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga
profesional dan non profesional bekerja dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat
profesional.
Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat
bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban
kasus, setiap pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanjutan
kembali ke rumah sakit. Agar model ini efektif maka kepala ruangan secara
seksama menyusun tenaga profesional dan non profesional serta
bertanggungjawab supaya kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam
kemampuan, kepribadian, terutama kepemimpinan. Dalam menerapkan model
modular, 2-3 tenaga keperawatan bisa bekerja sama dalam tim, serta diberi
tanggung jawab penuh untuk mengelola 8-12 kasus. Seperti pada model
primer, tugas tim keperawatan ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift)
sore-malam dan pada hari-hari libur, namun tanggung jawab terbesar dipegang
oleh perawat profesional. Perawat profesional bertanggung jawab untuk
membimbing dan mendidik perawat non profesional dalam memberikan asuhan
keperawatan. Konsekuensinya peran perawat profesional dalam model moduler
ini lebih sulit dibandingkan perawat primer. Model moduler merupakan
gabungan dari model tim dan primery model.
Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk
bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pemimbing serta motivasi.
Adapun struktur organisasi adalah sebagai berikut :
STRUKTUS ORGANISASI RUANG MAWAR KUNING BAWAH
RSUD SIDOARJO

KEPALA RUANGAN

MANAJER PELAYANAN
PASIEN

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PRIMER PRIMER PRIMER

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


Gambar. 2.1. Bagan struktur yang diterapkan di Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo

a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1. Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
Desember 2019

No Nama Pendidikan Status Jabatan


Kepegawaian
1. Arik Wijilestari S1 Kep, Ns PNS Kepala Ruangan
2. Voni Andrea S1 Kep, Ns PNS Ketua Tim
W
3. Titin Dwi Jayanti D3 Keperawatan BLUD Ketua Tim
4. Ratna W D3 Keperawatan BLUD Ketua Tim
5. M. Edy Kurniawan D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
6. Ari Dian F D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
7. Yulita P.S S1 Kep, Ns PNS Perawat Pelaksana
8. Laila Muthmainnah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
9. Arif Kohardi D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
10. Muhammad D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
syahrul
11. Mining Dwi R D3 Keperawatan PNS Perawat Pelaksana
12. Milehatul S.kep,.Ns BLUD Perawat Pelaksana
13. Siswanto D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
14. Ika Yulia W S D3 Keperawatan PNS Perawat Pelaksana
15. Bahrul Alim D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
16. Eko P.T.S D3 Keperawatan PNS Perawat Pelaksana
17. Viola Aditya D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Sumarsana
18. Atik S D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
19. Frischa Putri S S1 Kep, Ns BLUD Perawat Pelaksana
20. Achmad Ridho F D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
21. Isnawati D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
22. Ikhwan Abriata D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
23. Dika Akidah D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
24. Mila A D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
25. Noviana Rizka D3 Keperawatan BLUD Perawat Pelaksana
Amelia W
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar Merah Putih RSUD
Sidoarjo Desember 2019

No Kualifikasi Jumlah Status Laki-laki Perempuan


1 S1 Keperawatan +Ners 5 3 PNS - 7
2 BLU
2 D3 Keperawatan 20 3 PNS 8 12
17 BLU
Total 25 6 PNS 8 17
19 BLU

Tabel 2.3. Tenaga Keperawatan yang Pernah Mengikuti Pelatihan di Ruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

No Nama Pelatihan
1. Arik Wijilestari., S.Kep.,Ners BLS,BCLS,EGC,APAR,Konselor
HIV,CI,reseptor Klinik,MPKP, M.Bangsal
2. Voni Andrea W., S.Kep.,Ners BLS,BCLS, ECG, HIV, APAR, Dalin,
Cust Servis, SKP, M.Nyeri.
3. Titin Dwi Jayanti BLS,BCLS,ECG, HIV/AIDS, Cust Servis
4. Ratna W PPGD, BLS,BCLS,ECG,HIV.
5. M. Edy Kurniawan BLS,BCLS, Dalin, HIV, Safety patient
6. Ari Dian F BTCLS, BLS, APAR
7. Yulita P.S PPGD, BCLS, BLS
8. Laila Muthmainnah GELS emergency bum trauma and
assesmen primary servis
9. Arif Kohardi
10 Muhammad syahrul BLC, BTCLS, APAR, evakuasi siaga
. bencana, cust service
11 Mining Dwi R BCLS, BTLS, ECG, HIV/AIDS, SKP,
. Dalin, cust service
12 Milehatul BLS,Pengambilan sampel darah
.
13 Siswanto GELS emergency bum trauma and
. assesmen primary servis
14 Ika Yulia W S BLS,BTCLS,PPI, Cust Service
.
15 Bahrul Alim GELS emergency bum trauma and
. assesmen primary servis
16 Eko P.T.S Rawat Luka, Gadar Medic Bit. Bedah
. Umum, APAR
17 Viola Aditya Sumarsana BTCLS, ICU Dasar, ECG
.
18 Atik S BLS,BCLS, ECG, HIV
.
19 Frischa Putri S BTCLS, Costumer Service, APAR
.
20 Achmad Ridho F BCLS, PPGD, APAR, Costumer Service
.
21 Isnawati BLS, APAR, K3RS, ISQ
.
22 Ikhwan Abriata BCLS, BTLS, ECG, Dalin, HIV/AIDS,
. Cust Service, SKP
23 Dika Akidah BLC, BTCLS, APAR, Evakuasi Siaga
. Bencana, Cust Service
24 Mila A BLS,BCLS,PPI Dasar, ECG
.
25 Noviana Rizka Amelia W
.

Keterangan :
- BLS : Basic Life Support
- BCLS : Basic Cardiac Life Support
- BTLS : Basic Trauma Life Support
- ACLS : Advanced Cardio Life Support
- PPGD : Pertolongan Pertama Gawat Darurat
- CI : Clinical Instructor
- EKG : Electro Cardiogram
- APAR : Alat Pemadam Api Ringan
- TOT Konselor : Training of Trainers Konselor
- SKP : Sasaran Kerja Pegawai
- DALIN : Pengendalian Infeksi

Menurut standar Joint Comission International (JCI) 2011 pelatihan


minimal yang dimiliki perawat ruangan adalah Basic Life Support (BLS) dan
semua karyawan di Ruangan Mawar Kuning Bawah sudah mengikuti
pelatihan tersebut.
b. Tenaga Non-Keperawatan
Tabel 2.5. Tenaga Non-Keperawatan di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

No Nama Tingkat Status Jabatan


Pendidikan Kepegawaian
1 Puji Hardayono SLTA PNS Verifikator
2 Istanti Setyo N. SMK BLU Administrasi
3 Melinda Rani K. SLTA BLU Administrasi
4 Fauzia Rafidah SMK BLU Verifikator
5 Nyono SLTA PNS Pramubakti
6 Ikhwan Miftahul Choiri SLTA BLU Pramubakti

Tabel 2.7. Tenaga Non-Keperawatan yang Pernah Mengikuti Pelatihan di Ruang


Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

No Nama Pelatihan
1. Puji Hardayono APAR, BLS, Pelatihan Diagnosa Coding ICD IX &
X
2. Istanti Setyo N. APAR, BLS, Custumer Service, Analisis Data
Klaim BPJS dan Deteksi Potensi Fraud, Surat-
menyurat Melalui Sistem e-Office serta Administrasi
Surat-Menyurat
3. Melinda Rani K. APAR, BLS
4. Fauzia Rafidah APAR, BLS, Custumer Service
5. Nyono APAR, BLS, Emosional Spiritual Character
Building
6. Ikhwan Miftahul Choiri APAR, BLS, Emosional Spiritual Character
Building, penggunaan Hydrat
c. BOR (Bed Occupacy Rate)
Tabel 2.8. BOR Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo 01 Februari 2021
No Shift Kelas III BOR ∑ BOR Per Hari

1 Pagi Ada pasien 38/64×100% 59,375 %+70,312 %+71,875


38 Bed = 59,375% 3
2 Sore Ada pasien 45/64×100 % = 67,18%
45 Bed = 70,312 %
3 Malam Ada pasien 46/64×100%
46 Bed = 71,875%
Sumber : Data Primer (2021)

Tabel 2.9. BOR Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo Tanggal 03 Februari 2021
No Shift Kelas III BOR ∑ BOR Per Hari

1 Pagi Ada pasien 46/64x100% 71,875 %+70,312 %+70,312 %


46 bed =71,875% 3
2 Sore Ada pasien 45/64x100% = 70,83%
45 bed =70,312%
3 Malam Ada pasien 45/64x100%
45 bed
=70,312%
Sumber : Data Primer (2021)

Tabel 2.10. BOR Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo Tanggal 04 Februari 2021

No Shift Kelas 3 BOR ∑ BOR Per Hari

1 Pagi Ada pasien 47/64x100%


47 Bed =73,437%
2 Sore Ada pasien
Bed
3 Malam Ada pasien
Bed
Sumber : Data Primer (2021)

Ket :
 BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai
ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 60-85%
 ALOS (Averange Lenght Of Stay): Rata-rata lamanya pasien dirawat.
Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 6-9 jam/hari
 TOI ( Turn Over Turn Over Interval) : Interval) : Tenggang Perputaran
tempat Tidur. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 1-3 hari
 BTO (B ed Turn ed Turn Over): Frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu  periode. Nilai ideal menurut Depkes RI, 2005 adalah 40-50 kali.

d. Jumlah Diagnosa Penyakit di Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo


Tabel 2.11. Daftar Diagnosa Penyakit terbanyak di Ruang Mawar Kuning Bawah
RSUD Sidoarjo Periode November – 31 Desember 2020.

No ICD X Diagnosis Jumlah


DIARRHOEA AND GASTROENTERITIS OF
1 A09 168
PRESUMED INFECTIOUS ORIGIN
2 K30 DYSPEPSIA 147
NON-INSULIN-DEPENDENT DIABETES MELLITUS
3 E11.9 96
WITHOUT COMPLICATIONS
4 I63.9 CEREBRAL INFARCTION, UNSPECIFIED 81
5 N18.5 CHRONIC KIDNEY DISEASE, STAGE 5 72
NON-INSULIN-DEPENDENT DIABETES MELLITUS
6 E11.2 53
WITH RENAL COMPLICATIONS
7 J18.9 PNEUMONIA, UNSPECIFIED 41
HYPERTENSIVE RENAL DISEASE WITH RENAL
8 I12.0 35
FAILURE
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE
9 J44.1 29
WITH ACUTE EXACERBATION, UNSPECIFIED
10 S06.0 CONCUSSION 28
11 D64.9 ANAEMIA, UNSPECIFIED 27
12 N40 HYPERPLASIA OF PROSTATE 24
13 S06.9 INTRACRANIAL INJURY, UNSPECIFIED 21
14 B23.0 ACUTE HIV INFECTION SYNDROME 20
15 R50.9 FEVER, UNSPECIFIED 19
    Total 861

Diagnosa penyakit yang dimiliki setiap pasien tidak hanya merujuk pada
satu diagnosa. Setiap pasien dapat memiliki lebih dari satu diagnose penyakit.

Tabel 2.12. Daftar Diagnosa Penyakit terbanyak di Ruang Mawar Merah Barat
RSUD Sidoarjo Periode November – 31 Desember 2020.
Ruangan No Diagnosa keperawatan
Ruangan 1 Nyeri akut berhubungan dengan post operasi
2 Gangguan mobilitas fisik
mawar
kuning
bawah
e. Tingkat Ketergantungan Klien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
1. Metode Douglas
Bagi klien rawat inap, standar waktu pelayanan klien antara lain :
a. Perawatan minimal memerlukan 1 s/d 2 jam/ 24 jam
b. Perawatan intermediet memerlukan 3 s/d 4 jam/ 24 jam
c. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5 s/d 6 jam/ 24 jam

Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menerapkan sistem


klasifikasi klien dengan 3 kategori tersebut adalah sebagaiberikut :

a. Kategori I : Perawatan Mandiri


Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat
melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum,
penammpilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Klien perlu
diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Klien perlu dilakukan
observasi setiap shift, perawatan minimal dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
b. Kategori II :Perawatan Intermediet
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur posisi makan,
memberikan dorongan makan, bantuan dalam eliminasi dan kebersihan
diri, tindakan keperawatan untuk memonitor tanda-tanda vital, fungsi
fisiologis, status emosional, kelancaran drainage, bantuan
dalampendidikan kesehatan serta kesiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
c. Kategori III : Perawatan Total
Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan
sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh
perawat, penampilan klien sakit berat, klien memerlukan observasi
tanda-tanda vital setiap 2 jam, menggunakan selang NGT/ nasogastric,
menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction) dan
kadang klien dalam kondisi gelisah /disoriented.
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per shift.
Tabel 2.13. Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift berdasarkan Klasifikasi Klien

Jumlah Klasifikasi Klien


Klien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Douglas di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD
Sidoarjo Tanggal 02 Februari 2021, adalah sebagai berikut :

Tabel 2.14. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
Metode Douglas di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo Selasa 02 Februari
2021

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total 1 1 x 0,36 1x0,30= 4x0,20=0,8
= 0,36 0,30
Parsial 17 17 x 0,27 17x0,15= 17x0,10=1,7
= 4,59 2,55
Minimal 20 20 x 0,17 20x0,14= 20x0,07=1,4
= 3,4 2,8

Jumlah 38 8,35 5,65 3,9


46 8 6 4

Total tenaga perawat Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :

86 ×18 1.548
Pagi : 8 orang = =5,2(5 orang)
297 297
Sore : 6 orang
Malam : 4 orang
Total : 18 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di


Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo adalah 18 orang + 1
struktural (kepala ruangan) + 5 lepas dinas = 24 orang. Berdasarkan
perhitungan Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang
Mawar Kuning Bawah sebanyak 25 orang per hari.
Tabel 2.15 Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan Metode Douglas di Ruang Mawar Kuning bawah RSUD Sidoarjo Rabu,
03 Februari 2021

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total 4 4 x 0,36 4 x 0,30 =1,2 4 x 0,20 =
= 1,44 0,8
Parsial 20 20 x 0,27 20 x 0,15= 3 20 x 0,10
= 5,4 =2

Minimal 22 22 x 0,17 22 x 0,14 = 22 x 0,07


= 3,74 3,08 =1,54
Jumlah 46 10,58 7,28 4,34
46 11 7 4

Total tenaga perawat Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :

86 ×22 1.892
Pagi : 11 orang = =6,37(6 orang)
297 297
Sore : 7 orang
Malam : 4 orang
Total : 22 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di


Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo adalah 22 orang + 1
struktural (kepala ruangan) + 6 lepas dinas = 28 orang. Berdasarkan
perhitungan Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang
Mawar Merah Barat sebanyak 28 orang per hari.

Tabel 2.16. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan


dengan Metode Douglas di Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo Rabu, 25
Desember 2019

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Total 3 3 x 0,36
= 1,08
Parsial 20 20 x 0,27
= 5,4
Minimal 24 24 x 0,17
= 3,4
Jumlah 47 9,88
47 10
Total tenaga perawat Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :
Pagi : 10 orang
Sore : orang
Malam : orang
Total : orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di


Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo adalah orang + 1 struktural
(kepala ruangan) + lepas dinas = orang. Berdasarkan perhitungan
Douglas didapatkan bahwa kebutuhan perawat di Ruang Mawar Merah
Barat sebanyak orang per hari.

2. Metode Gillies

A×B×C F
Rumus : = =H
(C−D)× E G

Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah hari kerja masing-masing perawat
F :Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/tahun
G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/bulan
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan


metode Gillies di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo 02-04 Februari
2021 adalah sebagai berikut:
a. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
hari Selasa, 02 Februari 2021.
1. Keperawatan Langsung :
 Keperawatan minimal 22 orang, memerlukan waktu 1-2 jam
sehari
22 x 2 jam = 44 jam
 Keperawatan parsial 20, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
20 x 3 jam = 60 jam
2. Keperawatan Tidak Langsung : 46 pasien x 1 jam = 46 jam
3. Penyuluhan Kesehatan : 46 pasien x 0,25jam = 11,5 jam
 Total jam keseluruhan adalah = 44 jam + 60 jam + 11,5 jam =
115,5 jam
4. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien  perhari adalah = 115,5 jam : 46 pasien = 2,51 = 3 jam

Pengaturan tenaga kerja berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


dibagi menjadi 3 sift menurut teori Gillies 1989.

1. Proporsi dinas pagi 47%

2. Proporsi dinas siang 36%

3. Proporsi dinas malam 17%


Menentukan jumlah tenaga kerja :

22 ×64 × 240 337.920


= = =17,94=18
(365−96)× 7 1.883

47
Pagi ¿ ×18=8,46
100

36
Siang ¿ ×18=6,46
100

17
Malam ¿ ×18=3,0
100
b. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo
hari Rabu, 03 Februari 2021.
1. Keperawatan Langsung :
 Keperawatan minimal 22 orang, memerlukan waktu 1-2 jam
sehari
22 x 2 jam = 44 jam
 Keperawatan parsial 20, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
20 x 3 jam = 60 jam
2. Keperawatan Tidak Langsung : 46 pasien x 1 jam = 46 jam
3. Penyuluhan Kesehatan : 46 pasien x 0,25jam = 11,5 jam
 Total jam keseluruhan adalah = 44 jam + 60 jam + 11,5 jam =
115,5 jam
4. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per
pasien  perhari adalah = 115,5 jam : 46 pasien = 2,51 = 3 jam

Pengaturan tenaga kerja berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


dibagi menjadi 3 sift menurut teori Gillies 1989.

4. Proporsi dinas pagi 47%

5. Proporsi dinas siang 36%

6. Proporsi dinas malam 17%


Menentukan jumlah tenaga kerja :

22 ×64 × 240 337.920


= = =17,94=18
(365−96)× 7 1.883

47
Pagi ¿ ×18=8,46
100

36
Siang ¿ ×18=6,46
100

17
Malam ¿ ×18=3,0
100
c. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan
dengan metode Gillies di Ruang Mawar Merah Barat RSUD Sidoarjo
hari Kamis, 04 Februari 2021.

f. Perhitungan Beban kerja Perawat


Penghitungan beban kerja perawat (Time and Motion Study). Pengukuran
beban kerja objektif objektif dilakukan dilakukan untuk mengetahui
mengetahui dalam melaksanakan melaksanakan aktifitas aktifitas  baik untuk
tugas pokok, tugas penunjang, penunjang, kepentingan kepentingan pribadi
pribadi dan lain-lain. lain-lain. Pembagian jam kerja secara normatif pada
setiap pada setiap sift pada ruang Mawar Kuning Bawah sebagai berikut.
a. Sift pagi dimulai pukul 07.00 –  14.00 (7 jam)
b. Sift siang di mulai pukul 14.00-20.00 (6 jam)
c. Sift malam di mulai pukul 20.00-07.00 (11 jam)

2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)


Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa
Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi  Ners Stikes Widyagama
Husada Malang mengambil tempat di Rawat Inap Mawar Kuning Bawah RSUD
SIDOARJO, dengan alamat Jl. Mojopahit No.667, Celep, Kec. Sidoarjo,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61215. Pengkajian data awal dilakukan pada
tanggal 01 Februari 2021. Data-data yang diperoleh antara lain:

A. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan

a. Lokasi Ruang mawar kuning bawah


Tabel 2.1 Batas Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo
Barat : Berbatasan dengan ruang gizi, gudang umum
Utara : Berbatasan dengan Ruang laboratorium

Timur : Berbatasan dengan Ruang teratai  


Selatan : Berbatasan dengan hemodiialisa

b. Denah Ruang Mawar Kuning Bawah


NO RUANG JUMLAH BED
1 A-H 48
2 HCU 4
3 COMBUSTIO 6
4 REMONA 1 2
5 REMONA 2 2
TOTAL 62
Mawar kuning terdiri dari 2 lantai, lantai 1 mawar kuning bawah, lantai 2
mawar kuning atas. Mawar kuning bawah meliputi ruang rawat inap HCU,
ruangan kelas 3, ruang perawat, ruang sentralisasi obat, kamar mandi, ruang
mahasiswa, ruang administrasi, ruang farmasi . Dan total kapasitas ruang rawat
inap terdapat 62 TT, Pada lantai 1 terdiri dari 10 ruangan, yang ruangan HCU
ada 4 TT, ruang combustio 6 TT, ruang remona terdiri 2 ruangan 1 ada 2 TT
total semua 4 TT kelas 3 ada 8 ruang tiap ruang ada 6 TT sehingga total ada
48 TT.

Gambar Denah Mawar Kuning Bawah

: Pintu

: lift

: Ruang obat

: Tangga
B. Fasilitas dan Sarana Prasarana
a. Fasilitas untuk pasien
Pada tanggal 01 Januari 2021 dilakukan observasi, dan di
dapatkan hasil di ruang mawar kuning bawah sudah memiliki fasilitas,
baik untuk pasien dan tenaga kesehatan. Sumber listrik yang digunakan
adalah dari PLN. Sumber air menggunakan air PDAM. Standar fasilitas
dimasing-masing ruang untuk pasien adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas di ruang mawar kuning bawah
NO RUANGAN FASILITAS JUMLAH
1. A-I  Tempat tidur pasien 60
 Bedside cabinet 60
 Standar infus 53
 Overbed table 15
 Kursi kayu 50
 Kipas angina 45
9
 Kamar mandi⁄Wc
9
 Wastafel
9
 Jemuran handuk
18
 Oksigen central 9
 Tempat sampah medis dan 8
non medis 5
 Jam dinding 21
 Pispot
 Urinal
2. HCU  Tempat tidur pasien 4
 Bedside cabinet 7
 Standar infus 6
 Overbed table 5
 Kursi kayu 4
 Kipas angina 1
1
 Kamar mandi⁄Wc
1
 Wastafel
2
 Jemuran handuk
1
 Tempat sampah medis dan
non medis 1
 Pispot 2
 Urinal 1
 Jam dinding 2
 Oksigen central 1
 Nebulizer 2
 Troli obat 1
 Lemari alat 4
 Bed side monitor 1
 AC 2
 Syiringe pump 3
 Suction pump
3. COMBUSTIO  Tempat tidur pasien 6
 Bedside cabinet 6
 Standar infus 4
 Overbed table 2
6

Kursi kayu 1

AC 1

Kipas angina 1

Kamar mandi⁄Wc 1

Wastafel 1

Jemuran handuk 1

Tempat sampah medis dan
2
non medis
1
 Oksigen central
1
 Jam dinding
2
 Pispot
 Urinal
Sumber: Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo (2021)

1) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang A terdiri dari :


 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 7 Standar infus
 1 Overbed table
 5 Kursi kayu
 3 Kipas angina
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 3 Urinal
2) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang B terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 7 Standar infus
 2 Overbed table
 6 Kursi kayu
 4 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 1 Urinal
3) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang C terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 5 Standar infus
 2 Overbed table
 6 Kursi kayu
 6 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 3 Urinal
4) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang D terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 8 Standar infus
 1 Overbed table
 6 Kursi kayu
 6 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 3 Urinal
5) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang E terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 2 Standar infus
 3 Overbed table
 5 Kursi kayu
 5 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 2 Urinal
6) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang F terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 7 Standar infus
 2 Overbed table
 6 Kursi kayu
 6 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 2 Urinal
7) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang G terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 6 Standar infus
 2 Overbed table
 5 Kursi kayu
 6 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding

 1 Pispot
 3 Urinal
8) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang H terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 5 Standar infus
 1 Overbed table
 5 Kursi kayu
 6 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 1 Urinal
9) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang I terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 6 Bedside cabinet
 6 Standar infus
 2 Overbed table
 6 Kursi kayu
 3 Kipas angin
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 3 Urinal
10) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang (HCU) terdiri dari :
 4 Tempat tidur pasien
 7 Bedside cabinet
 6 Standar infus
 5 Overbed table
 4 Kursi kayu
 1 AC
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 2 Urinal
 2 Nebulizer
 1 Troli obat
 1 Lemari alat
 4 Bed side monitor
 2 Syiringe pump
 2 Suction pump
 4 Monitor
11) Fasilitas diruang pasien kelas III, ruang Combustio terdiri dari :
 6 Tempat tidur pasien
 2 Bedside cabinet
 3 Standar infus
 2 Overbed table
 6 Kursi kayu
 1 Kipas angina
 1 AC
 1 Kamar mandi⁄Wc
 1 Wastafel
 1 Jemuran handuk
 2 Oksigen central 4 titik
 1 Tempat sampah medis dan non medis
 1 Jam dinding
 1 Pispot
 2 Urinal
2. Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk tenaga kesehatan
adalah sebagai berikut:

No Ruang Fasilitas Jumlah


1. Kepala Ruangan  AC 1
 Komputer 1
 Jam dinding 1
 Meja kantor 1
 Kursi kantor 1
 Lemari cabinet 2
1
 Lemari tempel
2
 Sofa
1
 Telvon
2. Ruang perawat  meja kantor 2
 computer 1
 laptop 1
 Telvon 2
 AC 1
 Kipas angin 2
1
 Tempat sampah
1
 Print
2
 Telefon
2
 Lemari penyimpanan berkas 8
 Troli status 1
 Kursi 4
 Lemari inventaris medis dan non 1
medis 1
 Tensi meter 1
 Papan tulis 2
 Unit EKG
 Timbang berat badan 1
 Over bed 2
 Alat GDA 1
 Nebulizer 2
 Spo2 1
1
 Lemari obat
1
 Lemari alat
4
 Kamar mandi
2
 Wastafel
4
 Syirimpump 1
 Thermometer 2
 Suction
 Aerocom 2
 Boxes ambil darah 2
 Lemari sentralisasi cairan 2
 Manometer 02 sentral 1
 02 transport 2
 Lampu emergency
 Kursi kantor
3. Ruang obat  Kulkas 1
 Safety box 2
 Meja kayu 1
 Lemari 2
 Troli rawat luka 3
 Tempat sampah medis dan non 2
2
medis
1
 Lemari sentralisasi obat
1
 AC
2
 Kursi kayu
 Troli injeksi

4. Ruang transit  Kursi penunggu pasien panjang 8


 Loker perawat 1
 Kipas angina 1
 Meja kayu 1
 Overbed table 1
 Papan tulis 2
1
 Tempat sampah non medis
5. Ruang linen  Container linen bersi plastic 4
 Container linen kotor plastic 1
 Lemari linen 1
Sumber: Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo (2021)

3. Daftar inventaris Alat non medis ruang mawar kuning bawah 01 januari
2021
NO Nama barang Thn Merek Jumlah B C R Rencana tindak
perolehan lanjut
1. AC 5
2. Bedsideet Paramount 68
3. Box ambil darah 2
4. Brangkat 2
5. Closet duduk 14

6. Computer Hp 5
7. Jam dinding 13
8. Kipas angin 48
9. Container linen 4
bersih plastik
10. Container linen 1
kotor plastik
11. Kulkas obat Decimal 1
smart
12. Kursi kantor Verona 6
13. Kursi kayu 71
14. Kursi roda 2
15. Kursi penunggu Stenlis/kayu 1/7
pasien panjang
16. Lampu 1
emergency
17. Lemari alat 2
18. Lemari obat 2
19. Lemari linen 1
20. Lemari 2
sentralisasi
cairan
21. Lemari berkas 2
22. emari cabinet 2
23. Lemari 1
inventaris alat
non medis dan
medis
24. Loker perawat Stenlis 1
25. Manometer 02 Gentec 3
sentral
Meja kayu 6
kantor
27. Meja komputer 2
28. 02 transport 3
29. Pispot 12
30. Printer Hp 3
31. Standar infus 62
32. Tempat sampah 6
medis
33. Tempat sampah 13
non medis
34. Tempat tidur Besi 64
pasien
35. roly sentralisasi 2
obat
36. roly EKG 1
37. Tv Samsung 1
38. Urinal 25
39. Overbed table 26
40. Oksigen central 22
4 titik
Sumber: Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo (2021)
4. Daftar inventaris Alat medis ruang mawar kuning bawah 01 januari 2021
NO Nama barang Type merek jumlah B C R Rencana
tindak
lanjut
1. Ambubag anak 1
2. Ambubag dewasa 3
3. Bak injeksi 2
4. Bedside monitor isio ecco 1
5. Bengkok 2

6. Bullow suction Comstan 1


1400
7. Defibrillator Eseries 1
8. ECG Fx7102 1
9. Gunting gip 2
elektrik
10. Gunting gip 1
manual
11. Infus pump TE172 1
12. Kursi roda 2
13. Lampu baca foto 1
14. Lampu emergency 1
15. Nebulizer Pulmo 2
aide⁄56501
16. Spo2 OXM-C 2
17. Stetoskop 4
18. Suction pump 1632 GL 2
19. Syringe pump Injektomat 4
tiva agilia
20. Tensi digital E FLEXS 2
Stand
21. Tensi meter raksa Nova 2
presameter
22. Thermometer FR 1 DL 1 1
23. Timbangan lat scale 1
mechanic
24. WSD Constan 2
1400
25. Troli emergency 2
Sumber: Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo (2021)

Menurut standar SNARS (2018), Untuk menjamin peralatan medis dapat


digunakan dan layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan melakukan
inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh
rumah sakit dan peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak
ketiga; melakukan pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuan pabrik melaksanakan pemeliharaan preventif dankalibrasi.
Berdasarkan data di atas peralatan medis di Ruang Mawar Merah Barat
RSUD Kabupaten Sidoarjo sudah cukup baik sesuai dengan standar Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor
340/MENKES/III/2010, namun masih ada beberapa alat yang keadaanya kurang
bersih di Ruang Mawar Merah Barat, diantaranya adalah alat pemeriksaan EKG,
Pispot dan Urinal.
 Standar fasilitas table
Sumber data :
Berdasarkan wawancara dan observasi pada dinas pagi pada tanggal 02
Januari 2021 didapatkan bahwa peralatan yang ada diruang mawar kuning
bawah sudah lengkap dan perawat mengerti cara menggunakan alat-alat
keperawatan.
 Dokumentasi
Dokumentasi yang dimiliki juga sudah memadai misalnya : administrasi
ruangan, cleaning service yang membersikan ruangan tiap hari. Kondisi
dokumentasi cukup baik seperti : buku observasi TTV, buku timbang terima,
lembar diet pasien, buku laboratorium, buku visite dokter, buku return obat,
buku perbaikan ips-ipe, buku kartu penunggu, buku inventaris ruangan.
5. Consumable (obat dan bahan habispakai)
Pemenuhan stok obat dan Consumable di Ruang Mawar Merah Putih
dilakukan oleh pihak farmasi. Penyetokan obat dilakukan setiap harinya. Untuk
stok obat emergency adanya di HCU Ruang Mawar Merah Putih RSUD
Kabupaten Sidoarjo.
6. Administrasi penunjang
a. Buku laporan harian/timbang terima
b. Buku observasi ttv
c. Buku laborat
d. Buku tranfusi
e. Buku harian morning report
f. Buku visite non IPD
g. Buku perlengkapan KRS (surat istirahat dan dirawat)
h. Buku PKRS
i. Buku bon tabung laborat
j. Buku setor status teratai
k. Buku catatan evaluasi sterilisasi
l. Buku GDA teratai atas

m. Buku KTD
n. Buku cuti
o. Buku kematian
p. Buku perbaikan IPS
q. Buku CSSD
r. Buku serah terima KRS
s. Buku VCT (Pasien HIV)

3. Metode (M3-Method)
I. Penerapan MAKP
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(Nursalam, 2012). Unsur dasar dalam menetukan pemilihan
MAKP dapat didasarkan pertimbangan yang sesuai dengan misi dan
visi institusi, dapat diterapkan proses asuhan keperawatan dan
asuhan keperawatan, efesien dan efektif penggunaan biaya,
terpenuhinya kepuasan klien keluarga dan masyarakat, kepuasan
kinerja kerja dan MAKP nya. Menurut Grant & Massey (1997) ada 4
model MAKP yang sudah ada dan terus dikembangkan dalam
menghadapi tren pelayanan keperwatan yaitu MAKP fungsional,
MAKP kasus, MAKP primer, MAKP tim.
STRUKTUR ORGANISASI KEPERAWATAN PROFESIONAL
METODE MODULER INSTALASI RAWAT INAP MAWAR KUNING BAWAH

KEPALA RUANGAN
(Arik Wiji Lestari.,S.Kep.,Ns)

MANAJER PELAYANAN
PASIEN

PERAWAT PRIMER PERAWAT PRIMER PERAWAT PRIMER


(Vony Andrea (Titin Dwi Jayanti., Amd.Kep) (Ratna Wijayanti., Amd. Kep)
W.,S.Kep.,Ns)

PERAWAT PERAWAT PERAWAT

Hasil Kuesioner Model Penerapan Asuhan Keperawatan (MAKP) dengan


Perawat di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Model Asuhan Keperawatan

a. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan 100% 0%


perawat saat ini adalah MAKP?
Moduler
b. Apakah anda mengerti atau memahami dengan model 100% 0%
asuhan keperawatan yang digunakan saat ini ?
Sumber Kuesioner: Nursalam (2015); Sumber: Data Primer (2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 01
februari 2021, model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang Mawar Kuning
Bawah saat ini menggunakan metode meduler. Hasil pengumpulan data
dengan kuesioner dari

II. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru
disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan
tata tertib ruangan (Nursalam, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 01 Februari


2021 Penerimaan pasien baru di ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
dimulai pasien yang akan masuk rumah sakit, dari IGD menghubungi terlebih
dahulu Ruang Mawar Kuning Bawah dan dari poli ataupun ruangan lain. Ruang
Mawar Kuning Bawah akan menyiapkan kamar, setelah kamar pasien sudah
siap, kemudian pasien datang dilakukan identifikasi pasien dan dicocokkan
dengan  berkas  berkas RM, pasien ditidurkan ditidurkan sesuai dengan ruang
kebutuhan kebutuhan pasien, pasien, operan status present dengan petugas
yang mengantar dengan menggunakan transfer dan harus ditanda tangani oleh
pengantar dan penerima pasien, kemudian perawat melakukan pengkajian
keperawatan meliputi:
PASIEN

IGD IRJ

MRS

1. Pelayanan
2. Terapi Medis
Rawat Jalan 3. Diagnosa Medis
4. Keperawatan
5. Penunjang Medis

KRS

Dirujuk Pulang Pulang Paksa Meninggal

1. Health Education Instalasi Pemusaran


2. Kontrol Jenazah

Gambar 3.4 Alur Penerimaan Pasien Baru di Ruang Mawar Kuning Bawah

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 02 Januari 2018 kepada


perawat, Penerimaan Pasien Baru sudah dilakukan oleh perawat / kepala tim
yang menerima pasien baru, serta sudah dijelaskan pada pasien tentang
fasilitas dan tata tertib yang ada di ruangan.

Hasil Kuesioner Model Penerimaan Pasien Baru Dengan Perawat Di


Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah anda mengerti bagaimana penerimaan 100% 0%
pasien baru?
2. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang 100% 0%
penerimaan pasien baru?
Sumber Kuesioner: Nursalam (2015); Sumber: Data Primer (2019)
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner, observasi, dan
wawancara yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mayoritas perawat
yang berada di ruang mawar kuning bawah telah memahami dan mengerti
terkait dengan penerimaan pasien baru, hasil yang didapatkan dari
pembagian angket yaitu sebesar 100% perawat mengatakan ya .

III. Timbang Terima


Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal 01-02

Februari 2021, Timbang terima dilakukan tiga sift dalam sehari atau pergantian

sift, dimana pergantian sift malam ke pagi dilakukan pada jam 07.00 WIB, Sift

pagi ke shift sore dilakukan pada jam 14.00 dan sift sore ke sift malam

dilakukan pada jam 21.00 WIB. Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat

yang bertugas serta didampingi katim. Timbang terima dilakukan setiap

pergantian shift di ruang Nurse Station setelah itu perawat yang bertugas

berkeliling ke kamar pasien untuk melihat kondisi pasien secara langsung,

serta menginformasikan pergantian perawat yang bertugas kepada pasien.

Timbang terima yang isinya informasi tentang identitas pasien, nomor bed

pasien, diagnosa medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif,

data subjektif, masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun

kolaborasi dan catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan sudah

dilakukan. Pelaksanaan timbang terima ini dilakukan oleh seluruh perawat

kepada perawat yang bertugas berikutnya. Pelaksanaan timbang terima

terdokumentasikan di buku timbang terima yang sudah disediakan oleh

ruangan.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 01-02 Februari 2021 timbang

terima di lakukan di nurse station oleh kepala ruangan, katim dan perawat

pelaksana. Timbang terima di ruangan Mawar Kuning Bawah masih terfokus

pada tindakan yang direncanakan dan yang sudah dilakukan serta masalah

medis tidak terfokus pada masalah keperawatan yang ada, pada saat obserfasi

keliling ke pasien sudah ditemukan perawat yang memperkenalkan diri ke


pasien dan memperkenalkan perawat pengganti. Dokumentasi timbang terima

menggunakan buku laporan tidak menggunakan status pasien karena status

dipakai visite dokter dan adanya keterbatasan waktu maka menggunakan buku

bantuan laporan.

Hasil Kuesioner Timbang Terima Dengan Perawat Di Ruang Mawar

Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo

N
PERTANYAAN YA TIDAK
O
1. Apakah timbang terima dilakukan setiap shift ? 100% 0%
2. Apakah timbang terima dipimpin oleh kepala 92% 8%
ruangan ?
Sumber Kuesioner: Nursalam (2015); Sumber: Data Primer (2021).

Timbang terima dilakukan di ruang perawat teratai atas RSUD Kabupaten

Sidoarjo yang dihadiri oleh seluruh perawat yang dinas setelah shift, dan

perawat yang akan dinas shift selanjutnya. Kesimpulan Hasil Kuesioner terkait

timbang terima pasien didapatkan hasil bahwa 100% perawat atau 25 orang

perawat mengatakan timbang terima pasien telah dilakukan setiap pergantian

shift sedangkan 92 persen pada poin pertanyaan 2 mengatakan bahwa timbang

terima dipimpin oleh kepala ruangan.

IV. Discharge Planning


Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat  Discharge planning di
Ruang Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan baik saat pasien datang, saat
dirawat, saat akan pulang dengan lisan maupun tulisan oleh perawat. Untuk
discharge planing sebelum terbukti dengan format Assesment pengkajian
awal keperawatan, saat akan pulang terbukti dengan format rawat inap di
rumah.
Proses pelaksanaan Discharge planning   dilakukan di Nurse Station
Station dengan cara memanggil keluarga dan pasien. Kartu Discharge
planning  sudah ada dengan isi sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan Rumah Sakit, meliputi : Identitas pasien, tanggal masuk,
diagnosa masuk, ruang rawat, tanggal keluar, Diagnosa akhir, kriteria pasien
membutuhkan perencanaan pulang kritis, perawatan dan aktifitas di rumah,
aturan diet, obat-obatan yang diminum (dosis, warna dan efek samping),
rencana hari  perawatan, edukasi kesehatan, rincian pemulangan
pemulangan (hasil yang dibawa pulang, jadwal kontrol klinik). Discharge
planning  dilakukan oleh Perawat Pelaksana tepat saat pasien dinyatakan
boleh pulang oleh Dokter. Berdasarkan hasil wawancara dalam discharge
planning  di ruang Mawar Kuning Bawah dilakukan langsung kepada
keluarga pasien, dan tidak ada pemberian leafleat atau brosure yang berisi
penjelasan terkait penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi
penyakitnya jika kambuh dan tidak ada pendokumentasian tentang HE yang
dilakukan.

Alur discharge planning di ruang Mawar Kuning Bawah

Dokter menyatakan bahwa


pasien diperbolehkan pulang/
pasien meninggal

Dokter dan perawat melengkapi


berkas status rekam (RM) medis
pasien

Berkas RM pasien dikirimkan ke Bag. Administrasi


untuk dilakukan proses perincian  biaya dan
kelengkapan berkas (untuk pasien asuransi) serta
proses koding bagi pasien BPJS dengan iur bayar

Pasien menuju unit farmasi 6 untuk


mengambil obat untuk diminum dirumah serta
ke loket  pembayaran Rawat Inap untuk
menyelesaikan pembiayaan

Kasir mengecek out

Keluarga pasien menunjukkan kwitansi


pembayaran kepada petugas administrasi

Pasien KRS
Hasil Kuesioner Discharge Planning Dengan Perawat Di Ruang Mawar
Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

N PERTANYAAN YA TIDAK
O
1. Apakah Discharge Planning sudah dilakukan dengan 100% 0%
SOP yang ada?
2. Apakah Discharge Planning dilakukan mulai pasien 100% 0%
masuk rumah sakit sampai pasien keluar rumah sakit?
Sumber Kuesioner: Nursalam (2015); Sumber: Data Primer (2019)

Berdasarkan hasil angket dari orang responden, didapatkan hasil


bahwa 100% atau 25 perawat mengatakan ya bahwa discharge planning telah
dilakukan sesuai dengan SOP yang ada mulai pasien masuk hingga keluar
Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat
tanggal 24 Desember 2019, discharge planning dilakukan saat pasien
pertama kali masuk rumah sakit, selama dilakukan perawatan dan saat pasien
akan keluar dari rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning sudah
terdokumentasikan di rekam medis pasien, hal-hal yang didokumentasikan
dalam form discharge planning saat pasien akan keluar dari Rumah Sakit
yaitu alat bantu yang akan dilepas ketika pasien akan pulang, meliputi NGT,
urin kateter, drain, balutan luka, iv canule, dan gelang identitas. Discharge
planning yang dilakukan saat pasien pertama kali masuk yaitu informasi
mengenai penyakitnya, tindakan medis yang akan dilakukan, rehabilitasi,
penjelasan komplikasi yang mungkin terjadi, dan pengobatan.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner didapatkan bahwa 100%
orang perawat memberikan brosur/leaflet saat melakukan discharge
planning. Berdasarkan hasil wawancara discharge planning dilakukan oleh
perawat yang bertugas pada shift tersebut. Leaflet mengenai penyakit pasien
sudah tersedia untuk beberapa penyakit. Kartu kontrol untuk pasien
menggunakan resume medis, yang akan dibawa ketika pasien kontrol ke
Rumah Sakit. Resume medis berisi tindak lanjut perawatan di rumah, meliputi:
jenis aktifitas yang boleh dilakukan, edukasi mengenai pengertian dan
pemahaman efek samping obat, anjuran pola makan, dan anjuran untuk
segera mencari pelayanan kesehatan ketika timbul tanda dan gejala
penyakit. Selain itu resume medis juga berisi mengenai daftar nama obat yang
dibawa pulang, dan jadwal kontrol.
SOP Discharge Planning
RSUD SIDOARJO
DISCHARGE PLANNING

No Dokumen No Revisi No halaman

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN


STANDAR PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Suatu proses yang dinamis agar tim kesehatan


mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
pasien melakukan perawatan mandiri di rumah.
TUJUAN 1. Mengurangi hari perawatan
2. Mencegah kekambuhan
3. Meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan
pasien dan menurunkan beban perawatan pada
keluarga.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD Sidoarjo nomor : 27 tahun 2017


tentang pelayanan Rumah Sakir Umum Daerah
Kabupaten Sidoarjo.
PROSEDUR A. Persiapan
1. Siapkan status pasien dan discharge planning;
2. Sebutkan masalah pasien
“Bapak/ibu, ini sudah saya siapkan status dan
format discharge planning”.
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga
“Saya ajarkan tentang Kriteria pasien perencanaan
pulang kritis, perawatan dan aktivitas di rumah,
Aturan diet, Obat-obat yang masih diminum , dosis,
warna, dan efek samping , Rencana perawatan,
Edukasi kesehatan, Rincian Pemulangan.
4. Perawatan kelengkapan administrasi.
“Baiklah persiapan sudah lengkap, segera lakukan
discharge planning”
B. Pelaksanaan
1. Siapkan status pasien dan format discharge planning:
2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
“Saya........(nama)”
3. Jelaskan maksud dan tujuan discharge planning kepada
pasien
“Bapak/ibu sesuai dengan maksud dan tujuan
discharge planning , saya akan memberikan suatu
informasi yang harus bapak/ibu persiapkan di
rumah......”
4. Kaji kriteria pasien membutuhkan perencanaan pulang
kritis.
5. Jelaskan hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga antara lain :
a. Kriteria pasien perencanaan pulang kritis.
b. Perawatan dan aktivitas di rumah.
c. Aturan diet
d. Obat-obat yang masih diminum, dosis, warna, dan
efek samping.
e. Rencana hari perawatan.
f. Edukasi kesehatan.
g. Rincian pemulangan.
“Bapak/ibu informasi yang akan saya
sampaikan meliputi kriteria Kriteria pasien
perencanaan pulang kritis, perawatan dan
aktivitas di rumah, Aturan diet, Obat-obat yang
masih diminum , dosis, warna, dan efek
samping , Rencana perawatan, Edukasi
kesehatan, Rincian Pemulangan..”
6. Berikan kesempatan bertanya kepada pasien atau
keluarga.
7. Tanyakan kembali pada pasien atau keluarga tentang
materi yang disampaikan;
8. Berikan reward kepada pasien atau keluarga.
”Baikah bapak/ibu sudah bisa menjawab
pertanyaan yang saya sampaikan, mudah-
mudahan bapak/ibu tetap diberi kesehatan dan
jangan lupa konrol.
9. Ucapkan salam;
10. Dokumentasikan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Pelayanan Intensif Terpadu
3. Instaasi Peristi
V. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara pada tanggal 01 Februari 2021 di ruang Mawar
Kuning Bawah, diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum dilakukan
dan masih menggunakan RDK (Refleksi Diskusi Kasus) yang merupakan suatu
metode dalam merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam menerapkan
standar dan uraian tugas. Pengalaman klinis yang direfleksikan merupakan
pengalaman actual dan menarik baik hal-hal yang merupakan keberhasilan
maupun kegagalan dalam memberikan pelayanan keperawatan termasuk untuk
menemukan masalah dan menetapkan upaya penyelesaiannya misal dengan
adanya rencana untuk menyusun SOP baru. RDK hanya dilakukan pada saat
menemukan adanya permasalahan dan masih belum terjadwal karena adanya
keterbatasan waktu, dan biasanya RDK ditentukan oleh katim mengenai
permasalahannya dengan melihat permasalahan yang ada dan di sampaikan
ke kepala ruangan, kemudian dipimpin kepala ruangan untuk melakukan RDK
yang diikuti oleh katim, dan perawat pelaksana.

Hasil Kuesioner Ronde Keperawatan dengan Perawat di Ruang Mawar Kuning


Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo

N PERTANYAAN YA TIDAK
O
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde 40% 60%
keperawatan?
2. Apakah setiap bulan dilakukan ronde keperawatan? 24% 76%
Sumber Kuesioner: Nursalam (2015); Sumber: Data Primer (2021).

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dalam


pelaksanaan ronde keperawatan di ruang mawar kuning bawah, perawat juga
akan melakukan diskusi dengan profesi lain seperti dokter dan ahli gizi
tanpa melibatkan keluarga. Diskusi ini sejenis ronde keperawatan, dengan
membahas usaha kolaborasi antara perawat dengan profesi lain untuk
menangani kasus tersebut. Data yang didapatkan dari hasil pengkajian
menggunakan kuesioner 60% perawat dari total 25 orang perawat tidak
mendukung adanya ronde keperawatan sedangkan untuk poin pertanyaan
kedua sebanyak 76% dari total 25 orang perawat mengatakan bahwa ronde
keperawatan tidak dilakukan tiap bulan.
VI. Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 02 Januari
2018 di ruang Mawar Kuning Bawah sudah dilakukan sentralisasi obat secara
UDD (Unit Dose Dispensing ) adalah suatu system distribusi obat kepeda
pasien rawat inap disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk
pemakaian selama 24 jam system distribusi obat UDD merupakan tanggung
jawab farmasi,  juga terkait dengan staf medis, perawat, dan administrasi.
Obat diracik UDD dikemas dalam wadah kantong plastik dengan warna
etiket yang berbeda untuk mempermudah perawat dalam memberikan obat
sesuai waktu yang ditentukan dan untuk menghindari kesalahan dalam jadwal
penyerahan  penyerahan obat. Untuk pemberian pemberian pagi (jam 07.00)
diberi dengan etiket merah muda, siang (jam 19.00) diberi dengan etiket kuning,
malam (jam 24.00) diberi dengan etiket hijau.
Alur sentralisasi obat setelah dokter visite memberikan resep, kemudian
resep dicollecting oleh apoteker ruangan apakah obat sudah habis atau belum
di loker pasien, kemudian resep disetorkan ke farmasi oleh apoteker ruangan.
Farmasi menyiapkan obat sesuai resep dokter, setelah itu obat diantar
keruangan. Jika ada kelebihan obat maka perawat menginformasikan ke pasien
untuk kemudian dilakukan retur ke bagian farmasi. Pembagian obat: Obat yang
telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format pemberian obat oral/
injeksi. format pemberian obat oral/ injeksi. Obat-obat yang Obat-obat yang
telah diterima disimpan untuk telah diterima disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang telah tercantum
format pemberian obat oral/ injeksi,. Pada saat pemberian obat, perawat
memanggil nama pasien dan melihat gelang yang terpasang pada pasien dan
menjelaskan nama obat, kegunaan obat, namun belum didokumentasikan
dalam format pemberian obat oral/injeksi keluarga / pasien tidak tanda tangan
di format  pemberian obat.
Penambahan obat baru : Bilamana terdapat penambahan atau
perubahan  jenis,  jenis, dosis atau perubahan perubahan rute pemberian
pemberian obat, maka informasi informasi ini akan dimasukkan dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat. Pada  pemberian  pemberian obat
yang bersifat bersifat tidak rutin (sewaktu), (sewaktu), maka dokumentasi
dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat
dan tanda tangan pada lembar dokumentasi serah terima obat.
Alur sentralisasi obat di Ruang Mawar Kuning Bawah
RSUD Kabupaten Sidoarjo berdasarkan hasil observasi

Dokter

Resep

BPJS Umum

Perawat Perawat

Colecting oleh Pasien


Farmasi

Perawat Farmasi

Perawat
SOP Sentralisasi Obat
RSUD SIDOARJO
SISTEM ONE DAY DOSE DISPENSING

(ODDD)
No Dokumen No Revisi No halaman

STANDAR PROSEDUR
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
OPERASIONAL
DIREKTUR
PENGERTIAN One Day Dose Dispensing merupakan salah satu
system distribusi obat dan alat kesehatan kepada pasien
rawat inap untuk pemakaian satu hari.
TUJUAN 4. Meningkatkan efektifitas penggunaan obat bagi
pasien terkait farmakoekonomi
5. Meningkatkan pelayanan obat secara terkoordinir dan
terkontrol (terutama untuk pasien rawat inap)
6. Mengontrol penggunaan dan kepatuhan pasien atas
obat yang diresepkan
7. Meminimalkan masalah terkait pemberian obat oleh
perawat maupun petugas farmasi
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RSUD Sidoarjo nomor : 22 tahun 2017
tentang pelyanan farmasi di RS Umum Daerah Kabupaten
Sidoarjo.
PROSEDUR Dokter :
1. Tulis resep : pasien yang rawat inap untuk kebutuhan 1
(satu) hari untuk pasien yang keluar rumah sakit (KRS)
untuk kebutuhan selama 3(tiga) hari dengan aturan pakai
yang jelas.
2. Catat terapi, jawab konsul dan tindak lanjut di blangko
rekam medis bila ada masalah terkait obat.
Perawat :
1. Informasikan kepada dokter terkait sisa obat pasien saat
peresepan.
2. Kumpulkan resep yang sudah ditulisakan oleh dokter
3. Serahkan resep kepada Apoteker/ petugas Farmasi disertai
paraf serah terima resep.
Apoteker :
1. Catat riwayat pengobatan pasien di form rekonsiliasi rekam
medis.
2. Periksa ketepatan jumlah, kebutuhan obat yang diresepkan
untuk pasien (terkait dengan aspek ekonomi pasien dan
sisa obat yang ada).
3. Lakukan telaah resep dokter, apakah ada masalah atau
tidak (interkasi/rute/dosis/ketersediaan obat dll) ;
Bila ada masalah, diskusikan dengan dokter, dan tuliskan
pada telaah resep ;
Bila tidak ada masalah, beri paraf pada resep, sertai
informasi tambahan (jika perlu) ;

Hasil Kuesioner Sentralisasi Obat dengan Perawat Ruangan di Ruang Mawar Kuning
Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah sentralisasi obat dilakukan setiap bulan ? 100% 0%
Apakah sentralisasi obat yang sudah
2. 96% 4%
dilaksanakan secara optimal?
Apakah selama ini bapak/ibu memberikan etiket
3. 96% 4%
dan alamat pada obat-obatan pasien?
Apakah selama ini sebelum memberikan obat
kepada pasien bapak/ibu selalu
4. 76% 24%
menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang
telah dipergunakan?
Sumber : Data Primer (2019)

Berdasarkan tabel hasil kuesioner dengan 25 perawat didapatkan hasil


Bahwa 25 orang perawat (100%) mengatakan sentralisasi obat dilakukan
setiap bulan sedangkan untuk poin kedua dan ketigga terkait keoptimalan
sentralisasi obat dan pemberian etiket dan alamat obat-obatan yang sudah
dilakukan 96% perawat lainya mengatakan ya telah dilaksanakan secara
optimal, sedangkan poin keempat 76 % perawat mengatakan bahwa
selama memberikan obat kepada pasien telah diinformasikan terkait jumlah
kepemilikan obat.
VII. Supervisi keperawatan
Supervisi keperawatan adalah aktivitas menentukan kondisi atau

syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan asuhan

keperawatan, kegiatan supervise semacam ini adalah merupakan dorongan

dan bimbingan kesempatan bagi perkembangan keahlian dan kecakapan para

perawat, jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai

pelaksana pasif melainkan diperlukan sebgai patner kerja yang memiliki

ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu di dengar, dihargai dan diikut

sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 01 Februari 2021 di ruang Mawar

Kuning Bawah supervisi ruangan sudah terjadwal sesuai dengan program kerja,

supervisi yang dilakukan meliputi supervisi timbang terima, supervisi tindakan,

supervisi kelengkapan status. Supervisi dilakukan oleh karu kekatim dan

perawat pelaksana. Dari pelaksanaan supervise ini perawat diharapkan dapat

meningkat kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan. Sedangkan untuk

supervisi dari bidang keparawatan dilakukan 3 bulan sekali, tentang kepuasan

pelanggan, standar asuhan keperawatan (SAK).

Hasil Kuesioner Discharge Planning Dengan Perawat Di Ruang Mawar


Kuning Bawah RSUD Sidoarjo

N
PERTANYAAN YA TIDAK
O
Apakah supervisi diruangan sudah sesuai dengan
1. 96% 4%
alur yang ada?
Apakah bapak/ibu perna mendapatkan pelatihan 72% 28%
2. dan sosialisasi tentang supervise?
Sumber : Data Primer (2019)

Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan kuesioner didapatkan hasil


bahwa sebanyak 96% perawat mengatakan supervisi diruangan sudah
dilakukan secara optimal sedangkan poin kedua pertanyaan sebanyak 72%
perawat telah mendapatkan sosialaisasi dan pelatihan terkait supervisi
keperawatan.
VIII. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu tindakan yang memuat seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan
yang disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi,
dapat disimpulkan pendokumentasian adalah informasi mencakup aspek
biologis,  psikologis, social  psikologis, social dan spiritual yang terjadi pada
setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh serta informasi
yang disusun secara sistematis kedalam suatu format yang telah disetujui dan
dapat dipertanggung jawabkan secara moral maupun hukum.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 1 februari 2021 semua tenaga
kesehatan yang melakukan implementasi ke pasien dicatat dalam satu lembar
terintegrasi dan berkelanjutan
Setelah dilakukan wawancara terhadap perawat, menyatakan sudah ada
format pendokumentasian, dan melakukan pendokumentasian dengan tepat
waktu. Didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Mawar Kuning
Bawah adalah sistem SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu sistem
pendokumentasian  yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan,
misalnya dari Dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapi dan lain-lain. Contoh
dokumentasi : lembar indeks diagnose, lembar registsrasi, lembar masuk dan
keluar RS, lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan), daftar masalah,
lembar riwayat penyakit, lembar catatan harian Dokter, lembar instruksi Dokter,
lembar untuk pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Lembar instruksi Dokter
dan laporan perawat, lembar konsultasi, lembar observasi, lembar pengkajian
dan asuhan keperawatan.
Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan
pendokumentasian mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama,
data objektif, data subjektif dan tindakan keperawatan. Selama ini
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan pada lembar rekam
medis dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan keperawatan pada
rekam medis terkait advice  dari Dokter, sedangkan pada format status pasien
meliputi anamnesa, diagnosa, pengkajian, renpra, intruksi Dokter, laporan
perawat dan intervensi serta evaluasi keperawatan. Lembar observasi pasien
tidak ditempel pada bed pasien masing-masing ruangan tapi terdapat pada
lembar observasi di Nurse Station.
Komunikasi via telepon dengan SBAR
S: Situasion (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan serta
dokter yang merawat
- sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau
sudah teratasi/kebutuhan utama
B: Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
- Jelaskan  jelaskan intervensi intervensi yang telah dilakuakan dilakuakan
dan respons respons pasien dari setiap diagnose keperawatan
- Sebutkan riwayat alergi, riwayat pemedahan penanganan alat infasif dan
obat-obatan termasuk cairan infuse infasif dan obat-obatan termasuk
cairan infuse yang digunakan digunakan
- Jelaskan  jelaskan pengetahuan pengetahuan pasien dan keluarga
keluarga terhadap terhadap penanganan penanganan medis
A: Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
- Jelaskan  jelaskan secara lengkap lengkap hasil pengkajian pengkajian
pasien terkini terkini seperti seperti TTV, Skor nyeri tingkat kesadaran,
status restrain, resiko jatuh, status nutrisi kemampuan elimasi dan lain-lain
- Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recommendation
-. Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilakukan
termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
- Hasil advis dokter

Hasil Kuesioner Dokumentasi Keperawatan Dengan Perawat Di Mawar


Kuning Bawah RSUD Kabupaten Sidoarjo

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah bapak/ibu sudah mengerti cara pengisian format
100% 0%
dokuntasi tersebut dengan benar dan tepat?
2. Apakah bapak/ibu sudah melaksanakan pendokumentasian
100% 0%
dengan tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan)?
3. Apakah menurut bapak/ibu model dokumentasian
60% 40%
digunakan ini menyita banyak waktu?

Sumber: Data Primer (2018)


Berdasarkan hasil pembagian angket kuesioner kepada perawat terkait dokumentasi
keperawatan sebanyak 100% perawat mengatakan telah mengerti cara mengisi
dokumentasi keperawatan dan telah dilakukan dengan tepat waktu sedangkan poin
ketigga sebanyak 60% perawat menyatakan bahwa model dokumentasi keperawatn
yang digunakan menyita banyak waktu.

4. Money( M4)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan mulai 01-04 januari
2021 tentang sistem keuangan di Ruang Mawar Kuning Bawah
didapatkan data sebagai berikut :
IX. Sumber Dana
Sumber dana perawatan pasien di ruang mawar kuning bawah
berasal dari umum atau biaya sendiri dan BPJS. BPJS dibagi menjadi
dua, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang dimana
akan dipakai sewaktu kecelakaan kerja. JKM (surat dari dinas sosial yang
khusus untuk warga sidoarjo). Jasa Raharja (kecelakaan) dan Biaskes
Maskin yaitu untuk pasien tanpa keluarga.

X. Jenis Pembiayaan Pasien :


1.Umum
2.BPJS Kesehatan
3.JKMM
4.Biaskes Maskin
5.BPJS Ketenagakerjaan
Jenis pembiayan diruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo dari
bulan oktober-desember 2020.

Tabel jenis pembiayaan pada bulan oktober tahun 2020


NO. JENIS PEMBIAYAAN BULAN ∑ PRESENTASE (%)
1 Umum November 40 6.76%
2 BPJS Kesehatan November 427 72.13%
3 Jasa Raharja November 26 4.39%
4 Jaminan kesehatan November 60 10.14%
maskin (JKMM)
5 BPJS Ketenagakerjaan November 1 0.17%
6
NO. Biaskes Maskin
JENIS PEMBIAYAAN November
BULAN 11
∑ 1.86%
PRESENTASE
7 KEMENKES November 27 4.56%
Total 592 100% (%)
1 Umum Oktober 60 7.93%
2 BPJS Kesehatan Oktober 577 76.22% Tabel jenis
pembiayaan 3 Jasa Raharja Oktober 22 2.91% pada bulan
november tahun 4 Jaminan kesehatan Oktober 71 9.38% 2020

maskin (JKMM)
5 BPJS Ketenagakerjaan Oktober 1 0.13%
6 Biaskes Maskin Oktober 6 0.79%
7 KEMENKES Oktober 20 2.64%
Total 757 100%
Tabel jenis pembiayaan pada bulan desember tahun 2020
NO. JENIS PEMBIAYAAN BULAN ∑ PRESENTASE (%)
1 Umum Desembe 89 11.77%
r
2 BPJS Kesehatan Desembe 546 72.22%
r
3 Jasa Raharja Desembe 25 3.31%
r
4 Jaminan kesehatan Desembe 67 8.86%
maskin (JKMM) r
5 BPJS Ketenagakerjaan Desembe 1 0.13%
r
6 Biaskes Maskin Desembe 10 1,32%
r
7 KEMENKES Desembe 18 2.38%
r
8 Total 756 100%

Berdasarkan tabel di atas dari bulan oktober-desember tahun


2020 hasil pembiayaan rawat inap pasien di Mawar Kuning Bawah
paling besar menggunakan BPJS Kesehatan bulan november yaitu 577
sebanyak (76.22%).

XI.Alur Pelayanan Pasien


Umum

Pasien

IGD Poli

Pengurusan Pasien Pengurusan pasie baru


baru di IGD di bidang administrasi
Ruangan Ruangan

Gambar : Alur Pelayanan Pasien umum RSUD Kabupaten Sidoarjo


BPJS Kesehatan

Pasien

Emergensi Emergensi

Tanpa surat rujukan Pesyaratan surat


rujukan

IGD
Pengurusan rekam
medis pasien baru

Pengurusan rekam
medis pasien baru SEP
(Surat Elegibilitas Peserta)

Pengurusan BPJS di Tim Pengendali

Gambar : Alur Pelayanan Pasien BPJS RSUD Kabupaten Sidoarjo


Pada saat klien dengan status memakai BPJS rawat inap di
rumah sakit maka berkas yang harus disediakan dan diserahkan
kepada petugas administrasi adalah fotokopi kartu BPJS, fotokopi KTP
1 lembar, fotokopi surat rujukan 1 lembar, billing pelayanan, SEP 1
lembar, fotokopi surat rujukan (apabila masuk dari poli) sebanyak 2
lembar, resume medis, kelengkapan severity level 3 seperti fotocopy
hasil laboraturium pendukung diagnosis, bukti transfer darah, laporan
operasi dan tindakan besar. Bagi bayi baru lahir terdapat syarat surat
keterangan lahir, kartu keluarga, surat nikah, KTP orang tua. Syarat
untuk mengurus surat keterangan lahir adalah fotokopi KSK, fotokopi
KTP suami istri, fotokopi buku/akta nikah, fotokopi kartu BPJS masing-
masing berkas rangkap 3. Berkas tersebut kemudian diserahkan ke
loket dalam jangka waktu 2x24 jam setelah klien KRS. Kemudian
berkas tersebut diverifikasi dan akan diklaimkan ke pihak
BPJS.Peserta BPJS terdiri dari :
XII. Tarif Rawat Inap Mawar Kuning Bawah
Berikut tarif pelayanan rawat inap di Mawar Kuning Bawah Rsud Sidoarjo :
Tabel : Tarif Pelayanan Rawat Inap Mawar Kuning Bawah

NO. JASA PELAYANAN TARIF


1 Kamar per hari Rp. 40.000
2 Makan Rp. 35.000
3 Jasa pelayanan keperawatan Rp. 50.000
4 BAHP Dasar Rp. 25.000
5 Visite dokter spesialis Rp. 55.000
6 Konsul dokter via telp Rp. 25.000
7 Konsul Dokter Spesialis Di Luar Jam Kerja Rp. 60.000
Datang
8 Visite apoteker Rp. 20.000
9 Visite ahli gizi Rp. 15.000
10 Rawat luka sedang Rp. 75.000
11 Oksigen masker ≤12 jam Rp. 94.000
12 Oksigen ≥12 jam/hari Rp. 187.000
13 Oksigen nasal ≤12 jam Rp. 55.000
14 Oksigen nasal ≥12 jam/hari Rp. 75.000
15 Syringe Pump Rp. 80.000

Tabel : Jasa Pelayanan HCU di Mawar Kuning Bawah

NO. JASA PELAYANAN TARIF


1 Kamar per hari Rp. 190.000
2 Makan Rp. 60.000
3 Jasa pelayanan keperawatan Rp. 60.000
4 BAHP Dasar Rp. 50.000
5 Visite apoteker Rp. 20.000
6 Visite ahli gizi Rp. 15.000

XIII. Billing system


Pelaksanaan billing pasien di ruang mawar kuning bawah RSUD
Sidoarjo dilakukan oleh administrasi ruangan. Adanya yang
melaksanakan billing dapat mengurangi beban kerja perawat
untuk pembayaran.
5. MUTU (M5)

Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan


pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standart profesi,
standart pelayanan yang di laksanakan secara menyeluruh sesuai
dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan
sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Hal ini terjadi karena
keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak,
paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, kesengsaraan
yang di alami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang
diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan merupakan
perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat dengan
keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2004).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit.
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi,
instrument, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah sakit
perlu mempunyai program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah sakit
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah di lakukan pada tanggal 02
Februari 2021 di RSUD Kabupaten Sidoarjo di ruang mawar kuning
bawah telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien,
dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting, diantaranya sebagai
berikut :
A. Keselamatan pasien (Patient Safety)
1) Sasaran I ketepatan identifikasi pasien
Sasaran ini memiliki dua maksud dan tujuan yakni untuk
memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau
tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang di
butuhkan oleh pasien. Identifikasi pasien di lakukan untuk
menghindari kesalahan pasien Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan gelang untuk identitas pasien di pasang saat pasien
dilakukan penilaian risiko mulai dari IGD atau di ruang
perawatan.Gelang terdiri dari 4 warna yang memiliki definisi
tersendiri pada masing-masing warna yaitu :
a. Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan.
b. Gelang biru digunakan untuk pasien laki-laki.
c. Gelang kuning digunakan untuk pasien risiko jatuh.
d. Gelang merah digunakan untuk pasien alergi.
e. Gelang ungu digunakan untuk pasien tidak dilakukan resusitasi.

Menurut Kemenkes (2011) standar gelang identitas berwarna


pink atau biru berisi identitas pasien meliputi nama lengkap pasien, nomor
rekam medik, jenis kelamin pasien, dan tanggal lahir. Identifikasi pasien
dilakukan dengan mencocokan gelang identitas yang dipakai pasien.
Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit mengharuskan terdapat
paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien,
tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya (misalnya, nomor
induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat
digunakan untuk identifikasi pasien. Identifikasi pasien dilakukan ketika
penerimaan pasien baru, pemberian obat, pemberian terapi sebelum
melakukan prosedur/tindakan dan discharge planning.
Sasaran I ketepatan identifikasi pasien meliputi standart yaitu :
a) Pasien di identifikasi menggunakan 2 identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor, kamar, atau lokasi pasien
b) Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
c) Pasien di identifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis
d) Pasien di identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
atau prosedur
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi (Nursalam, 2015)
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 2 Februari 2021 ,
penerapan gelang identitas di Ruang mawar kuning bawah sudah sesuai
dengan kriteria Kemenkes yakni berwarna pink atau biru berisi identitas
pasien meliputi nama lengkap pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir,
NIK pada pasien, untuk pasien allergy di berikan label berwarna merah,
label warna kuning untuk pasien beresiko jatuh, pada pengkajian semua
pasien telah diberikan gelang identitas oleh perawat.
1. Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (2018)
komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak
mendua (ambiguous), dan diterima oleh penerima informasi yang
bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien. Komunikasi efektif yang digunakan yaitu
menggunakan metode SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation).
SBAR digunakan pada saat berkomunikasi dengan tim kesehatan
yang lain, timbang terima, berkomunikasi dengan teman sejawat,
konsultasi pasien, dan melaksanakan informed consent. SBAR juga
digunakan pada saat komunikasi atau perintah secara verbal ataupun
telepon, staf yang menerima pesan harus menuliskan dan
membacakan kembali kepada pemberi pesan dan dalam pemberi
pesan harus menandatangani dalam waktu 1x 24 jam. Kolom
comunicator yang ditandatangani oleh perawat yang menerima dan
kolom advisor yang ditandatangani oleh dokter yang memberikan
advice. Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif meliputi
standart yaitu :
a) Perintah lisan dan yang melalui telfon ataupun hasil pemeriksaan
yang di tuliskan secara lengap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
b) Perintah lisan dan melalui telfon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap di bacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
c) Perintah atau hasil pemeriksaan di konfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dan komunikasi lisan melalui
telfon
Berdasarkan hasil pengkajian 2 Februari 2021 di Ruang mawar
kuning bawah penerapan komunikasi efektif yang sudah diterapkan
yaitu menggunakan metode SBAR.
2. Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
(High Allert Medication)
Obat high alert adalah obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi dan dapat menyebabkan cedera serius pada
pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Obat yang
perlu diwaspadai terdiri atas obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila
terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik ; obat yang
nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak atau kelihatan
sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax
dan Zantac atau hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga
nama obat rupa ucapan mirip (NORUM) ; dan elektrolit konsentrat
seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2
mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar
dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%
dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau lebih
(SNARS, 2018). Untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu
diwaspadai, rumah sakit perlu menetapkan risiko spesifik dari setiap
obat dengan tetap memperhatikan aspek peresepan, menyimpan,
menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta monitoringnya. Obat
high alert harus disimpan di instalasi farmasi/unit/depo. Bila rumah
sakit ingin menyimpan di luar lokasi tersebut, disarankan disimpan
di depo farmasi yang berada di bawah tanggung jawab apoteker.
Selain itu, sebagai perawat salah satu cara untuk mewaspadai
pemberian obat, yaitu menggunakan double crosscheck mulai dari
proses persiapan sampai pemberian ke pasien.
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
(High Allert Medication) meliputi standart yaitu :
a)Kebijakan dan atau prosedur di kembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat yang
perlu di waspadai
b) Kebijakan dan prosedur di implementasikan
c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika di butuhkan secara klinis dan tindakan di ambil untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila di
perkenankan kebijakan
d) Elektrolit konsentrat yang di simpan di unit pelayanan pasien di
beri label yang jelas dan di simpan dengan cara yang membatasi
akses (restrict acces)
Berdasarkan hasil pengkajian 02 Februari 2021 di Ruang mawar
kuning bawah didapatkan kewaspadaan tentang obat yang perlu
diwaspadai sudah dilakukan menggunakan double cross check
dan dengan memisahkan obat-obatan high alert pada tempat yang
telah disediakan, untuk obat yang akan diinjeksikan penamaan
sudah dilakukan dengan labeling (etiket).
3. Sasaran IV . Kepastian tepat- lokasi, tepat prosedur, tepat –
pasien operasi
Ketepatan sebelum melakukan tindakan terdiri dari tiga hal yaitu
tepat lokasi, tepat pasien, dan tepat prosedur. Proses untuk
memastikan tepat lokasi yaitu menggunakan SPO pemberian
marker atau penanda lokasi operasi yang diberikan oleh dokter
operator menggunakan spidol permanen. Proses untuk memastikan
tepat pasien yang dilakukan di ruangan yaitu menggunakan
crosscheck pada gelang identifikasi sedangkan tepat prosedur
dilakukan di ruang operasi menggunakan beberapa check list untuk
mencegah kesalahan prosedur. Prosedur pembedahan dilakukan
melalui tiga tahap yaitu:
1. Sign in, dilakukan sebelum pasien di anestesi konfirmasi ke
pasien, keluarga dan tim anestesi.
2. Time out, dilakukan sebelum melakukan insisi, dikonfirmasikan
kepada tim bedah.
3.Sign out, dilakukan sebelum ruang operasi. Kepastian tepat-
lokasi, tepat prosedur,tepat –pasien operasi meliputi standart
yaitu :
a) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera
dikenali untuk identifikasi opearasi dan melibatkan pasien
dalam penandaan atau pemberian tanda.
b) Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain
untuk melakukan verifikasi praoperasi tepat lokasi,tepat
prosedur,dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia,tepat atau benar, dan
fungsional.
c) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat atau
mendokumentasikan prosedur sign in ( sebelum induksi).,
“sebelum inisisi atau time out”.
d) Tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan kamar
operasi)
e) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses guna memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan gigi atau dental yang dilaksanakan diruang
operasi.
Berdasarkan hasil pengkajian 02 Februari 2021 di Ruang mawar
kuning bawah untuk memastikan tepat pasien dilakukan menggunakan
crosscheck pada gelang identifikasi, tepat prosedur dilakukan dengan
cara ruangan sudah menyediakan form checklist pre operasi sedangkan
tepat lokasi di ruangan ini sudah menandai lokasi operasi yang akan di
lakukan pembedahan oleh dokter.
4. Sasaran ke V Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka infeksi
terkait pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan bagi pasien dan
petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan kesehatan
terjadi di semua unit layanan kesehatan, termasuk infeksi saluran
kencing disebabkan oleh kateter, infeksi pembuluh/aliran darah terkait
pemasangan infus baik perifer maupun sentral, dan infeksi paru-paru
terkait penggunaan ventilator. Upaya terpenting menghilangkan masalah
infeksi ini dan infeksi lainnya adalah dengan menjaga kebersihan tangan
melalui cuci tangan. Pedoman kebersihan tangan (hand hygiene)
tersedia dari World Health Organization (WHO).
Rumah sakit mengadopsi pedoman kebersihan tangan (hand
hygiene) dari WHO ini untuk dipublikasikan di seluruh rumah sakit.
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan meliputi
standart yaitu :
a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
higiene terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima
secara umum (antara lain dari WHO patient safety ).
b) Rumah sakit menerapkan program hand higiene yang efektif.
c) Kebijakan dan atau prosedur dikembangakan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan. Sebagai upaya pencegahan infeksi, di Ruang mawar
kunin bawaht telah terbentuk tim Pencegahan dan pengendalian
Infeksi (PPI), akan tetapi tim PPI tidak setiap hari melakukan
pendataan infeksi di setiap ruang.
Berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien dan keluarga pada
tanggal 02 Februari 2021 didapatkan bahwa perawat sudah
menerapkan enam momen mencuci tangan yang ditetapkan oleh
WHO. Dalam pemberian health education mengenai cara cuci
tangan yang benar sudah dilakukan melalui media berupa poster
yang di tempel di dinding.
Kejadian Infeksi Nosokomial Instalasi Rawat Inap Mawar kuning bawah Tribulan III Tahun 2020

REKAPITULASI SURVEILANS HAIs


(Healthcare Associated Infections)

No. INDIKATOR SURVEILANS JUMLAH


1. Phlebitis
jumlah pemasangan infus 2.131
jumlah hari pemasangan infus 7889
(1a)
jumlah infeksi / phlebitis (1b) 0
1b 0
insiden Density = ×1000 ×1000=0 %
1a 7889
2. IAD (Infeksi Aliran
Darah)/CLABSI
jumlah pemasangan CVC 108
jumlah hari pemasangan CVC 581
(2a)
jumlah infeksi / IADP (2b) 0
2b 0
insiden Density = ×1000 ×1000=0 %
2a 581
3. ISK (Infeksi Saluran Kemih) /
CAUTI
jumlah pemasangan kateter urin 450
menetap
jumlah hari pemasangan urin 1.218
menetap (3a)
jumlah infeksi / ISK (3b) 0
3b 0
insidem Density = ×1000 ×1000=0 %
3a 1218
4. VAP (Ventilator Asosiated
Pnemonia)
jumlah pemasangan ventilator -
jumlah hari pemasangan -
ventilator (4a)
jumlah infeksi / VAP (4b) -
4b ---- x 1000 = ---- %
Insiden Density = ×1000
4a
5. HAP (Hospital Aqcuired
Pnemonia)
jumlah pasien tirah baring total 75
jumlah hari tirah baring total (5a) 615
jumlah infeksi / HAP / Pnemonia 0
(5b)
5b 0
inseden Density = ×1000 ×1000 = 0%
5a 615
6. Dekubitus
jumlah pasien tirah baring total 75
jumlah hari tirah baring total (6a) 615
jumlah infeksi / Dekubitus (6b) 0
6b 0
inseden Density = × 1000 ×1000=0 %
6a 615
7. IDO (Infeksi Daerah Operasi
jumlah operasi bersih dan bersih 471
kontaminasi (7a)
jumlah infeksi/ IDO (7b) 0
7b 0
inseden Risk = × 100 × 100=0 %
7a 471
8. MRSA
(MeticillinResistenStapyplococcos
Aureus)
jumlah MRSA dan MSSA pada px -
CKD (8a)
jumlah kejadian MRSA pad`Sa px -
CKD (8b)
8b ---- x 100 = ---- %
inseden Risk = × 100
8a

REKAPITULASI SURVEILANS HAIs PADA PASIEN CKD


(Healthcare Associated Infections)

No. INDIKATOR SURVEY JUMLAH


1. Phlebitis
jumlah pemasangan 161
infus pada px CKD
jumlah hari pemasangan 599
infus pada px CKD (1a)
jumlah infeksi / phlebitis 0
pada px CKD (1b)
insiden Density = 0
1b x 1000=0 %
x 1000 599
1a
2. IAD (Infeksi Aliran
Darah) / CLAB BSI
jumlah pemasangan 148
CVC pada px CKD
jumlah hari pemasangan 719
CVC pada px CKD (2a)
jumlah infeksi / IADP px 0
CKD (2b)
insiden Density = 0
2b x 1000=0 %
x 1000 719
2a
3. ISK (Infeksi Saluran
Kemih)/ CAUTI
jumlah pemasangan 40
kateter urin menetap
pada px CKD
jumlah hari pemasangan 171
kateter urine menetap
pada px CKD (3a)
jumlah infeksi / ISK pada 0
px CKD (3b)
insiden Density = 0
3b x 1000=0 %
x 1000 171
3a
4. VAP (Ventilator
Associated Pneumonia)
jumlah pemasangan -
ventilator pada px CKD
jumlah hari pemasangan -
ventilator px CKD (4a)
jumlah infeksi / VAP -
pada px CKD (4b)
insiden Density = ---- x 1000 = ---- %
4b
x 1000
4a
5. HAP (Hospital Aqcuired
Pneumonia)
jumlah pasien tirah 7
baring total pada px
CKD
jumlah hari tiring baring 33
total pada px CKD (5a)
jumlah infeksi / HAP 0
/Pneumonia pada px
CKD (5b)
insiden Density = 0
5b x 1000=0 %
x 1000 33
5a
6. Dekubitus
jumlah pasien tirah 7
baring total pada px
CKD
jumalh hari tirah baring 33
total pada px CKD (6a)
jumlah infeksi / 0
decubitus pada px CKD
(6b)
insiden Density = 0
6b x 1000=0 %
x 1000 33
6a
7. IDO (Infeksi Daerah
Operasi)
jumlah operasi pada px 27
CKD (7a)
jumlah infeksi / IDO 0
pada px CKD (7b)
7b 0
insiden Risk = x 100 x 100=0 %
7a 27
8. MRSA (Meticillin
Resisten
Stapylocococcus
Aureus)
jumlah MRSSA dan -
MSSA pada px CKD
(8a)
jumlah kejadian MRSA -
pada px CKD (8b)
8b ---- x 1000 = ---- %
insiden Risk = x 100
8a

Dari tabel diatas didapatkan bahwa tidak ada kejadian infeksi phlebitis
di Instalasi Rawat Inap Mawar kunig bawah 2020 dari 2,131hari
pemasangan infus. Sedangkan untuk kejadian infeksi saluran kencing
selama 1.218 hari pemasangan dhower chateter tidak ada kejadian infeksi.
Sedangkan untuk kejadian infeksi decubitus, infeksi HAP dan VAP angka
kejadiannya adalah nihil.

5. Sasaran VI Pengurangan resiko pasien jatuh


Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko rendah
untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi berisiko tinggi. Hal ini
disebabkan oleh operasi dan/atau anestesi, perubahan mendadak
kondisipasien, serta penyesuaian pengobatan. Banyak pasien
memerlukan asesmen selama dirawat inap di rumah sakit. Rumah
sakit ‰ 0 0 Jumlah 0% 0% harus menetapkan kriteria untuk
identifikasi pasien yang dianggap berisikotinggi jatuh (SNARS, 2018).
Sasaran VI Pengurangan resiko pasien jatuh yang meliputi standart
yaitu :
a) Rumah sakit menerapkan proses assesmen awal resiko pasien
jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila di
indikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b) Langkah-langkah diterapkan untk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil assesmen dianggap beresiko.
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cidera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan
secara tidak disengaja.
d) Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan beresiko cidera pasien akibat jatuh dirumah sakit.

Tabel Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap mawar


kuning bawah di Rumah Sakit RSUD Sidoarjo pada tahun 2020
N NOIN INDIKATOR S STANDART Angka KejadianA Angka Kejadian
Tribulan III Tahun Tribulan III Tahun
2019 2020
1. K Kejadian Pasien Jatuh 0 0 1
0 0 1
2. K Kejadian Pasien Jatuh dari atas tempat0 0 0 0 0 0
tidur
Berdas
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 02 JANUARI 2021 di
Ruang mawar kuning bawah yang menggunakan form sesuai dengan usia
pasien dewasa yaitu menggunaan morsefall risk dari 5 pasien didapatakan
hasil tidak ada yang beresiko jatuh.
B. Kepuasan pasien dan perawat terhadap pelayanan kesehatan di rumah
sakit
Kepuasan pelanggan untuk instalasi rawat inap, baik Eksternal
(pasien) ataupun Internal (staf) dilakukan oleh sub Bagian Pendidikan dan
Penelitian RSUD Sidoarjo. Survei kepuasan pelanggan dilakukan setiap 1
semester atau 6 bulan sekali. Khusus untuk instalasi rawat inap, penilaian
kepuasan pelanggan dikelompokkan menjadi satu, yang terdiri dari
Instalasi Mawar Kuning bawah, Terdapat lima aspek yang dinilai dalam
penilaian kepuasan pelanggan ini yaitu dimensi Reliability,
Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangible.
1. Kepuasan pasien
Penilaian dilakukan terhadap 44 responden dari rawat inap mawar
kuning bawah Dari sejumlah responden tersebut didapatkan hasil bahwa
89% responden menyatakan puas serta 11% menyatakan tidak puas
terhadap aspek-aspek yang dinilai. Sehingga total persentase kepuasan
pelanggan adalah 100% di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo.

Kepuasan Pasien
11%

89%

tidak puas puas

2. Kepuasan perawat
hasil tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja selama menjadi
perawat di RSUD Sidoarjo. Dari total 25 perawat yang menjadi
responden, semua perawat (100%) menyatakan puas.
Kepuasan Perawat

Puas
Tidak Puas

100%

C. Patient safety ( keselamatan pasien )


Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di
rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Hampir setiap tindakan
medis menyimpan potensi resiko. Banyak jenis obat, jenis pemeriksaan dan
prosedur, serta jumlah pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis. Dalam
upaya meminimalisir kejadian yang tidak diharapkan maka perlu adanya
pencatatan dan pelaporan angka keselamatan pasien.
Angka keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap Mawar kuning bawah
Tribulan III Tahun 2020 dapat dilihat dalam tabel berikut
No. Indikator standart Angka Kejadian
Tribulan III
Tahun 2020
1. Kejadian Infeksi 0 0
Pasca Operasi
2. Kejadian Infeksi 0 0
Nosokomial
3. Kejadian Pasien 0 1
Jatuh
4. Kejadian Pasien 0 0
Terjatuh dari Bed
5. Kesalahan 0 0
Pemberian Obat
6. Kesalahan 0 0
Identifikasi pasien

Dari tabel diatas didapatkan bahwa tidak ada kejadian infeksi pasca
operasi dan kejadian infeksi nosokomial di Instalasi Rawat Inap Mawar kuning
bawah sampai dengan Tribulan III Tahun 2021, sehingga kejadian infeksi pasca
operasi adalah nihil. Resiko pasien jatuh didapatkan bahwa di Instalasi Rawat
Inap Mawar kuning bawah sampai dengan Tribulan III Tahun 2021, terdapat 1
resiko jatuh. Selain itu pemahaman terhadap Standar Prosedur Operasional
pemasangan jarum infus juga perlu ditingkatkan tak terkecuali bagi mahsiswa
keperawatan yang sedang praktek agar tidak terjadi kembali kejadian-kejadian
yang tidak diharapkan saat praktek di lapangan. Sedangkan untuk kejadian
tergores ampul, pasien terjatuh dari bed, dan kesalahan identifikasi pasien
selama periode yang sama tidak terjadi sama sekali. Begitu pula dengan
kejadian kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien yang disebabkan
kesalahan dalam pembacaan resep obat, pada Tribulan III Tahun 2019 tidak ada
kejadian dan cedera dalam kasus ini dikarenakan upaya double check telah
dimaksimalkan oleh para petugas yang ada.

D. Indikator Pelayanan Instalasi Rawat Inap Mawar Kuning Bawah


Indikator rawat inap dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator rawat Inap
terdiri dari BOR (Bed Occupation Rate), LOS (length Of Stay), TOI (Turn Over
Interval), BTO (bed Turn Over) serta NDR (Net Death Rate) dan GDR (Gross
Death rate).
No. Uraian Oktober November Desember STANDAR TREN
2020 2020 2020 T
1. BOR 58,5% 77,7% 73,3% 60 % - 80 % Turun
4,4%
2. ALOS 4,3 4,4 4,1 6 -9 hari turun
0,3
3. TOI 2,7 1,1 1,3 1 -3 hari naik
0,2
4. BTO 4,8 6,1 6,4 40 – 50 kali Naik
/tahun 0,3

5. GDR 4,7% 4,2% 4,2% < 25/1000 Turun


Pasien KRS 0,5 %

6. NDR 3,2% 2,6% 3,0% 45/1000 Naik


Pasien KRS 0,4

1. ALOS (Average Length of Stay)

ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).
Rumus :
LOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Dari tabel diatas didapatkan bahwa ALOS Instalasi Rawat Inap Mawar Kuning Bawah 3
bulan terakhir masih dibawah standar yang telah ditentukan yaitu 4,1 hari. Lama pasien
dirawat sangat tergantung dari diagnosa penyakit yang diderita si pasien. Semakin berat
dan kompleks penyakit yang diderita maka akan semakin lama pasien dirawat.

2. BTO (Bed Turn Over)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

Dari tabel diatas didapatkan bahwa BTO Instalasi Rawat Inap Mawar Merah Kuning
Bawah dalam 3 bulan terakhir diatas standar yang telah ditentukan yaitu 6,4.

3. TOI (Turn Over Interval)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Rumus :
TOI =((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup
+mati)

Dari tabel diatas didapatkan bahwa TOI Instalasi Rawat Inap Mawar Kuning Bawah
selama 3 bulan terakhir berada diantara standar yang telah ditentukan yaitu 1,3 hari.

Tabel Analisa SWOT di Ruang Mawar Kuning Bawah RSUD Sidoarjo


BAB III
PERENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai