PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-
langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di
Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia.
Pelayanan keperawatan professional merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan
kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja
dalam melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanaan
asuhan keperawatan profesional. Pemberian pelayanan perawatan
secara profesional perawat di harapkan mampu menyelesaikan tugasnya
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien
menuju kearah kesehatan yang optimal. Pelaksanaan asuhan keperawatan
profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia.
Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengevaluasi fasilitas yang ada untuk memberikan asuhan
keperawatan yang selektif dan seefisien mungkin bagi pelanggan. Perawat
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang baik sehingga pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan.
Upaya untuk mencapai kemampuan manajerial pada lingkup yang lebih
besar dapat dimulai dari lingkup yang lebih kecil. Salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan manajerial yang handal selain didapatkan di
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran praktikan di lahan praktik.
Berdasarkan alasan tersebut, mahasiswa Ners Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Surakarta dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan
manajerialnya di Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya. Adanya praktik ini
diharapkan mahasiswa mampu mengelola suatu ruang perawatan dengan
pendekatan manajemen.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Program Praktek manajemen dan kepemimpinan
keperawatan, mahasiswa mampu melakukan pengelolaan pelayanan
kesehatan/keperawatan dan asuhan keperawatan profesional di ruang
perawatan profesional di ruang perawatan dengan menerapkan metode
spesifik sesuai fungsi-fungsi manajemen dengan penuh tanggungjawab
dan percaya diri serta mempertanggungjawabkan hasil kerja organisasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan dan
kepemimpinan keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Membuat perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan (fungsi
perencanaan)
b. Mengorganisasikan kegiatan pelayanan/keperawatan (fungsi
pengorganisasian)
c. Terlibat dalam keterlaksanaannya pelayanan dan asuhan
keperawatan (fungsi penggerakan)
d. Melakukan pengontrolan (fungsi kontrol)
e. Melakukan evaluasi pelayanan dan asuhan keperawatan (fungsi
evaluasi)
C. MANFAAT
1. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Mendapatkan pelayanan yang optimal dan memuaskan.
b. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang
Al-Aqsho 5 RSU Haji Surabaya secara optimal
2. Bagi Perawat Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
a. Teridentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan MAKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
c. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara
perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain,
dan perawat dengan pasien serta keluarga
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas, dan disiplin diri perawat
3. Bagi Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Al
Aqsho 5 RSU Haji Surabaya yang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan professional
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan motode SWOT serta
menyusun rencana strategi
c. Mempelajari penerapan model keperawatan professional (MAKP)
4. Bagi Mahasiswa
a. Tercapai pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat mengelola manajemen ruang dan asuhan pasien
b. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis masalah
dengan metode SWOT dan menyusun rencana ruangan.
BAB II
PROFIL RSU HAJI SURABAYA
3. Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Bagi pasien rawat inap, standar waktu
pelayanan pasien, antara lain:
1) Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari
2) Perawatan parsial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
3) Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok
menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan metode Gillies dimana penerapan sistem klasifikasi pasien
dengan tiga kategori tersebut sebagai berikut:
1) Kategori I :
Perawatan mandiri. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah
pasien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, ganti
pakaian, makan, minum, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional. Pasien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi
atau gerakan. Pasien perlu melakukan observasi tiap shift,
pengobatan minimal, dan persiapan prosedur memerlukan
pengobatan.
2) Kategori II :
Perawatan intermediate. Kriteria pasien pada klsifikasi ini
adalah memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti makan, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan
agar makan, bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri, tindakan
perawatan untuk memonitor TTV, memeriksa produksi urine, fungsi
fisiologis, status emosional, kelancaran drainase (infus), bantuan
dalam pendidikan kesehatan serta persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
3) Kategori III:
Perawatan total. Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah
tidak dapat melakukan sendiri kebutuhan sehari-harinya, semua
kebutuhan dibantu oleh perawat, penampilan pasien sakit berat,
pasien memerlukan observasi tanda vital setiap 2 jam, menggunakan
selang NGT, menggunakan terapi intravena, pemakaian suction dan
kadang pasien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan
menggunakan perhitungan tenaga menurut metode Gillies.
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
1 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20
2 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40
3 0.51 0.42 0.30 0.81 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60
Dst
Tabel 3.3 Nilai Standart Jumlah Perawat per Shift Berdasarkan Klasifikasi Pasien
RUMUS PERHITUNGAN
1. Kebutuhan Jam Perawatan
a. Perhitungan Jam Perawatan Langsung
Total = 6 jam x ……orang = ….. jam
Partial = 3 jam x ….. orang = ….. jam
Mandiri = 2 jam x ….. orang = ….. jam
c. Jam Penyuluhan
15 menit x ….. orang = ….. menit = ….. jam
TOTAL JUMLAH JAM PERAWATAN YANG DIBUTUHKAN =….. jam
2. Kebutuhan Perawat
a. Jumlah Kebutuhan Perawat 24 Jam
Jumlah jam perawatan = ….. orang
Jam Kerja perawat/hari
ANALISA
KEBUTUHAN KETENAGAAN PERAWAT
Berdasarkan rumus Gillies maka kebutuhan perawat di ruang Al Aqsho 5
Rumah Sakit haji Surabaya, Kebutuhan Tenaga perawat mulai tanggal 8 April
sampai tanggal 10 April 2019 adalah sebagai berikut:
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (secara ideal)
1. Senin, 8 April 2019
a. Kebutuhan Jam Perawatan
1) Perhitungan perawatan langsung
Total : 2 orang x 6 jam = 12 jam
Parsial : 6 orang x 3 jam = 18 jam
Mandiri : 7 orang x 2 jam = 14 jam
Jumlah : 15 orang = 44 jam
2) Perhitungan jam perawatan tidak langsung
35 menit x 15 orang = 525 menit = 8,75 jam
3) Jam penyuluhan
15 menit x 15 orang = 225 menit = 3,75 jam
Total jam perawatan yang dibutuhkan = 56,5 jam
b. Kebutuhan perawat 24 jam = 56, 5 : 7 = 8 orang
c. Pembagian shift :
1) Pagi : 47 % x 8 orang = 4 orang
2) Sore : 35 % x 8 orang = 3 orang
3) Malam : 17 % x 8 orang = 2 orang
2. Selasa, 9 April 2019
a. Kebutuhan Jam Perawatan
1) Perhitungan perawatan langsung
Total : 5 orang x 6 jam = 30 jam
Parsial : 6 orang x 3 jam = 18 jam
7 SOP Mengganti alat tenun tanpa pasien atau dengan pasien diatasnya
21 SOP Suction
52 SOP Menerima pasien baru pre operasi elektif di instalasi rawat inap
90 SOP Tata cara pencatatan dan pelaporan sasaran mutu instalasi rawat inap
94 SOP Penanganan bila ada informasi perubahan diet pasien dari ruang rawat
inap
122 SOP Etik dan disiplin perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
4. Leaflet
No Judul
1 Luka bakar
2 Ca Mamae
3 F.Clavikula
4 Hernia
5 Ilius
6 Appendiks
7 Cidera kepala
8 Fimosis
9 Kemoterapi
Tabel 3.7 Judul Leaflet Ruang Al Aqsho 5 RSU HAJI Surabaya
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa semua alat medis dalam kondisi
baik dan dapat mencukupi kebutuhan dalam perawatan pasien.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa semua ATK dan Mebeler dalam
kondisi baik dan tercukupi.
3. Manajemen Logistik
a. Kajian teori
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serat penghapusan
material/ alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab
tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan
logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan
efektif.
1) Fungsi manajemen logistik dirumah sakit
Manajemen logistik berfungsi merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan
penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik
permulaan (point of arigin) hingga titik konsumsi (point of
consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan.
2) Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan secara umum adalah proses untuk
merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan fungsi perencanaan logistik secara khusus adalah
merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan
oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan
alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
3) Fungsi penganggaran
Penganggaran (budgetting) adalah semua kegiatan dan usaha
untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala
tertentu/ skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya.
4) Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut
pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapat
perhatian. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan
barang adalah Keppres No.80 tahun 2003.
5) Fungsi penyimpanan
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang
telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumnya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya.
6) Fungsi penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau usah pembebasan barang
dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Kajian Data
1) Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang untuk pasien seperti obat
oral, obat injeksi, cairan infus dilakukan setiap hari sesuai dengan
kebutuhan pasien. Sedangkan pengadaan barang seperti peralatan
medis dilakukan setiap tahun.
2) Proses pengadaan barang
Barang-barang yang dibutuhkan oleh ruangan akan dicatat
oleh bidang inventaris atau koordinator alat medis kemudian akan
diberikan kepada pihak pengadaan barang di rumah sakit.
3) Penyimpanan
Penyimpanan inventaris ruangan khususnya peralatan dan
bahan medis diletakkan di lemari alat medis dan di ruang perawat.
4) Pemeliharaan
Kalibrasi alat-alat medis telah dilakukan pada tanggal 2
November 2018 dan telah dilakukan pengecekan berkala pada
bulan Februari 2019, apabila terdapat alat medis yang rusak maka
akan diperbaiki oleh teknisi.
c. Analisa
Fungsi Logistik di Ruang Al-Aqsha 5 telah berjalan terorganisir
dan Fungsi Konsolidasi dari berbagai pihak seperti Farmasi, Gizi,
Dokter, dan Laboratorium berjalan dengan baik dan lancar. Ini
dibuktikan dengan penyelenggaraan kebutuhan obat, gizi, dan lab selalu
dikontrol dan dipenuhi per hari. Jadi di Ruangan Al-Aqsha 5 jarang
sekali terjadi kejadian kelebihan kebutuhan ataupun kekurangan
kebutuhan berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
Hasil pengamatan kami selama 3 hari menunjukan adanya beberapa hal
yang perlu sediki dibenahi, seperti penamaan tempat alat di floor stock
masih belum dilakukan, hal ini dapat mempermudah penataan dan
pengawasan terhadap stock dan tanggal kadaluarsanya apabila bisa
diterapkan di ruangan.
C. METODE
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
No. Aspek Ya Tidak
1 Apakah Anda mengerti/memahami model asuhan keperawatan yang √
digunakan?
2 Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan sudah sesuai menurut √
Anda?
3 Apakah model asuhan keperawatan sudah sesuai dengan visi dan misi? √
4 Apakah model yang digunakan meningkatkan kepercayaan pasien? √
5 Apakah model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja Anda? √
6 Apakah model yang digunakan mendapatkan kritik dari pasien? √
7 Apakah komunikasi dapat terjalin dengan adekuat antara tim kesehatan? √
8 Apakah rencana keperawatan dapat dilaksanakan secara kontinyu? √
9 Apakah Anda (PP/PA) sering mendapatkan bimbingan dari kepala ruang? √
10 Apakah tindakan keperawatan dilakukan sesuai standar? √
11 Apakah pembagian tugas Anda PP/PA sudah jelas? √
12 Jelaskan tugas Anda sesuai dengan model asuhan keperawatan yang √
digunakan di ruangan.
Jawaban:
13 Apakah menurut Anda kondisi pasien dapat selalu terpantau dan kebutuhan √
pasien dapat terpenuhi?
Tabel 3.11 Penilaian Pemahaman Perawat Mengenai MAKP RSU Haji Surabaya
TOTAL 37 3
PRESENTASE 100%
Tabel 3.12 Fungsi Kepala Ruang POACE Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji
Surabaya
Berdasarkan tabel diatas, dapat di interpretasikan bahwa kepala ruang
dalam menjalankan tugasnya 100%. Sehingga peran kepala ruangan sudah
baik dan perlu dipertahankan.
2) Fungsi Katim POACE
Uraian Tugas Dilakukan Tidak
Dilakukan
A. Perencanaan
1. Mengikuti serah terima pasien dari shift √
sebelumnya bersama kepala ruangan
2. Bersama kepala ruangan melakukan
pembagian tugas untuk anggota tim √
pelaksana
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan √
4. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan √
asuhan keperawatan
5. Memberi pertolongan segera pada pasien √
dengan masalah kedaruratan
6. Melakukan ronde keperawatan bersama √
kepala ruangan
7. Melakukan pelaporan dan √
pendokuemntasian
B. Pengorganisasian dan ketenagaan
1. Merumuskan tujuan dari metode penugasan √
keperawatan tim.
2. Bersama kepala ruangan membuat rincian √
tugas untuk anggota tim/pelaksana dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan
3. Melakukan pembagian kerja anggota tim / √
pelaksana sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien
4. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim √
kesehatan lain
5. Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ √
pelaksana
6. Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses √
keperawatan kepada anggota tim/pelaksana
7. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian
C. Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang tugas setiap √
anggota tim/pelaksana
2. Memberikan informasi kepada anggota tim/ √
pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
3. Melakukan bimbingan kepada anggota √
tim/pelaksana yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan
4. Memberi pujian kepada anggota √
tim/pelaksana yang melaksanakan tugasnya
dengan baik, tepat waktu, berdasarkan
prinsip, rasional, dan kebutuhan pasien.
5. Memberi teguran kepada anggota √
tim/pelaksana yang melalaikan tugas atau
membuat kesalahan
6. Memberi motivasi kepada anggota √
tim/pelaksana.
7. Melibatkan anggota tim/pelaksana dari awal √
sampai dengan akir kegiatan
8. Melakukan pelaporan dan √
pendokumentasian.
9. Melakui komunikasi mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan anggota
tim/pelaksana asuhan keperawatan kepada
pasien.
10. Melalui supervise: melihat/ mengawasi √
pelaksanaan asuhan keperawatan dan catatan
keperawatan yang dibuat oleh anggota yim/
pelaksana serta menerima/ mendengar
laporan secara lisan dari anggota tim/
pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
11. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau √
kendala yang terjadi pada saat itu juga.
12. Melakukan evaluasi √
13. Memberi umpan balik kepada anggota √
tim/pelaksana
14. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya √
tindak lanjut
15. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam √
pelaksanaan asuhan keperawatan
16. Melakukan pelaporan dan √
pendokuemntasian.
TOTAL 28 2
PRESENTASE 93,3% 36,7%
Tabel 3.13 Fungsi Katim POACE Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
Berdasarkan tabel diatas, dapat diinterpretasikan bahwa ketua tim
mampu menjalankan 93,33% uraian tugas sesuai dengan perannya. Sehingga
peran kepala ruang sudah baik dan perlu pertahankan.
3) Fungsi PP POACE
Uraian Tugas Dilakukan Tidak
dilakukan
A. Perencanaan
1. Bersama kepala ruang dan ketua tim √
mengadakan serah terima tugas
2. Menerima pembagian tugas dari ketua √
tim
3. Bersama ketua tim menyiapkan √
keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
4. Mengikuti ronde keperawatan bersama √
kepala ruangan
5. Menerima pasien baru √
6. Melakukan pelaporan dan √
pendokuemtasian
7. Menerima penjelasan tujuan dari √
metode penugasan keperawatan tim.
8. Menerima rincian tugas dari ketua tim √
sesuai dengan perencanaan terhadap
pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan
9. Melaksanakan tugas yang diberikan √
oleh ketua tim
10. Melaksanakan koordinasi pekerjaan √
dengan tim kesehatan lain.
11. Menyesuaikan waktu istirahat dengan √
anggota tim / pelaksana lainnya.
12. Melaksanakan asuhan keperawatan √
13. Menunjang pelaporan dan √
pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
14. Menerima pengarahan dan bimbingan √
dari ketua tim tentang tugas setiap
anggota tim/ pelaksana.
15. Menerima informasi dari ketua tim √
berhubungan dengan asuhan
keperawatan
16. Menerima pujian dari ketua tim √
17. Dapat menerima teguran dari ketua √
tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan
18. Mempunyai motivasi terhadap upaya √
perbaikan.
19. Terlibat aktif dari awal sampai dengan √
akir kegiatan
20. Menunjang pelaporan dan √
pendokumentasian.
21. Menyiapkan dan menunjukkan bahan √
yang diperlukan untuk proses evaluasi
serta terlihat aktif dalam mengevaluasi
kondisi pasien.
TOTAL 20 1
PRESENTASE 95,2% 4,8%
Tabel 3.14 Fungsi PP POACE Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
2. Overan Jaga
Overan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Overan pasien harus dilaksanakan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien tersebut. Sehingga dengan
overan komunikasi antar perawat maupun antar perawat dengan tim
kesehatan lain menjadi lebih efektif.
Penilaian Laporan Overan Jaga Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer, dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana dan juga
perlu melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Penilaian Pelaksanaan Ronde Keperawatan Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
No. Aspek Ya Tidak
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde √
keperawatan?
2. Apakah sebagian besar perawat mengerti adanya ronde √
keperawatan?
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan sudah optimal? √
Jawaban:
Masih perlu ditingkatkan, dikriteriakan dengan kasus yang banyak
dialami oleh pasien. Kendala yang dialami yaitu karena waktu,
kesibukan dari PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
4. Berapa kali ronde keperawatan dilakukan dalam 1 bulan? √
Jawaban:
Tidak terjadwal dalam melakukan ronde keperawatan, terakhir
dilakukan di bulan Maret
5. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan hadir semua? √
Jawaban:
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan tidak semua dapat
menghadiri ronde keperawatan, terutama dari tim medis.
Dikarenakan kurangnya waktu dan kesibukan dari tim medis
6. Apakah tim yang terlibat dalam ronde keperawatan mengikuti √
kegiatan secara optimal?
Jawaban:
Kurang optimal, karena kegiatan ronde keperawatan belum
terjadwal dan kurangnya waktu kehadiran dari tim medis
Tabel 3.16 Penilaian Pelaksanaan Ronde Keperawatan Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji
Surabaya
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Al Aqsho 5 ronde
keperawatan yang laksanakan tidak terjadwal dan kurang optimal,
dikarenakan keterbatasan waktu dari masing-masing tim kesehatan
lain terutama tim medis.
5. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
dan mengevaluasi secara terus-menerus dengan sabar, adil serta
bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengtan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan perawat
(Crown, 1997).
Penilaian Pelaksanaan Supervisi Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji
Surabaya
No. Aspek Ya Tidak
1. Apakah Anda mengerti tentang supervisi? √
Jawaban:
1. Normatif (meningkatkan kepatuhan standar SPO)
2. Formatif (memberi pengetahuan, & keterampilan, diskusi
kebijakan dan peraturan terbaru, reflective practice, Problem
solving)
3. Restroratif (motivasi, mengurangi konflik, mengurangi burnout,
meningkatkan kepercayaan diri)
2. Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang √
supervisi?
3. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan? √
4. Berapa kali supervisi dilakukan? √
1x/bulan
2x/bulan
Tidak terjadwal
KA.BID
PRA SUPERVISI
PERAWATAN
MENETAPKAN KEGIATAN DAN KEPALA RUANGAN
TUJUAN SERTA
INSTRUMEN/ALAT UKUR
SUPERVISI
SUPERVISI
6. Perencanaan Pulang
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberi kemudahan pengawasan pelayanan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang. Dari observasi yang dilakukan,
perencanaan pulang sudah dilaksanakan dan dikerjakan, tetapi belum
dilaksanakan secara optimal.
Masalah yang ditemukan dari hasil observasi adalah didapatkan
tidak semua perawat melaksanakan discharge planning mulai dari
pasien masuk sampai pasien pulang (25%)
Persentase
No Aspek
Terlaksana
1. Perawat mengerti tentang SOP perencanaan pulang 100%
2. Perawat memberikan penjelasan kepada pasien saat
75%
melakukan perencanaan pulang
3. Perawat melakukan perencanaan pulang mulai dari pasien
25%
masuk sampai akan keluar RS
4. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
100%
saat menjelaskan perencanaan pulang kepada pasien
5. Perawat mendokumentasikan setiap selesai melaksanakan
100%
perencanaan pasien pulang
Tabel 3.18 Tugas Perawat dalam Perencanaan Pulang Pasien
7. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian di ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
menggunakan SOR (Source Oriented Record). Sistem SOR yaitu
sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber
tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, ahli gizi, dan apoteker. Selain
itu tersedia sarana prasarana untuk tenaga kesehatan seperti tenaga
administrasi dan lembar dokumentasi. Dalam dokumentasi
keperawatan pengkajian menggunakan model ROBS (Review of Body
System) dan diagnosa keperawatan menggunakan nanda nic-noc,
evaluasi menggunakan SOAP. Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual belum menggunakan sistem komputerisasi
namun sudah menggunakan sistem contreng pada lembar askep yang
sudah disediakan.
Penilaian Dokumentasi Keperawatan Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
Persentase
No Aspek
Terlaksana
1. Perawat mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
100%
pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual) 100%
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 100%
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
100%
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
5. Perawat mendata yang dikaji sesuai dengan pedoman
100%
pengkajian
6. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
100%
yang telah dirumuskan
7. Diagnose keperawatan mencerminkan PE/PES 100%
8. Perawat merumuskan diagnosa keperawatan
100%
aktual/potensial
9. Perawat merumuskan perencanaan sesuai dengan
100%
diagnosa yang didapat saat pengkajian
10. Perawat menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan
100%
prioritas masalah
11. Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa dan 100%
masalah yang didapat saat pengkajian
12. Tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah 100%
13. Pendokumentasian tindakan keperawatan 37,5%
14. Evaluasi mengacu pada tujuan 100%
15. Hasil evaluasi dicatat 100%
16. Menulis pada format yang baku 100%
17. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
100%
dilaksanakan
18. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku
100%
dan benar
19. Setiap melakukan tindakan/kegiatan, perawat
mencantumkan paraf/nama jelas dan tanggal jam 100%
dilakukannya tindakan
20. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
100%
ketentuan yang berlaku
Tabel 3.19 Penilaian Dokumentasi Keperawatan Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya
8. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan seluruhnya
kepada perawat. Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat
secara bijaksana dan menghindarkan dari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan klien dapat terpenuhi.
Berdasarkan hasil pengkajian, di Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji
Surabaya sudah dilakukan sentralisasi obat.
9. Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru RSU Haji Surabaya melalui IGD atau
POLI, untuk ruang Al Aqsho pasien baru diterima oleh karu, katim
atau perawat pelaksana.
Ceklis Penerimaan Pasien Baru
No Kegiatan Ya Tidak
1 Menyiapkan kelengkapan administrasi (form penerimaan pasien √
baru, lembar tata tertib, format pengkajian, informed consent,
sentralisasi obat).
2 Menyiapkan fungsi kamar sesuai pesanan. √
3 Menyiapkan nursing kit √
4 Karu, PP yang diberi delegasi dan PA menyambut kedatangan √
pasien.
5 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga. √
6 Perawat mengantarkan pasien ke tempat tidur yang telah √
ditetapkan.
7 Memindahkan pasien dari kursi roda/ brancard. √
8 Mengatur posisi pasien dan peralatan pasien, infus, dll. √
9 Mengecek kelengkapan adminstrasi dari perawat pengantar. √
10 Memperkenalkan pasien baru kepada pasien sekamar. √
11 Mengkaji keadaan umum pasien. √
12 Melengkapi/ mengkaji pasien. √
13 Menginterventarisasi barang-barang yang dibawa pasien dan √
menyimpan di almari pasien, barang-barang yang tidak diperlukan
dibawa pulang keluarga pasien.
14 Melakukan orientasi ruangan (peralatan yang bisa digunakan), √
perawatan (perawat yang bertanggungjawab, sentralisasin obat),
medis (dokter, jadwal visite), tata tertib.
15 Perawat menanyakan kejelasan informasi yang telah disampaikan. √
16 Apabila sudah jelas, perawat meminta tanda tangan persetujuan √
sentralisasi obat dan form penerimaan pasien baru.
17 Perawat berpamitan dan mengucapkan salam. √
Tabel 3.20 Ceklis Penerimaan Pasien Baru Ruang Al Aqsho RSU Haji Surabaya
Total Nilai :
16
𝑥 100% = 94%
17
Berdasarkan data diatas didapatkan penilaian penerimaan
pasien baru di Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya mendapatkan
presentase 94%. Hal ini menunjukkan penerimaan pasien baru di
Ruang Al Aqsho 5 berjalan dengan baik.
10. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberi kemudahan pengawasan pelayanan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1999).
Dari observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah
dilaksanakan dan dikerjakan ketika pasien akan pulang. Isi format
perencanaan pulang adalah tentang waktu untuk kontrol ulang,
lanjutan perawatan dirumah, obat-obatan yang masih diminum dan
jumlahnya, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Selain itu,
pihak RS juga memberikan form penilaian kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang sudah diberikan oleh pihak RSU Haji Surabaya.
Pengisian discharge planning dilakukan oleh dokter dan mengetahui
tanda tangan dokter.
Format Ceklis Discharge Planning
No Kegiatan Ya Tidak
1 PP mengidentifikasi pasien yang direncanakan untuk pulang √
2 PP menyiapkan lembar discharge planning dan kelengkapan √
yang lain (obat, hasil rontgen, dll)
3 Mengucapkan salam √
4 PP melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga √
5 PP dibantu PA melakukan pemeriksaan fisik sesuai kondisi √
pasien
6 PP memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien √
dan keluarga untuk perawatan di rumah tentang: aturan diet,
obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, rencana control,
yang perlu dibawa saat control, prosedur control, dan jadwal
pesan khusus (bila ada).
7 PP memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga √
untuk mencoba mendemonstrasikan penkes yang telah
diajarkan.
8 PP memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga √
untuk bertanya bila belum mengerti.
9 PP mengajak pasien dan keluarga berdoa atas diberikannya √
kekambuhan.
10 PA mengantar pasien sampai Lobi RS √
11 Mengucapkan salam √
Tabel 3.21 Ceklis Discharge Planning Ruang Al Aqsho RSU Haji
Surabaya
Berdasarkan tabel diatas pengisian dalam format discharge
planning di Ruang Al Aqsho RSU Haji Surabaya sebesar 90,9%
sehingga perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan lagi.
D. M4 (MONEY)
Sumber pembiayaan ruangan sebagian besar berasal dari keuntungan
rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah/BLUD di bawah
pengawasan Provinsi Jawa timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Badan Penyelanggara
Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Selain dari BPJS
pembiayaan pasien di Ruang Al-Aqso terdiri dari umum (biaya sendiri)
dan asuransi pihak ketiga seperti asuransi jasa raharja, kepegawaian dll.
Daftar Kegiatan Pengkajian M4 (Money)
No Kegiatan Hasil
1 Menanyakan apakah kepala Kepala ruangan tidak dilibatkan dalam
ruang dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan
penyusunan rencana anggaran seperti penyusunan anggaran biaya, kepala
tahunan ruangan hanya dilibatkan dalam
penyusunan rencana kebutuhan logistik
melalui pengajuan proposal
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)
Perguruan Tinggi 5 (25%)
SMA/ SLTA: 9 (45%)
SMP/SLTP: 5 (25%)
SD 1 (5%)
Tidak Sekolah 0 (0%)
Tabel 3.24 Tingkat Pendidikan Pasien di Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji
Surabaya
Berdasarkan Tabel 3.24 didapatkan bahwa sebagian besar pasien
di ruangan Al-Aqsho 5 dengan tingkat pendidikan SMA/SLTA
sebesar 45%.
c. Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (orang) Presentase (%)
PNS 2 (10%)
Swasta 6 (30%)
Pelajar 3 (15%)
Ibu Rumah Tangga 7 (35%)
Pensiunan 2 (10%)
Tabel 3.25 Pekerjaan Pasien di Ruang Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya