PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks biaya yang
Sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat.
Oleh karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu mendapatkan prioritas utama
terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
1
2
Kemampuan dalam manajerial dan pengelolaan kasus yang lebih baik dapat
dimulai dari latihan mengelola hal-hal yang kecil terlebih dahulu, seperti
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus.
mampu:
analisa SWOT
ruangan.
telah ditetapkan.
keperawatan.
C. Manfaat
ruangan.
asuhan keperawatan
perawat.
berkesinambungan.
secara komprehensif.
BAB II
PENGUMPULAN DATA
kesehatan yang besifat sosial ekonomi, yaitu usaha yang walaupun bersifat
sehingga diperlukan adanya pola manajemen yang jelas dan modern untuk
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah salah satu Rumah
Sakit milik pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri pada tanggal 31
Agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 maret 2010 sebagai salah
satu unit pelayanan kesehatan yang terletak di Kota Mataram luas lahan
20.473 m2.
6
7
ditetapkan menjadi Rumah Sakit tipe B dengan total sumber daya manusia
Visi:
Misi:
profesional.
kemajuan IPTEKDOK.
Tujuan:
dan internal.
Motto:
• Senyum
• Mutu
• Inovatif
• Lengkap
• Efisien
3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
Visi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Adalah:
“Pelayanan Rawat Inap Pilihan Masyarakat Dengan Tingkat Kepuasan
Misi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah:
Internasional.
Mataram:
1. Landasan Teori
a. Pendidikan
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
b. Pelatihan Kerja
tertentu.
c. Masa kerja
prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai saat ini belum dapat diambil
dinas di ruang IRNA III B terdiri dari dinas pagi yang bertugas adalah
15
karu, katim, PP, ahli gizi, administrasi apoteker dan cleaning servise.
Sedangkan untuk dinas siang dan malam yang bertugas adalah katim
kriteria :
dengan kriteria :
memerlukan prosedur
16
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi/tidak sadar
alat ke CSSD.
19
produktif shif pagi yaitu makan, sedangkan kegiatan Non produktif yang
IGD POLI
Ruang Inap
Pemeriksaan
Pengobatan/Tindakan
Sembuh/KRS Meninggal
20
Mataram
yang tersedia tidak cukup (tidak sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah
RSUD Kota Mataram yang meliputi: alat keperawatan, alat rumah tangga,
bahan habis pakai (BHP) alat pencatatan dan pelaporan, alat tenun serta
Lahan diperoleh informasi bahwa pengadaan alat atau bahan yang sudah
dilakukan tiap 3 kali seminggu yaitu pada hari selasa, hari kamis dan hari
sabtu atau bisa sesuai dengan kebutuhan. Amprahan ini tidak sepenuhnya
alat apa saja yang diamprah untuk nanti dipertimbangkan Kepala Ruangan.
a. Lokasi
Keterangan :
R. 1-R.8 : Ruang Rawat Inap Kelas III B
R.9 : Nurse Station
R.10 : Ruang Obat
R. 11 : Ruang Alat Dan Linen
15 : Jalur Evakuasi
Masing-masing ruangan memiliki ukuran (6 meter x 3,5 meter x 3
III B terdiri dari 8 ruang rawat inap kelas 3. Masing-masing ruang diisi
3 tempat tidur, AC, jendela dan kamar mandi. Nurse Station terletak
b. Fasilitas Pasien
2) Kamar Mandi
3) Tempat Tidur
4) Kursi Pengunjung
5) Tiang Infus
6) AC
e. Inventaris Peralatan
1) Alat Kesehatan
2) Non-Alkes
Tabel 2.8 Daftar Alat Non-Kesehatan Di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Lampu pijar 40 buah 40 -
2. Lemari Pasien 24 buah 24 -
3. Bad/Tempat Tidur 24 buah 24 -
4. Rak sepatu 7 buah 7 -
5. Jam Dinding 8 buah 8 -
6. Handrub 7 buah 7 -
7. Gorden / tirai 86 buah 86 -
8. Lampu Bed 35 buah 35 -
9. Kursi cetose 6 buah 6 -
10. Kursi plastic 16 buah 16 -
11. AC 10 buah 10 -
12. Oksigen Line central 24 buah 24 -
13. Suction Line 24 buah 24 -
14. Gayung 11 buah 11 -
15. Pispot 6 buah 6 -
16. Ember 8 buah 8 -
17. Cok Listrik 26 buah 26 -
18. Bantal 17 buah 17 -
19. Guling 0 buah 0 -
20. CCTV 2 buah 2 -
26
42 Komot 1/ ruangan
Sumber: Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan,
2001)
3) Fasilitas Tempat Tidur Kelas
III B : 24 Tempat tidur
penunggu.
permukaan.
Sistem kalibrasi pada Ruang IRNA III B tiap 6 bulan sekali, dan
7) Pengelolaan sampah
sampah vial dan botol cairan infus, dan safety box untuk spuit dan
ampul.
8) Renovasi Ruangan
dan tidak ada penutupnya, plapon yang sudah berjamur dan handrell
1) Metode primer
2020)
Primer
harus membagi tanggung jawab dan tugasnya kepada orang lain. Satu
c. Timbang Terima
dinas berikutnya.
Dilakukan
Tahap Kegiatan
Ya Tidak
Persiapan 1. Timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift/operan.
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum dapat teratasi
34
Keterangan penilaian:
d. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
terkait masalah pasien, baik itu antar perawat, antar dokter, maupun
36
keperawatan.
e. Supervisi Keperawatan
harus memberikan solusi dan menjadi role model bagi staf dan
bersangkutan.
manajamen.
ruangan masing-masing.
sebelumnya.
keperawatan.
pasien.
keperawatan.
keperawatan.
keperawatan.
ruangan.
39
didik keperawatan.
digunakan.
lain-lain.
ruangan.
tempat praktik.
40
pakarnya.
mengembangkan kepemimpinan.
dengan baik.
41
tugasnya.
tim.
6) Melakukan supervise.
di ruangan.
pendokumentasian.
tim.
keperawatan.
5) Melakukanpelaporan dan
pendokumentasian.
42
7) Melalui supervisi:
d. Audit keperawatan.
43
f. Discharge Planning
budaya pasien.
saat pasien pulang. Hal hal yang disampaikan meliputi: obat, kontrol
dan nutrisi/diit.
keluar rumah sakit dan dapat dilihat dari kesiapan untuk menghadapi
dirawat.
Dilakukan
Tanggal Kegiatan
Ya Tidak
1. Pengobatan di rumah, mencakup resep
baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan,
dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama,
dosis, frekuensi, dan efek samping
yangumum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium
yang dianjurkan, dan pemeriksaan
lain,dengan petunjuk bagaimana untuk
memperoleh atau bilamana waktu
akandiadakannya.
4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup
dan tentang perubahan aktivitas,
latihan,diet makanan yang dianjurkan dan
pembatasannya.
45
g. Pendokumentasian Keperawatan
Catatan yang berisikan seluruh dat yang dibutuhkan untuk
yang lengkap dan benar, tentang keadan pasien selama di rawat yang
jawab dan tanggung gugat akan tetapi belum dilakukan secara optimal
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005)
1. Tn. F 5 Hari
2. Ny. S 5 Hari
3. Ny. S 5 Hari
4. Ny.E 5 Hari
5. Ny.Z 4 Hari
6. Tn.J 3 Hari
27
AVLOS=
6
IRNA III B yaitu 5 hari, dan merupakan hasil yang tidak ideal.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Hari Perawatan 27
TOI= 24 𝑥 65 − 27
BTO menurut Huffman 1994 adalah “... The net effect of changed in
adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu
BTO
6
BTO = 24
dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan
dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan
dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan
dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini memberikan
Ruangan IRNA III B RSUD Kota Mataram di dapatkan data bahwa setiap
Untuk biaya rawat inap di ruang IRNA III B pasien dikenakan biaya
dengan total Rp. 190.000,- untuk permalam dengan rincian biaya kamar
Rp. 60.000 dan biaya perawatan 100.000,- dan visite dokter 30.000;-
52
6. M5 (Market) Mutu yang dihasilkan dari Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
tidur rumash sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-
bed.
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
= 11 X 100%
24
= 45,8 %
53
bed.
= 14 X 100%
24
= 58,3 %
bed.
= 16 X 100%
24
= 66,7%
kategori ideal.
b) Kepuasan Pasien
Pasien
dengan sample acak didapatkan data bahwa sekitar 5 orang yang menjadi
ANALISA SWOT
A. Hasil Analisa Swot Diruang Irna IRNA III B Rumah Sakit Kota
ANALISA S.W.O.T
56
57
pemerintah di mana
MAKP merupakan
salah satu penilaian
8. Adanya pelatihan
dan seminar tentang
Management
Bangsal yang telah
diikuti oleh Kepala
Ruangan IRNA III
B Keperawatan.
59
tindakan pasien
pulang dan buku
SOP
4. Nurse station
terletak di
tengah ruangan,
sehingga
memudahkan
komunikasi dan
kerjasama
perawat serta
memudahkan
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan di
setiap ruang
pasien
62
5. Penggantian
alat tenun
dilakukan setaip
hari dan apabila
alat tenun kotor,
saat itu juga
langsung
diganti
6. Terdapat
pemeliharaan
dan perawatan
dari sarana
3. Metode 1. RS memiliki Visi 1. perawat yang belum 1. Adanya kesempatan 1. Tuntutan tinggi oleh
(M3) misi dan Motto mengerti metode untuk melanjutkan masyarakat untuk
RS sebagai MAKP yang pendidikannya. mendapatkan
acuan digunakan di 2. Adanya program pelayanan kesehatan
melaksanakan IRNA III B yang pelatihan dan yang lebih
kegiatan baru bergabung di seminar. profesional.
pelayanan IRNA III B
63
3. Kepala ruangan
mendukung dan
melaksanakan
supervise di
ruangan masing
masing satu
bulan sekali
Timbang 1. Adanya laporan 1. Timbang terima yang 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan
Terima jaga setiap shift, dilaksanakan di Profesi Ners yang yang tinggi dari
timbang terima ruang IRNA III B sedang praktisi masyarakat untuk
(Hand over) belum optimal masih manajemen mendapatkan
sudah lebih banyak keperawatan. pelayanan
merupakan membahas masalah 2. Adanya kerja sama keperawatan yang
kegiatan rutin medis dibandingkan yang baik antara profesional
dilakukan. masalah keperawatan mahasiswa profesi 2. Meningkatnya
2. Adanya ners dengan perawat kesadaran
kemampuan ruangan masyarakat tentang
perawat untuk 3. Kebijakan rumah tanggung jawab dan
sakit (bidang tanggung gugat
66
4. Keuangan 1. Selain gaji yang 1. Tidak ada masalah 2. Pengeluaran sebagian 1. Adanya tuntutan
(Money) menetap besar dibiayai yang lebih tinggi dari
M4 diterima oleh institusi. masyarakat untuk
pegawai, 3. Ada kesempatan mendapatkan
adanya untuk menggunakan pelayanan kesehatan
pendapatan instrumen media yang lebih
tambahan yaitu dengan re-use professional
dari jasa sehingga menghemat sehingga
pelayanan pengeluaran, membutuhkan
medic seperti pendanaan yang lebih
jasa BPJS, jasa besar untuk sarana
raharja asuransi dan prasarana yang
umum dan lebih baik.
Dinas sosial
2. Pengeluaran
dan kebutuhan
ruangan
70
dibiayai oleh
institusi dan
adanya
kesempatan
untuk
menggunakan
instrument
media dengan
re-use sehingga
menghemat
pengeluaran
5. Market 1. Rata – rata lama 1. Tidak ada masalah 2. Mahasiswa Profesi 1. Adanya peningkatan
(M5) pasien rawat ners Keperawatan standar masyarakat
berdasarkan yang praktek yang harus
perhitungan manajemen terpenuhi.
AVLOS adalah keperawatan. 2. Persaingan Rumah
7 hari dan 3. Kerja sama yang baik Sakit dalam
merupakan hasil anatara mahasiswa memberikan
yang ideal dengan perawat. pelayanan
71
6. Mesin (M6) 1. Tersedianya 1. Tidak ada masalah 2. Mahasiswa Profesi 1. Adanya pegawai
fasilitas mesin Ners yang praktek teknisi mesin.
yang lengkap manajemen 2. Adanya seminar atau
seperti EKG, keperawatan. pelatihan tentang
suction, Syring 3. Kerja sama yang baik pengaplikasian
pump tunggal, antara mahasiswa mesin.
syring pump dengan perawat.
ganda, infuse
pump,
nebulizer,
monitor.
72
III B, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan plan of action dari tiap masalah
1 Man
• Berdasarkan
observasi terdapat
masih adanya 5 orang
perawat yang
pendidikannya D3
4 2 5 4 5 20 2
• Masih adanya
perawat yang belum
mengikuti pelatihan
secara maksimal.
Antara lain:
73
Service excellent
Resusitasi neonates
Perawatan medical
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Methods
• perawat yang belum
mengerti metode
MAKP yang
digunakan di IRNA III
B yang baru
bergabung di IRNA III
B 4 4 5 5 5 23 1
• Timbang terima yang
dilaksanakan di ruang
IRNA III B belum
optimal karena lebih
banyak membahas
masalah medis
75
dibandingkan masalah
keperawatan
• Ronde keperawatan
adalah kegiatan yang
belum dilaksanakan
secara teratur diruang
IRNA III B
• Pengawasan terhadap
sistematika
pendokumentasian
belum optimal
dilaksanakan terbukti
hasil observasi status
pasien masih banyak
yang kosong, perawat
mengisi pada saat
pasien akan pulang
76
terangan :
1. Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
4. Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
77
keperawatan Semua
meningkat Mahasiswa
Profesi Ners
4. Menyediakan sarana dan Agar
prasarana discharge pelaksanaan
planning seperti leafleat discharge
untuk penyakit tertentu planning lebih
seperti CHF,SNH dan optimal
Hipertensi
79
1. Timbang Terima
a. Menyusun POA Timbang Terima
- Hari/Tanggal : Jum'at 15 April 2022
- Penanggung Jawab : Nurhasanah, Sahrul Ramadhan, Dewinta
Husdianti Ikmalia, Silvia Rismawati, Tri Putranto Maytas. A,
Yuliatri Kresnawati
b. Membuat buku laporan timbang terima.
c. Pelaksanaan
1) Dilaksanakan setiap kali pergantian shift.
2) Dilaksanakan di ruang nurse station.
3) Dilaksanakan di ruang pasien.
- Penanggung Jawab : Nurhasanah, Sahrul Ramadhan,
Dewinta Husdianti Ikmalia, Silvia Rismawati, Tri Putranto
Maytas. A, Yuliatri Kresnawati
d. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswa Profesi Ners Poltekkes
Mataram dan perawat ruangan.
2) Adanya mahasiswa yang membuat buku timbang terima.
3) Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia
e. Faktor penghambat
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.
2) Banyaknya masalah klien dengan penyakit yang berbeda dan
komplikasinya.
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
80
81
f. Evaluasi
1) Mahasisawa praktikan menyebutkan diagnosa medis dan
diagnosa keperawatan serta keluhan pasien.
2) Mahasiswa melanjutkan intervensi keperawatan yang belum
teratasi
3) Mahasiswa melakukan dan memahami bagaimana cara
timbang terima yang baik dan benar.
4) Saat melakukan timbang terima ke ruang pasien mahasiswa
dan perawat melakukan validasi data keluhan pasien.
2. Discharge Planning
a. Menyusun POA Discharge Planning
Tanggal : 20 April 2022
Penanggung Jawab : Ria Elviana Sukma Dewi, Haryati Syamsuddin,
Resti Komalasari.
b. Menentukan tim Discharge Planning
c. Menyusun proposal Discharge Planning
d. Meyiapkan Lembar Discharge Planning
e. Menyiapkan dan memberikan kartu discharge planning.
f. Menyiapkn leaflet dan memberikan leaflet pada pasien.
g. Pelaksanaan Discharge Planning
Hari/Tanggal : 20 – 22 April 2022
Ruangan : IRNA III B
Penanggung Jawab : Ria Elviana Sukma Dewi, Haryati Syamsuddin,
Resti Komalasari
h. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswaProfesi Ners Poltekkes
Mataram dengan perawat klinik.
2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
perawat ruangan
3) Adanya kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.
82
i. Faktor penghambat
1) Faktor pelaksanaan discharge Planning membutuhkan
komunikasi yang baik
2) Keterlibatan dan partisipasi dari keluarga cenderung masih
kurang
j. Evaluasi
1) Mahasiswa dapat melakukan Discharge planning sesuai
dengan perencanaan rencana pulang yang sesuai standar
2) Mahasiswa memberikan leaflet dan kartu Discharge
Planning.
3) Mahasiswa menerima dan melakukan penyuluhan saat pasien
masuk.
4) Pasien dan keluarga pasen mengerti dan memahami
penjelasan tentang penyakit pasien, pencegahan, perawatan,
nutrisi, aktivitas, maupun istrahat sesuai dengan laeflet yang
diberikan.
5) Pasien dan keluarga tampak kooperatif
3. Ronde Keperawatan
a. Menyusun POA ronde keperawatan
- Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022
- Penanggung Jawab : kelompok 8
b. Menentukan masalah untuk ronde keperawatan
1) Masalah yang diambil adalah masalah dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus, deangan diagnose keperawatan Nyeri,
ketidakstabilan Glukosa Darah, Gangguan Mobilitas Fisik,
Kurang Pengetahuan dengan masa perawatan 9 hari.
c. Menentukkan tim ronde keperawatan
d. Menyusun proposal ronde keperawatan
e. Pelaksanaan ronde keperawatan
1) Hari/Tanggal : Jum'at 22 April 2022
2) Ruangan : IRNA III B
83
85
86
lebih sedikit, Pada saat kami melaksanakan kegiatan timbang terima dan
sudah melaksanakan sesuai dengan SOP.
5. Discharge Planning
Discharge planning yang dilaksanakan di ruang IRNA IIIB belum
dilengkapi dengan sarana dan prasarana discharge planning seperti
leafleat untuk penyakit tertentu sehingga kami mahasiswa Poltekkes
Mataram menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan discharge planning seperti leaflet dan video
edukasi.
6. Pendokumentasian
Di IRNA III B sudah ada sistem pendokumentasian SOAP yaitu suatu
system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan misalnya dokter, perawat, gizi, dan lain-lain, format asuhan
keperawatan, serta kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat akan tetapi belum dilakukan secara optimal dibuktikan
dengan masih adanya lembaran-lembaran dokumentasi yang belum terisi
sehingga kami mahasiswa melaksanakan diskusi antar ketua tim untuk
meningkatkan pelaksanaan pendokumentasian yang lengkap sesuai SOP.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat di ruangan, perawat
harus mengerjakan semua tindakan sesuai protap yang sudah ditetapkan
2. Pada saat melakukan timbang terima diharapkan mencantumkan masalah
keperawatan dan tindakan yang telah dilakukan, serta melaporkan
keadaan alat-alat
3. Diperlukan pengembangan ilmu-ilmu terbaru oleh pemberi pelayanan
kesehatan khususnya perawat dalam persiapan menghadapi era
globalisasi
4. Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien harus
memperhatikan teknik komunikasi terapeutik untuk memotivasi
kesembuhan pasien dan untuk menghindari sigma negatif terhadap
pelayanan keperawatan oleh pasien dan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Indar, & Syafar., M. (2008). Analisis hubungan karakteristik induvidu
dan motivasi dengan kinerja asuhan perawatan BP. Rumah Sakit Umum
Labung Baji Makassar.. Kesehatan Masyarakat Madani, 1(2)
Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan faktor karakteristi individu dan
kondisi pekerjaan terhadap stres kerja pada perawat gigi Jurnal Of Public
Health, 12(1),75-84.
Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean psikologis
perawat terhadap Pemberdayaan psikologia.Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(1), 17-22.
Liberty.
Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan
kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin tahun
2013, 1–14.
Damanik. (2016). Pengruh Jenis Kelamin, Motivasi belajar, dan bimbingan karier
Desima, R. (2013). Tingkat stres kerja perawat dengan perilaku caring perawat.
87
88
Faizin, A., & Winarsih. (2008). Hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja
perawat dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Kabupaten Boyolali. 137–
142.67
Fritz. (2011). Hubungan Usia, Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit dr. Koesnadi Bondowoso. Jurnal Of Health Science,
1(2), 30–37.
Gobel, R. S., Rattu, J. A. M., & Akili, R. H. (2014). Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Icu Dan UGD RSUD
Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.
salemba medika.
Heruqutanto, Harsono, H., Damayanti, M., & Setiawati, E. P. (2017). Stres Kerja
Indriono Anik, & Zaenudin. (2015). Hubungan antara motivasi kerja perawat
dengan kepuasan kerja perawat di instalasi rawat inap badan rumah sakit umum
daerah kabupaten batang, 1–14.
Indriyani. (2009). Pengaruh konflik peran ganda dan stres kerja terhadap kinerja
perawat wanita rumah sakit. (Tesis). Universitas Diponegoro Semarang, Depok,
Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi Tenaga Keperawatan. Info Datin, 1–12.
Kreitner dan Kinichi Angelo. (2004). Perilaku Organisasi (1st ed.). Jakarta:
Salember Empat.
89
Makatiho, J. G., Tilaar, C., & Ratag, B. (2015). Motivasi kerja Perawat di Instalasi
Meta Nurita D.S. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan
Rodaskarya.