Disusunoleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Dan Gambaran Umum RSI Arafah dan ruang Sofa Marwah RSI ARAFAH Rembang.
Undang-undang RI No. 340 tahun 2010 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. RSI Arafah Rembang adalah
salah satu dari sekian layanan kesehatan milik PBNU Kabupaten Rembang yang berbentuk RSI. diurus oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Rembang
dan tercantum ke dalam Rumah Sakit Kelas D. Layanan Kesehatan ini telah terdaftar sejak 2 Desember 2015 dengan nomor surat ijin 445/1704/2011 dan
tanggal surat ijin 2 Mel 2011 dari Bupati Rembang dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 5 tahun. Sesudah melakukan prosedur Akreditasi RS seluruh
Indonesia dengan proses Akreditasi Internasional akhirnya diberikan status tingkat Madya Akreditasi Rumah Sakit. RSI ini beralamat di jl Rembang-
Lasem Km V desa Tritunggal Rembang Jawa Tengah Indonesi
2. Visi
Menjadi rumah sakit pusat layanan trauma di kabupaten rembang dan sekitarnya
3. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan bemutu berorientasi pada kecepatan, ketepatan, kesela tan dan kenyamanan berdasarkan etika dan
profesionalisme
b. Meningkatkan sumber daya yang berkualitas dan kompeten
c. Memberikan akses kesehatan yang mudah dan berkualitas kepada masyarakat luas
d. Menjadi bagian integral jaringan kesehatan nasional
4. Falsafah
Profesionalisme dengan mengimplementasikan nilai-nilai ahlun sunnah wal jama'ah di bidang kesehatan.
5. Moto
Mengharap Ridho Allah, Berkhidmah Setulus Hati ( Yayasan NU Rembang, 2017)Fungsi Rumah Sakit
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripuma tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dafam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penerapan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
E. Timbang terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah-langkah
a) Kedua shif dalam keadaan siap.
b) Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.
c) Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang selanjutnya meliputi kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a – e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station tidak di depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian
keliling melihat keadaan semua klien untuk memperkenalkan petugas (perawat/bidan) yang jaga selanjutnya (sore/malam).
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
Kedua kelompok sudah siap.
Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan serah terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan dengan
masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan serta hal penting lainya.
Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga
berikutnya.
Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima : identitas dan diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum
dilakukan, intervensi.
PASIEN
G. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping
pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat profesional
dengan kepala ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota tim.
1) Tujuan
a) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
2) Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawatan utama.
Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
Memberikan justifikasi.
Memberikan Reinforcement.
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional.
Mengarah pada koreksi.
Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3) Persiapan
a) Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b) Pemberian Inform consent kepada klien atau keluarga.
4) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat profesional ( ketua tim ). Dalam hal ini penjelasan difokuskan dalam masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat profesional/ketua tim/perawat konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan
dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.
8) Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap dimana perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu
tindakan .implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan keperawatan mandiri atau pendelegasian dan mencatat apa yang dilakukan .
dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.
9) Evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan .evaluasi merupakan perencanaan , pelaksanaan ,kemajuan aktivitas yang mana klien
dan profesional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatan.
Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan berdasarkan teori D. Orem : Self Care Defisit berdasarkan
criteria sebagai berikut:
Tabel 2.2. Klasifikasi Pasien berdasarkan Tingkat Ketregantungan
No Klasifikasi dan Kriteria
1. PERAWATAN MINIMAL (1 – 2 JAM / 24 JAM)
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. HASIL PENGKAJIAN
I. 5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market )
1. MAN
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang – orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
ADMINISTRASI LOGISTIK
PJS
PERAWAT
NS. SITI KOIDAH, S. Kep 6. NS. SITI AROMA, S. Kep
c. Pendidikan
Karakteristik pendidikan perawat di Ruang Sofa Marwa sampai bulan Desember 2020
Ruang Sofa Marwah merupakan Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam, Bedah, Orthopedi, Saraf yang terdiri dari Ruang Rawat Kelas II, Kelas III.
Terdapat 12 Kamar dan 36 Tempat Tidur.Ruang Sofa Marwah berada di sebelah selatan RS, sebelah utara ruangan Dzulkulaifah (Bangsal Rawat Inap
Penyakit Saraf untuk kelas I dan VIP ) dan sebelah utara Ruang Muzdalifah (Bangsal Rawat Inap obgyn dan anak).
.Ditengah ruang Sofa Marwah terdapat nurse station yang digunakan perawat ruangan untuk melakukan kegiatan membuat asuhan keperawatan
setiap harinya dan ruangan kepala ruang yang juga digunakan sebagai ruang transit perawat serta terdapat loker obat pasien. Terdapat satu ruangan yang
disediakan untuk pengoplosan obat, satu kamar mandi untuk petugas, dan satu gudang.
DENAH RUANG SOFA MARWA RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH REMBANG
R. ISOLASI (2 BED)
RID
KO
OR
R. SOFA D (4 BED)
R. SOFA C (4 BED)
R. SOFA B (4 BED)
R. SOFA A (4 BED)
RID
KO
OR
KAMAR
STATION
PERAWAT
NURSE
R. OBAT
TOILET
R. MARWA A (2 BED)
RID
KO
OR
R.
R. MARWA
MARWA G
F
D
B
C
E (2
(2 BED)
BED)
Fasilitas Ruang Rawat
Fasilitas yang disediakan di ruang Sofa Marwah kelas 2 yang berkapasitas 7 ruangan dari kamar 1 hingga 7, terdapat 1 AC, 1 televisi , kipas
angin dan terdapat 2 bed serta kamar mandi di setiap ruangan.
Sedangkan untuk fasilitas kelas III di ruang sofa marwah, yang berkapasitas 20 tempat tidur terdapat AC, kipas angin, terdapat 4 bed di setiap
ruangan serta kamar mandi dalam. Pada ruang isolasi tidak terdapat AC, terdapat 1 kipas angin, 1 bed dan terdapat kamar mandi dalam.
1. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Nurse station
b. Ruang obat dan tindakan
c. Kamar mandi
d. Dapur
e. Ruang ganti / mushola
f. Ruang diskusi
2. Fasilitas untuk pasien
Tempat tidur ruang sofa marwa terdiri dari 12 kamar dengan kapasitas 32 tempat tidur. Dari hasil wawancara dengan perawat ruangan, apabila
ada pasien baru masuk selalu di berikan orientasi ruangan akan tetapi dalam manajemen pengurangan resiko jatuh kurang optimal di tandai
dengan tidak adanya tanda identifikasi resiko jatuh pada bad dan kurangnya pengetahuan yang di berikan kepada pasien dan keluarga.
3. Fasilitas ruangan
Setiap kamar terdiri dari 2 bad,2 almari,2 kursi penunggu. Berdasarkan wawancara dengan sebagian pasien dan keluarga, fasilitas diruangan
untuk pasien sudah cukup baik. Namun pencahayaan diruangan kurang adekuat dan belum ada tanda identifikasi pada bad pasien yang beresiko
jatuh.
4. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri dengan menggunakan almari loker untuk masing masing pasien. Pemberian obat dengan
dosis yang telah diberikan dokter dan jam pemberian sesuai jadwal.
5. Inventaris ruangan
Inventaris alat
Tabel: 3.4
NO NAMA STANDAR YANG DIMILIKI/ MASALAH
ALAT DEPKES/ KONDISI
KONDISI
Sumber: Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomer 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit.
Buku Administrasi Penunjang
Tabel 3.7
NO NAMA BUKU PELAKSANAAN MASALAH
1 Buku TTV Setiap shift mengisi data – data Tidak ada masalah
pasien meliputi tekanan darah, nadi,
dan suhu
2 Buku pasien pulang Perawat selalu mengisi buku Tidak ada masalah
tersebut bila ada pasien yang
pulang.
3 Buku injeksi Setiap shift malam menulis buku Tidak ada masalah
injeksi dan setelah ada visite dokter
ada perubahan terapi perawat
langsung mengganti buku injeksi.
4 Buku timbang Buku sudah tersedia, dijadikan satu Tanda tangan pemberi
terima dengan buku pre dan post dan penerima tidak
confrence, diisi setiap shif sesuai lengkap
kondisi dan terapi pasien.
Setiap shift sudah tercantum jumlah
pasien, .
9 Buku apel Buku sudah tersedia, setiap habis Tidak ada masalah
apel pagi menulis informasi yang
didapat dari apel pagi.
10 Buku diet makanan Buku sudah tersedia, dibuat setiap Tidak ada masalah
shif sesuai kebutuhan diet pasien.
3. METHOD
a. Model Asuhan Keperawatan
Dari wawancara dengan kepala ruang sofa marwa menggunakan asuhan keperawatan moduler melalui kombinasi model tim dan primer.
Metode Modular. Yaitu ada 4 tim, masing-masing tim beranggotakan 3-4 oarang anggota
Didalam pelaksanaannya anggota tim tidak tetap ( berubah-ubah) dan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan masih terkesan
menggunakan metode fungsional. Misalnya dalam memberikan obat injeksi dilakukan oleh 1-2 orang pada pasien secara keseluruhan.
Peran dari masing-masing orang masih kurang jelas. Misal peran kepala ruang yang masih terjun langsung melakukan tindakan keperawatan
sendiri sehingga tugas dan peran kepala ruang yang seharusnya kurang maksimal.. Tugas ka tim masih kurang jelas dalam pre dan post
konfern. Pendokumetasian asuhan keperawatan banyak yang kurang lengkap dan terkesan masih acak-acakan dan tidak sesuai pembagian
tim. Dengtan alasan visit dokter sering bersamaan sehingga banyak staf yang mengikuti visit sehingga kegiatan lain tertinggal dan tertunda.
Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan dengan baik.
Ruang sofa marwa adalah ruang perawatanrawat inap penyakit dalam, bedah saraf dan orthopedi kelas 2 & kelas 3 dengan menggunakan
sistem kohorting. Tetapi dari observasi pasien selalu penuh sistem kohorting belum begitu berjalan.
b. Pengaturan Jadwal
Menurut karu pembuatan jadwal dinas oleh anggota keperawatan secara bergantian dan dikoreksi oleh kepala ruang dan dibuat setiap
bulan sekali.
Pelaksanaannya dinas pagi terdiri dari 1 kepala ruang, 1pjs dan 3 orang anggota tim. Jaga siang terdiri dari 1 pjs dan 2 anggota tim dan
jaga malam terdiri dari 3-4 orang anggota tim
Pada lembar jadwal dinas sudah terdapat jadwal petugas on-call, apel, rujuk yang sudah sesuai dengan aturan rumah sakit. Untuk tukar jaga
ada bukunya dibatasi maksimal 3 kali dalam sebulan. Petugas tukar jaga setiap bulan sudah dievaluasi oleh kepala ruang. Tukar jaga kadang-
kadang tidak sesuai dengan levelnya yg senior tukar jaga dengan yunior
Pengaturan cuti terencana dengan baik, cuti diberikan sesui dengan aturan management .
c. Pendelegasian
Pendelegasian tugas diruangan sudah dilaksanakan sesuai SOP yang ada di rumah sakit yaitu pendelegasian tugas dari kepala ruang
kepada salah satu ka timnya. Namun dalam pelaksanaannya masih kurang lengkap. Pendelegasian diberikan kepada perawat level dibawahnya
bila kepala ruang cuti dalam waktu yang lama. Hal ini sudah tertulis dalam buku pendelegasian.
f. Supervisi
Dari wawancara dengan kepala ruang : kepala ruang telah melakukan supervise management terhadap staf sesuai dengan SPO dan
panduan progam kerja ruang sofa marwa yang telah berlaku antara lain : supervisi salam prima ,etika bertelepon , supervisi pre-post
conference, supervisi terhadap staf, supervisi terhadap katim telah dilakukan sesuai.
g. Pendokumentasian Askep
Padaformpendokumentasian asuhan keperawatan sudah mencakup seluruh proses keperawatan pasien yang meliputi:
1) Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien,riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Assesmen awal nyeri, nutrisi dan resiko jatuh sudah dilakukan, Namun belum semuanya terisi karena keterbatasan waktu saat
pengkajian.
2) Analisa data sudah terisi secara ceklist pada form catatan keperawatan.
3) Diagnosa keperawatan sudah terisi secara ceklist.
4) Intervensi sudah terisi secara ceklist.
5) Implementasi sudah terisi secara singkat pada form catatan keperawatan.
6) Evaluasi sudah terisi secara singkat per shift pada form catatan keperawatan.
Masalah :
Masalah methode adalah sebagai berikut :
1) Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas pada penugasan metode moduler, peran kepala ruang belum
sepenuhnya sesuai dengan uaraian tugasnya, peran antara katim dan anggota tim masih kurang jelas, diantaranya ada kepala ruang dan
katim yang masih melakukan tindakan keperawatan, ada anggota tim yang melakukan pengkajian dan membuat perencanaan asuhan
keperawatan.
2) Pelaksanaan kerjanya masih menggunakan metode fungsional.
3) Ada format pendelegasian di ruangan ,tetapi tidak semua lengkap (pendelegasiannya tidak lengkap).
4) Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak poin yang belum dilengkapi antara lain masih ditemukan
tanggal,jam,tanda tangan, identitas pasien, juga ceklist penerimaan pasien baru, discharge planning yang formatnya sudah baku masih
ada yang belum diisi begitu juga edukasi pasien masih ditemukan kosong. Untuk pengisian CPPT yang dilakukan perawat& dokter
telah menggunakan SOAP dan pengisian SBAR & CABAK jarang dilakukan karena diluar jam kerja bila ada masalah pada pasien
langsung dilaporkan kepada dokter jaga.
4. MONEY
Sumber keuangan ruang sofa marwa mendapat dari gaji dan intensif yang diterima tiap bulan untuk semua karyawan.
Untuk perencanaan pengusulan baik barang alat kantor,kebutuhan rumah tangga,alat kesehatan sesuai RBA, untuknilaikeuangan tidak pernah
tahu jumlah nominalnya dan selama ini tidak ada follow up dari pihak PPTK keruangan ,usulan mana yang disetujui mana yang tidak.
.
Sumber dana yang lain adalah hasil dari pelayanan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap, baik dari pasien umum, BPJS PBI dan NON
PBI maupun dari fihak-fihak yang lain.
Masalah yang ada :
Penerimaan JHK belum sesuai dengan harapan perawat ruang sofa marwa
5. MARKET
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan kasus penyakit dalam baik selama dirawat maupun bagi
pasien yang akan pulang dan yang akan kontrol sesuai jadwal serta perawatan mandiri di rumah.
sasaran market layanan kesehatan dan asuhan keperawatan penyakit dalam adalah pasien yang memerlukan asuhan keperawatan kasus-kasus
penyakit dalam yang perlu kohorting maupun tidak yang berasal dari masyarakat umum dengan klasifikasi pembayaran pasien dengan
menggunakan pembayaran umum BPJS iur maupun BPJS jamkesmas serta asuransi yang lain..
masalah : klaim pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA CBGs yang mana pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien
yang kadang kala kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.
b. Peningkatankeamananobat yang perludiwaspadai : Semua obat Dari hasilpengkajian di area praktikdalam CPPT
kepatuhanpemberian label padapenyimpananelektrolitpekat elektrolit tidakditemukan data SBAR & CABAK. Hal
pekat yang inidisebabkankarena di kelasumumkondisipasiendiluar jam
disimpan kerjadilaporkankepadadokterumumolehkoassdandokter yang
harus bersangkutanmenulis di CPPT dalamcatatan SOAP. Sedangkan
diberikan untuk pelaporan hasil kritis pemeriksaan penunjang tidak
label ditemukan. Menunggu hasil expertisi langsung secara tertulis.
1 Perencanaan
c. Membuat rincian tugas tim dan Sudah ada uraian Tidak ada masalah
anggota tim secara jelas. tugas
d. Membuat rentang kendali kepala ruang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
membawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2 – 3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga Sudah dilakukan Banyak staff yang
keperawatan: membuat proses dinas, tukar dinas tidak
mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai level
dan lain – lain kewenangannya
A. Daftar Masalah 5 M
Dari hasil pengkajian di ruang Sofa Marwa dapat kita peroleh masalah- maslah sebgagai berikut :
1. MAN
1. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan sofa marwa sudah
memenuhi standart. Secara kwalitatif, pendidikan formal kepala ruang sudah sesuia dengan standart yaitu S. Kep Ns sedangkan pada PJS
masih ada yang berpendidikan formal diploma keperawatan.
2. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari kebutuhan tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang
sisa 10% nya tentunya menjadi pemikiran managemen ruangan untuk segera memenuhinya yang tentunya akan ditindaklanjuti oleh pihak
RS.
4. MONEY
Penerimaan JHK belum sesuai dengan harapan perawat ruang Sofa Marwa
5. MARKET
Klaim pasien BPJS dengan menggunakan sisten INA CBgs yang mana pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang kadang
kala kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.
B. ANALISIS SWOT
DAFTAR MASALAH
1. MAN
a. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan bahwa SDM ketenagaan ruangan sofa marwa masih kurang
memenuhi standart, baik dalam kwantitatif maupun kwalitatif.
b. Secara kwalitatif,pendidikan formal kepala ruang dan katim sudah memenuhi standar yaitu S kep. Ners. Adapun pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh dengan cara pelatihan.
c. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia berkisar masih 90% dari kebutuhan tenaga yang direkomendasikan standart RS sedang sisa
10% nya tentunya menjadi pemikiran managemen ruangan untuk segera memenuhinya yang tentunya akan ditindaklanjuti oleh pihak RS.
3. METHOD
a. Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas pada penugasan metode moduler, peran kepala ruang belum
sepenuhnya sesuai dengan uaraian tugasnya, peran antara katim dan anggota tim masih kurang jelas, diantaranya ada kepala ruang dan katim
yang masih melakukan tindakan keperawatan, ada anggota tim yang melakukan pengkajian dan membuat perencanaan asuhan keperawatan.
b. Pelaksanaan kerjanya masih menggunakan metode fungsional.
c. Ada format pendelegasian di ruangan ,tetapi tidak semua lengkap (pendelegasiannya tidak lengkap).
d. Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak poin yang belum dilengkapi antara lain masih ditemukan
tanggal,jam,tandatangan, identitas pasien, juga ceklist penerimaan pasien baru, discharge planning yang formatnya sudah baku masih ada
yang belum diisi begitu juga edukasi pasien masih ditemukan kosong. Untuk pengisian CPPT yang dilakukan perawat&dokter telah
menggunakan SOAP dan pengisian SBAR & CABAK jarang dilakukan karena diluar jam kerja bila ada masalah pada pasien langsung
dilaporkan kepada dokter jaga.
4. MONEY
Penerimaan JHK belum sesuai dengan harapan perawat ruang sofa marwa
5. MARKET
Klaim pasien BPJS dengan menggunakan sisten INA CBGs yang manapembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang
kadang kala kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat waktu.
4. Masih banyak alat kesehatan yang belum memenuhi standar yang 4 5 4 5 5 2000 II
berlaku baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.
5. Belum adanya tanda identifikasi resiko jatuh pada bed pasien dengan 5 4 5 5 5 2500 I
resiko jatuh
B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
Rencana seleksi alternatif penyelesaian masalah dengan menggunakan pembobotan CARL, yaitu :
1. C : Capability
Kemampuan melaksanakan alternatif
2. A : Accesability
Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
3. R : Readiness
Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. L : leverage
Daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian masalah
Dengan menggunakan rentang nilai 1 – 5, yaitu :
5 : Sangat mampu
4 : Mampu
3 : Cukup
2 : Kurang mampu
1 : Tidak mampu
Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 4.2
No Alternatif Masalah C A R L Jumlah Prioritas
1 Belum adanya tanda identifikasi resiko jatuh pada bed pasien dengan 4 4 4 4 256 I
resiko jatuh
3. Lokasi ruangan kurang strategis. Dan tidak ada pemisahan antara ruang 3 3 2 2 36 III
rawat pasien penyakit dalam, saraf, bedah dan orthopedy
1 Belum 1. Memberikan tanda identifikasi resiko jatuh pada tempat Pengurangan resiko jatuh Pasienrawatina Min Ns. Tri
adanya tidur pasien dengan pasien resiko jatuh pada pasien rawat inap sofa p sofa marwa ggu arywibow
tanda 2. Memberikanedukasipadapasiendankeluargatentangpeningk marwa ke II o. S.Kep
identifik atanmutudankeselamatanpasien
asi
resiko
jatuh
pada bed
pasien
dengan
resiko
jatuh
A. Implementasi
Sesuai dengan hasil analisa dan prioritas masalah maka telah ditetapkan akan
dilakukan inovasi implementasi/ penerapan metode moduler sesuai dengan teori penerapan
moduler. Adapun proposal pelaksanaan inovasi sebagaimana dalam lampiran.
Tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut :
Kegiatan Inovasi
Tabel 5.1
N KEGIATAN WAKT KE
O U T
3 Memberikanpenyuluhandanedukasitentangpeningkatanmutudank 30
eselamatanpasien Desem
ber
2021
4 Identifikasiresikojatuhsudahadapadapasienberupagelang, 31
tetapiuntukmemperjelaspasiendankeluargaditambahkanpemasan Desem
gantandaidentifikasi (stiker) resikojatuhpadatempattidurpasien ber
2021
5 Membuatjadwalpemeliharaandanperawatanalkes 01
Januari
2022
6 Mengidentifikasipenempatanpasienrawatinapsesuaidengan 02
diagnose penyakitnya januari
2022
1 Tandaidentifikasiresikojat Di Maha
. uhsudahadaberupagelang, sosialisasikankepadaseluruhkaryawanRuangS siswa
tetapiuntukmemperjelasdi oma,pasiendankeluarganyatentangpemasanga Ners
tambahkan (stiker) nTandaIdentifikasiResikoJatuh
resikojatuhpadatempattidu
rpasienuntukmemperjelas
pasiendankeluarga