PENDAHULUAN
1
pembagian tugas yang jelas dan memungkinkan komunikasiantar tim, sehingga
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Hal ini dapat
meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas. 10 Kasus terbanyak diruang
Melati yaitu Anemia, Dangue High Fever, Diabetes, CHF, CKD, Sepsis, Heart
failure, dispepsia sindrom, ADHF, melena. Mengingat pentingnya fungsi
menejemen keperawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek
guna menjamin efisiensi, efektifitas dan kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan model asuhan keperawatan professional tim (MAKP tim).
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data di Ruang Melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar.
2. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah ditetapkan.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan professional : timbang terima,
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima,
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
6. Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : timbang terima,
2
ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi keperawatan, discharge
planning, dokumentasi keperawatan, dan penerimaan pasien baru.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penguasaan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim di
Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di Ruang
Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional di Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo
Blitar.
1.4.2 Bagi Perawat Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di Ruang Melati yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
2. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan MAKP Tim dengan optimal.
3. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat denga
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
1.4.3 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP Tim.
3
BAB 2
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar Di
Ruang Melati
Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar kondisi saat ini dalam
kurun lima tahun terakhir mengalami metamorfosis yang hebat. Hal tersebut tidak
berlebihan diungkapkan jika diruntut bagaimana sejarah keberadaaannya mulai
tahun 1942. Pada zaman revolusi tersebut, pelayanan hanya untuk pasien yang
operasi, yang dilayani dua dokter berkebangsaaan belanda yang datangnya tidak
menentu, dr.Shinko dan dr. Karl Boom.
Pasca kemerdekaaan 1949, baru memiliki dua dokter tetap, dr.Tedjo sebagai
Kepala Rumah Sakit dan dr.Trisula sebagai kepala Dinas Kesehatan. Saat TBC
mewabah di Blitar tahun 1958, dr. Trisula sebagai dokter spesialis paru
mendirikan pusat pendidikan “Ngrukti Nirmala” bagi pasien TBC. Di lembaga
ini, pasien TBC dikumpulkan dan diberi penyuluhan tenyang TBC dan gigi.
Tahun 1966, ada tambahan satu dokter, dr.AW Soehapto, yang dalam masa-
masa pengabdiannya melakukan empat pengembangan pelayanan: pertama,
kedua, melakukan operasi kecil dan caesar dengan perlatan seadanya, berhasil
baik dan dilaporkan ke kantor inspeksi kesehatan di Jakarta. Laporan itu direspon
baik dengan mengirimkan peralatan operasi seperti meja dan lampu operasi ke
kota Blitar. Ketiga dan keempat, membuka pelayanan poliklinik umum dan
poliklinik gigi.
Tahun 1975, menjalin hubungan dengan doker spesialis dari Surabaya dan
Malang, yang dua kali seminggu datang ke Blitar memberikan bimbingan kepada
dokter-dokter umum hingga tahun 1996, berhasil merangkul empat dokter
spesialis tetap di RS Mardi Waluyo yaitu sepesialis anak, dr. Ibnu Susanto, Sp.A,
spesialis bedah, dr.Andre Mannari, Sp.B, dan spesialis kandungan dr.Syaifullah,
Sp.OG.
Dekade 2000-an, pembangunan dan pengembangan di RS mardi Waluyo kota
Blitar menggeliat cepat. Pada awal periode pertama pemerintahan masa walikota
Blitar Djarot Saiful Hidayat, prihatin dengan kondisi RS mardi Waluyo Blitar
4
lama di jalan dokter Soetomo bangunannya sudah rapuh, kumuh, membuat tidak
nyaman petugas, apalagi pasien dan pengunjung.
Dari proses diskusi panjang anatara walikota dengan para dokter yang
memiliki komitmen tinggi, lahir keputusan fenomenal, pemerintah kota Blitar
membangungedung baru untuk RS Mardi Waluyo Blitar diaas lahan seluasn 5
hektar di Jalan Kalimantan. Milyaran rupiah dana negara dikucurkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi warga kota Blitar dan
sekitarnya. Proyek multiyears pembangunanRS Mardi Waluyo Blitar, mulai
dirasakana warga tahun 2007. Tepatnya setelah pembangunan tahap peratama
selesai, sebagai pelayanan per-13 Agustus 2007, boyong dari rumah sakit lama di
Jalan dr. Soetomo ke RS baru di Jalan Kalimantan meliputi layanan rawat inap
VIP dan VVIP, perkantoran dan administrasi, instalasi gawat darurat (IGD),
laboratorium, dan radiologi.
Sukses boyongan tahap pertama membuat pemerintah kota Blitar dan RS
Mardi Waluyo Blitar semakin commit untuk memberikan pelayanan yang
semakin baik kepada masyarakat, sehingga pembangunan tahap kedua pun
dikebut. Alhasil per-1 juli 2010 seluruh pelayanan pindah di RS baru di Jalan
Kalimantan.
Pembangunan fisik menuntut imbangan peningkatan kualitas pelayanan
kepada masyarakat. RS Mardi Waluyo Blitar menempatkan pasien atau pengguna
layanan sebagai pusat perhatian. Caranya dengan menetapkan Citizen Charter
atau CC melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam pengambilan kesepakatan
tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, yang diselarasakan antara
kemaampuan sumber daya yang ada di RS dengan tuntutan masyarakat.
Selain CC, juga melakukan berbagai terobosan antara lain DDTK anak yang
mendapat penghargaan MURI, pembagunan instalasi hemodialisa,
penatalaksanaan keuangan yang profesional dan status RS Mardi Waluyo Blitar
sebagai Badan Pelayanaan Umum Daerah (BLUD) hingga menjadikan RS Mardi
Waluyo Blitar sebagai rumah sakit sayang ibu dan bayi (RSSIB). Sebagai RSSIB,
prestasi yang diraih membanggakan, terpilih sebagai Rumah sakit sayang ibu dan
bayi terbaik kedua tingkat nasional tahun 2010, dan mendapatkan penghargaan
langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
5
2.2 Fasilitas Dan Pelayanan Rumah Sakit Mardi Waluyo
6
2.4 Falsafah Keperawatan
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus berkeyakinan bahwa:
1. Manusia adalah inividu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual
dan kultural yang unik harus di pertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang
membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama/kepercayaan
dan status sosial disetiap tempat pelayanan kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama ari semua
anggota tim kesehatan.
4. Dalam memberikan auhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama
semua anggota tim kesehatan dan klien/keluarga.
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan.
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus pertumbuhan dan perkembangan taf dalam pelayanan keperawatan.
2.5 Visi Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Mardi Blitar
Menuju Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo sebagai Rumah Sakit
pilihan utama yang terpercaya melalui semua masyarakat pada Tahun 2021.
7
2.8 Tujuan Keperawatan
8
BAB III
3.1 Man(M1)
3.1.1 Pengorganisasian
9
3.1.2 JumlahTenaga
a. Tenaga keperawatan
Total
S1 PNS 7 7 35%
Non PNS 0
DIII PNS 7 13 65%
Non PNS 6
Jumlah 20 100%
10
4 Tenaga Gizi 1 8%
5 Administrasi 2 8%
6 POS 2 30%
Total 13 100%
3.1.3 Pasien
11
3.1.4 Kualitas Tenaga
s • K3
• DIKLAT
PERAWAT
AHLI
12
4 Widya Dwi S1 PNS • BLS PK III
16
Pratiwi, keperawatan • PPI
tahun • PMKP
S.kep,Ns
• K3
5 S1 PNS • BLS PK III
Mahfud 16
• PPI
Efendi, keperawatan
Tahun • PMKP
S.kep,Ns
• K3
• ENDOSCOPY
6 S1 PNS • BLS P II
Diyah Aji 16
• PPI
Wulandari, Keperawatan
Tahun • PMKP
S.Kep,Ns
• K3
7 Fitri Yuliani, D3 PNS • BLS PK III
18
Amd,Kep • PPI
Keperawatan
Tahun • PMKP
• K3
11 Suparti D3 9 • BLS PK II
PNS
Setyowati, Tahun • PPI
Keperawatan
Amd.Kep • PMKP
•K 3
13
12 Yayuk Dwi D3 9 PNS • BLS PK II
K.Amd.Kep Tahun • PPI
Keperawatan
• PMKP
•K 3
• KEMOTERAPI
13 Handra D3 PNS • BLS PK II
9
Setiyawan. • PPI
Keperawatan
Tahun • PMKP
Amd.kep
•K 3
• BTCLS
14 Sari wuni, D3 PNS • BLS PK II
9
Amd.Kep • PPI
Keperawatan
Tahun • PMKP
•K 3
• ETIKA
PELAYANAN
15 Ulfa Farida, D3 Non • BLS Pra-PK
-
Amd.Kep • PPI
Keperawatan PNS
• PMKP
•K 3
• ETIKA
PELAYANAN
16 Yuyun D3 Non • BLS Pra-PK
4
Puspita PNS • PPI
Keperawatan Tahun
Sari.Amd.Ke • PMKP
p •K 3
• ETIKA
PELAYANAN
17 Riezta Aditya D3 3 Tahun Non • BLS Pra-PK
H. Amd.Kep Keperawatan PNS • PPI
• PMKP
•K 3
• ETIKA
PELAYANAN
14
18 Reny Eko P, D3 - Non • BLS Pra-PK
Amd.Kep Keperawatan PNS • PPI
• PMKP
•K 3
• ETIKA
PELAYANAN
19 Kartika Arum D3 - Non PPGD Pra-PK
Sari, Keperawatan PNS
Amd.Kep
20 Anggit D3 - Non PPGD Pra-PK
Aprilia. Keperawatan PNS
Amd.Kep
1. Tugas pokok
A. Tugas manajerial
B. Tugas umum
• Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
• Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format
orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak ada ditempat
• Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan
DPJP
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
15
• Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
• Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
• Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang
perludiselesaikan
• Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dantindakan
• Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
• Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihanruangan
• Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan,
klinik dan lain-lain)
7) memberikan konseling
16
• mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
Jenjang karir PK II
1. Tugas pokok
A. Tugas manejerial
B. Tugas umum
• Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
• Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format
orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak adaditempat
• Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan
DPJP
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
• Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
• Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan
• Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
• Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
• Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
• Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
• Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan,
klinik dan lain-lain)
• Membimbing PK I
17
C. Uraian tugas spesifik
• Memahami konsep biomedik medikal bedah lanjutan
• Melakukan pengkajian data keperawatan medical bedah dengan resiko
/ komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
• Menganalisa data dan menetapkan diagnosakeperawatan
• Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan
intervensi pada klien bedah dengan resiko / komplikasi pada 12 sistem
tubuh dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan observasi
7) memberikan konseling
Jenjang karir PK I
1. Tugas pokok
A. Tugas manejerial
B. Tugas umum
• Membina hubungan terapeutik dengan pasien / keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan DPJP
• Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format
orientasi pasien / keluarga jika DPJP tidak adaditempat
18
• Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan
DPJP
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
• Mendampingi visite dokter apabila DPJP tidak ada ditempat
• Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhankeperawatan
• Melaporkan kepada DPJP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
• Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dantindakan
• Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien / keluarga
• Memelihara sarana, fasilitas keperawatan dan kebersihan ruangan
• Mengikuti kegiatan ilmiah (refleksi diskusi kasus, ronde keperawatan,
klinik danlain-lain)
19
• Menggunakan komunikasi terapeutik
• Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
• Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
• Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
20
a. Perawatan langsung
Mandiri = 1 x 2 jam = 2 jam
Sebagian = 34 x 3 jam = 102 jam
Total = 1 x 6 jam = 6 jam
Total : 110 jam
b. Perawatan tidak langsung : 36 orang pasien x 1 jam = 36 jam
c. Penyuluhan kesehatan : 36 orang pasien x 0,25 jam = 9
Total jam secara keseluruhan adalah 155 jam
d. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 155 :
36 = 4 jam
e. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
4 jam/pasien/hari x 36 pasien/hari x 265 hari = 38160 = 19 orang
(365 hari – 76) x 7 jam 2023
20% x 36 = 7 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 19 + 7 = 26
orang / hari
f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari
36 orang x 6 jam = 31 orang
7 jam
Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari selasa 5 februari
2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 10 orang, shift sore sebanyk 6
orang, shift malam sebanyak 4 orang.Sedangkan jumlah ideal yang dibutuhkan
adalah 20 orang perawat, 6 orang perawat dinas dan kepala ruang beserta wakil
kepala ruang. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan malam masih belum
memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di ruang
Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar masih belum terpenuhi dalam ketenaga
kerjaan.
21
Tabel 3.1.6 Kebutuhan Tenaga Keperawatan tanggal 6 Februari 2019
Kualisifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan pasien
Minimal 2 2 x 0,17 = 2 x 0,14 = 0,28 2x
0,34 0,07 =
0,14
Parsial 31 31 x 0,27 = 31 x 0,15 = 31 x
8,37 4,65 0,10 =
3,1
Total 3 3 x 0,36 = 3 x 0,3 = 0,9 3x
1,08 0,20 =
0,6
Jumlah 36 9,79 5,83 3,84
10 6 4
22
b. Perawatan tidak langsung : 36 orang pasien x 1 jam = 36 jam
c. Penyuluhan kesehatan : 36 orang pasien x 0,25 jam = 9 jam
d. Total jam secara keseluruhan adalah 151
e. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 151 :
36 = 4 jam
f. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
4 jam/pasien/hari x 36 pasien/hari x 265 hari = 38160 = 19 orang
(365 hari – 76) x 7 jam 2023
20% x 36 = 7 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 19 + 7 = 26
orang / hari
g. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari
36 orang x 6 jam = 31 orang
7 jam
Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari rabu 6 februari
2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 10 orang, shift sore sebanyk 6
orang, shift malam sebanyak 4 orang. sedangkan jumlah kebutuhan perawat
yang ideal adalah 26 orang perawat/ hari. Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan
malam masih belum memenuhi standar. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
tenaga kerja di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar masih belum
terpenuhi dalam ketenaga kerjaan.
Tabel 3.1.7 Kebutuhan Tenaga Keperawatan tanggal 7 Februari 2019
Kualisifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
ketergantungan pasien
Minimal 7 7 x 0,17 = 7 x 0,14 = 7 x 0,07
1,19 0,14 = 0,49
Parsial 27 27 x 0,27 = 27 x 0,15 = 27 x
7,29 5,1 0,10 =
2,7
Total 1 1 x 0,36 = 1 x 0,3 = 0,3 1 x 0,20
0,36 = 0,20
23
Jumlah 35 8,84 5,54 3,39
9 6 3
Total tenaga perawat :
Pagi : 9 perawat Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak
Sore : 6 perawat kerja ddalam 1 tahun, sedangkan 279 adalah
jumlahhari kerja efektif dalam 1 tahun
Malam : 3 perawat
18 perawat
Jumlah tenaga lepas dinas perhari
86x18 = 5,54 = 6 perawat
279
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk tugas perhari di ruang Melati adalah
18 perawat + 6 perawat lepas dinas + 2 perawat ; kepala ruang dan wakil = 26
orang
a. Perawatan langsung
Mandiri = 7 x 2 jam = 14 jam
Sebagian = 27 x 3 jam = 81 jam
Total = 1 x 6 jam = 6 jam
Total : 101 jam
b. Perawatan tidak langsung : 35 orang pasien x 1 jam = 35 jam
c. Penyuluhan kesehatan : 35 orang pasien x 0,25 jam = 6,25
Total jam secara keseluruhan adalah 142,25
d. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 142 :
35 = 4 jam
e. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
4 jam/pasien/hari x 35 pasien/hari x 265 hari = 37100 = 18 orang
(365 hari – 76) x 7 jam 2023
20% x 35 = 7 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 18 + 7 = 25
orang / hari
f. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari
35 orang x 6 jam = 30 orang
7 jam
Di ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar pada hari kamis 7 februari
24
2019 terdapat perawat shift pagi sebanyak 9 orang, shift sore sebanyak 6
orang, shift malam sebanyak 3 orang.Sedangkan jumlah kebutuhan perawat
yang ideal adalah 30 orang perawat/ hari. Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa jumlah perawat di Ruang Melati pada shift pagi, sore dan
malam masih belum memenuhi standar.
25
3.2 Material & Machine (M2)
3.2.1 Penataan Gedung / Lokasi dan Denah Ruangan
Gambar 3.2.1 Denah Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
RUANG MELATI
RUANG DISKUSI 3
RUANG SHOLAT KM
U GUDANG
SPOEL HOCK
RUANG KELAS 3
TINDAKAN
KM
S petugas LINEN
KM
Kamar 3
C
KELAS 1
KELAS 3
Kamar 1A
NURSE STATION
KM
Kamar 3 B
KM
KELAS 1
petugas
KM
Kamar 1B
ADMINISTRASI R. KARU
MELATI KM
KM
KELAS 3
KM KELAS 1 KM KM KELAS 2
KELAS 2
Kamar 3 A
Kamar 2A Kamar 1C Kamar 2B
26
Waluyo Blitar. Ruang Melati berbentuk huruf “U”. Terdapat tempat petugas jaga,
tempat administrasi, dan tempat kepala ruang di Nurse Station.
3.2.2 Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas Untuk Pasien
Berdasarkan hasil observasi dan data di ruang Melati tentang inventaris,
fasilitas yang tersedia dengan perincian kapasitas ruang Melati ada 34 tempat
tidur, terdiri dari:
1. Kamar kelas 1
Kamar kelas 1 terbagi menjadi 1A, 1B dan 1C. Setiap kamar terdiri dari
2 tempat tidur dan 2 almari pasien serta meja yang menjadi satu, 2 kursi sofa
penunggu, 1 kamar mandi, terdapat tv yang terletak di tengah ruangan dan
AC. Pada masing-masing kamar mandi terdapat pispot urine.
2. Kamar kelas II
Kamar kelas II terbagi menjadi 2A dan 2B. Setiap kamar terdiri dari 4
tempat tidur, 4 almari dan meja yang menjadi satu, 4 kursi penunggu, AC,
1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine.
3. Kamar kelas III
Kamar kelas III terbagi menjadi 3A, 3B dan 3C. Kamar 3A terdiri dari
8 tempat tidur, 8 almari dan meja yang menjadi satu, serta 8 kursi penunggu,
1 kamar mandi, dan pada setiap kamar mandi terdapat pispot urine. Kamar
3B terdiri dari 7 tempat tidur, 7 almari dan meja yang menjadi satu serta 7
kursi penunggu, 1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi terdapat pispot
urine. Kamar 3C terdiri dari 7 tempat tidur, 7 almari dan meja yang menjadi
satu serta 7 kursi penunggu, 1 kamar mandi, pada setiap kamar mandi
terdapat pispot urine.
b. Fasilitas untuk Perawat (Nurse Station)
1. Ruang Kepala Ruangan menjadi satu dengan Nurse Station
2. Kamar mandi perawat/WC ada 1 di Nurse Station
3. Nurse Station berada dibagian tengah diantara ruangan kelas 1, kelas
2 dan kelas 3 untuk mempermudah perawat masuk ke ruangan
27
3.2.3 Fasilitas Alat-alat Keperawatan
28
16. Buku sensus 1 1 - - 100 %
cairan
17. Pensil blue - red 0 0 - - 0
Tabel 3.2.2 Alat-alat Rumah Tangga Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo
Blitar Bulan Desember Tahun 2018
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak Rusak Keterangan
ringan berat
1. Baki/nampan 2 2 - - 100 %
29
5. Meja 35 35 - - 100 %
pasien/bedside
cabinet
6. Tempat sampah 8 8 - - 100 %
pasien
7. Tempat sampah 11 11 - - 100 %
tertutup
8. Tempat tidur 1 0 0 - - 0%
crank
9. Tempat tidur 2 26 10 16 - 38 %
crank
10. Tempat tidur 3 14 14 - - 100 %
crank
11. Printer laser jet 1 1 - - 100%
13. TV 4 4 - - 100 %
30
25. Almari status 0 0 - - 0%
33. AC 7 7 - - 100 %
31
3.2.5 Fasilitas Alat-alat Tenun
Tabel 3.2.3 Alat-alat Tenun Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar
Bulan Desember Tahun 2018
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak Rusak Keterangan
ringan berat
1. Bantal 39 16 4 19 41 %
2. Handuk cuci 25 20 - 5 80 %
tangan
3. Kasur 34 10 14 10 29 %
4. Manset dewasa 0 0 - - 0%
5. Mitella 10 10 - - 100 %
6. Perlak 45 45 - - 100 %
8. Sarung O2 4 4 - - 100 %
9. Selimut lorek 82 77 5 - 94 %
32
18. Baju operasi px 10 10 - - 100 %
dewasa
19. Tutup kulkas 1 1 - - 100 %
33
3.2.6 Fasilitas Investaris Medik
Tabel 3.2.4 Investaris Medik Ruang Melati RSUD Mardi Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018
Bulan: Desember 2018
Kapasitas Tempat Tidur: 34
No Nama alat Jml Merk Type/model No. Seri Thn Kondisi Keterangan
Baik Rusak Rusak
ringan berat
1 Suction pump 1 Minic-S - 1009109U 2015 1 - - -
2 Syringe pump 1 Arcomed Syramed 45 P 817807 - 1 - - -
600000
3 Syringe pump 1 TERUMO TE 331 1110000345 2011 1 - - -
4 Syringe pump 1 TERUMO TE 331 1110000341 2011 1 - - -
5 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 268071 2014 1 - - -
6 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 268066 2014 1 - - -
7 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 221487 2014 1 - - -
8 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 221526 2014 1 - - -
9 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 362524 2017 1 - - -
10 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 268009 2014 1 - - -
11 Syringe pump 1 B-BRAUN 8713030 268004 2014 1 - - -
12 ECG 1 BIONED - EL1200200 2012 1 - - -
13 ECG 1 BTL BTL-08SD ECG 071D-B-04294 2014 1 - - -
14 ECG Dorong 1 BTL BTL-08 MT PLUS - 2018 1 - - -
ECG
15 Monitor 1 MITAR 01 RD - K14092390 2014 1 - - -
16 Monitor 1 MITAR 01 RD - K14092390 2014 1 - - -
34
17 Monitor 1 PHILIPS - - 2014 1 - - Dipinjam
OK Sentral
18 Troley obat 1 MAK 36602 41 2012 1 - - -
19 Tensi beroda 6 PUSTER NOVA 58465 2010 0 - 1 -
20 Brand car 1 MAK - - - 1 - - Dipinjam
Bougenvil
21 Brand car 1 - - - 1 - - -
22 Infus pump 1 TERUMO TE-172 - 2016 1 - - -
23 Infus pump 1 TEROMU TE-112 910000200 2010 1 - - -
24 Infus pump 1 B.BRAUN 8713070 230078 2014 1 - - -
25 Troley 1 MAK 36603 0262.12.11 2011 1 - - -
emergency
26 WSD 1 MEDICAL VACUMED 390 115400003 2011 1 - - -
27 Kasur Angin 1 APEX NO. AP 203000 - 2011 1 - - -
28 Kasur Angin 1 HICO - - 2011 1 - - -
DECUBIMAT
29 Kursi Roda 1 One Med - - 2007 1 - - -
30 Kursi Roda 1 K-SELLA - - 2009 1 - - -
31 Kursi Roda 1 One Med - - 2015 1 - - -
32 Kursi Roda 3 - - - - 3 - - -
35
38 Manometer 26 - - - - 16 0 10 -
oksigen
39 Flowmeter 39 - - - 2014/201 37 - 2 Diperbaiki
5 IPS
40 Troley 1 - - - 2018 1 - - -
Oksigen
41 Nebulizer and 1 Atom Medical SONICLIZER - 2005 1 - - Diperbaiki
stand B IPS
42 Nebulizer and 1 Comfort 2000 - 1404094 2014 1 - - Diperbaiki
stand B IPS
43 Nebulizer and 1 Comfort 2001 - 1404093 2014 1 - - -
stand B
44 Nebulizer 1 ABN - - 1 - - -
45 Sterilisator 1 MEMMERT - - 2007 1 - - -
kering C76
46 Oksigen 2 - - - 2015 2 - - -
Transport
47 Oksigen 1 - - - 2016 1 - - -
Transport
48 Oksigen 1 - - - 2007 1 - - -
Transport
49 Outlet 36 - - - - 36 - - -
Oksigen
50 Blood Warm 1 - - - 2018 1 - - -
Berdasarkan tabel 3.2.4 didapatkan bahwa sebagian besar sudah memenuhi standart (100%). Dan untuk manometer oksigen hanya ada 16
yang dalam keadaan baik dari 26 manometer oksigen
36
Tabel 3.2.5 Daftar Inventaris Ruangan Diskusi 3 Ruang Melati RSUD Mardi
Waluyo Blitar Bulan Desember Tahun 2018
37
3.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3 Methode)
3.3.1 MAKP
Metode yang diterapkan di ruang penyakit dalam RSUD Mardi Waluyo
Blitar adalah tim modifikasi. Metode penguasaan yang diterapkan adalah
metode tim modifikasi yang terdiri atas perawat yang ada di ruangan yang dibagi
menjadi 2 tim, yaitu tim A (Kamar 1A, 1B, 3B, 3C) TIM B (Kamar 1C, 2A,
2B, 3A ) Untuk struktur organisasi gambarnya adalah sebagaiberikut:
Kerangka 3.3.1 Struktur organisasi ruang melati
KEPALA RUANGAN
ADMINISTRASI POS
KETUA TIM KETUA TIM Sariyono
Ika Zulaikah
Siti Asiyah ,S.Kep.Ns Widya Dwi P ,S.Kep.Ns Siswanto
Wisma Wiji S
Susanto ,S.Kep.,Ns Handra S, AMd.Kep Ulfa F ,Amd.Kep Reni Eko Amd.Kep Anggit A K,
Amd.Kep
38
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila ada
perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala ruangan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga keperawatan.
A. Kepala Ruang
Uraian Tugas D TD
Melaksanakan fungsi perencanaan (p1) meliputi:
Menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. √
39
Menyusun rencana kegiatan pengendalian mutu. √
Melaksanakan fungsi pergerakkan dan pelaksanaan (p2) meliputi:
40
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai √
Kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu √
dalam keadaan siap di pakai
Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat menurut tingkat kegawatannya infeksi atau non √
infeksi, untuk kelancaran pemberian askep
Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat √
Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makananpasien
sesuai dengan program dietnya √
Menyimpan berkas catatan pasien dalam masa perawatan
dalam ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan √
berkas tersebut kebagian medical record bila pasien pulang dari
rumah sakit tersebut
Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan √
ruang rawatnya sebagai lahan praktek
Memberikan penyuluhan kesehatan atau keluarga sesuai √
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
Melakukan serah terima pasien pergantian dinas √
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat √
daftar , mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendaliandan penilaian (p3) meliputi:
41
dengan baik
Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Ruangan mulai
dari P1-P3 sudah baik, dapat dilihat dari prosentasinya yaitu (91,7%), meskipun
ada point point tertentu yang tidak dilakukan oleh Kepala Ruangan akan tetapi hal
tersebut tidak sampai dalam kategori kurang, dapat dilihat dari prosentasinya 8,3%.
Salah satu point yang tidak dilakukan oleh Kepala Ruangan seperti meneliti atau
memeriksa ulang pada saat penyajian makan pasien, hal tersebut sudah dijalankan
oleh ahli gizi yang melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diit. Hal
ini menunjukkan bahwa Kepala Ruangan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
dengan SPO.
42
B. Ketua Tim
Uraian Tugas Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4 Katim 5 Katim 6 Katim 7 Katim 8
D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD
Bersama penanggung jawab ruangan atau kepala √ √ √ √ √ √ √ √
ruangan atau perawat pelaksana atau anggota tim.
Mengadakan serah terima
tugas setiap pergantian dinas.
Melakukan pembagian tugas kepada perawat √ √ √ √ √ √ √ √
pelaksana dengan mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari √ √ √ √ √ √ √ √
pengkajian sampai dengan evaluasi
Mengikuti visit dokter √ √ √ √ √ √ √ √
Menciptakan suasana harmonis √ √ √ √ √ √ √ √
Membuat laporan pasien √ √ √ √ √ √ √ √
Mengorientasikan pasien baru √ √ √ √ √ √ √ √
Membina hubungan saling percaya antara perawat, √ √ √ √ √ √ √ √
43
pasien dan Keluarga
44
memberikan instruksi keperawatan.
Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk √ √ √ √ √ √ √ √
menerima laporan, sistem pengarahan tentang tugas
anggota tim, pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
masalah yang dihadapi.
Memelihara komunikasi efektif baik secara vertical √ √ √ √ √ √ √ √
maupun horizontal
Melakukan penyuluhan kepada pasien atau keluarga √ √ √ √ √ √ √ √
atau kepada anggota tim
Memberi teguran dan pujian √ √ √ √ √ √ √ √
Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota √ √ √ √ √ √ √ √
tim
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan √ √ √ √ √ √ √ √
perawat pelaksana
Mengawasi proses asuhan keperawatan yang √ √ √ √ √ √ √ √
dilakukan oleh anggota tim
Membantu kepala ruangan membimbing peserta √ √ √ √ √ √ √ √
didik
Total 21 4 23 2 22 3 22 3 23 2 23 2 24 1 24 1
45
Prosentase 84 16% 92 8% 88 12% 88 12% 92 8% 92 8% 96 4 96 4
% % % % % % % %
Rata-rata total pencapaian 91%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi katim sudah baik,dapat dilihat dari prosentasi totalnya
yaitu 89,3%.
C. Perawat Pelaksana
Uraian tugas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perawat pelaksana D T D T D T D T D T D T D T D T D T D T
Anggota Tim
a. Memberikan pelayanan
keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang : √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
a. Menyusun rencana perawatan
sesuai dengan masalah klien
46
b. Melaksanakan tindakan perawatan
sesuai dengan rencana
c. Mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah diberikan
d. Mencatat atau melaporkan semua
tindakan perawatan dan respon
klien pada catatan perawatan
b. Melaksanakan program medik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan penuh tanggung jawab :
a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboratrium
c. Persiapan klien yang akan operasi
c. Memperhatikan keseimbangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual klien :
a. Memelihara kebersihan klien dan
lingkungan
47
b. Mengurangi penderitaan klien
dengan memberi rasa aman,
nyaman
c. Pendekatan dan komunikasi
terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan, pengobatan
dan diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
f. Memberikan pertolongan segera √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada klien gawat atau sakaratul
maut
g. Membantu kepala ruangan dalam √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ketatalaksanaan ruang secara
administratif :
48
a. Menyiapkan data klien baru,
pulang, atau meninggal
b. Sensus harian atau formulir
c. Rujukan dan penyuluhan PKRS
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
di ruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai
i. Menciptakan dan memelihara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebersihan, keamanan, kenyamanan
dan keindahan ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pagi/sore/malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan
jadwal dinas
k. Memberikan penyuluhan kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
sehubungan dengan penyakitnya
l. Melaporkan segala sesuatu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengenai keadaan klien baik secara
lisan maupun tulisan
49
m. Membuat laporan harian klien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n. Operan dengan dinas berikutnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
o. Menerima bantuan bimbingan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
katim/ ka shift dan melaksanakan
pendelegasian dari kepala ruangan
Total 12 3 1 1 14 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 14 1 14 1
4 3 3 4 4 5
Presentasi (%) 9 7 1 0 93 7 93 7
8 9 8 1 8 1 9 3 % 0 % % % % %
0 20 3 93 7 7 3 7 3 3 7 % 0
% % % 7% % % % % % % % % %
Rata-rata prosentase
D : Dilakukan Dilakukan 91.2%
T : Tidak dilakukan Tidak dilakukan 8.8 %
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat pelaksana dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah
dilakukan dengan baik dengan prosentase 91.2%. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan sesuai dengan uraian tugasnya.
50
3.3.3. Timbang Terima
Tanggal
27 Juni
25 Juni 2018 26 Juni 2018
2018
No. Langkah
MP PS MP PS MP PS
Persiapan :
1. Buku laporan shift
sebelumnya √ √ √ √ √ √
2. Membaca laporan
shift sebelumnya. √ √ √ √ √ √
3. Shift yang akan
mengoperkan,
menyiapkan hal-hal
yang akan di
sampaikan. √ √ √ √ √ √
4. Shift yang akan
menerima √ √ √ √ √ √
74
membawa buku
catatan operan
/catatan harian
5. Kedua kelompok
sudah siap. √ √ √ √ √ √
6. Kepala ruang /
Ketua Tim memberi
salam (selamat
pagi/
assalamu’alaikum)
dan menyampaikan
akan segera di
lakukan operan. √ √ √ √ √ √
7 Perkenalkan diri
dan perawat yang
akan
bertugas
selanjutnya. - - - - - -
8. Kegiatan di mulai
dengan menyebut /
mengidentifikasi
secara satu persatu
(berurutan tempat
tidur / kamar) :
a. Identifikasi
Klien:
nama,alamat, no
Register
b. Jelaskan
diagnose medis.
c. Jelaskan √ √ √ √ √ √
75
diagnose
keperawatan
sesuai data focus
9 Jelaskan kondisi
/keadaan umum
klien. √ √ √ √ √ √
10 Jelaskan tindakan
keperawatan yang
telah dan belum di
lakukan √ √ √ √ √ √
11 Jelaskan hasil
tindakan masalah
teratasi sebagian
belum atau muncul
masalah baru. - - - - - -
12 Jelaskan secara
singkat dan jelas
rencana kerja dan
tindak lanjut asuhan
(mandiri atau
kolaborasi) √ √ √ √ √ √
13 Memberikan
kesempatan anggota
shift yang
menerima operan
untuk melakukan
klarifikasi /
bertanya tentang
hal-hal atau
tindakan yang
kurang jelas. √ √ √ √ √ √
76
14 Perawat yang
menerima operan
mencatat hal-hal
penting pada buku
catatan harian √ √ √ √ √ √
15 Lakukan prosedur 1
– 7 untuk pasien
berikutnya sampai
seluruh pasien di
operkan. √ √ √ √ √ √
16 Perawat yang
mengoperkan
menyerahkan
semua berkas
catatan
perawatan kepada
timyang akan
menjalankan tugas
beiikutnya √ √ √ √ √ √
17 Kepala Ruang /
ketua tim (yang
memimpin) kembali
ke Nurse Station √ √ √ √ √ √
18 Berdoa bersama
yang dipimpin oleh
kepala ruang/ ketua
Tim. √ - √ - √ -
19 Mengucap salam. √ - √ - √ -
20 Mengucapkan
selamat istirahat
bagi anggota tim/ √ √ √ √ √ √
77
shift sebelumnya.
21 Mengucapkan
selamat bekerja
untuk tim / shift
berikutnya √ - √ - √ -
Total 19 16 19 16 19 19
Persentase 76
90,5 76,2 90,5 76,2 90,5 ,2
% % % % % %
Rata-Rata
78
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah
operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah
disepakati, operan dipimpin oleh katim, operan diikuti oleh semua perawat
yang akan dan telah selesai berdinas dan harus validasi ke pasien dan
bertemu pasien secara langsung.
3.3.4 Ronde Keperawatan
Melati
79
4. Perkenalkan dokter yang √ √ √ √ √
bertanggung jawab selama
perawatan
5. Perawat menjelaskan tentang √ √ √ √ √
ruangan / lingkungan
(kamar mandi, ruang perawat,
ruang sholat, depo obat dan
laboratorium).
6. Perawat menjelaskan cara √ √ √ √ √
memanggil perawat
7. Perawat menjelaskan aturan dan √ √ √ √ √
tata tertib rumah sakit
8. Perawat menjelaskan manajemen - - - - -
keselamatan jalur evakuasi
9 Perawat menjelaskan manajemen √ √ √ √ √
keselamatan pencegahan jatuh
10 Perawat menjelaskan manajemen √ √ √ √ √
keselamatan penggunaan gelang
identitas pasien
11 - - - - -
Perawat mengajarkan hand hygiene
80
15 Perawat mencatat pada √ √ √ √ √
checklist/lembar penerimaaan
pasien baru, dan lengkapi tanda
tangan oleh kedua belah pihak
Persentase 73,3 73,3 73, 73, 73,
% % 3% 3% 3%
Prasentase rata rata 69,33%
Evaluasi proses orientasi pasien baru pada Ruang Melati menunjukkan
data bahwa 69,33% proses orientasi dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa orientasi pasien baru yang dilakukan kurang sesuai dengan checklist yang
berlaku di RSUD Mardi Waluyo Blitar.
3.3.6 Discharge Planning
Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar
klien dan keluarga yang masuk di ruang Melati, yang sedang dalam
perawatan dan yang akan pulang/ keluar RS mengerti tentang perawatan
selama pasien dirawat di ruang Melati sehingga klien dan keluarga dapat
mengikuti semua proses perawatannya dengan baik. Beberapa hal yang
terkandung didalamnya antara lain pemberian materi atau pengetahuan
yang umum mengenai penyakit.
Menurut pernyataan dari kepala ruang Melati, Discharge Planning
dilaksakan oleh kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas,
Discharge Planning telah direncanakan pada saat penerimaan pasien baru.
Pelaksanaaan Discharge Planning belum optimal diantaranya format
Discharge Planning yang tersedia tidak diaplikasikan secara optimal.
Penilaian discharge planning meliputi :
Tabel 3.3.6 penilaian discharge planning
81
5. Tanggal MRS √ √ √
6. Tanggal KRS √ √ √
7. Status Pulang √ √ √
8. Rencana Kontrol √ √ √
9. Rencana Keperawatan selama √ √ √
dirumah
10. Aturan diet/nutrisi √ √ √
11. Obat-obatan yang diminum √ √ √
dan jumlahnya
12. Aktifitas dan istirahat √ √ √
13. Hasil pemeriksaan yang √ √ √
dibawa pulang
14. Lain-Lain √ √ √
Jumlah 14 14 14
Prosentase 100% 100%% 100%%
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari, pelaksanaan discharge
planning 100% sudah dilakukan sesuai dengan juknis yang berlaku,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan discharge planning
maksimal dan perlu dipertahankan untuk mencapai pelayanan keperawatan
yang berkualitas.
3.3.7 Supervisi Keperawatan
Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai visi dan
misi RSUD Mardi Waluyo Blitar, maka dilakukan supervisi yang
berkelanjutan terhadap berbagai kinerja pegawai dalam melaksanakan
aktivitasnya sebagai karyawan untuk melayani konsumen (pasien).
Supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktivas
bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya
dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari hari. Akan tetapi kegiatan
supervisi di Ruang Melati tidak pernah dilaksanakan.
3.3.8 Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruang Melati dilakukan secara merata dan tidak
membedakan antara BPJS dan umum. Alur sentralisasi obat menggunakan
82
pelayanan obat terpadu yaitu obat diresepkan oleh dokter dan diberikan
pada perawat kemudian perawat memberikan resep kepada petugas farmasi
di apotik. Kemudian petugas farmasi melayani resep yang diberikan oleh
perawat. Setelah itu, petugas farmasi menyerahkan barang yang telah
diresepkan (obat-obatan, cairan infus, alkes, dll) ke ruangan. Setelah itu
perawat di ruangan mengecek kembali barang yang sudah diresepkan. Obat-
obat injeksi, cairan infus, alkes dan obat oral masing-masing diletakkan di
laci obat pasien. Obat syrup langsung diberikan kepada pasien dan diedukasi
cara pemakaiannya. Perawat dalam mengelola obat menggunakan prinsip 5
Benar.
3.3.9 Dokumentasi Perawatan
Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Melati adalah sistem
SOR (Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi pada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata, lembar
order dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan
dan laporan).
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di ruang Melati
antara lain:
Tabel 3.3.7 Daftar Lembar Dokumentasi di Ruang Melati Tahun 2018
83
10 Ringkasan dokumen asuhan √
keperawatan
11 Tempat hasil pemeriksaan penunjang √
12 Lembar discharge planning √
13 Blanko Pasien Pulang √
14 Rincian pembayaran Perawatan √
Total 14
Presentase 100%
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan √ - √ √ √ 80%
pedoman pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk √ - √ - - 40%
sampai pulang
3 Masalah dirumuskan berdasarkan √ √ √ - - 60%
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan √ √ √ √ √ 100%
masalah yang telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa keperawatan - √ √ √ √ 80%
actual/potensial
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas √ √ - - √ 60%
84
3 Rumusan tujuan mengandung √ - √ - √ 60%
komponen pasien/subjek
perubahan, perilaku, kondisi pasien
dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada √ √ √ √ - 80%
tm9ujuan dengan kalimat perintah,
terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan √ √ - √ - 60%
keterlibatan pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan - - - √ √ 40%
kerjasama tim kesehatan lain
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan sesuai √ √ √ √ √ 100%
rencana
2 Perawat mengobservasi respon √ √ √ √ - 80%
pasien terhadap tindakan
keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil √ √ √ - - 60%
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon √ √ √ - √ 80%
pasien sesuai dengan kriteria hasil
yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon √ - √ - - 40%
pasien, analisa masalah
keperawatan dan rencana tindak
lanjut.
85
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan - √ √ √ √ 80%
tindakan yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat √ √ √ √ √ 100%
mancantumka paraf/nama jelas dan
tanggal jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan √ √ √ √ √ 100%
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
TOTAL 19 18 20 16 16 1.600
%
RATA-RATA 77, 39%
86
3.4 Money (M4)
3.4.1 Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di RSUD Mardi Waluyo
berasal dari pemerintah dan sumber dana gaji pegawai Non-PNS berasal
dari Rumah Sakit itu sendiri yang diatur sesuai dengan peraturan BULD
(Badan Layanan Umum Daerah). Sistem jasa pelayanan diberikan kepada
pegawai golongan PNS sesuai dengan pangkat atau golongan, jabatan,
pendidikan, dan masa kerja. Sedangkan untuk pegawai honorer pemberian
jasa pelayanan berdasarkan pendidikan dan masa kerja pegawai.Selain itu,
baik pegawai PNS atau non PNS mendapatkan bonus saat hari Raya Idul
Fitri.
3.4.2 Sumber Pendapatan Ruang Melati
Sumber pendapatan Ruang Melati berasal dari pembayaran pasien
umum dan pasien peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) :
1) Pasien Umum
Pembayaran yang dilakukan sepenuhnya oleh pasien
2) Pasien peserta JKN
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat
6(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi:
A. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir
miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta
sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
B. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI),
terdiri dari:
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
• Pegawai Negeri Sipil
• Anggota TNI
• Anggota POLRI
• Pejabat negara
• Pegawai pemerintah non pegawai negeri
• Pegawai swasta
• Pekerja yang tidak termasuk pada huruf a sampai dengan
87
f yang menerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
• Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
• Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan
penerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di
Indonesia palisingkat 6 (enam) bulan.
• Pemberi kerja
88
Sedangkan untuk pasien BPJS pembayaran dilakukan dengan
melengkapi persyaratan BPJS dan apabila sampai pasien pulang
keluarga belum dapat melengkapinya maka terpaksa pasien harus
membayar seperti pasien umum. Biasanya hal ini terjadi pada pasien
BPJS yang mengalami kecelakaan, karena harus melengkapi dengan
surat keterangan polisi dan jasa Raharja. Selama bulan Januari 2018 -
Maret 2018 tidak ada masalah dalam proses pembayaran atau klaim
BPJS sehingga pemasukan keuangan ruang Melati lancar.
89
Di Ruang Melati menerima pasien BPJS kelas 1, 2 dan 3.Untuk
pasien pengguna BPJS yang ingin naik kelas, harus mengurus
keadministrasi ruangan .Sehingga klaim akan di rubah sesuai dengan
kelas BPJS. Untuk pembayaran klaim akan dibebankan di akhir ketika
pasien pulang.
Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan program jaminan
kesehatan bagi masyarakat yaitu program BPJS dimana bertujuan
untuk mensejah terakan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih merata. Dari hasi lanalisa banyaknya pasien
ruang Melati yang menggunakan jaminan kesehatanya itu BPJS
menjadikan keuntungan bagi para tenaga kerja khususnya perawat
(PNS) yang mendapatkan tunjangan dari pasien BPJS tersebut,
sehingga kesejahteraan perawat di RSUD Mardi Waluyo di Ruang
Melati termasuk baik.
90
3 Konsultasi antar 13,000 52,000 65,000
sepesialis
4 Konsultasi antar 20,000 80,000 100,000
sepesialis diluar jam
kerja
III TARIF JASA PERAWATAN
1 KELAS NON 2,500 10,000 12,500
PAVILIUN
2 PAVILIUN 9,000 36,000 45,000
91
Tabel 3.4.3 Tarif Pelayanan Rekam Medik,Gizi, Farmasi, Uji Kesehatan
92
5 BALANCE CAIRAN 15,950 13,050 29,000
6 BLADDER TRENING 18,700 15,300 34,000
7 EKG 19,200 28,800 48,000
8 FOWLEY CATETER 15,950 13,050 29,000
9 GANTI CAIRAN 10,450 8,550 19,000
INFUS/HARI
10 GDA PAKAI STIK 13,200 10,800 24,000
11 INCISI ABSES (LA) 15,950 13,050 29,000
12 INFUS PUMP/HARI 41,800 34,200 76.000
13 INJECTIVE/HARI 15,950 13,050 29,000
14 INJECTIVE IM 5,500 4,500 10,000
15 INJECTIVE IV 7,700 6,300 14,000
16 INJECTIVE SC/IC 5,500 4,500 10,000
17 IRIGASI TREE 5,500 4,500 10,000
WAY/INFUS/FLES
18 KUMBAH 39,050 31,950 71,000
LAMBUNG/HARI
19 LEPAS WSD 94,050 76,950 171,000
20 LEPAS CATETER 7,700 6,300 14,000
21 LEPAS FOLLEY 9,350 7,650 17,000
CATHETER
22 LEPS INFUS 8,250 6,750 15,000
23 LEPAS NGT 7,700 6,300 14,000
24 MASUKAN OBAT PER 9,350 7,650 17,000
DRIP
25 MATRAS ANTI 13,200 10,800 24,000
DECUBITUS/HARI
26 NGT 20,350 16,650 37,000
27 NEBULIZER PER 25,300 20,700 46,000
KALI
28 NECROTOMI 30,250 24,750 55,000
93
29 ORAL HYGIENE 7,700 6,300 14,000
30 PASANG INFUS 14,300 11,700 26,000
DEWASA
31 PASANG LINGKAR 18,150 14,850 33,000
ABDOMEN
32 PASANG MAYO 15,950 13,050 29,000
33 PASANG NGT 17,600 14,400 32,000
34 PASANG O2 NASAL/ 7,700 6,300 14,000
MASKER
35 PEMBERIAN MAKAN 15,400 12,600 28,000
PERSONDE
36 PEMBERIAN 13,200 10,800 24,000
SUPERSUPORIA
37 PENGAMBILAN 18,700 15,300 34,000
SAMPEL KULTUR
38 PERWATAN LUKA / 18,700 15,300 34,000
LUKA JAHIAN
39 PERAWATAN LUKA 31,350 25,650 57,000
GANGREN
40 PUNGTIE PLEURAL 141,350 115,650 257,000
41 RAWAT LUKA BIASA 15,950 13,050 29,000
42 RAWAT LUKA 30,250 24,750 55,000
DENGAN PENYULIT
43 RAWAT LUKA LUAS 23,650 19,350 43,000
44 RAWAT LUKA WSD 18,700 15,300 34,000
PERKALI
45 SIRYNG PUMP/HARI 26,400 21,600 48,000
46 SKIN TEST PERKALI 9,350 7,650 17,000
47 TEST ALERGI 68,750 58,250 125,000
48 TEST GULA DARAH 15,950 13,050 29,000
49 TRANFUSI/HARI 26,950 22,050 49,000
94
3.4.5 Rancangan Anggaran Belanja Rumah Sakit
Rancangan anggaran belanja rumah sakit yang meliputi ;
1. operasional (kegiatan pelayanan)
2. Manajemen ( pembayaran pegawai, listrik, air, telepon,dll)
3. Pengembangan
RSUD Mardi Waluyo merupakan RS rujukan untuk daerah
Kabupaten Blitar yang pendanaan RS dari APBD pemerintah Kota
Blitar dan RS sendiri. Untuk pendanaan bahan habis (bahan untuk
kebutuhan sehari-hari memakai dana yang diambilkan dari pemasukan
RS, melalui bagian pengadaan barang RS.
95
3.5 Market (M5)
3.5.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi ruang (standar yang digunakan di ruang melati RSUD
Mardi Waluyo Blitar).
No Indikator Standar
1 BOR 60-85%
2 ALOS 6-9 hari
3 TOI 1-3 hari
4 BTO 40-50 hari
3.5.2 ALOS (Jumlah lama rawat/ jumlah pasien keluar (Hidup & mati)
ALOS menunjukan rata-rata lamanya perawatan setiap klien, lama
waktu rawat yang baik maksimul 12 hari. Alos adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005). Berikut data yang ditampilkan pada tabel waktu keluar dan masuk
pasien pada bulan oktober s/d desember 2018.
Tabel 3.5.2 tabel waktu keluar dan masuk pasien pada bulan
oktober s/d desember 2018
96
3.5.3 BTO
Menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur digunakan dalam satu waktu tertentu.
Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat tidur rata-rata digunakan sebanyak 40-50
kali.
Tabel 3.5.3 tabel frekuensi pemakaian tempat tidur pada bulan
oktober s/d desember 2018
Ruang Melati
No Tanggal Jumlah pasien Jumlah tempat
keluar tidur
1 Oktober 185 36
2 November 173 36
3 Desember 229 36
Jumlah 587 36
BTO = 587
36
= 16,30
3.5.4 BOR
Menurut Depkes RI (2005) BOR adalah presentasi pemakaian tempat
tidur pada waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemamfaatan tempat tidur rumah sakit. Jumlah tempat tidur
adalah 36.
97
Tabel 3.5.4 Tabel pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu
pada bulan oktober s/d desember 2018
98
3 Desember 229 (31 hari) 1.062 (31 37 0,23 hari
2018 hari)
Rata-rata 0,23 hari
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata TOI mulai bulan oktober s/d
desember 2018 adalah sebesar 0,23. Dengan demikian TOI di ruang melati kurang
dari standar
PEMASANGAN GELANG
PEMAKAIAN
NO NO BED GELANG
Ya Tidak
1 IA √
2 IA √
3 IB √
4 IB √
5 IC √
6 IC √
7 II A √
8 II A √
9 II A √
10 II A √
99
11 II B √
12 II B √
13 II B √
14 II B √
15 III A √
16 III A √
17 III A √
18 III A √
19 III A √
20 III A √
21 III A √
22 III B √
23 III B √
24 III B √
25 III B √
26 III B √
27 III B √
28 III B √
29 III C √
30 III C √
31 III C √
32 III C √
33 III C √
34 III C √
35 III C √
Jumlah 34 1
100
Tabel 3.5.7 Tabel Identifikasi Pasien menggunakan SBAR pada
bulan oktober s/d desember 2018
101
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyimpanan obat
sudah tepat dengan presentasi 100%
C. Resiko Infeksi
1. Kejadian Dekubitus
Tabel 3.5.9 tabel kejadian decubitus pasien pada bulan
oktober s/d desember 2018
No Variabel Tanggal Total
5/2/19 6/2/19 7/2/19
1 Jumlah Kejadian Dekubitus 2 3 2 7
2 Resiko decubitus 0 0 1 1
2. Kejadian Plebitis
Tabel 3.5.10 tabel kejadian plebitis pasien pada bulan oktober
s/d desember 2018
No Variabel Tanggal Total
5/2/19 6/2/19 7/2/19
1 Jumlah Kejadian plebitis 5 1 2 8
2 Resiko plebitis 8 0 0 8
102
(Jumlah kejadian phlebitis/ Jumlah hari intervensi/ Jumlah pasien dirawat
x 100%)
Angka kejadian plebitis = 8/ 3/ 35 x 100% = 7,61%
103
pasien, rawat
luka, dll)
Setelah √ √ √ √ √ 100%
beresiko
dengan cairan
tubuh (darah,
cairan tubuh,
urine, dll)
Setelah kontak √ √ √ √ √ 80%
dengan pasien
Setelah kontak √ √ √ √ √ 60%
dengan
lingkungan
pasien
Rata-rata 10 0 10 0 10 0 60 40 60 40 100%
0 0 0
Pertanyaan P1 P1 P3 Px 4 Px 5 Prese-
Ya tdk ya tdk Ya tdk ya tdk ya tdk ntase
Sebelum kontak √ √ √ √ √ 40%
langsung dengan
pasien
Sebelum tindakan √ √ √ √ √ 100%
invasif
(memberikan
injeksi, pasang
infus,
menyiapkan obat-
obatan,
104
menyiapkan
makan, memberi
makan pasien,
rawat luka, dll)
Setelah beresiko √ √ √ √ √ 100%
dengan cairan
tubuh (darah,
cairan tubuh,
urine, dll)
Setelah kontak √ √ √ √ √ 100%
dengan pasien
Setelah kontak √ √ √ √ √ 20%
dengan
lingkungan pasien
Rata-rata 100 0 80 40 60 40 60 40 80 40 40%
Pada kajian situasi yang dilakukan selama 2 hari, tanggal 5-6 januari 2019
sebesar 5 perawat di ruang melati telah melakukan cuci tangan lima moment
sebelum kontak langsung dengan pasien sebesar 40% setelah kontak langsung
dengan pasien sebesar 100%, setelah kontak dengan lingkungan pasien sebesar
40%. Hasil tersebut belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan dalam
melakukan cuci tangan 5 moment terkait dengan pencegahan infeksi pada pasien.
105
• Cuci Tangan Menggunakan Hand Rub
(5/01/2019)
Pertanyaan P1 P1 P3 Px 4 Px 5 Prese-
ya Tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ntase
Cara cuci √ √ √ √ √ 40%
tangan dengan
antiseptik
berbasis alcohol
Tuangkan 3-5 √ √ √ √ √ 100%
cc antiseptik
berbasis
alkohol ke
dalam tangan,
ratakan
keseluruh
telapak tangan
Gosok kedua √ √ √ √ √ 100%
telapak tangan
dengan merata
Gosok √ √ √ √ √ 100%
punggung dan
sela-sela jari
tangan kiri
dengan tangan
kanan dan
sebaiknya
Gosok kedua √ √ √ √ √ 60%
telapak tanga
106
dengan sela-
sela jari
Jari-jari sisi √ √ √ √ √ 60%
dalam kedua
tangan saling
menggunci
Gosok ibu jari √ √ √ √ √ 80%
berputar dalam
genggaman
tangan kanan
dan sebaliknya
Tangan anda √ √ √ √ √ 100%
sudah bersih
Rata-rata total 10 0 87,5 12,5 62,5 37,5 75 25 75 25 75%
0
(6/01/2019)
Pertanyaan P1 P1 P3 Px 4 Px 5 Pres
Ya tdk ya tdk ya Td ya tdk ya tdk -
k enta
se
Cara cuci tangan √ √ √ √ √ 40%
dengan antiseptik
berbasis alkohol
Tuangkan 3-5 cc √ √ √ √ √ 100
antiseptik berbasis %
alkohol ke dalam
tangan, ratakan
107
keseluruh telapak
tangan
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 100
tangan dengan merata %
Gosok punggung dan √ √ √ √ √ 100
sela-sela jari tangan %
kiri dengan tangan
kanan dan sebaiknya
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 60%
tanga dengan sela-sela
jari
Jari-jari sisi dalam √ √ √ √ √ 80%
kedua tangan saling
menggunci
Gosok ibu jari √ √ √ √ √ 80%
berputar dalam
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
Tangan anda sudah √ √ √ √ √ 100
bersih %
Rata-rata total 10 0 87, 12, 75 25 62, 37, 75 25 75%
0 5 5 5 5
Rata-rata observasi tgl 5 s/d 6 januari 2019
(75+75) : 2 = 75%
Setelah dilakukan kajian situasi selama 2 hari dari tanggal 5-6 januari 2019
didapatkan hasil rata-rata sebesar 75%
108
• Cuci Tangan Menggunakan Sabun Dengan Air
(5/02/2019)
Tabel 3.5.15 tabel cuci tangan menggunakan sabun dengan air
pada tanggal 5 februari 2019
Pertanyaan P1 P1 P3 Px 4 Px 5 Pres-
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk entas
e
Basahi tangan dengan √ √ √ √ √ 100
air %
Tuangkan sabun 3-5 √ √ √ √ √ 100
cc untuk menyabuni %
semua permukaan
tangan
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 100
tangan dengan merata %
Gosok punggung dan √ √ √ √ √ 100
sela-sela jari tangan %
kiri dengan tangan
kanan dan sebaiknya
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 100
tangan dengan sela- %
sela jari
Jari-jari sisi dalam √ √ √ √ √ 100
kedua tangan saling %
menggunci
Gosok ibu jari √ √ √ √ √ 100
berputar dalam %
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
Gosok dengan √ √ √ √ √ 100
memutar ujung jari- %
jari tangan kanan
109
ditelapak, tangan kiri
dan sebaliknya
Bilas kedua tangan √ √ √ √ √ 100
dengan air %
Keringkan dengan √ √ √ √ √ 100
handuk atau tissue %
toilet sekali pakai
sampai kering
Gunakan handuk atau √ √ √ √ √ 0
tissue toilet tersebut
untuk menutup keran
Tangan anda sudah √ √ √ √ √ 100
bersih %
Rata-rata total 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91,6
6% % 6% % 6% % 6% % 6% % %
(6/02/2019)
Pertanyaan P1 P1 P3 Px 4 Px 5 Pres-
Ya tdk ya tdk ya tdk Ya tdk ya tdk entas
e
Basahi tangan dengan √ √ √ √ √ 100
air %
Tuangkan sabun 3-5 √ √ √ √ √ 100
cc untuk menyabuni %
semua permukaan
tangan
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 100
tangan dengan merata %
Gosok punggung dan √ √ √ √ √ 100
sela-sela jari tangan %
110
kiri dengan tangan
kanan dan sebaiknya
Gosok kedua telapak √ √ √ √ √ 100
tangan dengan sela- %
sela jari
Jari-jari sisi dalam √ √ √ √ √ 100
kedua tangan saling %
menggunci
Gosok ibu jari √ √ √ √ √ 100
berputar dalam %
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
Gosok dengan √ √ √ √ √ 100
memutar ujung jari- %
jari tangan kanan
ditelapak, tangan kiri
dan sebaliknya
Bilas kedua tangan √ √ √ √ √ 100
dengan air %
Keringkan dengan √ √ √ √ √ 100
handuk atau tissue %
toilet sekali pakai
sampai kering
Gunakan handuk atau √ √ √ √ √ 0
tissue toilet tersebut
untuk menutup keran
Tangan anda sudah √ √ √ √ √ 100
bersih %
Rata-rata total 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91, 8,3 91,6
6% % 6% % 6% % 6% % 6% % %
111
Setelah dilakukan kajian situasi selama 2 hari pada tanggal 5-6 januari 2019 hasil
yang didapatkan yaitu sebesar 91,6% perawat di ruangan melati telah melakukan cuci
tangan sesuai dengan prosedur yang tepat.
(Jumlah pasien jatuh/ jumlah hari intervensi/ jumlah pasien yang dirawat
x 100%)
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
112
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
10 Ny. N 20% Tidak Beresiko jatuh
11 Ny. F 50% Resiko rendah jatuh
12 Ny. N 35% Resiko rendah jatuh
13 Ny. R 35% Resiko rendah jatuh
14 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
15 Ny. A 60% Resiko tinggi jatuh
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
10 Ny. N 20% Tidak Beresiko jatuh
11 Ny. F 50% Resiko rendah jatuh
12 Ny. N 35% Resiko rendah jatuh
13 Ny. R 35% Resiko rendah jatuh
14 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
113
15 Ny. A 60% Resiko tinggi jatuh
16 Ny. N 50% Resiko rendah jatuh
17 Ny. M 35% Resiko rendah jatuh
18 Tn. B 50% Resiko rendah jatuh
19 Ny. S 50% Resiko rendah jatuh
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
Keterangan
Tidak Beresiko 0-24 %
Resiko rendah 25-50 %
Resiko tinggi >51 %
114
E. Kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan
Tabel 3.5.21 kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan
No pertanyaan Px 1 Px 2 Px 3 Px 4 Px 5
STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP
A Tangibles atau nyata
1 Bangunan √ √ √ √ √
rumah sakit
terlihat indah
dan bersih
2 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki ruang
tunggu yang
cukup, nyaman,
wc dan air
3 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki
peralatan yang
lengkap
4 Penampilan √ √ √ √ √
tenaga medis
rapi dan bersih
B Empati
5 Dokter √ √ √ √ √
memberikan
waktu
pelayanan yang
cukup pada
pasien
6 Perawat √ √ √ √ √
memberikan
115
pelayanan
sesuai dengan
keinginan dan
kebutuhan
pasien
7 Perawat √ √ √ √ √
memperhatikan
sungguh-
sungguh kepada
pasien
8 Dokter √ √ √ √ √
mendengarkan
keluhan
penyakit yang
diderita serta
memberikan
solusi dalam
konsultasi
9 Perawat √ √ √ √ √
bersikap sopan
dan ramah
C Reliability atau keandalan
10 Tenaga √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan teliti
dan tepat waktu
11 Tenaga medis √ √ √ √ √
dan petugas
lainnya
membantu jika
ada
permasalahan
pasien
12 Perawat √ √ √ √ √
memberitahu
116
jenis penyakit
secara lengkap,
cara perawatan
dan cara minum
obat
13 Tenaga medis √ √ √ √ √
memberikan
informasi
kepada pasien
sebelum
pelayanan
diberikan
14 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersedia
menanggapi
keluhan pasien
D Responsive √ √
atau
ketanggapan
15 Perawat √ √ √ √ √
tanggap
melayani pasien
16 Tenaga medis √ √ √ √ √
menerima dan
melayani
dengan baik
17 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan secara
cepat dan tepat
18 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan sesuai
prosedur
E Asurance atau kepastian
117
19 Dokter √ √ √ √ √
mempunyai
kemampuan
dan
pengetahuan
dalam
menentukan
diagnosa
penyakit
dengan cukup
baik sehingga
mampu
menjawab
pertanyaan
pasien secara
menyakinkan
20 Tenaga medis √ √ √ √ √
menyediakan
obat-obatan
atau alat medis
yang lengkap
21 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersifat cekatan
serta
menghargai
pasien
22 Dokter √ √ √ √ √
melayani
dengan sikap
menyakinkan
sehingga pasien
merasa aman
23 Tenaga medis √ √ √ √ √
mempunyai
118
catatan medis
pasien
No pertanyaan Px 6 Px 7 Px 8 Px 9 Px 10
STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP
A Tangibles atau nyata
1 Bangunan √ √ √ √ √
rumah sakit
terlihat indah
dan bersih
2 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki ruang
tunggu yang
cukup, nyaman,
wc dan air
3 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki
peralatan yang
lengkap
4 Penampilan √ √ √ √ √
tenaga medis
rapi dan bersih
B Empati
5 Dokter √ √ √ √ √
memberikan
waktu pelayanan
yang cukup
pada pasien
6 Perawat √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan sesuai
dengan
keinginan dan
119
kebutuhan
pasien
7 Perawat √ √ √ √ √
memperhatikan
sungguh-
sungguh kepada
pasien
8 Dokter √ √ √ √ √
mendengarkan
keluhan
penyakit yang
diderita serta
memberikan
solusi dalam
konsultasi
9 Perawat √ √ √ √ √
bersikap sopan
dan ramah
C Reliability atau keandalan
10 Tenaga √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan teliti
dan tepat waktu
11 Tenaga medis √ √ √ √ √
dan petugas
lainnya
membantu jika
ada
permasalahan
pasien
12 Perawat √ √ √ √ √
memberitahu
jenis penyakit
secara lengkap,
cara perawatan
120
dan cara minum
obat
13 Tenaga medis √ √ √ √ √
memberikan
informasi
kepada pasien
sebelum
pelayanan
diberikan
14 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersedia
menanggapi
keluhan pasien
D Responsive atau ketanggapan
15 Perawat tanggap √ √ √ √ √
melayani pasien
16 Tenaga medis √ √ √ √ √
menerima dan
melayani
dengan baik
17 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan secara
cepat dan tepat
18 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan sesuai
prosedur
E Asurance atau kepastian
19 Dokter √ √ √ √ √
mempunyai
kemampuan dan
pengetahuan
dalam
menentukan
121
diagnosa
penyakit dengan
cukup baik
sehingga
mampu
menjawab
pertanyaan
pasien secara
menyakinkan
20 Tenaga medis √ √ √ √ √
menyediakan
obat-obatan atau
alat medis yang
lengkap
21 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersifat cekatan
serta
menghargai
pasien
22 Dokter melayani √ √ √ √ √
dengan sikap
menyakinkan
sehingga pasien
merasa aman
23 Tenaga medis √ √ √ √ √
mempunyai
catatan medis
pasien
No pertanyaan Px 11 Px 12 Px 13 Px 14 Px 15
STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP
A Tangibles atau nyata
1 Bangunan √ √ √ √ √
rumah sakit
122
terlihat indah
dan bersih
2 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki ruang
tunggu yang
cukup, nyaman,
wc dan air
3 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki
peralatan yang
lengkap
4 Penampilan √ √ √ √ √
tenaga medis
rapi dan bersih
B Empati
5 Dokter √ √ √ √ √
memberikan
waktu pelayanan
yang cukup
pada pasien
6 Perawat √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan sesuai
dengan
keinginan dan
kebutuhan
pasien
7 Perawat √ √ √ √ √
memperhatikan
sungguh-
sungguh kepada
pasien
8 Dokter √ √ √ √ √
mendengarkan
keluhan
123
penyakit yang
diderita serta
memberikan
solusi dalam
konsultasi
9 Perawat √ √ √ √ √
bersikap sopan
dan ramah
C Reliability atau keandalan
10 Tenaga √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan teliti
dan tepat waktu
11 Tenaga medis √ √ √ √ √
dan petugas
lainnya
membantu jika
ada
permasalahan
pasien
12 Perawat √ √ √ √ √
memberitahu
jenis penyakit
secara lengkap,
cara perawatan
dan cara minum
obat
13 Tenaga medis √ √ √ √ √
memberikan
informasi
kepada pasien
sebelum
pelayanan
diberikan
124
14 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersedia
menanggapi
keluhan pasien
D Responsive atau ketanggapan
15 Perawat tanggap √ √ √ √ √
melayani pasien
16 Tenaga medis √ √ √ √ √
menerima dan
melayani
dengan baik
17 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan secara
cepat dan tepat
18 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan sesuai
prosedur
E Asurance atau kepastian
19 Dokter √ √ √ √ √
mempunyai
kemampuan dan
pengetahuan
dalam
menentukan
diagnosa
penyakit dengan
cukup baik
sehingga
mampu
menjawa
pertanyaan
pasien secara
menyakinkan
125
20 Tenaga medis √ √ √ √ √
menyediakan
obat-obatan atau
alat medis yang
lengkap
21 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersifat cekatan
serta
menghargai
pasien
22 Dokter melayani √ √ √ √ √
dengan sikap
menyakinkan
sehingga pasien
merasa aman
23 Tenaga medis √ √ √ √ √
mempunyai
catatan medis
pasien
No pertanyaan Px 16 Px 17 Px 18 Px 19 Px 20
STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP STP TP CP P SP
A Tangibles atau nyata
1 Bangunan √ √ √ √ √
rumah sakit
terlihat indah
dan bersih
2 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki ruang
tunggu yang
cukup, nyaman,
wc dan air
3 Rumah sakit √ √ √ √ √
memiliki
126
peralatan yang
lengkap
4 Penampilan √ √ √ √ √
tenaga medis
rapi dan bersih
B Empati
5 Dokter √ √ √ √ √
memberikan
waktu pelayanan
yang cukup
pada pasien
6 Perawat √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan sesuai
dengan
keinginan dan
kebutuhan
pasien
7 Perawat √ √ √ √ √
memperhatikan
sungguh-
sungguh kepada
pasien
8 Dokter √ √ √ √ √
mendengarkan
keluhan
penyakit yang
diderita serta
memberikan
solusi dalam
konsultasi
9 Perawat √ √ √ √ √
bersikap sopan
dan ramah
127
C Reliability atau keandalan
10 Tenaga √ √ √ √ √
memberikan
pelayanan teliti
dan tepat waktu
11 Tenaga medis √ √ √ √ √
dan petugas
lainnya
membantu jika
ada
permasalahan
pasien
12 Perawat √ √ √ √ √
memberitahu
jenis penyakit
secara lengkap,
cara perawatan
dan cara minum
obat
13 Tenaga medis √ √ √ √ √
memberikan
informasi
kepada pasien
sebelum
pelayanan
diberikan
14 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersedia
menanggapi
keluhan pasien
D Responsive atau ketanggapan
15 Perawat tanggap √ √ √ √ √
melayani pasien
16 Tenaga medis √ √ √ √ √
menerima dan
128
melayani
dengan baik
17 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan secara
cepat dan tepat
18 Tenaga medis √ √ √ √ √
melakukan
tindakan sesuai
prosedur
E Asurance atau √ √ √
kepastian
19 Dokter √ √ √ √ √
mempunyai
kemampuan dan
pengetahuan
dalam
menentukan
diagnosa
penyakit dengan
cukup baik
sehingga
mampu
menjawa
pertanyaan
pasien secara
menyakinkan
20 Tenaga medis √ √ √ √ √
menyediakan
obat-obatan atau
alat medis yang
lengkap
21 Tenaga medis √ √ √ √ √
bersifat cekatan
serta
129
menghargai
pasien
22 Dokter melayani √ √ √ √ √
dengan sikap
menyakinkan
sehingga pasien
merasa aman
23 Tenaga medis √ √ √ √ √
mempunyai
catatan medis
pasien
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien tanggal 5/01/2019 dapat di simpulkan bahwa sejumlah 20 kuesioner yang di sebar
menyatakan bahwa 8 pasien (40%) menyatakan puas dengan pelayanan keperawatan di Ruang melati. Sedangkan sejumlah 12 pasien (60%)
menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang sudah diberikan.
130
BAB 4
ANALISA SWOT DAN PRIOTITAS MASALAH
TOTAL 1 3,4
131
Weakness
1. Beban kerja perawat diruangan cukup tinggi karena jumlah 0,3 3 0,9
kebutuhan perawat tidak memenuhi standar.
2. Perawat belum mengikuti pelatihan penanggulangan bencana 0,12 3 0,36
3. Pemilahan pasien laki-laki dan perempuan menjadi satu 0,08 2 0,16
ruang.
4. Latar belakang pendidikan perawat sarjana dengan d3 0,3 2 0,6
keperawatan jumlahnya tidak seimbang.
5. Seluruh perawat sudah mengikuti pelatihan PPI namun dalam 0,1 1 0,1
praktik hand hygine masih belum dilaksanakan secara
maksimal.
6. Perawat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih 0,1 3 0,3
tinggi tidak mendapatkan biaya dari rumah sakit
TOTAL 1 2,42
132
5. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana 0,3 2 0,6
MAKP merupakan salah satu pelayanan.
TOTAL 1 2,9
Treathened
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakatuntuk pelayanan yang 0,1 3 0,3
lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat mengenai hukum. 0,2 1 0,2
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan. 0,2 2 0,4
4. Persaingan RS yang semakin meningkat. 0,4 3 1,2
5. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan
pendidikan tiap tahun. 0,1 2 0,2
TOTAL 1 2,3
133
Weakness
1) Sarana dan Prasarana banyak yang rusak dan tidak terawat. 0,4 2 0,8
2) Penempatan sarana dan prasarana peralatan steril kurang
sesuai. 0,4 1 0,4
3) Penataan peralatan kurang memadai dan tidak teratur. 0,2 2 0,4
TOTAL 1 1,6
TOTAL 1 2,4
134
3 Metode ( M3 )
I. MAKP
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. RS memiliki visi,misi dan motto sebagai acuan melaksanakan 0,2 4 0,8 S–W
kegiatan pelayanan. 3 – 1,3
2. Sudah ada model MPKP yang digunakan yaitu MPKP Tim 0,1 3 0,3 = 1,7
3. Supervisi sudah dilakukan oleh kepala ruang. 0,05 3 0,15
4. Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,1 3 0,3
5. Mempunyai protap setiap tindakan 0,1 2 0,2
6. Terlaksananya komunikasi yang adequate : perawat dan tim 0,35 3 1,05
kesehatan lain.
7. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi syarat untuk 0,1 2 0,2
MAKP ( s1 keperawatan 7 orang)
TOTAL 1 3
Weakness
1. Pelaksanaan model MPKP sudah dilaksanakan tetapi 0,3 2 0,6
sosialisasi semua tim masih kurang.
2. Beberapa tindakan tidak sesuai denga protap 0,7 1 0,7
3.
TOTAL 1 1,3
b. Eksternal Faktor ( EFAS )
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan praktik managemen 0,1 3 0,3
keperawatan.
135
2. Ada kebijakan pemerintah tentang professional perawat. 0,4 2 0,8
3. Adanya kebijakan RS tentang pelaksaan MPKP 0,5 2 1
TOTAL 1 2,1
O–T
Treathened 2,1 – 2,1
1. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang semkain ketat. 0,3 2 0,6 =0
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih professional 0,1 3 0,3
3. Makin tinggi kesadaan masyarakat akan hukum 0,2 1 0,2
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,2 2 0,4
kesehatan.
5. Bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi 0,2 3 0,6
dengan cepat.
TOTAL 1 2,1
4 Sentralisasi obat
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. Tersedia sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi 0,2 3 0,6
obat
2. Kepala ruang mendukung kegaiatan sentralisasi obat 0,1 3 0,3
3. Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan depo farmasi. 0,1 3 0,3
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan sentralisasi obat 0,1 3 0,3
5. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja sama dengan depo 0,3 4 1,2 S–W
farmasi 3,5 – 2
6. Adanya lembar perdokumentasian obat yang diterima disetiap 0,2 4 0,8 = 1,5
status pasien.
136
TOTAL 1 3,5
Weakness
1. Pelaksanaan sentralisasi obat diRumah sakit menggunakan 0,3 2 0,6
system Unit Dose Dispending ( UDD ) nampun pada
praktiknya masih menggunakan One Day Dose ( ODD ).
2. Belum ada inform consent kepada pasien tentang sentralisasi 0,3 2 0,6
obat.
3. Belum ada bukti pemberian obat pada pasien dan keluarga 0,4 2 0,8
bahwa obat dikelola oleh perawat yang bertugas diruangan.
TOTAL 1 2
TOTAL 1 2,2
137
5 Supervisi
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength.
1. Supervisi telah dilakukan secara rutin 0,2 1 0,2
2. Telah ada program pelatihan dan sosialisai tentang supervisi 0,2 1 0,2
3. Kepala ruangan mendukung pelaksanaan supervisi 0,2 2 0,4
4. Adanya observasi kerja tidap shift pagi oleh karu dan 0,4 3 1,2
pengamat pada shift sore dan malam.
TOTAL 1 2
S–W
Weakness 2 – 2,4
1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan 0,5 3 1,5 = -0,4
supervisi.
2. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir penilaian 0,2 3 0,6
yang tetap
3. Belum adanya dokumentasi supervise yang jelas. 0,3 1 0,3
TOTAL 1 2,4
b. Eksternal Faktor ( EFAS )
Opporunity
1. Adanya mahasiswa ners yang praktik managemen
keperawatan 0,2 4 0,8
2. Adanya reward dalam bentuk pelatihan maupun jasa bagi
yang melaksanakan pekerjaan dengan baik. 0,2 3 0,6
3. Adanaya teguran dari kepala ruangan bagi perawat dan
mahasiswa yang tidak melaksanakan tugas dengan baik. 0,5 4 2
138
4. Hasil supervise dapat dilakukan sebagai pedoman untuk daftar 0,1 4 0,4
penilaian prestasi pegawai ( DP3). O–T
3,8 – 1
TOTAL 1 3,8 = 2,8
Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapat pelayanan 1 1 1
yang profesional
TOTAL 1 1
6 Timbang terima
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. Kepala ruang memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi. 0,1 3 0,3
2. Adanya laporan jaga setiap shift 0,2 4 0,8
3. Timbang terima sudah merupakan kegaiatan rutin yang telah 0,2 4 0,8
dilaksanakan
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang terima. 0,3 3 0,9
5. Adanya buku khusus untuk melakukan timbang terima. 0,2 4 0,8
139
3. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal , khsusnya 0,2 2 0,4
dari shift sore ke malam.
TOTAL 1 3,4
TOTAL 1 2,4
140
7 Discharge Planning
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning 0,7 4 2,8
diruangan untuk pasien pulang ( format dan kartu DP ).
2. Adanya kartu kontrol berobat. 0,2 3 0,6
3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara informal 0,1 4 0,4
kepada pasien dan keluarga selamat dirawat atau pulang. S–W
3,8 – 1,4
TOTAL 1 3,8 = 2,4
Weakness
1. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat. 0,2 2 0,4
2. Kurangnya kemauan untuk memberikan pendidikan 0,2 2 0,4
kesehatan kepada pasien dan keluarga
3. Tidak tersedianya leaflet pasien pulang 0,3 1 0,3
4. Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi. 0,3 1 0,3
1,4
TOTAL 1
Opportunity
1. Adanya mahasiswa ners yang praktik managemen 0,3 4 1,2
keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik anatara mahasiswa ners dan 0,7 3 2,1 O–T
perawat ruangan. 3,3 – 2,2
= 1,1
TOTAL 1 3,3
141
Threatened 0,3 2 0,6
1. Persaingan RS yang sangat ketat 0,2 3 0,6
2. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional 0,5 2 1
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pemtingnya
kesehatan.
TOTAL 1 2,2
8 Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor ( IFAS )
Strength
1. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde 0,5 2 1
keperawatan.
2. Banyaknya kasus yang memerlukan perhatian khusus. 0,3 2 0,6
3. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang 0,1 4 0,4
keperawatan bedah medis.
4. Sertifikasi perawat sesuai dengan keahliannya. 0,1 4 0,4
TOTAL 1 2,4
Weakness
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan 0,4 1 0,4
seacar teratur diruang melati S–W
2. Karakteritik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata 0,1 4 0,4 2,4 – 1,8
3. Jumlah tenaga yang tidak seimbang dengan jumlah tingkat 0,5 2 1 = 0,4
ketergantungan pasien.
TOTAL 1 1,8
142
b. Eksternal Faktoe ( EFAS )
Opportunity 0,6 1 0,6
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang management
keperawatan. 0,4 4 1,6
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk mengadakan
ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktik
TOTAL 1 2,2
O–T
Threatened 2,2 – 3,5
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat dalam 0,5 3 1,5 = -1,3
mendapatkan pelayanan professional.
2. Persaingan antara ruang bedah semakin kuat dalam memberi 0,5 4 2
pelayanan.
TOTAL 1 3,5
9 Dokumentasi keperawatan.
a. Internal Faktor
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasaran dokumentasi untuk tenaga 0,3 4 1,2
kesehatan ( sarana administrasi penunjang )
2. Sudah ada system pendokumentasian SOR 0,2 4 0,8
3. Format asuhan keperawatan sudah ada. 0,4 4 1,6 S–W
4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan 0,1 2 0,2 3,8 – 1,8
tanggung gugat. =2
TOTAL 1 3,8
143
Weakness
1. Proses dokumentasi tidak maksimal karena beban kerja 0,4 2 0,8
yang tinggi , padahal pendokumentasian merupakan aspek
yang legal.
2. Format pengkajian yang sudah tesedia tidak segera diisi 0,2 2 0,4
lengkap ketika pasien masuk.
3. SAK tidak segera diperbaharui ketika terjadi perubahan 0,2 1 0,2
pada diagnose keperawatan/ masala pasien.
4. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian 0,2 2 0,4
belum dilaksanakan secara maksimal.
TOTAL 1 1,8
b. Ekternal Faktor ( EFAS )
Opportunity
1. Adanya program pelatihan 0,2 1 0,2
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan ( 0,05 4 0,2
pengembangan SDM )
3. Mahasiswa ners praktik management untuk mengembangkan 0,05 4 0,2
system dokumentasi O–T
4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa. 0,5 4 2 2,8 – 2
5. Sistem MPKP yang diterapkan mahasiswa ners. 0,2 2 0,4 = 0,8
TOTAL 1 2,8
Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat ( pasien dan keluarga ) akan 0,5 2 1
tanggung jawab dan akan tanggung gugat.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan 0,5 2 1
TOTAL 1 2
144
10 Keuangan (M4)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. ada pendapatan dari jasa medik, untuk pasien dengan biaya 0,1 4 0,4
BPJS yang dapat diklaim setelah perawatan
2. ada pendapatan dari jasa pelayanan rumah sakit berupa 0,1 3 0,3
remunerasi
3. ada pendapatan dari jasa pelayanan IRNA medis 0,1 4 0,4
4. tiap perawat memperoleh pendapatan dari rumah sakit berupa 0,2 4 0,8
LP (lauk pauk)
5. pengelolaan RSUD Mardi Waluyo Blitar dikelola oleh 0,1 4 0,4
pemerintah daerah
6. pengadaan dana operasional ruangan didapatkan dari RSUD 0,1 4 0,4
Mardi Waluyo Blitar bekerja sama dengan asuransi
(ASTEK,ASKES,BPJS,dll)
7. daftar biaya perawatan dan tarif ruangan diruangan melati 0,3 3 0,9
sudah tertera
S–W
TOTAL 1 3,6 3,6 – 2,1
= 1,5
Weakness
1. jasa insentif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan 0,1 3 0,3
sama untuk semua perawat
2. system administrasi belum terpusat 0,9 2 1,8
TOTAL 1 2,1
145
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kerjasama dengan perusahaan asuransi 0,3 4 1,2
2. Tersedianya dana untuk operasional ruangan 0,2 2 0,4
3. Pengeluaran sebagian besar dibiayai institusi 0,1 4 0,4
4. Ada kesempatan untuk menggunakan instrument medis 0,1 4 0,4 O–T
dengan re-use sehingga menghemat pengeluran 2,3 – 3
5. Ada kesempatan untuk menambah penghasilan ruangan dari 0,3 1 0,3 = -0,7
usaha koperasi
TOTAL 1 2,3
Threatened
1. Adanya tuntutan dari pasien tentang administrasi yang 0,8 3 2,4
terperinci sesuai tindakan yang diberikan oleh perawat dan
dokter
2. Adanya tuntutan yang lebih maksimal dari masyarakat untuk 0,2 3 0,6
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih professional
sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana
TOTAL 1 3
11 M5 (Mutu)
a. Internal faktor (IFAS)
Strengrth
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Rumah 0,4 2 0,8
Sakit S–W
2. Rata – rata BOR cukup baik 0,2 2 0,4 2,6 – 1
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien 0,2 3 0,6 = 1,6
(BPJS,Umum,Asuransi suasta)
146
4. Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 dan S1 0,2 4 0,8
TOTAL 1 2,6
Weakness
LOS yang memanjang karena perawatan yang lama 1 1 1
TOTAL 1 1
TOTAL 1 3,3
Threated O–T
1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus 0,6 2 1,2 3,3 – 2
dipenuhi = 1,3
2. Adanya persaingan antara rumah sakit mengenai 0,4 2 0,8
peningkatan mutu pelayanan keperawatan
TOTAL 1 2
147
4.2 Diagram Layang
IFAS = S – W (x)
EFAS = O – T (y)
Kesimpulan :
➢ Kuadran I Expansion (Menunjukkan adanya kekuatan untuk memanfaatkan
peluang). Pada kuadran ini terdapat 7 domain, diantaranya :
1. M1 (Man) = 0,98 : 0,6
2. M3 (Method) = 1,7 : 0
3. M5 (Mutu) = 1,6 : 1,3
4. Sentralisasi Obat = 1,5 : 1,3
5. Dokumen Kep. = 2 : 0,8
148
6. Dischard Planning = 2,4 : 1,1
7. Timbang Terima = 0,2 : 1,3
➢ Kuadran II Stability (Menunjukkan memanfaatkan peluang untuk mengatasi
kelemahan). Pada kuadran ini terdapat 1 domain, yaitu Supervisi = -0,4 :
2,8.
➢ Kuadran III Retrenchment (Menunjukkan adanya kelemahan dalam mengatasi
ancaman). Pada kuadran ini tidak terdapat domain didalamnya.
➢ Kuadran IV Combination (Menunjukkan adanya kekuatan untuk mengatasi
ancaman). Pada kuadran ini terdapat 3 domain, diantaranya :
1. M2 (Material) = 2 : 0,8
2. M4 (Money) = 1,5 : 0,7
3. Ronde Kep. = 0,4 : 1,3
149
6) Operan
Operan Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP melaporkan
identitas pasien, keluhan utama, DS,DO,MK,dan intervensi) tetapi
intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK dan evaluasi tidak
lengkap.
d. M5 (Mutu)
1) Five Moment Hand Hygiene belum diterapkan dengan baik
150
Tabel 4.2 Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total priotitas
(Mg+S
v+Mn+
Nc+A)
1. Perbandingan
jumlah tenaga
perawat D3 dan S1 3 3 4 3 3 16 V
masih belum seuai
dengan standar ideal
kebutuhan perawat
yang dibutuhkan
ruangan
2. Beban kerja perawat
diruangan cukup 3 2 4 3 2 14 III
tinggi karena jumlah
kebutuhan perawat
tidak memenuhi
standar
3 Penempatan sarana 3 2 4 3 4 16 IV
dan prasarana
peralatan steril
kurang sesuai.
151
ada formulir
penilaiaan yang
tetap
7 Penerimaan pasien 4 4 5 4 4 25 VII
baru belum
dilakukan secara
optimal.
8 Operan timbang 4 3 4 3 3 17 V
trima sudah
dilakukan dengan
baik, tetapi
intervensi masih
bersifat umum tidak
berdasarkan MK
dan evaluasi tidak
lengkap
9 Five Moment Hand 2 3 2 2 2 11 II
Hygiene belum
diterapkan dengan
baik.
10 Jumlah angka 2 3 1 2 2 10 I
kejadian pasein
yang mengalami
phlebitis sangat
besar
11 Resiko jatuh pada 2 2 2 2 2 10 I
pasien sangat
mudah terjadi
152
4.5 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah
Nilai 4 = penting
153
2 Beban kerja 3 3 3 4 6,75 VII
perawat diruangan
cukup tinggi
karena jumlah
kebutuhan
perawat tidak
memenuhi standar
3 Penempatan 3 3 3 2 13,5 IV
sarana dan
prasarana
peralatan steril
kurang sesuai.
154
baik, tetapi
intervensi masih
bersifat umum
tidak berdasarkan
MK dan evaluasi
tidak lengkap
9 Five Moment 4 4 5 4 16 III
Hand Hygiene
belum diterapkan
dengan baik.
10 Jumlah angka 5 4 5 5 20 II
kejadian pasein
yang mengalami
phlebitis sangat
besar
11 Resiko jatuh pada 4 4 4 3 21,3 I
pasien sangat
mudah terjadi
155
4.6 POA (PLAN OF ACTIONS)
Pengoptimalan kegiatan 1. mngajukan proposal pelaksanaan 1. Supervisi Senin 18-02- Seluruh 1. Kepala ruang Diskusi &
supervise dan mempu alur supervisi dilakukan 2019 mahasiwa ceramah
menerapkan supervise 2. Melaksanakan supervise dengan praktekdi 2. Perawat
keperawatan dengan keperawatan bersama perawat dan optimal dan ruang melati pelaksana
benar kepala ruangan didokumenta 3. Keluarga pasien
3. Mendokumentasikan hasil sikan dengan
supervise baik dan
4. Membuat format supervise benar
Pengoptimalan 1. mngajukan proposal Ronde keperawatab Kamis 14-02-2019 Seluruh 1. Kepala Diskusi &
kegiatan Ronde pelaksanaan alur Ronde dilakukan dengan optimal mahasiwa ruang ceramah
keperawatan 2. Melaksanakan dan didokumentasikan praktekdi
3. Rondekeperawatan bersama dengan baik dan benar ruang melati 2. Perawat
perawat dan kepala ruangan pelaksana
serta tenaga kesehatan lainnya 3. Dokter
4. Mendokumentasikan hasil
ronde keperawatan 4. Ahli gizi
5. Membuat format Ronde
5. Keluarga
pasien
156
Tabel 4.6 POA Pelaksanaan Timbang Terima
Pengoptimalan 1. mengajukan proposal Penerimaan pasien Sabtu 16-02-2019 Seluruh 1. Kepala Diskusi &
kegiatan Penerimaan pelaksanaan alur penerimaan baru dilakukan mahasiwa ruang ceramah
pasien baru dan mempu pasien baru dengan optimal dan praktekdi
menerapkan 2. Melaksanakan penerimaan didokumentasikan ruang melati 2. Perawat
penerimaan pasien baru bersama perawat dengan baik dan pelaksana
pasienbarudengan dan kepala ruangan benar 3. Keluarga
benar 3. Mendokumentasikan hasil pasien
penerimaan pasien baru
4. Membuat format penerimaan
pasien baru
157
Tabel 4.8 POA Pelaksanaan Timbang Terima
1. Berkurangnya 1. Melaksanakan tindakan Kejadian phlebitis Senin 18-02-2019- Seluruh 1. Kepala Diskusi &
kejadian pemasangan infus sesuai dengan berkurang angka kamis tanggal 21-02- mahasiwa ruang ceramah
phlebitis SOP kejadiannya 2019 praktekdi
2. Perawat 2. Melaksanakan tindakan ruang melati 2. Perawat
mampu mengoplosan obat injeksi pelaksana
mencegah terutama obat NSAID yang 3. Keluarga
terjadinya mudah mengiritasi perifer pasien
phlebitis dengan cara di oplos dengan wfi
dan tidak dicampur dengan obat
lainnya
3. Melakukan perawatan infus
sekaligus mengcek secra berkala
kondisi infus
4. mengikut sertakan keluarga
dalam proses perawatan infus
5. evaluasi target pencapaian
158
Tabel 4.9 POA Pelaksanaan Timbang Terima
159
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Implementasi
5.1.1 Masalah
1. Tingginya angka risiko jatuh pada pasien di Ruang Melati
• Implementasi: Pemasangan tanda pasien berisiko jatuh beserta
himbauan pencegahan kejadian jatuh pada tanggal 25 februari 2019
sejumlah 10 orang di kelas 3 A,B dan C di ruang melati.
2. Tingginya angka terjadinya phlebisi di Ruang Melati
• Implementasi : Melakukan tindakan pemasangan infus sesuai SOP,
melaksanakan pengoplosan obat dengan tepat, dan melakukan
pengecekan dan perawatan infus secara berkala di Ruang Melati.
3. Belum optimalkan pelaksanaan Five Moment Hand Hygiene : Perawat
belum melakukan cuci tangan pada saat sebelum kontak langsung dengan
pasien serta sebelum tindakan invasive.
• Implementasi :Telah dilakukan demonstrasi cuci tangan 6 langkah
dan Five Moment Hand Higiene setiap pagi yang diikuti oleh kepala
ruang, wakil kepala ruang, katim dan perawat pelaksana di Ruang
Melati.
4. Belum optimal pelaksanaan Timbang Terima beserta validasi data ke
pasien dimana hal tersebut hanya dilakukan pada shift pagi saja.
• Implementasi : Telah dilakukan roleplay operan timbang terima
setiap pergantian shift di kamar 3C Ruang Melati
5. Supervisi di Ruang Melati tidak pernah dilakukan
• Implementasi : Tidak terlaksana dikarenakan penyusunan panduan
supervise membutuhkan waktu yang lama melebihi jadwal yang
sudah dilakukan.
6. Kurang optimalnya penerimaan pasien baru : pasien dan keluarga
diberikan KIE mengenai ruangan dan tentang pengelolaan sampah di RS.
160
• Implementasi : Telah dilakukan rollplay penerimaan pasien baru
pada 25 februari 2019 dan dilakukan penerimaan pasien baru pada
seluruh pasien baru di kamar 3C ruang melati.
7. Ronde keperawatan
• Implementasi : telah dilaksanakan ronde keperawatan pada tanggal
14 Februari 2018 pada pasien Ny S dengan diagnosa anemia dan
melena.
5/ 3/ 35 x 100 = 4,76 = 5%
0/ 3/ 35 x100 = 0%
161
5.2.2 Five Moment Hand Hygiene pre dan post
a. Five Moment Hand Hygiene pre
Tabel 5.2.2 Five Moment Hand Hygien pre
162
b. Five Moment Hand Hygien post
Tabel 5.2.3 Five Moment Hand Hygien post
Pertanyaan Px1 Px 1 Px 3 Px 4 Px 5 Prese-
Ya tdk ya tdk ya Td ya tdk ya tdk ntase
k
Sebelum kontak √ √ √ √ √ 100 %
langsung dengan
pasien
Sebelum tindakan √ √ √ √ √ 100%
invasif (memberikan
injeksi, pasang infus,
menyiapkan obat-
obatan, menyiapkan
makan, memberi
makan pasien, rawat
luka, dll)
Setelah beresiko √ √ √ √ √ 100%
dengan cairan tubuh
(darah, cairan tubuh,
urine, dll)
Setelah kontak dengan √ √ √ √ √ 80%
pasien
Setelah kontak dengan √ √ √ √ √ 100%
lingkungan pasien
Rata-rata 10 0 10 0 10 0 10 0 80 20 100%
0 0 0 0
163
0 / 3 / 35 x 100 = 0%
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
10 Ny. N 20% Tidak Beresiko jatuh
11 Ny. F 50% Resiko rendah jatuh
12 Ny. N 35% Resiko rendah jatuh
13 Ny. R 35% Resiko rendah jatuh
164
14 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
15 Ny. A 60% Resiko tinggi jatuh
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
10 Ny. N 20% Tidak Beresiko jatuh
11 Ny. F 50% Resiko rendah jatuh
12 Ny. N 35% Resiko rendah jatuh
13 Ny. R 35% Resiko rendah jatuh
14 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
15 Ny. A 60% Resiko tinggi jatuh
16 Ny. N 50% Resiko rendah jatuh
17 Ny. M 35% Resiko rendah jatuh
18 Tn. B 50% Resiko rendah jatuh
19 Ny. S 50% Resiko rendah jatuh
165
Tabel 5.2.7 Tabel Tabulasi Pemantauan Resiko Jatuh
Pada Tanggal 7 Februari 2019
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
Keterangan
Tidak Beresiko 0-24 %
Resiko rendah 25-50 %
Resiko tinggi >51 %
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko Jatuh
166
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
9 Ny. S 60% Resiko tinggi jatuh
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko Jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
7 Tn. A 50% Resiko rendah jatuh
8 Tn. A 75% Resiko tinggi jatuh
Nama
No Pasien Skor Keterangan
1 Tn. B 60% Resiko tinggi jatuh
2 Tn. M 75% Resiko tinggi jatuh
3 Tn. R 90% Resiko tinggi jatuh
4 Ny. N 45% Resiko rendah jatuh
167
5 Tn. U 20% Tidak Beresiko Jatuh
6 Ny. S 65% Resiko tinggi jatuh
Keterangan
Tidak Beresiko 0-24 %
Resiko rendah 25-50 %
Resiko tinggi >51 %
0.16
0.14
0.12
0.04
0.02
0
PRE POST
168
dengan nilai pre-intervensi 4,76% menjadi 3,80% post-intervensi. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya penurunan yang signifikan selama dilakukan
evaluasi.
169
Diagram 5.2.2 Timbang Terima Pre dan Post
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Pre Post
Dari diagram tersebut didapatkan hasil bahwa pelaksanaan timbang terima pre
dan post pelaksanaan dengan hasil 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan timbang terima menunjukan dalam kategori baik.
170
4 Perkenalakan dokter yang √ √ √ √ √
bertanggung jawab selama
perawatan
5 Perawat menjelaskan tentang - - - - -
ruangan/ lingkungan (kamar mandi,
ruang perawat, ruang sholat, depo
obat dan laboratorium)
6 Perawat menjelaskan cara √ - √ - √
memanggil perawat
7 Perawat menjelaskan aturan dan tata √ √ √ √ -
tertib rumah sakit
8 Perawat menjelaskan manajement - - - - -
keselamatan jalur evakuasi
9 Perawat menjelaskan manajeman √ √ √ √ √
keselamatan pencegahan jatuh
10 Perawat menjelaskan manajemen √ √ √ √ √
keselamatan penggunaan gelang
identitas pasien
11 Perawat mengajarkan hand hygiene - - - - -
12 Perawat menjelaskan pemilahan - - - - -
tempat sampah
13 Perawat menjelaskan penyimpanan √ √ √ √ √
barang-barang berharga pasien
maupun keluarga pasien
14 Perawat menanyakan kembali √ √ - - -
kejelasan akan informasi yang telah
disampaikan
15 Perawat mencatat pada √ √ √ √ √
checklist/lembar penerimaan pasien
baru dan lengkapi tanda tangan oleh
kedua pihak
Presentase 60% 66,6% 53,3% 60% 60%
171
Presentase rata-rata 59,98%
Hasil Evaluasi Tindakan Orientasi Pasien Baru Di Ruang Melati
172
9 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √
manajeman keselamatan
pencegahan jatuh
10 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √
manajemen keselamatan
penggunaan gelang
identitas pasien
11 Perawat mengajarkan - - - - -
hand hygiene
12 Perawat menjelaskan √ - √ - √
pemilahan tempat sampah
13 Perawat menjelaskan √ √ √ √ √
penyimpanan barang-
barang berharga pasien
maupun keluarga pasien
14 Perawat menanyakan √ √ - - -
kembali kejelasan akan
informasi yang telah
disampaikan
15 Perawat mencatat pada √ √ √ √ √
checklist/lembar
penerimaan pasien baru
dan lengkapi tanda tangan
oleh kedua pihak
Presentase 66,67% 66,67% 60% 60% 66,67%
Presentase rata-rata 64,02%
173
Diagram 5.2.3 Perbandingan pelaksanaan orientasi pada pengkajian dan
evaluasi di Ruang Melati.
65%
64%
63%
62%
61%
60%
59%
58%
Pre Post
5.2.6 Supervisi
Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tanggal 11-21
Februari 2019, hasil dari wawancara kepada kepala ruang bahwa supervise
dilakukan sewaktu-waktu namun tidak terstruktur karena belum
adanyapanduan dan jadwal supervise yangjelas. Setelah dilakukan
sosialisasi supervise pada hari senin 25 februari 2019 kemudian dilakukan
evaluasi oleh mahasiswa dengan waktu yang lama meleihi jadwal yang
sudah ditentukan.
174
5.3 Pembahasan
5.3.1 Risiko Jatuh
Pada evaluasi monitoring pasien risiko jatuh terdapat penurunan nilai risiko
jatuh yaitu pada pre intervensi 41% dan pada post intervensi 22%.Terdapat
penurunan yang signifikan pada nilai risiko jatuh Penurunan ini dapat terjadi
dikarenakan pemberian monitoring sosialiasasi risiko jatuh. Monitoring
sosialisasi yang dibuat disini ada;ah untuk menghindari risiko jatuh pada
pasien dewasa dan geriatric , dengan demikian menghindaridan mengurangi
risiko jatuh.(Indah Puji, 2014).
Pada kebijakan dan tata tertib yang berada di rumah sakit tentang
penurunan skala risiko jatuh. Untuk mengantisipasi dan mencegah
terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera perlu dilakukan
pengakajian diawal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala
mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan
dengan pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan
keselamatan pasien ( Depkes RI 2006).
175
baru-baru ini oleh Webster disimpulkan bahwa kateter bisa dibiarkan aman
ditempatnya lebih dari 72jam. Jika tidak ada kontraindikasi.The Centers For
Disease Control dan Prevention menganjurkan penggantian kateter setiap
72-96jam untuk membatasi potensi infeksi ( Darmawan 2008 O)
176
Tahap kerjasama yang baik antara pasien dengan profesi kesehatan
yang ada dirumah sakit, harus ditingkatkan dengan baik.oleh karena itu agar
pelayanan dapat memuaskan pasien/ keluarga, maka petugas pelayanan
dapat memenuhi persyaratan pokok, pelayanan ini bisa berlaku pula untuk
pelayanan keperawatan khususnya dalam tindakan orientasi pasien baru
.Perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam menyampaikan
informasi yang harus disampaikan kepada keluarga/pasien. Diharapkan
untuk tahap-tahap dalam pelaksanaan orientasi baru tidak ada yang
terlewatan sehingga mampu didapatkan nilai pencapaian 100%
177
menyampaikan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya,
tersusun renaca kerja berikutnya. ( Nursalam,2012)
178
perawat terkadang mengikuti saran dan terkadang tidak dan ketidakpatuhan
adalah kondisi dimana perawat meninggalkan saran dan anjuran.
179
memberrikan informasi kepada perawat untuk membentuk sikap positif dan
meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan tugas-tugasnya (
Fauzia,2014).
5.3.6 Supervisi
180
supervisi yang berkala, beban kerja yang lebih serta kurangnyamotivasi baik
kpala ruang maupun ketua tim terhadap pelaksana supervisi.
181
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk memonitoring
resiko jatuh mengalami penurun dari pre intervensi dengan nilai rata-rata
keseluruhan sebesar 41% menjadi 22% saat post intervensi
2. Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa pelaksanaan orientasi pasien
baru pre dan post pelaksanaan orintasi pasien baru dapat dipresentasikan
59.98% menjadi 64.02%
3. Dari hasil pengkajian di dapatkan bahwa pelaksanaan timbang terima pre
dan post pelaksanaan dengan hasil sama dapat dipresentasikan 100%
4. Dari hasil pengkajian Five Moment Hard Hygiene didapatkan hasil setelah
post intervensi adalah dari 40% menjadi 100%
5. Berdasarkan pengkajian awal selama 1 minggu mulai tgl 2019, hasil dari
wawancara kepada kepala ruangan bahwa supervisi dilakukan sewaktu-
waktu namun tidak terstruktur karena belum adanya panduan dan jadwal
supervisi yang jelas
6. Pada tanggal 14 februari 2019 dilaksanan ronde keperawatan di ruangan
melati pada pasien Ny S dengan anemia + melena di ruangan 3C yang
dihadiri oleh ahli gizi, kepala ruangan, perawat katim, perawat pelaksana
7. Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan bahwa untuk angka kejadian
plebitis mengalami penurunan dari pre intervensi dan pre intevensi dengan
nilai rata-rata keseluruhan sebesar7.61% menjadi 4.76% saat post intevensi
6.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Setelah dilakukan manajemen keperawatan diharapkan dapat
mengaplikasikan peran dan meningkatkan kemampuan terkait
manajemen keperawatan
182
2. Bagi Ruangan
Setelah dilakukan manajeman keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan usaha dalm pemberian pelayanan asuhan
keperawatan yang profesional dan kemprehensif sehingga dapat
memberikan kepuasan pada pasien dan keluarga. Serta pemberian
pelayanan terhadap bio, psiko, sosial, spiritual dan kultir pasien dapat
terpenuhi dengan baik. Setelah dilakukan implementasi orientasi pasien
baru diharapkan perawat dapat meningkatkan pelaksanaan orientasi
pasien baru lebih optimal.
Setelah dilakukan implementasi pendokumentasian asuhan
keperawatan diharapkan dapat dilaksanankan secara terus menerus,
serta dalam pengisisan dokumentasi asuhan keperawatan disesuaikan
dengan standar asuhan yang telah ditetapkan di rumah sakit.
Setelah dilakukan implementasi supervisi keperawatan diharapkan
untuk kedepannya bisa lebih terjadwal dalam pelaksanaan supervisi dan
terdokumentasi pada setiap supervisi yang dilakukan sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu di Ruang Melati.
183
DAFTAR PUSTAKA
184
LAMPIRAN
185
PROPOSAL DISCHARGE PLANNING PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES
MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
BLITAR
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
186
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROPOSAL DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016 NIDN. 0729018101
187
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan merupakan kegiatan memberikan tindakan keperawatan
terhadap klien baik secara mandiri atau kolaboratif melalui pendekatan terminologi
keperawatan. Asuhan keperawatan diberikan secara berkesinambungan dan
komprehensif, mulai pasien datang, selama perawatan dan menjelang pulang.
Untuk menjamin pelayanan keperawatan secara optimal, diperlukan suatu metode
atau pendekatan orientasi yang terintegrasi. Setelah mendapatkan orientasi yang
cukup tentang pelayanan kesehatan (tempat pelayanan, peraturan rumah sakit, dan
administratif), diharapkan klien dapat menjalani perawatan dengan optimal. Setelah
mendapatkan pelayanan kesehatan, klien akan kembali beraktifitas seperti
sediakala. Demi menjamin kesehatan klien secara berkesinambungan dirumah,
diperlukan adanya suatu perencanaan pulang (discharge planning), yang bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan klien dan menurunkan biaya-biaya yang
diperlukan untuk rehabilitasi lanjut, dengan adanya discharge planning klien dapat
mempertahankan kesehatannya dan membantu klien untuk lebih bertanggung
jawab terhadap kesehatan mereka sendiri (Jane Erwin 1999).
Discharge Planning di ruang Melati sudah dilakukan tetapi belum optimal.
Di ruangan belum tersedia sarana discharge planning seperti: leaflet untuk 10 kasus
terbanyak. PKMRS dilakukan namun tidak terjadwal dan dilaksanakan oleh
mahasiswa keperawatan yang berdinas. Apabila tidak ada mahasiswa yang sedang
praktik, PKMRS dilakukan oleh perawat ruangan atau petugas kesehatan lain yang
berkepentingan
Program pendidikan profesi Ners stikes maharani malang diharapkan mampu
menjadi role model dalam pelaksanaan discharge planning di ruang melati Rumah
SaKIT Mardi Waluyo Blitar secara benar. Oleh karena itu dengan adanya
penerapan discharge planning , diharapkan dapat dijalankan secara berkelanjutan,
188
dengan demikian diharapkan tujuan peningkatan kualitas kesehatan pasien dapat
tercapai secara optimal.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat di Ruang Melati mampu menerapkan discharge
planning dengan baik dan benar.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Klien
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan klien.
2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam kesiapan
perawatan di rumah.
3. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam melakukan
perawatan diri sendiri di rumah.
189
2. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge
planning pada penyembuhan klien.
3. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien saat di
rumah.
4. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah dimiliki
serta mengaplikasikannya.
5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan pasien
secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi pasien
secara tepat.
190
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990).
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistimatis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang (Carpenito, 1999). Menurut Hurts (1990) yang dikutip Kristina
(2007) perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi
di mana perawat profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan
dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien di mana
perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, terapeutik,
rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000 dalam
Kristina, 2007).
191
5. Memberi pelajaran singkat kepada keluarga yang akan menjaga klien di
rumah tentang keterampilan yang diperlukan untuk merawat klien.
6. Melaksanakan rentang perawatan antara RS dengan masyarakat.
2.3 TUJUAN
Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Menyiapkan kemandirian klien.
3. Meningkatkan kemandirian yang berkelanjutan pada klien.
4. Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain.
5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam mempertahankan status kesehatan klien.
192
4. Meneruskan dengan obat jalan (kontrol di poliklinik).
5. Meninggal.
6. Pasien melarikan diri.
193
3. Obat-obatan yang dihentikan
Pada pasien umum kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh
klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien, tetapi pada pasien
JPS atau Askes obat yang tidak diberikan atau diminumkan lagi
dikembalikan ke Depo farmasi.
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada
klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik
RS.
5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan
dll.
194
2.7 PERAN PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING
1. Kepala Ruangan
a. Membuka acara discharge planning kepada pasien
b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
2. Perawat Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
f. Mendokumentasikan discharge planning
g. Melaksanakan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai dengan akhir perawatan)
3. Perawat Associate
Ikut membantu melaksanakan discharge planning yang telah
direncanakan oleh perawat primer
195
2.8 ALUR DISCHARGE PLANNING
Keadaan pasien :
1. Klinis dan pemeriksaan penunjang
2. Tingkat ketergantungan pasien
Perencanaan pulang
Keterangan:
: Yang diperagakan Nursalam, 2002
(di rule play).
196
BAB 3
RESUME KEGIATAN
1. Rencana Kegiatan
Topik : Discharge Planning Tahap I
Sasaran : Klien dan keluarga yang ada di ruang Melati kamar 3c
Hari/tanggal : Senin, 18 Februari 2019
Waktu : 09.00 WIB - Selesai
Tempat : Ruang melati Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar
2 . Presensi :
1. Pembimbing Akademik : Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
2. Pembimbing Ruangan : Sri Anah Puji Lestari S,Kep.Ns
3. Supervisor : Sri Anah Puji Lestari S,Kep.Ns
3. Susunan acara
1. Persiapan anggota dalam kegiatan Dischage Planning terutama yang
bertindak sebagai Kepala Ruangan, Perawat Primer 1, Perawat Assosiate 1.
2. Pelaksanaan role play yang diawasi oleh para supervisor.
3. Diskusi jalannya kegiatan DP bersama supervisor.
4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Sifra Parinussa., S.Kep
PP 1 : Vannessia Prasetya Cia., S.Kep
PA 1 :Siska Putri Utami., S.Kep
(Yang tampil adalah Kepala Ruangan, PP1 dan PA1)
5. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah demonstrasi dan
tanya jawab (diskusi) setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah
sakit.
197
6. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada klien dan
keluarganya diantaranya: status pasien (Medical Record), leaflet
198
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN KEGIATAN
199
menanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga.
4. Memberikan reward
kepada pasien dan
keluarga.
5. PP/ PA dan klien
melakukan
pendokumentasian kartu
discharge planning dan
arsip discharge planning
Aturan Diet
Makanan yang mengandung Zat Besi untuk meningkatkan kadar sel darah merah
200
Obat-obatan yang masih diminum, Dosis, Warna dan Efek samping
- Cefadrozil 2x1
- Captropil 3x1
- Omeprazol 1-0
- Nucral 3x1 (1c)
Blitar,.......................
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
201
FORMAT DISCHARGE PLANNING untuk Pasien
- Nyeri : Tidak/ Ya, di………….. skala…… Luka / Luka Operasi: Tidak/Ya, di…….kondisi…
Drain…………..
-
Captropil 10 tablet 3x1 Oral Pagi, Siang, Malam
-
Omeprazol 10 tablet 1-0 Oral Pagi
-
Nucral 10 tablet 1C 3x1 Sirup Pagi, Siang Malam
Dokumen yang diserahkan:
202
CT Scan :……...Lembar 5. Resume Medis : Ya / Tidak
Blitar,......................
DiserahkaN
Perawat
Diterima Disetujui
Pasien/Keluarga Kepala Ruangan
( )
( ) ( )
203
BAB 5
EVALUASI
5.1 Struktur
Persiapan dimulai dengan pembuatan proposal 3 hari sebelum pelaksanaan,
konsultasi dan koordinasi dengan pembimbing klinik, setelah disetujui 1 hari
sebelum pelaksanaan ditentukan pasien yang akan dilakukan discharge
planning yaitu pasien dengan typoid dengan lama masa rawat hari, selanjutnya
membuat undangan dan mendistribusikan, berlatih role play dilanjutkan
dengan menyusun leaflet
5.2 Proses
No. Waktu Kegiatan
1. 09.00 – 09.10 Discharge Planning dimulai dengan Karu menanyakan tentang program
dan kemajuan pasien, dan PP melaporkan bahwa ada pasien yang KRS
dengan Dx. Typoid, PP meminta bantuan PA untuk membantu persipan
DP, dan PP melaporkan kembali ke Karu bahwa persiapan DP sudah
siap. Karu mengecek semua persiapan DP dan mengajak PP dan PA ke
bed pasien.
2. 09.10 – 09.30 Karu membuka salam dan memberikan kata pengantar kepada keluaga
Px bahwa akan dilakukan DP oleh PP dan PA, kemudian PP dan PA
melanjutkan dengan mengevalusi pengetahuan dan informasi anak
klien tentang Typoid (pengertian, penyebab, pencegahan dan
penaganan pertama), memberikan penjelasan singkat tentang DM
(dengan leaflet), diet, aktifitas selama dirumah. PP dan PA
mengevaluasi semua informasi yang telah diberikan dengan
menanyakan kembali tentang perawatan dirumah. Karu menutup dan
mengucapkan terimakasih dan selamat kepada keluarga Px.
3. 09.40 – 09.45 Karu mengevalusi semua pekerjaan PP dan PA (mengecek resume dan
DP) dan mengucapkan terima kasih kepada PP dan PA.
5.3 Hasil
204
- Kegiatan dihadiri undangan sebanyak 2 orang yaitu pembimbing ruangan
dan pembimbing akademik.
- Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien dan
keluarga.
- Keluarga mampu menyebutkan ulang substansi tentang informasi yang
telah diberikan bahan tambahan pengetahuan keluarga dan klien
- Keluarga diberikan leaflet sesuai dengan kasus penyakitnya sebagai
- Keluarga dan klien nampak puas dan mengucapkan banyak terima kasih
atas perawatan dan informasi yang telah diberikan.
- Keluarga dan klien sangat senang dengan adanya penjelasan tentang
persiapan pulang dan perawatan lanjutan di rumah.
5.4 Hambatan
2. Secara umum mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan DP dengan
lancar dan sesuai standar.
3. Pembuatan kartu DP butuh sinkronisasi dengan kebutuhan ruangan dan
rumah sakit.
5.5 Dukungan
1. Pengorganisasian acara DP yang terstruktur.
2. Proses bimbingan pelaksanaan DP oleh pembimbing akademik.
3. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.
4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses DP yang baik
di ruang melati.
205
DAFTAR PUSTAKA
206
FORMAT DISCHARGE PLANNING UNTUK RS
Diagnosa Keperawatan
Aturan Diet
Blitar,.......................
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
207
FORMAT DISCHARGE PLANNING UNTUK PASIEN
- BAK : Normal/Kolostomi/Inkontinensia
Drain…………..
208
MRI :………Lembar 6. Surat Ket. Sakit : Ya / Tidak
1.
2.
3.
Blitar,.......................
Diserahkan
Diterima Disetujui
Perawat
Pasien/Keluarga Kepala Ruangan
( ) ( )
( )
209
DISCHARGE PLANNING PADA KLIEN TYPOID
Tahap I
Hari/ Mengetahui (nama & ttd)
Pengetahuan
Tanggal/
Pasien/
Jam Obyektif Evaluasi Perawat
Kel Pasien
- Pengertian Typoid Apa itu penyakit Typoid?
- Penyebab Typoid
210
Cek widal dan kultur darah setelah
panas hari ke-5 dan cek Igg
Salmonella
Tahap II
Hari/ Mengetahui (nama & ttd)
Tindakan
Tanggal/
Pasien/
Jam Obyektif Evaluasi Perawat
Kel Pasien
Diet Typoid Apa anda tahu diet typoid?
Tahap III
Hari/ Mengetahui (nama & ttd)
Pengobatan berkelanjutan
Tanggal/
Pasien/
Jam Obyektif Evaluasi Perawat
Kel Pasien
- Nutrisi Makanan apa yang sesuai untuk diet
- Obat typoid?
- Lingkungan
Apa yang anda lakukan bila lupa
minum obat ?
211
Tahap IV
Hari/ Mengetahui (nama & ttd)
Pertemuan Keluarga
Tanggal/
Pasien/
Jam Obyektif Evaluasi Perawat
Kel Pasien
- Pengawasan Obat Siapa yang akan menjadi PMO
pasien?(Bila yang sakit sudah lansia)
- Support system
Apa yang akan PMO lakukan bila
pasien malas minum obat?
Tahap V
Hari/ Mengetahui (nama & ttd)
Rencana Tindak Lanjut
Tanggal/
Pasien/
Jam Obyektif Evaluasi Perawat
Kel Pasien
- Menentukan Puskesmas atau rumah sakit ?
sarana pelayanan
kesehatan yang
mudah dijangkau
212
PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES
MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
BLITAR
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
213
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROPOSAL PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Kepala Ruangan Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016 NIDN. 0729018101
214
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum:
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru
diruang Melati mampu melakukan adaptasi ruangan dengan lebih baik,
sehingga tingkat kecemasan pasien dapat berkurang.
215
1.2.2 Tujuan khusus:
➢ Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik.
➢ Menjelaskan tentang orientasi ruangan .
➢ Menjelaskan tentang perawatan.
➢ Menjelaskan tentang tenaga medis (dokter dan perawat yang menangani
serta jadwal visite).
➢ Menjelaskan tentang tata tertib ruangan.
➢ Melakukan dan melengkapi pengkajian pasien baru.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Klien:
➢ Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan.
➢ Lama perawatan menurun sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan
berkurang.
1.3.2 Bagi Perawat:
➢ Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
➢ Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerja sama dengan baik.
➢ Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
1.3.3 Bagi Institusi :
Tercapainya model asuhan keperawatan professional.
216
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
ruangan (Nursalam, 2002).
217
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan,
perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi
obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata
tertib ruangan
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani inform concent sentralisasi obat
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan
pasien
218
2.6 ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU
Pra
Karu memberitahu Katim akan adanya pasien baru
Katim menyiapkan:
Post Terminasi
BABEvaluasi
III
219
BAB 3
LAPORAN KEGIATAN
3.2 PENGORGANISASIAN
Kepala Ruangan : Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep
Katim : Siska Putri Utami S.Kep
PP 1 : Lufi Yetur Romzi S.Kep
PP 2 : Refi Andi Alamsyah S.Kep
3.3 METODE
3 Penjelasan
4 Diskusi / Tanya jawab
5 Observasi
3.4 MEDIA
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar pengkajian
3. Nursing kit
4. Lembar inform consent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
220
3.5 MEKANISME PENERIMAAN PASIEN BARU
221
2. PP menunjukkan tempat
tidur pasien yang akan
ditempati
3. Di tempat tidur pasien,
Katim dan PP melakukan
anamnesa
4. Kemudian Katim mengisi
lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru
5. Ditanyakan kembali pada
pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
6. Katim, pasien dan keluarga
menandatangani
persetujuan sentralisasi obat
7. Katim memberikan lembar
kuesioner tingkat kepuasan
pasien.
8. Katim dan PP kembali ke
nurse station.
222
3.6 EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru , informed consent, dan format pengkajian, nursing kit,
status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien, dan lembar tata tertib
pasien dan pengunjung
b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh Karu, Katim dan
PP, sedangkan pada shift sore dan malam dilakukan oleh Katim dan PP.
2. Evaluasi Proses
a. Pasien baru disambut oleh Karu, Katim dan PP
b. Katim melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PP.
c. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan
d. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib ruangan
c. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
223
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh Karu, Katim dan
PP. Sedangkan pada shift sore dan malam hanya dilakukan oleh Katim dan PP
Saja.
4.2 Saran
Penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan dengan baik namun kedepan
harus ditingkatkan lagi agar pasien tidak merasa kebingungan dikemudian hari
tentang alur perawatan.
224
DAFTAR PUSTAKA
225
FORMAT CHECK LIST OPB
Dilakukan
Dilakukan
Tahap tetapi Tidak
Kegiatan dan sudah
Kegiatan kurang dilakukan
benar
benar
Pra 1. Persiapan
Pelaksana a. Ceklist orientasi
pasien baru
b. Kartu penunggu
pasien
c. Lembar tentang tata
tertib rumah sakit
Total
Presentase
Pelaksanaan 2. Prosedur kerja
a. Memberi salam pada
pasien dan keluarga
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan kepada
keluarga/ pasien
tentatng semua
fasilitas yang
tersedia diruang
perawatan dan
prosedur
penggunaanya
3. Menjelaskan tata tertib
rumah sakit
4. Menjelaskan hak-hak
dan kewajiban pasien
5. Memberikan
penjelasan dokter yang
merawat dan perawat
yang bertanggung
jawab
6. Memberikan kartu
tunggu
7. Setiap selesai
melaksanankan
orientasi harus tercatat
pada check list dan
ditandatangani oleh
kedua belah pihak
Post 1. Orientasi diberikan
Pelaksanan pada klien dan
didamping anggota
keluarga yang
dilakukan di kamar
226
klien dengan
menggunakan format
orientasi
2. Orientasi ini diulang
kembali minimal
setiap dua hari oleh
ketua tim atau yang
mewakili, sekaligus
menginformasikan
perkembangan,
kondisi keperawatan
klien dengan
mengidentifikasi
kebutuhan klien
Total
Presentasi
227
Nama :............................................
No RM :.......................................L/P
Tanggal Lahir :............................................
228
Pernyataan
Blitar,............................................2019
229
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES
MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
BLITAR
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
230
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji
Hari :
Tanggal :
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016 NIDN. 0729018101
231
BAB 1
PENDAHULUAN
232
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1). Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2). Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3). Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
1). Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
2). Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
3). Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
1). Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
2). Menurunkan lama hari perawatan pasien.
233
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
234
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
235
2.1.5 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Persiapan Pasien :
➢ Informed Concent
➢ Hasil Pengkajian/
Validasi data
3 ➢ Apa masalah & diagnosis
TAHAP
keperawatan?
4 PELAKSANAAN DI Penyajian ➢ Data apa yang mendukung?
5 NURSE STATION ➢ Bagaimana intervensi yang sudah
Masalah
dilakukan?
6 ➢ Apa hambatan yang ditemukan?
7 TAHAP RONDE DI
Validasi data
BED KLIEN
8
9 TAHAP PASCA
10 RONDE Lanjutan diskusi di
Nurse Station
dan diskusi
Masalah teratasi
236
2.1.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Melati RSUD. Mardi
Waluyo, Blitar persyaratan administratif sudah lengkap (Informed
consent, alat, dan lainnya)
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
237
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ANEMIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
2.2.1 Anemia
1 Pengertian
a. Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh
hilangnya darah terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel
darah merah (Guyton, 1997:538)
b. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999:569 ).
c. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006:256).
d. Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB
atau hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan sutu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh. (Smeltzer, 2002:935 ) .
e. Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin
yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. (Bakta, 2003:12)
f. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,
2002 : 935).
2 Epidemiologi
Prevalensi anemia aplastik yang tinggi terdapat di bagian tropik yang
dapat mencapai hingga 40 % di daerah tertentu. Prevalensi anemia aplastik
lebih rendah di dapat juga di daerah Mediteranian, Saudi Arabia dan beberapa
bagian di India. Anemia aplastik adalah anemia yang terjadi akibat rusaknya
sumsum tulang belakang yang paling banyak didapat. Pembawa sifat
diturunkan secara dominan. Insiden diantara orang Amerika berkulit hitam
238
adalah sekitar 8 % sedangkan status homozigot yang diturunkan secara resesif
berkisar antara 0,3 – 1,5 %. (Noer Sjaifullah H.M, 1999, hal 535).
3 Penyebab
Penyebab dari anemia antara lain :
a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;
• Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
• Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
• Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
• Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah
• Akut karena perdarahan
• Kronis karena perdarahan
• Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena;
• Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
• Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan
zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin
B12 dan asam folat.
239
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung.(Price ,2000:256-264).
Manifestasi klinis
Area Manifestasi klinis
Keadaan umum Pucat , penurunan kesadaran, keletihan berat ,
kelemahan, nyeri kepala, demam, dipsnea,
vertigo, sensitive terhadap dingin, BB turun.
Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit
pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh,
koylonychia, clubbing finger, CRT > 2 detik,
elastisitas kulit munurun, perdarahan kulit atau
mukosa (anemia aplastik)
Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera,
konjungtiva pucat.
Telinga Vertigo, tinnitus
Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis,
perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis,
lidah merah (anemia deficiency asam folat)
Paru – paru Dipsneu, takipnea, dan orthopnea
Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak
waktu kerja, angina pectoris dan bunyi
jantung murmur, hipotensi, kardiomegali,
gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah, hepatospleenomegali
(pada anemia hemolitik)
Muskuloskletal Nyeri pinggang, sendi
System persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, irritable, lesu
perasaan dingin pada ekstremitas.
(Bakta, 2003:15)
240
5 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau
dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
(Smeltzer & Bare. 2002 : 935 ).
6 Pathway
(terlampir)
7 Klasifikasi
Klasifikasi anemia menurut faktor morfologi :
a. Anemia hipokromik mikrositer : MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg
Sel darah merah memiliki ukuran sel yang kecil dan pewarnaan
yang berkurang atau kadar hemoglobin yang kurang (penurunan MCV dan
penurunan MCH)
1) Anemia defisiensi besi
2) Thalasemia major
3) Anemia akibat penyakit kronik
4) Anemia sideroblastik
b. Anemia normokromik normositer : MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
Sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta
mengandung jumlah hemoglobin dalam batas normal.
1. Anemia pasca perdarahan akut
241
2. Anemia aplastik
3. Anemia hemolitik didapat
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia pada gagal ginjal kronik
6. Anemia pada sindrom mielodisplastik
7. Anemia leukemia akut
c. Anemia normokromik makrositer : MCV > 95 fl
Sel darah merah memiliki ukuran yang ukuran yang lebih besar
dari pada normal tetapi tetapi kandungan hemoglobin dalam batas normal
(MCH meningkat dan MCV normal).
1. Bentuk megaloblastik
a) Anemia defisiensi asam folat
b) Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
2. Bentuk non-megaloblastik
a) Anemia pada penyakit hati kronik
b) Anemia pada hipotiroidisme
c) Anemia pada sindrom mielodisplastik
242
- Antibody terhadap eritrosit: (Autoantibodi-AIHA, isoantibodi-
HDN)
- Hipersplenisme
- Pemaparan terhadap bahan kimia
- Akibat infeksi
- Kerusakan mekanik
2. FaKtor intrakorpuskuler
- Gangguan membrane (hereditary spherocytosis, hereditary
elliptocytosis)
- Gangguan enzim (defisiensi piruvat kinase, defisiensi G6PD)
- Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati structural,
thalasemia)
(Bakta, 2003:15,16)
243
eritropoeisis dengan masa hidup eritrosit yang lebih pendek.yang akan
mengakibatkan leucopenia, trombositopenia .
• Anemia defisiensi vitamin B12
Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya faktor intrinsik
yang diproduksi di sel parietal lambung sehingga terjadi gangguan absobsi
vitamin B12 .
• Anemia defisiesi asam folat
Kebutuhan folat sangat kecil biasanya terjadi pada orang yang
kurang makan sayuran dan buah-buahan, gangguan pada pencernaan,
alkolik dapat meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil, masa
pertumbuhan. Defisiensi asam folat juga dapat mengakibatkan sindrom
malabsobsi
• Anemia aplastik
Terjadi akibat ketidak sanggupan sumsum tulang untuk membentuk
sel – sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan primer atau
zat yang dapat merusak sumsum tulang (Mielotoksin).
244
anemia, herediter, Hb abnormal, membran eritrosit rusak, thalasemia,
anemia sel sabit, reaksi autoimun, toksik, kimia, pengobatan, infeksi,
kerusakan fisik .
• Anemia sel sabit
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitk berat yang ditandai dengan
SDM kecil sabit, dan pembesaran limfa akibat kerusakan molekul Hb
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 1999
:572)
• Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP).
Pansitopenia (aplastik).
Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
• Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
• Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
• Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
• LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
• Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
• Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
• SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik)
Nilai normal Leokosit (per mikro lt) : 6000 – 10.000 permokro liter
• Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau
tinggi (hemolitik)
245
Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per mikro
liter darah
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur
hemoglobin.
Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat
(AP, hemolitik).
• Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
• Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
• TBC serum : meningkat (DB)
• Feritin serum : meningkat (DB)
• Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
• LDH serum : menurun (DB)
• Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
• Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
• Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan GI
• Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
• Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan
tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
9. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-
pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung
juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan
berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.
Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
246
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat, gagal
jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat
beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu
dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani
merupakan manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price
&Wilson, 2006)
10. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan
perawatan karena penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau
penurunan produksi sel darah merah.pada pasien yang hipovelemik:
• pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
• resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin.
• tranfusi kompenen darah sesuai indikasi
(Catherino,2003:416)
Evaluasi Airway, Breathing, Circulation dan segera perlakukan
setiap kondisi yang mengancam jiwa. Kristaloid adalah cairan awal
pilihan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
Acute anemia akibat kehilangan darah:
1. Pantau pulse oksimetri, pemantau jantung, dan Sphygmomanometer.
2. Berikan glukokortikoid serta agen antiplatelet (aspirin) sesuai indikasi.
3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan
kristaloid dan juga pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung
kongestif iatrogenik pada pasien..
4. Berikan plasma beku segar (FFP), faktor-faktor koagulasi dan platelet,
jika diindikasikan.
5. Pasien dengan hemofilia harus memiliki sampel terhadap faktor
deficiency yang dikirim untuk pengukuran.
6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya
Feto-transfer darah ibu harus diberikan imunoglobulin Rh-(Rhogam)
jika mereka Rh negatif.
247
7. Setelah pasien stabil, mulailah langkah-langkah spesifik untuk
mengobati penyebab pendarahan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
248
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian adalah:
• Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh
dengan sendirinya.
• Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat,
atau vitamin B12.
• Transfusi jarang diperlukan karena derajaat anemia ringan.
• Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan
hemoglobin, tetapi harus diberikan terus menerus.
• Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiiensi besi
pemberian preparat besi akan meningkatkan hemoglobin, tetapi
kenaikan akan berhenti setelah hemoglobin mencapai kadar 9-10
g/dl. (Bakta, 2003:41)
f. Anemia Sideroblastik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan anemia
sideroblastik adalah:
• Terapi untuk anemia sideroblastik herediter bersifat simtomatik
dengan transfusi darah.
• Pemberian vittamin B6 dapat dicoba karena sebagian kecil
penderita responsif terhadap piridoxin. (Bakta, 2003:44)
g. Anemia Megaloblastik
Terapi utama anemia defisiensi vitamin B12 dan deficiensi asam
folat adalah terapi ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun
demikian terapi kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetap harus
dilakukan:
• Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan
puncak pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu.
Neuropati biasanya dapat membaik tetapi kerusakan medula
spinalis biasanya irreverrsible. (Bakta, 2003:48)
• Untuk deficiensi asam folat, berikan asam folat 5 mg/hari selama 4
bulan.
249
• Untuk deficiensi vitamin B12: hydroxycobalamin intramuskuler
200 mg/hari, atau 1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu.
Dosis pemeliharaan 200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
h. Anemia Perniciosa
Sama dengan terapi anemia megaloblastik pada umumnya maka
terapi utama untuk anemia pernisiosa adalah:
• Terapi ganti (replacement) dengan vitamin B12
• Terapi pemeliharaan
• Monitor kemungkinan karsinoma gaster. (Bakta, 2003: 49)
i. Anemia Hemolitik
Pengibatan anemia hemolitik sangat tergantung keadaan klinik
kasus tersebut serta penyebab hemolisisnya karena itu sangat bervariasi
dari kasus per kasus. Akan tetapi pada dasarnya terapi anemia
hemolitik dapat dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu:
• Terapi gawat darurat
Pada hemolisis intravaskuler, dimana terjadi syok dan gagal
ginjal akut maka harus diambil tindakan darurat untuk mengatasi syok,
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, sertaa
memperbaiki fungsi ginjal. Jika terjadi anemia berat, pertimbangan
transfusi darah harus dilakukan secara sangat hati-hati, meskipun
dilakukan cross matchng, hemolisis tetap dapat terjadi sehingga
memberatkan fungsi organ lebih lanjut. Akan tetapi jika syok berat
telah teerjadi maka tidak ada pilihan lain selain transfusi.
• Terapi Kausal
Terapi kausal tentunya menjadi harapan untuk dapat
memberikan kesembuhan total. Tetapi sebagian kasus bersifat
idiopatik, atau disebabkan oleh penyebab herediter-familier yang
belum dapat dikoreksi. Tetapi bagi kasus yang penyebabnya telah jelas
maka terapi kausal dapt dilaksanakan. (Bakta, 2003:69)
• Terapi Suportif-Simtomatik
Terapi ini diberikan untuk menek proses hemolisis terutama di
limpa. Pada anemia hemolitik kronik familier-herediter sering
diperlukan transfusi darah teratur untuk mempertahankan kadar
250
hemoglobin. Bahkan pada thalasemia mayor dipakai teknik
supertransfusi atau hipertransfusi untuk mempertahankan keadaan
umum dan pertumbuhan pasien. Pada anemia hemolitik kronik
dianjurkan pemberian asam folat 0,15-0,3 mg/hari untuk mencegah
krisis megaloblastik.
251
PATHWAY
252
BAB 3
KEGIATAN DAN LAPORAN RONDE KEPERAWATAN
Kepala Ruang
Pembimbing Institusi
Karu (mahasiswa)
RUANG DISKUSI
Katim (mahasiswa)
PP (mahasiswa)
253
3.2 STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN
• Kepala Ruang : Melinda Fandasari S.Kep (Mahasiswa Profesi Ners)
• Katim : Nelcy Elvina G B. S.Kep (Mahasiswa Profesi Ners)
• Perawat Pelaksana :
1. Safitri S.Kep
2. Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep
• Kepala Ruang Melati : Eko Sugiyono, S.Kep, Ns
• Wakil Kepala Ruang Melati: Sri Anah P L Skep. Ns
• Pembimbing Institusi : Ns.Sih Ageng Lumadi, Skep.MKep.
254
4. Mencocokkan dan menjelaskan
kembali data yang telah
disampaikan
5. Diskusikan antar anggota tim dan
pasien tentang masalah
keperawatan tersebut
6. Pemberian justifikasi oleh 09.35 Ruang Diskusi di
perawat primer atau konselor atau Ruang Melati
kepala ruang tentang masalah
pasien serta rencana tindakan
yang dilakukan
7. Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan
Post-Ronde 1. Evaluasi dan rekomendasi 11.00 Ruang Diskusi di
intervensi keperawatan Ruang Melati
2. Penutup
3.4 EVALUASI
a) Struktur
1. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang diskusi Ruang Melati
2. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
3. Persiapan (kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien dilakukan 1
hari sebelumnya)
4. Acara berjalan tepat waktu hanya persiapan kurang matang
b) Proses
1. Undangan diberikan kepada ahli gizi, dokter, karu dan wakaru melati,
tetapi dokter berhalangan hadir karena ada kepentingan lainnya
2. Persiapan alat dan bahan materi masih kurang
3. Semua peserta aktif berperan, namun masih ada yang tidak sesuai dengan
peran masing-masing
4. Saran dan masukan dari hasil pelaksanaan ronde keperawatan :
• Pemahaman terkait proses ronde keperawatan masih kurang sehingga
proses ronde keperawatan belum berjalan secara optimal
255
• Diagnosa prioritas perlu di perbaiki dan disesuaikan dengan kondisi
pasien
• LP dan ASKEP perlu disertakan sebagai laporan dalam ronde
keperawatan dan di gandakan sejumlah peserta yang hadir
c) Hambatan
Selama pelaksanaan role play, semua kegiatan berjalan sesuai dengan
alur yang sudah direncanakan, waktu pelaksanaan tepat sesuai jadwal,
undangan yang datang juga sudah sesuai yang diharapkan yaitu ada
pembimbing klinik, pembimbing akademik dan juga supervisor, Ruangan
sangat mendukung dilakukannya ronde keperawatan, karena sampai saat ini
belum bisa dilakukan ronde keperawatan di ruangan. Dukungan diberikan
dalam bentuk pemberian fasilitas kepada mahasiswa untuk melakukan praktek
ronde keperawatan di ruang Melati. Selain itu dukungan juga diperoleh dari
tim kesehatan lain seperti ahli gizi
d) Hasil
1. Pasien senang dan antusias dalam kegiatan ronde keperawatan
2. Perawatan dan masalah pasien dapat ditingkatkan
3. Perawat dapat :
• Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
• Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan,
menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorietasi pada masalah pasien
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
• Meningkatkan kemampuan justifikasi
256
BAB 4
RESUME KEPERAWATAN
257
B2 : Irama jantung reguler, CRT <3 detik, S1S2 tunggal, tidak terdapat keluhan
nyeri dada, akral hangat dan basah, terdapat konjungtiva anemia
B3 : GCS = 456, kesadaran composmentis, pupil isokor, tidak ada gangguan
penciuman, penglihatan, dan pendengaran.
B4 : BAK spontan warna kuning pekat tidak ada gangguan saat berkemih, tidak
terdapat pembesaran kandung kemih. pasien hanya makan pisang dan susu. Belum
BAB sudah 2 minggu dan sering pipis lebih dari 3x sehari
B5 : Mulut bersih, mukosa lembab, nafsu makan menurun, peristaltik usus
12x/menit nilai laboratorium albumin 2.12 g/dl, Hemoglobin 10,2 mg/dl.
B6 :Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot tidak terdapat kelainan
ekstremitas, pada integumen bersih tidak ada luka maupun bekas luka
Endokrin :
Sistem endokrin tidak terdapat hiperglikemia, hipoglikemia, pembesaran kelenjar
tiroid maupun pembesaran kelenjar getah bening.
Pengkajian Psikososial :
Ekspresi klien terhadap penyakitnya klien terlihat agak murung. Klien kurang
kooperatif ketika diajak berkomunikasi.
Personal Hygiene dan kebiasaan :
Klien mandi sehari 2x. Klien berganti pakaian setiap hari.
Daftar Masalah Keperawatan :
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
2. Resiko jatuh
Masalah keperawatan yang muncul
No Tanggal ditemukan Masalah Tanggal teratasi
1 12 Februari 2019 1. Ketidakefektifan perfusi Belum Teratasi
jaringan perifer
2 12 Februari 2019 Resiko jatuh Belum teratasi
TERAPI
Ns PZ 1000 cc
Transfusi
1x1
ambumin
Drip
1x1
carbazochrome
258
sodium
sulfonate
Inj ranitidin 2x1
kalnex 3x1
Vit k 1x1
Riwayat Pemeriksaan Lab
TANGGAL
HEMATOLOGI NILAI NORMAL
11/2/2019 13/2/2019
Leukosit 4000-10.000 sel/mm 5.500 3.660
Limfosit L14-62%/3-5%/15-45% 77.5.18
L 4.4-5.6
Eritrosit 2.28 3.20
P 5.8-3.0 jt sel/mm
L 13.5-16.5
Hb 5.2 10.2
P 1-15, 1gr
L 40-50
PVC/ Hematokrit 10.4 32.3
P 37-44
35-36%/ 20-34 Pg/ 80-100
MCHC 27.23.85 11.4
pg
Trombosit 150.000-400.000 sel/mm 594.000 481.000
L 1-15
LED 594.000
P 1-20 mm/jam
Albumin General 3.8-5.5 g/dl 2.12
Faal Ginjal
Urea 17.43 mg/dl 18.75
Kreatinin 0.6-1.3 mg/dl 0.77
259
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H, et all. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press,
Surabaya.
Carpenito, L inda Jual (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis,
Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges et al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Doengoes, M, et all, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih
bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta.
Engram, B, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa
Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta
Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter
Soetomo, Surabaya
Phipps, Wilma. et al, (1991), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical
Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto.
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi, Lab. Ilmu
Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.
Tucker, M et all (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih, volume
4, edisi V, EGC, Jakarta.
Wilson, S and Thompson, J(1990), Respiratory Disorders, Mosby Year Book,
Toronto.
260
INFORMED CONSENT
Saksi-saksi :
1. …………………………….. (……………………)
2. …………………………….. (..…………………..)
261
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Ruangan / Bed :
Rekam Medis No. :
Diagnosa Medis :
III. SARAN
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
............
Blitar, 14 Februari 2019
Kepala Ruangan Perawat Primer
( ) ( )
262
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
263
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR MAHASISWA DALAM PELAKSANAAN RONDE
KEPERAWATAN
4 Melinda Fandasari
5 Nelci Elvina G B
7 Ria Rosanti
8 Safitri
9 Sifra Parinussa
264
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
265
PROPOSAL TIMBANG TERIMA PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN MAHASISWA PROFESI NERS STIKES
MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
BLITAR
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
266
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROPOSAL TIMBANG TERIMA
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT MARDI WALUYO BLITAR
Telah disetuji
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016 NIDN. 0729018101
267
BAB 1
PENDAHULUAN
268
antar perawat serta terlaksananya asuhan perawatan terhadap klien yang
berkesinambungan .
Ruang Melati sebagai satu unit pelayanan keperawatan yang merupakan
salah satu ruangan percontohan yang sudah mulai menerapkan sistem/metode
SP2KP, yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiat, untuk
itu diperlukan ilmu dan kiatnya secara optimal. Untuk itu diperlukan bentuk
kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempunyai komitmen ynag tinggi
demi perkembangan pelayanan keperawatan dalam melaksanakan timbang terima
yang benar.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang
komprehensif
1.1.2 Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat serta terlaksana asuhan keperawatan terhadap
klien yang berkesinambungan.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Perawat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
1.3.2 Bagi Pasien
1. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
269
BAB 2
LANDASAN TEORI
270
3. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun akan berdinas
4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis,menggambarkan keadaan klien saat ini dan tetap menjaga
kerahasiaan klien
6. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan, rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien.
klien
Rencana tindakan
Perkembangan keadaan
klien
271
Mekanisme Timbang Terima
Kepala Ruangan
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem
solving
272
2.5 DEFINISI SBAR
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to
face yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
1. S (Situation): merupakan suatugambaran yang terjadi pada saat itu.
2. B (Background): merupakan sesuatuyang melatar belakangi situasi yang
terjadi.
3. A (Assessment): merupakansuatu pengkajian terhadap suatu masalah.
4. R (Recommendation):merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk
tindakan yangbenar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut
(Jefferson,2012).
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah
satu sasaran dari program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang
efektif. Selain itu dengan menggunakan komunikasi SBAR dapat menghemat
waktu sehingga perawat yang akan dinas dapat melakukan tindakan segera
terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif (Smith, et al, 2008;
Rushton, 2010; JCAHO, 2013).
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat
digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara
staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim
kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
273
b. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
c. Diagnosa medis
d. Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2. Background :
a. Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi
b. Obat saat ini dan alergi
c. Tanda-tanda vital terbaru
d. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
e. Riwayat medis
f. Temuan klinis terbaru
3. Assessment:
a. berbagai hasil penilaian klinis perawat
b. Apa temuan klinis ?
c. Apa analisis dan pertimbangan perawat ?
d. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation :
a. Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
b. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
c. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter ?
d. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
e. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi ?
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat
harian.
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
1. Situation (S) :
274
Nama : Ny Sri Ainis umur 26 tahun, tanggal masuk 16 Februari 2019
sudah 3 hari perawatan, diagnosa medis : DBD
Masalah keperawatan:
a. Kelebihan Volume cairan
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Background (B) :
a. Keadaan umum cukup, kesadaran compos metis, GCS 4,5,6
b. Albumin: 2,17 g/dl
c. Pasien terpasang pluq
3. Assessment (A) :
a. Kesadaran composmentis, TD 100/80 mmHg, Nadi 85x/menit,
suhu 37 0C, RR 20 x/menit, tidak sesak napas, bab lancar, bak lancar
b. Hasil laboratorium terbaru : albumin 2,17 g/dl
4. Recommendation (R) :
a. Observasi tekanan darah
b. Batasi asupan cairan
c. Fungsi asites
d. Observasi albumin
275
BAB 3
PELAKSANAAN DAN LAPORAN KEGIATAN
276
dilaksanakan (secara
umum)
• Intervensi kolaboratif
dan dependen
• Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain.
Pelaksanaa 1. Kedua kelompok dinas 20 menit Ners KARU, PP dan
n sudah siap (shift jaga) station PA
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
buku catatan
3. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat
melakukan klarifikasi
Tanya jawab dan
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang
telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas
5. Kepala ruangan/PP
menanyakan kebutuhan
dasar pasien
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat
277
7. Perawat yang Ruang
melaksanakan timbang perawata
terima mengkaji secara n
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan
dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan
serta hal-hal penting
lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya
9. Lama timbang terima
untuk setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit, kecuali
pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan
yang rumit.
1. Diskusi 5 menit Ners KARU, PP dan
2. Pelaporan untuk timbang Station PA
terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh PP
yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya,
diketahui oleh kepala
ruangan
278
3. Ditutup oleh kepala
ruangan
279
b. Buku timbang terima
c. Alat tulis
d. Sarana dan prasarana keperawatan
4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Nelci E.G Benamen S.Kep
Perawat Primer (pagi) : Siska Putri Utami S.Kep
Perawat Associate (pagi) : Vannessia Prasetya Cia S.Kep
Laurentina Dos Reis Lopes S.Kep
Perawat Associate (sore) : Refi Andi Alamsyah S.Kep
Lufi Yetur S.Kep
Sifra Parinussa S.Kep
Perawat Associate (malam) : Ria Rosanti S.Kep
M. Agus Sholi S.Kep
Perawat Associate (libur) : Saftri S.Kep
Pembimbing/Supervisior : Sri Anah Puji Lestari., S.Kep.Ns
5. Uraian Kegiatan
a. Prolog
Pada hari Rabu jan 14.00 seluruh perawat (PP dan PA), shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di ners station untuk melakukan timbang
terima
b. Sesi 1 di ners station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan
doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan
keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi
keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di ners station berupa
laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruangan perawatan
pasien.
280
c. Sesi 2 si ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat
pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data
langsung kepada pasien atau keluarga yang nemngalami masalah khusus.
Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap
dilaksanakan. Lamanya kunjungan tidak lebih 5 menit per pasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu
diklarifikasi, maka dapar dilakukan di ners station setelah kunjungan ke
pasien.
d. Epilog
Kembali ke ners station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP
mendata laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan
e. Evaluasi
1) Struktur (input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang yang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan
timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam
ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke
malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2) Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di ners station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kemudian lagi ke ners station. Isi timbang terima
mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan dan intervensi yang
belum/sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke pasien.
3) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Stiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
281
6. Laporan Kegiatan
Nama Pasien : Tn A Tanggal : 13 februari 2019
Umur : 23 tahun Dx medis : typoid
Asuhan Keperawaran Timbang terima
Shif Sore
Data DS : Pasien mengatakan deman turun
naik
DO : K/U cukup, kes CM, GCS 456,
infusi terpasang asering 20 tpm, TD:
100/90 mmHg, N: 72 x/m, S: 38,9 RR:
20 x/m, bab lancar, bak lancar, akral
panas
Masalah keperawatan Hipertermi
Intervesi yang sudah dilakukan - Observasi TTV
- Ajarkan keluarga berikan kompres
hangat
- Injeksi ceftriaxon 1 g 2x1
- Inf: paracetamol 3x1
Intervensi yang belum
dilakukan
Evaluasi S : pasien mengatakan masih panas
O : K/U cukup, GCS 456, Kes CM,
akral panas, terpasang asering 20 tpm,
TD: 100/70 mmHg, N: 80x/m, S: 38,4,
RR: 20 x/m
Hal yang perlu diperhatikan - Lab DL
(lab, obat, advis medis) - Injeksi novaldo 3x1
- Inf: paracetamol 2x1
282
DAFTAR PUSTAKA
283
FORMAT TIMBANG TERIMA
284
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIABETES MILITUS DAN
SENAM KAKI DIABETES DI RUANG MELATI
RSUD. MARDI WALUYO KOTA BLITAR
OLEH
KELOMPOK 2
Laurentina Dos Reis Lopes 1814314901019
Lufi Yetur Romzi 1814314901005
Muhkhammad Agus Sholi 1814314901006
MelindaFandasari 1814314901023
Nelci Elvina G B 1814314901007
Refi Andi Alamsyah 1814314901008
Ria Rosanti 1814314901009
Safitri 1814314901011
Sifra Parinussa 1814314901025
Siska Putri Utami 1814314901012
Vannessia Prasetya Cia 1814314901016
285
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP) DIABETES MILITUS DAN SENAM KAKI
DIABETES DI RUANG MELATI RSUD. MARDI
WALUYO KOTA BLITAR
Mengetahui,
Kepala Ruangan Melati
RSUD Mardi Waluyo Blitar
Sri Anah Puji Lestari S.Kep., Ns Ns. Sih Ageng Lumadi., M.Kep
NIDK. 8812710016 NIDN. 0729018101
286
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I.Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien mampu memahami
tentang Penyakit Diabetes Militus dan Cara Senam Diabetes Militus. Tujuan
Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu
mengetahui :
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Pengelolaan DM
f. Pemeriksaan penunjang
g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.
II. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Sebagai penerapan teori yang diperoleh dari kampus atau institusi, menambah
pengetahuan dan pengalaman serta merupakan kesempatan untuk mempelajari
lebih jauh permasalahan yang ada.
b. Bagi masyarakat atau keluarga pasien
Sebagai tambahan informasi kepada klien tentang Penyakit Diabetes Militus dan
Cara Senam Diabetes Militus.
287
III. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
3. Klasifikasi DM
4. Tanda dan gejala DM
5. Pengelolaan DM
6. Pemeriksaan penunjang
7. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan
8. Cara senam DM
IV. Setting Tempat
V. Media
Leaflet, SAP, dan LCD
VI. Metode
Ceramah dan tanya jawab
VII. Pengorganisasian
1. Moderator : M.agus Sholli
2. Penyaji :
1) Safitri Suwarno
2) Vannessia Prasetya Cia
3. Fasilitator :
1) Refi Andi Alamsyah
2) Melinda Fandasari
3) Lufi Yetur Romzi
288
4) Siska Putri Utami
5) Nelci Elvina G B
4. Observer :
1) Ria Rosanti
2) Sifra Parinussa
3) Laurentina
289
4 Penutupan a. mengevaluasi a. menjawab Ceramah dan
(5 menit) pengetahuan peserta b. mendengarkan tanya jawab
b. kesimpulan dari dan
pembelajaran memperhatikan
c. salam penutup c. mendengarkan
IX. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta
b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi
kesehatan sesuai dengan yan dibutuhkan
2. Evaluasi proses
a. Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Peserta bisa mendengarkan dan berpatisipasi aktif sampai akhir kegiatan
3. Evaluasi hasil
Prosedur: Peserta mampu menjawab pertanyaan secara lisan Butir-butir
pertanyaan.
290
Lampiran Materi
DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin
secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.
Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau
disimpan sebagai cadangan energi.
B. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
291
D. PENGELOLAAN DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan
dan perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi
292
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan
baik sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
a. Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat
MINUM TEH MANIS
293
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin,
tangga ( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan
b. Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau
menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
294
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu
didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki
dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
8. Lakukan senam kaki
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun
295
SENAM KAKI DIABETES MILITUS
296
2. Sambil meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke
atas dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan
putaran 360 º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan putaran 360º dibuat
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
297
6. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Putaran 360º dibuat dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
8. Letakkan sehelai kertas koran di lantai. Remas kertas itu menjadi bola dengan
kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi kertas yang lebar menggunakan
kedua belah kaki. Langkah ini dilakukan sekali saja.
298
DAFTAR PUSTAKA
299
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
10
11
12
13
14
15
300
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
301
DOKUMENTASI PENYULUHAN
302
LEAFLET PENYULUHAN
303
304
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
305
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR MAHASISWA SEMINAR DESTIMINASI AWAL
4 Melinda Fandasari
5 Nelci Elvina G B
7 Ria Rosanti
8 Safitri
9 Sifra Parinussa
306
DOKUMENTASI DESTIMINASI AWAL
307
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
308
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MAHARANI MALANG
TAHUN 2018/2019
DAFTAR HADIR MAHASISWA SEMINAR DESTIMINASI AKHIR
4 Melinda Fandasari
5 Nelci Elvina G B
7 Ria Rosanti
8 Safitri
9 Sifra Parinussa
309
DOKUMENTASI DESTIMINASI AKHIR
310
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI KEGIATAN (POA)
311
TIME TABLE KEGIATAN PRAKTIK MANAGEMEN DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO
WAKTU
NO KEGIATAN
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
1. Pengumpulan data DISPENSASI
TRY OUT
2. Pengkajian UKNI
3. Desiminasi awal
4. Revisi
5. Implementasi
6. Role Play
7. Timbang terima
8. Discharge
Planning
9. Penerimaan pasien
baru
10. Penyuluhan
11. Desiminasi akhir
12. Revisi
13. Pengumpulan
Laporan
Keterangan :
Merah : Hari Minggu Hitam : Pelaksanaan Kegiatan
Kuning : Dispensasi Try Out UKNI
312
JADWAL DINAS PERAWAT KAMAR 3C RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
TANGGAL
NO NAMA 4- 5- 6- 7- 8- 9- 10- 11- 12- 13- 14- 15- 16- 17- 18- 19- 20- 21- 22- 23- 24- 25- 26- 27- 28- 1- 2-
Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Feb Mar Mar
Laurentina
1
Dos reis L P P P P P P L S S P P M L P P S S P P P P P P P
313