DESIMINASI AWAL
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG FIRDAUS RSU AMINAH BLITAR
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit
Optimalisasi manajemen keperawatan diharapkan dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan citra rumah sakit.
b. Bagi Ruangan
Optimalisasi manajemen keperawatan diharapkan dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan khususnya di Ruang Firdaus sehingga meningkatkan
mutu pemberian asuhan keperawatan oleh perawat dan tingkat kepuasan
pasien meningkat.
c. Bagi Mahasiswa
Usaha mengoptimalkan manajemen keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor mahasiswa dalam
penyusunan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendifinisikan empat
unsur, yakni standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
prosuksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen/keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu
model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Proses keperawatan:
Standar Kebijakan Pengkajian
Institusi/Nasional Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
Pasien/pasien
Kelebihan :
1. Manajemen klasik yang menekan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
2. Sangat baik untuk dirumah sakit yang kekurangan tenaga;
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien diserahkan perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan :
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
3. Persepsi perawat cenderung pada tindakan keperawatan yang berkaitan
dengan keterampilan saja.
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tehnikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh;
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan : Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Konsep metode tim :
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
tehnik kepemimpinan;
2. Pentingnya komunikasi efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin;
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, tim ini akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab anggota tim :
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim;
3. Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim :
1. Membuat perencanaan;
2. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
3. Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien;
4. Mengembangkan kemampuan anggota;
5. Menyelenggarakan
konferensi. Tanggung jawab
kepala ruangan :
1. Perencanaan :
- Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing;
- Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan;
- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
- Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
- Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan dan asuhan,membimbing penerapan dan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecah masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
- Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
- Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
- Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian :
- Merumuskan metode penugasan yang di gunakan.
- Merumuskan tujuan metode penugasan.
- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
- Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat.
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
- Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
- Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim.
- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
- Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
- Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan:
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik.
- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,dan
sikap.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien.
- Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
- Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan:
- Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di
berikan kepada pasien.
- Melalui supervisi:
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki
pengawasan kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua ti;
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (
didokumentasikan ), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
- Evaluasi ;
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim.
Audit keperawatan.
Kepala Ruangan
c. MAKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini di
tandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus- menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan,dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Tim Medis Kepala Ruangan Sarana
PPI PPI
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
Pasien Pasien
RS
Dokter Kepala Ruangan Sarana RS
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensip;
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri;
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien,perawat, dokter dan rumah sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan karna
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan secara efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan
dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi
pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif,self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis,
penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi.
3. Ketertiban pasien dan
keluarga. Tugas perawat primer:
1. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dines.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain atau perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinis.
10. Mengadakan kunjungan rumah.
Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4. Evaluasi kerja.
5. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
PP I PP II PP III PP IV
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
28