Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MANAJEMEN

OLEH KELOMPOK 3:

MELANIA ARLIANA MEO

REINILDIS MALA

SAVERINUS ARMAN

YOSEP KOPERTINO SESO

WALDETRUDIS WAHYUNI

LEOCANDRA A.G.SNA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan pratikum manajemen ini.tujuan penulisan laporan
pratikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pratikum manajemen keperawatan.laporan
pratikum ini membahas mengenai pre conference,overan, post conference dan mengenai peran
dari kepala ruangan,perawat primer serta perawat pelaksana dalam manajemen keperawatan.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan


2. CI lahan ruangan Melati
3. Perawat ruangan melati
4. Anggota kelompok 3
5. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Demikianlah harapan kami,semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kami dan
juga pembaca tentunya.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.Oleh karena itu,kami sangat
membutuhkan adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan
selanjutnya,kami sangat menghargainya.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI INSTALASI RAWAT INAP RUANGAN MELATI RSUD BEN MBOI RUTENG
Untuk memenuhi salah satu tugas praktik PKK 3
Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh
Melania Arliana Meo
Reinildis Mala
Saverinus Arman
Yosep Kopertino Seso
Waldetrudis wahyuni
Leocandra A.G.Sna

Disahkan pada tanggal


Oleh :

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan


kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan r
umah sakit baik di Negara maju maupundi Negara berkembang. Pelayanan medik dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yangdiberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. &leh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritasutama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawatharus maumengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutanmasyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangandalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmukeperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan'ndonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima se(araspontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalamsistem pelayanan kesehatan. &leh karena alasan)alasan di atas maka
pelayanankeperawatan harus dikelola se(ara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemenkeperawatan adalah proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan se(ara
professional. Proses manajemenkeperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan se(ara professional, sehingga
diharapkankeduanya saling menopang.Sebagaimana yang terjadi di dalam
proseskeperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, peren(anaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritastenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemenlebih rumit jika dibandingkan
dengan proses keperawatan.Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.

Praktik keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat


memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu
menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan.
MPKP yang digunakan di rumah sakit umum terdiri dari beberapa komponen yaitu
1. Nilai-nilai profesional. (profesional values)
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada praktik keperawatan profesional. Nilai-nilai profesional
ini merupakan inti darimMPKP. Nilai-nilai seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien dan
melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
2. Pendekatan manajemen (manajemen approach)
Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah,
sehingga dapat di identifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi
keperawatan yang tepat untuk masalah klien.
3. Hubungan profesional (profesional relationship)
Asuhan kesehatan yang diberikan pada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka perlu adanya kesepakatan
mengenai kolaborasi dalam pemberian asuhan kesehatan tersebut.
4. Sistem pemberi asuhan keperawatan ( care deliver system)
Dalam perkembangan perawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus,
fungsional,tim, dan keperawatn primer, serta manajemen kasus, dalam praktik
keperawatn profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of
keperawatan primer
5. Kompensasi dan penghargaan (compensation and reward)
Pada suatu profesi , sorang profesional mempunyai hak atas kompensasi dan
pengahargaan. Kompensasi yang didapat merupakan imbalan dari kewajiban
profesi yang terlebih dahulu harus terpenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang
diberikan pada MPKP dapat disepakati setiap institusi dengan mengacu pada
kesepakatan bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan dasar
yang dapat dipertanggung jawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi
pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan
bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik
dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya.

A. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, mahasiswa
mampu :
Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di
ruangan antara lain:
a. Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b. Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c. Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan professional
diruangan
d. Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan dirungan
dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
2. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional
b. Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c. Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional
3. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Mampu menerapkan pemberian motivasi
b. Mampu membentuk manajemen konflik
c. Mampu melakukan supervisi
d. Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post conference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi Keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a. Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate) yaitu pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu.
b. Mampu menghitung (ALOS: average length of stay) yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien.
c. Mampu menghitung (TOI: turn over interval) yaitu rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d. Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e. Mampu menghitung Kejadian cedera
f. Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
BAB 11
TINJAUAN LAHAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah singkat Rumah Sakit Dr.Ben Mboi Ruteng
Tahun 1918 sampai dengan 1998 RSUD Ruteng berstastus RSUD
type D, dan sejak 20 mei 1998 secara fungsional berdasrkan surat
keputusan mentri kesehatan RI no 471/MENKES/1998 RSUD Ruteng
menjadi RS kelas C dan seara struktural melaluli peraturan daerah
kabupaten manggarai no 2 tahun 1999 yang telah disahkan oleh gubernur
NTT No 63/HK/1999 tanggal 22 november tahun 1999 dan berdasarkan
PP 41 tahun 2007 yang pelaksanaannya diatur lebih lamjud dalam
peraturan daerah kabupaten manggarai no 5 tahun 2008 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah, dan RSUD
ruteng kabupaten manggarai mengalami perubahan melalui peraturan
bupati kabupaten manggarai no 16 tahun 2014 tentang perubahan ketiga
atas peraturan daerah no 5 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi
dan tata kerja lembaga teknis daerah kabupaten manggarai lembaran
daerah kabupaten manggarai no 5 seri D no 4, dan penetapan tersebut
mengacu pada kondisi rumah sakt yang sudah menerapakan PPK-BLUD
sebagaimana yang sudah ditetapkan penerapannya melalui keputusan
bupati manggarai no HK/339/2013 tentang penetapan penerapan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah pada rumah sakit
umum daerah.
BLUD RSUD dalam operasional penyelenggarannya telah
diberikan izin penyelenggaraan rumah sakit yang dikeluarkan oleh bupati
manggarai dengan surat izin penyelenggaraan No
1440/441.1/DK/IX/2014. Pada tanggal 4 september 2014 RSUD ruteng
dalam penyelenggaraanya pada tahun 2015 berganti nama menjadi BLUD
RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng. Sebagai rumah sakit kelas C, RSUD Dr.
Ben Mboi Ruteng memberikan 4 jenis pelayanan jenis spsesialis
dasaryaitu penyakit dalam, bedah, anak, kebidanan dan kandungan. Dan
satu pelayanan penunjang yaitu patologi klinik seajak november 2009.
Jenis produk pelayanan yang diberikan yaitu rawat darurat, rawat jalan
dengan 10 klinik, rawat inap dengan 111 tempat tidur sejak tahun 2008
dan telah menjadi 128 tempat tidur pada november 2009, dan sejak tahun
2010 meningkat menjadi 137 tempat tidur termasuk ruang rawat intensif
kamar operasi dan didukung dengan pelayanan laboratorium, radiologi,
fisioterapi, farmasi, gizi, ambulance dan kamar jenazah.
BLUD RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng merupakan RS rujukan untuk
kabupaten manggarai, manggarai timur, manggarai barat serta wilayah
flores bagian barat sampai dengan saat ini BLUD RSUD Ruteng mampu
memberikan pelayanan sebagai berikut :
 Pelayanan rawat jalan yang terdiri dari poliklinik spesialis penyakit
dalam, anak, bedah, kebidanan/kandungan dan pelayanan fisitasi
dokter spesialis jantung, kulit, kelamin dan saraf, klinik umum,
klinik gigi, klinik mata, klinik gizi, klinik bayi sehat.
 Pelayanan rawat inap berkapasitas 137 tempat tidur yang terdiri
dari:
 Satuan medik fungsional anak 21 tempat tidur.
 Satuan medik fungsional penyakit dalam 30 tempat tidur
 Satuan medik fungsional bedah 25 tempat tidur
 Satuan medik fungsional kebidanan dan penyakit
kandungan 23 tempat tidur
 VIP A 5 tempat tidur dan VIP B 10 tempat tidur
 Pelayanan perinatologi terdiri dari 11 tempat tidur
bergabung di SMF kebidanan dan kandungan
 Kelas 1 8 tempat tidur
 Pelayan rawat intensif terdiri dari ICU 4 tempat
tidur, NICU 9 inkubator dan 2 boks bayi.
 Pelayanan instalasi gawat darurat dengan kapasitas bed 11 buah dengan waktu
pelayanan 24 jam.
Pelayanan penunjang medik terdiri dari, pelayanan ambulance dan gizi, pelayanan
on call oksigen dan farmasi radiologi, pelayanan jaga shift kamar operasi,
laboratorium klinik, UTD, pemulasaran jenazah

Falsafah,Motto,Visi,Misi dan Tujuan


Berdasarkan surat edaran No.SE/13/V/1999,Rumah Sakit Dr.Ben Mboi
Ruteng mempunyai falsafah,motto,visi,misi dan tujuan sebagai berikut:
a. Falsafah :-
b. Motto : melayani dengan hati
c. Visi

RSUD dr.BEN MBOI yang Maju,Adil dan Berdaya Saing

d. Misi
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
 Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas
 Menyediakan pelayanan yang mengedepankan keselamatan
pasien.
2. Jenis-jenis pelayanan kesehatan
 VIP
 ICU
 HCU
 NICU
 ISOLASI
 PERINATOLOGI
 VK
3. Gambaran lokasi dan denah ruangan tempat praktik
B. Pengumpulan Data
1.Data Khusus Ruangan Praktik
A.Fungsi Perencanaan
1) visi ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,ruangan melati
memiliki misi yaitu”menjadi unit pelayanan ruang rawat
penyakit dalam yang terbaik dalam pelayanan dan
pendidikan berstandar nasional”.
2) Misi ruangan
 Melaksanakan managemen bangsal yang efektif dan efisien
melalui asuhan keperawatan yang profesional.
 Memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada
kepuasan pasien penyakit dalam.
 Meningkatkan kualitas SDM petugas ruangan penyakit dalam
melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
3) Filosofi ruangan
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan,ruangan melati memiliki
filosofi ruangan tetapi belum di publikasikan di ruangan.

Motto ruangan:sejalan dengan motto rumah sakit yaitu MELATI PUTIH


MELATI:MELAYANI DARI HATI
P : Profesional
U : Unggul
T : Tanggung jawab
I : Inofatif
H : Humanis
4) Tujuan Ruangan
Tujuan organisasi ruangan penyakit dalam melati:
 Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan dengan
memperhatikan kebutuhan biopsikososial dan spiitual
 Memberikan penyuluhan kesehatan dalam upaya mempersiapkan
fisik dan mental pasien dalam perawatan lanjut dirumah
 Mencegah infeksi nosokomial
 Memberikan motifasi pada pasien atau keluarga untuk
melaksanakan kegiatan rehabilitasi dini untuk mempercepat proses
penyembuhan
 Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses
kegiatan belajar dan mengajar dalam pendidikan atau
pengembangan keperawatan khususnya bagi mahasiswa
keperawatan yang menggunakan eumah sakit sebagai bahan
praktik klinik keperawatan.
5) Standar asuhan keperawatan
Menurut wawancara dengan kepala ruangan,ruangan melati memiliki
standar asuhan keperawatan yaitu : SDKI.SLKI dan SIKI
6) Rencana harian
Menurut wawancara dengan kepala ruangan,setiap perawat tidak selalu
menyusun rencana harian
B. Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
Menurut wawancara dengan kepala ruangan belum ada struktur organisasi
karena struktur organisasi disiapkan oleh RS
C. Fungsi Ketenagaan
1) Daftar klasifikasi tingkat ketergantungan pasien
Menurut wawancara dengan kepala ruangan diruangan ada daftar
klasifikasi tingkat ketergantungan pasien
2) Metode perhitungan tenaga perawat
Menurut wawancara dengan kepala ruangan metode perhitungan tenaga
perawat yang digunakan dalam ruangan adalah : Gillies dan Lokakariya
PPNI
3) Metode perhitungan beban kerja perawat
Menurut wawancara dengan kepala ruangan metode yang digunakan untuk
menilai beban kerja perawat adalah WISN
D.Fungsi Pengarahan
1) Supervisi
Menurut wawancara dengan kepala ruangan supervisi dilakukan secara
rutin dan berkala oleh kepala ruangan dan perawat primer,penjenjangan
supervisi yaitu dari kepala ruangan ke perawat primer atau perawat primer
ke perawat pelaksana.kegiatan yang disupervisi meliputi uraian tugas
masing-masing petugas
2) Operan
Menurut wawancara dengan kepala ruangan operan dilakukan secara rutin
dan berkala bentuknya SBAR,yang melakukan supervisi yaitu komite
keperawatan bagian mutu dan bidang keperawatan,kegiatan yang
disupervisi adalah metode hand over.
3) Pre dan post conferen
Menurut wawancara dengan kepala ruangan pre dan post conferen
dilakukan secara rutin dan berkala bentuknya dipimpin oleh karu dan
masing-masing pp melaporkan pasien kelolaannya,kegiatan yang
disupervisi yaitu metode pre dan postconverence dan pelaksanaannya
4) Manajemen konflik
Menurut wawancara dengan kepala ruangan jika terjadi konflik metode
penanganan konflik menggunakan metode mediasi.

E. Fungsi Pengendalian
1) Penerapan SAK dan SOP
Menggunakan SAK yang dikeluarkan oleh tim mutu komite keperawatan
RS
2) Penilaian mutu keperawatan
Audit internal keperawatan
C. Analisa Masalah
D. Identifikasi Masalah
E. Prioritas Masalah
F. Rekomendasi
BAB III

PENUTUP

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai