Anda di halaman 1dari 120

LAPORAN STASE MANAJEMEN

DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

DISUSUN OLEH:

WANDA HAMIDAH 2211040073

ADE NAHLA 2211040126

TRI NUGRO PRAPTIONO 2211040158

UUN KURNESI 2211040223

MUHAMMAD SUJATMIKO 2211040232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, dengan mengucapkan syukur kepada kehadirat Allah SWT yang


telah mem berikan rahmat dan karuniaNya serta arahan bimbingan dari pihak berbagai
pihak, kami mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Muhamadiyah Purwokerto,
Dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir stase manajemen yang berjudul
“Laporan Praktik Manajemen Keperawatan Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman
Kebumen”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat laporan akhir stase
manajemen program. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan tulus
ikhlas kami bermaksud menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Widodo Suprihantoro, M. M, selaku Direktur RSUD Dr. Soedirman Kebumen
yang telah memberi izin kepada kami untuk melakukan praktek manajemen di
RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
2. Bapak Hari Cahyono, S. Kep., MARS, selaku Kordinator dan Perseptor Stase
Manajemen Keperawatan kelompok 26 yang telah memberi bimbingan dan
dorongan sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
3. Ibu Ns. Ika Apnesti, S.Kep., selaku fasilitator dan kepala ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen.
4. Ibu Ns. Etlidawati, S.Kep. M.Kep., selaku pembimbing akademik Universitas
Muhammadiyah Purwokerto yang telah membantu memberi semangat dan
dorongan dalam praktek manajemen ini sehingga semua dapat berjalan dengan
lancar.
Kelompok 26 Manajemen Keperawatan menyadari bahwa laporan Stase
Manajemen Keperawatan ini jauh dari kata sempurna. Semoga laporan Stase
Manajemen Keperawatan ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pihak yang membutuhkannya.

Kebumen, Maret 2022

Kelompok 26
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit dan gangguan kesehatan. Rumah sakit adalah suatu
organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan peralatan ilmiah yang
rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik
dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
medic modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Perawat merupakan salah satu tenaga terlatih dan terdidik dalam rumah
sakit. Perawat adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan
kesehatan yang optimal dan berfungsi. Sedangkan keperawatan merupakan
suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia. Perawat sebagai tenaga terlatih dan
terdidik dalam rumah sakit memiliki tugas menjalankan asuhan. Mutu asuhan
baik adalah tersedia dan terjangkau , tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat
standar profesi atau etika profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi
pasien yang dilayani.
Selain bertugas menjalankan asuhan yang baik, perawat juga memiliki
tugas untuk menjalankan manajemen yang baik. Secara umum aktivitas
manajemen dalam organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Manajemen adalah proses bekerjasama antara
individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan,
organisasi adalah sebagaia ktivitas manajemen. Manajemen secara umum dan
khusus memiliki banyak sudut pandang dan persepsi. Manajemen pada
umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk meraih tujuan
pada organisasi melalui berkerja sama dan bekerja sama dengan sumber daya
yang dipunyai organisasi. Sedangkan manajemen secara khusus dapat lebih
spesifik lagi yaitu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, Manajemen
keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang
lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie
mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Dalam manajemen Keperawatan di dalam ruangan yang berperan
melaksanakan manajemen keperawatan yaitu terdiri dari ketua tim, kepala
ruangan atau perawat pelaksana dalam suatu bagian. Sebagai perawat
Profesional, tidak hanya mengola pasien tetapi sebuah proses
secarakeseluruhan yang memungkinkan perawat dapat menyelesaikan tugasnya
dalam memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan
menuju kearah kesembuhan. Pandangan teori manajemen adalah bagaimana
manajemen dapat berhasil sehingga membawa sebuah perubahan atau dapat
memperbaiki dimana hal tersebut merupakan tujuan dari Organisasi.
(Nursalam, 2014).
Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah fokus pada
sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari manajemen
keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui penigkatan produktifitas dan
kualiatas kerja perawat (Nursalam, 2014).
Secara teori pembelajaran tentang manajemen keperawatan itu sangat
penting bagi mahasiswa keperawatan terutama bagi mahasiswa profesi Ners.
Dalam pembelajaran keperawatan mahasiswa dapat belajar mengenai
keterampilan managemen meliputi keterampilan intelektual, keterampilan
teknikal, dan keterampilan interpersonal, selain itu mahasiswa juga bias belajar
langsung tentang 5 fungsi dari manajemen keperawatan mengenai perencanaan,
pengorganisasian, staffing, directing, dan controlling untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan terutama dalam pemberian asuhan keperawatan yang
tepat.
Salah satu tempat praktek klinik yang bisa digunakan untuk manajemen
keperawatan adalah rumah sakit karena seperti yang kita ketahui bahwa hampir
40-60% pelayanan dalam rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Di
Kabupaten Kebumen, RSUD Dr. Soedirman Kebumen menjadi salah satu
rumah sakit yang digunakan mahasiswa profesi ners UMP untuk menimba dan
menerapkan ilmu manajemen keperawatan yang telah dipelajari, karena seperti
yang kita ketahui bahwa RSUD Dr. Soedirman Kebumen telah terakreditasi
sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Dengan adanya praktik manajemen keperawatan mahasiswa program
profesi ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang berlangsung selama
3 minggu yaitu tanggal 20 Maret – 8 April 2023 untuk mengaplikasikan
langsung SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional) di
ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu yang didapat dan mengelola ruang perawatan dengan
pendekatan proses manajemen.

B. Tujuan Praktek Manajemen Keperawatan


1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dalam praktek manajemen keperawatan
selama 3 minggu diruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen, yaitu
mahasiswa mampu memahami dan mengelola manajemen keperawatan
baik pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan menerapkan prinsip-
prinsip manajemen yang sudah didapatkan pada saat sarjana.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan
dalam beberapa hal, yaitu :
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan di ruang Dahlia RSUD
Dr. Soedirman Kebumen
b. Mampu melakukan analisis situasi, identifikasi masalah dan menyusun
prioritas permasalahan manajemen keperawatan di ruang Dahlia RSUD
Dr. Soedirman Kebumen
c. Mampu melakukan/menerapkan SP2KP di ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen
d. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada
di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
e. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan
yang telah disusun sesuai prioritas di ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen
f. Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut
untuk perbaikan.

C. Waktu Praktek
Praktik stase manajemen dilakukan selama 3 minggu pada tanggal 23
Maret – 8 April 2023 di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

D. Cara Pengkajian
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode:
1. Angket
Angket di gunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, katim, perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data pelayanan. Wawancara
dilakukan kepada Kepala Ruangan, Kepala Tim, Perawat Pelaksana, Pasien,
Petugas Rekam Medis.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, standar
operasional prosedur dan inventaris ruangan.
4. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan kepasien. Observasi yang dilakukan dengan cara
megikuti operan jaga pada shift pagi dalam pelaporan jumlah pasien,
tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan dalam beberapa hari dan
evaluasi yang telah dicapai dalam perawatan di ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen oleh mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto kelompok 26.

E. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan SP2KP.
b. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
khususnya diruang Cendrawasih Atas, sehingga dapat mengelola
manajemen ruang dan asuhan keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan SP2KP di ruang Cendrawasih Atas.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).

F. Kategori Penilaian
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2014), yang akan diberikan
pada masing – masing komponen instrumen pengumpulan data 5M, pasien,
instrumen A, instrumen B, dan instrumen C. Kategori penilaian ini digunakan
untuk menentukan nilai/analisa yang terbagi dalam 3 kategori : baik, cukup
dan kurang dengan rentang sebagai berikut :
1. kategori baik : > 75%
2. kategori cukup : 60 – 75 %
3. kategori kurang : < 60 %

G. Praktikan
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto stase
manajemen kelompok 26 sejumlah 5 orang, yaitu:
1. Ketua : Tri Nugro Praptiono, S.Kep
2. Wakil Ketua : Muhammad Sujatmiko, S.Kep
3. Bendahara : Wanda Hamidah, S.Kep
4. Sekretaris I : Ade Nahla, S.Kep
5. Sekretaris II : Uun Kurnesih, S.Kep
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Visi, Misi, Motto, Nilai, Rumah Sakit
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit modern, professional, pusat rujukan kegawatan
medik dan spesialistik.
b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kegawatan medik dan pelayanan


kesehatan tingkat spesialistik yang bermutu untuk seluruh
masyarakat.

2) Modernisasi sistem, sarana dan prasarana pelayanan sesuai setandar


nasional kelas B.

3) Menyelenggarakan pendidikan SDM yang mendukung profesionalitas


dan daya saing.

4) Meningkatkan kemampuan keuangan untuk mendukung kemandirian


dan pengembangan.
c. Motto
SENYUM (Sigap, Empati, Nyaman, Unggul, Mumuaskan)

d. Nilai Rumah Sakit

1) Keikhlasan

Setiap karyawan RSUD Dr. Soedirman melandasi setiap aktivitasnya


dengan ikhlas sebagai bagian daripada ibadah kepada Tuhan-Nya dan
amal saleh kepada sesame manusia.
2) Keramahan
Dalam melaksanakan aktivitanya setiap karyawan RSUD Dr.
Soedirman selalu mengedepankan sikap ramah dalam melayani
pelanggan.
3) Pembelajaran
Setiap karyawan RSUD Dr. Soedirman memiliki minat dan
mendapatkan dorongan dan sarana untuk menjalani proses
pembelajaran dalam setiap aktivitas yang dijalani.
4) Kebersamaan
Dalam melaksanakan aktivitasnya setiap karyawan RSUD Dr.
Soedirman selalu mengedepankan kerja sama tim yang saling
menolong satu sama lain dalam hal menegakkan kebenaran.
5) Kedisiplinan
Setiap aktivitas karyawan RSUD Dr. Soedirman yang dijalankan selalu
dilandasi dengan kedisiplinan yang tinggi sebagai upaya mencapai
kinerja yang optimal.
2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN TAHUN 2023
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
RSUD Kebumen merupakan rumah sakit daerah milik pemerintah
daerah dan merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang terletak diwilayah
Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Rumah sakit ini memberikan
pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis
serta ditunjang dengan fasilitas medis lainya.
a. Fasilitan dan Layanan

1) Ambulance

2) Instalasi Gawat Darurat

3) Instalasi Bedah Central

4) Farmasi/ Apotek

5) Instalasi Gizi

6) Bidan dan Perawat

7) Dokter Umum

b. Penunjang Medis

1) Laboratorium

a) Hematologi

b) Kimia Klinik

c) Sekresi dan ekskresi

d) Imunoserologi

2) Radiologi

a) Foto Tanpa Bahan Kontras

b) USG

c) CT-SCAN
d) Foto Gigi

e) Foto Dengan Bahan Kontras

3) Elektrokardiogram (EKG)

4) Fisioterapi

5) Hemodialisa

c. Rawat Jalan

Poliklinik umum dan poliklinik spesialis memberikan pelayanan


sesuai dengan yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan daftar layanan
poli yang ada di RSUD Kebumen :
1) Poliklinik Jantung
2) Poliklinik Uji Kesehatan
3) Poliklinik Anak
4) Poliklinik Kandugan
5) Poliklinik Mata
6) Poliklinik Syaraf
7) Poliklinik Dalam
8) Poliklinik THT
9) Poliklinik Bedah
10) Poliklinik Orthopedi
11) Poliklinik Paru
12) Poliklinik DOTS
13) Poliklinik Gizi
14) Poliklinik Psikologi
15) Poliklinik VCT & CST
16) Poliklinik Gigi dan Mulut
17) Poliklinik Gigi dan Mulut Spesialistik
18) Piliklinik Kulit dan Kelamin
19) Poliklinik Jiwa
20) Poliklinik Urulogi
21) Poliklinik Endoskopi
22) Poliklinik EEG
23) Poliklinik Geriarti

d. Rawat Inap dan Rawat Intensif

1) Rawat Inap

a) Arumbinang I

b) Arumbinang II

c) Bougenville

d) Cempaka

e) Terate

f) Dahlia

g) Kenanga

h) Melati

i) Peristi
2) Rawat Intensif

a) ICU

b) ICCU

c) PICU/NICU

d) HCU
4. Profil Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit

a. Dokter Spesialis

1) Bedah : 3 Dokter (1 PNS, 2 Non PNS)

2) Dalam : 4 Dokter PNS


3) Anak : 3 Dokter PNS

4) Obgyn : 3 Dokter PNS

5) Radiologi : 1 Dokter PNS

6) Syaraf : 3 Dokter (2 PNS, 1 Non PNS)

7) Kulit dan Kelamin: 2 Dokter PNS

8) Orthopedi : 1 Dokter Non PNS

9) Mata : 2 Dokter ( 1 PNS, 1 Non PNS)

10) Patologi Klinik: 2 Dokter PNS

11) Paru : 1 Dokter PNS

12) Rehabilitasi Medis: 1 Dokter PNS

13) Jiwa : 1 Dokter PNS

14) THT : 1 Dokter PNS

15) Jantung : 1 Dokter PNS

b. Dokter Umum : 22 Dokter (8 PNS, 14 Non PNS)

c. Dokter Anastesi : 2 Dokter ( 1 PNS, 1 Non PNS)

d. Dokter Gigi : 3 Dokter (2 PNS, 1 Non PNS)

1) Orthodontia : 1 Dokter PNS

e. Perawat : 302 (173 PNS, 129 Non PNS)

f. Bidan : 56 (29 PNS, 27 Non PNS)

g. Apoteker : 9 (4 PNS, 5 Non PNS)

h. sisten apoteker: 17 (10 PNS, 7 Non PNS)

i. Fisioterapi : 9 (5 PNS, 4 Non PNS)

j. Sanitarian : 6 (3 PNS, 3 PNS)


k. Elektromedis : 1 PNS

l. Perekam Medis : 23 (8 PNS, 15 Non PNS)

m. Radiographer: 8 (5 PNS, 3 Non PNS)

n. Pranata laboratorium: 15 (10 PNS, 5 Non PNS)

o. Psikologi : 2 PNS

p. Nutrisionis : 9 (7 PNS, 2 Non PNS)

q. Perawat Anastesi: 8 (5 PNS, 3 Non PNS)

r. Perawat Gigi : 3 (2 PNS, 1 Non PNS)

s. Struktural : 14 PNS

t. Fungsional Umum : 391 (133 PNS, 258 Non PNS)

Jumlah pegawai tetap : 447 orang

Jumlah pegawai paruh waktu : 483 orang

Total : 930 orang

B. Gambaran Umum Ruang Dahlia


1. Gambaran Ruang Dahlia

Ruang Dahlia merupakan salah satu ruang rawat inap di RSUD


Kebumen. Ruang Dahlia terletak dilantai 2 sebelah barat RSUD Kebumen,
ruang Dahlia merupakan ruang rawat inap ujung selatan rumah sakit, disebelah
utara berbatasan dengan ruang Cempaka dan di sebelah barat rumah sakit
menghadap tempat parkir belakang . Ruang ini terdiri dari 6 kamar kelas I
dengan 12 bed, 7 kamar kelas II dengan 14 bed dan 7 kamar kelas III dengan
21 bed. Sehingga total kamar sebanyak 19 dengan total bed 47 bed. Perawat di
ruang Dahlia difasilitasi Nurse Station, ruang tindakan, ruang perawat, ruang
admistrasi, ruang sholat, pantry dan 2 kamar mandi. Nurse station digunakan
sebagai pusat pelayanan pasien, satu ruang sebagai tempat istirahat perawat dan
satu ruang digunakan sebagai tempat penyimpanan obat dan alat.

Ruang Dahlia memberikan perawatan bagi pasien laki-laki dan


perempuan dengan mencakup usia dewasa minimal 18 tahun. Ruang Dahlia
merupakan ruang rawat inap dengan kasus penyakit dalam. Ruang ini
memberikan pelayanan unruk pasien umum dan BPJS. Staf ruang Dahlia ada
19 perawat yang terdiri dari 4 perawat laki-laki dan 10 perawat
perempuan.Ruang Dahlia dipimpin oleh 1 kepala ruang yang dibawahnya
terdapat 2 katim,katim 1 dengan 8 perawat pelaksana dan katim 2 dengan 8
perawat pelaksana.
Gambar 2.1 Denah Ruangan Dahlia

U
Keterangan:
: Kamar Mandi/Toilet
2. Struktur Organisasi Ruang Perawatan
KEPALA RUANGAN

Ns. Ika Apnesti, S.Kep.

KETUA TIM I KETUA TIM II

Ns. Anik Nurhalimah, S.Kep Hastin Kartika Sari, Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Sukaningsih, Amd.Kep Ns. Deddy Suhardianto, S. Kep
Gunady Haryanto, Amd.Kep Meilina Setyaningsih, Amd.Kep
Khafifudin, Amd.Kep Ns. Dian Kartika Sari, S.Kep
Agustin Sulityono, Amd.Kep Uki Priandan, Amd. Kep
Setyaningsih, Amd.Kep Bayu Putra Pradana, Amd. Kep.
Puji Restiani, Amd.Kep Rumi ati, Amd. Kep
Silehatun Khasanah, Amd.Kep Aprilian Dian Utami, Amd.Kep
Eti Purwanti, Amd.Kep Sri Widyati, M.Kep.
3. Fasilitas Pelayanan Ruang Perawatan
Perawatan pasien kelas II dan III masing-masing kamar difasilitasi
kamar mandi, kipas angin, dan tiap bed pasien juga dilengkapi meja dan
lemari. Sedangkan kelas I difasilitasi bed pasien, kamar mandi, AC, sofa,
meja, kursi, lemari, jam, televisi, dan tempat sampah di setiap kamar. Kamar
kelas I ditempati 1 pasien, kamar II untuk 2 pasien dan kamar kelas III untuk 3
pasien.
4. Profil Tenaga Keperawatan
Kepala Ruang : 1 Orang
Kepala TIM : 2 Orang
Perawat Pelaksana : 16 Orang
5. Layanan Mutu Di Ruang Perawatan

Pengendalian mutu pelayanan rawat internal dilakukan secara terus


menerus ditahap awal pelayanan, tahap proses pelayanan dan pada hasil
pelayanan. Pengendalian pada awal pelayanan melalui perencanaan yang
matang terhadap ketanagaan (SDM), sarana prasarana dan standar prosedur.
Pengendalian selama proses pelayanan dengan memperhatikan ketepatan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif dan pengurangan
resiko infeksi terhadap pelayanan, sedangkan hasil pelayanan melalui
pengawasan/supervisi yang berjenjang dan berkesinambungan. Evaluasi hasil
pelayanan dilakukan pada saat data diperlukan untuk penilaian kinerja pegawai
kontrak yang akan diangkat menjadi pegawai tetap, setiap 6 bulan sekali.
BAB III
PENGKAJIAN MANAJEMEN

A. Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (M-1)
a. Perawat
1) Kuantitas
a) Kajian Teori
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di
rumah sakit. Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan selama 24 jam kepada pasien sehingga perawat menjadi
orang yang paling mengetahui perkembangan pasien. Perilaku perawa
mencerminkan citra rumah sakit karena perilaku perawat dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang diberikan hendaknya bermutu, efektif dan efesien.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan
adalah ketersediaan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya
manusia/perawat harus sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit sangat tergantung pada kemampuan
manajemen dalam menentukan tenaga perawat dengan sistem,
struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya.
Sumber daya manusia seringkali menjadi penyebab kegagalan rumah
sakit dalam mengembangkan kualitas pelayanan, Oleh karena itu
penetapan sumber daya manusia di Rumah Sakit dalam hal ini tenaga
perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga keperawatan
adalah proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa
banyak tenaga yang dibutuhkan pada suatu ruangan inap. Untuk
keperluan itu, beberapa orang ahli telah mengembangkan beberapa
formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang, atau
berlebih.
Berdasarkan hasil observasi dengan perawat diruang Dahlia
didapatkan tenaga pelaksana diruang Dahlia ini adalah 19 perawat.
Dengan perincian 1 kepala ruang, 2 ketua tim, dan 16 perawat
pelaksana. Dari 19 tenaga perawat yang ada, dalam pelaksanaannya
dibagi menjadi kelompok, perawat penanggung jawab yang
jadwalnya sudah ditentukan oleh kepala ruang. Perawat di ruang
Dahlia dibagi menjadi 3 shif jaga yaitu :
1. Shift pagi :6
2. Shift siang :4
3. Shift malam :3
4. Libur :4
Jumlah perawat yang bertugas dalam shif pagi secara menetap
adalah Kepala Ruang dan ketua tim 1 dan 2 sedangkan Perawat
Pelaksana sesuai jadwal shift. Dalam penentuan jumlah tenaga
perawat di ruang Dahlia ditentukan oleh bidang keperawatan
berdasarkan rasio dan angka ketergantungan pasien. Sedangkan untuk
jam pemberlakuan jam efektif tindakan keperawatan di Ruang Dahlia
6 jam per pasien dalam satu hari (1x24 jam).
(1) Metode Douglas
Douglas (1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar pershiftnya dan Kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk
setiap shif jaga seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Klasifikasi Ketergantungan Klien
Minimal Intermediet Total Jumlah
Pagi 0,17 x 4 = 0,27 x 10 = 0,36 x 2 = 4,1
0,68 2,7 0,72
Siang 0,14x4= 0,56 0,15 x 10 = 0,30 x 2 = 2,66
1,5 0,60
Malam 0,07 x 4= 0,10 x 10 = 1 0,20 x 2 = 1,68
0,28 0,40 Total
:8,44

(2) Menurut Gillies (1994)


Gillies mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut :
𝐴𝑥𝐵𝑥365
Tenaga Perawat : (365−𝐶)𝑋 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎/𝐻𝑎𝑟𝑖

Keterangan :
A : Jam efektif / 24 jam
B : (BOR x Jumlah TT)
C : Jumlah hari libur
(3) Menurut Departemen Kesehatan
Model penetapan yang dilakukan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan menurut DepKes adalah :
Cara perhitungan berdasarkan :
• Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan tingkat jenis kasus:
- Rata-rata pasien perhari
- Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
- Jam perawatan diperlukan/ruangan/hari
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes
adalah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+𝐶𝑢𝑡𝑖+𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟
- x jumlah
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛

perawat tersedia
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non
keperawatan diperkirakan 25% dan jam pelayanan
keperawatan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
- 𝐽𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah


( faktor koreksi) dengan hari libur / cuti / hari besar ( Loss day)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛+𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦
- x 25
100

Jumlahtenaga = tenaga yang tersedia + faktorkoreksi

b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi dengan perawat diruang Dahlia
didapatkan tenaga pelaksana diruang Dahlia ini adalah 19 perawat.
Dengan perincian 1 orang Kepala Ruang, 2 ketua tim, dan 16 Perawat
Pelaksana.
Dari 19 tenaga perawat yang ada, dalam pelaksanaannya dibagi
menjadi .. kelompok yang jadwalnya sudah ditentukan oleh kepala
ruang. Perawat di ruang Dahlia dibagi menjadi 3 shif jaga yaitu :
• Shif Pagi :6
• Shif Sore :4
• Shif Malam :3
• Libur :4
Jumlah perawat yang bertugas dalam shif pagi secara menetap
adalah Karu, Kepala TIM, sedangkan Perawat Pelaksana sesuai jadwal
shift. Dalam penentuan jumlah tenaga perawat di ruang Dahlia
ditentukan oleh bidang keperawatan berdasarkan rasio dan angka
ketergantungan pasien. Sedangkan untuk jam pemberlakuan jam efektif
tindakan keperawatan di Dahlia 6 jam per pasien dalam satu hari (1x24
jam).
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas didapatkan
jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan yaitu 8,44 dibulatkan
menjadi 8 orang perawat. Sedangkan di RSUD Dr. Soedirman di ruang
Dahlia tersedia 19 orang perawat, hal tersebut menunjukkan bahwa
kebutuhan tenaga perawat terpenuhi.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut :
𝐴𝑥𝐵𝑥365
Tenaga Perawat : (365−𝐶)𝑋 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎/𝐻𝑎𝑟𝑖

6 𝑥 (34,01 %𝑋35)𝑥365
: (365−128) 𝑥 6

6 𝑥 11,90 𝑥 365
: 237 𝑥 6

26061
: 1422

: 19

Berdasarkan hasil dari perhitungan menurut Gillies didapatkan


bahwa kebutuhan tenaga perawat yaitu .. orang, dan data di Ruang
Dahlia RSUD Dr. Soedirman didapatkan terdapat 19 orang perawat
termasuk Karu, hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga
perawat terpenuhi.
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan perhitungan :
• Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
- Rata-rata pasien setiap hari : 35
- Rata-rata perawatan/pasien/hari : 6
- Rata-rata jam perawatan/kerja efektif per shif : 6

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖


Rumus = 𝐽𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
24 𝑥 6
= 6 𝑗𝑎𝑚
144
= 6 𝑗𝑎𝑚

= 24
• Rumus lossday
Rumus
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛+𝐶𝑢𝑡𝑖+𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑥 𝐽𝑚𝑙 𝑃𝑟𝑤𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
(48+12+4 )
= x 19
288
64
= 288 𝑥 19

= 5

• Rumus faktor koreksi


Rumus = (Jumlah Tenaga Perawat + Loss day) x 25 %
= (19+5) x 25%
= 6 orang
Menurut DepKes = Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi
= 19+ 6
= 25 orang perawat
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Dahlia
adalah 25 orang perawat.

c) Analisa Data
Dari tabel diatas terdapat tiga metode perhitungan tenaga
keperawatan yang ada di ruang Dahlia menggunakan rumus Gillies,
Douglas, dan DepKes. Menurut Gillies kebutuhan tenaga perawat yang
ada adalah 25 orang, hal ini didasarkan dari perhitungan jumlah pasien,
rata-rata jam perawatan/hari, jumlah BOR dan jumlah tempat tidur yang
rasionya tidak seimbang antar jumlah perawat dan pasien yang ada
sehingga beban kerja perawat menjadi lebih efektif.
Hasil perhitungan menggunakan rumus Douglas lebih kecil
hasilnya yaitu 19 perawat dan perhitungan menurut DepKes didapatkan
hasil 25 perawat.

b. Kualitas
1) Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam proses
pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan
(tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas,
budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM
seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi di RumahSakit.
Menurut analisis Teng (2002), penyebab kegagalan organisasi
dari sisi SDM yaitu, sikap serta pola pikir yang negatif, Staff Turnover
(tingkat pergantian staff) yang tinggi, program insentif yang buruk dan
rendahnya kemampuan mengembangkan dan memotivasi karyawan.
Dalam keperawatan tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan
bahwa jasa pelayanan keperawatan yang dihasilkan sesuai
standar/keinginan pasien. Kualitas pelayanan asuhan keperawatan
merupakan salah satu indicator untuk menentukan keberhasilan Rumah
Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Secara teori indicator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan
yang berkualitas ditentukan juga oleh sumberdaya manusia yang
melakukan pelayanan perawatan itu, yang diharapkan adalah tenaga yang
berkualitas tinggi dan professional sesuai dengan tugas dan fungsinya.
PPNI sendiri sebagai organisasi profesi telah mengusulkan pula
perpaduan perawat di suatu ruangan adalah: .. perawat profesional, ..
perawat bukan profesional dan .. asisten perawat. Menurut Djojodibroto
(2008) konsep pengembangan SDM atau Human Reseource
Development (HRD) mempunyai 3 program yaitu:
a) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada
pekerjaan saat ini.
b) Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk
pekerjaan yang akan datang.
c) Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk
pekerjaan pegawai yang bersangkutan secara langsung. Disamping itu
perlunya direncanakan rotasi dan mutasi SDM untuk menyesuaikan
beban dan tuntutan pelayanan di masa depan. Sehingga penyesuaian
keahlian yang dibutuhkan dilakukan melalui pelatihan secara terus
menerus dan berkesinambung.
Bagi tenaga profesional di rumah sakit menurut Djojodibroto
(2008), pelatihan, kursus dan lokakarya yang diperlukan untuk Ruang
adalah:
a) Etika komunikasi.
b) Komunikasi terapeutik dalam perawatan.
c) Etika keperawatan.
d) Management keperawatan.
e) Hospital management training.
f) Audit Medik.
g) Pencegahan penyakit nosokomial.
2) Kajian Data
Sumber Daya Manusia (SDM) Ruang Dahlia terdiri dari 1 Kepala
Ruang, 2 Ketua Tim dan 16 Perawat Pelaksana. Adapun pengembangan
kompetensi tenaga keperawatan yang sudah dan akan dilaksanakan perlu
diselaraskan dengan tuntutan dan kebutuhan profesi, sistem
penghargaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan. Adapun program pendidikan
jenis-jenis pelatihan di Ruang Dahlia adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Distribusi Jumlah dan Kualifikasi Perawat Ruang Dahlia

No Nama Perawat Jabatan Pendidikan Masa Pelatihan


Terakhir Kerja
1. Ns.Ika Apnesti, Kepala Profesi Ners - • BTCLS
S.Kep. Ruang • Management Ruang
Perawatan
• Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Assesor
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Mentor Ship
• EKG dasar Keperawatan

2. Hastin Kartika Sari, Ketua D3 - • EWSS


Amd. TIM 1 Keperawatan • Leadership dan Caring
Kep. • Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
• PPI Dasar
3. Ns. Anik Ketua TIM - • BTCLS
Nurhalimah,S. Kep.2 • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
4. Sukaningsih, Amd. Perawat D3 - • BTCLS
Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
5. Gunady Haryanto, Perawat D3 - • BTCLS
Amd. Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Mentor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
6. Khafifudin, Amd. Perawat D3 - • BTCLS
Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
7. Agustin Sulityono, Perawat D3 - • BTCLS
Amd. Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
8. Setyaningsih, Amd. Perawat D3 - • BTCLS
Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
9. Puji Restiani, Amd. Perawat D3 - • BTCLS
Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
10. Silehatun Khasanah, Perawat D3 - • BTCLS
Amd. Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan

11. Eti Purwanti, Amd. Perawat D3 - • BTCLS


Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
12. Ns. Deddy Perawat - • BTCLS
Suhardianto, Pelaksana • Patient Safety
S. Kep. • Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
13. Meilina Perawat D3 - • BTCLS
Setyaningsih, Amd. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
Kep. • Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
14. Ns. Dian Kartika Perawat Profesi Ners - • BTCLS
Sari, S.Kep. Pelaksana • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan

15. Uki Priandan, Amd. Perawat D3 - • BTCLS


Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
16. Bayu Putra Pradana,Perawat D3 - • BTCLS
Amd. Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
17. Rumiati, Amd. Kep. Perawat D3 - • BTCLS
Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
18. Aprilian Dian Perawat D3 - • BTCLS
Utami, Amd. Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
19. Sri Widyati, Perawat Magister - • BTCLS
M.Kep. Pelaksana Keperawatan • Patient Safety
• Penanggulangan Bencana
• Komunikasi Efektif
• Jabatan Fungsioal
• EWSS
• Leadership dan Caring
• Perawatan Pasien Paliatif
• Preceptorship/Me ntor
Ship
• EKG dasar Keperawatan
Tabel 3.4 Jumlah Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan Di Ruang Dahlia
No Jenis Pendidikan Jumlah Presentase
1 S1 Ners 4 21,1%
2 M.Kep 1 5,3%
3 D3 14 73,7%
Jumlah 19 100%

Analisa Data
Dari data diatas tenaga perawat ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman
Kebumen berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut, terdapat 4 orang
(21,1%) perawat yang berpendidikan S1 Ners , terdapat 1 orang (5,4%) yang
berpendidikan Magister keperawatan, terdapat 14orang (73,7%) yang
berpendidikan D3 keperawatan. Dari kajian data diatas dapat dilihat bahwa
kualitas tenaga keperawatan di ruang Dahlia berdasarkan tingkat pendidikan
belum cukup memadai, dimana hanya terdapat tenaga perawat yang
berpendidikan S1 ners sebanyak 4 orang.

Kajian Teori
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang
dirawat dokter), penderita (sakit). Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan
bahwa pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter. Pasien adalah penerima jasa pelayanan
kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001:100) secara tradisional pasien
diartikan sebagai pelanggan, yaitu orang yang membeli, menggunakan
ataupun memanfaatkan suatu produk atau jasa. Istilah dalam perusahaan yang
bergerak dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa
pelayanan.
Pohan (2007:118) mendefinisikan pelanggan layanan kesehatan
merupakan orang yang melakukan kontak dengan layanan kesehatan.
Terdapat dua macam pelanggan dalam layanan kesehatan, yakni pelanggan
eksternal dan internal. Pelanggan eksternal adalah orang yang memperoleh
layanan kesehatan namun berada di luar organisasi layanan kesehatan. Pasien
dan keluarga pasien termasuk dalam pelanggan eksternal. Sedangkan
pelanggan internal adalah orang yang bekerja di dalam organanisasi layanan
kesehatan dan menghasilkan layanan kesehatan. Pasien sebagai pelanggan
eksternal layanan kesehatan tidak hanya membutuhkan kesembuhan dari
sakit, tetapi pasien juga merasakan dan menilai layanan kesehatan yang ia
terima.
Kesimpulan dari berbagai penjelasan mengenai pelanggan diatas, bahwa
pelanggan (dalam hal ini adalah pasien) adalah pembeli atau pemakai produk
atau jasa perusahaan sehubungan dengan kualitas dari kinerja perusahaan
tersebut atau hasil kinerja produk atau jasa yang telah digunakan. Pelanggan
dalam penelitian ini masuk dalam jenis konsumen eksternal mengingat bahwa
pelanggan telah melakukan pembelian, penggunaan, dan merasakan akhir
suatu produk atau jasa. Pelanggan dalam penelitian ini adalah konsumen
sebagai pengguna atau penerima jasa layanan rumah sakit yang disebut
sebagai pasien.
Kajian data

Tabel 3.5 Jumlah Pasien Masuk di Ruang Dahlia


Periode Januari-Desember 2022
No. Bulan Jumlah
1 Januari 169
2 Februari 124
3 Maret 121
4 April 117
5 Mei 159
6 Juni 141
7 Juli 150
8 Agustus 155
9 September 156
10 Oktober 164
11 November 167
12 Desember 168
Jumlah 1.791
Sumber : Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. Soedirman Kebumen 2022

Tabel 3.6 distribusi 10 Besar Penyakit di Ruang Dahlia


RSDS Kebumen Periode Januari-Desember 2022
No Nama penyakit Jumlah SAK
1 STROKE INFARK 129 Tersedia

2 PPOK 64 Tersedia

3 GEA 55 Tersedia

4 CHF 51 Tersedia

5 PNUEMONIA 49 Tersedia

6 KOLIK ABDOMEN 45 Tersedia

7 ANEMIA 43 Tersedia
8 ISK 35 Tersedia

9 DM TIPE II 32 Tersedia

10 BACTERIAL INFEKSI 27 Tersedia

Analisa Data
Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa penyakit yang sering
muncul dalam 1 tahun terakhir di ruang Dahlia, dari 10 penyakit diatas,
penyakit terbanyak adalah stroke infark. SAK tersedia untuk 10 penyakit
diatas dan berpedoman 3S (SDKI, SLKI, dan SIKI).

Tabel 3.7 Distribusi 3 Besar Diagnosa Keperawatan di Ruang Dahlia


RSDS Kebumen Periode Januari-Desember 2022
No Diagnosa
1 Hipertemia
2 Gangguan Mobilitas Fisik
3 Nyeri Akut

Analisa Data
Berdasarkan tabel 3.7 terdapat 3 diagnosa paling sering muncul
dalam 1 tahun terakhir di ruang Dahlia. Dari 3 diagnosa diatas, diagnosa
terbanyak adalah Hipertermia serta pelaksanaan berdasarkan pedoman
3S (SDKI, SLKI, dan SIKI).

c. Peserta Didik Kajian Teori


Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam
tindakan yang sesungguhnya (Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak
hanya menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe,
2009). Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga
mahasiswa memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam
masalah nyata tersebut(Syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan
belajar klinik yang kondusif merupakan wadah atau tempat yang
dinamis tempat dengan sumberdaya yang dinamis bagi para mahasiswa,
lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapaiobjektifdan
tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan keperawatan
(Emilia, 2008).
Kajian Data
Mahasiswa praktek yang ada di Ruang Dahlia berjumlah 10 orang
yang terdiri dari 5 Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto dan 5 mahasiswa DIII keperawatan dari Akademi
Keperawatan Purworejo.
Analisa Data
Berdasarkan kajian data, mahasiswa yang melakukan praktik di
ruang Dahlia merupakan mahasiswa keperawatan dan tidak ada
mahasiswa jurusan lain yang melakukan praktik di ruang Dahlia.

2. Money
a Kajian Teori

Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam institusi. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi
(Council of Nurses, 1965).
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan
bagi petugas medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar
pelayanan rumah sakit berjalan seoptimal mungkin dan dapat di rasakan
oleh seluruh masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan
peralatan jasa non medis dan jasa pemborongan.
RSUD Dr. Soedirman dalam operasionalnya mendapatkan
pendanaan dari pasien, yang oleh rumah sakit sendiri untuk memajukan
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Berdasarkan data
subyektif, didapatkan data bahwa sumber dana operasional RSUD Dr.
Soedirman sebagai berikut :

a. Pasien umum dan BPJS

b. Pasienn, Asuransi, Jasa Raharja, BPJS TK

Kajian Data
a. Tarif pelayanan rawat inap

Ruang Dahlia merupakan ruang instalasi rawat inap kelas I, II,


III. Tarif Pelayanan Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
memiliki tarif :
1) Kelas I sebesar : 150.000
2) Kelas II sebesar : 75.000
3) Kelas III sebesar : 50.000
b. Sumber Pemasukan
Tidak ada sumber pemasukan untuk ruang Dahlia karena
kebutuhan dan pengaturan keuangan oleh bidang keuangan RSUD
Dr.Soedirman Kebumen. Ruangan hanya membuat daftar
permintaan sesuai kebuthan ruangan dan akan dipenuhi oleh kepala
perlengkapan. Ruang Dahlia berfokus pada pelayanan sedangkan
keuangan tidak ada kewenangan, semua alokasi dana dan sumber
pemasukan diperoleh dan diatur oleh bagian anggaran RSUD
Dr.Soedirman Kebumen
c. Pengeluaran
Ruang Dahlia tidak mengetahui jumlah pengeluaran yang
dikeluarkan oleh ruangan karena sistem pemasukan dan
pengeluaran yang ada di ruangan bersifat sentralisasi langsung ke
rumah sakit.
d. Kendala dalam Anggaran
Tidak ada kendala dalam anggaran keuangan untuk alat-lat,
barang habis pakai, dan kebutuhan ruangan yang diperlukan semua
jika habis atau kerusakan pada alat medis maka bagian seperti
CSSD, ruang farmasi, ataupun teknisi service segera melakukan
tindakan dan pemenuhan yang memang dibutuhkan

Analisa Data
Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa Ruang Dahlia
tidak memiliki sumber dana sendiri. Sumber dana terintegrasi bersama
dari anggaran yang ada, yang di kelola langsung oleh bagian anggaran
RSUD Dr.Soedirman Kebumen. Ruangan hanya mengurus billying
pasien selama di rawat di ruang Dahlia yang meliputi biaya tindakan
keperawatan dan medis.

3. Material (Sarana dan Prasarana)


a Kajian Teori
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil
yang dikehendaki (Kesmas, 2015).
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas
untuk mencapai tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan (Brantas, 2009).
Mebeler memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, atau
disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah,
digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan instansi rumah sakit.
Mebeler adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang
berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur,
tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh
barang di permukaannya (Postell, 2009).

Kajian Data
Dari hasil observasi yang dilakukan diruang Dahlia, didapatkan
kondisi ruang sebagai berikut:
Tabel 3.8 Daftar Alat Medis di Ruang Dahlia
Maret tahun 2023

No Nama Alat Jml Keadaan


1 Troli Besar 1 Baik
2 Troli Kecil 2 Baik
3 Troli Emergensi 1 Baik
4 Termometer Digital 2 Baik
5 Tensi Digital 3 Baik
6 Torniquet 3 Baik
7 Termos Darah 4 Baik
8 EKG 1 Baik
9 Humadifier Tab Lama 9 Baik
10 Humadifier Tab Baru 5 Baik
11 Nebulizer 3 Baik
12 Saturasi 4 Baik
12 Syring Pump 6 Baik
14 Suction 1 Baik
15 Alat GDS 1 Baik
16 Bak Instrumen Sedang 1 Baik
18 Stetoskop 4 Baik
19 Gantungan Drain 23 Baik
20 Bak instrumen 2 Baik

Sumber: Observasi dan Buku Catatan Inventaris Ruang Dahlia

Tabel 3.9 Daftar Alat Non Medis Medis di Ruang Dahlia


Maret tahun 2023
No Nama barang Jumlah Kondisi
1 Tempat Tidur 40 Baik
2 Kursi 40 Baik
3 Almari 40 Baik
4 Kursi Perawat 9 Baik
5 Meja Kantor 2 Baik
6 Almari Linen 1 Baik
7 Almari Alkes 1 Baik
8 Komputer 2 Baik
9 Apar 2 Baik
10 Jam dinding 1 Baik
11 Kipas Angin 29 Baik
12 Batu batre 10 Ada
13 Timbangan berdiri 1 Baik
14 Wastafel 2 Baik
15 Tabung oksigen 1 Baik
16 Tampat sampah infeksius 4 Baik
17 Tmpat sampah vial 2 Baik
18 Tempat sampah 22 Baik
19 Tempat linen 4 Baik

Tabel 3.10 Daftar Buku Bantu di Ruang Dahlia, Februari tahun


2023
No Nama Buku Standar Jumlah Keterangan
1. Buku Vital Sign 1 1 Cukup
2. Buku injeksi 1 1 Cukup
3. Buku operan 1 1 Cukup

Analisa Data
Ruang Dahlia sudah memiliki alat medis ataupun alat non medis
sudah sesuai dengan standar RSUD Dr.Soedirman Kebumen yang
digunakan sesuai fungsinya untuk membantu menjalankan asuhan
keperawatan di ruang Dahlia, tetapi masih belum memenuhi kriteria
minimal dari depkes. Rungan sudah memiliki buku inventaris untuk
mencatat jumlah alat, kondisi, dan peminjaman alat.

4. Machine
a Kajian Teori
Machine merupakan mesin atau alat yang digunakan untuk
mempermudah atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam
proses pemberian asuhan keperawatan yang dapat menciptakan efisiensi
kerja.

Kajian Data
Di Ruang Dahlia mempunyai beberapa fasilitas barang
elektronik yang membutuhkan tenaga listrik untuk membantu menangani
pasien baik secara medis maupun keperawatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11 Inventaris Mesin Tahun 2023 di Ruang Dahlia

No. Nama alat Jumlah Keterangan


1. EKG 1 Baik
2. Syring pump 6 Baik
3. Nebulizer 3 Baik
4. Tensi Digital 3 Baik
5. Suction 1 Baik

Analisis Data
Berdasarkan data mesin yang dimiliki ruang Dahlia RSUD Dr.
Soedirman Kebumen, ruangan ini sudah memiliki mesin yang sesuai
standar minimal RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Pemeliharaan dan
pengecekan mesin di ruangan ini juga sudah cukup baik dan dilakukan
setiap hari untuk memastikan apakah mesin masih berfungsi dengan baik
atau tidak.

5. Metode
a Kajian Teori
Model penugasan asuhan keperawatan
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan
ada enam , yaitu: model kasus, model tim, model primer, model
manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus padapasien.
1) Model Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan
untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua
pasien yang dirawat di ruangan.
2) Metode TIM
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
Kelompok ini dipimpin olehperawat yang berijazah
danberpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(Regestered Nurse).
3) Metode Primer.
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan di mana perawat primer bertanggung jawab selama 24
jam terhadap perencanaan pelaksanaan pengevaluasi satu atau
beberapa klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien
dinyatakan pulang. Selama jam kerja, perawat primer memberikan
perawatan langsung secara total untuk klien.
4) Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung jawab
terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat
untuk satu pasien dengan pemberian perawatan konstan untuk periode
tertentu.
5) Metode Modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan keperawatan
dengan modifikasi antara tim dan primer.

Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13-18 Febuari 2023
dapat disimpulkan bahwa ruang Dahlia menerapkan metode penugasan
asuhan keperawatan diruang Dahlia menggunakan Metode Tim
Modifikasi (MTM) yang terdiri dari metode tim, fungsional, dan metode
primer, dimana berfokus pada kesembuhan, mengurangi kecacatan dan
memberikan pelayanan keperawatan pada kasus penyakit umum
memberikan perawatan langsung secara total untuk klien.

Analisa data
Berdasarkan kajian data ruang Dahlia menggunakan metode
model perawatan TIM dimana dalam pengorganisasian terdiri dari kepala
ruang, ketua TIM, dan perawat pelaksana.
B. Proses
1. Proses pelayanan keperawatan/ SP2KP
a Kajian Teori
1) Meeting Morning
Definisi Suatu pertemuan yang dilakukan dipagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara sift malem ke sift pagi.
a) Tujuan
(1) Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan
komunikasi).
(2) Dilakukan diruang rawat inap atau intalasi yang ada kaitannya
dengan pelayanan keperawatan agar tercapai pemberian askep
yang optimal yang tepat.
(3) Dilakukan tiap pagi hari sebelum jaga, waktu pelaksanaan
kurang lebih 15 menit.
(4) Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
administrasi ruang.
b) Prosedur
(1) Ka Ru menyiapkan tempat untuk melakukan meeting morning.
(2) Ka Ru memberikan pengarahan pada staf dengan materi yang
telah disiapkan sebelumnya.
(3) Ka Ru melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan pada
staf.
(4) Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan
permasalahan yang muncul diruangan.
(5) Bersama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat
ditempuh.
(6) Ka Ru memberi motivasi dan reinforcement pada staf.
2) Timbang Terima/Operan
a) Definisi
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien.
b) Tujuan
(1) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna.
(2) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
(3) Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang
bertanggungjawab antar anggota tim perawat.
(4) Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
c) Manfaat
(1) Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.
(2) Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
(3) Pasien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila
ada yang belum terungkap.
d) Metode Pelaporan
(1) Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan
langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara
ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk
kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
(2) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat
kemudian dilanjutkan berkeliling mengunjungi pasien satu
persatu.
e) Prosedur pelaksanaan
(1) Kedua kelompok dinas sudah siap.
(2) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan
yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya
selama masa perawatan (tanggungjawab).
(3) Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicataat khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas berikutnya.
(4) Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima:
(5) Identitas pasien dan diagnosa medis.
(6) Masalah keperawatan yang masih muncul.
(7) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara
umum).
(8) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
(9) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan
penunjang lain, persiapan untuk konsultasi/ prosedur yang
tidak rutin dijalankan.
(10) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
f) Hal-hal yang perlu diperhatikan
(1) Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
disepakati.
(2) Dipimpin oleh penanggung jawab pasien atau perawat primer.
(3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
(4) Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggungjawab.
(5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik
dan menggambarkan kondisi pasien pada saat ini serta
kerahasiaan pasien.
(6) Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan
yang ada pada pasien dengan kata lain informasi yang
diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu (setelah
diketahui melalui pengkajian), baru kemudian terhadap
tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah dilakukan tindakan.
(7) Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan
volume suara yang pelan dan tegas (tidak berbisik) agar pasien
disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk
menjaga privasi pasien, terutama mengenai, hal yang perlu
dirahasiakan, sebaiknya jangan dibicarakan didekat pasien
tetapi diruang perawat.
3) Pre Confrence
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim atau
penanggungjawab tim isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim:
Pre Conference
a) Mengenali masalah pasien
b) Membuat rencana asuhan keperawatan
c) Membagi tugas kepada PP
d) Melakukan analisis kritikan, memilih alternative pemecahan
masalah dan pendekatan kreatif.
e) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam
penyelesaian masalah.
f) Menerima umpan balik dari kelompok.
g) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
h) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam kelompok.
i) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
j) PP membagikan pasien yang menjadi tanggung jawab PA.
k) PP menjelaskan tentang karakteristik pasien.
l) PP mengkaji kembali persiapan PA untuk menghadapi dan
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien baik aspek
perencanaan sampai ke rencana evaluasi.

4) Post Confrence
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang sift dan sebelum operan.
Post Conference:
a) Mengetahui perkembangan pasien
b) Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan
c) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan
keperawatan
d) Mengetahui kejadian-kejadian lain yang ditemukan
(1) Melakukan analisis kritikan, memilih alternatif pemecahan
masalah dan pendekatan kreatif.
(2) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam
penyelesaian masalah.
(3) Menerima umpan balik dari kelompok.
(4) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
(5) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam
kelompok.
(6) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
(7) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
(8) PP melakukan diskusi dengan PA untuk membahas.

5) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode kunjungan ke pasien
secara langsung untuk mengobservasi kondisi pasien, meninjau
kembali asuhan keperawatan yang diberikan dan mengumpulkan
informasi dari pasien serta mendemonstrasikan intervensi
keperawatan secara spesifik. Tujuan dilaksanakan ronde keperawatan
meliputi:
a) Memberikan pengetahuan keperawatan kepada perawat
pelaksana,pasien dan keluarga.
b) Mendiskusikan tentang perubahan ide yang berkaitan dengan
masalah dan cara menyelesaikan masalah yang bertujuan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan secara spesifik.
c) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
Prosedur pelaksanaan Pra ronde
a) Menentukan kasus dan topik.
b) Menentukan tim ronde
c) Menentukan literature
d) Memebuat proposal
e) Mepersiapkan pasien
f) Diskusi pelaksanaan
• Pembukaan
a) Salam pembuka
b) Memperkenalkan tim ronde
c) Menyampaikan identitas dan masalah pasien
d) Menjelaskan tujuan ronde
• Penyampaian masalah :
(a) Memberikan salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga
kepada tim ronde
(b) Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
(c) Menjelaskan masalah pasien dan rencana yang telah dilaksanakan
dan serta menetapkan prioritas yang perlu di diskusikan
• Validitas data :
(a) Mencocokan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan.
(b) Diskusi antar naggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut.
(c) Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor atau kepala ruang
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
(d) Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah ditetapkan.
• Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan, penutup.

6) Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai
pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk
kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke
tempat lainnya. Dalam perencaan, pemulangan, pasien dapat
dipindahkan ke rumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi,
nursing home, hospiece, homecare atau tempat-tempat lain di luar
rumah sakit.
Infeksi nosokomial ini dapat menyebar melalui beberapa jalur
yaitu jalur kontak, jalur droplet dan jalur debu. Jalur kontak dibagi
atas kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung adalah
adanya kontak fisik langsung antara jalur penyebaran yang paling
sering, misalnya melalui tangan perawat, alat medis atau darah
(Depkes RI, 2003).

7). Pelaksanaan tugas kepala ruang


Kepala Ruang adalah manajer operasional yangmerupakan
pimpinan yangsecara langsung mengelola seluruh sumber daya diunit
perawatan dan ikut bertanggungjawab dalam menghasilkan pelayanan
yang bermutu.Standar tugas pokok Kepala Ruang yang ditetapkan
oleh Depkes (2012) meliputi kegiatan menyusun rencana kegiatan
tahunan yang meliputi kebutuhan sumber daya (tenaga, fasilitas, alat
dan dana), menyusun jadwal dinas dan cuti, menyusun rencana
pengembangan staf, kegiatan pengendalian mutu, bimbingandan
pembinaanstaf, koordinasi pelayanan, melaksanakan program
orientasi, mengelola praktik klinik serta melakukan penilaian kinerja
dan mutu pelayanan.
Tanggung jawab kepala ruangan
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung
jawab kepada kepala instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:
a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h) Kebenarandan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan
8) Pelaksanaan Tugas Katim
Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang
mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung
kepada karu.
1) Tanggung jawab ketua tim
a) Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang
tepat. pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan
berkesinangan, dapat melakukan serah terima tugas.
b) Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan
yang telah di lakukan.
c) Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien
terhadap tindakan keperawatan.
d) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung
/ laporan anggota tim.
2) Ketua tim harus memiliki kemampuan :
a) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua
kegiatan tim menjadi konsultan dalam asuhan
keperawatan
b) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan
pasien
c) Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
d) Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan
sesuai kebutuhan pasien
e) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan
pasien maupun kerja dari anggota tim menjadi guru
atau pengajar
f) Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.
9) Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana
Primary nursing adalah model asuhan keperawatan yang
diberikan kepada 1-6 pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan
yang diberikan selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer dan
dibantu oleh perawat pelaksana (perawat asosiet), setiap perawat
primer memberikan perawatan secara ,menyeluruh sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat

Kajian Data

Tabel 3.12 Meeting Morning di Ruang Dahlia


Periode 20 Maret – 22 Maret 2023
N : 3 hari
No Aktivitas YA TIDAK
1 Karu sudah mempersiapkan materi dan informasi 3 0
mengenai kegiatan-kegiatan non keperawatan di
ruangan tersebut.
2 Karu sudah menyiapkan tempat untuk melakukan 3 0
meeting morning
3 Karu sudah mempersiapkan salah satu staf untuk 3 0
menjadi notulen
4 Meeting morning diikuti oleh seluruh staf yang jaga 3 0
pagi dan malam.
5 Karu memulai meeting morning dengan salam 3 0
dilanjutkan dengan doa pembuka
6 Karu memberikan arahan kepada staf dengan materi 3 0
yang telah disiapkan sebelumnya
7 Karu melakukan klarifikasi apa yang telah 3 0
disampaikan kepada staf
8 Memberikan kesempatan kepada staf untuk 3 0
mengungkapkan permasalahan yang muncul di
ruangan
9 Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan 3 0
masalah yang dapat ditempuh
10 Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada 3 0
staf
11 Karu menutup meeting morning 3 0
12 Karu menandatangani catatan notulensi 0 3
TOTAL 33 3
PERSENTASE 91,66 8,33%
%
Sumber : Observasi di ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 20 Maret –
22 Maret 2023 persentase proses meeting morning di ruang Dahlia
didapatkan bahwa kepala ruang di ruang Dahlia dalam menjalankan
meeting morning masuk dalam kategori baik (91,66 %).

Tabel 3.13 Operan Jaga di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman


Kebumen Periode 20 Maret – 22 Maret 2023
N : 3 hari (2 shift, pagi dan sore)
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Kepala ruang/ PJ Shift Sudah mempersiapkan buku
laporan shift dan melengkapi buku laporan jaga 5 1
shift.
2 Kepala ruang/ PJ Shift menyiapkan tempat untuk 5 1
serah terima tugas jaga
3 Kepala ruang/ PJ Shift mempersiapkan perawat 4 2
(Karu, Ketua Tim dan Anggota Tim) untuk
dimulainya timbang terima jaga.
Tahap interaksi
1 Karu/ PJ Shift menyiapkan buku handover. 2 4
2 Perawat shift sebelumnya melaporkan/ 5 1
menginformasikan keadaan umum/kondisi
umum/kondisi pasien yang ada dan dilakukan di
nurse station
3 Menginformasikan tindakan yang sudah dilakukan 5 1
4 Menginformasikan evaluasi tindakan 5 1
5 Menginformasikan rencana tindak lanjut 5 1
6 Melaporkan kasus/peristiwa incidental 5 1
7 Perawat berkeliling satu persatu pasien cek 1 5
identitas pasien dan validasi data yang sudah
dilaporkan dan dilakukan oleh seluruh petugas
Penutup
1 Karu/ PJ Shift menutup operan jaga di ruang nurse 5 1
station dengan memberikan ucapan terimakasih
kepada perawat jaga malam dan motivasi untuk
perawat jaga pagi.
2 Ditutup dengan doa pulang untuk perawat shif 4 2
sebelumnya dan doa untuk mengawali kegiatan
untuk perawat shif saat itu.
3. Penandatanganan buku laporan jaga oleh 5 1
penanggung jawab ke dua shift.
TOTAL 56 22
PERSENTASE 71,8 28,2%
%
Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman
Kebumen
Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 2
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 20 Maret –
22 Maret 2023 persentase proses timbang terima/operan di ruang Dahlia
didapatkan bahwa di ruang Dahlia dalam menjalankan timbang
terima/operan masuk dalam kategori cukup ( 71,8%).

Tabel 3.14 Pre Conference di Ruang Dahlia RSUD Dr.Soedirman


Kebumen Periode 20 Maret – 22 Maret 2023
N : 3 hari (shift pagi,sore)
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua Tim dan perawat 4 2
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medik dan buku 4 2
laporan shift pasien dalam tanggungjawabnya
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka pre conference dengan 4 2
salam dan berdoa jika belum dilakukan.
2 Semua perawat berkumpul di ruang ners station 5 1
3 Ketua Tim / PJ merencanakan asuhan 6 0
keperawatan pada tiap pasien yang menjadi
tanggung jawab kepada anggota timnya
4 Anggota tim menuliskan semua asuhan 3 3
keperawatan yang direncakan oleh ketua tim di
buku log book masing masing
5 Tutup kegiatan pre conference dengan bacaan 3 3
salam.
TOTAL 29 13
PERSENTASE 69% 31%

Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen


Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 20 Maret –
22 Maret 2023 persentase proses pre conference di ruang Dahlia
didapatkan bahwa dalam menjalankan pre conference dalam kategori
Cukup (69%) .

Tabel 3.15
Post Conference Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Periode 20 Maret – 22 Maret 2023

No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua tim/pj shift dan perawat 6 0
2 Buku hand over 6 0
3 Alat tulis 6 0
4 Buku catatan pribadi 0 0
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka post conference dengan 6 0
bacaan salam
2 Kaji ulang data pasien : nama, no RM, medik, tanggal 6 0
lahir
3 Identifikasi program dalam pre conference 6 0
4 Perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan 6 0
keperawatan yang telah dilaksanakan
5 Ceritakan respon pasien dan keluarga dalam menerima 6 0
tindakan keperawatan
6 Diskusikan kendala dalam asuhan keperawatan 6 0
7 Buat rencana tindak lanjut asuhan yang belum 6 0
dilaksanakan dan yang akan direncanakan ke shift yang
berikutnya
Penutup
1 Mengakhiri post conference dengan doa 6 0
2 Mendokumentasikan post conference 6 0
TOTAL 72 0
PERSENTASE 100% %
Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 20
Maret – 22 Maret 2023 persentase proses post conference di ruang
Dahlia didapatkan bahwa dalam menjalankan post conference dalam
kategori baik (100%). Karena di Ruang Dahlia melakukan post
conference.

Tabel 3.16
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang di ruang Dahlia

No INDIKATOR YA TIDAK
1 Menerangkan kepada pasien dan keluarganya mengenai 1 0
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit / UPF, keadaan
pasien pada situasi tertentu.
2 Mengusahakan dan memelihara hubungan kerja yang 1 0
harmonis dan berdaya guna antara perawat dengan
perawat, perawat dengan dokter / petugas lain, pasien dan
keluarga
3 Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan / 1 0
pegawai lain / siswa dalam kegiatan pelayanan
keperawatan ( koordinator)
4 Mengatur dan mengawasi pelaksanaan rumah sakit yang 1 0
berlaku di unit perawatan
5 Mengenal jenis dan penggunaan barang, serta 1 0
mengusahakan pengadaan sesuai kebutuhan di unit
perawatannya agar tercapai pelayananperawatan yang
optimal
6 Merencanakan, melaksanakan dan menilai pelayanan 1 0
perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan
proses perawatan.
7 Mengklarifikasikan pasien menurut tingkat kegawatan / 1 0
infeksi dan non infeksi untuk memudahkan cara
merawatnya.
8 Mengawasi dan meneliti pelaksanaan pemberian obat, 1 0
makanan / diit dengan perhatian khusus terhadap pasien
yang perlu dibantu.
9 Mengawasi dan meneliti pencatatan medik dan catatan 1 0
perawatan pasien.
10 Membimbing tenaga perawatan dalam melaksanakan 1 0
teknik perawatan.
11 Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang 1 0
dirawat untuk mengetahuikeluhan / masalah yang
dihadapi.
12 Mendampingi selama visite, mencatat serta 1 0
melaksanakan teknik perawatan
13 Memelihara dan meningkatkan sistem pencatatan dan 1 0
pelaporan secara teraturdan berkesinambungan tentang
keadaan pasien untuk kepentingan perawatan.
14 Mengisi buku catatan pribadi dan menandatangani buku 1 0
catatan pribadi daripelaksana perawatan di unitnya.
15 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan 1 0
keluargannya sesuai dengan penyakitnya.
16 Mengadakan penilaian pelayanan perawatan antara lain 1 0
dengan cara meneliti,mengobservasi reaksi pasien, reaksi
petugas dan reaksi masyarakat.
17 Menyusun daftar dinas dari petugas perawatan dan 1 0
petugas lainnya secara merata dan seefektif mungkin.
18 Membantu mengawasi dan membimbing siswa perawat 1 0
ntuk mendapatkanpengalaman belajar di unitnya.
19 Menjaga rahasia yang menyangkut penyakit dan keadaan 1 0
peasien di unitnyasesuai dengan sumpah jabatan.
20 Menjaga terpeliharanya kebersihan, kerapihan dan 1 0
keindahan di unitnya sertalingkungannya.
21 Menjaga perasaan nyaman bagi pasien dan petugas 1 0
selama melaksanakankegiatan perawatan.
22 Mengadakan rapat berkala dengan pelaksana perawatan. 1 0
23 Mengusahakan kesejahteraan dan keselamatan kerja 1 0
petugas.
24 Memberikan orientasi kepada tenaga perawat baru 1 0
Total 24 0
Persentase 100%
Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Analisa Data :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian pada Kepala Ruang periode 20 Maret
– 22 Maret 2023 di ruang Dahlia didapatkan kepala ruang melaksanakan tugas
dengan baik yaitu (100%).
Tabel 3.17 Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Tim di ruang Dahlia
RSUD Dr. Soedirman
No INDIKATOR YA TIDAK
1 Melakukan pengkajian lengkap dan mencatatnya pada
formulir rekam keperawatan untuk digunakan sebagai 1 0
dasar perencanaan asuhan keperawatan lebih lanjut.
2 Membuat rencana asuhan keperawatan berdasarkan
0
diagnosa keperawatan dan rencana terapi yang ditetapkan 1
oleh dokter.
3 Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan sesuai
dengan rencana keperawatan serta membuat rencana 1 0
pulang ( resume )
4 Membagi tugas kepada semua anggota timnya dengan
mempertimbangkan kemampuan anggota dan kebutuhan 1 0
pasien yang harus dipenuhi.
5 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
1 0
keluarga sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas kepada perawat yang jaga
1 0
sore dan menerima laporan tugas dari perawat jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada perawat yang telah jadi
1 0
anggota tim dan melakukan evaluasi hasil kerjanya
8 Menyusun data yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan berdasar laporan anggota tim sebagai
1 0
masukan untuk membuat laporan kerja pertanggung
jawaban ruangan.
9 Menghadiri pertemuan klinik dengan dokter dan tim
kesehatan lain untuk membicarakan dan membahas kasus
1 0
– kasus dalam rangka meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan.
10 Melakukan kunjungan keliling ruangan bersama anggota
tim, dokter dan tim kesehatan lain untuk mengetahui
1 0
keadaan pasien dalam rangka memberikan asuhan dan
pelayanan keperawatan.
Memberikan bimbingan kepada siswa / mahasiswa praktek
11 yang ada didalam tim dalam rangka orientasi dan 1 0
pelaksanaan praktek keperawatan.
12 Mengadakan konferensi keperawatan dengan anggota tim
untuk mengetahui masalah dalam tim keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya untuk mendapatkan cara 1 0
penyelesaian agar pelaksanaan perawatan klien berjalan
sesuai dengan tujuan
13 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam
1 0
rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan
TOTAL 13 0
PRESENTASI 100%
Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Analisa Data:
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian pada kepala TIM
periode 20 Maret – 22 Maret 2023 di ruang Dahlia didapatkan perawat
melaksanakan tugas dengan baik yaitu (100%).

Tabel 3.18 Pelaksanaan uraian Tugas Perawat Pelaksana


Ruang Dahlia jaga pagi dan sore
N(Jumlah perawat) = 16
No INDIKATOR YA TIDAK
1 Dalam keadaan insidentil membuat pengkajian, 16 0
diagnose dan perencanaan keperawatan yang
kemudian disyahkan oleh penanggung jawab group
primer ( Ketua Tim ).
2 Memberikan perawatan paripurna pada sejumlah 16 0
pasien yang sudah didelegasikan oleh penanggung
jawab ( Ketua Tim ).
3 Melakukan kerjasama dan berkonsultasi kepada 16 0
penanggung jawab / ketua tim bila terjadi masalah-
masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan
4 Mengambil keputusan bila terjadi masalah-masalah 14 2
yang berhubungan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada waktu dinas sore, malam dan hari
libur dan melapor pada PPJR.
5. Menata ruangan perawatan dengan mengawasi 16 0
kebersihan, kelengkapan peralatan dan mebelair untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan pasien
6 Memberikan bimbingan kepada pasien atau keluarga 13 3
tentang penggunaan obat, kebersihan perorangan,
makanan dan cara hidup sehat serta memberi motivasi
dalam rangka memberikan pelayanan pada pasien.
7 Menghadiri konferensi keperawatan, tim kesehatan 16 0
lain untuk membicarakan dan membahas kasus-kasus
untuk mendapatkan cara pemecahan masalah dalam
rangka menningkatkan mutu pelayanan pada pasien.
8 Mengikuti serah terima tugas yang dipimpim oleh 16 0
penanggung jawab / ketua tim.
9 Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara 16 0
bergilir sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh Kepala
Ruang / Ketua Tim.
10 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang 16 0
keperawatan dengan mengikuti pertemuan ilmiah atau
rapat-rapat khusus.
11 Melakukan kegiatan penunjang sesuai dengan juknis 16 0
jabatan fungsional keperawatan
12 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan 16 0
dalam hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dalam rangka menunjangkelancaran pelaksanaan
kegiatan di ruang keperawatan
Total 187 5
Persentase 97,4 2,6%
%

Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlias RSUD Dr. Soedirman Kebumen


Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 16 perawat pelaksana di
ruang Dahlia didapatkan perawat melaksanakan tugas dengan baik yaitu
(97,4%).

Tabel 3.19 PENILAIAN DISCHARGE PLANING


di Ruang Cendrawasih Atas periode 20 Maret- 22 Maret 2023
N (Perawat)= 16
NO URAIAN TUGAS YA TIDAK
A. Tahap Pra interaksi
1. Mempersilahkan pasien atau keluarga masuk 0 16
keruangan yang telah disediakan
2. Memberi salam pada pasien dan keluarga 16 0
3. Memperkenalkan diri 14 2
4. Menjelaskan tujuan kegiatan 16 0
5. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 13 3
kegiatan discharge planning
A. Tahap Kerja
6. Memberikan penkes kepada pasien berupa
pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan
hasil identifikasi kebutuhan perawatan dirumah:
a. Menjelaskan pedoman 1 (Perawatan dirumah) 16 0
b. Menjelaskan pedoman 2 (Pengobatan) 16 0
c. Menjelaskan pedoman 3 (periksa 16 0
ulang/kontrol) 16 0
d. Menjelaskan pedoman 4 (Latihan/ exercise)
7. Memberikan penjelasan tertulis yang dibutuhkan 0 16
(leaflet dll)
8. Menginformasikan tentang pelayanan kesehatan 16 0
terdekat diwilayah yang dapat dijangkau oleh
pasien
9. Memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga 16 0
untuk bertanya
10. Memberikan reinforcement kepada 14 2
pasien/keluarga
11. Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan 16 0
salam
B Tahap Terminasi

12. Mendokumentasikan kegiatan yang telah 16 0


dilakukan
TOTAL 201 39
Persentase 83,75% 16,25%

Sumber : Data Observasi di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen

Keterangan :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Analisa Data:
Berdasarkan hasil tabel data diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
discharge planning di ruang Dahlia yaitu dalam kategori baik (83,75%).
2. Instrumen A
Proses Asuhan Keperawatan
a Kajian Teori
1) Pengertian
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan
tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan
hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan
kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/ klien. Hubungan antara kualitas dan
standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui
standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk (Wilkinson,2006).
2) Tujuan
Tujuan ditetapkannya standar asuhan keperawatan diantaranya yaitu:
- Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memusatkan
upaya dan meningkatkan motovasi perawat terrhadap pencapaian
tugas.
- Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi
kegiatan perawat yang tidak penting atau tidak tepat terhadap
kebutuhan pasien.
- Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak
memenuhi standar asuhan keperawatan ataas kelalaian petugas
keperawatan (Sitorus, 2006).
3) Manfaat SAK
- Dalam praktek klinik, memberikan serangkaian kondisi untuk
mengevaluasi mutu asuhan keperawatan dan juga merupakan alat
pengukur mutu penampilan kerja perawat yang sangat diperlukan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan penampilan kerja
perawat.
- Dalam administrasi pelayanan keperawatan, sangat penting dalam
perencanaan pola ketenagaan, progam pengembangan staf dan
mengidentifikasi isi dari progam pelatihan.
- Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat menbantu
pendidikan keperawatan dalam merencanakan kurikulum.
- Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang
dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan
keperawatan.
- Dalam sistem pelayanan kesehatan secara umum, perawat dapat
menggunakan standar untuk mengkomunikasikan inti asuhan
keperawatan kepada konsumen dan profesi kesehatan yang lain
(Depkes RI, 2005).
b Kajian Data
Tabel 3.20 Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen
N = 15 Asuhan Keperawatan
NO ASPEK YANG KODE BERKAS REKAM KET
DINILAI MEDIK PASIEN
506589 373779 391114 382580 507165 507215 219197 507245 362509 507068 454972 351848 507350 506820 507289

A Pengkajian
1 Mencatat data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
yang dikaji
sesuai dengan
2 pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengkajian.
Data
3 dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(bio-psikososial
4 spiritual). √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Data dikaji sejak
pasien masuk
sampai pulang.
Masalah
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan norma
dan pola fungsi
kehidupan.
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

TOTAL = 40
PRESENTASE =
100%
B Diagnosa
1 Dx. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keperawatan
bedasarkan
2 masalah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
telah
dirumuskan.
3 Dx. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keperawatan
mencerminkan
PE/PES.
Merumuskan
diagnosa
keperawatan
aktual/potensial.
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL = 30
PRESENTASE =
100%

NO ASPEK YANG KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN KET


DINILAI 506589 373779 391114 382580 507165 507215 219197 507245 362509 507068 454972 351848 507350 506820 507289

A Perencanaan Perencanaan asuhan


1 Bedasarkan Dx √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ keperawatan sudah
keperawatan. disusun dengan baik.
2 Disusun √ √ 0 √ √ 0 0 0 0 √ √ 0 √ √ 0 Namun ada beberapa
menurut urutan askep yang
3 prioritas. perencanaannya tidak
Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ disusun menurut
mengandung urutan prioritas.
komponen
pasien/subyek,
4 perubahan, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
perilaku, kondisi
pasien dan atau
kriteria.
Rencana
tindakan
5 mengacu pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tujuan dengan
kalimat
6 perintah, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tereinci dan jelas
dan atau
melibatkan
pasien/keluarga.
Rencana
tindakan
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga.
Rencana
tindakan
menggambarkan
kerja sama
dengan tim
kesehatan lain.
SUB TOTAL 6 6 5 6 6 5 5 5 5 6 6 5 6 6 5

TOTAL = 83
PRESENTASE = 92,2%
B Tindakan Tindakan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ pada asuhan
dilaksanakan keperawatan
mengacu pada sudah sesuai.
2 rencana 0 √ 0 0 √ √ √ √ √ 0 √ 0 0 √ √ √ Namun ada
perawatan. beberapa
perawat yang
Perawat tidak
3 mengobservasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ melakukan
respon pasien observasi
terhadap respon
4 tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ pasien dari
keperawatan. setiap
tindakan
Revisi tindakan keperawatan.
bedasarkan hasil
evaluasi.
Semua tindakan
yang telah
dilaksanakan
dicatat ringkas
dan jelas.
SUB TOTAL 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
TOTAL = 58
PRESENTASE = 96,7%

N ASPEK YANG KODE BERKAS REKAM KET


O DINILAI MEDIK PASIEN
506589 373779 391114 382580 507165 507215 219197 507245 362509 507068 454972 351848 507350 506820 507289

C EVALUASI
1 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengacu pada
2 tujuan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hasil evalasi
dicatat.
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

TOTAL 30
PRESENTASE 100%

D Catatan Asuhan Catatan


Keperawatan asuhan
1 Menulis pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ keperawatan
format yang baku sudah
dilakukan
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ sesuai SPO
dilakukan sesuai namun masih
dengan tindakakn ada hal yang
3 yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ terlewatkan
dilaksanakan. yaitu
Pencatatan ditulis pencantuman
4 dengan jelas, 0 0 0 0 √ √ √ √ √ 0 0 0 0 √ √ nama / paraf
ringkas, dan tanggal
istilah,yangbaku jam
dan benar. dilakukannya
Setiap melakukan tindakan.
tindakan/
5 kegiatan perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mencantum-kan
paraf/nama jelas,
dan tanggal jam
dilakukannya
tindakan.
Berkas catatan
keperwatan
disimpan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.
SUB TOTAL 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5
TOTAL 67
PRESENTASE 63,8%
Sumber: hasil observasi tanggal 24 Maret 2023
Nilai rata-rata: 100+100+92,2+96,7+63,8= 90,54% (Baik)

Dalam mengkaji administrasi rekam medik kami menggunakan instrumen kelengkapan dokumentasi keperawatan menurut Depkes RI.

Analisa Data :
Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A dapat dianalisa bahwa proses asuhan keperawatan dalam kategori baik yaitu 90,54%.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti pada bagian evaluasi. Pada evaluasi asuhan keperawatan sudah disusun
dengan baik. Tetapi, ada beberapa askep yang evaluasinya pencantuman nama / paraf dan tanggal dilakukannya tindakan terlewatkan.
3. Instrumen B
a Kajian Teori
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan
merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan
terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami
pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperwatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu
memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan merupakan perbandingan antara
kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan dan
harapan (Tjiptono, 2001 dalam Nursalam, 2012).
Pelaksanaan kegiatan jaminan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit dapat pula dilakukan dalam bentuk kegiatan pengendalian
mutu. Kegiatannya dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
pengendalian mutu. Kegiatannya dapat dilaksanakan dalam dua tingkat
yaitu tingkat rumah sakit dan tingkat ruang rawat. Tingkat rumah sakit
dapat dilaksanakan dengan cara mengembangkan tim gugus kendali
mutu yang memiliki program baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Ada 6 indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit, yaitu :
1) Keselamatan (patient safety), yang meliputi : angka infeksi
nosokomial, angka kejadian pasien jatuh/ kecelakaan, skabies,
kesalahan dalam pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan.
2) Pengelolaan pasien lari dan kenyamanan.
3) Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan.
4) Perawatan diri.
5) Kecemasan pasien.
6) Perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien.
Berdasarkan Andyani (2009), kesempatan berkarir, upah, dan
fasilitas lingkungan kerja merupakan aspek yang berhubungan dengan
kepuasan kerja dan produktifitas karyawan.
Pemberian pelayanan keperawatan yang holistic (Bio, Psiko, Sosio
dan spiritual) merupakan bentuk pelayanan prima dalam praktik asuhan
keperawatan (Puspitasari, 2009). Oleh karena itu, dalam hal ini
diharapkan agar dapat dipertahankan indikator kepuasan pasien yang
sudah berjalan optimal dan ditingkatkan indikator kepuasan pasien yang
masih belum berjalan optimal.

b Kajian Data
Tabel 3.21 kusioner kepuasaan pasien di Ruang Dahlia di
RSUD Dr. Soedirman Kebumen N: 15
No Kriteria Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 15 0
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 15 0
merokok diruangan.
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu 13 2
makan anda/keluarga anda.
4 Apakah perawat menayakan pantangan dalam hal 15 0
makaanan anda/ keluarga anda.
5 Apakah perawat menyakan / memperhatikan berapa 13 2
jumlah makanan dan minuman yang biasa anda/ keluarga
anda habiskan.
6 Apakah anda / keluarga anda tidak mampu makan 15 0
sendiri, apakah perawat membantu menyuapinya.
7 Pada saat anda / keluarga anda dipasang infuse, apakah 15 0
prawat selalu memeriksa cairan / tetesannya dan area
sekitar pemasangn jarum infuse.
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan buang 15 0
air besar apakah perawat menganjurkan makan buah-
buahan, sayuran, minum yang cukup banyak bergerak.
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/keluarga anda 15 0
saat buang air besar- buang air kecil apakah perawat
memasang sampiran/ selimut menutup pintu/jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan.
10 Apakah ruangan tidur anda / keluarga anda selalu dijaga 15 0
kebersihannya dengan di sapu dan dipel setiap hari.
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak 13 2
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi ( dalam 15 0
keadaan istirahat total) apakah dimandikan perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat jika 15 0
tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut,
atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti 10 5
setiap kotor
15 Apakah perawat penah memberikan penjelasan akibat 13 2
dari : kurang gerak, berbaring terlalu lama.
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit apakah 13 2
perawat memerikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara pennggunaannya, peraturan/ tata tertib
yang berlaku dirumah sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 15 0
perawat: memanggil nama dengan benar.
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan apakah 15 0
perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pagi,
sore, maupun malam hari.
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi 15 0
bantuan bila diperlukan.
20 Apakah peawat bersikap sopan dan ramah 15 0
21 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat yang 13 2
bertaggung jawab setiap kali pergantian dinas.
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 15 0
melakukan tindakan perawatan dan pengobatan.
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 13 2
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat membantu 15 0
menyiapkan / meminumkan obat.
25 Selama anda/ keluarga anda dirawat apakah diberikan 15 0
penjelasan tentang perawatan/ pengobatan / pemeriksaan
lanjutan setelah anda/ keluarga anda diperbolehkan
pulang.
Jumlah 356 19
Presentase 94,9% 5,1%
Hasil Kuisioner Kepuasan pasien diruang Dahlia pada tanggal 20
Maret – 22 Maret 2023
Analisa Data :
Berdasarkan hasil kusioner didapatkan dengan presentase
kepuasan pasien 94,9% yang artinya pasien baik dengan pelayanan
perawat di ruang Dahlia. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
pasien menyatakan baik dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh
para staf perawat sudah sesuai dengan standar profesional
Tabel 3.21 Kuesioner Kepuasan Perawat Di Ruang Cendrawasih
Atas RSUD Ajibarang
N: 16 Perawat
No Pertanyaan SP P TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima sebanding 10 6 0 0
dengan pekerjaan yang saudara lakukan.
2 System penggajian yang dilakukan oleh 15 1 0 0
institusi tempat saudara bekerja.
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 12 4 0 0
dengan pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu 9 7 0 0
prestasi atau kerja sama.
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan 10 6 0 0
yang mendukung pekerjaan.
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti 12 4 0 0
kamarmandi, tempat parkir dan kantin.
7 Kondisi ruang kerja terutama berkaitan 14 2 0 0
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan.
8 Ada jaminan atas kesehatan atau 15 1 0 0
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap 16 0 0 0
saudara.
10 Hubungan antar karyawan dan 16 0 0 0
kelompok kerja.
11 Kemampuan dalam bekerjasama antar 14 2 0 0
karyawan.
12 Sikap teman-teman terhadap saudara. 15 0 0 0
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar 15 1 0 0
belakang pendidikan saudara.
14 Kemampuan dalam menggunakan 13 3 0 0
waktu bekerja dengan penugasan yang
diberikan.
15 Kemampuan supervise atau pengawas 13 3 0 0
dalam membuat keputusan.
16 Perlakuan atasan selama saudara bekerja 12 4 0 0
disini.
17 Kebebasan dalam melakukan metode 16 0 0 0
sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan.
18 Kesempatan untuk meningkatkan 15 1 0 0
kemampuan kerja melalui pelatihan dan
pendidikan tambahan.
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi 15 1 0 0
yang lebih tinggi.
20 Kesempatan untuk mendapatkan 14 2 0 0
prestasi dan kenaikan pangkat.
Jumlah 271x3 48x2 = 0 0
= 813 96
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
Presentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝑛 𝑥 3 x 100%
813+96+0
= 20 𝑥 16 𝑥 3 x 100%
909
= 960 x 100% = 94,68%

Keterangan :
SP : Sangat puas skor 3
P : Puas skor 2
TP : Tidak puas skor 1
STP : Sangat tidak puas skor 0
Analisa Data :
Berdasarkan tabel tentang evaluasi kepuasan perawat di atas, menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan perawat ruang dahlia sudah baik. Namun, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan atau ditingkatkan mengenai gaji yang
diterima dengan pekerjaan yang lakukan, System penggajian, Pemberian
insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja sama, lingkungan kerja dan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan dan
pendidikan tambah.

4. INSTRUMEN C

a. Kajian teori

Suatu standar/ pedoman tertulis yang dipergunakan untuk


mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi. Standar operasional prosedur merupakan tata
cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter,
2005).
Tujuan SOP antara lain :

ii. Petugas/ pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja


petugas/ pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.
iii. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasi.
iv. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas/ pegawai terkait.
v. Melindungi organisasi/ unit kerja dan petugas/ pegawai
dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

Standar praktek keperawatan adalah ekspektasi minimal


dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan
etis (PPNI, 1999). Pada dasarnya ada tiga sumber informasi utama,
untuk mengembangkan standar yaitu: penelitian, keputusan
kelompok ahli/spesialis, observasi cara praktek keperawatan
aktual. Kriteria kualitas asuhan keperawatan mencakup: aman,
akurasi, kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan
harapan yang sama tentang apa yang baik bagi perawat dan pasien.
Standar menjamin perawat mengambil keputusan yang layak dan
wajar dan melaksanakan intervensi–intervensi yang aman dan
akuntabel. Tujuan standar praktek keperawatan menurut Gillies
(1989) adalah untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,
mengurangi biaya asuhan keperawatan dan melindungi perawat
dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien
dari tindakan yang tidak terapeutik. Ruang lingkup standar praktik
keperawatan menurut PPNI (2015):
Standar I : Ilmu Pengetahuan
Standar II : Akuntabilitas professional
Standar III : Pengkajian
Standar IV : Perencanaan
Standar V : Pelaksanaan
Standar VI : Evaluasi

Standar intervensi keperawatan di rumah sakit mengacu pada


teori kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh
Handerson, yang terdiri dari 14 kebutuhan dasar manusia, yaitu:

a. Memenuhi kebutuhan oksigen


b. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
c. Memenuhi kebutuhan eliminasi
d. Memenuhi kebutuhan keamanan
e. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
f. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
g. Memenuhi kebutuhan gerak dan kebutuhan jasmani
h. Memenuhi kebutuhan spiritual
i. Memenuhi kebutuhan emosional
j. Memenuhi kebutuhan komunikasi
k. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
l. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan
m. Memenuhi kebutuhan pendidikan kesehatan/penyuluhan
n. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi

1) Tekanan darah

Tekanan darah adalah Desakan darah terhadap


dinding pembuluh darah arteri sebagai akibat dipompa dan
dialirkannya darah kedalam pembuluh darah. Tujuanya
untuk mengetahui keadaan umum pasien, mengetahui /
mengikuti perkembangan penyakit pasien, membantu
menegakan diagnose pasien.
Tabel 3.22 SOP Tindakan Keperawatan (Mengukur Tekanan Darah)
Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen (N =10)

No Pertanyaan SL SR KD TP
1. Cuci tangan
2. Berikan salam “Assalamualaikum / selamat pagi”
3. Perkenalkan diri sebut nama dan profesi
4. Tanyakan nama dan tanggal lahir “Bisa sebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir bapak/ibu“ pasien sambil
melihat gelang pasien.
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien.
6. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
7. Atur posisi pasien : Supinasi
8. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin
a. Tensi Digital
1) Pasang manset pada lengan atas atau
anggota gerak lain bila tidak
memungkinkan, ukuran manset di sesuaikan
dengan besar kecilnya lengan pasien.
2) Raba nadi radialis atau nadi lain sesuai
tempat pengukuran tekanan darah.
3) Pasang Stetoskop,tempatkan stetoskop diats
nadi
4) Pencet tombol On
5) Perhatikan kenaikan angka saat memompa
,nanti akan berhenti dan terlihat angka yang
dilayar.
9. Lakukan evaluasi tindakan
10. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
11. Berpamitan dengan klien
12. Ucapkan salam “Assalamualaikum /selamat pagi”
13. Bereskan alat-alat
14. Cuci tangan
15. Catat kegiatan pada lembar catatan keperawatan
Tabel 3.23 Hasil Observasi Tindakan Keperawatan
(Mengukur tekanan Darah) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen N=5

Perawat
No Tindakan Rata – Rata
1 2 3 4 5
1. Q1 3 3 3 3 3 3
2. Q2 3 3 3 3 3 3
3. Q3 1 1 1 2 1 1,2
4. Q4 1 1 1 1 2 1,2
5. Q5 2 2 2 2 2 2
6. Q6 2 2 2 2 2 2
7. Q7 2 2 2 2 2 2
8. Q8 3 3 3 3 3 3
9. Q9 3 3 3 3 3 3
10 Q10 1 0 1 0 0 0,4
11. Q11 0 0 0 0 0 0
12. Q12 3 3 3 3 3 3
13. Q13 3 3 3 3 3 3
14. Q14 3 3 3 3 3 3
15. Q14 1 1 1 1 1 1
16. Q16 3 3 3 3 3 3
17. Q17 3 3 3 3 3 3
18. Q18 3 3 3 3 3 3
19. Q19 1 2 1 2 1 1.4
20. Q20 3 3 3 3 3 3
JUMLAH RATA – RATA 44.2
Presentase = Jumlah Skor rata-rata x 100%
Jumlah pertanyaan x 3
= 44.2 x 100%
20 x 3
= 0,7366 x 100%
= 73,66% (Baik)
Sumber : Hasil Obs Observasi di Ruang Dahlia 23 Maret 2023

Keterangan :
SL : 3
SR: 2
KD : 1
TP : 0
Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi tindakan keperawatan di Ruang Dahlia
perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan baik dengan
hasil presentase 73,66%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan SPO, akan
tetapi ada askep yang perlu ditingkatkan yaitu dalam meraba nadi pasien
untuk mengukur tekanan darah, karena perawat hanya melakukan pada
pasien yang membutuhkan pengawasan atau pasien tertentu.
2) Suhu badan
Suhu tubuh adalah ukuran dari kemampuan tubuh dalam
menghasilkan dan menyingkirkan hawa panas. Tujuannya mempelajari
kemampuan organisme endoterm ( homioterm ) dalam mempertahankan
panas tubuh.

Tabel 3.24 SOP Tindakan Keperawatan


(Mengukur Suhu Tubuh) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen
No Pertanyaan SL SR KD TP
1. Cuci tangan.
2. Berikan salam “Assalamualaikum / selamat pagi”
3. Perkenalkan diri sebut nama dan profesi.
4. Tanyakan nama dan tanggal lahir “Bisa sebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir bapak/ibu“ pasien sambil
melihat gelang pasien.
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga /
klien.
6. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
7. Atur posisi pasien : Supinasi
8. Bersihkan axilla yang akan diukur dengan tissue.
9. Periksa termometer, pastikan pada skala di bawah35˚C,
bila belum, turunkan dengan cara mengibaskan
termometer untuk termometer air raksa dan menekan
tombol normal prosedur untuk termometer digital.
10. Pasang reservoir termometer tepat pada tengah axifla.
11. Silangkan tangan ke depan dan memegang bahu.
12. Angkat termometer setelah 5 menit I ada bunyi (digital).
13. Usap termometer dengan tissue ke arah reservoir.
14. Baca dan mencatat hasil pengukuran.
15. Bersihkan termometer: mencelupkan termometer dalam
air sabun kemudian usap ke arah reservoir, celupkan ke
dalam larutan desinfektan selanjutnya dibersihkan
dengan air bersih dan usap dan arah reservoir ke atas.
16. Turunkan air raksa.
17. Kembalikan termometer pada tempatnya.
18. Lakukan evaluasi tindakan.
19. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
20. Pamitan dengan klien.
21. Ucapkan salam “Assalamualaikum/selamat pagi”
22. Bereskan alat-alat.
23. Cuci tangan
24. Catat kegiatan pada lembar catatan keperawatan.

Kajian Data
Data diperoleh dengan mengobservasi 5 perawat yang
melakukan pengukuran tanda-tanda vital.

Tabel 3.25 Hasil Observasi Tindakan Keperawatan


(Mengukur Suhu Tubuh) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen

Perawat
No Tindakan Rata – Rata
1 2 3 4 5
1. Q1 3 3 3 3 3 3
2. Q2 3 3 3 3 3 3
3. Q3 1 0 1 0 1 0.6
4. Q4 1 1 1 1 1 1
5. Q5 1 1 1 1 1 1
6. Q6 3 0 0 3 0 1.2
7. Q7 3 3 3 3 3 3
8. Q8 0 0 0 0 0 0
9. Q9 3 3 3 3 3 3
10 Q10 0 0 0 0 0 0
11. Q11 0 0 0 0 0 0
12. Q12 3 3 3 3 3 3
13. Q13 0 1 0 1 1 0.6
14. Q14 3 3 3 3 3 3
15. Q15 1 0 1 0 0 0.4
16. Q16 0 0 0 0 0 0
17. Q17 3 3 3 3 3 3
18. Q18 3 3 3 3 3 3
19. Q19 1 1 1 1 1 1
20. Q20 3 3 3 3 3 3
21. Q21 3 3 3 3 3 3
22. Q22 3 3 3 3 3 3
23. Q23 1 1 2 1 2 1.4
24. Q24 3 3 3 3 3 3
JUMLAH RATA – RATA 43.2
Presentase: Jumlah Skor rata- rata x 100%
Jumlah pertanyaan x 3
= 43.2 x 100%
24 x 3
= 0,6 x 100%
= 60% (Cukup)

Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi tindakan keperawatan di Ruang Dahlia
perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan cukup dengan
hasil presentase 60%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat dalam
melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan SPO, akan tetapi
ada askep yang perlu ditingkatkan yaitu dalam membersihkan alat
terlebih dahulu sebelum ke pasien berikutnya.
3) Nadi dan pernafasan
Pernafasan adalah frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam
satuan waktu/menit. Tujuanya : untuk menilai frekuensi pernafasan.
Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri (pembuluh darah bersih)
yang mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon
terhadap detak jantung. Tujuanya: untuk mengetahui detak jantung,
irama jantung, dan kekuatan jantung.
Tabel 3.26 SOP Tindakan Keperawatan
(Mengukur Nadi Pernafasan) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen
No Pertanyaan SL SR KD TP
1. Cuci tangan.
2. Berikan salam “Assalamualaikum / selamat pagi”
3. Perkenalkan diri sebut nama dan profesi.
4. Tanyakan nama dan tanggal lahir “Bisa sebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir bapak/ibu“ pasien sambil melihat
gelang pasien
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien.
6. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
7. Atur posisi pasien : Supinasi
8. Tempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin.
9. Tentukan lokasi nadi yang akan di ukur.
10. Raba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk & tengah).
11. Hitung nadi sekurang-kurangnya % menit, dan 1 menit untuk
pasien aritmia dan pasien anak.
12. Amati gerakan dada / perut pasien selama satu menit.
13. Nilai hasil pengukuran.
14. Lakukan evaluasi tindakan.
15. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
16. Pamitan dengan klien.
17. Ucapkan salam “Assalamualaikum/selamat pagi”
18. Bereskan alat-alat.
19. Cuci tangan
20. Catat kegiatan pada lembar catatan keperawatan.

Kajian Data
Data diperoleh dengan mengobservasi 5 perawat yang melakukan
pengukuran tanda-tanda vital.
Tabel 3.27 Hasil Observasi Tindakan Keperawatan
(Mengukur Nadi dan Pernafasan) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen

Perawat
No Tindakan Rata – Rata
1 2 3 4 5
1. Q1 3 3 3 3 3 3
2. Q2 3 3 3 3 3 3
3. Q3 2 1 1 2 1 1.4
4. Q4 0 1 1 1 0 0.6
5. Q5 0 0 1 0 1 0.4
6. Q6 2 3 3 2 3 2.6
7. Q7 2 0 0 0 0 0.4
8. Q8 3 3 3 3 3 3
9. Q9 0 0 0 0 0 0
10 Q10 0 0 0 0 0 0
11. Q11 0 2 0 2 0 0.8
12. Q12 0 0 0 0 0 0
13. Q13 3 3 3 3 3 3
14. Q14 3 3 3 3 3 3
15. Q14 1 1 1 1 0 0.8
16. Q16 3 3 3 3 2 2.8
17. Q17 3 3 3 3 3 3
18. Q18 3 3 3 3 3 3
19. Q19 1 2 1 2 2 1.6
20. Q20 3 3 3 3 3 3
JUMLAH RATA – RATA 35,4
Presentase Jumlah Skor rata-rata x 100%
: Jumlah pertanyaan x 3
= 35.4 x 100%
20 x 3
= 0,59 x 100%

Sumber : Hasil Observasi di Ruang


Dahlia 23 Maret 2023 Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi tindakan keperawatan di Ruang
Dahlia perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan cukup
dengan hasil presentase 59%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
perawat dalam melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan
SPO, akan tetapi ada askep yang perlu ditingkatkan yaitu dalam
menghitung respirasi atau melihat gerakan dada atau gerakaran perut
pasien.
4) Pemberian obat peroral
Pemberian obat melalui mulut dengan Tujuan untuk mencegah,
mengobati, mengurangi, rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.

No Pertanyaan SL SR KD TP
1. Cuci tangan.
2. Berikan salam “Assalamualaikum / selamat pagi”
3. Perkenalkan diri sebut nama dan profesi.
4. Tanyakan nama dan tanggal lahir “Bisa sebutkan
nama lengkap dan tanggal lahir bapak/ibu“ pasien
sambil melihat gelang pasien.
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga
/ klien.
6. Tanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
7. Tempatkan alat di dekat pasien dengan benar : Air
minum, pengalas, obat sesuai program dokter
8. Siapkan meja dengan baki obat lengkap dengan obat
dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan.
9. Obat yang telah disiapkan beserta kartu kartunya
untuk masing masing pasien diperiksa kembali, lalu
diberikan langsung kepada pasien dan ditunggu

sampai obat ditelan habis, bila perlu petugas


membantunya.

10. Setiap pemberian obat harus dicatat pada kartu obat.


11. Lakukan evaluasi tindakan.
12. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
13. Berpamitan dengan klien.
14. Ucapkan salam “Assalamualaikum/selamat pagi”
15. Bereskan alat-alat.
16. Cuci tangan.
17. Catat kegiatan pada lembar catatan keperawatan.

Tabel 3.28. Hasil Observasi Tindakan Keperawatan


(Pemberian Obat Oral) Di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen

Perawat
No Tindakan Rata – Rata
1 2 3 4 5
1. Q1 3 2 2 1 1 1,8
2. Q2 3 3 3 3 3 3
3. Q3 3 0 0 0 0 0,6
4. Q4 3 1 1 0 0 1
5. Q5 2 2 1 1 1 1,4
6. Q6 0 0 0 0 0 0
7. Q7 0 0 0 0 0 0
8. Q8 0 0 0 0 0 0
9. Q9 0 0 0 0 0 0
10 Q10 3 3 3 3 3 3
11. Q11 1 1 1 1 1 1
12. Q12 0 0 0 0 0 0
13. Q13 3 3 3 3 3 3
14. Q14 3 1 1 1 1 1,4
15. Q15 3 3 3 3 3 3
16. Q16 3 3 3 3 3 3
17. Q17 3 3 3 3 3 3
JUMLAH RATA – RATA 24,2

Presentase: Jumlah Skor rata-rata x 100%


Jumlah pertanyaan x 3
= 24,2 x 100%
17 x 3
= 47,4% (Baik)

Sumber : Hasil Observasi di Ruang Dahlia


Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi tindakan keperawatan di Ruang Dahlia
perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan cukup dengan
hasil presentase 47,4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan SPO, akan
tetapi ada askep yang perlu ditingkatkan yaitu dalam pemberian obat oral
seharusnya diberikan sesuai waktu pemberian.

Tabel 3.29 Hasil Observasi Kegiatan Asuhan


Keperawatan di Ruang Dahlia

No Jenis kegiatan Persentase Keterangan


1. Pengukuran Tekanan Darah 73,66% Baik
2. Pengukuran Suhu Tubuh 60% Cukup baik
3. Pengukuran Nadi dan Pernafasan 59% Cukup baik
4. Pemberian Obat Oral 47% Cukup baik
RATA-RATA % 67,13%

b. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat,
mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien yang berasal dari
proses pelayanan kesehatan. Patient safety merupakan salah satu
komponen penting dalam proses pelayanan kesehatan. Dalam rangka
JCI, RSUD Dr. Soedirman Kebumen mengadopsi standar internasional
keselamatan pasien atau International Patient Safety Goals (IPSG).
Dalam IPSG terdapat 6 sasaran meliputi:
SASARAN I : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Standar IPSG I : rumah sakit menyusun pendekatan untuk memperbaiki
ketepatan identifikasi pasien. Elemen Penilaian IPSG I :
1) Pasien diidentifikasi dengan menggunakan dua pengidentifikasian
pasien, tidak termasuk penggunaan nomor kamar pasien atau lokasi
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk uji klinis
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian perawatan dan prosedur
5) Kebijakan dan prosedur mengupayakan tercapainya konsistensi
dalam segala situasi dan lokasi

Kajian Data
Tabel 3.30 Sasaran I mengidentifikasi
pasien dengan benar (N=5)

NO INDIKATOR YA TDK
1 Pemberian gelang identitas pasien 4 1
2 Identitas gelang pasien sesuai dengan nama, No RM 5 0
pasien, tempat tanggal lahir pasien
3 Identitas gelang pasien sesuai dengan label obat pasien 5 0
4 Perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di 3 2
gelang identitas pasien saat akan akan memberikan obat
Pasien
5 Perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di 5 0
gelang identitas pasien saat melakukan tindakan,
laboratorium, rongent dan operasi
Total 22 3
Persentase 88% 12%

Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan pengisisan ceklist identifikasi pasien
yang ditemukan di ruang Dahlia termasuk dalam kategori baik yaitu 88
%, namun perlu di tingkatkan untuk indikator yang masih rendah seperti
menanyakan nama pasien dan mencocokan di gelang identitas pasien saat
memberikan obat pasien dan memastikan pasien tetap memakai gelang
identitas.

SASARAN II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif


Standar IPSG II : rumah sakit menyusun pendekatan agar komunikasi
di antara para petugas pemberi perawatan semakin efektif. Elemen
Penilaian IPSG II :
1) Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dicatat si
penerima
2) Perintah lengkap, lisan dan via telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si
penerima
3) Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi
perintah atau hasil tes
4) Kebijakan dan prosedur disusun agar verifikasi tepat-tidaknya
komunikasi lisan dan via telepon dijalankan secara konsisten.

Kajian Data

Tabel 3.31 Sasaran II Meningkatkan Komunikasi yang


Efektif (N=5)
No INDIKATOR YA TDK
1 Komunikasi dalam catatan perawat menggunakan SOAP 5 0
2 Komunikasi dalam catatan integrasi dokter menggunakan 5 0
SOAP
3 Setelah mengisi catatan integrasi perawat menulis ttd dan 5 0
nama terang
4 Setelah mengisi catatan integrasi dokter menulis ttd dan 5 0
nama terang
5 Setelah mengisi catatan integrasi profesi lain menulis ttd 5 0
dan nama terang
6 Dokumentasi setelah konsul dicatatan terintegrasi 5 0
menggunakan SBAR
Total 30 0
Persentase 100% 0%

Analisa Data
Hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
komunikasi efektif dalam keperawatan di Ruang Dahlia dalam kategori
baik yaitu sebanyak 100 %.
SASARAN III : Meningkatkan Keamanan Obat-obatan
yang Harus Diwaspadai
Standar IPSG III : rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obat yang harus diwaspadai (high-alert).
Elemen Penilaian IPSG III :
1) Kebijakan dan/atau prosedur disusun untuk mengatasi masalah
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat yang
patut diwaspadai.
2) Kebijakan dan/atau prosedur ini diterapkan
3) Elektrolit konsentrat tidak boleh ada di unit perawatan pasien kecuali
jika secara klinis diperlukan.
4) Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit perawatan pasien diberi
label jelas dan disimpan hingga tidak mudah mudah diakses

Kajian Data
Tabel 3.32 Sasaran III Meningkatkan Keamanan

No Variabel Ya Tdk
1 Tersedianya loker pemisahan obat antar pasien. √
2 Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan ucapan mirip) √
3 Penyimpanan obat sesuai indikasi tempat penyimpanan √
4 Tersedia obat emergency √
5 Penyimpanan obat High Alert √
a. Tempat penyimpanan terkunci
b. Jauh dari tempat pasien.
c. Memiliki daftar obat dan jumlah obat-obat High
Alert.
6 Adanya etiket obat oral maupun parenteral saat pemberian √
7 Etiket obat oral terdiri nama pasien, dan waktu pemberian √
8 Etiket obat parenteral terdiri dari nama pasien, nama obat, √
dan waktu pemberian
9 Pemberian obat oral dan parenteral diletakkan pada √
khusus tempat obat
10 Pemberian obat oral dan parenteral perawat √
memperhatikan 5 benar obat : Benar pasien
11 Pemberian obat oral dan parenteral perawat √
memperhatikan 5 benar obat : Benar Obat
12 Pemberian obat oral dan parenteral perawat √
memperhatikan 5 benar : Benar dosis
13 Pemberian obat oral dan parenteral perawat √
memperhatikan 5 benar obat : Benar indikasi
14 Pemberian obat oral dan parenteral perawat √
memperhatikan 5 benar obat : Benar Cara Pemberian
TOTAL 100%
Analisis Data
Setelah dilakukan observasi selama 3 hari didapatkan keamanan obat
High Alert dikategorikan baik yaitu 100%. Penyimpanan obat high alert
sayangnya tidak terkunci. Perawat mengatakan saat menggunakan obat
tersebut selalu dikontrol.
SASARAN IV : Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar,
Prosedur yang benar, Pembedahan pada Pasien yang benar
Standar IPSG IV : rumah sakit menyusun pendekatan untuk
memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar. Elemen Penilaian IPSG IV :
1) Rumah sakit menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk
mengidentifikasi lokasi pembedahan dan melibatkan pasien dalam
proses pemberian tanda
2) Rumah sakit menggunakan daftar atau proses lain untuk sebelum
operasi untuk memverifikasi apakah lokasinya, prosedur, dan pasien
sudah benar dan bahwa seluruh dokumen dan perawatan yang
dibutuhkan
3) Tim bedah lengkap melakukan dan mendokumentasi prosedur jeda
sesaat sebelum memulai prosedur pembedahan
4) Kebijakan dan prosedur disusun sedemikian sehingga semua proses
seragam sehingga dapat dipastikan lokasi benar, prosedur benar, dan
pasien juga benar, termasuk prosedur medis dan gigi yang dilakukan
tidak di ruang operasi.
Analisa Data
Terdapat beberapa pasien program operasi di ruang Dahlia yang
mana setiap pasien dipastikan benar lokasi pembedahan dan
terpembedahan dan nama dari tindakan.
SASARAN V : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat
Perawatan Kesehatan
Standar IPSG V : rumah sakit menyusun pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. Elemen Penilaian
IPSG V :
1) Rumah sakit telah mengadopsi atau mengadaptasi panduan
kebersihan tangan yang baru diterbitkandan umumnya diterima
Rumah sakit mengimplementasikan program kebersihan tangan
yang efektif
2) Kebijakan dan/atau prosedur yang dikembangkan yang mendukung
secara terus-menerus pengurangan infeksi terkait dengan perawatan
kesehatan.
Tabel 3.33 Sasaran V Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan
Kesehatan
MHS
PETUGAS YANG DIAMATI PERAW AT
PRAKTEK
(n=8)
(n=5)
Kriteria Observasi YA TDK YA TDK
HAND RUBBING
A 4 4 3 2
Sebelum Kontak Pasien Langsung
Sebelum Tindakan Asepsis 8 - 2 3
Setelah Kontak Cairan Tubuh 8 - 5 -
Setelah Kontak Pasien 8 - 5 -
Setelah Kontak Lingkungan Sekitar Pasien 8 - 5 -
Sebelum/ Setelah Pakai Sarung Tangan 3 5 2 3
Total Kesempatan 39 9 22 8
Perentase 81% 19% 73% 27%
Proporsi Ketepatan 100%
B HAND WASHING
Sebelum Kontak Pasien Langsung 2 6 - 5
Sebelum Tindakan Asepsis 3 5 - 5
Setelah Kontak Cairan Tubuh 8 - 3 2
Setelah Kontak Pasien 8 - 5 -
Setelah Kontak Lingkungan Sekitar Pasien 8 - 5 -
Sebelum/ Setelah Pakai Sarung Tangan 3 5 2 3
Total Kesempatan 32 16 15 15
66,6% 33,3% 50% 50%
Proporsi Ketepatan 100%

SASARAN VI : Pengurangan Risiko pasien Jatuh


Standar IPSG VI : rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. Elemen Penilaian IPSG
VI :
1) Rumah sakit menerapkan proses dilakukannya penilaian awal pasien
akan risikonya terjatuh dan dilakukannya penilaian ulang pada
pasienbilaantara lain, terlihat adanya perubahan kondisi atau obat-
obatan
2) Dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang dinilai berisiko
3) Usaha-usaha itu dipantau untuk dilihat keberhasilannya dalam upaya
mengurangi cedera akibat jatuh dan konsekuensi lainnya yang tidak
diperhitungkan sebelumnya
4) Kebijakan dan/atau prosedur mengarah pada pengurangan secara
kontinyu risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.

Kajian Data
Tabel 3.34 Sasaran VI Pengurangan Risiko pasien Jatuh (N=5)

No Pernyataan YA TDK
1 Perawat melakukan pengkajian Risiko Jatuh menggunakan 4 1
SPO RSUD Dr. Soedirmsn Kebumen
2 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan 5 0
prosedur pencegahan pasien jatuh
3 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan 3 2
terpasang saat pasien sendiri
4 Adanya penanda resiko jatuh 5 0

TOTAL 17 3
PERSENTASE 85% 15%

Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi didapat bahwa penatalaksanaan pasien
risiko jatuh di Ruang Dahlia sebesar 85% yang dikategorikan baik.
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan oleh perawat, perawat juga tidak
memberikan gelang resiko jatuh dan tidak terpasangnya tanda segitiga resiko
jatuh pada bed pasien.
1. PPI
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare
Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan
diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara prinsip, kejadian
HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara
konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap
orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat
umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
kesehatan. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan
pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi.

Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama, dirancang


untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik yang telah
didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diterapkan untuk
mencegah transmisi silang sebelum pasien di diagnosis, sebelum adanya
hasil pemeriksaan laboratorium dan setelah pasien didiagnosis. Oleh
sebab itu penting sekali pemahaman dan kepatuhan petugas untuk juga
menerapkan Kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi. Pada tahun
2007, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas) komponen
utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar,
yaitu kebersihan tangan, Alat Pelindung Diri (APD), dekontaminasi
peralatan perawatan pasien, kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah,
penatalaksanaan linen, perlindungan kesehatan petugas, penempatan
pasien, hygiene respirasi/etika batuk dan bersin, praktik menyuntik yang
aman dan praktik lumbal pungsi yang aman (Kemkes, 2017).

a. Kajian Teori
1) Kebersihan tangan

Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di


Rumah Sakit. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan
benar dapat mencegah penularan mikroorganisme dan
menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. Kepatuhan terhadap
kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi.
Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah.
Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub
berbasis alkohol.

Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk


mencegah transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke
orang). Banyak penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan
menunjang penurunan insiden MRSA, VRE di ICU.

Cuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara


bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas kemudian dibilas di bawah aliran air (Larsan, 2005).
Kapan Mencuci Tangan
(a) Sebelum kontak dengan pasien.
(b) Sebelum tindakan aseptik.
(c) Setelah kontak dengan pasien.
(d) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
(e) Setelah terkena cairan tubuh pasien.
Alternatif Kebersihan Tangan
Handsrub berbasis alkohol 70%:
- Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas.
- Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau.
- Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml 100 ml alkohol 70 %)
- Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan air bersih mengalir
dan sabun harus dilakukan.
- Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat
organik, sehingga jika tangan kotor harus mencuci
tangan sabun dan air mengalir.
- Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan sabun
dan air mengalir.
- Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama
efektifnya mencuci tangan sabun antimikroba (Pereira, Lee
dan Wade 2007).
- Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.
Enam langkah kebersihan tangan :
(a) Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
(b) Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak
tangan kanan, dan lakukan sebaliknya.
(c) Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari
tangan saling menyilang.
(d) Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(e) Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya.
(f) Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan
di atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya.

Tabel 3.35 Sarana Kebersihan Tangan di Ruang Dahlia


Periode 20 Maret-22 Maret 2023

No ITEM TANGGAL
20-03- 21-03- 22-03-
2023 2023 2023
A Kebersihan tangan dengan handrub
1. Handrub di setiap pintu √ √ √
2. Handrub di setiap tempat tidur √ √ √
3 Tertulis tanggal dibuka pada kemasan handrub √ √ √
4 Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan di tempat √ √ √
handrub
5 Tersedia poster 5 momen cuci tangan di tempat √ √ √
handrub
B Kebersihan tangan dengan air
1. Tersedia wastafel berfungsi dengan baik √ √ √
2. Wastafel tampak bersih, bebas dari peralatan lainnya √ √ √
3. Gagang kran air berbentuk panjang √ √ √
4. Tersedia sabun cair pada tempatnya √ √ √
5. Tersedia handuk sekali pakai √ √ √
6. Tersedia tempat handuk injak di samping wastafel √ √ √
7. Tersedia poster 6 langkah kebersihan tangan di √ √ √
wastafel
8. Tersedia poster 5 momen cuci tangan di wastafel √ √ √
Total 13 13 13
Persentase 100% 100% 100%

Analisa:
Dari hasil observasi sasaran kebersihan tangan perawat Ruang Dahlia
dikategorikan baik dalam melakukan sasaran kebersihan tangan dengan
presentase 100%, harus tetap ditingkatkan untuk mengganti handrub di setiap
pintu ruangan sehingga tidak terjadinya infeksi nosocomial.

2) Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-
masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju
dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan dan institusi
di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daera,
sedngkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani
oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda
tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan
untuk mengolah dan ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.

Tabel 3.36 Pengolohan sampah di ruang Dahlia


Periode 20 Maret – 22 Maret 2023
NO INDIKATOR TANGGAL
20-03-2023 21-03-2023 22-03-2023
I TERSEDIA
Tempat sampah kuning (infeksius) √ √ √
bersih
Tempat sampah hitam (non √ √ √
infeksius) bersih
safety box berlogo − − −
Tempat sampah besar bersih √ √ √
II KEPATUHAN
Plastik sesuai jenis tempat sampah √ √ √
Membuang sampah infeksius − − −
(diapers, pembalut, kassa, blood
set,selang infus, kateter, sarung
tangan, dll) dibuang ketempat
sampah infeksius / kantong
kuning)
Membuang sampah non infeksius √ √ √
(kertas, tissue, plastik,
pembungkus spuit, pembungkus
sarung tangan,dll) dibuang
ketempat sampah non infeksius /
kantong hitam)
Membuang sampah benda tajam − − √
(jarum, pisau, ampulan, kater, dll)
ke safety box
¾ penuh diikat dan diganti √ √ √
Total jumlah 66,7% 66,7% 77,8%
Prosentase 70,4%

66,7+66,7+77,8 = 70,4%
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi tentang pengelolaan sampah di ruang Dahlia
periode 20 – 22 Maret 2023 didapatkan hasil bahwa pengelolaan sampah
tergolong cukup (70,4%).

3) Penatalaksanaan linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk
kebutuhan pembungkus kasur, bantal, dan alat instrument steril lainnya.

Tabel 3.37 Penatalaksanaan Linen diRuang Dahlia


Periode 20-22 Maret 2023

TANGGAL
NO INDIKATOR
20-03-2023 21-03-2023 22-03-2022
1 Penyimpanan linen bersih dalam √ √ √
almari bersih, kering, tertutup
2 Pemakaian linen bersih dengan − − −
system FIFO
3 Troly linen bersih dan siap pakai − − -
4 Buang limbah yang ada di √ √ √
tempat tidur sebelum linen
digulung dan dimasukan ke
kantong plastic
5 Linen kotor masuk kantong √ √ √
plastik hitam
6 Linen terkontaminasi masuk √ √ √
kantong plastic kuning
7 Tidak meletakan linen kotor / − − √
terkontaminasi dilantai, meja,
kursi atau yang lainnya. Linen
kotor/terkontaminasi.
8 Penyimpanan linen kotor dan √ √ √
terkontaminasi dalam plastik
diikat dan dimasukan dalam
ember tertutup
Total Jumlah 62,5% 62,5% 75%
Prosentase 66,7%

62,5+62,5+75 = 66,7%

Analisa:
Berdasarkan hasil observasi tentang penatalaksanaan linen di ruang Dahlia
periode 20-22 Maret 2023, didapatkan hasil bahwa penatalaksanaan di
ruangan tersebut cukup (66,7%).

4) Teknik menyuntik yang aman

Jarum suntik adalah perangkat yang paling banyak menyebabkan luka bagi
petugas kesehatan .
a. Intruksi penyuntikan oleh dokter.
b. Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya seperti kapas alkohol 70%
dalam wadah tertutup.
c. Persiapan pasien, cek ulang identitas pasien dan cek ulang riwayat alergi.
d. Persiapan obat, cek jenis obat, dosis obat, cara pemberian dengan intruksi
penyuntikan.
e. Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
f. Lakukan penyuntikan.
g. Cara penyuntikan secara intravena langsung, tentukan vena mana yang
akan disuntik.
h. Tindakan lumbal pungsi
Suatu cara untuk mengambil cairan cerebro spinalis dengan menusuk jarum
pungsi pada celah tulang belakang antara L 3-4 dan antara L 4-5 dengan
maksud untuk mengukur tekanan likuor dan mengurangi tekanan tersebut
bila perlu.
Tabel 3.38
Menyuntik Aman
Periode 20-22 Maret 2023
No JENIS ASPEK YANG DINILAI TANGGAL
KEGIATAN 20-03- 21-03- 22-03-
2023 2023 2023
1 Menyuntik a. Kriteria Pelaksanaan:
Aman. 1. Lakukan kebersihan tangan √ √ √
2. Gunakan APD sesuai indikasi (sarung tangan √ √ √
non steril)
3. Gunakan peralatan medis sesuai dengan
prosedur − − -
4. Lakukan desinfeksi pada area insersi dengan
alkohol 70% √
√ √
5. Pakai jarum yang steril,sekali pakai pada tiap
suntikan untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan dan terapi
√ √ √
6. Bila memungkinkan sekali pakai vial
walaupun multi doses
7. Tidak dipebolehkan menggunakan jarum atau √ √ √
spuit yang dipakai ulang untuk mengmbil
obat dalam vial multidoses karena dapat
menimbulkan kontaminasi mikroba yang
dapat menyebar saat obat dipakai untuk
pasien lain √ √ √
8. Lakukan prinsip pemberian obat dengan 5
benar : benar obat, benar dosis, benar pasien,
benar rute pemberian, benar waktu
pemberian. − − √
9. Lakukan desinfeksi pada area injeksi (
karet/port injeksi) √ √ √
10. Lakukan injeksi sesuai petunjuk pemberian (
IM,IV,SC) − − −
11. Tidak melakukan recaping − − −
12. Melakukan recaping dengan tehnik one
hand (1 tangan) bila terpaksa. − − √
13. Buang spuit injeksi kedalam sefty box oleh
perawat atau dokter yang melakukan injeksi − − −
14. Lepas APD ( sarung tangan dan buang ke
tempat sampah infeksius) √ √ √
15. Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
16. Lakukan pencatatan dokumentasi pada √ √ √
lembar daftar pemberian terapi. √ √ √
Jumlah Total 10 10 12
Persentase 62,5% 62,5% 75%

62,5+62,5+75 = 66,7%
Analisa:
Dari hasil observasi yang telah dilakukan dalam melakukan tindakan
keperawatan menyuntik di ruang dahlia perawat sudah melakukan tindakan
dengan baik dan benar yaitu mencapai 66,7%, perawat harus meningkatkan
penggunaan peralatan medis yang sesuai dengan prosedur.

5) Etika batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme tubuh
pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan
sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dari segi
baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika batuk adalah tata
cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan
tisu atau lengan baju. Jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular
ke orang lain.

Tabel 3.38
Pengkajian Data Pencegahan dan Pengendalian Infeksi : Etika
Batuk dan Bersin tanggal 20-22 Maret 2023 di Ruang Dahlia
N (Jumlah Pasien)= 8
No Aspek Yang Di Nilai Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Menutup hidung dan mulut menggunakan tissue 1 7
2. Menutup hidung dan mulut menggunakan lengan tangan 1 7
bila tidak ada tissue
3. Membuang tissue setelah digunakan pada tempat yang 8 0
tersedia
4. Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih / sabun / 4 4
alkohol
5. Menggunakan masker 8 0

Jumlah 22 18
55 % 45%

Sumber : hasil kuesioner di ruang Dahlia


Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari dapat


disimpulkan bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi diruangan
Dahlia dengan total 55% termasuk dalam kategori kurang dikarenakan
sebagian pasien tidak patuh dengan standar oprasional etika batuk.

2. Efisiensi Ruang Rawat


Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan
yang meliputi (BOR, LOS, TOI, BTO):
a. Bed Occupancy Ratio (BOR)
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days
to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

BOR = Jumlah hari perawatan x 100%


Jumlah TT x hari perawatan

b. AVLOS
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average
hospitalization stay of inpatient discharged during the period
under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).

LOS = Lama hari perawatan x 100%


Jumlah pasien keluar hidup atau mati

c. Turn Over Interval (TOI)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1-3 hari.

TOI = jumlah tempat tidur x periode – hari rawat


Jumlah pasien keluar hidup

d. Bed Turn Over (BTO)


BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of
changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut
Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.

BTO jumlah pasien


= keluar
Jumlah tempat
tidur
Tabel 3.39 Efisiensi Ruang Perawat

di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen


No Bulan Indikator
BOR (%) LOS (hari) TOI (hari) BTO (kali)
1 Januari 66% 4,5 2,4 4,4
2 Februari 56% 4,7 3,6 3,5
3 Maret 45% 5,0 6,2 2,8
4 April 48% 5,1 5,4 2,9
5 Mei 63% 4,7 3,1 3,7
6 Juni 56% 5,1 3,7 3,6
7 Juli 51% 4,3 4,5 3,4
8 Agustus 61% 4,7 2,8 4,4
9 September 65% 4,5 2,5 4,2
10 Oktober 64% 4,7 2,8 4,0
11 November 67% 4,7 2,2 4,5
12 Desember 62% 4,5 2,8 4,2
Rata-rata 65% 5,6 3,6 45,6
Standar RSU 75-85 7-10 1-3 40-50
Keterangan Kurang dari Kurang dari Melebihi Standar
standar Standar Standar

Analisa data
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata
pemakaian tempat tidur (BOR) di Ruang Dahlia pada bulan kurang
dari standar yaitu 65%, sedangkan LOS kurang dari standar yaiti 5,6
, TOI melebihi standar yaitu 3,6 dan BTO standat yaitu 45,6.

3. Mutu Klinik Keperawatan Kajian teori


Untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan telah
ditetapkan indikator klinik keperawatan. Indikator adalah pengukuran
tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Indikator juga mempunyai
arti variabel yang menunjukkan satu kecenderungan system yang dapat
dipergunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992). WHO (1981)
menguraikan indikator adalah variabel untuk mengukur suatu perubahan
baik langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai


pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan
berdampak terhadap pelayanan (Direktori Bina Pelayanan Keperawatan,
Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI, 2008). Karakteristik suatu
indikator adalah:
a. Sahih (valid)
b. Dapat dipercaya (reliable)
c. Peka (sensitive)
d. Spesifik (specific)
e. Berhubungan (relevan)
Pada tahap pertama ditetapkan indikator mutu pelayanan
keperawatan klinik sebagai berikut:
a. Keselamatan pasien (patient safety)
Pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian
obat dan cidera akibat restrain.
b. Perawatan diri
Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain
sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri, misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi
saluran kemih, dan lain-lain.
c. Kepuasan pasien

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan


keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga
terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan. Junaidi (2002)
berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan
kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja
produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan
mengalami kepuasan.
d. Kecemasan
Kecemasan/ansietas adalah perasaan individu dan
pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan
perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan
didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart and Sunddeen, 1998).
e. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri
terkontrol.
f. Pengetahuan
Discharge planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai
pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien
untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan
ke tempat lainnya. Dalam perencanaan, pemulangan, pasien dapat
dipindahkan ke rumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas
rehabilitasi, nursing home, hospice, home care atau tempat- tempat
lain di luar rumah sakit.
Bentuk kinerja klinis perawat dapat dilihat dari kejadian
infeksi nosokomial, angka dekubitus, infeksi jarum infuse, dan
kejadian pasien jatuh. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit atau infeksi yang
didapat selama perawatan atau pemeriksaan di rumah sakit tanpa
adanya tanda- tanda infeksi sebelumnya, dan minimal terjadi
selama 48 jam sesudah masuknya kuman. Waktu mulai dirawat
tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan tidak sedang dalam masa
inkubasi infeksi tersebut. Infeksi terjadi setelah pasien dengan
masa perawatan lebih lama dari masa inkubasinya.
Infeksi nosokomial ini dapat menyebar melalui beberapa jalur,
yaitu jalur kontak, jalur droplet, dan jalur debu. Jalur kontak dibagi
atas kontak langsung dan tidak langsung. Kontak langsung adalah
adanya kontak fisik langsung antara jalur penyebaran yang paling
sering, misalnya melalui tangan perawat, alat medis atau darah
(DepKes RI, 2003).
Kajian data
Selama melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi
di Ruang Dahlia RSUD Dr Soedirman Kebumen didapatkan data
tentang pelaksanaan indikator mutu klinik keperawatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.40 Indikator Mutu Klinik Keperawatan di Dahlia
No Indikator Mutu Klinik Dilakukan
Ya Tidak
1 Identifikasi pasien 88% 12%
2 Komunikasi efektif (SBAR/READBACK) 100% -
3 High alert 100% -
4 Resiko Infeksi 90,1 % 9,9%
5 Resiko Jatuh 85% 15%

Analisa data
Berdasarkan indikator mutu pelayanan IPSG di Ruang
Dahlia didapatkan data bahwa pengisian indikator mutu IPSG
dirasakan sudah cukup baik namun perlu diperbaiki dan
ditingkatkan kembali terutama pada indikator resiko jatuh yang
mana pasien dan keluarga pasien belum paham terkait tanda yang
diberikan pada pasien resiko jatuh dan tidak terpasangnya segitiga
resiko jatuh pada bed pasien.
BAB IV

PERENCANAAN

A. Identifikasi Masalah

1. M-1 (Sumber Daya Manusia).

Menurut perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus Gilles


jumlah ketenagaan kerja yang dibutuhkan diruang dahlia 24 orang
sedangkan jumlah ketenagaan kerja di ruang dahlia setelah dikaji
selama 19 orang. Untuk kualitas ketenagaan kerja diruang dahlia
semuanya sudah mendapatkan pelatihan BTCLS. Dalam 19 perawat
yang berada diruangan, perawat yang memiliki kelar M. Kep
berjumlah 1, perawat yang memiliki gelar Ners memiliki jumlah 4 dan
perawat yang memiliki gelar Amd sebanyak 14.

Dari angket tentang kepuasan perawat yang telah diisi oleh perawat
menunjukkan bahwa perawat diruangan sebgaian besar menyatakan
puas dengan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melalui pelatihan dan Pendidikan tambahan dan adanya kesempatan
untuk mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat.

2. M-2 (Money)

Dari hasi pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20-22 Maret


2023 menunjukkan bahwa pendanaan atau pemasukan RSUD Dr.
Soedirman berasal dari pemasukan jasa pelayanan yang telah
diberikan kepada pasien secara umum dan BPJS. Selama pengkajian
tidak ditemukan adanya kesenjangan dalam hal pendanaan (Money).
Di RSUD Dr. Soedirman.

3. M-3 (Sarana dan Prasarana)

Pada sarana dan prasarana terjadi kesenjangan mengenai


pengadaan alat diruang dahlia karena setelah dikaji pada bagian
material alat kesehatan yaitu jumlah bak instrument tidak memenuhi.
Pada prasarana mebeline sudah tersedia baik. Pada penyediaan alat
tenun terdapat pula kesenjangan dimana alat tenun yang tidak tersedia
adalah handuk dan perlak.

Hasil dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah


material(sarana prasarana) yang ada di ruangan dahlia sudah cukup
dikatakan baik.

4. M-4 (Mutu)

Pada saat pengkajian dengan menyebar instrument berupa


kuesioner kepuasan pasien didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan sudah masuk dalam tingkat puas dengan presentase
94,9%. Walaupun dalam pengkajian tingkat kepuasan pasien memiliki
nilai akumulatif ttatlnya menunjukan tingkat kepuasaan yang baik,
setelah dikaji lebih dalam hal yang membuat pasien yang tidak
memberikan penilaian kepuasan yang sangat puas dikarenakan
permasalahan media yang berfungsi kurang maksimal untuk
penjelasan dan pengaduan.

5. M-5 (Methode)

Di ruang dahlia proses SP2KP dalam menjalankan proses


asuhan keperawatan menggunakan metode primary modifikasi
sudah sesuai dengan standart procedure operasional yang sudah
tertera pada instrument pengamatan adaptasi dari (Nursalam, 2010),
sehingga mencapai tujuan sudah sesuai yang diharapkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien. Proses SP2KP
diruang dahlia sudah baik seperti Meeting moorning (91,66%),
operan jaga (71,8%), pre conference (69%), post conference
(100%), tetapi ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti pre
conference yang kurang diterapkan secara maksimal apabila setelah
dan akan pergantian shif.
6. Pasien Safety

Dalam pelayanan asuhan keperawatan harus menerapkan 6


sasaran keselamatan pasien sebagai bentuk dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan yang diebrikan rumah sakit. Dari 6
poin tersebut berdasarkan hasil observasi mahasiswa terdapat
permaasalahan terkait “pencegahan dan pengendalian infeksi”
terdapat permasalahan terkait pemilahan sampah infeksius dan non
infeksius, etika batuk, menyuntik aman, dan penatalaksanaan linen.

B. Prioritas Masalah CARL

No Masalah C A R L Skor Prioritas


1. Pencegahan dan 10 9 8 8 5.760 1
pengendalian Infeksi
(Pemilahan sampah
infeksius dan non
infeksius)
2. Pencegahan dan 9 9 7 7 3.969 2
pengendalian Infeksi
(Etika batuk).
3. Pencegahan dan 9 9 7 7 3.969 3
pengendalian Infeksi
(Menyuntik Aman)
4. Pencegahan dan 9 9 8 6 3.888 4
pengendalian Infeksi
(Penatalaksanaan Linen)

Keterangan:
C : Capability
A : Accessbility
R : Readynes
L : Leverage
Rentang nilai : 1-10
C. Analisa SWOT
Kekuatan : Kelemahan (Week) :
1. Administrasi pendukung 1. Penerapan SP2KP pada pre conference
pendokumentasian rekam medik sudah sering terlewatkan dan hanya dilakukan
baik terutama dalam melakukan timbang terima/operan disetiap
pengkajian pasien, merumuskan pergantian operan jaga.
diagnose prioritas, mengevaluasi 2. Belum optimalnya kepatuhan dalam
tindakan keperawatan sudah terintegrasi. penerapan pengendalian risiko jatuh
EKSTERNAL 2. Optimalkan adnaya pelatihan untuk pada pasien yang beresiko.
INTERNAL menambah kompetensi yang dibutuhkan 3. Belum optimalnya keamanan
di rumah sakit. penyimpanan obat-obatan dengan
3. Optimalkan penerapan standart kategori high alert.
procedure operasional yang ada di RS
untuk meningkatkan pelayanan di
ruangan.
4. Mutu pelayanan di ruang dahlia sudah
baik ditandai dengan kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan yang
telah diberikan perawat sudah sesuai
dengan standar professional.
Peluang (Oportunity) : SO: WO :
1. Wilayah RSUD Dr. Soedirman strategis 1. Optimalkan penerpaan proses 1. Meningkatkan kualitas tenanga kerja
dari tempat pelayanan ksesehatan lain. keperawatan dengan bantuan mahasiswa untuk menambah mutu pelayanan
2. Adanya akreditasi yang berulang dapat manajemen rumah sakit.
meningkatkan kualitas rumah sakit. 2. Optimalkan adanya pelatihan untuk 2. Akrediatasi menjadikan perawat
3. Adanya mahasiswa profesi ners yang menambah kompetensi yang dibutuhkan meningkatkan pengetahuan dan skill
praktek dengan stase manajemen sebagai di RS. serta menjadikan perawat
sarana untuk evaluasi diri.
4. Adanya akreditasi rumah sakit yang 3. Optimalkan penerapan standart prosedur melaksanakan tugas sesuai dengan
menuntut adanya pengendalian resiko operasional yang ada di RSUD Dr. probtat yang sudah ada.
infeksi di ruangan. Soedirman untuk meningkatkan 3. Meningkatkan kepatuhan dalam
pelayanan di ruaang dahlia. penerapan pencegahan dan
4. Optimalkan penatalaksanaan pengendalian infeksi.
pencegahan dan pengendalian infeksi
untuk mengurangi risiko infeksi
nosocomial.
Tantangan (Treat) : ST : WT :
1. Terdapat 5 rumah sakit di kabupaten 1. Optimalkan pelayanan perawat dalam 1. Memaksimalkan penggunaan sarana
Kebumen yang berdekatan sebagai hal 6 sasaran keselamatan pasien untuk dan prasarana untuk mempertahankan
competitor. mempertahankan mutu pelayanaan. mutu pelayanan RS.
2. Karakteristik pasien yang semakin kritis 2. Memanfaatkan tersedianya 2. Menargetkan untuk mencapai
dan sadar akan pentingnya kesehatan perlengkapan dan perlaatan yang keberhasilan akreditasi.
terhadap pelayanan keperawatan. mendukung pekerjaan dan 3. Memfasilitasi perawat untuk
3. Adanya kebijakan rumah sakit menuntut pendokumentsian asuhan keperwatan mendapatkan pelatihan.
perawat untuk bekerja sesuai SPO. dengan menggunakan aplikasi berbasis 4. Optimalkan pelaksanaan pasien safety
4. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat computer (EMMRI). Untuk memenuhi untuk mencegah infeksi nosocomial di
untuk pelayanan lebih professional. tuntutan tinggi dari masyarakat untuk RS.
pelayanan lebih professional.
3. Optimalkan penerapan pre conference
untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
4. Optimalkan SAK yang sudah ada dan
pelayanan keperwatan professional
untuk mencegah penurunan kepuasaan
pasien.
TABEL 3.41 POA

No Masalah Pokok Tujuan Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran Penanggung


Kegiatan jawab
1. Kurang Melakukan 1. Untuk Setelah 1. Melakukan koordinasi 28-30Maret Perawat M.Sujatmiko
optimal dalam pemilahan membedakan dilakukan dengan kepala ruang 2023
pemilahan sampah sampah infeksius implementasi 2. Mencari literature
sampah infeksius dan dan non infeksius. diharapkan tentang pemilahan
infeksius, dan non infeksius. 2. Untuk mengetahui pemilahan sampah infeksius dan
non infeksius. kategori sampah sampah dapat non infeksius
sesuai dengan dilaksanakan 3. Membuat pamflet
tempat secara tepat dan pemilahan sampah dan
pembuangan benar. sticker logo safety box
sampah yang tepat 4. Menerangkan pamflet
dan benar. pemilahan sampah
3. Agar mahasiswa 5. Melakukan evaluasi
bisa menentukan pemahaman
prioritas masalah. 6. Dokumentasi
2. Kurang Menggunaka 1. Untuk Setelah 1. Melakukan koodinasi 28-30Maret Perawat Tri Nugro
optimalnya n peralatan meningkatkan dilakukan dengan perawat 2023
dalam medis sesuai pelayanan berbasis implementasi, pelaksana.
penggunaan prosedur. keselamatan pasien. diharapkan 2. Mencari literature atau
peralatan 2. Untuk memberikan penggunaan sumber tentang
medis sesuai pelayanan yang peralatan medis menyuntik aman
standart higienis. sesuai dengan 3. Sosialisasi kepada
menyuntik 3. Untuk mengurangi SPO. perawat pelaksanaan
aman. infeksi nosocomial tentang menyuntik
dalam proses aman
melayani pasien. 4. Berikan kesempatan
pada perawat
pelaksana untuk
melakukan tindakan
menyuntik aman
5. Evaluasi pemahaman
6. Dokumentasi
3. Kurang Mengoptimal 1. Untuk mengurangi Setelah 1. Melakukan koodinasi 28-30Maret Pasien dan Ade Nahla
optimalnya kan dalam infeksi nosocomial di dilakukan masalah etika batuk 2023 keluarga
pencegahan pelaksanaan RS. implementasi dengan kepala pasien
dan sosialisasi 2. Mencegah diharapkan ruaangan.
pengendalian pada penularan dan presentase 2. Melakukan observasi
infeksi (etika keluraga penyebaran penyakit. penerpan tentang etika batuk
batuk) pasien 3. untuk pencegahan dan pada pasien dan
meningkatkan pengendalian keluarga.
pengetahuan tentang infeksi dapat 3. Memberikan motivasi
etika batuk. meningkat. kepada perawat untuk
melakukan edukasi
etika batuk kepada
pasien dan keluarga.
4. Mencari literature
untuk meningkatkan
pengetahua tentang
etika batu.
5. Menyediakan media
edukasi mengenai etika
batuk
6. Melakukan edukasi
Pendidikan kesehatan
mengenai etika batuk.
7. Melakukan
demontrsasi etika
batuk dan 6 langkah
uci tangan pada pasien
dan kelyarga.
8. Melakukan evaluasi
pemahanman.
4. Kurang Mengoptimal 1. Untuk mengurangi Setelah 1. Melakukan koodinasi 28-30Maret Perawat Uun Kurnesi
optimalnya kan dalam infeksi nosocomial dilakukan masalah perawatan 2023
perawat dalam melaksanaka dalam proses implementasi linen dengan kepala
melaksanakan n melayani pasien. penatalaksanaan ruang, katim, dan
kewaspadaan kewaspadaan 2. Mencegah linen dapat perawat pelaksana.
standart standart penularan dan dilaksanakan 2. Observasi tentang
(dalam (penatalaksan penyebaran penyakit. secara berkala. perawatan linen
penatalaksana aan linen 3. Untuk memberikan 3. Mencari literature
kan linen). rasa nyaman pada tentang perawatan
pasien. linen
4. Sosialisasi kepada
perawat tentang
perawatan linen
5. Memberikan motivasi
pada perawat untuk
melakukan perawatan
linen
6. Melakukan evaluasi
pemahaman
7. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai