Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN AKHIR STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI

RUANG CEMPAKA III RSUD dr.LOEKMONO HADI KUDUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan

Disusun oleh kelompok 2:


1. Tasya alfionita 82021040045
2. Irfan sahzuri 82021040050
3. Angelia novita putri 82021040065
4. Alief azizah 82021040069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021/2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan akhir ini telah disetujui dan telah disahkan oleh pembimbing
guna memenuhi tugas dalam pelaksanaan praktik Manajemen Keperawatan di
Ruang CEMPAKA III RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

M Purnomo, S. Kep., SH, M. Kes Iis Saidah , S.ST, M, Kep

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh


Alhamdulilahi robbil’alamin Puji Syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha
Kuasa, sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini kami sebagai mahasiswa menyadari dalam
penyelesaian penyusunan Laporan kami tidak lepas dari hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, Laporan
menejemen ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan
ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rusnoto, SKM,M.Kes (Epid) sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Kudus.
2. Direktur RSUD dr. Loekmonohadi Kudus yang telah memberikan
kami kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan di rumah sakit ini.
3. Ibu Nur Hidayati, S Kep,Ners selaku Kepala ruang Cempaka 3 yang
telah berkenan memberikan kami tempat belajar.
4. Bapak Muhammad Purnomo, S.Kep.,SH,M.Kes, Selaku Pembimbing
Akademik Stase Manajemen Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus.
5. Ibu Iis Saidah, S.ST, M,Kep selaku pembimbing klinik Manajemen
Keperawatan RSUD dr. Loekmonohadi Kudus di ruang Cempaka.
6. Teman-teman kelompok 2 yang sudah bekerja sama dalam praktik
managemen ruangan.
7. Seluruh Staff Keperawatan di Ruang Cempaka 3 RSUD dr.
Loekmonohadi Kudus.
Demikian laporan ini kami susun, kritik dan saran kelompok kami harapkan
demi perbaikan laporan berikutnya.
Kudus , 17 November 2021
Penyusun

3
Kelompok 2

4
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG CEMPAKA 3 RSUD dr.


LOEKMONO HADI KUDUS ..................................................................................................1

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

DAFTAR ISI..........................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................6

A. Latar Belakang.......................................................................................................6

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................7

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................8

D. Cara Pengumpulan Data.........................................................................................8

E. Manfaat Penulisan..................................................................................................9

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN TINJAUAN TEORI...................................11

A. Gambaran Umum Rumah Sakit............................................................................11

B. Gambaran Umum Ruang Cempaka......................................................................17

C. Konsep Dasar Managemen Keperawatan.............................................................18

BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN................................................................................................................40

BAB IV PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH, DAN POA............75

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................84

DOKUMENTASI.................................................................................................................85

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sesuai dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.  Dalam pengembangan
keperawatan dimasa depan yang menjadi prioritas utama adalah manajemen
keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat
perlu memahami konsep dan aplikasinya.
Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan
merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih
bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah
satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan

6
harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu
dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola
yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari
semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi
teori semata.
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan kelompok 2 di Ruang
Cempaka 3 diperole bahwa ruang Cempaka 3 sudah menerapkan sistem model
keperawatan Primer modifikasi Tim, namun dalam pelaksanaan belum
tercapai secara optimal. Dari wawancara dengan kepala ruang Cempaka 3
RSUD dr. Loekmonohadi Kudus menunjukkan jika tingkat kedisiplinan para
perawat sudah cukup baik, namun dalam aplikasi pembagian pasien tiap
perawat masih belum optimal. Manajemen obat sudah memiliki tempat
khusus sendiri dan perawat selalu mengecek ulang ketika peletakan obat ke
keranjang pasien. Penataan ruang sudah cukup efektif, tempat obat, tempat
alat, tempat handling, tempat jaga, tempat istirahat, serta dapur telah tertata
rapi. Di setiap sisi ruangan juga telah diberikan hand sanitazer beserta cara
cuci tangan yang benar.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik stase manajemen keperawatan ini dilaksanakan selama 2 minggu,
mulai tanggal 15 November 2021 sampai dengan tanggal 28 November
2021 di ruang Cempaka 3 RSUD dr. Loekmonohadi Kudus.

7
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Kudus mampu
melakukan pengkajian manajemen keperawatan ruang Cempaka 3 dan
mampu berkontribusi dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan serta
mengetahui manajemen keperawatan secara keseluruhan di Ruang
Cempaka 3 RSUD dr. Loekmonohadi Kudus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik manajemen keperawatan, mahasiswa profesi ners
Universitas Muhammadiyah Kudus mampu:
1. Melakukan analisa ruangan atau pengkajian kebutuhan ruang
Cempaka 3
2. Melakukan analisa SWOT (Strength Weakness Opportunity
Threatened) ruang Cempaka 3
3. Menentukan prioritas masalah yang ada di Ruang Cempaka 3
4. Menyusun POA (Plan Of Action) manajemen keperawatan di Ruang
Cempaka bersama-sama dengan perawat ruangan
5. Mengimplementasikan atau melaksanakan POA (Plan Of Action)
Manajemen keperawatan bersama dengan perawat ruangan.

D. Cara Pengumpulan Data


Proses pengkajian management keperawatan di Ruang Cempaka 3 RSUD
dr. Loekmonohadi Kudus diperoleh dengan cara:
1. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap
kondisi fisik ruangan, fasilitas yang ada di ruangan, proses pelayanan yang
dilakukan, proses pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan kepada
pasien, serta proses bimbingan mahasiswa oleh pembimbing klinik, serah
terima tugas jaga (operan jaga), pre conference dan post conference.
2. Wawancara

8
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang, case manager, perawat
primer, perawat assosiate, dan pasien untuk menggali informasi mengenai
proses pelayanan yang dilakukan perawat terhadap pasien dan kepuasan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan melalui pengumpulan data dari dokumentasi-
dokumentasi yang berada di ruangan meliputi data pasien, ketenagaan,
proses keperawatan, management ruangan, Standart Operasional Prosedur
(SPO), inventaris ruangan, Standar Asuhan Keperawatan (SAK), profil
rumah sakit, sensus harian pasien, data mahasiswa dan data pasien.

E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan masukan bagi Rumah Sakit dalam proses pelayanan
keperawatan yang terbaik bagi pasien melalui manajemen keperawatan
operasional dan manajemen asuhan keperawatan profesional sesuai
Model Keperawatan Primer, khususnya di Ruang Cempaka RSUD dr.
Loekmono hadi Kudus.
2. Perawat
Memberikan masukan bagi perawat dalam menjalankan profesionalisme di
lahan klinik guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara
profesional, antara lain:
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal di ruang Cempaka 3
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
pasien.
c. Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat di ruang
Cempaka 3
3. Mahasiswa

9
Mampu mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam
manajemen keperawatan profesional dan efisien sesuai Model
Keperawatan Primer.
4. Pasien
Dengan adanya program Model Keperawatan Primer di Rumah Sakit
diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai
kepuasan klien yang optimal.

10
BAB II

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Rumah Sakit
a.Profil Rumah Sakit
Nama : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmonohadi
Kudus
Alamat : Jl. Dr. Lukmonohadi No.19,Kudus Kudus, Jawa
Tengah, Indonesia 59348
Telepon : (0291) 444001
Fax. : (0291) 438195
Bidang Usaha : Pelayanan Kesehatan
Direktur RS : dr. Abdul Achyar, M.Kes
Kepemilikian : Pemerintah Kabupaten Kudus
Tipe RS : RS tipe B

11
Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmonohadi Kudus

12
Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap Rsud

13
b. Sejarah Berdiri
Rumah Sakit Umum Kudus didirikan tahun 1928 oleh Pemerintah
Hindia Belanda, dan Direktur pertama adalah dr. C.Van Proosdy. Pada
tahun 1942, Jepang masuk dan menguasai Hindia Belanda, sehingga
Rumah Sakit Umum  Kudus juga dikuasai Jepang. Pada tahun 1945
Jepang kalah perang dan Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, dengan demikian Rumah Sakit Umum berada di
bawah kekuasaan pemerintahan Indonesia. Selama pemerintahan
Jepang, Rumah Sakit Umum Kudus dipimpin oleh d Lie Gik Djing,
dr.R.SW.Roroem dan dr. Tjia, kemudian setelah Jepang pergi, pada
tahun 1946 Rumah Sakit Umum Kudus dipimpin oleh dr.
Loekmonohadi.Rumah Sakit Umum Kudus juga digunakan untuk
tempat kuliah dan praktek oleh Perguruan Tinggi Kedokteran (PTK),
sehingga Rumah Sakit Umum Kudus selain melaksanakan pelayanan
kesehatan juga sebagai tempat pendidikan Dokter, bidan dan perawat
Pada tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Daerah
Tingkat II Kudus tanggal 9 September 1983 Nomor 061/433/1983
tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum
menetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Kudus merupakan Rumah
Sakit kelas C yaitu Rumah Sakit Umum yang melaksanakan
pelayanan kesehatan paling sedikit 4 (empat) cabang spesialisasi
yaitu : Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan Penyakit Kandungan
serta Kesehatan Anak.
Pada tahun 1991, berdasarkan Keppres Nomor
38/Keppres.SK/VIII/1991 tanggal 26 Agustus 1991 tentang Unit
Swadana dan tata cara pengelolaan keuangan Rumah Sakit Umum
Kudus. Hal ini dimaksudkan agar Rumah Sakit Umum Kudus dapat
meningkatkan  pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Sehubungan
dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Kudus nomor 17 Tahun 1992 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Kabupaten Daerah Kudus menjadi
Rumah Sakit Unit Swadana Daerah dimana Rumah Sakit berwenang

14
untuk mengelola dan menggunakan penerimaan fungsionalnya secara
langsung.
Pada tahun 1993, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Kudus Nomor 1884/306/1993 tentang uji coba
Rumah Sakit Umum Kabupaten Dati II Kudus sebagai Unit Swadana
dan tata cara pengelolaan keuangannya. Pada tahun 1995, dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1997/Menkes/SK/I/1995
tanggal 30 Januari 1995 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit
Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus
dari Rumah Sakit Umum kelas C menjadi Rumah Sakit Umum kelas
B Non Pendidikan. Pada tahun 1996, keluar Keputusan Bupati KDH
Tingkat II Kudus No.445/526/1996 tanggal 6 Pebruari 1996 tentang
Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Dati II
Kudus dari Kelas C menjadi Kelas B Non Pendidikan.Pada tahun
1997, keluar Perda Kabupaten Dati II Kudus No.3 Tahun 1997 tanggal
5 Pebruari 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Uumum Daerah  Kabupaten Dati II Kudus. Perda tahun 2001, keluar
Keppres No.20 tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan
Pengelola Rumah Sakit Daerah dan pada tahun 2002 keluar
Keputusan Mendagri No. 1 tahun 2002 tanggal 24 Januari 2002
tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Daerah.
Pada tahun 2002, keluar Perda Kabupaten Kudus No. 4 tahun 2002
tanggal 8 Juli 2002 tentang Organisasi Tata Kerja Badan Rumah Sakit
Daerah Kabupaten Kudus.Pada tahun 2003, keluar Keputusan Bupati
Kudus No. 5 tahun 2003 tanggal 25 Januari 2003 tentang Uraian
Tugas Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Kudus. Pada  tahun
2008 keluar Perda Kabupaten Kudus No. 15 tahun 2008 tanggal 30
Desember 2008 tentang Organisasi Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan
Polisi PamPraja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten
Kudus.

15
c. Visi
“Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat.”
d. Misi
 Terwujudnya pelayanan kesehatan secara tepat waktu dan akurat
 Terselenggaranya pelayanan berkeadilan
 Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan
 Terwujudnya tingkat kepuasan pelayanan; dan
 Tersedianya sumber daya secara berkelanjutan
e. Motto
“ SEHAT BERSAMA KITA”

B. Gambaran Umum Ruang Cempaka


Ruang Cempaka 3 merupakan salah satu ruang rawat inap dengan kelas II,
di RSUD dr.Loekmono hadi Kabupaten Kudus yang memberikan perawatan
kepada pasien laki-laki dan perempuan.
Ruang Cempaka terbagi dalam 11 kamar dengan kapasitas 22 tempat tidur
antara lain:
1) Ruang A berisi 2 bed
2) Ruang B berisi 2 bed
3) Ruang C berisi 2 bed
4) Ruang D berisi 2 bed
5) Ruang E berisi 2 bed
6) Ruang F berisi 2 bed
7) Ruang G berisi 2 bed
8) Ruang H berisi 2 bed
9) Ruang I berisi 2 bed
10) Ruang J berisi 2 bed
11) Ruang K berisi 2 bed
Ruang Cempaka berada di Lantai III
 Lantai III : Ruang Cempaka dan Bugenvil
Adapun denah lokasi Ruang Cempaka adalah sebagai berikut:
( terlampir )

16
C. Konsep Dasar Managemen Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan (Huber, 2015).
Manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses
dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap
yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian (Marquis dan Huston, 2017).
Suyanto (2015) menyatakan bahwa lingkup manajemen
keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen
asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah
pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui
tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang
keperawatan), manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau
supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer
keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen
keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia
untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien.
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya
untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-
fungsi yang jelas mengenai manajemen. Fungsi manajemen ini merujuk
pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan
Huston, 2010).

17
Fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan
controlling.
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu bentuk pembuatan keputusan
manajemen yang meliputi penelitian lingkungan, penggambaran
sistem organisasi secara keseluruhan, memperjelas visi, misi dan
filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi,
mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan,
memperkirakan efektifitas tindakan serta menyiapkan karyawan
dalam melaksanakan.
Perencanaan memusatkan perhatian pada masa yang akan
datang. Manajemen keperawatan harus mempersiapkan ruang
keperawatan dan perawat dalam menghadapi tantangan yang akan
datang, baik yang dapat diramalkan maupun yang tidak terduga.
Perencanaan menspesifikasikan pada apa yang akan dilakukan
dimasa akan datang, serta bagaimana hal itu dilakukan dan apa yang
kita butuhkan untuk mencapai tujuan (Parmin, 2011).
b. Fungsi Organisasi
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai
tujuan (Suarli & Bahtiar, 2013).
Dalam pelaksanaan fungsi manajemen pengorganisasian,
kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan
asuhan keperawatan di unit kerjanya. Fungsi manajemen
keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang
dan merancang organisasi yang paling sederhana untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pengorganisasian meliputi proses
memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk mencapai
objektif divisi keperawatan, departemen atau pelayanan, dan unit.
c. Fungsi Ketenagaan

18
Fungsi ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk
merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan
perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis
dan Huston, 2010).
Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga
keperawatan yang terdiri dari perawat yang professional, terampil,
dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan di masa yang akan datang
harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara
proaktif untuk memenuhi kebutuhan (Marquis dan Huston, 2011).
d. Fungsi Pengarahan
Fungsi Pengarahan adalah fase kerja dalam manajemen,
dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi,
menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston,
2011).
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan
menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan
efisien mencapai tujuan. Pengarahan yang efektif akan
meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen
keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan.
e. Pengawasan
Pengawasan adalah usaha yang sistematis untuk
menetapkan standar pelaksanaan sesuai dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yangtelah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efesien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Fungsi ini adalah fungsi yang terakhir di dalam
manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

19
direncanakan dan memantau kinerja stafnya, kinerja tersebut
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila kinerja tersebut menyimpang maka fungsi
manajemen yang lain diperiksa kembali. Selama fase
pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah
ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi
ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston,
2011).
f. Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan
1) Manajemen keperawatan adalah perencanaan
2) Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
3) Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
4) Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan
pencapaian tujuan sosial
5) Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
6) Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin
7) Manajemen keperawatan memotivasi
8) Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
9) Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau
pengevaluasian
3. Kerangka Konsep, Filosofi, Visi, Misi dan Tujuan Keperawatan
a. Kerangka konsep manajemen keperawatan
Kerangka konsep manajemen keperawatan adalah manajemen
partisipatif yang berdasarkan pada paradigma keperawatan yaitu
manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan.
b. Filosofi keperawatan
Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus
dimiliki oleh seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir,
mengambil keputusan dan bertindak/ berperilaku dalam melaksanakan
praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit.
Adapun filosofi manajemen keperawatan yaitu tim keperawatan
meyakini bahwa:

20
i. Mengajarkan hari ini lebih baik dari hari esok
ii. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama bidang
keperawatan
iii. Meningkatkan mutu kinerja keperawatan, berati juga peningkatan
pelayanan keperawatan
iv. Pendidikan berkelajutan sangat perlu untuk meningkatkan
pengetahuan keperawatan bagi pelaksana dan pengelola dan
merupakan tanggung jawab bidang keperawatan
v. Keperawatan adalah proses keperawatan individual yang
membantu dan menunjang pasien melalui perubahan tingkat
kesehatan sehingga mencapai keadaan fungsi yang optimal
vi. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk
setiap tindakan keperawatan yang diberikan
vii. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan
keperawatan yang bermutu
viii. Perawat adalah advokat pasien yang berpartisipasi melalui fungsi
komunikasi dan koordinasi segala tindakan keperawatan dan pasien
serta keluarga harus dilibatkan melalui perencanaan sampai
evaluasi
ix. Perawat berkewajiban memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkan fungsi yang
optimal, dan perencanaan pulang adalah proses transisi dari rumah
sakit ke komunitas merupakan bagian integral dari perencanaan
perawatan pasien
c. Visi dan Misi Keperawatan
Visi yang dimaksudkan adalah perawat/manajer keperawatan
harus mempunyai suatu pandangan dan pegetahuan yang luas tentang
menajemen dan proses perubahan yang terjadi saat ini dan yang akan
datang yaitu tentang penduduk, social ekonomi, politik yang akan
berdampak terhadap pelayanan kesehatan.
Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapakan, yaitu

21
menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi keperawatan
agar terus berjalan dan berkesinambungan. Menyediakan asuhan
keperawatan yang efektif dan efisien dalam membantu kesehatan
pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit. Membantu
mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan/ non keperawatan. Mengajarkan, mengarahkan
dan membantu kegiatan profesional keperawatan. Turut serta dan
bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah
sakit.
d. Tujuan Keperawatan
Tujuan keperawatan merupakan pernyataan yang konkrit dan spesifik
tentang pelayanan keperawatan yang digunakan untuk menetapkan
prioritas kegiatan sehingga dapat mencapai dan mempertahankan visi,
misi, dan didasari filosofi yang diyakini dalam rumah sakit.
4. Lingkup Manajemen Keperawatan
a. Manajemen Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang
keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen Kabid Keperawatan
2) Manajemen Kasi 1
3) Manajemen Kasi 2
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil
dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orang – orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.
Faktor – faktor tersebut adalah:
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Rencana Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen

22
didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atau evaluasi.
1. Metode pemberi asuhan keperawatan
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu model
keperawatan tim, model keperawatan fungsional, keperawatan tim primer
metode khusus.
a. Model keperawatan tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri dari
tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang
saling membantu.
Kelebihannya:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinnkan kommunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan:
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit
untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
Konsep metode tim:
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar komunikasi yang efektif
agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang
Tanggung jawab anggota tim:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawab

23
2) Kerjasama dengan anggota tim
3) Memberikan laporan
Tanggung jawab ketua tim:
1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab kepala ruang:
1) Perencanaan
a) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-
masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi
dan persiapan pulang bersama ketua tim
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
f) Mengetahui visite dokter
g) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
h) Membantu membimbing terhadao peserta didik keperawatan
i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode peugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 kettua
tim dan ketua tim membawahi 2-1 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keparawatan
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

24
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penguasaan kepada ketua tim
b) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keteramapilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi: mengecek daftar ketua tim, dan
mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana kepearawatan yang telah disusun bersama ketua tim,
serta audit keperawatan.
Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien Pasien Pasien

25
b. Model keperawatan fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama padda saat perang dunia
kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya, merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di
bangsal.
Kelebihannya:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian
tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan
atau belum berpengalaman
Kelemahan:
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja
c. Model keperawatan primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien, mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Kelebihannya:
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif

26
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi
terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter
dan rumah sakit
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.

Kelemahan:
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria
asertif, self direcion, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, akuntable, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin
Konsep dasar metode primer:
1) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga
Tugas perawat primer:
1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3) Melaksanakan rencana yang telah di buat selama ia
dinas
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan
yang di berikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
5) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6) Menerima dan menyessuaikan rencana

27
7) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
8) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak
dengan lembaga sosial di masyarakat
9) Membuat jadwal perjnjian klinik
10) Mengadakan kunjungan rumah
Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer
1) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat
primer
2) Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada
perawat asisten
4) Evaluasi kerja
5) Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
6) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal
hambatan yang terjadi
Ketenagaan metode primer:
1) Setiap perawat primer adalah perawat “bed side”
2) Beban pasien 4-6 orang untuk satu perawat
3) Penugasan di tentukan kepala bangsal
4) Perawat primer di bantu oleh perawat profesional lain
maupun non profesional sebagai perawat asisten
d. Manajemen Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan di rawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan di rawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan biasa
ditugaskan untuk satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya di
laksanakan untuk perawat privat untuk keperawatan khusus seperti :
isolasi, intensive care.
Kelebihannya:
1) Perawat lebih memahami satu per satu
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

28
Kekurangannya:
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) Perlu tenga yang cukup banyak dan mempumyai kemampuan dasar
yang sama.
e. Modifikasi: TIM Primer
Pada model MPKP tim di gunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2009) penetapan model MPKP
ini di dasarkan pada beberapa alasan:
1) Keperawatan primer tidak digunakan secara
murni, karena sebagai perawat primer harus mempunyai latar
belakang pendidikan S1 atau setara
2) Keperawatan Tim tidak di gunakan secara
murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien
terfragmentasi pada berbagai TIM
3) Melalui kombinasi kedua model tersebut di
harapkan komunitas asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer. Di samping irtu karena saat ini
jenis pendidikan yang ada di RS, sebagian besar adalah lulusan
SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ ketua
tim tentang asuhan keperawatan.
2) Unsur Input
1. Man
Kuantitas ketenagakerjaan
Klasifikasi derajat ketergantungan yang didasarkan pada Douglas (2009),
klarifikasi derajat ketergantungan klien dibagi menjadi tiga, yaitu perawat
minimal, perawat parsial, perawat total. Perawatan minimal (1-2 jam/24
jam) dimana pasien mampu menjaga kebersihan, makan dan minum
sendiri, ambulasi dengan pengawasan, serta pengobatan minimal.
Perawatan parsial (3-4 jam/24 jam) dimana pasien membutuhkan bantuan
dalam pemenuhan kebersihan diri, makan dan minum, membutuhkan
observasi setiap 4 jam. Klasifikasi terakhir adalah pasien dengan
perawatan total (5-6 jam/24 jam) dimana pasien mengalami disorientasi,

29
perawatan luka komplek, membutuhkan bantuan pada seluruh pemenuhan
kebutuhan dasar, membutuhkan observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam,
serta pemakaian suction.
Kualitas ketenagakerjaan
Saat ini, di Indonesia terdapat tiga macam pendidikan tenaga
keperawatan, yaitu lulusan DIII Keperawatan, dan sarjana
keperawatan/Ners. Progam DIII Keperawatan dan sarjana
keperawatan/ners merupakan bagian dari pendidikan tinggi keperawatan
yang menghasilkan perawat professional, akan tetapi progam DIII
keperawatan baru disebut dengan perawat profesional pemula. Sebagai
perawat profesional pemula dengan Amd. Kep, perawat lulusan D III
sudah memiliki sikap profesional yang cukup untuk menguasai
pengetrahuan ilmu keperawatan dan ilmu penunjang lainnya. Sedangkan
progam Ners menghasilkan lulusan perawat Generalis, dengan gelar
akademik S.kep dengan profesi ners (Ns) mempunyai landasan kukuh dan
landasan profesi yang mantap, sesuai dengan sifatnya sebagai profesi
(akademik-profesional)
2. Money
Top Down adalah metode ini menggunakan informasi utama dari
rekening atau data keuangan rumah sakit yang telah ada. Langkah
pertama adalah mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran rumah sakit
yang terkait dengan penyediaan layanan rawat inap. Langkah selanjutnya
adalah mengklasifikasikan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke masing-
masing cost center seperti bangsal rawat inap, gaji dan jasa medis dan
ruangan lainnya.
3. Methode
a. Standar operasional prosedur (SPO)
Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberi asuhan
keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun
perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakana
keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh
perawat) sampai evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya

30
mendokumentasikan hasil keperawatan sebagaimana tercantum dalam
standar operational procedur (SPO)
SPO merupakan suatu perangkat instruksi atau langkah – langkah
kegiatan yang dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu pasien.
Tujuan umum standar operasional prosedur adalah untuk
mengarahkan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan
yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
berlaku. Prinsip – prinsip SPO:
a. Harus ada pada setiap kegiatan
pelayanan
b. Dapat berubah sesuai dengan perubahan
standar profesi atau perkembangan iptek serta peraturan yang
berlaku
c. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi padab setiap upaya, di samping tahapan-
tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan
d. Harus didokumentasikan
Proses pembuatan SPO melalui beberapa tahap antara lain :
1) Merumuskan tujuan protap
2) Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protap
3) Menterjemahkan policy/kebijakan/ ketentuan-ketentuan/ peraturan-
peraturan kebijakan berguna untuk terjaminnya suatu kegiatan,
membuat standar kinerja, dan menyelesaikan suatu konflik dalam
tim kerja.
4) Membuat aliran proses yang digambarkan dalam bentuk bagan-
bagan proses atau urutan jalannya suatu produk/tatacara yang
mencatat segala peristiwa seperti memberi gambaran lengkap
tentang apa yang dilaksanakan dan membantu setiap pelaksanaan
untuk memahami peran dan fungsinya dengan pihak lain
5) Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiatan
b. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

31
Masyarakat memerlukan pelayanan keperawatan yang bermutu dan
dilandasi dengan jiawa manusiawi. Pelayanan keperawatan
mendominasi pelayanan rumah sakit sehingga menjadi komponen
akreditasi rumah sakit. Oleh Karena itu diperlukan suatu keseragaman
dalam memberikan pelayanan dengan dengan memberlakukan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK). SAK adalah level kinerja atau
performance yang diinginkan dan dapat dicapai dimana kinerja actual
dapat dibandingkan. SAK diperlukan untuk meningkatkan , menuntun,
dan mengarahkan praktek keperawatan professional . Tujuan penting
SAK lainnya yaitu proteksi terhadap public, pengaturan praktik
perawat, pemberian ijin institusi pendidikan keperawatan, pembuatan
pedoman administratif, penafsiran harapan publik, profesional
pelayanan kesehatan lainnya terhadap praktik perawat serta acuan
legal untuk praktik yang layak.
4. Material
Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran
dalam memberikan asuahan keperawatan pada pasien. Secara kualitatif
fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan
dipenuhi melalui standar resmi yang telah ditetapkan oleh masing-masing
Rumah Sakit yang disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan.
5. Machine
Mesin merupakan suatu fasilitas kesehatan yang dapat menunjang
tindakan keperawatan.
3) Unsur Proses
1. Planning/ Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu kegiatan. Dengan merencanakan
diharapkan hasil akhir dapat terwujud dan tidak melenceng dari harapan
awal. Perencanaan yang baik sangat bermanfaat untuk mempercepat
proses mendapatkan hasil yang diinginkan.
Perencaan meliputi:

32
a. Jangka pendek (target waktu dalam minggu/ bulan)
b. Jangka menengah (periode dalam satu tahun)
c. Jangka panjang ( untuk tahun mendatang)
Dalam bidang keperawatan perencanaan berfungsi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dalam merawat pasien sehingga pasien menjadi puas
dan dapat memperbaiki pandangan masyarakat terhadap perawat.
2. Organization/Organisasi
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara
statis, organisasi merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan secara dinamis , organisasi
merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kinerja yang teratur dan
simetris untuk mencapai tujuan tertentu.
Setiap organisasi kemungkinan mempunyai prinsip-prinsip dalam
menjalankan tugasnya, prinsip-prinsip organisasi antara lain:
a. Tujuan yang jelas (clear objective)
b. Skala hierarki (the scalar principle)
c. Kesatuan komando / perintah (unity of command)
d. Perlimpahan wewenang (delegation of authority)
e. Pertanggungjawaban (responsibility)
f. Pembagian kerja (devision of work)
g. Rentang kendali (span of control)
h. Fungsionalisasi (funcionalization)
i. Pemisahan Tugas (task separation)
j. Fleksibel/kelenturan (flexibility)
k. Keseimbangan (balance)
l. Kepemimpinan (leadership)
3. Actuating/Penggerak
Actuating adalah pengeluaran penugasan, instruksi yang memungkinkan
pekerja memahami apa yang di harapkan dari klien dan pedoman serta
pandangan pekerja memahami apa yang diharapkan dari klien dan

33
pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara
efektif dan efisien untuk mencapai objektif organisasi.
4. Controlling/Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan,
tujuan, dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Melalui supervisi:
a. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
b. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua Tim.
Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (di
dokumentasikan), mendengar laporan ketua Tim tentang pelaksanaan
tugas
c. Evaluasi merupakan upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
d. Audit keperawatan dilakukan untuk keperluan mengevaluasi hasil
kerja diperlukan terlebih dahulu persiapan:
1) Standar operasional prosedur
2) Standar / pedoman diagnosis dan terapi
3) Indikator penilaian penampilan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari
proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu:
a. Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian ini dipusatkan pada
permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-penyimpangan
dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan, baik
sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana.
b. Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan
berlangsung guna memastikan sasaran tercapai
c. Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil
dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada penyimpangan akan

34
merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan
datang.

4) Unsur Output
1. Mutu
Mutu pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan yaitu
BOR, AVLOS, TOI dan BTO.
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR
dianggap baik adalah 80-90% sedangkan standar nasional BOR adalah
60-85%.
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat
tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
b. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata Lamanya Pasien Di
Rawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indicator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnose tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih
lanjut). AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)
c. TOI (Turn Over Interval = Tempat Tidur Tidak Terisi)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari saat
di isi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.
Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

35
d. BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali (9-10 x/3 bulan)
Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat
tidur
2. Hasil Evaluasi Penerapan SAK
Dokumentasi keperawatan adalah sistem pencatatan kegiatan sekaligus
pelaporan semua asuhan keperawatan sehingga terwujud data yang
lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan dari pasien,
tetapi juga jenis, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien. Dokumentasi keperawatan merupakan suatu
upaya untuk membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan
keperawatan. Tujuan dari adanya dokumentasi keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai media komunikasi
b. Sebagai sarana pendidikan
c. Sebagai perhitungan biaya
d. Sebagai evaluasi perencanaan perawatan pasien
e. Sebagai jaminan mutu pelayanan
f. Sebagai dokumen yang sah
g. Sebagai data penelitian
Aspek-aspek penting dalam dokumentasi keperawatan:
a. Keakuratan data
b. Breavity (ringkas)
c. Legibility (mudah dibaca)
Komponen dokumentasi keperawatan :
a. Pengkajian, meliputi: pengumpulan data dan pengorganisasian data.
Pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan penunjang.

36
b. Diagnosa keperawatan: menggambarkan masalah pasien baik actual
maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data
c. Rencana keperawatan: menentukan prioritas, tujuan, kemungkinan
pemecahan, metode pendekatan pemecahan masalah
d. Implementasi /tindakan : pemberian tindakan/asuhan keperawatan
e. Evaluasi: memeriksa kembali hasil pengkajian awal dan intervensi
awal untuk mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan pasien
termasuk strategi keperawatan yang telah diberikan untuk
memecahkan masalah pasien
f. Catatan asuhan keperawatan: pencatatan merupakan data tertulis
tentang kesehatan pasien dan perkembangan pasien selama dalam
pemberian asuhan keperawatan
3. Kepuasaan pasien
Kualitas suatu pelayanan dapat diukur dari tingkat kepuasaan pengguna
pelayanan tersebut. Semakin tinggi kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan rumah sakit, maka semakin tinggi pula kualitas pelayanan
rumah sakit tersebut.
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan yang baik mengacu pada standar asuhan
keperawatan yang telah ditetapkan.
5) Analisa SWOT
Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi.
1. Strengh (S) yaitu analisa kekuatan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Yang perlu dilakukan dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau
organisasi perlu menilai kekuatan kekuatan dan kelemahan di bandingkan
dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan itu unggul di
dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk
mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga
kualitas yang lebih maju.

37
2. Weaknesses (W) yaitu analisa kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.
Merupakan cara menganalisis perusahaan ataupun organisasi yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (O) yaitu analisa peluang, situasi atau kondisi yang
merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini
adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan
suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang dimasa yang akan
datang.
4. Threats (T) yaitu analisa ancaman, cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi
untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan
kemunduran.

38
BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA


PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HASIL PENGKAJIAN
1. Man
STRUKTUR ORGANISASI RUANG CEMPAKA 3

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


dr. IDIL FITRI, Sp,pd
PERAWAT PRIMER 1
LIS HERMAWAN S.Kep, Ns.
KEPALA RUANG
NUR HIDAYATI , S.Kep., Ns.

PA I PA I PA I PA I PA I PA I
IIS SAIDAH, SAMSUDI AKHMAD SOLEH AKHMAD SOLEH ADMINISTRASI
NI MADEPA DIYAH MARIATUL,
II
S.ST, M,Kep PA II
Amd.Kep. Amd.Kep. Amd.Kep. 1. NOORNANCY
AYU, S,Kep. Ns.S.IP Amd, Kep.
S.Tr
IKE, A BERLINA,
1. ROMI WIJAYA, S.Kep, Ns.
2. ANITA JAMILATUL JANNAH,
2. DITA SEPTIKA .S Kep. Ns
Amd.Kep
3. M. ANWAR ADM, Kep.
3. PUSPITA MELATI, S.Tr
4. TEGUH HIDAYAT Amd, Kep.
4. ANDRIAN, Amd.Kep
5. ANI SUSILOWATI Amd, Kep.
5. MOCH CHOIRUL WAFA,
PERAWAT
Amd.Kep PRIMER 2
NURUL AYUNTIANA Amd.Kep.

39
a. Jumlah SDM di Ruang Cempaka 3 RSUD dr. Loekmono Hadi kudus
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN PELATIHAN
1. Nur hidayati Ka.Ruang S1 Kep., Ns BTCLS
2. Istiana Wa.Ka.Ruang S1 Kep., Ns BTCLS
3. Nanci Berlina Adm S.IP -
4. Iis Saidah PA 1 S2 Kep., BTCLS
5. Lis Hermawan PP S1 Kep., Ns BTCLS
6. Nurul Ayuntiana PP D3 Kep. BTCLS
7. Samsudi PA 1 D3 Kep BTCLS
8. Akhamad Sholeh PA 1 D3 Kep BTCLS
9. Akharosubi PA 1 D3 Kep -
10. Ni Made Diyah A.N PA 1 D4 Kep -
11. Mariatul PA 1 D3 Kep -
12. Muhammad Anwar PA 2 D3 Kep -
13. Teguh Hidayat PA 2 D3 Kep -
14. Dita Septika PA 2 S1 Kep., Ns -
15. Ani Susilowati PA 2 D3 Kep BTCLS
16. Noor Ike PA 2 S1 Kep., Ns BTCLS
17. Anita Jamilatul J PA 2 D3 Kep BTCLS
18. Puspita Melati PA 2 D4 Kep -
19. Andrian PA 2 D3 Kep -
20. Moch Choirul Wafa PA 2 D3 Kep BTCLS
21. Romi Wijaya PA2 S1 Kep., Ns -

Sebagian perawat di ruang Cempaka 3 belum mempunyai pelatihan


BTCLS sebagai syarat menjadi pegawai RSUD dr. Loekmonohadi Kudus.
b. Jumlah Pasien di Ruang Cempaka
No. Bulan Jumlah Pasien
1 Agustus 58 Rata-rata pasien yang masuk ke
2. September 83
3. Oktober 96 ruang Cempaka perbulannya adalah;
231: Jumlah 231 3 = 77
c. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang Cempaka Menurut Depkes RI
2005
a. Pengkajian tanggal 16-17 November 2021 didapatkan data
Tanggal Jumlah Pasien
16 November 2021 18
17 November 2021 19
18 November 2021 17
b. Jumlah rata-rata pasien selama 3 hari
18 + 19 + 17 = 18 pasien

40
3
c. Maka jam perawatan 18 x 3,5 = 63
Jumlah Jam Perawatan = 63 = 9
Jam Kerja efektif 7
d. Perhitungan ditambah faktor koreksi hari libur / cuti/ hari besar dan
juga adanya tugas non keperawatan, dll.
Loss Day / hari libur / hari besar
(jmlh hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar) x jmlh tenaga
jumlah hari efektif dalam satu tahun
(52 + 12 + 14) x 19
260
= 1.482/260
= 5,7
e. Jumlah tenaga keperawatan
(Jumlah Perawat + Loss Day)
100
(20 + 5,7)
100
= 25,7
Dibulatkan menjadi 26 perawat
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan sesuai
perhitungan di ruang Cempaka 3 adalah 26 perawat, tenaga kerja di
ruang Cempaka berjumlah 20 perawat..

d. Bed Occupation Rate (BOR)


Rumus BOR sebagai berikut:
a) BOR/hari = (Jumlah pasien x 100%) : TT
b) BOR/bulan = (Jumlah pasien dalam 1 th x 100%) : (TT x 30 hr)
c) BOR/tahun = (Jumlah pasien dalam 1 th x 100%) : (TT x 365)
Sedangkan pada ruang Cempaka sendiri pada pengkajian tanggal 16-11
November 2021 didapatkan data :
Tanggal Jumlah Pasien
16 November 2021 18

41
17 November 2021 19
18 November 2021 17

Dengan data di atas ditemukan jumlah pasien mulai tanggal 16 November


2021 dengan rentang waktu 3 hari dapat dimasukkan ke dalam rumus
BOR yang akan dijelaskan di bawah ini
Tanggal 16 November 2021
BOR = Jumlah Pasien x 100%
Jumlah tempat tidur
= 18 x 100%
22
= 81,2%
Tanggal 17 November 2021
BOR = Jumlah Pasien x 100%
Jumlah tempat tidur
= 19 x 100%
22
= 86,3%
Tanggal 18 November 2021
BOR = Jumlah Pasien x 100%
Jumlah tempat tidur
= 17 x 100%
22
= 77,2%
Dengan hasil diatas diketahui bahwa BOR ruang Cempaka 3 pada tanggal
16-18 November 2021 adalah 81,2%, 86,3%,77,2%. Maka BOR ruang
Cempaka 3 dari tanggal 16-18 November 2021 adalah BOR idealnya 70-
85% (Nursalam, 2014).
e. ALOS (Average Length of Stay)
ALOS Dari data bulan Oktober 2021 ditemukan data sebagai berikut:
Jumlah hari rawat: 31 hari
Jumlah pasien keluar (hidup & mati):

42
ALOS = Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup dan mati)
= 31 hari
96
ALOS = 0,32 (1 hari)
Setelah dimasukan dalam rumus ALOS didapatkan hasil ALOS ruang
Cempaka adalah 1 hari dan dapat disimpulkan bahwa tingkat efisien dan
mutu pelayanan tersebut termasuk dalam skala tidak ideal karena batas
skala ideal adalah 6-9 hari (Depkes 2008).
f. BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)
Dari data bulan Oktober 2021
Jumlah pasien keluar: 83
Jumlah tempat tidur: 22 tempat tidur
BTO = Jumlah pasien keluar
Jumlah Tempat Tidur
= 96 pasien
22 tempat tidur
= 4,3 kali dibulatkan 4
Jadi hasil angka perputaran tempat tidur diruang cemapaka 3 adalah 4,
hal ini menunjukkan Idealnya angka perputaran tempat tidur selama 1
bulan yaitu 4 tempat tidur dipakai 3-4 kali (Depkes 2012).

2. Money
RSUD dr. Loekmonohadi Kudus merupakan Badan Layanan Umum,
ialah institusi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan atau dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sumber
pendapatan BLU:
a. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD diberlakukan
sebagai pendapatan BLU

43
b. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain merupakan pendapatan operasional BLU
c. Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya
merupakan pendapatan bagi BLU
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa Cempaka tidak memiliki sumber
dana tersendiri. Sumber dana terintegrasi bersama dengan bagian keuangan
RSUD dr.Loekmonohadi kudus.

3. Material & Machine


Material
a. Jumlah tempat tidur di ruang Cempaka
Ruang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
A 2 2 -
B 2 2 -
C 2 2 -
D 2 2 -
E 2 2 -
F 2 2 -
G 2 2 -
H 2 2 -
I 2 2 -
J 2 2 -
K 2 2 -
Total 22 22 0
Tidak ada tempat tidur yang rusak di ruang Cempaka 3.
b. Daftar alat medis dan non medis di ruang Cempaka 3
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Amubag/ resusitasi 1 Baik
2. Bengkok 2 Baik
3. Gb set 1 Baik
4. Tempat korentang 1 Baik
5. Tensimeter berdiri 1 Baik
6. Tromol 1 Baik
7. Kom kapas alcohol 1 Baik
8. Meja tulis kayu 1 Baik
9. Loker kayu 1 Baik
10. Kursi kayu 3 Baik

44
11. Kursi bundar 33 Kurang 1
Baik
12. Tas kontainer untuk kirim alat 1 Baik
steril
13. Kasur pasien 22 Baik
14. Almari linen B 1 Baik
15. Almari linen K 1 Baik
16. Papan pengumuman 2 Baik
17. Papan pasien 1 Baik
18. Loker plastic 1 Baik
19. Meja TVinstrumen + meja 2 Baik
dispenser
20. Troli ECG 1 Baik
21. Troli obat 1 Baik
22. Minor set 1 Baik
23. Almari dapur 1 Baik
24. Almari high alergi 1 Baik
25. Almari instrument 1 Baik
26. Meja persiapan medis 1 Baik
27. Almari pasien 27 Baik
28. Billing system 1 Baik
29. Kompor gas 1 Baik
30. Almari diruang karu 1 Baik
31. Lampu baca ro’ 1 Baik
32. Jam dinding 10 Baik
33. Pispot 12 Baik
34. Weight & Height Scale 1 Baik
35. Trolly instrument 1 Baik
36. Bak instrumen besar 1 Baik
37. Bak instrumen kecil 2 Baik
38. Kursi Bar 3 Baik
39. Footstep 14 Baik
40. Meja informasi 1 Baik
41. Mouse 2 Baik
42. Standar infuse 27 Baik
43. Troli status pasien 1 Baik
44. Lemari obat 1 Baik
45. Blood wamer 1 Baik
46. Tourniquet 3 Baik
47. Kursi roda 3 2 Baik 1 rusak
48. Meja computer 1 Baik
49. Troli barang 1 Baik
50. Stetoskop dewasa 2 Baik
51. Cool book 1 Baik
52. Rak sepatu 1 Baik
53. Almari sliding kaca 2 Baik
54. Almari B-3 kecil 1 Baik

45
55. Thermohygrometer 2 Baik
56. Termometer 2 Baik
57. Listerbandage scrs 18 cm 1 Baik
58. Dress fcps 14,5 cm stand 2 Baik
59. Tissue fcps 14,5 cm 1x2 stand 1 Baik
60. Open scrs with micro serration 1 Baik
str 14,5 cm sh/bl
61. Foerster sponge fcps 24cm str 1 Baik
62. Round bowl 80x40 mm 0,16 L 1 Baik
63. Kidney basin 170x95x35 ML 1 Baik
64. Timbangan Injak 1 Baik
65. Ember linen infeksius+non 3 Baik
infeksius
66. Tempat alat pelindung diri 1 Baik
67. Lemari high alergi 1 Baik
68. Tempat tisu 2 Baik
69. Urinal 5 Baik
70. Kotak obat 12 Baik
71. Gantungan urine bag 6 Baik
72. Tempat sampah B 4 Baik
73. Tongspatel 1 Baik
74. Tensimeter digital 1 Baik
75. Helm code rad 4 Baik
76. Tensimeter dewasa 1 Baik
77. Tempat sampah K 7 Baik
78. Rol kabel 2 Baik
79. Tempat sampah warna kuning 1 Baik
B
80. Gunting non stenlis 2 Baik
81. Gunting stensil 1 Baik
82. Termometer non kontak 1 Baik
83. Bed pasien 27 Baik
84. Kasur ruang sholat 2 Baik

c. Daftar buku bantu di ruang Cempaka


No. Nama Buku Jumlah Keterangan
1. Buku TTV 1 Baik
2. Buku Suhu Monitoring Kulkas 1 Baik
3. Buku Kelembapan 1 Baik
4. Buku Ekspedisi PA 1 Baik
5. Buku Ekspedisi Lab 1 Baik
6. Buku Pinjam Alat Medis 1 Baik
7. Buku Pemeliharaan Alat Medis 1 Baik
8. Buku Laporan Kerusakan 1 Baik
9. Buku Inventaris 1 Baik
10. Buku Ekpedisi Mencuci/Korden 1 Baik

46
11. Buku Serah Terima Narkotika Psikotropika 1 Baik
12. Buku Serah Terima Kunci Emergency 1 Baik
13. Buku Rekonstruksi 1 Baik
14. Buku Transfusi Darah 1 Baik
15. Buku Pasien Operasi 1 Baik
16. Buku Operan 1 Baik
17. Buku IPK+K3 1 Baik
18. Buku Ganti Linen 1 Baik
19. Buku Laporan Hasil Kritis 1 Baik
20. Buku Daftar Hadis Mahasiswa 1 Baik

Mechine
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1. Kulkas 2 Baik
2. Tv 3 Baik
3. EKG 1 Baik
4. Suction pump pariabel 1 Baik
5. Syringe pump 2 Baik
6. Nebulizer 1 Baik
7. Ac ½ PK 2 Baik
8. Tabung APAR 1 Baik
9. Cctv 1 Baik
10. AC SPUIT 2/4 PK 4 Baik
11. AC CASSETTE 2 PK 10 Baik
12. AC CASSETTE 3 PK 2 Baik
13. Telephone 1 Baik
14. Komputer 1 Baik

4. Methode
a. Model asuhan keperawatan
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD dr. Loekmonohadi kudus
Nomor. 1 tahun 2019 tentang kebijakan pelayanan keperawatan RSUD
dr. Loekmonohadi bahwa metode penugasan keperawatan yang
digunakan di RSUD dr. Loekmonohadi adalah: Menerapkan system
model keperawatan primer modifikasi tim.
Hasil pengkajian metode keperawatan yang digunakan di ruang
keperawatan Cempaka adalah Menerapkan system model keperawatan
primer modifikasi tim. Gambaran secara umum tentang system model
keperawatan primer modifikasi tim

47
a) Isi timbang terima terdapat kolaborasi dengan medis dan terdapat
pembahasan masalah keperawatan berupa pencatatan keluhan
pasien
b) Setiap pagi ada rapat kecil membahas masalah terkini
c) Ketika pasien datang, diberikan penjelasan mengenai cara cuci
tangan dengan benar, dokter DPJP dan perawat PPJA dijelaskan
dan orientasi ruangan.
b. Inform Consent (Persetujuan/Penolakan Tindakan Medis)
Di ruang Cempaka sudah disediakan lembar inform consent, perawat/
dokter bersangkutan menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan
kepada pasien/keluarga pasien untuk mendapatkan
persetujuan/penolakan. Apabila pasien atau keluarga pasien setuju atau
tidak setuju maka dilakukan pengisian dan penandatanganan di atas
lembar inform consent oleh pasien/keluarga bersangkutan.
c. Discharge Planning
Di ruang Cempaka 3 criteria pasien yang dilakukan perencanaan
pemulangan (discharge planning) assessment awal :
a) Pasien lanjut usia > 60 thn
b) Pasien dengan gangguan anggota gerak
c) Pasien dengan kebutuhan pelayanan kesehatan medis atau
keperawatan yang berkelanjutan atau panjang.(misalnya :
penyakit kronis, gangguan jiwa, pasein dengan rawat luka yang
lama dll)
d) Pasien yang dinilai akan memerlukan bantuan dalam aktivitas
sehari-hari dirumah.
d. SPO
No SPO Nama Dokumen No. Dokumen
.
1. SPO Pemberian Informasi Pelayanan 01/BIDYAN/VII/2019
Bidang kepada Pasien yang akan dirawat
Pelayanan Inap
Penundaan Pelayanan 02/BIDYAN/VII/2019
Penepatan Dokter Penanggung 03/BIDYAN/VII/2019
Jawab pelayanan di ruang
perawatan

48
Menangani dan mengurangi 04/BIDYAN/VII/2019
hambatan
Transfer Internal Pasien Pindah 05/BIDYAN/VII/2019
Ruang Perawatan
Transfer Eksternal Pasien 06/BIDYAN/VII/2019
Penetapan Dokter Penganti Rawat 07/BIDYAN/VII/2019
Inap
Penetapan Dokter Pengganti Rawat 08/BIDYAN/VII/2019
Jalan
Assesmen Pasien sebelum 09/BIDYAN/VII/2019
Tindakan Anestesi dan Bedah
Assesesmen Ulang Keperawatan 10/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Ulang Medis 11/BIDYAN/VII/2019
Tatacara pengisian Formulir 12/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Keperawatan
Rawat Inap
Tatacara pengisian Formulir 13/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Medis Rawat Inap
Tatacara pengisian Formulir 14/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Keperawatan
Rawat Inap Psikiatri
Tatacara pengisian Formulir 15/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Medis Rawat Inap
Psikiatri
Assesmen Awal Keperawatan 16/BIDYAN/VII/2019
Rawat Inap
Assesmen Awal Medis Rawat Inap 17/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Keperawatan 18/BIDYAN/VII/2019
Rawat Inap Psikiatri
Assesmen Awal Medis Rawat Inap 19/BIDYAN/VII/2019
Psikiatri
Tata Cara Pengisian Formulir 20/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Medis Rawat Jalan
Tata Cara Pengisian Formulir 21/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Restrain dan Seklusi
Assesmen Awal Medis Rawat Jalan 22/BIDYAN/VII/2019
Rujukan Parsial 23/BIDYAN/VII/2019
Kerangka Waktu Penyelesaian 24/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Pasien
Tata Cara Pengisian Formulir 25/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Keperawatan pada
Pasien Gawat Darurat Psikiatri
Tata Cara Pengisian Formulir 26/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Medis pada Pasien
Gawat Darurat Psikiatri
Tata Cara Pengisian Formulir 27/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Keperawatan pada

49
Pasien Gawat Darura Non Psikiatri
Tata Cara Pengisian Formulir 28/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal Medis pada Pasien
Gawat Darurat Non Psikiatri
Assesmen Awal Keperawatan pada 29/BIDYAN/VII/2019
Gawat Darurat Non Psikiatri
Asessesmen Awal Keperawatan 30/BIDYAN/VII/2019
Pasien Gawat Darurat Psikiatri
Assesmen Awal Medis Pasien 31/BIDYAN/VII/2019
Gawat Darurat Psikiatri
Assesmen Awal Medis Pasien 32/BIDYAN/VII/2019
Gawat Darurat Non Psikiatri
Pelaksanaan Assesmen Pasien 33/BIDYAN/VII/2019
Penetapan Isi Minimal Assesmen 34/BIDYAN/VII/2019
Pasien
Tatacara Pengisian Formulir 35/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Pasien Populasi Khusus
Jiwa Psikogeriatri Oleh Perawat
Tatacara Pengisian Formulir 36/BIDYAN/VII/2019
Asesmen Risiko Melarikan Diri
Saaat Pasien Masuk RS
Tatacara Pengisian Formulir 37/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Pasien Fungsional
Activity Daily Living (ADL)
Barthel Index
Tatacaa Pengisian Formulir 38/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Pasien Resiko Jatuh dan
Intervensi Pada Anak(Humpty)
Tatacaa Pengisian Formulir 39/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Resiko Kekerasan Fisik
Tatacaa Pengisian Formulir 40/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Resiko Bunuh Diri
Tatacaa Pengisian Formulir 41/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Resiko Kekerasan
Seksual
Tatacaa Pengisian Formulir 42/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Resiko Melarikan Diri
Saat Pasien Sudah Dirawat
Tatacaa Pengisian Formulir 43/BIDYAN/VII/2019
Asssmen Pasien Menjelang Akhir
Hayat
Skrining Untuk Rasa Nyeri 44/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Nyeri 45/BIDYAN/VII/2019
Skrining Kebutuhan Fungsional 46/BIDYAN/VII/2019
Pelaksanaan Manajemen Pelayanan 47/BIDYAN/VII/2019
Pasien (MPP)
Edukas Pemakaian Alat Kesehatan 48/BIDYAN/VII/2019

50
Pada Pasien Terpasang Nebulizer
Pelayanan Kerohanian Kepada 49/BIDYAN/VII/2019
Pasien
Pelayanan Pasien Tahap Terminal 50/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Tahap Terminal 51/BIDYAN/VII/2019
Pelayanan Kerohanian Pasien 52/BIDYAN/VII/2019
Untuk Semua
DNR (Do Not Resusitate) 53/BIDYAN/VII/2019
Ijin Cuti Pasien Rawat Inap 54/BIDYAN/VII/2019
Pengisian Summary List 55/BIDYAN/VII/2019
Pemberian Informasi Hak dan 56/BIDYAN/VII/2019
Kewajiban Pasie
Tatacara Pengisian Form Pasien 57/BIDYAN/VII/2019
Yang Akan
Defibrilasi 58/BIDYAN/VII/2019
Pemasangan dan Pelepasan Pita 59/BIDYAN/VII/2019
Kuning Risiko
Identifikasi Nilai-Nilai dan 60/BIDYAN/VII/2019
Kepercayaan Pasien
Identifikasi Pasien Sebelum 61/BIDYAN/VII/2019
Dilakukan
Identifikasi Pasien Rawat Inap 62/BIDYAN/VII/2019
dengan Gangguan Jiwa
Pemasangan Gelang Identifikasi 63/BIDYAN/VII/2019
Pasien Rawat Inap Dari Klinik
Komunikasi pada Saat Serah 64/BIDYAN/VII/2019
Terima Antar Shift
Pemasangan Glang Identifikasi 65/BIDYAN/VII/2019
Pasien Rawat Inap dari IGD
Identifikasi Sebelum Pemberian 66/BIDYAN/VII/2019
Transfusi Darah
Identifikasi Pasien 67/BIDYAN/VII/2019
Identifikasi Sebelum Pemberian 68/BIDYAN/VII/2019
Obat
Pemasangan Gelang Identitas pada 69/BIDYAN/VII/2019
Bayi
Penerimaan Pasien Baru di Ruang 70/BIDYAN/VII/2019
Rawat Perawatan
Pemasangan Stiker Pada Gelang 71/BIDYAN/VII/2019
Identitas Pasien
Komunikasi Lisan dan Telepon 72/BIDYAN/VII/2019
Menggunakan SBAR (Situation,
Background, Assesment,
Recomendation)
Pelepasan Gelang Identifikasi 73/BIDYAN/VII/2019
Pemasangan dan Pelepasan Pita 74/BIDYAN/VII/2019
Kuning Risiko Jatuh Pada Pasien

51
Rawat Jalan
Penggunaan Stiker Identifikasi 75/BIDYAN/VII/2019
Resiko Jatuh pada Pasien Rawat
Inap
Komunikasi Efektif Antara 76/BIDYAN/VII/2019
Pemberi Layanan Melalui Telepon
dengan Cara TBAK
Deteksi Mengenali Perubahan 77/BIDYAN/VII/2019
Kondisi Pasien dengan EWSS
Alur Pelayanan 78/BIDYAN/VII/2019
Pemasangan Gelang Penunggu 79/BIDYAN/VII/2019
Bayi
Assesmen Awal Risiko Pasien 80/BIDYAN/VII/2019
Jatuh
Pencegahan Resiko Jatuh 81/BIDYAN/VII/2019
Pelaporan Pasien Jatuh dengan 82/BIDYAN/VII/2019
Atau Tanpa
Assesmen Ulang Pasien resiko 83/BIDYAN/VII/2019
Jatuh
Edukasi Nyeri 84/BIDYAN/VII/2019
85/BIDYAN/VII/2019
Pasien Melarikan Diri 86/BIDYAN/VII/2019
Manajemen Nyeri 87/BIDYAN/VII/2019
Restrain 88/BIDYAN/VII/2019
CPPT 89/BIDYAN/VII/2019
Panduan Pengisian Monitor Nyeri 90/BIDYAN/VII/2019
Komunikasi Efektif dengan Pasien 91/BIDYAN/VII/2019
dan Keluarga
Respon Code Blue 92/BIDYAN/VII/2019
Pelepasan Stiker Fall Risk dan 93/BIDYAN/VII/2019
Segitiga Kuning
Perlindungan terhadap penculikan 94/BIDYAN/VII/2019
Bayi
Penetapan Dokter Pengganti Rawat 95/BIDYAN/VII/2019
Jalan
Resusitasi Jantung dan Paru 96/BIDYAN/VII/2019
Perlindungan Privasi Pasien 97/BIDYAN/VII/2019
Perawatan Pasien Imunosupresi 98/BIDYAN/VII/2019
Permohonan mendapatkan Second 99/BIDYAN/VII/2019
Opinion
Perawatan Pasien dengan Penyakit 100/BIDYAN/VII/2019
Menular
Identifikasi Pasien sebelum 101/BIDYAN/VII/2019
dilakukan Prosedur Tindakan
Invasif
Perlindungan terhadap Kekerasan 102/BIDYAN/VII/2019

52
Fisik Pasien Usia Lanjut, Cacat,
Anak, dan Korban KDRT
Konsultasi dan Rawat bersama 103/BIDYAN/VII/2019
DPJP
Pasien Pulang Atas Permintaan 104/BIDYAN/VII/2019
Sendiri (APS)
Pengisian Ringkasan Pulang Pasien 105/BIDYAN/VII/2019
IRNA
Rencana Pemulangan 106/BIDYAN/VII/2019
Pasien/Discharge Planning
107/BIDYAN/VII/2019
Pemulangan Pasien 108/BIDYAN/VII/2019
Serah terima Pasien di Ruang 109/BIDYAN/VII/2019
Rawat Inap
Assesmen Awal Keperawatan 110/BIDYAN/VII/2019
Rawat Jalan
Tatacara pengisian Formulir 111/BIDYAN/VII/2019
Assesmen Awal
Komunikasi Efektif untuk 112/BIDYAN/VII/2019
mendorong Keterlibatan Pasien dan
Keluarga dalam Proses
Informed Consent 113/BIDYAN/VII/2019
Code Blue 114/BIDYAN/VII/2019
Komunikasi dengan melibatkan 115/BIDYAN/VII/2019
Pasien Speak Up
2. SPO PPI Kebersihan tangan (hand hygiene) 01/KKPI/VII/2019

Pelaksanaaan cuci tangan 02/ KKPI/VII/2019


Pelaksanaan cuci tangan bedah 03/ KKPI/VII/2019

Penanganan cuci tangan TB 04/ KKPI/VII/2019


5 moment cuci tangan 05/ KKPI/VII/2019

Pencegahan infeksi luka oprasi 06 KKPI/VII/2019

Pencegahan infeksi aliran darah 07/ KKPI/VII/2019


primer

Pencegahan infeksi saluran kemih 08/ KKPI/VII/2019

Pencegahan inveksi ventilator 09/ KKPI/VII/2019


associated pneumonie

Penanganan pembuangan darah dan 10/ KKPI/VII/2019


komponen darah

Pemakaian dan pelepasan alat 11/ KKPI/VII/2019


pelindung diri

53
Matriks identifikasi resiko infeksi 12/ KKPI/VII/2019

Etika batuk 13/ KKPI/VII/2019

Praktek menyuntik yang aman 14/ KKPI/VII/2019

Audit cuci tangan 15/ KKPI/VII/2019

Penanganan kejadian luar biasa 16/ KKPI/VII/2019


kasus infeksius

Penempatan pasien berdasarkan 17/ KKPI/VII/2019


transmisi

Penerapan kewaspadaan isolasi 18/ KKPI/VII/2019

Pencegahan phlebitis 19/ KKPI/VII/2019

Pengiriman pasien dari IGD/ 20/ KKPI/VII/2019


poliklinik keruang isolasi

Penatalaksanaan tertusuk jarum dan 21/ KKPI/VII/2019


benda tajam

Perawatan pasien dengan 22/ KKPI/VII/2019


immunosupresi

Penangananan transmisi droplet 23/ KKPI/VII/2019

Penanganan terpapar cairan 24/ KKPI/VII/2019


tubuh/darah pasien

Pelaksanaan lumbal fungsi 25/ KKPI/VII/2019

Pelaksanaan orientasi PPI pada 26/ KKPI/VII/2019


pegawai baru dan peserta didik

Pembersihan bed pan 27/ KKPI/VII/2019

Penatalaksanaan paska pajanan 28/ KKPI/VII/2019


limbah tajam terkontaminasi/cairan
tubuh infeksius

Pembersihan ruang isolasi selama 29/ KKPI/VII/2019


ditempat dan sesudah pindah atau
pulang

Indikator sasaran mutu pelaporan 30/ KKPI/VII/2019


kepatuhan kebersihan tangan
petugas diruang rawat inap

54
Indikator sasaran mutu pelaporan 31/ KKPI/VII/2019
angka kejadian infeksi ventilator
assosiated pneumoni (VAP)

Indikator sasaran mutu pelaporan 32/ KKPI/VII/2019


angka kejadian infeksi aliran darah
primer (IADP)

Indikator sasaran mutu pelaporan 33/ KKPI/VII/2019


angka kejadian dekubitus

Indikator sasaran mutu pelaporan 34/ KKPI/VII/2019


angka kejadian phlebitis

Kewaspadaan universal pada 35/ KKPI/VII/2019


pemulasaran jenazah

Indikator sasaran mutu pelaporan 36/ KKPI/VII/2019


angka kejadian infeksi luka oprasi
(ILO)

Indikator sasaran mutu pelaporan 37/ KKPI/VII/2019


angka kejadian saluran kemih
(ISK)

Pemetaan pola medan kuman 38/ KKPI/VII/2019


(presentase sensitifitas terhadap
antibiotika)

Surveillance 39/ KKPI/VII/2019

Penatalaksanaan organ amputasi

Penatalaksanaan handrub bedah 40/ KKPI/VII/2019


Pembersihan peralatan medis 41/ KKPI/VII/2019
setelah digunakan

Pembersihan/pencucian gorden 42/ KKPI/VII/2019


plastic

Identifikasi penilaian resiko 43/ KKPI/VII/2019

Identifikasi resiko infeksi 44/ KKPI/VII/2019

Penanganan pasien 45/ KKPI/VII/2019


immunosupresan

Pemakaian gedung baru 46/ KKPI/VII/2019

55
Pemantauan pelaksanaan PPI 47/ KKPI/VII/2019

Pembersihan kamar jenazah 48/ KKPI/VII/2019

Pembersihan ruang pasca KLB 49/ KKPI/VII/2019

Penanganan transmisi kontak 50/ KKPI/VII/2019

Penapisan MRSA 51/ KKPI/VII/2019

Pengisian form idntifikasi (ICRA) 52/ KKPI/VII/2019


Perawatan humidifier 53/ KKPI/VII/2019
Tatalaksana antiseptik dan 54/ KKPI/VII/2019
desinfektan

3. SPO Pemeliharaan Alat Medis 1/ IE/VII/2019


Elektro Kalibrasi Alat Medis 2/ IE/VII/2019
Penarikan Peralatan yang Rusak 3/ IE/VII/2019
Penarikan Peralatan karena 4/ IE/VII/2019
Regulasi/Peraturan
Penarikan Peralatan karena ditarik 5/ IE/VII/2019
Vendor
Penarikan Peralatan karena Tidak 6/ IE/VII/2019
Bisa dikalibrasi
Monitoring Layak Pakai Alat 7/ IE/VII/2019
Kesehatan
Penggunaan Nebulizer 8/ IE/VII/2019
Pengoperasian Spygomanometer 9/ IE/VII/2019
Tensimeter Jarum (Aneroid)

Pengoperasian Blood Warmer 10/ IE/VII/2019


Pengoperasian Electro Cardio 11/ IE/VII/2019
Graph (ECG)
Pengoperasian Pasien Monitor 12/ IE/VII/2019
Pengoperasian Wall Oxygen/Outlet 13/ IE/VII/2019
oxygen
Pengoperasian Infuse Pump 14/ IE/VII/2019
Pengoperasian Suction Pump 15/ IE/VII/2019
Pengoperasian 16/ IE/VII/2019
Spygmomanometer/Tensimeter
Digital (NIBP)
4. SPO Lab. Penerimaan 26/L&CSSD/IX/2018
PK Kritis Barang/InstrumentKotor Dari
Ruangan
Pelaporan Dugaan Pelanggaran 01/Kompera/X/2017
Etik & Disiplin Profesi
Keperawatan/
Pembinaan Pelangaran Ringan, Sedang02/Kompera/X/2017

56
dan Berat Etik Keperawatan
Akses Privasi Pasien Oleh 33/REEKMED/VII/2019
Pengunjung
Pelaporan Hasil Kritis 03/LABPK/VII/2019
Laboratorium
Penetapan Hasil Kritis 04/LABPK/VII/2019
Laboratorium
Pengambilan Darah Kapiler 16/LABPK/VII/2019
Pengambilan Darah Arteri 17/LABPK/VII/2019
Pengambilan Darah Vena 18/LABPK/VII/2019
Pengambilan Sampel Rawat Inap 23/LABPK/VII/2019
Pelayanan Pemeriksaan Tepat 25/LABPK/VII/2019
Waktu
Laporan Hasil Pemeriksaan 99/LABPK/VII/2019
Laboratorium Rawat Inap
Laporan dan Penyerahan Hasil 100/LABPK/VII/2019
Pemeriksaan Laboratorium Rawat
Jalan
Pelayanan Laboratorium Patologi 120/LABPK/VII/2019
Klinik 24 Jam
Ketentuan Jam Sampling Rawat 121/LABPK/VII/2019
Inap
Pemeriksaan Cito Laboratorium 124/LABPK/VII/2019
Pelayanan Permintaan Pemeriksaan 97/LABPK/VII/2019
Laboratorium
Desinfeksi Ruangan Menggunakan 01/IKLRS/VII/2019
Hazmat
Pengelolaan Limbah Kemoterapi 02/IKLRS/VII/2019
Pengambilan dan Pemeriksaan 03/IKLRS/2019
Angka Kuman Alat Makan dan
Masak
Pengambilan dan Pemeriksaan 04/IKLRS/VII/2019
Kimia Air Bersih
Penanganan Kondisi Darurat Ipal 05 IKLRS/VII/2019
Alur Diagram Pengolahan Air 06 /IKLRS/VII/2019
Limbah
Pengambilan dan Pemeriksaan 07/ IKLRS/VII/2019
Mikrobiologi Air Bersih/
Membersihkan Taman 08/ IKLRS/VII/2019
Tanggap Darurat Penanganan B3/09/ IKLRS/VII/2019
Tumpahan B3, Cairan Tubuh Dan
Limbah
Memberihkan Halaman 10/ IKLRS/VII/2019
Membersihkan WC 11/ IKLRS/VII/2019
Membersihkan Kamar Mandi 12/ IKLRS/VII/2019
Pengelolaan Limbah Bahan 13/ IKLRS/VII/2019
Berbahaya dan Beracun (B3)/

57
Membersihkan Langit-Langit 14/ IKLRS/VII/2019
Membersihkan Lantai 15/ IKLRS/VII/2019
Pengambilan dan Pemeriksaan 16/ IKLRS/VII/2019
Angka Kuman Udara Ruangan
Pengelolaan Limbah Non 17/ IKLRS/VII/2019
Medis/Domestik
Pengelolaan Limbah Benda Tajam 18/ IKLRS/VII/2019
Pengelolaan Limbah Infeksius 19/ IKLRS/VII/2019
Pengelolaan Limbah Farmasi dan 20/ IKLRS/VII/2019
Kimia
Pengambilan dan Pemeriksaan 21/ IKLRS/VII/2019
Angka Kuman Lantai
Pengambilan dan Pemeriksaan 22/ IKLRS/VII/2019
Angka Kuman Dinding
Pengambilan dan Pemeriksaan 23/ IKLRS/VII/2019
Udara Ambien
Pengambilan dan Pemeriksaan 24/ IKLRS/VII/2019
Mikrobiologi Makanan Jadi
Pemeriksaan Kualitas Air RO 25/ IKLRS/VII/2019
(Reverse Osmosis)/ Pemeriksaan
Kualitas Air RO (Reverse
Osmosis)/
Pengambilan dan Pemeriksaan 26/ IKLRS/VII/2019
Mikrobiologi Air Minum
Pengambilan dan Pemeriksaan 27/ IKLRS/VII/2019
Kimia Air Minum
Pengantian Indikator Biologi 28/ IKLRS/VII/2019
(IKAN) di Ipal
Penyimpanan Limbah Bahan 29/ IKLRS/VII/2019
Berbahaya dan Beracun (B3)

5. SPO Huknah/Lavement/Enema 01/BIDKEP/VII/2019


Bidang Membantu Pasien Buang Air Besar 02/BIDKEP/VII/2019
Kep. (BAB) di Tempat Tidur
PKRS Mengeluarkan Feses Secara 03/BIDKEP/VII/2019
Manual
Pemberian Spuit Glyserin 04/BIDKEP/VII/2019
Melepas Kateter 05/BIDKEP/VII/2019
Internus
Memasang kateter Eksternus 06/BIDKEP/VII/2019
(Kondom Kateter)
Memasang kateter Internus 07/BIDKEP/VII/2019
Menolong Buang air kecil (BAK) 08/BIDKEP/VII/2019
Merawat kateter internus 09/BIDKEP/VII/2019
Memandikan Pasien Di Tempat 10/BIDKEP/VII/2019
Tidur
Membersihkan Mulut Pasien (Oral 11/BIDKEP/VII/2019

58
higiene)
Memotong Kuku 12/BIDKEP/VII/2019
Mencuci rambut 13/BIDKEP/VII/2019
Menyisir Rambut 14/BIDKEP/VII/2019
Memasang infus 15/BIDKEP/VII/2019
Melepas Naso Gastric Tube (NGT) 16/BIDKEP/VII/2019
Membantu pasien makan 17/BIDKEP/VII/2019
Menyajikan makanan pasien 18/BIDKEP/VII/2019
Pemasangan Naso Gastric Tube 19/BIDKEP/VII/2019
(NGT)
Pemberian Makanan Lewat Naso 20/BIDKEP/VII/2019
gastric tube (NGT)
Pemberian obat inhalasi 21/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat mata 22/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat melalui vagina 23/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat melalui rektal 24/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat oral 25/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat sublingual 26/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat tetes hidung 27/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat tetes telinga 28/BIDKEP/VII/2019
Pemberian obat topical 29/BIDKEP/VII/2019
Mengangkat jahitan 30/BIDKEP/VII/2019
Merawat luka dekubitus 31/BIDKEP/VII/2019
Merawat luka dengan drain 32/BIDKEP/VII/2019
Menghitung denyut nadi 33/BIDKEP/VII/2019
Mengukur pernafasan 34/BIDKEP/VII/2019
Mengukur suhu tubuh per Axilla 35/BIDKEP/VII/2019
Pengukuran suhu tubuh non Kontak 36/BIDKEP/VII/2019
Penanganan pasien gaduh gelisah 37/BIDKEP/VII/2019
Mengukur suhu tubuh pasien per 38/BIDKEP/VII/2019
oral Mengukur suhu tubuh pasien
per oral
Mengukur suhu tubuh per rektal 39/BIDKEP/VII/2019
Mengukur tekanan darah 40/BIDKEP/VII/2019
Memberikan kompres air hangat 41/BIDKEP/VII/2019
Memberikan kompres air dingin 42/BIDKEP/VII/2019
Memberikan transfusi darah 43/BIDKEP/VII/2019
Melakukan alih baring 44/BIDKEP/VII/2019
Pelayanan pasien berkebutuhan 45/BIDKEP/VII/2019
perawatan intensif diluar ruang
perawatan intensif
Pelayanan non farmakologi dan 46/BIDKEP/VII/2019
komplementer rlaksasi pada pasien
nyeri
Pemeriksaan elektrokardiografi 47/BIDKEP/VII/2019

59
(EKG)
Pemberian Nutrisi melalui 48/BIDKEP/VII/2019
parenatal

- SPO Bidang Pelayanan:


Semua perawat yang ada di ruang Cempaka telah melakukan SPO
bidang pelayanan sesuai dengan standart Rumah Sakit.
- SPO PPI:
Perawat ruang cempaka kurang patuh terhadap regulasi standar PPI ,
seperti penempatan linen kotor, cuci tangan 6 langkah 5 momen,
pembersihan stetoskop, dan nebulizer setelah digunakan, serta tidak
membersihkan kursi roda setelah digunakan.
- SPO Elektro:
Ruang Cempaka telah melakukan SPO Elektro sesuai standar Rumah
Sakit.
- SPO Lab. PK kritis:
Ruang Cempaka telah melakukan SPO Lab. PK kritis sesuai standart
Rumah Sakit.
- SPO Bidang Kep. PKRS:
Ruang Cempaka telah melakukan SPO Bidang Kep. PKRS
sesuai standar rumah sakit.
e. Standar Asuhan Keperawatan
Standar asuhan keperawatanyang ada di ruangan Cempaka sudah
optimal dikarenakan perawat berorientasi kepada tindakan kolaboratif
dan tindakan mandiri keperawatan.
No. Judul SAK
1. Decompensasi Cordis
2. Asma
3. DHF
4. Diabetes Mellitus
5. Gastritis
6. Hipertensi
7. Thypus Abdominalis
8. Appendixitis
9. Cidera Kepala

60
10. Fraktur
11. ISPA
12. Respiratory Distress Syndrome
13. Stroke Hemoragik
14. HIV
15. TBC Paru
16. Hemoroid
17. Struma Nodus Non Toksik
18. Hernia
19. Ulkus Diabetes Mellitus
20. BPH
21. Gagal ginjal Kronis
22. HT Emergency
23. Syok Sepsis
24. Sirosis Hati
25. Chronic Obstructive Pulmonary Disease

SAK yang ada sudah sesuai, walau untuk penyakit lain masih belum
dikembangkan lagi, karena tidak menutup kemungkinan ada penyakit
lain yang akan ditangani.

f. Pengelolaan Obat
Alur penerimaan obat

Resep Dokter

Perawat Ruangan

Apotek Rawat Inap

Perawat Ruangan
menerima obat

Pengelolaan Obat oleh


perawat ruang

Keterangan bagan:
a) Dokter memberikan resep tentang jenis dan jumlah obat yang
diberikan untuk pasien

61
b) Perawat menyerahkan resep obat ke apotek rawat inap
c) Pihak farmasi memberikan obat sesuai resep yang diminta
d) Perawat ruangan menerima obat
e) Obat injeksi dan obat oral diberikan pada pasien sesuai waktu
dan dosis oleh perawat sesuai advice dokter
g. Timbang Terima
Timbang terima selama ini sudah dilakukan di Ruang Cempaka pada setiap
pergantian shift jaga, timbang terima dilakukan secara lisan dan sudah
didokumentasikan pada form asuhan keperawatan secara ringkas dan juga a
hand over sebagai dokumentasi yang lain. Perawat juga berkeliling ke setiap
kamar secara langsung setelah timbang terima di tempat jaga. Namun
terkadang masih ada program yang terlupa, seperti pemeriksaan lab, visite
dokter
h. Sistem Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah di Ruang Cempaka sudah dikategorikan
dengan baik, tempat sampah terbagi menjadi 4 yaitu tempat sampah
infeksius, tempat sampah non infeksius, tempat sampah plabot dan tempat
sampah untuk jarum (safety box). Berdasarkan hasil pengamatan
pembuangan sampah di Ruang Cempaka sudah sesuai dengan SPO.

5. Market
Dalam memasarkan ruangannya, ruang Cempaka memberikan pelayanan
sudah baik dengan budaya 3S (Senyum, Sapa, Salam). Selain itu, ruang
Cempaka memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien kelas 1, 2 dan
3. Pasien langsung diantar perawat ke kamar-kamar pasien yang kosong,
sudah tertata rapi dan keluarga langsung mendapatkan sosialisasi cuci
tangan, orientasi ruangan, dan guna gelang pasien.

C. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

62
a. Data capaian peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit
No. Jenis indikator Judul indikator Target Capaian
1. Asesmen pasien Tingkat kelengkapan 80% 78,4%
pengisian asesmen
awal medis pasien
rawat inap
2. Prosedur bedah Waktu tunggu 80% 75%
operasi efektif < 2
hari
3. Pelayanan Tingkat kelengkapan 80% 83,6 %
anestesi dan pengisian RM
sedasi asesmen pra anestesi
4. Kesalahan Angka kejadian 100% 99,98%
medikasi dan kesalahan medikasi
kejadian nyaris di pelayanan farmasi
cidera
5. Penggunaan Tingkat kelengkapan 80% 81,3%
darah dan pengisian lembar
produk darah permintaan darah
dan produk darah
6. Ketersediaan, isi Tingkat kelengkapan 80% 73%
dan penggunaan pengisian resume
catatan tentang media oleh DPJP
pasien
7. PPI Tingkat kejadian < 1.5% 0,9 %
plebitis
8. Manajemen Tingkat karyawan 100% 100%
resiko rumah sakit yang
telah mendapatkan
pelatihan
penanggulangan
kebakaran
9. Manajemen Tingkat kepatuhan 100% 100%
penggunaan maintenance alat
sumber daya medis yang
dilakukan sesuai
jadwal
10 Harapan dan Tingkat kepuasan 82,1 %
kepuasan pasien pasien dan keluarga
dan keluarga
11 Ketepatan Tingkat kepatuhan 100% 100%
identifikasi pemasangan gelang
pasien identitas pada pasien
rawat inap
12 Peningkatan Tingkat catatan 80% 85,7%
komunikasi instruksi/komunikasi

63
efektif melalui telpon yang
diverifikasi oleh
DPJP
13 Peningkatan Tingkat kepatuhan 100% 100%
keamanan obat penyimpanan
hight alert elektrolit konsentrat
sesuai prosedur
14 Kepastian tepat Tingkat kelengkapan 100% 100%
lokasi, tepat pengisian surgical
prosedur, tepat safety check list
pasien operasi
15 Pengurangan Tingkat kepatuhan 6 80% 80,6%
resiko infeksi langkah cuci tangan
terkait staf rumah sakit
pelayanan
kesehatan
16 Pengurangan Tingkat kelengkapan 100% 93,5%
resiko jatuh pengisian asesmen
resiko jatuh pasien
rawat inap

b. Indikator Mutu Rawat Inap di Ruang Cempaka


No. Judul Indikator Standar Capaian
Oktober November
1. Kelengkapan transfer internal 100% 77,8% 83,3%
pasien rawat inap

- J
umlah pasien rawat Inap
yang pindah ruang
perawatan dengan
dokumen lengkap dalam 1
bulan
- S
eluruh pasien Rawat Inap
yang pindah perawatan
dari suatu ruang ke ruang
yang lain dalam 1 bulan

2. Kelengkapan pengisian ≥80% 92,5% 78,6%


assesment awal medis 1x24
jam setelah pasien masuk

- J
umlah assesmen awal

64
medis yang lengkap 1x 24
jam pada pasien baru dalam
satu bulan
- J
umlah pasien baru dalam
satu bulan

3. Kepatuhan dokter DPJP 100% 91,9% 92,1%


terhadap jam visite antara jam
08.00-14.00 WIB

- J
umlah hari DPJP visit
pasien di rawat inap
antara pukul 08.00-14.00
WIB
- T
otal hari DPJP visit dalam
1 bulan

65
4.
3.
2.
1.
cuci tangan
No. Potential Risk/Problem

selesai dipakai ke pasien


Pembersihan/swep alat stetoskop setiap
Pembuangan dan penggantian air oksigen
Petugas melakukan 6 langkah dan 5 momen

Petugas melakukan tindakan memakai APD


1
Sangat Rendah (>5th)

2
b. PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)

Rendah (2-5th)
3
Probability

4
2
2
2
4 Sedang (2-5 th)
Tinggi (4-6x/th)
5

Sangat Tinggi (6-12x/th)


1

66
Tidak ada cidera
2

Cidera ringan
Dampak

1
1
2
1

Cidera Sedang
4

Cidera berat
5

Kematian
1

Peraturan ada, fasilitas ada,


Sistem

dilaksanakan (solid)
2

Peraturan ada, fasilitas ada, tidak


selalu dilaksanakan
3

2
2
2
3

Peraturan ada, fasilitas ada, tidak


dilaksanakan
4

Peraturan ada, fasilitas tidak ada,


tidak dilaksanakan (poor)
5

Tidak ada peraturan


7
5
6
6

3
6
5

12
Score Ranking
5. Kepatuhan memakai APD (handscoon steril) 1 1 1 3 14
pada tindakan ganti balut
6. Kebersihan selang dan bak tampung suction 2 1 1 4 13
setiap habis digunakan
7. Proses pemilahan meletakkan linen kotor di 3 1 2 6 7
ember tampung
8. Petugas membuang benda tajam pada tidak 2 2 2 6 10
safety box
9. Kepatuhan petugas memilah sampah sesuai 3 1 2 6 8
tempatnya
10. Tidak merapikan alat setelah tindakan 3 1 2 6 9
11. Tidak melakukan dekontaminasi TT dan 5 1 2 8 1
kursi roda
12. Pemantauan penggunaan linen bersih sesuai 4 1 2 7 4
rekomendasi FIFO (Fist In Fist Out)
13. Ketersediaan linen selimut bersih mencegah 2 1 1 4 12
infeksi silang
14. Pembuangan masker setelah pemakaian 2 1 2 5 11
15. Pembersihan alat nebulizer setelah dipakai 2 2 2 6 2

Dari daftar masalah yang ada, ditemukan peringkat pertama yaitu tidak melakukan dekontaminasi TT dan kursi roda. Yang kedua
ialah pembersihan alat nebulizer setelah dipakai, dan ketiga adalah pembersihan/swep alat stetoskop setiap selesai dipakai ke pasien.

67
ANALISA SWOT
Komponen Strength Weakness Opportunity Threat
managemen (kekuatan) (kelemahan) (peluang) (ancaman)
Man • Adanya tenaga keperawatan • Masih banyaknya perawat yang • Melanjutkan jenjang • Tuntutan dari
dan non keperawatan : berpendidikan D3 pendidikan S1 dan Profesi Ners pemerintah bahwa perawat
• Ners : 6 • Masih banyaknya perawat yang belum • Menambah ilmu minimal harus berpendidikan
• S2 : 1 mengikuti BCTLS pengetahuan dan sogft skill pada S1 dan Ners
• S1 : 1 • Dari perhitungan kebutuhan tenaga, perawat ruang. • Tuntutan kepegawaian
• D4 : 2 seharusnya dibutuhkan 26 perawat di ruang • Menambahkan tenaga RSUD dr. Loekmono Hadi.
• D3 : 11 Cempaka, sedang hanya ada 20 perawat yang perawat baru di ruang Cempaka • Ketidakefektifan jam
ada. kerja serta tenaga karena
• Adanya tugas dan wewenang kurangnya tenaga perawat
yang jelas Jumlah tenaga keperawatan =
• Karu: 1
• PA: 2 (Jumlah Perawat + Loss Day)
• PA 1: 6 100
• P A 2: 10
• Administrasi: 1 (20 + 5,7)
100

= 25,7

68
Methode a. Model asuhan keperawatan  Timbang terima sudah dilakukan setiap  Bekerja sama dengan Semakin lama waktu rawat
pada ruang Cempaka adalah pergantian jaga, isi timbang terima pemerintah daerah dalam inap pasien
dengan metode keperawatan berupadiagnosa medis, program kolaborasi memperbaiki materi yang
PPJA anjuran dokter & permasalahan, respons belum memadai
b.Inform consent di ruang dan diagnosa keperawatan.
Cempaka sudah dilakukan  Namun terkadang dalam hand over atau  Diskusi atau rapat bersama
sesuai dengan SPO yang ada. operan, perawat sudah dioperkan program dengan kepala ruangan
c. Discharge planning sudah atau rencana yang akan dilakukan pada agar aspirasi dapat
disediakan. pasien, namun kemudian perawat lupa disampaikan ke direksi
d.Pada ruang Cempaka sudah sehingga dioperkan kembali ke perawat
menjalankan pelayanan shift selanjutnya.
kesehatan sesuai SPO yang  Walau sudah didokumentasikan di buku
ada. ataupun catatan, terkadang masih terlewat.
e. Pada ruang Cempaka standar
asuhan keperawatan sudah
optimal dikarenakan perawat
berorientasi pada tindakan
kolaboratif dan tindakan
mandiri keperawatan.
f. Pengelolahan obat sudah
cukup efektif dengan selalu

69
double check
Material • Ruang Cempaka memiliki • Terdapat beberapa alat kesehatan yang Bekerja sama dengan Ketidakefektifan dalam
11 kamar, jumlah Bad 22. rusak, seperti tensi (1), thermometer. pemerintah daerah dalam memberikan asuhan
• Di ruang perawat terdapat • Ubin kamar mandi tidak kasar dan kurang memperbaiki materi yang keperawatan ataupun
banyak buku dokumentasi dibersihkan sehingga membuat ubin licin belum memadai pemeriksaan karena alat
yang digunakan untuk kesehatan yang tidak berfungsi
mempermudah perawat
dalam melaksanakan tugas.
• Terdapat berbagai macam
lembar blanko
• Tersedia 35 alat kesehatan
• Fasilitas untuk tenaga
kesehatan di ruang
Cempaka sudah lengkap
Machine • Tersedianya satu komputer Tidak ditemukan masalah Standar pelayanan yang baik Banyak rumah sakit dengan
untuk membantu perawat mampu diterapkan alat penunjang pelayanan
dalam melakukan entry kesehatan yang sudah lengkap
billing dan data data pasien.
• Terdapat satu buah telepon
sebagai alat komunikasi
dengan pasien
• Satu buah telepon sebagai
alat komunikasi antara
tenaga medis ruangan
dengan tenaga di luar
ruangan.
Mutu • Terdapat standar Kurangnya kepatuhan perawat terhadap • Adanya rencana peningkatan • Tuntutan masyarakat akan
keselamatan pasien sesuai beberapa regulasi standar PPI, seperti mutu program PPI pelayanan yang bermutu

70
permenkes 2011 penempatan linen kotor, cuci tangan 6 langkah • Sosialisasi mengenai • Meningkanya kejadian HAIs
• Adanya Pedoman 5 momen, pembersihan stetoskop, nebulizer kepatuhan dalam di rumah sakit
Pencegahan dan setelah digunakan, serta tidak membersihkan melaksanakan PPI
Pengendalian Infeksi di kursi roda setelah digunakan pasien.
Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
lainnya
• Terdapat komite
pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI)

A. RUMUSAN MASALAH
1. Belum optimalnya metode keperawatan
2. Kurangnya kepatuhan perawat terhadap program PPI
3. Kurangnya tenaga kerja perawat

71
B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Sebelum menentukan prioritas masalah sebaiknya membuat daftar masalah.
Setelah daftar masalah ada, kemudian menentukan prioritas masalah dengan
menggunakan unsur:
1. Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
2. Saverity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
3. Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
4. Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affardability (Af)
Ketersediaan sumber daya

Dari daftar masalah yang muncul kemudian diberikan rentang nilai 1-5, yaitu:
5 : sangat
4 : penting
3 : cukup
2 : kurang
1 : sangat kurang

PRIORITAS MASALAH

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total

Belum optimalnya
1 timbang terima 4 4 5 5 5 23
Kurangnya kepatuhan

2
perawat dalam program 5 3 4 4 4 22
PPI
Kurangnya tenaga kerja
3 perawat 4 3 4 3 4 18

72
BAB IV

PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN


MASALAH, DAN POA

A. PRIORITAS MASALAH

1. Man
Jumlah tenaga keperawatan masih kurang
(Jumlah Perawat + Loss Day)
100
(20 + 5,7)
100
= 25,7
Dibulatkan menjadi 26 perawat
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan sesuai perhitungan di ruang
Cempaka adalah 26 perawat, tetapi tenaga kerja di ruang Cempaka
berjumlah 2 perawat.
Selain itu, perawat juga mengeluh karena untuk shift pagi program
selalu banyak dan tenaga perawat masih kurang dirasa. Sehingga
beban bekerja lebih besar.
2. Material & Machine
Tidak ada masalah.
2. Methode
Penerapan metode asuhan keperawatan tim di ruang Cempaka belum
maksimal pelaksanaannya karena beberapa operan terkadang masih
terlupa ataupun terlewat, sehingga dioperkan kembali ke shift
selanjutnya walau sudah didokumentasikan ataupun dicatat di catatan
masing-masing.
3. Money
Tidak ada masalah.

73
4. Mutu
Kurangnya kepatuhan perawat terhadap program regulasi PPI. Dari
banyaknya masalah dalam list PPI, ditemukan peringkat pertama
masalah di ruangan Cempaka yaitu perawat tidak melakukan
dekontaminasi TT dan kursi roda. Yang kedua ialah tidak melakukan
pembersihan alat nebulizer setelah dipakai, dan ketiga adalah
pembersihan/swep alat stetoskop setiap selesai dipakai ke pasien.

74
D. PLAN OF ACTION
No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Penanggu
ngjawab
1 Belum Mendiskusikan dan menyampaikan kepada Mengupayakan agar Kepala Ruang Minggu ke Tasya
optimalnya kepala ruang serta perawat yang ada terkait belum perawat tidak lupa Cempaka dan 2 alfionita
timbang optimalnya timbang terima yang ada. Disarankan dalam mengoperkan Perawat
terima selain mendokumentasikan operan program di program ataupun Ruang
buku, program-program juga dituliskan di papan melaksanakan program Cempaka
tulis ruang jaga sehingga semua perawat bisa
dengan mudah melihat atau mengecek program.
2 Kurangnya Memberikan sosialisasi tiga besar masalah PPI di Agar perawat patuh Semua Minggu ke Angelia
kepatuhan ruang Cempaka pada seluruh perawat di ruang terhadap program perawat di 2 novita
perawat Cempaka regulasi PPI ruang putrid
terhadap Cempaka
program PPI
3 Kurangnya Mengusulkan penambahan tenaga kerja perawat Terpenuhinya jumlah Kepala ruang Minggu ke Alief
tenaga kerja di ruang Cempaka pada kepala ruang Cempaka perawat yang ideal Cempaka 2 azizah
perawat

75

Anda mungkin juga menyukai