Disusun Oleh
1. Arliza Rozali
2. Fahmi Ahlan
3. Isna Iknima
4. Nurul Holisoh
5. Rezha Andico Pratama P
6. Salsabila Rahmithasari
7. Salsabila Septiaji
8. Witna Hastiti
2022
SATUAN ACARA BERMAIN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangn
walaupun dalam kondisi sakit.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit, anak mamppu :
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda
C. SASARAN
Anak yang dirawat diruang melati
D. MEDIA
Puzzle dan hadiah
E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat,
a. Menyiapkan ruangan ibu dan anak sudah
b. Menyiapkan alat-alat siap.
c. Menyiapkan ibu dan anaknya
A B
B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, tot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
C. Macam- Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan in anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa lat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan in anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cook apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh Melihat gambar di buku/majalah., mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
Kaluas, I., Ismanto, A. Y., & Kundre, R. M. (2015). Perbedaan Terapi Bermain
Puzzle Dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun)
Selama Hospitalisasi Di Ruang Anak RS TK. III. Rw Mongisidi Manado. Jurnal
Keperawatan, 3(2).
Susanti, M. M., & Trianingsih, Y. (2017). Efektivitas Terapi Bermain Play Dough
Dan Puzzle Terhadap Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini
Di Paud Dahlia Godong. The Shine Cahaya Dunia Ners, 2(1).
Handajani, D. O., & Yunita, N. (2019). Apakah Ada Pengaruh Terapi Bermain
Puzzle Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi Di Rs Bhakti Rahayu Surabaya. Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia, 7(3), 198-204.
Oktaviyani, R. D., & Suri, O. I. (2019). Pengaruh terapi bermain puzzle terhadap
perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Jurnal Kesehatan, 10(2), 289841.
Priantiwi, A., Indriyani, P., & Ningtyas, R. (2018). Literature Review: Pengaruh
Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi. Journal
of Nursing and Health, 3(2), 48-58.
Desi Ria Sari. (2017). Perbedaan Pemberian Terapi Bermain Puzzle Dan
Mewarnai Gambar Terhadap Penurunan Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak Usia
Prasekolah Di Ruang Anak RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.
Alfiyanti, Nurlaili. 2010. “Upaya Peningkatan Pikir Anak Melalui Permainan
Edukatif”(Skripsi Progdi PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.