Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI MENYUSUN PUZZLE


DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Oleh

1. Arliza Rozali
2. Fahmi Ahlan
3. Isna Iknima
4. Nurul Holisoh
5. Rezha Andico Pratama P
6. Salsabila Rahmithasari
7. Salsabila Septiaji
8. Witna Hastiti

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI MENYUSUN PUZZLE

Pokok bahasan : Terapi Bermain Menyusun Puzzle


Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Rumah
Sakit dengan Cara Stimulasi Motorik dan Sosial
1. Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
2. Sasaran : Ibu dengan bayi BBLR di Ruang Peristi RSUD Dr.
Soedirman
3. Hari/Tgl : Selasa, 22 November 2022
4. Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman
5. Pelaksana :
1. Arliza Rozali
2. Fahmi Ahlan
3. Isna Iknima
4. Nurul Holisoh
5. Rezha Andico Pratama P
6. Salsabila Rahmithasari
7. Salsabila Septiaji
8. Witna Hastiti

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangn
walaupun dalam kondisi sakit.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit, anak mamppu :
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda
C. SASARAN
Anak yang dirawat diruang melati
D. MEDIA
Puzzle dan hadiah
E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat,
a. Menyiapkan ruangan ibu dan anak sudah
b. Menyiapkan alat-alat siap.
c. Menyiapkan ibu dan anaknya

2 Pembukaan (Orientasi) 5 menit - ibu menjawab


salam
a. Mengucapkan salam
- ibu dan anak
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan ibu maksud dan
tujuan terapi bermain puzzle
3 Kegiatan (Kerja) 20 Menit - Ibu dan anak
memperhatikan
a. Menjelasakan cara bermain
cara bermain
b. Menanyakan kepada anak, - Anak melakukan
terapi bermain
anak mau bermain atau tidak
puzzle.
c. Membagikan permainan
d. Menanyakan perasaan anak
4 Penutup (Terminasi) 5 menit - Anak merasa
senang
a. Menanyakan perasaan anak
- Anak tidak takut
b. Menyampaikan hasil dengan perawat
- Anak merasa
permainan
bergembira
c. Memberikan hadiah pada
anak yang cepat dalam
menyusun puzzle
d. Membagikan hadiah pada
semua anak yang bermain
F. SETTING TEMPAT
Ket :
Ruang Bermain A:
Melati B:

A B

G. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
b. Posisi tempat di Ruang Melati
c. Peserta sepakat untuk mengikuti penyuluhan
d. Puzzle dan hadiah sudah disiapkan
2. Evaluasi Hasil
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
c. Terapi dapat berjalan dengan baik
d. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
e. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
f. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
g. Anak merasa senang
h. Anak tidak takut dengan perawat
i. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
j. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
MATERI TERLAMPIR

“TERAPI BERMAIN PUZZLE”

A. Pengertian Terapi Bermain


Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya nilai pendidikan
yang tinggi (June, 2003). "Bermain" (play) merupakan istilah yang digunakan
secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah
setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, tapa
mempertimbangkan hasil akhir. Untuk alat permainan yang dirancang dengan
baik akan lebih menarik anak dari pada alat permainan yang tidak di desain
dengan baik. Anak TK biasanya menyukai alat permainan dengan bentuk yang
sederhana dan tidak rumit dan berwarna terang. Salah satu contoh permainan yang
menarik yaitu permainan puzzle, karena puzzle anak akan dapat mempelajari
sesuatu yang rumit serta anak akan berpikir bagaimana puzzle ini dapat tersusun
dengan rapi (Alfiyanti, 2010, hlm 17).

B. Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, tot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
C. Macam- Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan in anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa lat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan in anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cook apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh Melihat gambar di buku/majalah., mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

D. Alat Permainan Edukatif (Ape)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dil. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dil.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dil.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dIl. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dil.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan
yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan faraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

F. Bentuk – Bentuk Permainan


1. Usia 0-12 bulan
a. Melatih reflek-reflek ( untuk anak berumur 1 bulan ) , missal menghisap dan
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e.Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 - 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
C. Alat permainan yang terdir dart: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok- balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna.
3. Usia 25 - 36 bulan
Tujuannya adalah;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk.
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 - 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dil.
b. Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Prasekolah
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut.
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membac mengarang,
hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan: permainan keahlian, video, komputer, dll.

G. Manfaat dari Bermain Puzzle.


1. Melatih Memecahkan Masalah
Salah satu manfaat utama dari permainan puzzle adalah meningkat* kemampuan
anak untuk memecahkan masalah. Permainan in membantu anak untuk berpikir
secara berbeda agar dapat menyelesaikan potongan demi potongan puzzle. Selain
itu, puzzle juga dapat membantu anak mencapai tujuan dan memiliki sesuatu yang
dapat dibanggakan, sehingga membuatnya ingin menyelesaikan lebih banyak
puzzle lagi. Hal in juga akan membuat anak lebih tertarik untuk belajar di sekolah.
2. Mengembangkan Kordinasi Mata dan Tangan
Puzzle bagi anak hadir dengan bermacam bentuk, warna dan juga gambar. Hal ini
dibuat untuk membantu anak Anda meningkatkan kordinasi antara tangan dan
mata mereka. Anak akan dilatih untuk meletakkan potongan puzzle dengan bentuk
yang berbeda pada tempat yang tepat. Cara ini dapat membuat anak belajar
melibatkan gerakan dan konsentrasi serta mengenali apa yang terlihat pada waktu
bersamaan.
3. Pengembangan Keterampilan Motorik
Anak-anak diharuskan mengambil sesuatu, membuat garis dan memindah barang
tapa membuatnya rusak, hal in berarti meningkatkan keterampilan motorik
mereka. Bukan hanya melatih gerakan dasar, puzzle juga akan .membantu anak
mengontrol gerakan dan meletakkan sesuatu sesuai tempatnya.
Pengembangan keterampilan motorik in juga akan melatih anak melakukan hal-
hal dasar seperti menulis dan makan dengan baik.
4. Pengembangan Keterampilan Kognitit
Ketika bermain puzzle, anak akan mengenal bentuk dan ukuran serta warna
berbeda pada objek. Hal in akan membantu anak belajar untuk meletakkan segala
sesuatu secara bersamaan dan harmonis, yang secara otomatis membuat
keterampilan kognitif anak terlatih. Permainan ini juga akan membantu anak
dengan dasar-dasar yang diperlukan untuk sekolah dan kehidupannya nanti.
termasuk alfabet, berhitung dan mengenal nama-nama objek.

H. Langkah – Langkah Terapi Bermain Puzzle


1. Leader menielaskan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan dale.
terapi bermain.
2. Leader menjelaskan proses bermain dimana langkah pertama yaitu anak minta
untuk memasang gambar pada kertas asturo yang telah berisi tulisa identitas dari
gambar atau benda tersebut.
3. Langkah kedua : jika anak ada yang tidak dapat menempelkan gambar denga
benar maka puzzle tersebut akan dipindahkan pada teman yang lain sampe anak
dapat melengkapinya dengan benar.
4. Co leader membantu leader untuk menjelaskan prosedur terapi bermai tersebut.
5. Kemudian fasilitator membantu anak yang tidak dapat melakukan trap bermain
tersebut.
6. Observer mengawasi proses terapi bermain dengan menggunakan puzzl
sederhana tersebut.
DAFTAR PISTAKA

Kaluas, I., Ismanto, A. Y., & Kundre, R. M. (2015). Perbedaan Terapi Bermain
Puzzle Dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun)
Selama Hospitalisasi Di Ruang Anak RS TK. III. Rw Mongisidi Manado. Jurnal
Keperawatan, 3(2).
Susanti, M. M., & Trianingsih, Y. (2017). Efektivitas Terapi Bermain Play Dough
Dan Puzzle Terhadap Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini
Di Paud Dahlia Godong. The Shine Cahaya Dunia Ners, 2(1).
Handajani, D. O., & Yunita, N. (2019). Apakah Ada Pengaruh Terapi Bermain
Puzzle Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi Di Rs Bhakti Rahayu Surabaya. Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia, 7(3), 198-204.
Oktaviyani, R. D., & Suri, O. I. (2019). Pengaruh terapi bermain puzzle terhadap
perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Jurnal Kesehatan, 10(2), 289841.
Priantiwi, A., Indriyani, P., & Ningtyas, R. (2018). Literature Review: Pengaruh
Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi. Journal
of Nursing and Health, 3(2), 48-58.
Desi Ria Sari. (2017). Perbedaan Pemberian Terapi Bermain Puzzle Dan
Mewarnai Gambar Terhadap Penurunan Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak Usia
Prasekolah Di Ruang Anak RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.
Alfiyanti, Nurlaili. 2010. “Upaya Peningkatan Pikir Anak Melalui Permainan
Edukatif”(Skripsi Progdi PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai