Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN PADA

ANAK USIA TODDLER (1 – 3 TAHUN)


“Menyusun Puzzle dan Menebak Gambar”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Anita Liliana, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Kelas 06)
1. Adrianie Moenaningsih (20160124)
2. Christine Phatalo (20160122)
3. Desak Putu Ari Safitri (20160054)
4. Gusti Ayu Saraswati (20160106)
5. Hokpitasari Sumartiani (20160062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2021
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Kegiatan : Terapi Bermain pada Anak


Sub Pokok Kegiatan : Terapi bermain puzle dan menebak gambar
Sasaran : Anak usia 1 – 3 tahun
Hari/tanggal : 20 Januari 2021
Waktu : 15 menit (Jam 15.00)
Tempat : Rumah

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama ± 15 menit, anak diharapkan
dapat mengikuti permainan yang melatih perkembangan motorik,
kognitif, serta ketelitian anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain, diharapkan anak mampu:
a. Meningkatkan perkembangan motorik dan kognitif anak.
b. Meningkatkan perkembangan kreativitas anak.
c. Meningkatkan ketelitian anak.
d. Meningkatkan konsentrasi anak.

B. Sub Pokok bahasan


1. Menyusun puzzle
2. Menebak gambar

C. Rencana Kegiatan Terapi


1. Jenis Program Bermain
a. Menyusun puzzle
b. Menebak gambar
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih kemampuan motorik halus anak
b. Melatih kemampuan motorik kasar anak
c. Melatih kemampuan kognitif anak
d. Melatih kemampuan konsentrasi anak
e. Melatih kesabaran, keterampilan dan ketelitian anak.
f. Tidak mengeluarkan banyak energi dan singkat.
g. Mempertimbangkan keamanan anak
h. Didampingi orang tua
3. Karakteristik Peserta
a. Anak usia 1 – 3 tahun
b. Keadaan umum baik
c. Anak kooperatif
d. Jumlah anak 2 – 4 anak
e. Anak dapat duduk
4. Metode
Metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi.
5. Alat-Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan yaitu puzzle dan gambar serta lembar
observasi.
6. Setting Tempat

Pemimpin bermain/ perawat Pemimpin bermain/ perawat

Anak Anak
3 1

Orang Orang
tua Anak tua
Anak 3 2 Anak 1

Orang
tua
Anak 2
D. Tahap Kegiatan
Tahapan Waktu Kegiatan Respon Anak Media
Pendahulua 1 menit 1. Perawat memulai 1. Menjawab Boneka
n terapi bermain dengan salam.
mengucapkan salam. 2. Berkenalan.
2. Memperkenalkan diri. 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dan
kegiatan. mendengarkan.
4. Menyebutkan 4. Memperhatikan
permainan yang akan dan
diberikan. mendengarkan.
Kerja 11 menit 1. Menjelaskan cara 1. Memperhatikan Puzzle,
bermain Menyusun dan gambar
puzzle serta menebak mendengarkan.
gambar. 2. Memperhatikan
2. Mendemonstrasikan 3. Mempraktikkan
menyusun puzzle. menyusun
3. Mempersilahkan anak puzzle.
menyusun puzzle. 4. Bertepuk
4. Memberikan tangan
reinforcement. Bersama-sama.
5. Menunjukan anak 5. Menebak
gambar yang harus gambar yang
ditebak. ditunjuk.
6. Memberikan 6. bertepuk tangan
reinforcement. Bersama-sama.
Penutup 1 menit 1. Memerikan 1. Mengambil Hadiah
reinforcement hadiah
2. Menanyakan perasaan 2. Menjawab yang
3. Mengucapkan salam dirasakan
penutup 3. Mengucapkan
salam penutup

E. Evaluasi
1. Struktur
a. Media dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan.
b. Melakukan kontrak dengan orang tua anak.
c. Menyiapkan peralatan di tempat kegiatan 10 menit sebelum
kegiatan.
2. Proses
a. Pemimpin bermain memimpin acara dari awal hingga akhir
b. Respon anak baik selama proses kegiatan.
c. Anak tampak aktif selama proses kegiatan.
d. Anak tampak mau menyusun puzzle dan menebak gambar dengan
tepat.
e. Keluarga ikut membantu anak selama proses kegiatan.
f. Kegiatan berjalan dengan lancar.
3. Hasil
a. Anak dapat menyusun puzzle dengan benar.
b. Anak dapat menebak gambar dengan tepat.
c. Anak mau mengikuti keagiatan dari awal hingga akhir.
LAMPIRAN
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI BERMAIN
1. PENGERTIAN Aktivitas bermain yang dilakukan pada anak yang
sakit dan dirawat di rumah sakit untuk memfasilitasi
tumbuh dan kembang anak.
2. TUJUAN  Mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, dan
tegang
 Mendistraksi rasa nyeri
 Merelaksasi
 Memfasilitasi ide dan kreatifitas
 Memulihkan perasaan mandiri anak
 Memberi rasa senang
3. INDIKASI  Vital sign stabil 24 jam terakhir untuk terapi
bermain aktif
 Tidak mengantuk
 Tidak merasa lapar
 Anak yang akan menghadapi operasi
 Anak yang akan menghadapi prosedur diagnostik
 Anak yang akan dilakukan tindakan medis atau
keperawatan
 Anak yang merasa takut, cemas, atau nyeri
4. KEBIJAKAN  Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan
perawatan
 Tidak membutuhkan energi yang banyak
 Harus mempertimbangkan keamanan anak
 Melibatkan orangtua
 Tenaga perawat (nurse play spesialist dan
observer) dan ruang khusus bermain ada.
 Kelompok umur sama
 Alat permainan berisiko kecil terhadap infeksi
silang
 Pemisahan penyakit menular dan tidak menular
5. PERSIAPAN  Memberitahu anak dan atau keluarga
PASIEN  Melakukan kontrak waktu
 Pemilihan pasien berdasarkan umur, penyakit, dan
keadaan umum terakhir
 Mempersilahkan anak dan orang tua hadir di ruang
bermain
 Bila tidak ada ruang khusus maka anak dan orang
tua disiapkan di tempat tidur anak
6. PERSIAPAN  Menyiapkan rancangan program bermain yang
ALAT lengkap dan sistematis
 Alat bermain sesuai dengan umur, jenis kelamin,
dan tujuan
7. PROSEDUR A. TAHAP PRA INTERAKSI
PELAKSANAAN 1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak
3. Menyiapkan alat
B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam kepada anak dan keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama masing-masing anak
4. Masing-masing anak diminta saling berkenalan
5. Menanyakan perasaan anak saat itu
6. Menguraikan tujuan kegitan bermain yang
akan dilakukan
7. Bersama kelompok menentukan aturan
permainan
8. Melakukan klarifikasi terhadap penjelasan
yang telah diberikan
C. TAHAP KERJA
1. Menjelaskan cara bermain
2. Mencontohkan pada anak cara bermain
3. Memberikan anak kesempatan bermain
4. Memotivasi keterlibatan anak dan keluarga
5. Memberikan pujian pada anak
D. TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
2. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
3. Kontrak waktu selanjutnya
4. Mengucapkan salam
5. Meminta anak dan orang tua kembali ke
ruangan
6. Menyampaikan hasil terapi bermain ke orang
tua
E. TAHAP DOKUMENTASI
1. Membuat pencatatan kegiatan terapi bermain
yang meliputi : Hari, dan Tanggal, Jam b Jenis
permainan, Peserta/pasien yang mengikuti
terapi bermain, Pelaksanaan terapi bermain,
Hambatan yang terjadi dan solusi yang
dilakukan, dan kesimpulan hasil bermain.
LAMPIRAN MATERI TERAPI BERMAIN

A. Definisi Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
untuk memperoleh kesenangan. Bermain juga dapat didefinisikan sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir
B. Kategori Bermain
1. Bermain aktif yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak
sendiri atau kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.
C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.
D. Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain
terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk
permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa
senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan
lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya
mengendarai sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita todler.
b. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak todler dan pre school. Contoh : bermain balok.
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya, satu sama lain kadang saling
meminjamkan.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki
tujuan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah dan
adolescent.
E. Fungsi Bermain
1 Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan
fisiknya. Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan
pra sekolah melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas
akan membedakan masing-masing usia.
2 Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan).
Perkembangan ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda
disekitarnya baik dalam hal warna, ukuran, dan pentingnya benda
tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3 Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan
semua media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap
lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok.
4 Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok, belajar memberi dan menerima,
belajar benar salah, dan mampu mengenal tanggungjawab.
5 Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6 Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai
harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh:
dapat menerapkan kejujuran.
7 Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.
8 Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar,
bermain peran.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan
kognitif terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal
sementara anak wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.
G. Karakteristik Bermain Sesuai dengan Tahap Perkembangan
1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm),
gantungkan benda yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.
d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.
2. Bayi (2-3 bulan)
a. Visual: buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa
bayi ke ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori: bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam
pertemuan keluarga.
c. Taktil: memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut,
gosok dengan lotion/bedak.
d. Kinetik: jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.
3. Bayi (4-6 bulan)
a. Visual: bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna
terang.
b. Auditori: anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas
kertas didekat telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil: beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.
d. Kinetik: bantu tengkurap, sokong waktu duduk.
4. Bayi (6-9 bulan)
a. Visual: mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri
kertas untuk dirobek-robek.
b. Auditori: panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian
tubuh, beri tahu yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
c. Taktil: meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air
mengalir, berenang.
d. Kinetik: letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk
mengambilnya.
5. Bayi (9-12 bulan)
a. Visual: perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat,
bermain bola, tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori: tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang.
c. Taktil: beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan
hangat.
d. Kinetik: beri mainan yang dapat ditarik dan didorong.

Mainan yang dianjurkan untuk bayi 6-12 bulan:


a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik.
c. Balon, cangkir dan sendok
d. Boneka bayi.
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.
6. Todler (2-3 tahun)
a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.
c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.
d. Perhatiannya singkat.
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.
h. Senang musik/irama.

Mainan untuk toddler:


a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.
b. Alat masak.
c. Malam, lilin.
d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat
dipukul, krayon, kertas.
7. Pra Sekolah (4-5 tahun)
a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.

Mainan untuk pra sekolah:


a. Peralatan rumah tangga.
b. Sepeda roda tiga.
c. Papan tulis/kapur.
d. Lilin, boneka, kertas.
e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
8. Usia Sekolah (6-12 tahun)
a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.
c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”.
e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.

Mainan untuk anak usia sekolah:


a. 6-8 tahun: kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis,
mencatat, sepeda.
b. 8-12 tahun: buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan
tangan, kartu, olah raga bersama, sepeda, sepatu roda.
9. Remaja ( 13-18 tahun)
a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.
b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.
c. Membaca majalah, buku

H. Daftar Pustaka
Kusumaningtyas, D. P. H. & Priastana, I. K. A. (2020). Pengaruh Terapi
Bermain Tebak Gambar untuk Menurunkan Kecemasan pada Pasien
Anak Usia Toddler Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit. Jurnal
Poltekkes Palembang, 15(2).
Rohmah, N. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas
Muhammadiyah Jember.
Sukadana, G., Sukmandari, N. M. A., & Triana, K. Y. (2020). Pengaruh Terapi
Bermain Puzzle Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada
Anak Usia Toddler. Jurnal Caring, 4(1).
Zellawati, A. 2011. Terapi Bermain untuk Mengatasi Permasalahan pada Anak.
Majalah Informatika, 2(3).

Anda mungkin juga menyukai