Anda di halaman 1dari 13

SAP TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA BAYI (0-1 TAHUN)


DENGAN METODE KOMBINASI KERINCINGAN DAN BONEKA

Dosen :
Ns. Fadliyana Ekawati S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.An
Suryati, M.Kep., Sp.Kep.An

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Lian sagita G1B222001


2. Citra Julia Anggraini G1B222006
3. Chantika Septidianti G1B222008
4. Nur Ayu Hijrotun Nikmah G1B222009
5. Rani alfiyyah azzahra G1B222010
6. Anita Sari G1B222033
7. Tania Febria Azizah G1B222035
8. Lendra Apriansyah G1B222041
9. Fajar G1B222046
10. Angel Devania Diwarman G1B222047

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Pada saat anak akan menjalani imunisasi, anak akan
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah,
takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
imunisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada
dilingkungan puskesmas. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan
bermain di puskesmas pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas
anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat
penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit
atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Kerincingan merupakan permainan yang tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan, tetapi juga dapat melatih kemampuan otak. Dimana permainan ini
bertujuan untuk melahtih kerja sama mata dan telinga sehingga dapat
merangsang indra pendengaran dan penglihatan pada anak. Permainan ini akan
membuat anak mengenal sumber asal suara-suara yang berasal dari kerincingan
yang digerakkan.

B. Keuntungan dari terapi bermain


1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
SAP PENYULUHAN DAN TERAPI BERMAIN

A. Judul:
Terapi bermain pada anak usia bayi (0-1 tahun) dengan metode kombinasi
kerincingan dan boneka.
B. Tujuan:
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 1x 40 menit ketakutan anak
terhadap efek hospitalisasi berkurang.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Melatih kerjasama mata dan tangan dengan bermain boneka.
b. Melatih kerjasama mata dan telinga dengan bermain kerincingan.
c. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan dengan
kerincingan.
d. Melatih kepekaan perabaan dengan boneka.
e. Anak tampak senang dan dapat menikmati permainannya
C. Tempat : Puskesmass Pakuan Baru
D. Waktu : Rabu, 14 September 2022
E. Sasaran : Anak usia 0-1 tahun pasien imunisasi yang datang ke puskesmas
Pakuan Baru
F. Metode : Demonstrasi
G. Media : Bola, icik-icik, boneka, balon, dan gambar

H. Pembagian Kelompok
a. Moderator : Rani Alfiyyah Az-zahra
b. Leader : Nur Ayu Hijrotunnikmah
c. Co Leader : Chantika Septidianti
d. Fasiltator : Citra Julia Anggraini, Angel Devania,
Lendra Apriansyah, Lian Sagita,
Tania Febria Azizah
e. Observer : Anita Sari
f. Notulen : Fajar
I. Rencana Pelaksanaan
1. Persiapan:

No Tahap Waktu Kegiatan Respon Media


1. Pembukaan 5 Menit 1. Salam 1. Menjawab Mikrofon,
2. Memperkenalkan 2. Salam speaker.
diri 3. Memperhatika
3. Menjelaskan 4. Memperhatika
4. tujuan 5. Menyetujui
5. Membuat
6. Kontrak
2. Pelaksanaan 30 1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Kerincingan
Menit materi dan dan boneka
2. Melakukan terapi memperhatikan
bermain pada 2. Melaksanakan
anak bayi
3. Penutup 5 Menit 1. Mengevaluasi 1. Menjawab Leaflet
secara verbal pertanyaan
pada keluarga. 2. Mendengarkan
2. Menyimpulkan 3. Menjawab
hasil kegiatan. salam
3. Mengakhiri
kegiatan dengan
salam
2. Proses :
a. Setting Tempat
Kegiatan dilakukan di Puskesmas Pakuan Baru

Keterangan :
a. Observer :
b. Moderator :
c. Penanggung Jawab :
d. Fasilitator :
e. Leader Terapi Bermain :
f. Co Leader :
g. Klien :
h. Keluarga Klien :

4. Pembagian Peran
a. Penanggung Jawab :
Tugas :
i. Membuat Satuan Acara Pengajaran
ii. Bertanggung jawab tehadap semua kegiatan mulai dari awal
sampai akhir kegiatan yang berkaitan dengan terapi bermain.
b. Moderator :
Tugas :
i. Membuka dan menutup acara
ii. Memperkenalkan anggota
c. Leader Terapi Bermain :
Tugas :
i. Memimpin jalannya pelaksanaan kegiatan terapi bermain.
ii. Menjelaskan cara-cara dari terapi bermain yang akan dilaksanakan.
iii. Mengatur jalannya kegiatan
iv. Memimpin kegiatan dengan baik dari awal sampai akhir
v. Menjelaskan tujuan pelaksanaan
d. Co Leader :
Tugas :
i. Membantu Leader dalam pelaksanaan terapi bermain.
ii. Mengkondisikan peserta dan fasilitator.
e. Observer :
Tugas : mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan terapi bermain
mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
f. Fasilitator :
Tugas :
i. Bertanggung jawab tehadap peserta.
ii. Menyediakan alat-alat klien dan peserta.
iii. Memotivasi dan memfasilitasi klien pada saat terapi bermain
berlangsung.
g. Notulen:
Tugas: mencatat data anak yang mengikuti terapi bermain
h. Klien :
Tugas : mengikuti acara terapi
bermain.
i. Keluarga Klien
Tugas : Mendampingi klien saat terapi bermain dan
mendukung jalannya acara bermain.

C. Evaluasi:
Evaluasi Struktural
1. Satuan Acara Pengajaran sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya
kegiatan.
2. Alat dan tempat sudah siap.
3. Perencanaan penentuan terapi bermain yang sesuai dan tepat.
4. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian peran.
5. Terapis dan klien siap.
Evaluasi Proses
1. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
2. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
Evaluasi Hasil
1. 80% kerjasama mata dan tangan anak dapat terlatih.
2. 75 % kerjasama mata dan telinga anak dapat terlatih.
3. 75 % anak dapat mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
4. 80 % anak dapat mengenal sumber asal suara.
5. 80% kepekaan perabaan anak dapat terlatih.
6. 80% keterampilan anak dengan gerakan yang berulang-ulang dapat
terlatih.
7. 100% anak tampak senang dan dapat menikmati permainannya.

LAMPIRAN MATERI TERAPI BERMAIN


A. Definisi Terapi Bermain
Terapi bermain adalah bentuk konseling atau psikoterapi dengan
menggunakan permainan guna mengamati serta mengatasi berbagai masalah
kesehatan mental dan gangguan perilaku. Terapi ini utamanya digunakan untuk
anak-anak berusia 3-12 tahun. Sebab pada usia tersebut, anak-anak cenderung
tak dapat memproses emosinya sendiri maupun menyampaikan apa yang ia
rasakan pada orang tua.

B. Macam-macam Terapi Bermain


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat
dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti
dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak
mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

C. Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok,
lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan :
alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermainan


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

E. Permainan anak usia bayi (0-1 tahun)


Tujuan permainan pada anak usi bayi (0-1 tahun) adalah :
1. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2. Melatih kerjasama mata dan tangan.
3. Melatih kerjasama mata dan telinga.
4. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5. Melatih mengenal sumber asal suara.
6. Melatih kepekaan perabaan.
7. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

F. Alat permainan yang dianjurkan untuk bayi


1. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

G. Kerincingan
Kerincingan merupakan alat yang dapat mengeluarkan suara saat
digoyang-goyangkan. Suara yang muncul dapat bervariasi, tergantung bahan
pembuatan isinya. Mulai dari suara kayu yang bertumbukan, hingga
gemerincing logam. Beberapa mainan kerincingan menggunakan mesin yang
dioperasikan dengan baterai yang dapat memainkan lagu pengantar tidur.
Suara-suara ini akan ditangkap dan dicerna oleh otak bayi sebagai suara khas
yang dikenalnya di kemudian hari.
Cara paling sederhana untuk memainkan kerincingan ini yaitu dengan
memegang kerincingan di depan bayi. Biarkan bayi mengikuti ke mana arah
kerincingan berada. Dengan memindahkan mainan dari satu sisi ke sisi yang
lain, bayi belajar melacak keberadaan obyek secara visual, dan
mengkoordinasikan mata secara bersamaan untuk melihat obyek bergerak.
Manfaat dari kerincingan ini yaitu dapat memancing kemampuan audio-visual,
memperkenalkan jenis-jenis suara pada bayi, mengajarkan sebab-akibat dan
mengembangkan kemampuan motorik
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Rohmah. N. Dan Walid. S. 2009. Bahan Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Diktat Kuliah Keperawatan Anak Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
Rohmah. N. Dkk. 2008. Manajemen Pengelolaan Pasien : Terapi Bermain,
Praktika Senior. Program Pendidikan Profesi Ners. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember.
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC. Jakarta
Wong. D. L., (2004), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai