Anda di halaman 1dari 73

KEPERAWATAN BENCANA

Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J


1. Wound Care in
Disaster Situation
DEFINISI
• Luka a/ terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau proses pembedahan 
• Etiologi :

1. Luka insisi, terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam


2. Luka memar, terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet, terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yg biasanya dengan benda yg tidak tajam
4. Luka tusuk, terjadi akibat adanya benda seperti peluru atau pisau yg masuk ke dlm kulit dgn diameter kecil
5. Luka gores, terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau kawat
6. Luka tembus, yaitu luka yg menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal masuk diameternya kecil tapi
pada bagian ujung lukanya melebar
7. Luka bakar, yaitu luka yg diakibatkan oleh paparan panas, misal api dan bahan kimia
8. Luka gigitan hewan, disebabkan adanya gigitan hewan liar atau piaraan.
1. Pembersihan Luka
Tujuan Pembersihan Luka:
 Meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka
 Menghindari terjadinya infeksi
 Membuang jaringan nekrosis
Langkah-Langkah pembersihan luka yaitu :
a. Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan utk membuang jaringan mati dan benda
asing
b. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati
c. Berikan antiseptic
d. Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi local
e. Bila perlu lakukan penutupan luka.
§ Mengupayakan kondisi
§ Hindari penutupan
lingkungan bersih
primer pada luka
2. Penutupan Luka sehingga proses
terinfeksi dan meradang,
penyembuhan
luka kotor
berlangsung optimal

§ Pertimbangan dlm § Memilih balutan :


menutup dan membalut • Permukaan lembab yg sedang
dan seimbang
3. Pembalutan luka sangat tergantung • Sesuai dengan kondisi luka
pada penilaian kondisi • Manajemen luka yg benar
luka
Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme

Membantu hemostasis

Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk


melakukan debridement luka

Menyangga atau mengencangkan tepi luka

Melindungi klien agar tdk melihat keadaan luka

Tujuan Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka

Sebagai fiksasi dan efek penekanan yg mencegah berkumpulnya


Pembalutan rembesan darah yang menyebabkan hematom

Mempertahankan kelembaban yang tinggi diantara luka dengan balutan.


Klasifikasi Luka Berdasarkan Sifatnya
• Luka Akut : Luka baru terjadi dan pada penyembuhannya sesuai periode waktu yg diharapkan atau sesuai
konsep penyembuhan luka akut, dengan kategori luka akut pembedahan dan luka akut bukan pembedahan.
Prinsip manajemen luka akut :
1. Luka akut mrpkn luka trauma yg biasanya segera mendapat penanganan dan dapat sembuh dengan baik
2. Tidak terjadi komplikasi serta sembuh sesuai konsep proses penyembuhan
3. Re-Epitelisasi terjadi dalam 24-48 jam pertama
4. Tidak melakukan penggantian balutan berulang-ulang

5. Luka operasi dapat dianggap luka akut yang dibuat oleh ahli bedah
6. Contoh : luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury
Lanjutan

Luka kronis : Luka yg proses penyembuhannya mengalami


keterlambatan atau bahkan kegagalan.

Prinsip perawatan luka kronik :


• Pengkajian berkelanjutan
• Persiapan dasar luka
• Prinsip penanganan dengan steril dan bersih
• Peningkatan kualitas hidup pasien
• Pendidikan kesehatan pasien dan keluarga
• Perbaikan aktivitas kesehatan pasien sehari-hari hingga kemampuan optimal
Perawatan Luka Korban Bencana

Jika seseorang mengalami luka akibat bencana, yang pertama harus diperhatikan adalah melihat
jenis lukanya

Selain itu perlu juga menentukan apakah luka tersebut membutuhkan pengobatan khusus dari
tenaga medis atau tidak

Jika luka yang dialami adalah luka tertutup berupa luka lecet atau gores, bagian tubuh yang luka
dapat digerakkan seperti biasa, dan tidak ada nyeri hebat pada luka, kemungkinan besar luka
tersebut dapat diobati sendiri

Meski begitu, luka seperti itu tak boleh dianggap sepele. Perawatan lukanya harus sangat
diperhatikan agar tak terjadi infeksi.
LANJUTAN

Berikut ini yang harus dilakukan segera bila ada luka korban
tsunami:
• Hindarkan luka terkena air dari tsunami. Kondisi air yang kotor sisa tsunami
rentan membawa kuman yang bisa mengakibatkan infeksi
• Sebisa mungkin, segera cari air mengalir yang bersih (misalnya air minum
dalam botol) dan sabun. Lalu cuci luka dengan air mengalir dan sabun.
Bersihkan luka dari pasir atau kotoran lainnya. Bila perlu, gunakan sikat gigi
yang lembut untuk membantu membersihkan luka
• Jika berada dalam lingkungan yang aman dan bersih, luka boleh dibiarkan
terbuka dan sembuh dengan sendirinya.
Jenis luka berikut ini membutuhan
pertolongan khusus tenaga medis:
• Luka terbuka (terlihat jaringan lunak, otot, atau
banyak darah di daerah luka)
• Terdapat kemerahan, bengkak, atau nanah di bagian
tubuh yang mengalami luka
• Bagian tubuh yang mengalami luka sulit digerakkan
karena amat nyeri
• Luka disertai adanya demam tinggi
• Luka disertai adanya kaku otot atau kejang otot
LANJUTAN • Terdapat sesak napas, berdebar-debar, atau gangguan
kesadaran.
Pertolongan Pertama
• Cegah infeksi pada luka: Untuk mencegah infeksi pada luka, orang yang akan merawat luka harus mencuci tangannya dengan air
bersih dan sabun terlebih dahulu. Jika tak ada air bersih, Anda bisa menggunakan hand sanitizer. Sebisa mungkin, hindari menyentuh
luka terbuka dengan tangan

• Hentikan perdarahan pada luka : Lihat dengan saksama, apakah darah terus menerus mengalir pada luka tersebut. Jika ya, carilah
kain pembalut luka (perban) atau kain bersih lainnya. Selanjutnya, letakkan perban pada daerah luka dan tekan bagian tersebut
dengan tangan selama setidaknya 3-5 menit terus menerus untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu, amati apakah perdarahannya
sudah berhenti. Jika belum, lakukan hal yang sama selama lima menit lagi. Begitu seterusnya.

• Cegah tetanus: Untuk mencegah tetanus, nantinya tim medis akan memberikan vaksinasi dan imunoglobulin antitetanus. Namun
sebelum itu dilakukan, hal yang tak kalah penting untuk mencegah tetanus adalah dengan mencuci luka dengan air mengalir dan
sabun. Alirkan air (misalnya air minum) ke daerah luka, lalu secara lembut dan perlahan, gosok luka dengan air dan sabun hingga tak
ada kotoran menempel pada luka.

• Tutup luka dengan perban tahan air (waterproof) : Jika yakin bahwa luka bisa dibersihkan dengan optimal, maka luka sebaiknya
ditutup setelah pencucian luka selesai. Idealnya, luka ditutup dengan perban tahan air. Namun jika ini tak tersedia, sementara waktu
bisa juga luka ditutup dengan plastik yang bersih. Namun demikian, jika tak semua kotoran di daerah luka bisa dibersihkan, justru
sebaiknya luka tak ditutup. Penutupan luka justru akan ”menjebak” bakteri untuk berkembang biak di daerah luka.

• Konsumsi obat anti nyeri: Jika rasa nyeri pada luka mulai terasa mengganggu, boleh mengonsumsi untuk membantu meredakan
nyeri. Obat antinyeri yang dijual bebas - misalnya parasetamol – bisa menjadi pilihan.
Penanganan Luka pada Situasi Bencana

Pencegahan Risiko Situasi Darurat – Risk Emergency Situation


• (A) Rencana persiapan dan manajemen perawatan luka (B), (C),
(D), (E)
• Langkah Evaluasi (F)
• Kolaborasi multidisiplin (G)
Pencegahan Risiko Situasi Darurat

• Fase pertama difokuskan pada pencegahan risiko situasi darurat


sebelum melakukan manajemen perawatan luka.
• Kode A – Airway and Manajement (Bersihkan jalan napas dan
manajemen ABC – Airway Breathing Sirkulasi).
• Lakukan Survey Primer
• Apabila Kode A selesai, lanjutkan pengkajian sekunder.
Persiapan perencanaan dan manajemen perawatan
luka
• Tahap kedua a/ rencana persiapan dan prosedur perawatan luka yg memiliki 4 tahap
tugas, yaitu Kode B, C, D dan E yg efisien dan bermanfaat utk mengukur kondisi luka
dan proses penyembuhan luka, serta utk meminimalkan risiko infeksi
• Kode B – base line wound assessment (pengkajian luka utama)
• Dalam kondisi bencana luka akut setidaknya harus dikaji setiap 48 jam utk melihat
perkembangan penyembuhan luka dan mengevaluasi hasil dari dressing yang digunakan
• Hasil pengkajian harus dilaporkan dan didokumentasikan meliputi karakteristik luka,
termasuk lokasi, bentuk, ukuran, kedalaman, tepi, undermining (destruksi jaringan yg
terjadi dibawah kulit) dan tunneling (saluran dari suatu luka yg menghubungkan
subcutan atau otot), karakteristik jaringan nekrotik, karakteristik drainase atau eksudat,
warna kulit disekitarnya, edema jaringan perifer dan indurasi dan adanya jaringan
granulasi dan epitelisasi.
LANJUTAN
• Kode C – Cleaning - Pembersihan Luka
 Irigasi yg tepat (menuangkan cairan ke luka) dapat secara signifikan menurunkan risiko
infeksi
 Cairan pembersih haruskan cairan mudah digunakan dan non sitotoksik seperti normal
saline atau air keran. Membuang jaringan mati atau benda asing, jika tdk dpt menghindari
infeksi maka harus lakukan debridement
• Kode D - Dressing dan Dokumentasi
 Luka yg dirawat dengan dressing modern dan aplikasi penyerap cairan dari penyerapan
moderate sampai banyak seperti hidrokoloid, calcium alginate, zinc cream, foam
 Dokumentasi utk penilaian luka harus menjadi bagian dari kebijakan dan prosedur.
LANJUTAN
• Kode E - Evaluasi dan Transfer
Fase ini adalah kondisi unik tentang evakuasi, transfer antra triase dan
mengirim pasien setelah luka dibalut
Pasien akan dikirim ke 3 pilihan yaitu antara basecamp, posko rumah sakit
atau RSUD
Manajemen ABC harus dilakukan sebelum transport pasien.
LANJUTAN
• Evaluasi : Evaluasi penggantian balutan luka atau perawatan lanjutan adalah fase yang sangat
penting antara 3 hingga 5 hari karena merupakan pergantian dari proses inflamasi ke tahap
proliferasi.
Kode F - Follow Up
• Follow up care atau re evaluasi adalah proses utk melihat perkembangan atau dampak dari
balutan topical yang diberikan
• Perawat luka menggunakan skor indicator performance utk mengevaluasi dan menilai
perkembangan pasien terhadap outcame pasien dalam kerangka tujuan
• Pengkajian ulang luka dan pengkajian adanya inflamasi atau infeksi yg persistent adalah
focus dari evaluasi yang menunjukkan bahwa luka membaik atau memburuk
• Jika infeksi terjadi dan penggunaan balutan topical tdk tepat diiindikasikan dengan adanya
kegagalan perkembangan penyembuhan luka, maka rujuk pasien ke rumah sakit.
LANJUTAN

• Kolaborasi
 Pendekatan kolaborasi interprofesional atau multidisipin selama perawatan sejak awal
hingga fase rehabilitasi yg kurang lebih akan membutuhkan waktu 0-3 minggu akan
membantu utk menyelamatkan nyawa pasien dan mencegah dari kerusakan atau cidera
lebih lanjut
 Pasien luka akan dikirim ke RS utk memperoleh perawatan intensif.

Kode G - Kolaborasi dan Pendekatan Multidisiplin


 Jika luka bertambah buruk dan terinfeksi, surgical debridement dan antibiotic sistemik
sangat dibutuhkan utk mengatasi infeksi secara signifikan.
 Buatlah rujukan segera apabila menemukan luka yg membutuhkan perawatan lebih
kepada praktisi yg lebih terampil dan memiliki pengetahuan lebih.
2. Penanganan Pertama psikologis
dan kesehatan Jiwa

3. Perawatan psikologis
PROSES AWAL PSIKOSIS (EARLY PSYCHOSIS)
Risiko/
Early 15-25 tahun
Sehat ODMK (Heinssen, et al,
(Psikosos) Detection 2014)

Stresor
Bio Gejala Duration
Early
Untreated Psychosis Skizofrenia
Psiko Prodroma Psychosis Psychosis
Sos
PROMPT KURASI KURASI
PROMOSI PREVENSI TREATMEN & &
T REHAB REHAB
MASALAH PSIKOSOSIAL
AKIBAT BENCANA
• MASALAH KESWA:
Ansietas
Depressi
PTSD
Gangguan Jiwa

• DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Ansietas
Risiko Bunuh Diri
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Harga diri rendah (situasional)
PTSD
TANDA DAN GEJALA
ANSIETAS

• SAKIT KEPALA
• SUSAH TIDUR
• TIDAK NAFSU MAKAN
• GEMETARAN
• GELISAH
• SUKAR KONSENTRASI

• SUKAR MEMUTUSKAN
• MERASA TIDAK AMAN
PTSD (setelah 1 bulan bencana)
• Masalah/gangguan pada fisik dan psikologis sebagai akibat dari kejadian yang
menekan atau mengancam kehidupan, yaitu:
bencana alam
perang
kekerasan fisik, seksual dan emosional,
kecelakaan
semua kejadian yang membuat seseorang merasa tertekan, putus asa dan merasa dirinya
dalam bahaya

(National Institute for Clinical Excellence,2005)


FAKTOR RESIKO PTSD

• Mengalami bencana
• Melihat orang lain terluka atau meninggal,
• Perasaan tertekan, tidak berdaya dan ketakutan yang amat sangat,
• Menghadapi banyak kejadian traumatis, seperti kehilangan anggota
keluarga, kehilangan rumah atau pekerjaan
• Memiliki masalah kesehatan
FAKTOR RESILIENSI

• Mencari dukungan dari orang lain


• Memiliki support group setelah kejadian
traumatis
• Memiliki strategi koping yang efektif
• Bertindak dan berespon secara efektif
• Keyakinan / agama
TANDA DAN GEJALA

• Re-Experiencing Symptoms
1
• Avoidance Symptoms
3
• Hyperarousal Symptoms
2
TANDA DAN GEJALA

1. Merasakan kembali peristiwa traumatik tersebut  (Re-Experiencing Symptoms)


Secara berkelanjutan memiliki pikiran atau ingatan yang tidak menyenangkan mengenai peristiwa
traumatik tersebut (Frequently having upsetting thoughts or memories about a traumatic event).
Mengalami mimpi buruk yang terus menerus berulang (Having recurrent nightmares).
Bertindak atau merasakan seakan-akan peristiwa traumatik tersebut akan terulang kembali,
terkadang ini disebut sebagai "flashback" (Acting or feeling as though the traumatic event were
happening again, sometimes called a "flashback").
Memiliki perasaan menderita yang kuat ketika teringat kembali peristiwa traumatik tersebut
(Having very strong feelings of distress when reminded of the traumatic event).
Terjadi respon fisikal, seperti jantung berdetak kencang  atau berkeringat ketika teringat akan
peristiwa traumatik tersebut (Being physically responsive, such as experiencing a surge in your heart
rate or sweating, to reminders of the traumatic event).
TANDA DAN GEJALA

2. Menghindar (Avoidance Symptoms)


Berusaha keras untuk menghindari pikiran, perasaan atau pembicaraan mengenai peristiwa traumatik tersebut
(Making an effort to avoid thoughts, feelings, or conversations about the traumatic event).
Berusaha keras untuk menghindari tempat atau orang-orang yang dapat mengingatkan kembali akan peristiwa
traumatik tersebut (Making an effort to avoid places or people that remind you of the traumatic event).
Sulit untuk mengingat kembali bagian penting dari peristiwa traumatik tersebut (Having a difficult time
remembering important parts of the traumatic event).
Kehilangan ketertarikan atas aktifitas positif yang penting (A loss of interest in important, once positive, activities).
Merasa "jauh" atau seperti ada jarak dengan orang lain (Feeling distant from others).
Mengalami kesulitan untuk merasakan perasaan-perasaan positif, seperti kesenangan / kebahagiaan atau cinta /
kasih sayang ( Experiencing difficulties having positive feelings, such as happiness or love).
Merasakan seakan-akan hidup anda seperti terputus ditengah-tengah - anda tidak berharap untuk dapat kembali
menjalani hidup dengan normal, menikah dan memiliki karir  (Feeling as though your life may be cut short - you
don’t expect to live a normal life span, get married, have a career).
TANDA DAN GEJALA

3. Waspada (Hyperarousal Symptoms)


Sulit untuk tidur atau tidur tapi dengan gelisah (Having a difficult time falling or
staying asleep).
Mudah / lekas marah atau meledak-ledak (Feeling more irritable or having outbursts
of anger).
Memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi (Having difficulty concentrating).
Selalu merasa seperti sedang diawasi atau merasa seakan-akan bahaya mengincar di
setiap sudut "Feeling constantly "on guard" or like danger is lurking around every
corner".
Menjadi gelisah, tidak tenang, atau mudah "terpicu" / sangat "waspada" (Being
"jumpy" or easily startled).
STRATEGI PENANGGULANGAN
DAMPAK PSIKOSOSIAL PADA
BENCANA
STRATEGI
PENANGANAN

• Kegiatan di Tempat Pengungsian


• Kegiatan di barak pengungsian pengganti rumah tempat
tinggal
 Kegiatan di rumah atau kembali ke desa
STRATEGI PENANGANAN
MASALAH KESWA PENGUNGSI

DSSJ&KKJ

BARAK KEMBALI
PENGUNG PENGGANTI KE
SIAN TEMPAT KAMPUNG/
TINGGAL DESA
DSSJ&KKJ
KEGIATAN DI
PENGUNGSIAN

KELOMPOK BESAR (SELURUH PENGUNGSI)

KELOMPOK KECIL

INDIVIDU/KELUARGA
KEGIATAN DI BARAK
PENGGANTI RUMAH

DESA SIAGA SEHAT JIWA

KADER KESEHATAN JIWA

MASYARAKAT SEHAT JIWA


KEGIATAN KESEHATAN JIWA
DI DESA
PELAYANAN KESEHATAN JIWA KAB/KOTA

PELAYANAN KESWA PUSKESMAS

DESA SIAGA SEHAT JIWA

KADER KESWA

KELUARGA-INDIVIDU
TEKNIK PENANGGULANGAN
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA
BENCANA
FAKTOR
PENYEIMBANG

1. Persepsi Realistis
2. Koping
3. Sistem Pendukung
PERTOLONGAN PERTAMA PSIKOLOGIS
(WHO, 2011)

KEGIATAN
LOOK : Obsevasi, Perhatikan

3L LISTEN : Dengarkan Curhatannya

LINK : Rujuk Pelayanan Kesehatan, Hubungkan dengan orang yang


dicintai, Hubungkan dengan Dukungan sosil
PERTOLONGAN PERTAMA
KESEHATAN JIWA

• A : Dekati, Kaji dan Bantu pada situasi krisis


• L : Dengarkan tanpa stigma
• G : Beri Dukungan dan Informasi
• E : Dukung untuk mendapatkan bantuan profesional
• E : Berikan dukungan lain yang diperlukan
(https: //mhfa.com.au/research/mhfa-australia-course-development, dalam WFMH,
2015)
DKJPS: KEPERAWATAN
JIWA

• PENDEKATAN KELOMPOK BESAR

• PENDEKATAN KELOMPOK KECIL

• PENDEKATAN KELUARGA & INDIVIDU


MANAJEMEN STRESS

GANGGUAN
MENTAL STRES
EMOSIONA
L
S
HASIL RISET

30% - 60% orang yang sakit mengalami stres

Stres merupakan penyebab penyakit

Berpikir positif kekebalan


STRES
Stres adalah perubahan hidup yang
memerlukan penyesuaian

Realita kehidupan setiap hari


Disebabkan oleh perubahan
 negatif
 positif
• Memerlukan adaptasi
Adaptif
Maladaptif
RESPONS TERHADAP PERUBAHAN

1. Mengingkari “itu tidak mungkin” “saya tidak percaya”

2. Marah “Dokter yang salah”

3. Tawar “seandainya saya hati-hati”


menawar “kalaulah saya tidak……………”

4. Depresi “tidak ada harapan lagi”

5. Menerima “apa yang harus saya lakukan?”


Proses Stres - Adaptasi
STRESOR
Stimulus/perub
ahan kehidupan
Stres/masalah
STRES

Upaya/cara
penyelesaian
KOPING

Selesai/tidak
ADAPTASI
Sumber Stres (Stressor)
1. Lingkungan: Cuaca, Hubungan antar manusia, Suara , Peraturan

2. Fisik : Tumbuh & Kembang


Proses menua
Proses penakit
Gizi buruk

3. Pikiran : Persepsi terhadap masalah


Prakiraan yang akan datang
Pengalaman yang lalu
PROSES PENYIMPANGAN BERPIKIR

Yang menciptakan respons emosional anda bukanlah


peristiwa yang negatif, tetap persepsi dan pikiran anda
tentang peristiwa

Peristiwa external Peristiwa internal


(di luar kontrol anda) (dalam kontrol anda)

Pikiran anda:
Tindakan
“Itu tidak adil!”
orang lain
“Persetan!”
“Saya tidak terima”

Perilaku:
Anda mengusir orang itu, Emosi:
meninggalkan dengan dingin, Marah, frustasi, takut,
merencanakan balas dendam merasa bersalah
SLOGAN
“ BOLEH TINGGAL DI
PENGUNGSIAN
TAPI
TETAP SEHAT”
3. CARA MENGATASI STRES
• Self Assessment

• Manajemen
Fisik
Pikiran
Sosial
Spiritual

• Latihan
SELF ASSESSMENT:
Self Reported Question

Latihan Assessment
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN

1.Anak 4 sd 10 tahun : SDQ


2.Anak 11 sd 17 tahun : SDQ
3.DEWASA : SRQ
4.LANSIA : GDS
MANAJEMEN STRES

Coba cek tanda dan gejala yang kita


rasakan
Pilih cara yang sesuai:
◦Cara Fisik
◦Cara pikiran
◦Cara lingkungan
◦Cara Spiritual
PENDEKATAN KELOMPOK BESAR:
Manajemen Stres

FISIK

LINGKUNGAN PIKIRAN

SPIRITUAL SOSIAL
CARA FISIK MENANGANI STRES

Relaksasi Latihan
Progresif Nafas
RELAKSASI OTOT
PROGRESIF

• Mata dan kening • Tangan ditekuk


• Pipi digembungkan • Tangan mendorong pintu
• Pipi dikempotkan • Nafas dada
• Mulut nyengir • Nafas perut
• Mulut mencucu • Punggung kayang
• Dagu tunduk ke dada • Bokong menjepit kertas
• Bahu diangkat menyentuh • Telapak kaki ditarik kearah badan
telinga • Telapak kaki menjauhi badan
CARA PIKIRAN MENANGANI
STRES

Hipnosis Lima Jari


Stop Berpikir
(10 ribu kali berpikir sehari)
Berpikir Positif
LATIHAN HIPNOTIS LIMA JARI

1. Tarik Nafas Dalam beberapa kali sampai rilek


2. Tutup Mata dengan nafas biasa
3. Kosongkan Pikiran
4. Jempol Dengan Telunjuk
Bayangkan saat badan sehat dan tidak ada gangguan apapun. Terasa segar dan kuat
Itu saja yang dibayangkan bukan yang lain

5. Jempol Dengan Jari Tengah


Bayangkan orang yang saudara sayangi dan sangat perhatian pada saudara. Bayangkan betapa
mereka peduli pada saudara
Itu saja yang dibayangkan bukan yang lain
LATIHAN HIPNOTIS LIMA JARI

6. Jempol Dengan Jari Manis


Bayangkan saat saudara mendapat pujian atau saudara mendapat prestasi.
Bayangkan betapa senangnya saudara
Itu saja yang dibayangkan bukan yang lain
7. Jempol Dengan Jari Kelingking
Bayangkan saudara berada ditempat yang saudara sukai. Misalnya di
pinggir pantai dipagi hari. Saudara sedang berada disana dan saudara
sangat senang
Itu saja yang dibayangkan bukan yang lain
8. Tarik Nafas Dalam dan Buka Mata
PENGHENTIAN PIKIRAN (STOP
BERPIKIR)

1. Buat Daftar Pikiran Yang Mengganggu dan Pilih Yang Paling Mengganggu
2. Tarik Nafas Dalam beberapa kali sampai rilek
3. Tutup Mata dengan nafas biasa
4. Kosongkan Pikiran
5. Saatnya memikirkan pikiran yang mengganggu yang telah dipilih sampai
hitungan 5
6. Katakan Stop pada hitungan 5
7. Tarik Nafas Dalam dan Buka Mata
8. Evaluasi Apa Yang muncul dalam Pikiran (biasanya Pikiran Positif)
CARA LINGKUNGAN
MENANGANI STRES

• Lingkungan Sosial
Saling menyapa, memuji dan membangun harapan
Bekerjasama dalam kelompok untuk kebaikan
tinggal di pengungsian
• Lingkungan Fisik
Cuci tangan (hand hygiene)
Buang sampah pada tempatnya
Kebersihan bersama
CARA SPIRITUAL
MENANGANI STRES

• Ibadah sendiri

• Ibadah berkelompok
UPAYA KELUARGA
MENGATASI STRES
1. Mencari dukungan sosial
– teman, keluarga
2. Reframing
– pikirkan ulang masalah
3. Mencari dukungan spiritual
– kegiatan ibadah
4. Menggerakkan keluarga
– mencari sumber di luar keluarga
5. Menangani secara pasif
– olahraga, belanja, hobi
HASIL MANAJEMEN STRES

Cara diatas dapat mengatasi stress tetapi


sumber masalah mungkin belum selesai
Lakukan langkah berikut:
1.Identifikasi penyebab stres
2.Identifikasi beberapa cara
3.Pilih dan laksanakan
4.Evaluasi
HASIL/ADAPTASI

1. Semua respons adaptif menghasilkan


keseimbangan
2. Adaptasi secara total: bio – psiko – sos – spitual
3. Adaptasi perlu waktu
4. Kemampuan adaptasi berbeda
5. Respons adaptif memerlukan tenaga
PENDEKATAN
KELOMPOK KECIL

• DEWASA
• LANSIA
• REMAJA
• ANAK
DEWASA
Bercakap-cakap tentang :
perasaan,
harapan,
keinginan,
hal positif yang masih dapat disyukuri

Kelompok dukungan sosial


membangun harapan masa depan yang realistis.
LANSIA

Bercakap-cakap :
tentang perasaan,
berikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan di pengungsian,
berbagi pengalaman masa lalu yang sukses,
lakukan pendampingan untuk masalah dan kebutuhan lansia

Lansia merupakan kelompok yang butuh


perhatian dan rentan
REMAJA

• Olah raga
• Musik, tari, bernyanyi
• Menulis
• Aktivitas sosial
• Latihan membangun percaya diri
dan harga diri.
ANAK

• Bermain
• Menggambar
• Musik, Bernyanyi, Menari
• Berceritra
• Olah raga
• Pemutarn film kartun atau
film anak-anak.
PENDEKATAN
KELUARGA & INDIVIDU

• Kehilangan
• Penyakit fisik
• Penyakit jiwa
SUAMI - ISTRI
MEMBANGUN KELUARGA YANG HARMONIS

• KOMUNIKASI TERBUKA
• SALING MENGHARGAI (VIP)
• SALING MENOLONG
• BERUBAH BUKAN MERUBAH
• BERPIKIR POSITIF
• PEDULI
• SETIA
TERIMAKASIH
Email: riskanasution@unja.ac.id
IG: @rizkaamalya & @pedulijiwa.id

Anda mungkin juga menyukai