Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SIMULASI TERAPI BERMAIN SENSORY PLAY


DENGAN MEDIA AGAR-AGAR PADA ANAK
BALITA (1-3 TAHUN) DI RUANGAN ANAK
RSUD Dr. RASIDIN PADANG

OLEH :

KELOMPOK K KELOMPOK L
1. Ainul Basri 1. Bayu Wandira
2. Cintia Febrita Ngadia Wati 2. Elsa Novriyanti
3. Indah Wijayanti 3. Fitri Diana
4. Nadiva Salma HWE 4. Ihsyara Hafifah
5. Resti Rahma Putri 5. Nanang Arief. R
6. Tiara Armelia 6. Lara Amfionita
7. Sindy Febri
Lasari

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. VELGA YAZIA, M. Kep) (Ns. SANTI MUCHLIS, S. KEP)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Sensory

Play Media Agar-agar

Tempat : RSUD Dr. Rasidin Padang

Hari/tanggal : Kamis, 15 Desember 2022

Jam : 08.45-09.00 WIB s/d selesai

Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi NERS STIKes

Mercubaktijaya Padang Sasaran : Anak Usia (1 – 3 Tahun )

A. Latar Belakang.
Aktivitas bermain merupakan salah satu simulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat dirumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan,
namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami
anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi). Dan relaksasi melalui kesengannya
melakukan permainan. Tujuan bermain dirumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres. Bermain sangat penting
bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atau anak dirumah sakit (Wong, 2009).

Anak pada usia balita dapat memainkan sesuatu dengan


tangannya serta senang bermain dengan hal-hal yang baru, oleh
karena itu sensory play dengan media agar-agar yang di buat dengan
warna yang menarik dapat melatih kepekaan indra anak, salah
satunya melatih indra peraba melalui bermain agar-agar karena agar-
agar memiliki tekstur yang kenyal dan berbeda dengan benda-benda
yang biasa di sentuh anak. Bermain sensory dengan media agar-agar
juga dapat melatih motorik halus, di mana di dalam agar-agar
tersebut dapat di masukkan beberapa mainan kecil berbentuk hewan,
buah-buahan, karakter dan lainnya, sehingga pada saat anak
memainkannya, anak akan mengambil mainan yang terpendam dari
dalam agar-agar tersebut. Oleh karena itu bermain dengan agar-agar
dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan kepekaan indra anak
dan melatih motorik halus anak, sensory play juga dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Sensory play agar-agar
dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak.

Secara psikologis mengambarkan bahwa selama anak bermain


dengan sesuatu yang menggunakan media yang bertekstur seperti
agar-agar akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena itu
sangat penting kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia balita dengan sensory
play media agar-agar.
B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stres karena penyakit
dan dirawat.
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
5. Untuk melatih kepekaan indra pada anak.
6. Untukn melatih motorik halus anak.

C. Metode dan Media

a. Metode

Menggunakan mainan kecil karakter hewan yang di masukkan ke dalam agar-


agar dan anak bertugas untuk menyelamatkan hewan yang terpendam di
dalam agar-agar tesebut.

b. Media

 Agar-agar
 Mainan kecil dengan karakter hewan

D. KEGIATAN PENYULUHAN

1. Topik Kegiatan : Terapi Bermain Motory Sensory Media Agar-agar


2. Sasaran : Anak Usia Balita (1 – 3 tahun)
3. Metode : Demonstrasi
4. Media dan Alat : Agar-agar, Mainan katakter hewan
5. Tempat : Di RSUD Dr. Rasidin Padang
6. Waktu : 09.00 s/d selesai
E. SKETSA TEMPAT

Keterangan :

: Pemimpin bermain

: Observer

: Fasilitator

: Anak

: orang tua
F. PENGORGANISASIAN

a) Leader : Nadiva Salma HWE


b) Co- Leader : Cintia Febrita Ngadia Wati
c) Fasilitator : Indah Wijayanti,Tiara Armelia, Ainul Basri
d) Observer : Resti Rahma Putri

G. PEMBAGIAN TUGAS

1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi permainan
d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas:
a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Sebagai role model selama kegiatan
H. PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahap/
No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
Waktu
1. Pra Interaksi Pembukaan :
1. Membuka kegiatan Menjawab salam
(5 Menit)
dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dari terapi bermain
4. Kontrak waktu anak Memperhatikan
dan orang tua
2. Penyampaian Pelaksanaan :
materi dan
demonstrasi 1. Menjelaskan tata cara Memperhatikan
pelaksanaan terapi
(20 Menit) bermain sensory play
media agar-agar pada
anak. Bertanya
2. Memberikan
kesempatan kepada
anak untuk bertanya
jika belum jelas Antusias saat menerima media
3. Membagikan media yang di siapkan
yang telah di siapkan
pada anak Mulai memainkan permainan
4. Fasilitator
mendampingi anak Menjawab pertanyaan
dan memberikan
motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada Mendengarkan
anak apakah telah
selesai bermain.
6. Memberitahu anak
bahwa waktu yang Memperhatikan
diberikan telah
selesai
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
berhasil menyelamat
kan hewan yang
terpendam dari dalam
agar-agar.
3. penutup Evaluasi :
1. Memotivasi anak Menceritakan
(5 Menit) untuk menyebutkan apa
yang dipermainkan.
2. Mengumumkan nama Menyimak
anak yang dapat
menyelamatkan semua
hewan yang tependam
dalam agar-agar.
3. Membagikan reward Gembira
kepada seluruh peserta
4 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi Mendengarkan
dan pujian kepada
seluruh anak yang telah
mengikuti program
terapi bermain
2. Mengucapkan terima Mendengarkan
kasih kepada anak dan
orang tua
3. Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup

I. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruangan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan bermain
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk melakukan permainan

3. Kriteria Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian bermain
Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus
bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan,
jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan
yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaik
dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak
dengan optimal (COLIN et al., 2020).
2. Manfaat Bermain di Rumah Sakit
a. Membantu anak merasa lebih aman di lingkungan yang asing
b. Membantu mengurangi stres akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah
c. Alat untuk melepaskan ketegangan dan ungkapan perasaan
d. Meningkatkan interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang
lain
e. Sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat
f. Sebagai alat untuk mencapai tujuan terapeutik
g. Menempatkan anak pada peran aktif dan memberi kesempatan pada anak untuk
menentukan pilihan.
3. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
Terapi bermain yang dilaksanakan di rumah sakit tetap harus memperhatikan kondisi
kesehatan anak. Beberapa prinsip permainan pada anak dirumah sakit yaitu:
a. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan
pada anak.
b. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.
c. Pilihlah jenis permainan yang tidak melelahkan anak
d. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak, pilih alat permainan yang
aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk berlari-lari dan
bergerak secara berlebihan
e. Melibatkan orang tua saat anak bermain merupakan satu hal yang harus diingat.

4. Permainan Sensory Play Media Agar-Agar


a. Defenisi

Sensory play adalah  sensory play adalah permainan yang dapat memberikan


stimulasi pada kelima indera anak. Bisa hanya satu indera saja, bisa juga lebih dari satu indera
melalui sebuah sensory play.

b. Manfaat
1. Membantu perkembangan kognitif anak
Jean Piaget, seorang ahli psikologi perkembangan anak, menyebutkan bahwa anak
membutuhkan stimulasi dan pengalaman untuk mendukung perkembangan
kognitifnya. Melalui sensory play, anak akan mendapat berbagai informasi baru
yang kemudian akan ia simpan di dalam otaknya untuk dipakai lagi di kemudian
hari. Ketika anak bermain sensory play, stimulasi yang ia dapat akan membantu
membentuk jaringan yang menghubungkan sel-sel otak anak sehingga salah satu
fungsi sensory play adalah meningkatkan perkembangan kognitif anak.
2. Membantu anak belajar untuk fokus
Sensory play adalah permainan anak yang bermanfaat untuk otak anak membangun
koneksi dari informasi sensori yang didapat dan belajar memilah informasi mana
yang berguna dan mana yang tidak. Sebagai contoh, melalui sensory play Si Kecil
akan belajar memilah suara yang tidak penting dan tetap fokus dengan aktivitas
bermain yang sedang ia lakukan.
3. Membantu perkembangan motorik halus dan motorik kasar
Sensory play seringkali melibatkan kemampuan koordinasi otot kecil, atau motorik
halus anak. Misalnya aktivitas menuang, menjumput, meremas, dan lain sebagainya.
Kemampuan motorik halus ini nantinya akan dibutuhkan anak untuk melakukan
berbagai aktivitas, seperti menulis, menggunting, memasang kancing baju,
memegang sendok dan garpu saat makan dan lain-lain. Saat bermain anak juga akan
menggerakkan tubuhnya sehingga motorik kasarnya pun akan turut bekerja.
4. Aktivitas yang dapat membuat anak tenang
Fungsi sensory play adalah membantu Si Kecil menyalurkan rasa bosan atau resah
dan membuatnya lebih tenang. Misalnya, bermain pasir, neras, atau bermain
gelembung sabun maupun bermain air akan mengalihkan perhatian anak dari hal
yang membuatnya kesal dan membantunya menjadi lebih tenang. Ada banyak
manfaat manfaat sensory play beras. Karena itu, Anda bisa mengajak anak bermain
dengan benda sensory play tersebut.
5. Mendorong kemampuan berpikir secara ilmiah dan memecahkan masalah
Melalui sensory play, anak akan mengekplorasi dan bereksperimen secara sederhana
sehingga saat anak bermain ia akan belajar berpikir secara ilmiah, melihat sebab
akibat, dan memecahkan masalah. Misalnya, bagaimana supaya pasir yang ia cetak
bisa tidak hancur saat dikeluarkan dari cetakan, bagaimana ia bisa memindahkan air
dari satu tempat ke tempat lainnya, dan lain sebagainya.

Tentunya manfaat sensory play masih banyak lagi ya, Moms. Misalnya
mengembangkan kemampuan sosial anak saat anak bermain sensory play dengan
anak lainnya, dan mengembangkan kemampuan bahasa anak. Moms, yuk pastikan Si
Kecil selalu mendapat kesempatan bermain agar tumbuh kembangnya berjalan
optimal dan ia grow happy
DAFTAR PUSTAKA

COLIN, V., KERAMAN, B., MAYDINAR, D. D., & ECA, E. (2020). Pengaruh Terapi Bermain
(Skill Play) Permainan Ular Tangga Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalankan
Perawatan Pada Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Edelweist Rsud Dr. M Yunus
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 8(1), 111–116.
https://doi.org/10.37676/jnph.v8i1.1008

Fauziddin. M. 2017. Penerapan Belajar Melalui Bermain Balok Dalam Meningkatkan Motoroik
Halus Anak Usia Dini. Jurnal Care Vol. 5 (1)/ Juli. Universitas PGRI Madiun.

Anda mungkin juga menyukai