A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bermain merupakan aktivitas utama bagi anak. Bermain bagi anak merupakan
media belajar dan kegiatan yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat
tertentu atau tidak). Bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di dalam anak
yang sedang berkembang dan tumbuh. Permainan memungkinkan anak mempraktikan
kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dengan cara
yang santai dan menyenangkan. Dengan bermain anak mengenali kelebihan dan
kekurangan dirinya. Bahkan ketika anak sakit aktivitas bermain tetap menjadi
kegiatan yang menyenangkan. Namun permasalahannya ketika anak sakit dan harus
dirawat di rumah sakit seringkali fasilitas di rumah sakit tidak cukup mendukung
dilakukan kegiatan bermain di rumah sakit. Sehingga seringkali periode adaptasi
hospitalisasi memanjang. Periode adaptasi bagi anak sakit yang sedang dirawat
dirumah sakit dapat diperpendek dengan beberapa teknik, antara lain family centered
care, atraumatik care, dan terapi bermain.
Beberapa tindakan telah banyak direkomendasikan untuk meminimalkan dampak
hospitalisasi, namun sampai saat ini namun sampai saat ini yang paling banyak
digunakan dan diyakinin paling efektif adalah dengan terapi bermain. Aktivitas
bermain memerlukan energi, walaupun demikian, bukan berarti anak tidak perlu
bermain pada saat sedang sakit. Pada saat anak sakit ia akan mengalami stres yang
diakibatkan oleh nyeri, perlukaan, perpisahan dengan kelompok, pembatasan
aktivitas, dan lingkungan yang asing. Berbagai dampak negatif saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit dapat terjadi, antara lain anak akan kehilangan kontrol, rewel,
menangis, tidak kooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap perkembangan
(regresi). Dampak negatif ini dapat diminimalkan atau bahkan dapat dicegah melalui
upaya mempertahankan fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
aktifitas bermain (Supartini, 2004).
Jenis permainan yang akan disediakan oleh fasilitator adalah permainan
puzzel. Mainan edukatif puzzel biasanya terdiri dari beberapa bagian warna dan
bentuk yang diacak, kemudian anak akan menyusun sesuai dengan bentuk
semua. Melalui mainan ini, anak bisa melatih kemampuan motorik, kemampuan
kognitif, pengetahuan akan warna, bentuk, dan ukuran. Menyusun bagian-
bagian terpisah adalah cara yang bagus bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan. Selain itu anak juga bisa belajar tentang konsep lebih besar dan
lebih kecil.
Keuntungan aktivitas bermain yang dilakukan pada anak yang dirawat di rumah
sakit antara lain:
a. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dengan perawat, karena
dengan melaksanakan kegiatan bermain perawat mempunyai kesempatan untuk
membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan keluarganya.
Bermain merupakan alat komunikasi yang efektif antara perawat dan klien
b. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak
c. Permainan anak di rumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas, takut, sedih, tegang, dan nyeri
d. Permainan yang terapiutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mempunyai tingkah laku yang positif
e. Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi
secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya
(Supartini, 2004).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalalisasi pada anak di ruang anak akut RSUP Dr.
M.Djamil Padang
b. Tujuan Khusus
1) Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
2) Mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif
3) Mengembangkan pengetahuan akan warna dan bentuk
4) Mengembangkan imajinasi pada anak
5) Memberikan kesenangan dan kepuasan
B. RENCANA KEGIATAN
1. Jenis Kegiatan : Kegiatan menyusun stacker
2. Hari/Tanggal : Rabu/ 16 Maret 2022
3. Waktu Pelaksanaan : 13.00 s/d selesai
4. Tempat Pelaksanaan : Ruang Anak Akut RSUP Dr. M.Djamil Padang
5. Kelompok Usia : Balita
6. Alat Yang Digunakan : Stacker
7. Prosedur Bermain
1) Fasilitator memperlihatkan kondisi stacker sebelum susuan stacker diacak
2) Fasilitator membongkar susuan stacker
3) Anak menyusun stacker mulai dari bagian terbesar dibawah
4) Kemudian meneruskan penyusunan stacker dengan urutan semakin keatas
semakin kecil
5) Anak menyusun sembari memperhatikan warna dan ukuran stacker
6) Permainan selesai ketika anak sudah mencapai pagiam terpuncak, yaitu
sususan terakhir yang paling kecil.
8. Peserta :