Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEPERAWATAN ANAK

“TERAPI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA SEKOLAH”

DISUSUN OLEH:

1. Tri Zulfiandi
2. Mella Mardison Putri
3. Ruwi Donalia Triandika Sari
4. Melania Yantika

DOSEN FASILITATOR :

Ns. Agnita Utami, M.Kep., Sp. Kep. An

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2022
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE

1. Definisi Terapi Bermain

Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia
sekolah 6-14 tahun, dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai
menjadi tingkah laku yang diharapkan. Pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan
prinsip terapi bermain bagi anak dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh
bertantangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada anak,permainan yang
tidak membutuhkan energi, singkat dan sederhana,permainan harus mempertimbangkan
keinginan anak (Inggrith, et.al, 2015).

Terapi bermain diharapkan mampu menghilangkan batasan, hambatan dalam


diri,stress,frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah tingkah
laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan nak yang sering
diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerja sama selama masa
perawatan, bermain adalah unsur yang penting untuk perkembanga anak baik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreatifitas dan sosial, bermain juga merupakan aktivitas
dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif.bermain menjadi media terapi yang baik bagi anak-
anak untuk mengembangkan potensi kreativitas dari anak-anak itu sendiri.untuk
mengurangi kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi dapat dilakukan
diantaranya dengan terapi bermain.jenis bermain yang cocok untuk anak usia sekolah
(6-14 tahun) permainan yang dapat mengembangkan dan membedakan koordinasi
motorik kasar dan halus dalam mengontrol emosi (Menyusun Alfabet) (Inggrith, et.al,
2015).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Terapi Bermain

1
Menurut Green (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dirumah sakit
yaitu:

a. Faktor predisposisi : Faktor predisposisi adalah hal yang menjadi rasional atau
motivasi berperilaku diantaranya.

- Pengetahuan : Aktifitas bermain yang dilakukan perawat diruangan untuk


menimimalkan dampak hospitalisasi dimulai dari domain kognitif .

- Sikap : Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan

b. Faktor pendukung : Faktor pendukung merupakan sesuatu yang memfalitasi


seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diingin kan seperti kondisi
lingkungan ada atau tidaknya sarana atau fasilitas kesehatan dan kemampuan sember-
sember masyarakat serta program-program yang mendukung untuk terbentuknya suatu
tindakan.

c. Faktor pendorong : Faktor pendorong merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk menerima umpan balik yang positifatau negatif yang
meliputi support social (Heri& Intan, 2017).

3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Aktivitas Bermain

Adapun hal-hal diperhatikan dalam aktivitas bermain adalah:

a. Ekstra energy : Untuk bermain diperlukan ektra senergi, bermain memerlukan energi
yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai

b. Waktu : Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal,selain itu anak juga mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat-alat permainan

c. Alat permainan : Untuk bermain diperlukan yang sesuai dengan umur dan
perkembangan anak contoh untuk anak usia prasekolah permainan yang cocok
digunakan yaitu menyusu menyusun alphabet.

2
d. Ruangan untuk bermain : Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan
khusus untuk bermain

e. Pengetahuan cara bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri meniru
teman-temannya atau diberitahukan oleh orang tua.

f. Teman bermain : Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman bermain
apakah itu saudaranya, orang tuanya atau temannya (Heri & Intan, 2017).

PADA ANAK USIA SEKOLAH (6-14 TAHUN)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
(TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZLE)

3
a. Pokok Bahasan : Mencocokan Puzzle
b. Hari/Tanggal : Kamis/ 20-10-2022
c. Waktu Pertemuan : 11.30 WIB
d. Sasaran : Anak berusia 6-14Tahun
e. Target : Mampu menyusun puzzle dengan terstruktur

1. Latar Belakang

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-14 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan
sistem penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak mampu
belajar dengan baik, proses belajar pada masa prasekolah adalah dengan cara bermain.
Kemampuan kognitif dalam proses pembelajaran, anak lebih sering menggunakan
permainan yang menyenangkan agak anak dapat mengeksplor kreativitasnya dengan
cara belajar sambil bermain (Oktaviyani & Suri, 2019). Hospitalisasi adalah suatu
proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk
tinggal di rumah sakit. Lingkungan dan orang-orang asing. Berbagai dampak
kecemasan akibat hospitalisasi yang dialami oleh anak usia prasekolah, akan beresiko
mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses penyembuhan (Pratiwi
& Deswita, 2013).

Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia 6-14
tahun, dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah
laku yang diharapkan.pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan prinsip terapi
bermain bagi anak dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh bertantangan dengan
pengobatan yang sedang dijalankan pada anak,permainan yang tidak membutuhkan
energi, singkat dan sederhana, permainan harus mempertimbangkan keinginan anak
(Inggrith, et.al, 2015). Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit
adalah agar anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan,
agar dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi anak, agar anak dapat mengembangkan

4
kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat dan agar anak dapat beradaptasi
secara efektif dengan lingkungan yang baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak
karena hospitalisasi dapat berkurang karena terapi bermain tersebut.

Tujuan bermain puzzle pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun


mengembangkan imajinasi anak. Sebagai suatu aktivitas yang memberikan stimulus
dalam kemampuan keterampilan, kognitif dan afektif sehingga anak akan selalu
mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental
sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh
inovatif.

Alasan kelompok kami mengadakan terapi kelompok bermain pada anak usia
sekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan
kelompok kami mengadakanterapi bermain menyusun gambar pada usia sekolah adalah
untuk mengembangkan motorik halus,intelektual, keterampilan kognitif dan
kemampuan berbahasa, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimaiinasi
serta sudah lebih kooperatif untuk di ajak bermain.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6-14 tahun)
selama kurang lebih 45 menit diharapkan anak dapat mengekspresikan perasaaannya
dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang
normal atau sehat.

2) Tujuan Khusus

1. Dapat menambah wawasannya


2. Dapat merangsang imajinasi anak

5
3. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak
4. Dapat merangsang rasa kreatif anak
5. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya

3. Metoda :
- Demontrasi
- Bermain Bersama
- Mendengarkan tanggapan anak
4. Media
Menggunakan persiapan alat yaitu alat permainan puzzle.
5. Waktu dan Tempat
Jam 11.30 WIB, di ruangan bermain di ruang Talasemia RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
6. Pengorganisasian

Leader : Mella Mardison Putri

Co.Leader : Tri Zulfiandi

Moderator : Ruwi Donalia Triandika

Fasilitator 1 : Semua Anggota Kelompok

Observer 1 : Melania Yantika

7. Setting Tempat:

6
Keterangan:
: Leader
: Co leader

: Peserta

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

8. Kegiatan Terapi Bermain

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 11.30 – 11.45 Persiapan (Pra Interaksi) Menjawab salam,
Persiapan Pasien Mendengarkan dan
(15 Menit) 1. Anak dan orang tua menyimak penjelasan
diberitahu tujuan bermain. tentang terapi bermain yang
2. Melakukan kontrak waktu dilakukan. Anak
dan tempat pelaksanaan. bersemangat saat melakukan
3. Mengecek kesiapan dan pembukaan untuk dilakukan
kondisi anak untuk terapi bermain
bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
4. Bermain dapat dilakukan
di tempat tidur anak atau

7
duduk/disesuaikan dengan
kondisi anak.
Persiapan Peralatan

1. Menyiapkan alat dan


bahan yang diperlukan
seperti Puzzle.
2. Mencek kembali
kelengkapan peralatan
yang akan dipergunakan.
2. 11.45 -11.50 Pembukaan (Orientasi) Anak dan keluarga
1. Co leader membuka dan menjawab salam, anaksaling
(5 menit) mengucapkan salam berkenalan, anak, dan
3. Memperkenalkan keluarga
diri memperhatikan serta
Memperkenalkan mendengarkan perawatan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak satu
persatu dan anak saling
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak
6. Mempersilahkan leader
3
11.50 -12.15 Kegiatan Bermain Anak dan keluarga
(25 menit) memperhatikan penjelasan
1. Leader menjelaskan cara
Perawat, anak melakukan
bermain
kegiatan yang diberikan
2. Menanyakan pada anak, anak
oleh perawat, anak dan
mau bermain atau tidak
keluarga memberikan
3. Membagikan permainan
respon yang baik, anak
4. Leader, co-leader, dan
dan keluarga tampak

8
fasilitator memotivasi anak semangat dan bergembira
5. Observer mengobservasi saat melakukan terapi
anak bermain.
6. Menanyakan perasaan anak

4
12.15 -12.20 Penutup Selesai bermain, anak dan
(5 menit) keluarga mengungkapkan
1. Leader menghentikan
perasaan, mendengarkan
permainan
perawat, mengeluarkan
2. Menanyakan perasaan anak
ekspresi bahagia ketika
3. Menyampaikan hasil
diberikan hadiah dan
permainan
menjawab salam.
4. Memberikan hadiah pada
anak yang cepat dalam
menyusun puzzle
5. Membagikan hadiah pada
semua anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan anak

7. Co leader menutup acara

8. Mengucapkan salam

9. Uraian Tugas

1) Leader

 Mengkoordinasi seluruh kegiatan


 Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi
 Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.

2) Co Leader

9
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas

3) Moderator

 Membuka penyuluhan
 Memperkenalan diri dan kelompok
 Memberitahu pokok bahasan kepada peserta.
 Kontrak waktu dengan peserta terapi bermain.
 Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
 Mempersilakan leader untuk menyampaikan cara bermain.
 Menutup terapi bermain.

4) Fasilitator

 Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
 Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan

5) Observer

 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
10. Pelaksanaan Terapi Bermain Puzzle
Pelaksanaan bermain dengan anak thalasemia adalah :
a. Semua perlengkapan dan peralatan dipersiapkan yaitu Puzzle.

10
b. Target anak yang akan diajak bermain dikumpulkan di ruang terapi bermain dan
dampingi oleh anggota keluarga.
c. Leader berdiri di depan dan mengatur posisi klien.
d. Leader dengan mengucapkan salam, dilanjutkan perkenalan dari masing-masing
anggota kelompok dan perkenalan dari adik-adik yang akan di ajak bermain
menyusun Puzzle.
e. Leader menjelaskan cara bermain menyusun Puzzle yaitu setiap anak mendapat
satu pasang gambar yang akan mereka pasang, dimana setiap menempel gambar
akan di acakgambarnya. Gambar harus tersusun sesuai dengan gambar yang
sebelumnya dan diberi waktu untuk menyusun puzzle adalah 25 menit.
f. Fasilitator memberikan satu gambar kemasing-masing anak dan memberikan
motivasi kepada anak untuk menyusun Puzzle.
g. Bagi yang sudah selesai duluan dalam menyusun Puzzle mengacungkan jari dan
menganjurkan kepada masing- masing anak untuk menebak gambar yang telah
disusun.Kemudian di berikan hadiah.
h. Leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain.
i. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program bermain.
j. Observer mengobservasi perilaku peserta selama kegiatan terkait dengan tujuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, N. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas Muhammadiyah Jember iv


+ 78 halaman; A4. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Mintorogo, J. M., Adib, A., Wijayanti, A. Perancangan Media Interaktif Pengenalan


Alphabet Berbasis Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia 2-4 Tahun. Program
Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra,
Surabaya. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

http://digilib.iainkendari.ac.id/231/3/BAB%20II.pdf di akses pada tanggal 09 November


2021, pukul 21.35 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai