DISUSUN OLEH:
1. Tri Zulfiandi
2. Mella Mardison Putri
3. Ruwi Donalia Triandika Sari
4. Melania Yantika
DOSEN FASILITATOR :
Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia
sekolah 6-14 tahun, dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai
menjadi tingkah laku yang diharapkan. Pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan
prinsip terapi bermain bagi anak dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh
bertantangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada anak,permainan yang
tidak membutuhkan energi, singkat dan sederhana,permainan harus mempertimbangkan
keinginan anak (Inggrith, et.al, 2015).
1
Menurut Green (2010) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dirumah sakit
yaitu:
a. Faktor predisposisi : Faktor predisposisi adalah hal yang menjadi rasional atau
motivasi berperilaku diantaranya.
c. Faktor pendorong : Faktor pendorong merupakan akibat dari tindakan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk menerima umpan balik yang positifatau negatif yang
meliputi support social (Heri& Intan, 2017).
a. Ekstra energy : Untuk bermain diperlukan ektra senergi, bermain memerlukan energi
yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai
b. Waktu : Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal,selain itu anak juga mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat-alat permainan
c. Alat permainan : Untuk bermain diperlukan yang sesuai dengan umur dan
perkembangan anak contoh untuk anak usia prasekolah permainan yang cocok
digunakan yaitu menyusu menyusun alphabet.
2
d. Ruangan untuk bermain : Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan
khusus untuk bermain
e. Pengetahuan cara bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri meniru
teman-temannya atau diberitahukan oleh orang tua.
f. Teman bermain : Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman bermain
apakah itu saudaranya, orang tuanya atau temannya (Heri & Intan, 2017).
3
a. Pokok Bahasan : Mencocokan Puzzle
b. Hari/Tanggal : Kamis/ 20-10-2022
c. Waktu Pertemuan : 11.30 WIB
d. Sasaran : Anak berusia 6-14Tahun
e. Target : Mampu menyusun puzzle dengan terstruktur
1. Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-14 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan
sistem penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak mampu
belajar dengan baik, proses belajar pada masa prasekolah adalah dengan cara bermain.
Kemampuan kognitif dalam proses pembelajaran, anak lebih sering menggunakan
permainan yang menyenangkan agak anak dapat mengeksplor kreativitasnya dengan
cara belajar sambil bermain (Oktaviyani & Suri, 2019). Hospitalisasi adalah suatu
proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk
tinggal di rumah sakit. Lingkungan dan orang-orang asing. Berbagai dampak
kecemasan akibat hospitalisasi yang dialami oleh anak usia prasekolah, akan beresiko
mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses penyembuhan (Pratiwi
& Deswita, 2013).
Terapi bermain adalah suatu proses penyembuhan dengan metode bermain yang
digunakan pada anak yang mempunyai masalah emosi,khususnya pada anak usia 6-14
tahun, dengan tujuan mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah
laku yang diharapkan.pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai dengan prinsip terapi
bermain bagi anak dirumah sakit yaitu permainan tidak boleh bertantangan dengan
pengobatan yang sedang dijalankan pada anak,permainan yang tidak membutuhkan
energi, singkat dan sederhana, permainan harus mempertimbangkan keinginan anak
(Inggrith, et.al, 2015). Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit
adalah agar anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan,
agar dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi anak, agar anak dapat mengembangkan
4
kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat dan agar anak dapat beradaptasi
secara efektif dengan lingkungan yang baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak
karena hospitalisasi dapat berkurang karena terapi bermain tersebut.
Alasan kelompok kami mengadakan terapi kelompok bermain pada anak usia
sekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan
kelompok kami mengadakanterapi bermain menyusun gambar pada usia sekolah adalah
untuk mengembangkan motorik halus,intelektual, keterampilan kognitif dan
kemampuan berbahasa, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimaiinasi
serta sudah lebih kooperatif untuk di ajak bermain.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia sekolah (6-14 tahun)
selama kurang lebih 45 menit diharapkan anak dapat mengekspresikan perasaaannya
dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang
normal atau sehat.
2) Tujuan Khusus
5
3. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak
4. Dapat merangsang rasa kreatif anak
5. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya
3. Metoda :
- Demontrasi
- Bermain Bersama
- Mendengarkan tanggapan anak
4. Media
Menggunakan persiapan alat yaitu alat permainan puzzle.
5. Waktu dan Tempat
Jam 11.30 WIB, di ruangan bermain di ruang Talasemia RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
6. Pengorganisasian
7. Setting Tempat:
6
Keterangan:
: Leader
: Co leader
: Peserta
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
7
duduk/disesuaikan dengan
kondisi anak.
Persiapan Peralatan
8
fasilitator memotivasi anak semangat dan bergembira
5. Observer mengobservasi saat melakukan terapi
anak bermain.
6. Menanyakan perasaan anak
4
12.15 -12.20 Penutup Selesai bermain, anak dan
(5 menit) keluarga mengungkapkan
1. Leader menghentikan
perasaan, mendengarkan
permainan
perawat, mengeluarkan
2. Menanyakan perasaan anak
ekspresi bahagia ketika
3. Menyampaikan hasil
diberikan hadiah dan
permainan
menjawab salam.
4. Memberikan hadiah pada
anak yang cepat dalam
menyusun puzzle
5. Membagikan hadiah pada
semua anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan anak
8. Mengucapkan salam
9. Uraian Tugas
1) Leader
2) Co Leader
9
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Moderator
Membuka penyuluhan
Memperkenalan diri dan kelompok
Memberitahu pokok bahasan kepada peserta.
Kontrak waktu dengan peserta terapi bermain.
Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
Mempersilakan leader untuk menyampaikan cara bermain.
Menutup terapi bermain.
4) Fasilitator
Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan
5) Observer
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
10. Pelaksanaan Terapi Bermain Puzzle
Pelaksanaan bermain dengan anak thalasemia adalah :
a. Semua perlengkapan dan peralatan dipersiapkan yaitu Puzzle.
10
b. Target anak yang akan diajak bermain dikumpulkan di ruang terapi bermain dan
dampingi oleh anggota keluarga.
c. Leader berdiri di depan dan mengatur posisi klien.
d. Leader dengan mengucapkan salam, dilanjutkan perkenalan dari masing-masing
anggota kelompok dan perkenalan dari adik-adik yang akan di ajak bermain
menyusun Puzzle.
e. Leader menjelaskan cara bermain menyusun Puzzle yaitu setiap anak mendapat
satu pasang gambar yang akan mereka pasang, dimana setiap menempel gambar
akan di acakgambarnya. Gambar harus tersusun sesuai dengan gambar yang
sebelumnya dan diberi waktu untuk menyusun puzzle adalah 25 menit.
f. Fasilitator memberikan satu gambar kemasing-masing anak dan memberikan
motivasi kepada anak untuk menyusun Puzzle.
g. Bagi yang sudah selesai duluan dalam menyusun Puzzle mengacungkan jari dan
menganjurkan kepada masing- masing anak untuk menebak gambar yang telah
disusun.Kemudian di berikan hadiah.
h. Leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain.
i. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program bermain.
j. Observer mengobservasi perilaku peserta selama kegiatan terkait dengan tujuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12