Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Posyandu

A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ´Pelayanan kesehatan terpadu(yandu)


adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yangdilaksanakan di suatu wilayah
kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai
kelurahan, RW, dansebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)´. Konsep
Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksudmeliputi
keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara,
aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10). Posyandu adalah wadah
pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing
petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan. 2012) Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar
yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
(Cessnasari. 2005).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI.
2006 ). Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti
halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 2009).
2.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggaraan posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2006) :

a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita, dan angka kelahiran.
b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
d. Meningkatkan kemampuan masyrakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
e. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1
tahun), anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (Pasangan
Usia Subur)

2.3 Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

Ibu : Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas,


Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,
Imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan
Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari
kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas


Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita.
Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui
status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan
posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik
pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:


a. Berat badan naik :

Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan
bertamabah ke pita warna diatasnya.

b. Berat badan tidak naik :

Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

c. Berat badan dibawah garis merah

Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau
PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

2. Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB,


dan suntik KB.

3. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah

a) BCG untuk mencegah penyakit TBC.


b) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
c) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
d) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat
untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan
gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan
tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh
kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

5. Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan


rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare
oleh kader posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132).

2.4 Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan posyandu antara lain : (Menurut Ambarwati, 2009), yaitu
sebagai berikut :

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun


b. Anak balita usia 1-5 tahun
c. Ibu hamil
d. Ibu menyusui
e. Ibu nifas
f. Wanita usia subur

2.5 Indikator Posyandu

Menurut Ambarwati (2009), indikator posyandu meliputi :

a. Frekuensi penimbangan pertahun


Seharusnya kegiatan ini dilakukan tiap bulan (12x/tahun). Tapi kenyataanya tidak
semua posyandu berfungsi seetiap bulan, maka diambil batasan 8x/tahun. Rawan apabila
frekuensi penimbangan <8x/tahun.

b. Rata-rata jumlah kader tugas pada hari “H” posyandu

Baik, bila jumlah kader 5 orang, sedangkan kurang, bila jumlah kader <5 orang.

c. Cakupan D/S

Baik jika D/S mencapai 50% sedangkan kurang jika D/S mencapai <50% (Belum
mantap)

2.6 Jenis-jenis Posyandu

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006, Posyandu secara
umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :1.

1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang
dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu,
disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan
utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari
kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya.

2.7 Penyelenggaraan Posyandu

a. Pelaksanaan kegiatan

Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat
dibawah bimbingan puskesmas.

b. Pengelola posyandu

Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK,
tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah
tersebut.

2.8 Kegiatan Pokok Posyandu

a. Perbaikan gizi
Kader Posyandu dan petugas kesehatan yang terkait bertugas melakukan perbaikan gizi
berdasarkan hasil pencatatan di Kartu Menuju Sehat (KMS) Bayi, Balita dan ibu hamil
berupa penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, makanan sehat, kurang darah
(anemia), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Vitamin A, pemanfaatan
pekarangan, dan penyuluhan pemberian makanan tambahn (PMT) dan pemberian
Vitamin A dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi yang membutuhkan (Depkes
RI 2006).
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kader dan petugas kesehatan bertugas melakukan pemantauan kesehatan terhadap
kehamilan, kelahiran dan tumbuh kembang balita melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) serta memberikan pelayanan kesehatan berupa imunisasi, pemberian tablet zat
besi, vitamin A, pemeriksaan kehamilan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan lain sesuai
masalah yang tengah dihadapi di masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak.
c. Keluarga Berencana (KB)
Tugas Kader dan petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan mengenai KB
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan KB berupa pemberian pil maupun
suntikan serta konseling KB (Hermawan, 2007).
d. Imunisasi
Kader Posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki atau yang termasuk
sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan memberikan peyuluhan mengenai
imunisasi sedangkan mengenai pemberian imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan.
Pemantauan imunisasi harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program,
supervisor dan petugas vaksinasi (Notoatmodjo 2003).
e. Penanggulangan penyakit Diare (P2 Diare)
Menurut Depkes RI (2006) bahwa kader dan petugas kesehatan bertugas untuk
memberikan penyuluhan mengenai diare terutama tentang penggunaan oralit dan larutan
gula garam dan pelayanan pemberian bubuk Oralit bagi yang mengalami diare.

2.9 Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan Posyandu

Menurut Mubarak (2009) berikut ini pelayanan kesehatan yang terdapat diposyandu.

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita


a. Penimbangan bulanan

Penimbangan untuk nenantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan scara


khusus terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak meningkat
sesuai umurnya (kenaikan berat badan kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang
kurva berat badannya berada di bawah garis merah KMS (Ekasari, 2008).
b. Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang
c. Imunisasi bayi 3-14 bulan

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit tau hanya mengalami skait ringan.
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x dan
campak 1x pada bayi.

d. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare


e. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
f. Deteksi dini tumbuh kembang dan identifikasi penyakit

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik


seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan
dan penambahan kemampuan (Skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini
terjadi secara sinkron pada setiap indivisu. Banyak hal yang dilakukan petugas
kesehatan dan kader posyandu dalam mendeteksi tumbuh kembang, seperti yang
dapat dilakukan oleh kader yaitu penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar kepada dan lingkar lengan. Adapu tiga jenis deteksi dini tumbuh
kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan
jaringan dan tidak boleh dilakukan kader atara lain :

1. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui atau


menemukan status gizi kurang atau buruk mikrosefali
2. Deteksi dini penimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (Ambarwati, 2009)
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
d. Imunisasi TT untuk ibu hamil
e. Penyuluhan kesehatan dan KB
3. Pemberian alat kontrasepsi KB
4. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
5. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
6. Pertolongan pertama untuk kecelakaan
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Ri. (2006). Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ambarawati. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Nuha Medika

Hermawan, D (2007). Posyandu Mendesak Direvitalisasi, Jurnal Keluarga; Informasi dan


kependudukan

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehan Masyarakat : Prinsip-prinsip Dasar Posyandu. Jakarta:


PT. Rineka Cipta

Mubarak, W.I. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai