TINJAUAN TEORI
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar
untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI.
2006 ). Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti
halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 2009).
2.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Secara umum tujuan penyelenggaraan posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2006) :
a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita, dan angka kelahiran.
b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
d. Meningkatkan kemampuan masyrakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
e. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1
tahun), anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (Pasangan
Usia Subur)
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
penanggulangan diare.
Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan
Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari
kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.
Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan
bertamabah ke pita warna diatasnya.
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau
PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat
untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan
gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa memberikan penyuluhan
tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh
kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).
5. Penanggulangan diare
Sasaran dalam pelayanan posyandu antara lain : (Menurut Ambarwati, 2009), yaitu
sebagai berikut :
Baik, bila jumlah kader 5 orang, sedangkan kurang, bila jumlah kader <5 orang.
c. Cakupan D/S
Baik jika D/S mencapai 50% sedangkan kurang jika D/S mencapai <50% (Belum
mantap)
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006, Posyandu secara
umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :1.
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang
dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu,
disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan
utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari
kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya.
a. Pelaksanaan kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat
dibawah bimbingan puskesmas.
b. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK,
tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah
tersebut.
a. Perbaikan gizi
Kader Posyandu dan petugas kesehatan yang terkait bertugas melakukan perbaikan gizi
berdasarkan hasil pencatatan di Kartu Menuju Sehat (KMS) Bayi, Balita dan ibu hamil
berupa penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, makanan sehat, kurang darah
(anemia), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Vitamin A, pemanfaatan
pekarangan, dan penyuluhan pemberian makanan tambahn (PMT) dan pemberian
Vitamin A dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi yang membutuhkan (Depkes
RI 2006).
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kader dan petugas kesehatan bertugas melakukan pemantauan kesehatan terhadap
kehamilan, kelahiran dan tumbuh kembang balita melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) serta memberikan pelayanan kesehatan berupa imunisasi, pemberian tablet zat
besi, vitamin A, pemeriksaan kehamilan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan lain sesuai
masalah yang tengah dihadapi di masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak.
c. Keluarga Berencana (KB)
Tugas Kader dan petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan mengenai KB
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan KB berupa pemberian pil maupun
suntikan serta konseling KB (Hermawan, 2007).
d. Imunisasi
Kader Posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki atau yang termasuk
sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan memberikan peyuluhan mengenai
imunisasi sedangkan mengenai pemberian imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan.
Pemantauan imunisasi harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program,
supervisor dan petugas vaksinasi (Notoatmodjo 2003).
e. Penanggulangan penyakit Diare (P2 Diare)
Menurut Depkes RI (2006) bahwa kader dan petugas kesehatan bertugas untuk
memberikan penyuluhan mengenai diare terutama tentang penggunaan oralit dan larutan
gula garam dan pelayanan pemberian bubuk Oralit bagi yang mengalami diare.
Menurut Mubarak (2009) berikut ini pelayanan kesehatan yang terdapat diposyandu.
Departemen Kesehatan Ri. (2006). Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Mubarak, W.I. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.