Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


“ PEROKOK TANGAN KETIGA”

KELOMPOK 4
1. Wiwik Rahayu 23091023
2. Rawani Yuhansary Dewi 23091025
3. Lilis Azura Damayanti 23091028
4. Radja Siti Nur Aisyah 23091031

Preseptor Akademik:
Ns. Defi Eka Kartika, M.Kep
Preseptor Klinik:
Ns. Firdaus Eko, M.Kep., Sp.Kep.MB

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2023
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“PEROKOK TANGAN KETIGA”

1.1 Definisi Perokok Tangan Ketiga


Merokok merupakan Merokok merupakan masalah kesehatan global yang telah
dilaporkan dari beberapa lembaga maupun penelitian sebagai factor resiko munculnya
berbagai gangguan medis. (WHO, 2015). Di Indonesia, kebiasaan orang tua merokok
didalam rumah menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan. WHO menyatakan
bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif.
Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif (Astuti &
Anugrah, 2021).

Resiko paparan pada perokok pasif juga tidak selesai saat perokok berhenti merokok.
Polutan dan second hand smoke terutama dalam bentuk gas dapat dibuang melalui
ventilasi, namun dapat juga menetap pada permukaan selama waktu tertentu dan dapat
menyebabkan third hand smoke. Seseorang terpapar third hand smoke melalui inhalasi,
ingesti atau permukaan kulit yang menempel disetiap permukaan dirumah atau ruangan
tertutup lainnya. Dampak third hand smoke yang dapat di timbulkan pada kesehatan
adalah resiko penyakit kanker, kerusakan pada organ dalam tubuh seperti kardiovaskuler
dan liver, memicu inflamasi paru yang dapat berakibat penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK), asma, dan resiko diabetes tipe 2 (P2PTM Kemenkes RI, 2018).

Perilaku merokok didalam rumah disebut juga sebagai asap tangan ketiga, hal tersebut
merupakan asap asap yang memenuhi ruangan tertutup yang dihasilkan oleh perokok.
Tempat utama seseorang dapat terpapar asap rokok adalah dirumah. Dengan begitu
makan rumah dapat menjadi beresiko tinggi terhadap paparan asap rokok yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit (Anwar, 2021).

Perokok tangan ketiga atau third hand smoker adalah orang-orang yang menghirup asap
ketiga. Asap ketiga sendiri merujuk pada sisa-sisa partikel rokok, seperti nikotin, tar, dan
racun lainnya. Sisa-sisa partikel ini dapat menempel di rambut, baju, perabotan, karpet,
gorden, langit-langit, dan benda lainnya yang berada dalam sebuah ruangan. Asap ketiga
dapat menempel selama berhari-hari pada permukaan benda-benda tersebut, meskipun
membuka jendela dan pintu ruangan. Zat kimia tersebut dapat berubah menjadi racun
yang berbahaya jika bercampur dengan polutan yang ada diruangan. Racun yang
terbentuk dari proses ini di sinyalir dapat meningkatkan potensi penyakit mematikan,
termasuk kanker (Astuti, & Anugrah, 2021).

1.2 Orang yang Beresiko Jadi Third Hand Smoker


Paling beresiko menjadi perokok tangan ketiga adalah orang-orang disekitar, termasuk
bayi dan anak-anak. Mereka beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan ketika
menghirup, menelan, atau memegang benda-benda yang terpapar asap rokok. Penyebab
bayi dan anak-anak lebih beresiko terpapar zat tertinggal dari asap rokok adalah karena
mereka punya kecenderungan memegang benda apa pun dan memasukkannya ke dalam
mulut. Terlebih lagi, jika orang tua atau anggota keluarga merokok dalam rumah. Selain
itu, ibu hamil yang menghirup dan menelan paparan zat beracun dari rokok ini juga
beresiko mentransfernya melalui aliran darah. Seperti yang diketahui, banyak bahaya
rokok dan asapnya bagi perkembangan janin, baik untuk jangka pendek maupun panjang
(An war, 2021).

1.3 Bahaya Menjadi Perokok Tangan Ketiga


Berikut bahaya rokok tangan ketiga bagi kesehatan:
1) Meningkatkan resiko kanker
Seperti yang dapat dilihat selanjutnya, asap rokok dapat menempel di rambut, pakaian,
perabot, karpet, dan lain-lain selama berhari-hari. Saat merokok didalam rumah atau
mobil, bahan kimia beracun dalam okok, yakni nikotin, akan menempel pada
permukaan benda sekitarnya.
2) Meningkatkan resiko infeksi pernapasan
Bayi dan anak-anak juga menghirup udara 40 kali lebih banyak dari pasien dewasa.
Jadi, yang menjadi perokok tangan ketiga akan lebih mudah terkena gangguan
pernapasan. Semakin banyak terpapar sisa-sisa zat dari rokok dapat meningkatkan
resiko terkena penyakit paru dan infeksi pernapasan lain, seperti asma, pneumonia,
dan infeksi telinga.
3) Mengalami kerusakan sel DNA
Asap rokok meningkatkan jumlah radikal bebas didalam tubuh. Ketika radikal bebas
dalam tubuh menumpuk, dapat terjadi stress oksidatif. Hal tersebut dapat merusak
DNA dan struktur sel penting lainnya dalam tubuh. Jika keadaan ini terus-menerus
terjadi, resiko terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker
akan meningkat.

1.4 Pencegahan Perokok Tangan Ketiga


Asap yang menempel berhari-hari di ruangan dan benda-benda ini tidak muda
dihilangkan begitu saja. Membiarkan ventilasi rumah terbuka tidak cukup untuk
mengangkat sisa residu kimia dari permukaan benda. Untuk mnghilangkan zat-zat sisa
tersebut, perlu membersihkan ruangan dan benda-benda secara menyeluruh. Misalnya,
mencuci bersih pakaian yang akan digunakan.

Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan tidak merokok didalam rumah. Pilih ruang
terbuka sebagai tempat merokok. Pastikan juga tidak ada orang lain disekitar kita yang
pada akhirnya menjadi perokok pasif. Selain itu, mandi atau mencuci tangan sebelum
melakukan kontak dengan keluarga dirumah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Oktober 2023
Topik : Perokok Tangan Ketiga
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Melati RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau
Target : Mampu memahami cara pencegahan dan faktor penyebab
perokok tangan ketiga
Tempat : Ruangan Melati RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Waktu : Situsional

A. Latar Belakang
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif
artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal
dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik
nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).

Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja yang menjadi perokok
aktif. Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, kebiasaan tersebut
sebanyak 47% pada remaja usia 11-15 tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12%
adalah populasi Wanita (Caldwell, 2009). Menurut WHO (2008) merokok dalam jangka
panjang menjadi penyebab utama penyakit yang mematikan seperti serangan jantung,
kanker, dan penyakit pada paru-paru. Laporan WHO ada 1,3 milyar orang yang merokok
didunia. Pada tahun 2008 menyebutkan bahwa 2/3 perokok tinggal di 10 negara.

Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia ada diurutan ke 28 dengan
angka 1.085 batang perorang/tahun. Pengguna rokok urutan pertama adalah di negara
Serbia dengan jumlah konsumsi rokok mencapai 2.861 perorang/tahun sedangkan urutan
berikutnya diduduki oleh negara neraga maju. Selain banyaknya negara yang
penduduknya mayoritas merokok hal tersebut juga menjadi meningkatnya angka
kematian pada negara negara tersebut akibat merokok.

Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif,
lebih bagi anak-anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan
200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan
racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung masuk
keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan oleh ujung
rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak (KPAI,
2013).

B. Tujuan Penyuluhan
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan mampu memahami cara
pencegahan dan faktor penyebab perokok tangan ketiga

C. Manfaat Penyuluhan
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit tentang perokok tangan ketiga mampu:
1. Memahami definisi perokok tangan ketiga
2. Memahami orang yang menjadi risiko perokok tangan ketiga
3. Memahami dampak dari perokok tangan ketiga
4. Memahami pencegahan dari perokok tangan ketiga

D. Metode Penyuluhan
- Ceramah
- Tanya - jawab

E. Media Penyuluhan
- Leaflet
F. Setting Tempat

Keterangan:

: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Perserta

G. Kegiatan Penyuluhan
NO FASE KEGIATAN
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan 2 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
menit mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan
4. Kontrak waktu dengan peserta
penyuluhan edukasi

2 Pelaksanaan 1. Memberikan penjelasan tentang 1. Memperhatikan


(Isi) 10 menit subtopik yaitu:
a) Memahami definisi perokok tangan
ketiga
b) Memahami orang yang menjadi risiko
perokok tangan ketiga
c) Memahami dampak dari perokok
tangan ketiga
d) Memahami pencegahan dari perokok
tangan ketiga

2. Memberikan kesempatan agar peserta


penyuluhan bertanya jika belum jelas 2.Bertanya

3 Evaluasi 6 1. Memotivasi peserta untuk Menceritakan


menit menyebutkan apa yang telah di telah
dipahami tentang penyuluhan
4 Terminasi 2 1. Mengucapkan terima kasih 1. Memperhatikan
menit kepada peserta penyuluhan 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan salam penutup

H. Uraian Tugas
1. Leader (Lilis Azura Damayanti)
a) Mengkoodinir seluruh kegiatan
b) Memimpin penyuluhan
c) Memimpin diskusi
d) Role mode
e) Memfasilitasi kelompok dan kegiatan

2. Co. Leader ( Rawani Yuhansary Dewi )


a) Membantu mengkoodinir seluruh kegiatan
b) Membantu memimpin penyuluhan
c) Menggantikan leader bila ada halangan

3. Fasilitator ( Wiwik Rahayu )


a) Membantu kebutuhan perserta penyuluhan
b) Mengatur posisi kelompok dan lingkungan untuk pelaksanaan kegiatan
c) Membimbing kelompok selama penyuluhan
d) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
e) Bertanggung jawab dalam terhadap program antisipasi masalah

4. Observer ( Radja Siti Nur Aisyah )


a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan
jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatannya kepada leader dan semua anggota kelompok
sebagai self evaluasi kelompok

I. Evaluasi
1. Struktur
a) Peserta edukasi sudah menyutujui waktu dan tempat dimana kegiatan edukasi
akan dilaksanakan
b) Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
c) Seluruh media dan metode penyuluhan yang akan digunakan sudah disediakan
oleh penyuluh

2. Evaluasi Proses
a) Diharapkan klien datang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
b) klien antusias terhadap materi penyuluhan edukasi
c) klien mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai

3. Evaluasi Hasil
a) Diharapkan 70% klien dapat memahami perokok tangan ketiga
b) Diharapkan peserta penyuluhan dapat bekerja sama dengan baik selama penyuluhan
c) Diharapkan peserta penyuluhan dapat memberikan pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, N.M., Wulandari. A.T., (2021). Risiko Terkait Pelaku Merokok di Dalam Rumah
Selama Masa Pandemi. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), pp,7-16

Astuti, F. D., dan Nugraheni, A. P., (2021). Penyuluhan Penyakit Tidak Menular Pada
Masyarakat. Community Development Journal, 2(3), pp.940-944

P2PTM Kemenkes RI., (2018). Awas, Racun Rokok yang Menempel di Perabotan dan
Bahayanya! – Direktorat P2PTM.

Septi I, S.KM., (2023). Perokok Tangan Ketiga, Apakah Itu?. Rumah Sakit Pura Raharja
WHO, 2015, WHO Report On the Global Tobacco Epidemic, Raising taxes on tobacco,
mpower.

Anda mungkin juga menyukai