Anda di halaman 1dari 15

TERAPI BERMAIN DI RUANGAN CATELIA RSUD

UNDATA PALU

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

ADHEL CHRISTI
ANDRIKA
JUMAHIRA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
TERAPI BERMAIN

A. JUDUL : terapi bermain pada anak 7 – 9 bulan


B. TUJUAN :
1. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
2. Anak menerima perawatan dan anjuran dari dokter dan perawat.
3. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
4. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
5. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
6. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain
yang tepat
7. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena
sakit
8. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.
C. TEMPAT : Catelia
D. WAKTU : Sabtu, 5 April 2021 Pukul : 10.00 WITA
E. SASARAN
1. Peserta : Usia 8 bulan
2. Jumlah : 1 orang
F. METODE : Metode yang di gunakan penyuluhan adalah ceramah, demostrasi
tanya dan jawab
G. MEDIA : SoftTeether atau Rattle dan boneka
H. PEMBAGIAN KELOMPOK
1. Ketua : Jumahira
2. Pemandu : Andrika
3. Fasilitator : Utari Wulandari
4. Observer : Adhel cristy
5. Dokumentasi: Utari Wulandari
I. RENCANA PELAKSANAAN
1. Persiapan : - Persiapkan ruangan
2. Persiapkan anak dan keluarga
3. Proses : - Membuka proses terapi bermain dengan salam dan doa pembuka
4. Memperkenalkan diri dan kontrak waktu
5. Menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain
6. Menjelaskan cara bermain
7. Memberi kesempatan untuk bertanya / klarifikasi
8. Mengajak anak bermain (10-15 menit)
9. Evaluasi : - Mengevaluasi respon anak dan keluarga (perasaan)
10. Menyimpulkan
11. Doa / penutup
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA
ANAK USIA PRASEKOLAH (2–5 TAHUN)

A.LATAR BELAKANG
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan
tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang
tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak
atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri. Anak
sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran, sikap, perasaan dan minat yang
berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi
anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak
ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi
bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak
semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam
proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-
hal tersebut diatas, kami melakukan terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang
perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses
penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di Rumah Sakit
(Elizabeth B Hurlock, 2009).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama
hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya
bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta
perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson,
dkk, 2012).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang
dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah
kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain
(Elizabeth B Hurlock, 2009).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan aktifitas dan
kreatifitas supaya beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan
pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai tugas perkembangannya secara
optimal, sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi sakit (Soetjiningsih,
2015).
b. Tujuan Khusus
Secara teoritis tujuan bermain secara khusus ialah:
a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus pada anak
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam menunjukkn
gambar.
c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia nya
d. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.
e. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak
tidak kehilangan waktu bermain.
f. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan
h. Membuat suasana gembira dan senang (Wong, 2008)

C. JENIS PERMAINAN
Terapi bermain usia 7-9 bulan dengan menggunakan “SoftTeether atau Rattle dan boneka

D. MEDIA
1. SoftTeether atau Rattle
2. boneka

E. METODE
Metode terapi bermain yang digunakan adalah bayi usia 7-9 bulan, dimana bayi akan bermain
aktif, sehinggamemperoleh kesenangan dari apa yang dilakukannya. Misalnya dengan
bermain rattle atau icik-icik. Tujuannya: seorang anak dapat berperan dalam sebuah
permainan dan beradaptasi dengan stres yang dialami dan lingkungan. Selain itu 5.      Dapat
melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal dapat mengembangkan kreativitas
melalui pengalaman bermain yang tepat, agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress karena sakit, anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.
.
F. PESERTA
Anak usia 7-9 bulan
a. Anak usia >7-9 bulan yang mendapat perawatan di Rumah sakit
b. Anak yang dirawat 1-3 hari.
c. Anak dapat diajak berkomunikasi
G. SETING TEMPAT
Tempat : Ruang Bermain Cempaka RST Dr Asmir Salatiga Seting :
1. Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.
2. Mengatur posisi bayi senyaman mungkin.
3. Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada masing-masing
anak, kemudian leader membimbing anak untuk mewarnainya.
4. Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing masing-masing anak
untuk mewarnai gambar
5. Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua fasilitator
mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak
6. Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan tugas untuk
mewarnairnya

H. WAKTU PEMBELAJARAN
Hari : Kamis
Tanggal :8 April 2021
Waktu : 10:00 Wita

I. PENGORGANISASIAN Pembagian tugas :


1. Leader/pemandu : I Ketut Suantra
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka
dan menutup kegiatan ini
2. Co Leader : Elis Diyanti
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain
dalam terapi bermain.
3. Observer : Herianti
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati,
dan mencatat jalannya terapi bermain.
4. Fasilitator : Desi Tri Utami
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap erapi
bermain.
5. Dokumentasi : Selvida Betaria Masuku

J. RENCANA PELAKSANAAN
N Kegiatan Respon Keluarga Waktu
o
1 Persiapan : a. Ruangan, alat, bahan, 10 Menit
a. Mempersiapkan anak dan keluarga siap
diri
b. Mempersiapkan
media & alat yang
akandigunakan
c. Mempersiapkan
tempat untuk
bermain
d. Mempersiapkan
klien
e. Apersepsi
2 Penyampaian materi a. Menjawab salam, 20 Menit
a. Membuka proses Memperkenalkan diri,
terapi bermain Memperhatikan.
dengan mengucap b. Bermain bersama dengan
kan salam, antusias dan
memperkenalkan mengungkapkan
diri. perasaannya.
b. Menjelaskan pada
anak dan keluarga
tentang tujuan dan
manfaat bermain,
menjelaskan cara
permainan.
c. Mengajak anak
bermain .
Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga
3 Penutup a. Menanyakan hasil yang 10 Menit
a. Tanya jawab belum jelas dan
(Evaluasi) menjawab pertanyaan
b. Menyimpulkan b. Menjawab salam penutup
hasil materi
c. Mengakhiri
kegiatan
(Salam)

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur Evaluasi
Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan
a.Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
b. Fasilitator memberikan permainan bola
c. Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak
d. Minta anak untuk bermain bola bersama
e. Berikan waktu 30 menit untuk mewarnai gambar
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa aman dan nyaman
b. Mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. Anak dapat menyatakan perasaan senang

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN BERMAIN DAN MEWARNAI


GAMBAR
A.Pengertian
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan
cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain( Soetjiningsih, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah
kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain
(Elizabeth B Hurlock, 2009).

B.Manfaat
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensori motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam
bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak
akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
10membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya
untuk semakin berkembang.
4. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social damn belajar
memecahkan masalah dari hubunga tersebut. Diperoleh dengan belajar berinteraksi
dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran diri(self awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran.

7. Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya :
marah,takut,benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.

C.Klasifikasi Bermain Menurut Isi


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa
senang,dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain
dapat merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi
ayah atau ibu

D.Menurut Karakteristik Sosial


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masingmasing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preischool Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma tetapi belum
terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen.

E.Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu.
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

F.Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermain sungguhan Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.

G.Konsep Dasar Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat
bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna,
dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna,
radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

H.Karakteristik Permainan Sesuai Dengan Tumbuh Kembangnya


1. Usia 0 – 12 bulan Tujuannya
adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. Alat permainan yang
dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan Tujuannya
adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus
besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya adalah :
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain purapura (sandiwara)
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian
mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar
& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Prasekolah Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil
h. Kapal terbang
i. Kapal laut dsb
6. Usia sekolah Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok) karakterisrik permainnya adalah
permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan
pemecahan masalah.
8. Usia remaja Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

I.Bermain di rumah sakit


1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di rs dipengaruhi oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

J.Bermain Mewarnai Gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak (Wong, 2009)
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media
kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi
emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B.2009. Perkembangan Anak. Jakarta: EGC

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC


Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric (Volume 1). Jakarta : EGC

Wong,D.L,Eaton,M.H.,Wilson,D.,Winkelstein,M.L.,Schwartz,P. 2009 Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik,Volume 2.Jakarta: EGC

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai