Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN

Disusun Oleh :
Triya Revi Marriska 210101076
Apriyansyah 210101077
Chandra Pratama 210101078
Hengki Riadi 210101079
Agung Suryadi 210101080
Melya Saputri 210101081

FAKULTAS KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2023/2024
Judul Pendidikan Kesehatan : Terapi Bermain

Waktu : 10.00 WIB

Ruang : Ruang anak

A. Latar Belakang
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, bukan ordes ,ini, juga
bukan merupakanharta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara
social ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan
Kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar
mandiri. Anak sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran,
sikap, perasaan dan minat yang berbeda dengan orang dewasa dengan
segala keterbatasan. Prtumbuhan dan perkembangan fisik anak ditandai
dengan penambahan TB (Tinggi Badan), BB (Berat Badan), dan postur
tubuh. Perkembangan kognitif ditandai dengan anak mampu berfikir logis,
mampu mengingat, berfikir imajinasi.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan
terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah
permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat
pelaksanaan terapi dirumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat
menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak
semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada
Sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan
Kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami
melakukan terapi bermain diruamh sakit khususnya di ruang perawatan
anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses
penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kemabng anak menunjang
proses penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama
di rumah sakit (Elizabet B Hurlock, 2009).
Anak-anak dapat meraskan tekanan (stress) pada saat sebelum
hospitalisasi, selama hospitalisai, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak
dapat melakukan kebiasaannya bermain bersalam teman-temannya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anakyang baru
pertama kali dirawat menjadi sumber utama stress dan
kecemasan/ketakutan (Carson, dkk, 2012).
Terapi bermain adlah suatu bentuk permainan yang direncanakan
untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian oenting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hamper Sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan
untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat terapi bermain selama 20-30 menit, anak
diharapkan bisa meras tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama di
rawat di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Ibu pasien mengetahui pengertian demam pada anak 
b. Ibu pasien mengetahui penyebab demam pada anak 
c. Ibu pasien mengetahui tanda dan gejala demam
d. Ibu pasien mengetahui cara penanganan demam pada anak 
e. Ibu pasien mengetahui upaya yang tepat untuk demam pada anak.

C. Pelaksaan Kegiatan
a. Topik
Terapi bermain mewarnai menggunakan pasir warna pada anak (4-
10 tahun)
b. Sasaran
Kriteria Pasien :
1. Anak yang berumur 5-10 tahun
2. Anak yang tidak ada kontraindikasi untuk bermain
 
D. Media
1. Kertas dengan gambar dan pasir berwarna

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Bermain

F. Kegiatan Penyuluhan

TAHAP Kegiatan Narasumber Kegiatan Audien Media dan Alat


Pendidikan Kesehatan

Pembukaan 1. Salam pembukaan 1. Audien antusias atas Waktu 5 menit


2. Perkenalkan diri kedatangan perawat
3. Penyampaian 2. Audien menjawab
tujuan salam
4. Kontrak waktu 3. Audien mendengarkan
5. Mempersiapkan dan menjawab
media dan alat
yang akan
digunakan
6. mempersiapkan
tempat untuk
bermain
7. mempersiapkan
keluarga dan anak

Penyajian atau 1. Membuka proses 1. Audien mau menjawab Waktu 15 menit


Kegiatan terapi dengan dan mendengarkan
mengucapkan dengan seksama Kertas dengan gambar
salam, 2. Bermain Bersama dan pasir berwarna
memperkenalkan dengan antusian dan
diri mengucapkan
2. Menjelaskan perasaannya
kepada keluarga
dan anak tentang
tujuan dan manfaat
bermain,
menjelaskan cara
permainan
3. Mengajak anak
bermain
4. Mengevaluasi anak
bermain
5. Mengevaluasi
respon anak dan
keluarga

Penutup 1. Menanyakan 1. Audien Menjawab Waktu 5 menit


perasaan audien pertanyan
setelah bermain 2. Audien menjawan
2. Salam penutup salam

G. Seting Tempat

Ket : : Penyaji

: Peserta / pasien

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur 
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Kehadiran peserta (pasien dan orang tua pasien)
c. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. Audien mengikuti kegiatan bermain dari awal sampai selesai

3. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa nyaman
b. Anak mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. Anak dapat menyatakan perasaan senang

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Konsep Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak
baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak
mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang
mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang
masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain( Soetjiningsih, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan
dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain
pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting
dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir
sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B
Hurlock, 2009).

2. Manfaat
a. Perkembangan Sensori Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Membantu
perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
b. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan).

c. Kreatifitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.

d. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan masalah dari
hubunga tersebut. Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari belajar dalam kelompok.

e. Kesadaran Diri(Self Awareness)


Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan
tingkah laku terhadap orang lain.Dehidrasi.

f. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat
menerapkankejujuran.

g. Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak misalnya: marah,takut,benci.

h. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya melukis,menggambar,
bermain peran.

B. Konsep Terapi Bermain Mewarnai


1. Pengertian
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi wama pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak (Wong, 2009)
2. Manfaat.
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/" therapeutic play").
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus,
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan pasir warna
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya
tidak akurat dan negative.
f. Bemain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B, Hurlock.(2009). Perkembangan Anak. Jakarta: FGC


Wong.D.L.Eaton, M.H., Wilson.D., Winkelstein, M.L. Schwartz, P. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik, Volume 2.Jakarta: EGC (2009).
Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric (Volume 1). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai