Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA BERMAIN

MENEBAK GAMBAR PADA ANAK


USIA 6-12 TAHUN (SEKOLAH)

SATUAN ACARA BERMAIN


Pokok Bahasan : Terapi Bermain pada Anak di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia 6-12 Tahun
Tujuan : Pasien mampu mengembangkan kemampuan
kognitif dengan menebak gambar yang telah
disediakan
Tempat : Ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad
Waktu : Sabtu, 13 Januari 2018 selama 30 menit (jam
11.30 s.d 12.00).
Sasaran : Pasien Anak Usia 6-12 Tahun
Jenis Permainan : Skill play

TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit

TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan :
1. Anak merasa tenang selama dirawat.
2. Anak merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Anak mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Anak dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7. Anak dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan
8. Anak dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
9. Anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
sebagai alat komunikasi antara perawat – klien
RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1 Persiapan: 5 Menit Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan ruangan keluarga siap
b. Menyiapkan alat – alat
c. Menyiapkan anak dan
keluarga

2 Proses : 20 menit Menjawab salam,


a. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan memperhatikan
salam, memperkenalkan
diri.
b. Menjelaskan pada anak
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat Bermain bersama dengan
bermain, menjelaskan antusias dan mengungkapkan
cara permainan perasaannya
c. Mengajak anak bermain
d. Mengevaluasi respon
anak dan keluarga
3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan
Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam
Metode : Bermain bersama
Media : Lembar gambar
Materi : Terlampir
Pembagian tugas kelompok :
1) Leader : Heldiyana Ardianti
2) Co. Leader : Cica Herinnita
3) Fasilitator 1 : Gustin Nur Isnaini
4) Fasilitator 2 : Nur Havita Sari
5) Observer : Dedi Siswono
SETTING

Leader Co. Leader

Fasilitator Anak Usia 3-6 tahun Fasilitator

Observer

EVALUASI
Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:
1. Struktur
a. Persiapan pasien
1. Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam bermain
2. Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
3. Anak siap untuk melakukan kegiatan tebak gambar
b. Lingkungan
1. Lingkungan bermain menunjang
2. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada
gangguan
c. Media
1. Lembar gambar
2. Proses
1. Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
2. Fasilitator memberikan contoh
3. Anak mamapu menebak gambar dengan baik
4. Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
5. Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai
3. Hasil
1. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
2. Anak percaya diri dalam melaksanakan permainan
3. Anak mampu menebak gambar
4. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak gambar
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
1.1 PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga
akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga
ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk
upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain,
perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang
membuat anak-anak menjadi takut atau trauma dan kejenuhan pada anak. Karena
aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal ini yang membuat anak semakin
jenuh di Rumah Sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam
menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain
menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak
hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu
beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya
orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Dahlia di RSUD Arifin Achmad, di
mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah
yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas
sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi. Dari latar belakang di atas
menurut kelompok 5 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk
mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi aktif
dan terpenuhi kebutuhan bermainnya.

Anak usia 6-12 tahun (sekolah)


1. Definisi Anak Usia Sekolah
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu.
2. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah
Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis
memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu
mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai
berikut:
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana
ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh
orang tua dan anggota keluarga lainnya.
2) Usia tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh
dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada
peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan
barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang
tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
b. Label yang digunakan oleh para pendidik
1) Usia sekolah dasar
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian
diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan
penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
2) Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan
untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan
cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat
perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang
tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
c. Label yang digunakan ahli psikologi
1) Usia berkelompok
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok, terutama
kelompok yang bergengsi dalam pandangan temantemannya. Oleh
karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui
kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.
2) Usia penyesuaian diri
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-
teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.
3) Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah
anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru yang
orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada
awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum
berkembang sempurna sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun
akhir masa kanak-kanak.
4) Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada
dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila
anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih
antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan
ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut
sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain
dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.
3. Tugas Perkembangan Usia Sekolah
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst dalam
Hurlock (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainanpermainan yang umum
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-
lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
1) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
kebiasaan merokok dan lain-lain.
2) Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.
1.3 MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada
alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan,
mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh : melihat gambar di buku/majalah, mendengar cerita atau musik,
menonton televisi dan sebagainya. Dalam kegiatan bermain kadang tidak
dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
1.4 APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll.
2. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.
4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
5. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
6. Permainan yang dianjurkan :
 Menggambar
 Bermain kertas lipat
 Menyusun balok
 Menyanyi
 Alat olahr raga, masak, menghitung
 Mobil – mobilan dll.
MATERI BERMAIN TEBAK GAMBAR
2.1 Pengertian
Tebak Gambar adalah permainan yang mendorong anak untuk mengenal
objek gambar yang berbeda-beda seperti gambar hewan, buah, dan bangunan, dan
lain-lain.
2.2 Tujuan umum
Klien mampu mengembangkan kemampuan kognitif dengan menebak gambar
yang telah disediakan.
2.3 Tujuan khusus
a. Anak mampu menebak gambar yang diberikan
b. Anak dapat mengetahui aturan dan cara bermain
c. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan
2.4 Keuntungan Menebak Gambar
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain menebak gambar, antara
lain:
a. Melatih kemampuan kognitif
b. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
c. Mengembang imajinasi.
d. Meningkatnya daya kreativitas.
e. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
f. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
g. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
h. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
i. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
j. Membantu anak untuk mengenal benda-benda yang ada di sekitar
2.5 Metode Tebak Gambar
Ada beberapa metode dalam Tebak Gambar yaitu :
a. Tebak Gambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menebak gambar dan mengenal gambar sendiri tanpa
diberitahu. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara
menciptakan, perpikir, dan melampaui kemampuannya.
2.6 Hal – hal yang perlu diperhatikan saat Tebak Gambar
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Menebak Gambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara menebak gambar sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak menebak gambar, bila anak sedang tidak ingin
menebak gambar
2.7 Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
a. Membedakan warna dan bentuk gambar sesuai dengan tingkat
perkembangan
b. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.
Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai