Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA BERMAIN

MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK

Disusun oleh:
ERLIN INDAH KUSUMADIYANTI
NIM. P27220021296

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
SATUAN ACARA BERMAIN MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK

Pokok Bahasan : Terapi Bermain pada Anak di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Pra Sekolah (3-
6 tahun)
Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Halus
Tempat : Ruang Poli RSO Prof DR. R. Soeharso Surakarta
Waktu : Jumat, 22 Oktober 2021 selama 25 menit
Sasaran : Anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang ada di ruang
Poli
Jenis Permainan : Skill play (mewarnai)

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 15 menit, anak diharapkan bisa
merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat
sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu
permainan
8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti
dirumah sebagai alat komunikasi antara perawat – klien
C. Metode
Bermain bersama
D. Media
Lembar gambar dan alat gambar

E. Materi
Terlampir

F. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1 Persiapan: 5 Menit Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan ruangan keluarga siap
b. Menyiapkan alat – alat
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses : 15 menit Menjawab salam,
a. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,

dengan mengucapkan memperhatikan

salam, memperkenalkan
diri.
b. Menjelaskan pada
anak dan keluarga
tentang tujuan dan
manfaat bermain,
menjelaskan cara
c. permainan Bermain bersama dengan
antusias dan mengungkapkan
d. Mengajak anak
perasaannya
e. bermain
f. Mengevaluasi respon
g. anak dan keluarga

3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan


Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam
G. Pembagian tugas kelompok :
1. Leader 1 : Ika Fauziyah Pujiastuti
2. Fasilitator : Erlin Indah Kusumadiyanti
3. Observer : Firdiya Yuliana

H. SETTING

Leader

Fasilitator Peserta

Observer

I. EVALUASI
Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:
1. Struktur
a. Persiapan pasien
1. Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam bermain
2. Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
3. Anak siap untuk melakukan kegiatan tebak gambar
b. Lingkungan
1. Lingkungan bermain menunjang
2. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
c. Media
Lembar gambar dan alat mewarnai
2. Proses
a. Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
b. Fasilitator memberikan contoh
c. Anak mamapu mewarnai gambar dengan baik
d. Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
e. Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai
3. Hasil
a. Anak mampu mewarnai gambar
b. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak
c. gambar
d. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
e. Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan

Lampiran

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN


A. PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Atiequrrahman (2017), yang dikatakan anak usia pra sekolah
adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun, anak
usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga
terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg. Penambahan
TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang
dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih
dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6
sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak
komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu
dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi
lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut
kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak.
Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat
anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif
anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah
sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena
banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak
tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan
banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan
lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan
Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau
menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa
melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi. Dari latar
belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan
anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.
3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan
sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya
sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah
mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala
atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam
pencapaian, masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah
anak sudah jarang memberontak, lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab, mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih
baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal sosial :
a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan
supaya di anggap di masyarakat
b. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
c. Menyadari hak dan kepentingan orang lain
d. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya
kemampuan dan
f. Penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
g. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan
sosialisasi dengan teman sebaya

4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik
dalam berfikir dan berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami
perbaikankonsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari
perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,
memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian
muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih
tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena
memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah
mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum
memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang faktual dunia.
a. Motorik halus : Bisa menggunakan gunting, Menggambar lingkaran, kotak,
X
b. Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala, Memanjat, Menaiki
sepeda roda tiga, Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


Faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut hidayati dkk (2021):
1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin,
ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan
tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
3. Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi
gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
4. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak
dalam orang tua dan status kesehatan.

C. MACAM BERMAIN
Macam bermain menurut Idris & Reza (2018), yaitu:
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat bermain
adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah
ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di
buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb. Dalam kegiatan
bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila
terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

D. APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh
alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
2. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dll.
5. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
E. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
6. Permainan yang dianjurkan :
a. Menggambar
b. Bermain kertas lipat
c. Menyusun balok
d. Menyanyi
e. Alat olahr raga, masak, menghitung
f. Mobil – mobilan dll.

MATERI BERMAIN MENGGAMBAR

A. DEFINISI
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak (Idris & Reza. 2018).
1. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Atiequrrahman, M. 2017. Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah. Fakultas


Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Online http://repository.um-
surabaya.ac.id Diakses pada tanggal 19 Oktober 2021

Idris, Muhammad, dan Reza, Mathilda. 2018. Efektivitas Terapi Bermain Mewarnai
Terhadap Penurunan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usi Prasekolah (3-
6 tahun) Di Ruang Melati RSUD Kota Bekasi. Jurnal Afiat Vol 4 No. 2 Tahun 2018.
Kesehatan Jiwa. Online https://uia.e-journal.id Diakses pada tanggal 16 Oktober
2021

Hidayati, Nur Oktavia, dkk. 2021. Efektivitas Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Yang Menjalani Hospitalisasi. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9, No. 1 April
2021. ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239. Online http://ejurnal.ars.ac.id Diakses
pada tanggal 16 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai