Disusun Oleh :
[Type here]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya.Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain.
Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan salah
satu cara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan dirawat di rumah
sakit merupakan suatu krisis pada kehidupan anak dan sering menyebabkan
stress yang terbesar, dengan bermain ketakutan dan kecemasan dapat
diminimalkan
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang dengan
sengaja direncanakan dengan pertimbangan-pertimbangan terapi, dilaksanakan,
diobservasi dan dievaluasi dalam hubungannya dengan objek yang dituju. Dalam
kaitannya dengan terapi bermain pada anak dengan hospitalisasi didefinisikan
sebagai permainan yang diberikan dan digunakan anak untuk menghadapi
ketakutan, kecemasan dan mengenal lingkungan, belajar mengenai perawatan
dan prosedur yang dilakukan serta staf rumah sakit yang ada
Kolase merupakan teknik yang kaya akan aktivitas menempel, merobek,
mengunting serta melipat yang memungkinkan untuk dapat mengembangkan
keterampilan motorik halus terutama kelenturan dalam menggunakan jari-
jarinya. Kolase juga jika dilihat dari sisi dana cukup murah, karena bisa dengan
memanfatkan bahanbahan yang ada di lingkungan sekitar, misalnya kertas, daun,
biji-bijian, plastik botol-botol bekas dan sebagainya. Aktivitas ini diawali
dengan penjelasan dan pemberian contoh dari guru tentang cara atau tehnik
pembuatan kolase serta pemaparan mengenai objek atau karya seni apa yang
akan dibuat. Bantuan diberikan jika anak menemui kesulitan, tapi berikan
kesempatan pula bagi anak untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya.
Aktivitas kolase ini merupakan aktivitas yang menyenangkan yang akan
mengembangkan otot-otot kecil (motorik halus) dan dapat melenturkan tangan
khususnya jari-jemari anak. Setiap orang sejak bayi hingga dewasa
membutuhkan aktivitas yang menyenangkan. Bagi anak pra sekolah usia 4-6
tahun, bermain sama maknanya dengan belajar dan bekerja pada orang dewasa.
Melalui aktivitas yang menyenangkan anak memperoleh pengalaman yang
mengandung aspek perkembangan fisik/motorik, kognitif, sosial dan emosi.
Dari jurnal yang di dapatkan aktivitas kolase ini bertujuan untuk anak usia
dini yaitu 4-6 tahun.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang membuat kelompok ingin menerapkan
aktivitas kolase dalam terapi aktivitas kelompok.
C. Tujuan
1 Tujuan Umum
Menurut jurnal yang telah di dapatkan aktivitas kolase ini bertujuan
untuk melihat pengaruh aktivitas kolase terhadap keterampilan motorik halus
pada anak usia dini usia 4-6 tahun.
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan
beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus dan kreatifitas
dalam seni menempel (kolase).
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang.
2 Tujuan Khusus:
a) Anak mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan
motorik halus dalam berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar
b) Anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres atau cemas
c) Dapat melanjutkan proses tumbuh kembang
d) Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat
e) Mengatasi konflik yang dialami anak
f) Membantu mengekspresikan kemampuan anak agar merasa nyaman di
lingkungan asing
g) Penurunan tingkat kecemasan anak
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan adalah anak mampu meningkatkan tumbuh kembang pada
aspek sensorik motorik, intelektual, sosial,kreativitas dan kesadaran diri
khususnya mampu mengurangi stress pada anak dan menjadi lebih dekat dengan
perawat serta keluarga dan teman teman lainnya.
BAB II
TARGET DAN LUARAN KEGIATAN
A. Target
1. Kriteria Inklusi
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria :
a. Anak usia usia pre sekolah (4-6 tahun)
b. Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang
mengganggu pergerakan
c. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
d. Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular
e. Menyetujui/bersedia
Proses seleksi Peserta terdiri dari:
a. Merekrut anak yang berusia pra sekolah
b. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
c. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk
bermain
1) Mendahului dengan ajakan bermain
2) Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi
bermain di ruang yang telah ditentukan
Target : 2 - 4 orang
2. Kriteria eksklusi:
a. Anak masih lemah
b. Anak tidak mau diajak bermain
B. Luaran Kegiatan
BAB III
METEDEOLOGI PELAKSANAAN
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1 Hari/ tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
2 Waktu : 11.30 – selesai/ ± 30 menit
3 Tempat : Ruang Anak
C. Tahap Kegiatan
No Waktu Terapy Subjek Ket
1 5 menit Persiapan
Menyiapkan ruangan Ruang Anak siap
Menyiapkan alat-alat. Alat dan bahan tersedia
1 5 menit Pembukaan :
Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
Memperkenalkan diri terap Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan
A. Hasil
Hasil yang diperoleh dari terapi bermain anak adalah anak mampu
menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan motorik halus dalam
berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar, anak mampu beradaptasi
lebih efektif terhadap stres atau cemas, dapat melanjutkan proses tumbuh
kembang, dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang
tepat, mengatasi konflik yang dialami anak, membantu mengekspresikan
kemampuan anak agar merasa nyaman di lingkungan asing, penurunan tingkat
kecemasan anak.
B. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari terapi bermain anak adalah anak mampu
menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan motorik halus dalam
berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar, anak mampu beradaptasi
lebih efektif terhadap stres atau cemas, dapat melanjutkan proses tumbuh
kembang, dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang
tepat, mengatasi konflik yang dialami anak, membantu mengekspresikan
kemampuan anak agar merasa nyaman di lingkungan asing, penurunan tingkat
kecemasan anak.
B. Saran
Harus lebih sering dilakukan agar anak dapat menghindari stres mapun
kecemasan dan agar tidak ragu dalam melakukan hubungan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri, Sumarno,& Suharno. (2018). pengaruh aktivitas kolase terhadap
keterampilan motorik halus anak kelas A TK Pembina. Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah,
Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 38-53
B. LATAR BELAKANG
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang dengan sengaja
direncanakan dengan pertimbangan-pertimbangan terapi, dilaksanakan, diobservasi
dan dievaluasi dalam hubungannya dengan objek yang dituju. Kolase merupakan
salah satu teknik yang kaya akan aktivitas menempel, merobek, mengunting serta
melipat yang memungkinkan untuk dapat mengembangkan keterampilan motorik
halus, aktivitas ini diawali dengan penjelasan dan pemberian contoh dari guru
tentang cara atau tehnik pembuatan kolase serta pemaparan mengenai objek atau
karya seni apa yang akan dibuat. Bantuan diberikan jika anak menemui kesulitan,
tapi berikan kesempatan pula bagi anak untuk menyelesaikan masalah yang
ditemuinya.
Aktivitas kolase terhadap keterampilan motorik halus pada anak usia 4-6 tahun
melalui metode bermain terbukti dapat meningkatkan keterampilan motorik halus.
melalui pengolahan data jurnal yang di dapatan menerangkan bahwa dari
penelitiannya terlihat adanya perbedaan rata-rata antara antara keterampilan
motorik anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang sugnifikan melalui pemberian aktivitas kolase
terhadap keterampilan motorik halus pada anak taman kanak-kanak usia 4-6 tahun.
C. TUJUAN
1 Tujuan Umum
Menurut jurnal yang telah di dapatkan aktivitas kolase ini bertujuan
untuk melihat pengaruh aktivitas kolase terhadap keterampilan motorik halus
pada anak usia dini usia 4-6 tahun.
2 Tujuan Khusus:
a) Anak mampu menyeimbangkan kemampuan berpikir dengan kemampuan
motorik halus dalam berkreasi melalui aktivitas menghias suatu gambar
b) Anak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stres atau cemas
c) Dapat melanjutkan proses tumbuh kembang
d) Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat
e) Mengatasi konflik yang dialami anak
f) Membantu mengekspresikan kemampuan anak agar merasa nyaman di
lingkungan asing
g) Penurunan tingkat kecemasan anak
D. JENIS PRMAINAN
Terapi Bermain Metode Kolase
kata kolase yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “collage” yang berarti
merekat. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai
macam materi selain cat seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, biji dan lain
sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik
lainnya.
E. MEDIA
1. Sarana:
a. Ruangan tempat bermain
b. Tikar untuk duduk
2. Media : Kolase yang belum dirangkai, yang terdiri dari alat dan bahan :
a. Buku bergambar
b. Kertas warna warni
c. Potongan kain flanel
d. Gunting
e. Lem kertas
f. Gambar yang di gunakan : sesui tema yang di angkat, misalkan hewan :
seperti kucing,ayam,bebek dan lain sebagainya
F. METODE
3. Ceramah
4. Demonstrasi
Dalam pelaksanaan terapi bermain dengan menggunakan metode kolase
membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan suatu karya dan
peningkatan dari latihan tersebut.
Langkah-langkah latihan keterampilan kolase menurut Priyanto (2010) yaitu:
g. Merencanakan gambar / membuat pola :
h. Menyediakan alat-alat dan bahan
i. Menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan untuk
keterampilan kolase dan bagaimana cara penggunaannya.
j. Membimbing anak untuk menempelkan biji-bijian pada gambar dengan cara
menjimpit biji-bijian, memberikan perekat dengan lem lalu menempelkannya
dengan lem.
k. Menjelaskan posisi untuk menempelkan biji-bijian yang benar sesuai dengan
bentuk gambar dan mendemonstrasikannya sehingga hasil tempelannya tidak
keluar garis.
l. Melibatkan orangtua selama terapi kolase dan menganjurkan untuk dijadikan
rutinitas anak di rumah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
G. PESERTA
1. Kriteria Inklusi
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria :
f. Anak usia usia pre sekolah (4-6 tahun)
g. Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang
mengganggu pergerakan
h. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
i. Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular
j. Menyetujui/bersedia
Proses seleksi Peserta terdiri dari:
d. Merekrut anak yang berusia dini 4-6 tahun pra sekolah
e. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
f. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk
bermain
1) Mendahului dengan ajakan bermain
2) Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi
bermain di ruang yang telah ditentukan
Target : 2 - 4 orang
2. Kriteria eksklusi:
c. Anak masih lemah
d. Anak tidak mau diajak bermain
H. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Penyaji
: Audience
: Fasilitator
: Observer
: Orangtua Anak
I. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari/ tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
2. Waktu : 11.30 – selesai/ ± 30 menit
3. Tempat : Ruang Anak
J. PENGORGANISASIAN
1. Struktur Organisasi
a. Leader : Gilang
b. Obserfator : Titin
c. Fasilitator : dwi imrohatin, nindi saputri, baruna dan bagas
2. Uraian Tugas
a. Peran Leader
1) Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi
untuk mengekspresikan perasaannya
2) Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
3) Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan
b. Peran Fasilitator
1) Mempertahankan kehadiran peserta
2) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
c. Peran Observer
1) Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
2) Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
3) Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
4) Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
K. RENCANA PELKSANAAN
Susunan Acara
No Waktu Terapy Subjek Ket
1 5 menit Persiapan
Menyiapkan ruangan Ruang Anak siap
Menyiapkan alat-alat. Alat dan bahan tersedia
1 5 menit Pembukaan :
Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
Memperkenalkan diri terap Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan
L. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Persiapan pasien
1) Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain
2) Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
3) Anak siap untuk melakukan permainan seni kolase
b. Lingkungan
1) Lingkungan bermain menunjang
2) Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa
ada gangguan
c. Media
Anak dapat menyobek kertas dengan ukuran secukupnya dan menghias
gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
b) Fasilitator memperagakan bagaimana cara menyobek kertas ke dalam ukuran
kecil-kecil
c) Anak mampu menyobek kertas berwarna sesuai yang
diperagakan/diinstruksikan
d) Anak dapat aktif menempel kertas sesuai kreatifitas dan imajinasinya sesuai
yang diinstruksikan oleh petugas
e) Anak mampu bertahan dalam permainan sampai permainan selesai
f) Terapi dapat berjalan dengan lancar
g) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
h) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
i) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu
gambar yang diwarnai, kemudian digantung
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
g) Anak mampu menempel kertas berwarna sesuai kreatifitas dan imajinasinya
yang difasilitasi oleh leader untuk menghias suatu gambar yang ada di
hadapannya
N. DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri, Sumarno,& Suharno. (2018). pengaruh aktivitas kolase terhadap
keterampilan motorik halus anak kelas A TK Pembina. Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah,
Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), 2018: 38-53
O. MATERI
I. PENGERTIAN
Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.Dalam usia ini
anak umumnya mengikuti program anak (3Tahun-5tahun) dan kelompok
bermain (Usia 3 Tahun), sedangkan padausia 4-6tahun biasanya mereka
mengikuti program Taman Kanak-Kanak, Patmonedowo (2015).
Menurut Noorlaila (2016), dalam perkembangan adabeberapa tahapan
yaitu:
a. Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensories dan daya
pikir yang sudah mulaidapat “menyerap” pengalaman-pengalaman melalui
sensorinya,usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, mulai
memilikikepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan
bahasanya.
b. Masa usia 2-4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat di koordinasikan
dengan baik, untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin
dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari
adanya urutan waktu(pagi, siang, sore, malam). Rentang usia tiga sampai
enam tahun, terjadi kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin memiliki
kepekaan indrawi, khususnya pada usia 4 tahun memiliki kepekaan
menulis,dan
c. Padausia 4-6 tahun memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca.Anak
prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-6tahun, mereka biasanya
sudah mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak–kanak.
Dalam perkembangan anak prasekolah sudah ada tahapan-tahapanya, anak
sudah siap belajar kususnya pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan
menulisdan memiliki kepekaan yang bagus untuk membaca.Perkembangan
kognitif anak masa prasekolah berbeda pada tahap praoperasional.
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak.Karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan sering disertai stres berlebihan,
maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang
mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stres (Wong, et al, 2010).
Keterampilan kolase merupakan kemampuan seseorang dalam
menempelkan benda yang berupa pecahan kulit telur potongan kertas, atau biji-
bijian pada bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni yang menarik,
membuat kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta konsentrasi
sehingga kolase cocok untuk melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus.
Menurut M.Saleh Kasim (2009) kolase adalah menggambar dengan
teknik tempelan. Muharam E (2009) menyatakan bahwa kolase adalah teknik
melukis dan mempergunakan warna kepingan benda lain yang ditempelkan.
Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan
warna yang dioles lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.
Budiono (2009) menyatakan bahwa kolase sebagai artistic yang dibuat
dari bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sumaryo (2009)
menyatakan bahwa keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan
kompleks. Berbagai unsur rupa yang berbeda karakternya dipadukan dalam
suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistik atau makna tertentu.
Susanto M (2009) menyatakan bahwa kata kolase yang berasal dari
bahasa Inggris yaitu “collage” yang berarti merekat. Selanjutnya kolase
dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat
seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, biji dan lain sebagainya kemudian
dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya.
Menurut Whaley & Wong (2014), tehnik bermain untuk anak yang
dirawat di rumah sakit adalah menyediakan alat mainan yang merangsang
anak bermain dan memberikan waktu yang cukup pada anak untuk bermain
dan menghindariinterupsi dengan apa yang dilakukan anak.
Peningkatan pengendalian anak yang meliputi
mempertahankan kemandirian, dan konsep perawatan diri dapat menjadi
salah satu hal yang menguntungkan. Meskipun perawatan diri terbatas pada
usia dan kondisi fisik anak, kebanyakan anak di atas usia bayi dapat
melakukan aktivitas dengan sedikit atau tanpa bantuan. Pendekatan lain
mencakup memilih pakaian dan makanan bersama-sama, menyusun waktu
dan melanjutkan aktivitas sekolah (Wong, et al, 2010).
Meningkatkan kebebasan bergerak juga diperlukan, karena anak-anak
yang lebih muda bereaksi paling kuat terhadap segala bentuk restriksi fisik
atau imobilisasi. Meskipun imobilisasi medis diperlukan untuk beberapa
intervensi seperti mempertahankan jalur iv, tetapi sebagian besar retriksi
fisik dapat dicegah jika perawat mendapatkan kerja sama dari anak
(Wong, et al, 2010).Pemberitahuan kepada anak hak-haknya pada saat di
hospitalisasi meningkatkan pemahaman yang lebih banyak dan dapat
mengurangi perasaan tidak berdaya yang biasanya mereka rasakan
(Wong, et al, 2010).
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b) Memperkenalkan sumber suara.
c) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d) Melatih imajinasinya.
e) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-
coret, krayon/pensil berwarna.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e) Membedakan benda dengan permukaan.
f) Menumbuhkan sportivitas.
g) Mengembangkan kepercayaan diri.
h) Mengembangkan kreativitas.
i) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
XV. Prosedur
Dalam pelaksanaan terapi bermain dengan menggunakan metode kolase
membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan suatu karya dan
peningkatan dari latihan tersebut.
Langkah-langkah latihan keterampilan kolase menurut Priyanto (2010) yaitu:
m. Merencanakan gambar / membuat pola
n. Menyediakan alat-alat dan bahan
o. Menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan untuk
keterampilan kolase dan bagaimana cara penggunaannya.
p. Membimbing anak untuk menempelkan biji-bijian pada gambar dengan cara
menjimpit biji-bijian, memberikan perekat dengan lem lalu
menempelkannya dengan lem.
q. Menjelaskan posisi untuk menempelkan biji-bijian yang benar sesuai dengan
bentuk gambar dan mendemonstrasikannya sehingga hasil tempelannya tidak
keluar garis.
r. Melibatkan orangtua selama terapi kolase dan menganjurkan untuk dijadikan
rutinitas anak di rumah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak.