Anda di halaman 1dari 15

TERAPI BERMAIN MEWARNAI

DI RUANG PERAWATAN ANAK HEMATOLOGI ONKOLOGI


RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 27 Mei 2017

Oleh:
Resiarisanti, S. Kep
NIM. 1630913310030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI


DI RUANG PERAWATAN ANAK HEMATOLOGI ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 27 Mei 2017

Oleh :
Resiarisanti, S. Kep
NIM. 1630913310030

Banjarmasin, 27 Mei 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Windy Yuliana B, S.Kep, Ns Ayu Susanti, S.Kep, Ns


NIK. 1990 2014 1 152 NIP. 19800930 200312 2 005
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap
orang.Khususnya hospitalisasi pada anak merupakan stressor baik terhadap anak
itu sendiri maupun terhadap keluarga.Stres pada anak disebabkan karena mereka
tidak mengerti mengapa mereka dirawat atau mengapa mereka
terluka.Lingkungan yang asing, kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, perpisahan
dengan keluarga merupakan pengalaman yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Stres akibat Hospitalisasi akan menimbulkan perasaan tidak
nyaman baik pada anak maupun pada keluarga, hal ini akan memacu anak untuk
menggunakan mekanisme koping dalam menangani stress. Jika anak tidak
mampu menangani stress dapat berkembang menjadi krisis
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada
lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau
pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada
umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat
menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi
kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat
dari dampak perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan
tubuh dan nyeri, dimana stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak
belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas
dan ketidakadekuatan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalah sehingga
timbul prilaku maladaptifdari anak.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat
sangat berpengaruh dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang
dilakukan untuk mengurangi dampak stress hospitalisasi antara lain :
a. Meminimalkan dampak perpisahan
b. Mengurangi kehilangan kontrol
c. Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang
dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat
dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Bermain merupakan suatu aktivitas bagi
anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan
fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school
adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu
media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan
mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk
sementara waktu anak akan merasa lebih rileks. Selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena itu, dilakukan suatu terapi bermain untuk anak
sekolah berupa menggambar.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang perawatan anak
Hemato Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan dapat
menurunkan kecemasan anak, anak merasa tenang selama perawatan dirumah
sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat, serta dapat melanjutkan tumbuh
kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat.
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.
e. Menstimulasi perkembangan motorik halus anak.
f. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak
usia pra-sekolah.
g. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna
dalam mewarnai gambar.
h. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.
i. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.
j. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan.

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar.
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan.
3. Memberi tempat distraksi dan relaksasi.
4. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap
yang positif terhadap orang lain.
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.
IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN
1. Jenis Program Bermain
a. Mewarnai
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih kemampuan motorik halus
b. Melatih kreativitas anak
c. Melatih perasaan atau emosi.
3. Karakteristik Peserta
a. Usia minimal 3 tahun
b. Jumlah peserta 1 orang anak dan didampingi orang tua
c. Anak dapat duduk
d. Keadaan umum anak mulai membaik
e. Peserta kooperatif
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017
b. Waktu : 10.30-11.00 WITA
c. Tempat : Ruang Perawatan Anak Hemato Onkologi RSUD
Ulin Banjarmasin
5. Metode
Mewarnai Gambar.
6. Alat yang Digunakan
Pensil warna
Buku gambar
7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur Organisasi
a. Leader : Resiarisanti, S.Kep
Uraian Tugas
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain.
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anak.
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak.
4) Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain.
5) Menyiapkan alat-alat permainan.
6) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan.
7) Mempertahankan kehadiran anak.
8) Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
9) Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi bermain baik
verbal maupun nonverbal.
10) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku
anak selama terapi bermain.
11) Mencatat dan mengamati anak aktif dari program terapi bermain.

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap.
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan kondisi
anak untuk bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak rewel,
kondisi anak memungkinkan
untuk diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti buku bergambar
dan alat mewarnai
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. saling berkenalan, anak,
c. Anak yang akan bermain saling dan keluarga
berkenalan. memperhatikan terapis.
d. Memanggil anak dengan nama
panggilan yang dia senangi.
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
f. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya
kalau ada hal yang belum jelas.
g. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
h. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan
tentang prosedur bermain. penjelasan terapis, anak
b. Memotivasi keterlibatan anak dan melakukan kegiatan yang
orang tua. diberikan oleh terapis,
c. Mempersilahkan anak untuk anak dan keluarga
memilih tempat duduk yang memberikan respon yang
disenangi. baik.
d. Anak mulai mewarnai didampingi
oleh orang tua anak dan leader.
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak
apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil mewarnai sampai selesai.
h. Meminta anak menceritakan hasil
karyanya.
i. Memberikan Reward kepada anak.
j. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
a. Menanyakan perasaan anak tampak senang,
setelah menggambar dan menjawab salam
mewarnai.
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain dengan bercerita.
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.
8. Evaluasi yang Diharapkan
a. Evaluasi Struktur
1) Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 10.30 WITA.
2) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
3) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4) Alat yang digunakan dipersiapkan dalam kondisi baik seperti buku
bergambar dan alat mewarnai (pensil warna dan buku gambar).
5) Leader berperan sebagai terapis.
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
2) Leader mampu memimpin acara.
3) Leader mampu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4) Leader mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
5) Leader mampu melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
6) Leader sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
leader yang berfungsi sebagai evaluator anak
7) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
yaitu selama 30 menit sesuai kontrak tanpa hambatan yang
menghentikan terapi bermain.
c. Evaluasi Hasil
1) Anak mampu mewarnai pada kertas gambar yang telah disediakan.
2) Orang tua dan anak menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim
terapi.
3) Anak C mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan
kegiatan. (anak merasa gembira dan ingin bermain lagi lain kali)
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC


Hale M.A, Tjahjono. 2015. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak
yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William
Booth Surabaya. Surabaya: Stikes William Booth.
9. Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Struktur
1) Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 10.30 WITA.
2) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
3) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
4) Alat yang digunakan dipersiapkan dalam kondisi baik seperti buku
bergambar dan alat mewarnai (pensil warna dan kertas gambar).
5) Leader berperan sebagai terapis.
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
2) Leader mampu memimpin acara.
3) Leader mampu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4) Leader mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
5) Leader mampu melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
6) Leader sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
leader yang berfungsi sebagai evaluator anak
7) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
yaitu selama 30 menit sesuai kontrak tanpa hambatan yang
menghentikan terapi bermain.
c. Evaluasi Hasil
4) Anak mampu mewarnai pada kertas gambar yang telah disediakan.
5) Orang tua dan anak menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim
terapi.
6) Anak C mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan
kegiatan. (anak merasa gembira dan ingin bermain lagi lain kali)
Kesimpulan: Anak C berusia 7 tahun merasa senang dan tidak takut dengan
pengobatan setelah dilakukan terapi bermain, anak patuh mengikuti anjuran
dokter dan perawat.
Dokumentasi kegiatan terapi bermain (Ruang Onkologi-Hematologi Anak RSUD
Ulin Banjarmasin, 27 Mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai