Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA KEGIATANTERAPI BERMAIN

RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO ONKOLOGI


RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 13 Desember 2019

Oleh:
Siti Aisyah Damanik, S.Kep
NIM. 1930913320020

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA KEGIATANTERAPI BERMAIN


RUANG PERAWATAN ANAK HEMATO ONKOLOGI
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 13 Desember 2019

Oleh:
Siti Aisyah Damanik, S.Kep
NIM. 1630913310025

Banjarmasin, Desember 2019


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, s. Kep., Ns., M. Kep. Ayu Susanti, S.Kep., Ns


NIP. 197080615 200812 2 001 NIP. 19800930 200312 2 005
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang
berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani
terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2004).
Selama proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian yang
menunjukan pengalaman yang sangat trauma dan penuh dengan stress.
Hospitalisasi merupakan salah satu penyebab stress baik pada anak maupun
keluarganya, terutama disebabkan oleh perpisahan dengan keluarga, kehilangan
kendali, perlukaan tubuh dan rasa nyeri (Nursalam, 2005).
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar
kehidupan yang selanjutnya. Pasien anak yangdirawat mengalami kecemasan
akibat hospitalisasi. Saat anak dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) memaksa
anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman
sepermainannya. Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak sebagai
hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Oleh karena itu,
hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal
dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan perawat,
apabila kondisi itu terjadi maka akan mempengaruhi proses perawatan saat di
rumah sakit (Supartini, 2004).
Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan yaitu melalui
kegiatanterapi bermain. Permainan adalah satu dari aspek yang paling penting dalam
kehidupan seorang anak, dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
menghadapi dan mengatasi stres. Berdasarkan hal tersebut, walaupun anak dalam
kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit, tetapi bermain perlu dilaksanakan agar anak
tidak merasa cemas. Untuk itu perlu diperhatikan permainan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada. salah satunya terapi memperkenalkan warna.
Warna merupakan unsur-unsur keindahan, karena dengan warna semua
akan menjadi indah. Menurut Sulasmi Darma Prawira dalam warna sebagai salah
satu  unsur seni dan desain, (1989) mengemukakan  warna adalah “Salah satu
keindahan dan desain selain unsur visual seperti garis, bidang, bentuk nilai dan
ukuran”. Teori warna menurut ilmu alam dan pigmen dijelaskan bahwa warna dan
ilmu alam terdiri dari dua unsur spectrum (cahaya). Warna ada tiga spectrum yang
mempunyai panjang yang sama yaitu sinar merah, sinar kuning dan sinar biru.
Tanggapan psikologis untuk warna termasuk perubahan suasana hati dan
perhatian (Engelbrecht & Shabha dalamNicola J. Pitchford and Kathy T. Mullen
2001). otak melepaskan hormon yang mempengaruhi suasana hati, kejernihan
mental, dan tingkat energi ketika warna ditularkan melalui mata (Engelbrecht,
dalam Kristi S. Gaines, Zane D. Curry, 2011). Baldwin (1989) menemukan
bahwa, pada anak-anak berusia 2 tahun lebih mungkin untuk mencocokkan benda
atas dasar bentuk (Kristi S. Gaines, Zane D. Curry, 2011).
Mengenalkan warna dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak. kemampuan mengenal warna
melalui proses pembelajaran ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan kognitif
pada anak dalam hal mengenali warna. Dalam proses pembelajaran anak akan
dikenalkan pada warna dan diharapkan anak dapat mengetahui warna melalui
pengalaman belajarnya. Pemberian intervensi ini akan memberikan efek relaksasi
pada tubuh serta dapat memberikan rangsang emosi pada system limbic, sehingga
terjadi pengontrolan perilaku maladatif di hipotalamus (Wong, Donna L. 2003).
Oleh karena itu, sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang
anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mengenal warna.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah  dilakukan terapi bermain pada anak di ruang perawatan anak
Hemato Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan dapat
menurunkan kecemasan anak, anak merasa tenang selama perawatan dirumah
sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat, serta dapat melanjutkan tumbuh
kembang anak yang normal atau sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat.
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat.
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.
e. Menstimulasi perkembangan aspek kognitf, afektif dan psikomotorik
anak.
f. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.
g. Memperkenalkan warna kepada anak.

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar.
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan.
3. Memberi tempatdistraksi dan relaksasi.
4. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap
yang positif terhadap orang lain.
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
a. Mengenal warna melalui media gambar buah-buahan dan binatang.
2. Karakteristik Bermain
a. Mengembangkan kognitif anak
b. Anak dapat lebih mengenal warna
c. meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.

3. Karakteristik Peserta
a. Usia 2 tahun
b. Jumlah peserta 1 orang anak dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum anak mulai membaik
d. Peserta kooperatif

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Hari/tanggal :Jumat, 13 Desember 2019
b. Waktu :13.30-14.00 Wita
c. Tempat : Ruang Perawatan Anak Hemato Onkologi RSUD
Ulin Banjarmasin
5. Metode
Menebak warna melalui media gambar buah-buahan dan binatang
6. Alat yang Digunakan
Kertas bergambar buah-buahan dan binatang yang memiliki warna.

7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas


Struktur Organisasi
a. Leader : Siti Aisyah Damanik, S.Kep
b. Co. Leader : Putri Yuspti Sari, S. Kep
c. Fasilitator :Putri Yuspita Sari, S. Kep
d. Observer : Putri Yuspita Sari, S. Kep
Uraian Tugas
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain.
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anak.
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak.
4) Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain.
b. Co. Leader
1) Membantu leader dalam mengevaluasi anak.
c. Fasilitator
1) Menyiapkan alat-alat permainan.
2) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan.
3) Mempertahankan kehadiran anak.
4) Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
d. Observer
1) Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi bermain baik
verbal maupun nonverbal.
2) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku
anak selama terapi bermain.
3) Mencatat dan mengamati anak aktif dari program terapi bermain.

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap.
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan
kondisi anak untuk bermain (anak
tidak mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk diajak
bermain, keadaan umum anak
membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti Kertas
bergambar buah-buahan dan
binatang yang memiliki warna,
kertas origami bewarna dan
sedotan balon.
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. saling berkenalan, anak,
c. Anak yang akan bermain saling dan keluarga
berkenalan. memperhatikan terapis.
d. Memanggil anak dengan nama
panggilan yang dia senangi.
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
f. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya
kalau ada hal yang belum jelas.
g. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
h. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan
tentang prosedur bermain. penjelasan terapis, anak
b. Memotivasi keterlibatan anak dan melakukan kegiatan yang
orang tua. diberikan oleh terapis,
c. Mempersilahkan anak untuk anak dan keluarga
memilih tempat duduk yang memberikan respon yang
disenangi. baik.
d. Anak mulai menebak gambar dan
warna (misalnya: leader
menunjukkan gambar apel maka
anak diharapkan mampu
menyebutkan warna yang benar
sesuai gambar apel) didampingi
oleh orang tua anak, leader, co.
leader, dan fasilitator selama 10
menit.
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak
apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil menyebutkan gambar dan
warna yang sesuai diminta leader.
h. Meminta anak menunujukkan
warna yang diminta leader sesuai
pada gambar dengan warna pada
origami (misalnya Kura-kura
warna hijau anak diminta
menunjukkan mana warna yang
pada origami yang sesuai dengan
warna pada kura-kura).
i. Memberikan Reward kepada anak.
j. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
a. Menanyakan perasaan anak tampak senang,
setelah bermain menjawab salam
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain dengan menebak warna.
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.

 
DAFTAR PUSTAKA

1. Whaley dan Wong. 2000. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 2. Jakarta:
EGC
2. Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
3. Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
4. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
5. Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Salemba
Medika. Jakarta
6. Kristi S. Gaines, Zane D. Curry. The Inclusive Classroom:
The Effects of Color on Learning and Behavior. Journal of Family &
Consumer Sciences Education, 29(1), Spring/Summer 2011.
7. Nicola J. Pitchford and Kathy T. Mullen. Conceptualization of Perceptual
Attributes: A Special Case for Color. Journal of Experimental Child
Psychology 80, 289–314 (2001)
APEL = MERAH
PISANG = KUNING
Jeruk = jingga
Anggur = ungu
kura-kura = hijau
beruang = coklat
kucing = hitam
kelinci =putih

Anda mungkin juga menyukai