Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN ORIGAMI PADA ANAK


DI RUANG ANAK TULIP II A RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 21 Desember 2019

Oleh:
Kelompok D

Nurhaliza, S.Kep. NIM. 1930913320002


St. Aisyah Fitriah, S. Kep NIM. 1930913320010
Elsa Monica Rahman, S. Kep. NIM. 1930913320009
Muhammad Bayu Ihsan, S.Kep. NIM. 1930913320030
Susi Lestari, S. Kep. NIM. 1930913320003

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA KEGIATAN


TERAPI BERMAIN ORIGAMI PADA ANAK
DI RUANG ANAK TULIP II A RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 21 Desember 2019

Oleh:
Kelompok D

Nurhaliza, S.Kep. NIM. 1930913320002


St. Aisyah Fitriah, S. Kep NIM. 1930913320010
Elsa Monica Rahman, S. Kep. NIM. 1930913320009
Muhammad Bayu Ihsan, S.Kep. NIM. 1930913320030
Susi Lestari, S. Kep. NIM. 1930913320003

Banjarmasin, 18 Desember 2019

Mengetahui,

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Pembimbing Lahan

Windy Yuliana B., Ns. M.Biomed Taufik Akbar, S.Kep., Ns., M.Kep Noor Alfiatin Ni’mah, S.Kep., Ns
NIP.198603132010011005 NIP.19881218 201402 2 004
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan cara yang efektif untuk menyembuhkan anak yang
sedang sakit. Bagi anak hospitalisasi merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan dan akan memunculkan berbagai respon salah satunya adalah
cemas. Kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi disebabkan karena
perpisahan, kehilangan, ketakutan tentang tubuh yang disakiti dan nyeri. Dampak
dari kecemasan akibat hospitalisasi pada anak prasekolah dapat mengganggu
tumbuh kembang anak, proses penyembuhan, dan trauma pada anak setelah keluar
dari rumah sakit. Trauma akibat prosedur yang dijalani anak di rumah sakit akan
menyebabkan gangguan emosional jangka panjang pada anak. Pengalaman yang
tidak menyenangkan saat menjalani hospitalisasi dan seringnya anak menjalani
hospitalisasi menimbulkan resiko gangguan perkembangan motorik kasar pada
anak. Untuk mengurangi dampak kecemasan akibat hospitalisasi yang dialami
anak, diperlukan suatu media yang dapat mengungkapkan rasa cemasnya, salah
satunya yaitu terapi bermain.

Terapi bermain merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakuakan untuk


membantu proses penyembuhan anak dan sarana dalam melanjutkan pertumbuhan
dan perkembangan anak secara optimal. Tujuan terapi bermain di rumah sakit bagi
anak yaitu untuk mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan nyeri.
Banyak macam terapi bermain yang dapat mengembangkan kemampuan anak,
seperti mewarnai gambar, puzzle, clay, dan origami. Origami merupakan suatu
kegiatan melipat kertas sehingga membentuk sesuatu, misalnya bentuk hewan,
bunga, atau alat transportasi. Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus,
menumbuhkan motivasi, kreativitas, keterampilan, dan ketekunan. Bermain
origami mengajarkan pada anak membuat mainannya sendiri, sehingga
menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi atau dibeli di toko
mainan. Membentuk sesuatu dari origami perlu melewati tahapan dan proses
tahapan ini mengajarkan pada anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang Tulip II A
RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan dapat menurunkan
kecemasan anak, anak merasa senang selama perawatan dirumah sakit dan
kooperatif terhadap perawat dan segala tindakan yang diberikan, serta
dapat menghilangkan kejenuhan anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan:
a. Anak merasa senang selama dirawat.
b. Kejenuhan anak selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.
c. Menstimulasi perkembangan aspek kognitf, afektif dan motorik halus
anak.
d. Meningkatkan kreativitas anak
e. Terapi dapat menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan dan
pikiran anak.

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Bermain origami memiliki manfaat untuk melatih motorik halus, serta
menumbuhkan motivasi, kreativitas, keterampilan serta ketekunan.
2. Bermain origami juga dapat membantu anak-anak memahami ukuran yang relatif
lebih lengkap dengan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk
perbandingan ukuran
3. Bermain origami dapat mengaktifkan otak anak serta sangat fungsional untuk
anak, seni origami ini memiliki fungsi melatih motorik halus dalam masa
perkembangan.
4. Bermain origami dapat melatih kedua tangan, membantu anak mengembangkan
imajinasi, membantu perkembangan intelektual, serta melatih ketekunan dan
kesabaran.
5. Bermain origami dapat membangun jiwa kreatif anak dan juga permain ini
merupakan permain edukatif bagi anak.
6. Bermain origami dapat menjadi terapi bagi anak untuk melatih konsentrasi dan
berpikir secara terstruktur.
7. Membantu untuk mengurangi stress.
8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
9. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
a. Bermain Origami
2. Karakteristik Bermain
a. Mengembangkan kognitif anak
b. Meningkatkan aktivitas motorik halus anak
c. Melatih kreativitas anak
d. Meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci.
e. Melatih konsentrasi anak
f. Melatih penglihatan anak
3. Karakteristik Peserta
a. Usia ≥ 4 tahun
b. Jumlah peserta 5 orang anak dan mendapat persetujuan orang tua
c. Keadaan umum anak mulai membaik
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Sabtu, 21 Desember 2019
b. Waktu : 09.00 – 09.30 WITA
c. Tempat : Ruang Anak Tulip II A RSUD Ulin Banjarmasin
5. Metode
Bermain Origami

6. Alat yang Digunakan


Kertas Oirgami
7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
a. Struktur Organisasi
1) Leader : St Aisyah Fitriah, S.Kep
2) Fasilitator : Nurhaliza, S. Kep
Elsa Monica Rahman, S.Kep
Susi Lestari, S.Kep
3) Observer : Muhammad Bayu Ihsan, S. Kep
b. Uraian Tugas
1) Leader
a. Menjelaskan tujuan bermain.
b. Mengarahkan proses kegiatan pada anak.
c. Menjelaskan aturan bermain pada anak.
d. Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain.
2) Fasilitator
a) Menyiapkan alat-alat permainan.
b) Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan.
c) Mempertahankan kehadiran anak.
d) Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar
maupun dalam.
3) Observer
a) Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi bermain
baik verbal maupun nonverbal.
b) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
perilaku anak selama terapi bermain.
c) Mencatat dan mengamati anak aktif dari program terapi
bermain.
Terapis Waktu Subjek Terapi
Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu tujuan keluarga sudah siap.
bermain.
b. Meminta persetujuan orang tua
c. Melakukan kontrak waktu dan tempat
pelaksanaan.
d. Mengecek kesiapan dan kondisi anak
untuk bermain (anak tidak mengantuk,
kondisi anak memungkinkan untuk
diajak bermain, keadaan umum anak
membaik).
e. Bermain dilakukan di ruang bermain.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan yaitu kertas origami
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak menjawab salam,
a. Mengucapkan salam. anak saling berkenalan,
b. Memperkenalkan diri. anak memperhatikan
c. Memanggil anak dengan nama terapis.
panggilan yang dia senangi.
d. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan terapi
bermain dengan bercerita pada anak.
e. Memberi kesempatan pada anak untuk
bertanya jika ada hal yang belum jelas.
f. Menanyakan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan.
Tahap Kerja 15 menit Anak memperhatikan
a. Memberi petunjuk pada anak tentang penjelasan terapis, anak
prosedur bermain. melakukan kegiatan yang
b. Mempersilahkan anak untuk memilih diberikan oleh terapis, anak
tempat duduk yang disenangi. memberikan respon yang
c. Anak mulai bermain didampingi oleh, baik.
leader, fasilitator, observer selama 15
menit.
d. Mengobservasi emosi dan hubungan
interpersonal anak.
e. Menanyakan perasaan anak apakah
sudah merasa bosan.
f. Memberi pujian ketika anak berhasil
melakukan dengan baik.
g. Memberikan reward kepada anak.
h. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak tampak senang,
a. Menanyakan perasaan anak setelah menjawab salam
bermain
b. Berpamitan dengan anak
c. Membereskan peralatan.
d. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
e. Mencuci tangan.
f. Mencatat respon anak
DAFTAR PUSTAKA

Carolus, S., 1999. Kecemasan. Jakarta: Panitia S.A.K Komisi Keperawatan P.K St.
Carolus.

Hidayat, A. A., 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba


Medika.

Hirai, M., 2009. Segudang Manfaat Origami Untuk Anak.

Hirai, M., 2013. Fun Origami Untuk Anak PAUD, TK, dan SD. Jakarta: PT Kawan
Pustaka.

Rahim, N. P., M.Biomed, E. R. M. & Pakaya, N., 2015. Pengaruh Bermain Origami
Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Di TK K.H
Dewantara Kelurahan Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo.

Sa'diah, R. H., Hardiani, R. S. & Rhondianto, 2014. Pengaruh Terapi Bermain


Origami terhadap Tingkat Kecemasan pada Anak Prasekolah dengan
Hospitalisasi di Ruang ASTER RSD dr. Soebandi Jember. e-Jurnal Pustaka
Kesehatan, 2(3), pp. 530-536.

Supartini, Y., 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995.

Wong, D. L., 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Volume 1. Jakarta: EGC.

Wong, D. L. et al., 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. 6 ed. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai