Anda di halaman 1dari 12

TERAPI BERMAIN MENIUP BALING-BALING KERTAS UNTUK

MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA ANAK SAAT


PERAWATAN LUKA OPERASI DI RUANG KEMUNING ATAS

RSUD KABUPATEN TANGERANG

KELOMPOK :

Ayu Supiyati Anita Fadilawati


Intan wardani Gunita Restu Rijanastiti
Putri nurmadani hussnah Kiky Nuraulia Swandi
Siti makiyah Liya Mega Gustani
Widya pandika utama Tiana Bella
Wiwik Sugiyarti

STIKES YATSI TANGERANG


Kampus : Jl. Aria santika no 36, bugel karawaci kota tangerang banten
Telp/fax :021-59306633 , Email: stikesyatsi@yahoo.co.id
Website : www.stikes-yatsi.ac.id
1) Satuan Acara Penyuluhan

PRA PLANNING
PENYULUHAN TERAPI BERMAIN BALING-BALING KERTAS UNTUK
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA ANAK SAAT PERAWATAN LUKA
OPERASI
MAHASISWA PROFESI NERS STIKes YATSI TANGERANG

Hari/ Tanggal : Senin, Oktober 2017


Waktu : 09.00 - selesai
Topik : Penyuluhan Terapi Bermain
Tempat : Ruangan Kemuning Bawah, RSU Kab Tangerang

A. Latar Belakang Kegiatan


Pada anak-anak, teknik relaksasi nafas dalam sulit dilakukan dengan mengikuti
intruksi dari perawat atau orang tua. Oleh karena itu untuk mendapatkan efek nafas
dalam pada anak yang mengalami nyeri dapat dilakukan dengan kegiatan bermain yaitu
permainan yang berkaitan dengan pernafasan seperti permainan meniup gelembung
dengan sedotan, meniup balon, baling-baling, terompet mainan, harmonika, bulu,
kertas, atau permainan tiupan pesta lainnya. Efek nafas dalam dapat juga diperoleh
dengan melakukan permainan meniup lilin ulang tahun atau bermain dengan
menggunakan kuas kecil untuk mengecat kuku dengan air lalu meminta anak untuk
meniup kuku sampai kering (Wong, 2004).
Penelitian tentang manfaat nafas dalam dengan bermain meniup baling-baling
untuk menurunkan nyeri pada anak belum banyak dikembangkan oleh perawat di
rumah sakit. Hasil observasi lapangan yang penulis lakukan ditemukan bahwa perawat
yang melakukan asuhan keperawatan pada anak post operatif yang mengalami nyeri
umumnya memberikan terapi farmakologik dengan berkolaborasi dengan dokter dan
hampir tidak pernah melakukan terapi komplementer seperti terapi relaksasi nafas
dalam dengan bermain meniup baling-baling yang dapat menurunkan nyeri yang
dialami oleh pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi efektifitas terapi relaksasi nafas dalam dengan
bermain meniup baling-baling kertas untuk menurunkan nyeri saat perawatan
luka operasi pada anak.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan terapi bermain meniup baling- baling kertas anak
diharapkan mampu :
a. Mampu merasa rileks saat dilakukan perawatan luka
b. Mampu menahan rasa nyeri saat perawatan luka
3. Peserta
a. Pasien anak usia sekolah kurang lebih 5 orang
b. Pembimbing lahan 1 orang
c. Pembimbing Akademik 1 orang
d. Mahasiswa 11 orang

4. Kepanitiaan
Leader 1 : Anita Fadillawati
Leader II : Widya Pandika Utama
Sekretaris : Wiwik sugiyarti & Kiky Nuraulia
Sie. Acara : Putri Nurmadani & Siti Makiyah
Sie. Humas : Tiana Bella
Sie. Perlengkapan : Ayu Supiyati
Sie. Dokumentasi : Gunita Restu
Sie. Konsumsi : Intan Wardani
Sie. Evaluasi : Lia Mega

5. Seting Tempat P P
Keterangan : MAM
P : Pembicara
M : Mahasiswa
A : Anak
6. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
Memberi salam dan memperkenal 2. Mendengarkan dan
kan diri memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
2 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
1. 1. Menjelaskan materi dan mendengarkan
manfaat terapi bermain baling
baling kertas untuk menurunkan
nyeri pada perawatan anak
kepada orang tua anak.
2. 2. Melakukan Demontrasi
1.
4 3 menit Penutup : Menjawab dan
Menanyakan perasaan pada anak mendengarkan
setelah dilakukan terapi bermain
tersebut

Mengucapkan terima kasih dan


Mengucapkan salam

7. Metode
a. Demontrasi
b. Tanya Jawab
c. Media :Leaflet, , alat baling baling kertas

8. Rencana Evaluasi Kegiatan


Dilakukan setelah melakukan metode Terapi Baling baling kertas untuk
menurunkan nyeri untuk perawatan luka.
Panitia Praktek Keperawatan Anak
Mahasiswa Profesi Ners STIKes YATSI Tangerang

Tangerang, Oktober 2017


Mengetahui

Ketua Sekretaris

Anita Fadilawati Wiwik Sugiyarti

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Ria Setia Sari. M.Kep Suhati, S.ST


Materi terapi bermain
A. Definisi
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu.

B. Klasifikasi
Berdasarkan Isi Permainan
a. Social affective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang
tuanya atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah “Cilukba”,
berbicara sambil tersenyum dan tertawa, atau sekadar memberikan tangan pada
bayi untuk menggenggamnya, tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum
dan tertawa. Bayi akan mencoba berespons terhadap tingkah laku orang tuanya
misalnya dengan tersenyum, tertawa, dan mengoceh.
b. Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada
anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya, dengan menggunakan pasir, anak
akan membuat gunung-gunungan atau benda-benda apa saja yang dapat
dibentuknya dengan pasir . Bisa juga dengan menggunakan air anak akan
melakukan macam-macam permainan, misalnya memindah-mindahkan air ke
botol, bak, atau tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin
asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang
dilakukannya sehingga susah dihentikan
c. Skill play
Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan
anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil
memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat
yang lain, dan anak akan terampil naik sepeda. Jadi, keterampilan tersebut
diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang di lakukan. Semakin
sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.
d. Games atau permainan
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat
tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan
oleh anak sendiri atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini mulai
dari yang sifatnya tradisional maupun yang modern.misalnya, ular tangga,
congklak, puzzle, dan lain-lain.
e. Unoccupied behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di
sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu,
dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang di gunakannya sebagai alat
permainan. Anak tampak senang, gembira, dan asyik dengan situasi serta
lingkungannya tersebut .
f. Dramatic play
Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan peran
sebagai orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian
meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan
sebagainya yang ingin ia tiru. Apabila anak bermain dengan temannya, akan
terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru.
Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap peran tertentu.

C. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya
melihat)
Contoh : memberikan support.
D. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.

E. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan sensori motorik: membantu perkembangan gerak dengan
memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kognitif : membantu mengenal benda sekitarnya (warna, bentuk
kegunaan).
3. Kreatifitas : mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun
balok.
4. Perkembangan sosial : diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran diri (self awareness) : bermain belajar kemampuan diri kelemahan dan
tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral : interaksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan
teman menyesuaikan dengan aturan kelompok.
7. Terapi : bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya: marah, takut, benci.
8. Komunikasi : bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/ keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit, perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan, lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan, senang dapat menggunakan
6. Intelegnesia dan status sosial ekonomi.

G. TAHAP PERKEMBANGAN
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan.
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
1 2 3

4 5 6

7 8 9

10 11
.
DAFTAR PUSTAKA

Nelson, 2002. Ilmu Kesehatan Anak. EGC, Jakarta.

Ngastiyah. 2003. Perawatan Anak Sakit. EGC, Jakarta.

Soetjiningsih.2003. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai