Anda di halaman 1dari 9

TERAPI BERMAIN PUZZEL DI RUANG ANGGREK

RSUD KOTA SALATIGA

Disusun Oleh :

Nama : Arfian Eri A.


Nim : 2007111

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

1 TOPIK : Bermain Puzzle untuk Melatih Daya Pikir Anak dan Mengurangi Kejenuhan.
2 TUJUAN UMUM
1. Tujuan Umum
a. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit
b. Mengurangi atau menghilangkan stressor atau kecemasan selama hospitalisasi
c. Mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak
d. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan ide-ide anak
3 TUJUAN KHUSUS
Tujuan Khusus
a. Mengembangkan kreativitas
b. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
c. Mengembangkan daya imajinasi
d. Menumbuhkan sportivitas
e. Mengembangkan kepercayaan diri
4 LANDASAN TEORI
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri
untuk berperan dan berperilaku dewasa Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi
yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah
tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien
anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan
yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya .
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan
stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.
Aktivitas bermain memerlukan energi, walaupun demikian, bukan berarti anak tidak
perlu bermain pada saat sedang sakit. Pada saat anak sakit ia akan mengalami stres yang
diakibatkan oleh nyeri, perlukaan, perpisahan dengan kelompok, pembatasan aktivitas, dan
lingkungan yang asing. Berbagai dampak negatif saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit
dapat terjadi, antara lain: anak akan kehilangan kontrol, rewel, menangis, tidak kooperatif
dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap perkembangan (regresi). Dampak negatif ini
dapat diminimalkan atau bahkan dapat dicegah melalui upaya mempertahankan fasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan aktifitas bermain.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak  secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas  bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak  karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kese"ahteraan anak  seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak "uga
terhenti  pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit

1) PUZZEL
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktivitas dan
yang pasien yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif  kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan  bermain pasi# kesenangan didapatkan
dari orang lain
 bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzel, maka dapat disimpulkan
bahwa media puzzel merupakan alat permainan edukasi yang dapat merangsang kemampuan
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzel
berdasarkan pasangannya.
1. fungsi Bermain puzzle Permainan puzzel berfungsi untuk
a. meelatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran ).
b. melatih koordinasi mata dan tangan.
c. Anak belajar mencocokkan keeping- keping puzzel dan menyusunnya menjadi
satu gambar.
d. memperkuat daya ingat .
e. mengenalkan anak pada konsep hubungan .
f. Dengan memilih gambar bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir  matematis
(menggunakan otak kiri)
2. cara Bermain puzzle
menyediakan kertas puzzel bergambar 
a. Bongkar kertas puzzel tersebut
b. Pasang kembali kertas puzzel sesuai pasangannya masing
c. Di anjurkan lebih baik pada bagian ujung kertas terlebih dahulu
d. setelah itu bagian samping dengan sesuai pasangannya
e. benarkan sampai selesai sesuai dengan gambar seperti semula sebelm kertas
puzzel di bongkar 
5 STRUKTUR KEGIATAN
a) Tempat kegiatan : Ruang Anggrek RsUD Salatiga
b) Waktu : Jumat, 7 Desember 2022
c) Jumlah anggota :4
d) Alat dan media : Puzzle
e) Pengorganisasian dan deskripsi tugas :
1) Arfian Eri A. : Leader
2) Devi Novitasari : Sekertaris
3) Dian Kurniasih : Co Leader
4) Agnes Kusuma A. : Observer
f) Setting tempat : Ruang Anggrek RSUD Salatiga.

6 PROSES TERAPI BERMAIN

No Waktu Kegiatan Peserta


1. 10 menit Pra kegiatan :
- Memfasilitasi media terapi
bermain.
- Mempersiapkan anggota
terapi Bermain.
- Mempersiapkan peserta
2. 5 menit Pembukaan:

- Membuka kegiatan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
terapi Memperhatikan
Bermain
- Kontrak waktu anak dan
orang tua
3. 15 menit Kegiatan bermain :

- Menjelaskan tata cara Memperhatikan


pelaksanaan terapi
bermain menggunakan
puzzle Bingung
- Memberikan kesempatan
kepada anak untuk
bertanya jika belum jelas
- Membagikan puzzle
- Fasilitator mendampingi
anak dan memberikan
motivasi kepada anak
Menjawab pertanyaan
- Menanyakan kepada anak
apakah anak sudah
mengerti Mendengarkan

- Memberitahu anak
bahwa waktu yang
diberikan telah selesai

- Memberikan pujian
terhadap anak
4. 10 menit Kegiatan penutup:

- Memotivasi anak untuk Menceritakan


menyebutkan apa yang
sudah dilakukan tadi
- Mengumumkan nama
anak yang paling cepat
menyelesaikan puzzle

- Membagikan reward Gembira


kepada seluruh peserta
5. 5 menit Terminasi:
- Memberikan motivasi dan
pujian kepada seluruh Memperhatikan
anak. yang telah mengikuti
program terapi bermain.
- Mengucapkan terima kasih
kepada anak dan orang
tua. Mendengarkan
- Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup.

7 EVALUASI
a) Evaluasi Struktur
b) Evaluasi Proses
c) Evaluasi Hasil
8 PROGRAM ANTISIPASI MASALAH
a) Masalah
b) Antisipasi
9 Pada Laporan Bermain disertakan Link Video dan lampiran dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai