Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan dalam
perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.
Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan
serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi
kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi
pada anak akan memberikan dampak negatif seperti trauma, cemas dan ketakutan.
Menurut Landreth (2001) di dalam Fatmawati Dkk (2016), mendefinisikan terapi
bermain sebagai hubungan interpesrsonal yang dinamis antara anak dengan terapis
yang terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan
yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak
untuk sepenuh nya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran,
pengalaman, dan perilakunya) melalui media bermain. International Association for
Play Therapy (APT), sebuah asosiasi terapi bermain yang berpusat di Amerika, dalam
situsnya di internet mendefinisikan terapi bermain sebagai penggunaan secara
sistematik dari model teoritis untuk memantapkan proses interpersonal dimana terapis
bermain menggunakan kekuatan terapeutik permainan untuk membantu klien
mencegah atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (www.a4pt.org). Beberapa definisi
terapi bermain tersebut mengarah pada beberapa hal penting, yaitu: (a) tipe dan
jumlah permainan yang digunakan. (b) konteks permainan. (c) partisipan yang
terlibat. (d) urutan permainan. (e) ruang yang digunakan. (f) gaya bermain) (g) tingkat
usaha yang dicurahkan dalam permainan.
Melihat pentingnya bermain bagi seorang anak terutama anak yang mengalami
hospitalisasi, maka kami akan mengadakan terapi bermain dengan sasaran usia
sekolah (>4 tahun sampai 10 tahun) yang berada di ruang rawat inap anak RS Kota
Pontianak . kami berharap dengan diadakannya terapi bermain ini, anak yang dirawat
tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai tahap tumbuh kembangnya

B. Tujuan Proposal
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
a. meningkatkan volume cairan di dalam tubuh anak.
b. merangsang kemauan anak untuk mengkonsumsi minuman yang dapat
membantu mempercepat proses penyembuhan.
c. gerakan motorik halusnya lebih terarah.
d. mengembangkan kognitifnya.
e. mampu meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak.
f. mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang
yang sama.
g. mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS.
h. mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Terapi Bermain (Ditambah Dengan Hasil Penelitian)
B. Konsep Perkembangan Anak ( Sasaran Terapi Bermain)
BAB III
KEGIATAN BERMAIN
A. Rancangan Bermain
Kegiatan terapi bermain yang kelompok buat kali ini adalah “menggambar dan
bermain origami” kegiatan ini terdiri 2 sesi yaitu : pada sesi pertama dengan
mengajak anak untuk bermain melipat kertas dengan bebas dengan arahan dari
fasilitator. Lalu pada sesi kedua, anak di ajak untuk menggambar buku gambar yang
sudah di sediakan, kemudian hasil kreasi yang telah di gambar dan lipatan origami
disimpan oleh klien.
B. Media Dan Alat
1. Kertas origami
2. Kertas gambar
3. krayon
C. Sasaran
1. Kelompok usia 4 sampai 10 tahun
2. Kriteria anak
a. anak dengan DHF
b. anak yang memiliki masalah kecemasan.
D. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Sabtu, 23 September 2023
2. Waktu : Pukul 13.00 – Selesai
3. Tempat : Ruang rawat inap anak RS Kota Pontianak
Waktu yang di pilih untuk memberikan permainan pada anak, yaitu pada saat anak
tersebut sedang santai, atau tidak pada waktu makan dan tidur, misalnya pada pagi
hari sekital pukul 10.00 atau pada sore hari sekitar pukul 15.00. durasi atau
lamanya bermain adalah sekitas 40 menit untuk menghindari anak merasa bosan
dengan permainan tersebut.
E. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Arya
Leader : Agung
Co leader : Anton
Fasilitator : Azril, Athifah, Adia, Yuni
F. Pembagian Tugas
1. Leader
a. Mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan
suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya.
b. Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
c. Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi
motivasi kepada kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi
motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang di gunakan leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
G. Susunan Kegiatan

no waktu terapis anak ket


1 5 menit - Co-Leader - menjawab salam
(Pembukaan membuka dan
) mengucapkan
salam - mendengarkan
- Memperkenalkan
diri terapis - mendengarkan
- Memperkenalkan
pembimbing - mendenganrkan
- Memperkenalkan dan saling
anak satu per satu berkenalan
dan anak saling
berkenalan - mendengarkan
- Kontrak waktu
- mendengarkan
dengan anak
- Mempersilahkan
leader
2 30 menit - leader - mendengarkan
(Bermain) menjelaskan cara
permainan - Menjawab
- menanyakan pada pertanyaan
anak, anak mau
bermain atau tidak - Menerima
- membagikan permainan
permainan
- leader, co-leader, - Bermain
dan fasilitator
memotivasi anak
- fasilitator - Bermain
mengobservasi
anak
- menanyakan - Mengungkapkan
perasaan anak perasaan
3 5 menit - Leader - Selesai bermain
(penutup) menghentikan
permainan
- Menanyakan - Mengungkapkan
perasaan anak perasaan
- Menyampaikan - Mendengarkan
hasil permainan
- Memberikan - Senang
hadiah pada anak
yang cepat
menyelesaikan
gambarnya dan
bagus
- Membagikan - Senang
souvenir/kenang-
kenangan pada
semua anak yang
bermain
- Menanyakan - Mengungkapkan
perasaan anak perasaan
- Co-Leader - Mendengarkan
menutup acara
- Mengucapkan - Menjawab
salam salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktu yang di harapkan
a. Alat yang di gunakan lengkap
b. Kegiatan yang di rencanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang di harapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapu bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang di harapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu
origami.
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
I. Hambatan
Hambatan yang mungkin di temui dalam permainan ini, antara lain:
1. anak tidak mau bermain karna sakit yang dia rasakan
2. anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tua nya
3. anak merasa bosan dengan permainan yang di berikan
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yangmencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut,tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan informasi,
memberikesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak, dimana dalam bermain
anak akan menemukan kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, serta
caramenyelesaikan tugas-tugas dalam bermain. Bermain bagi anak adalah
suatukebutuhan selayaknya bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di
rumahsangat diperlukan guna untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang
diasakanoleh anak. :engan bermain, anak tetap dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya tanpaterhambat oleh adanya dampak hospitalisasi tersebut.
B. Saran
1. Orang tua
sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. pemilihan permainan yang tepat dapat
menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut.
faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah sakit
sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus
melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai