Anda di halaman 1dari 12

PRE-PLANNING

TERAPI BERMAIN KOLASE PADA


KELOMPOK ANAK USIA PRE-SEKOLAH (3-6 TAHUN)
DIRUANG BANGSAL ANAK RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

Disusun Oleh : KELOMPOK 3

Nadia Resyanti G1B219005


Lola Drima Weri G1B219019
Hadi Saputra G1B219020
Dian Putra G1B219021
Ririn Novriyanti G1B219023
Galy Murtado G1B219024
Merly Refranti G1B219026
Ria Gustiana G1B219028
Efrida Yeni G1B219031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
A. LATAR BELAKANG
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang
dengan sengaja direncanakan dengan pertimbangan-pertimbangan terapi,
dilaksanakan, diobservasi dan dievaluasi dalam hubungannya dengan objek
yang dituju. Kaitannya dengan terapi bermain pada anak dengan hospitalisasi
didefinisikan sebagai permainan yang diberikan dan digunakan anak untuk
menghadapi ketakutan, kecemasan dan mengenal lingkungan, belajar
mengenai perawatan dan prosedur yang dilakukan serta staf rumah sakit
yang ada (Wong, 2008).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau
mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif. Demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan
suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting
untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya (Nursalam, 2005).
Pada fase anak usia prasekolah (3-6 tahun) Jika ditinjau dari
perkembangan motorik dan intelektual anak mampu berjalan, berlari,
melempar, melompat, naik sepeda roda tiga, mendorong, menarik, memutar
dan berbagai aktivitas koordinasi mata-tangan namun juga melibatkan hal-hal
seperti menggambar, mengecat, mencoret dan kegiatan lainnya (Reni Akbar,
2001).
Dari perkembangan intelektual, Periode ini dapat ditandai dengan
berkembangnya representasional, atau “Symbiotic Function”, yaitu
kemampuan menggunakan sesuatu untuk mempresentasikan (mewakili)
sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture, atau
bahasa gerak dan benda). Atau bisa diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan simbol-simbol (bahasa, gambar, benda atau isyarat, benda,
gesture atau peristiwa) untuk mengembangkan suatu kegiatan, benda yang
nyata, atau peristiwa (Piaget,2008).
Pada tahapan ini anak prasekolah cenderung untuk mempresepsi,
memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri,
perkembangan intelektual anak pada masa ini ditandai oleh kemampuannya
menggunakan simbol-simbol, untuk mempresentasikan benda-benda yang
diketahui atau menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang misterius, yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan kami di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit
Raden Mattaher Provinsi Jambi, usia prasekolah (3-6 tahun) sebanyak 2
orang anak. Pada kategori usia prasekolah, permainan yang tepat untuk anak-
anak salah satunya permainan kolase untuk meningkatkan motorik halus
karena sesuai dengan tahap perkembangan pada anak usia pra sekolah.
Permainan Kolase adalah kemampuan seseorang dalam menempelkan
benda yang berupa pecahan kulit telur potongan kertas, atau biji-bijian pada
bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni yang menarik, membuat
kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta konsentrasi sehingga
kolase cocok untuk melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan motorik
halus.
Motorik halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat
(Sujiono, 2002). Tujuan perkembangan motorik halus meliputi kekuatan,
ketahanan, kecepatan, kecekatan, keseimbangan (Slamet, 2005:48).
Berdasarkan latar belakang diatas, permainan yang digunakan pada kategori
usia prasekolah (3-6 tahun) adalah permainan kolase.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain
dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
b. Tujuan Khusus
Bagi anak:
- Dapat lebih efektif dalam beradaptasi terhadap stress di rumah
sakit
- Dapat melanjutkan proses tumbuh kembang selama perawatan di
rumah sakit
- Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain
yang tepat
- Mengatasi konflik yang dialami anak
- Membantu mengekspresikan kemampuan anak agar merasa
nyaman di lingkungan asing
- Penurunan tingkat kecemasan anak
Bagi perawat
- Membangun trust antara pasien anak dan perawat
- Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 3-6
tahun
- Mampu mengenal karakter tiap anak usia 3-6 tahun

C. JENIS TERAPI
Jenis permainan ini adalah permainan kolase.

D. WAKTU dan TEMPAT


Hari/Tanggal : Selasa, 01 Oktober 2019
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 35 Menit
Tempat : Bangsal Anak RSUD Raden Mattaher Jambi

E. SASARAN
Peserta terdiri dari: Anak usia pra sekolah (3-6 tahun) sebanyak 4-
6 orang yang didampingi oleh keluarga, dengan Kriteria peserta yaitu :
- Anak usia 3 – 6 tahun
- Tidak mempunyai keterbatasan fisik
- Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
- Pasien kooperatif
F. MEDIA
- Kertas origami
- Pola gambar
- Perekat (lem)

G. PENGORGANISASIAN
a) Leader : Lola Drima Weri, S.Kep
Tugas: - Menjelaskan aturan permainan
- Memulai dan memimpin permainan
- Mengatur jalannya permainan
b) Co Leader : Galy Murtado, S.Kep
Tugas: Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivitas anak dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c) Fasilitator : Ria Gustiana, S.Kep
Nadia Resyanti, S.Kep
Dian Putra, S.Kep
Merly Refranti, S.Kep
Efrida Yeni, S.Kep
Hadi Saputra, S.Kep
Tugas: - Bertugas mendampingi anak selama permainan
- Membantu anak apabila mengalami kesulitan saat bermain
- Membantu leader dalam penyediaan fasilitas permainan
d) Obsever : Ririn Novriyanti, S.Kep
Tugas: - Mengamati jalannya dan respon anak selama permainan
- Melakukan evaluasi proses dan hasil permainan
H. PROSES PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Orientasi :
1. Co-Leader Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Memperkenalkan Pembimbing 3. Memperhatikan
4. Memperkenalkan anak satu persatu 4. Memperhatikan dan
dan anak saling berkenalan dengan saling berkenalan
temannya
5. Melakukan kontrak waktu dengan 5.Memperhatikan
anak
6. Mempersilahkan leader 6. Memperhatikan

2. 25 menit Kerja :
1. Apersepsi : Leader menanyakan 1. Menjawab
pengetahuan anak terkait permainan
kolase
2. Leader menjelaskan tata cara 2. Memperhatikan
pelaksanaan bermain kolase
3. Memberikan kesempatan kepada 3. Bertanya
anak untuk bertanya jika belum jelas
4. Menanyakan pada anak, anak mau
4. Memperhatikan
bermain atau tidak
5. Membagikan permainan
6. Leader, Co-Leader, Fasilitator
motivasi anak
7. Fasilitator mengobservasi anak
8. Observer mengamati jalannya
permainan
3. 5 menit Terminasi :
1. Leader mengakhiri permainan 1.
2. Mengevaluasi perasaan anak setelah 1. Menjawab
bermain.
3. Menyampaikan hasil permainan 2. Memperhatikan
4. Membagikan hadiah / kenang-
3. Senang
kenangan pada semua anak yang
bermain
4. Mengungkapkan
5. Menanyakan perasaan anak
perasaan
6. Co-leader menutup acara
5. Menjawab salam
7. Mengucapkan salam

I. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
a) Peserta 4 - 6 orang
b) Peserta duduk ditempat yang telah disediakan atau ditempat yang
diinginkan oleh anak
c) Tim pengorganisasian dapat menjalankan tugasnya masing-masing
b. Evaluasi proses
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
c. Evaluasi Hasil
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan
satu gambar yang diwarnai, kemudian digantung
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktivitas
bermain

J. SETTING TEMPAT

Keterangan

: Pembimbing Akademik dan Lapangan

: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

: Observer

: Peserta

: Keluarga peserta
MATERI TERAPI BERMAIN

A. Definisi Kolase
Keterampilan kolase merupakan kemampuan seseorang dalam
menempelkan benda yang berupa pecahan kulit telur potongan kertas, atau
biji-bijian pada bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni yang
menarik, membuat kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta
konsentrasi sehingga kolase cocok untuk melatih siswa dalam meningkatkan
kemampuan motorik halus.
Menurut M.Saleh Kasim (2008) kolase adalah menggambar dengan
teknik tempelan. Muharam E (2005) menyatakan bahwa kolase adalah teknik
melukis dan mempergunakan warna kepingan benda lain yang ditempelkan.
Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun
kepingan warna yang dioles lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.
Budiono (2005) menyatakan bahwa kolase sebagai artistic yang dibuat
dari bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sumaryo (2008)
menyatakan bahwa keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting
dan kompleks. Berbagai unsur rupa yang berbeda karakternya dipadukan
dalam suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistik atau makna
tertentu.
Susanto M (2008) menyatakan bahwa kata kolase yang berasal dari
bahasa Inggris yaitu “collage” yang berarti merekat. Selanjutnya kolase
dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain
cat seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, biji dan lain sebagainya
kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya.

B. Bahan yang Dapat Digunakan dalam Kolase


Bahan kolase dapat dikelompokkan menjadi: bahan-bahan alam (daun,
ranting, biji-bijian, bunga kering, kerang, batu-batuan), bahan-bahan olahan
(plastik, kertas, serat sintetis, logam, karet), bahan-bahan bekas (majalah
bekas, tutup botol, bungkus permen atau cokelat).
Kamaril, dkk (2006 : 4.60) Menyebutkan bahwa berdasarkan bahannya
Kolase dapat dibagi menjadi :
1) Kolase dari bahan buatan sendiri
Bahan buatan sendiri adalah bahan yang diolah dari bahan yang telah
ada, seperti kertas atau plastik yang sebelum ditempelkan dibentuk
terlebih dahulu. Misalnya dalam membuat kolase bertema “Kebun
Bunga”, maka terlebih dahulu disiapkan bentuk-bentuk bunga hasil
melipat kertas, daun dilipat, kupu-kupu dari potongan dan lipatan
yang kemudian ditempelkan pada latar.
2) Kolase dari bahan alam
Kolase yang dibuat dari bahan kering, daun kering. Atau jerami kering
(merang) sangat menarik dan bagus. Selain alam telah membawa
warna dan tekstur yang alami, bentuk yang bagus dan hampir
seragam, juga mudah ditemui di sekitar lingkungan.
3) Kolase dari bahan bekas
Bahan sisa atau bahan bekas banyak terdapat di lingkungan Anda,
misalnya potongan-potongan tripleks, potongan karet, plastik atau
kaleng.

C. Prosedur
Dalam pelaksanaan terapi bermain dengan menggunakan metode kolase
membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan suatu karya
dan peningkatan dari latihan tersebut.
Langkah-langkah latihan keterampilan kolase, menurut Priyanto (2010)
yaitu:
a. Merencanakan gambar / membuat pola
b. Menyediakan alat-alat dan bahan
c. Menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan untuk
keterampilan kolase dan bagaimana cara penggunaannya.
d. Membimbing anak untuk menempelkan biji-bijian pada gambar
dengan cara menjimpit biji-bijian, memberikan perekat dengan lem
lalu menempelkannya dengan lem.
e. Menjelaskan posisi untuk menempelkan biji-bijian yang benar sesuai
dengan bentuk gambar dan mendemonstrasikannya sehingga hasil
tempelannya tidak keluar garis.
f. Melibatkan orangtua selama terapi kolase dan menganjurkan untuk
dijadikan rutinitas anak di rumah untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak.

D. Prinsip Terapi Kolase


Keterampilan kolase harus mencakup 3 perlakuan yaitu menjepit,
mengelem dan menempel. Dalam tiga perlakuan ini akan melatih koordinasi
otot-otot jari tangan secara perlahan-lahan motorik halus anak akan terlatih
dengan sendirinya. Dengan demikian anak dapat belajar untuk melemaskan
jari-jari tangan karena proses menempel benda-benda dalam ukuran kecil.

E. Manfaat Kolase
Mayesky (2011) mengemukakan bahwa kolase dapat mengembangkan
motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengembangkan kreativitas,
mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari
tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
Ada 9 manfaat dari kolase yaitu melatih motorik halus, meningkatkan
kreativitas, melatih konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk, melatih
memecahkan masalah, mengasah kecerdasan spasial, melatih ketekunan,
meningkatkan kepercayaan diri.
Kolase memiliki berbagai manfaat yang bagus bagi anak seperti melatih
mototik halus, mengembangkan kreativitas, melatih kosentrasi , mengenal
konsep warna, pola dan bentuk, melatih ketekunan dan kepercayaan diri.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wong, D, L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Vol. Volume 1). Jakarta;


EGC.2009
2. Nursalam. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta; Salemba
Medika.2005
3. Bambang, Sujiono. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta; Universitas
Terbuka.2002
4. Priyanto. Pendidikan Keterampilan. Jakarta; Erlangga.2010
5. Kamaril. Seni Rupa,Media Pengajaran dengan Kreativita.Jakarta;
Depdikbud.2006

Anda mungkin juga menyukai