Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

KOLASE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRA


SEKOLAH (4-7 TAHUN)

Pokok Bahasan : Terapi bermain kolase


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain terhadap tingkat kecemasan
Waktu : 45 Menit Jam 16.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019
Tempat : RSU Kab. Tangerang
Sasaran : Anak usia Pra Sekolah (4-7 tahun)
Pelaksana : Puruhita Mahasena
Kameliawati
Reni Sulistiawati

A. Latar Belakang
Pada saat dirawat dirumah sakit, beragam perasaan muncul pada anak
sejalan dengan efek hospitalisasi seperti cemas, akut, marah, dan rasa bersalah.
Hospitalisasi bagi anak dan orangtua dapat menimbulkan stress dan merasa
tidak aman .
Kecemasan yang terjadi pada anak tidak dapat dibiarkan, hal tersebut
dapat berdampak buruk pada proses pemulihan kesehatan anak. Penatalaksaan
untuk mengurangi kecemasan pada anak yang menjalani perawatan di rumah
sakait sangat diperlukan, dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk
bermain, melibatkan orangtua, memberikan informasi, dan mendorong
partisipasi orangtua. (Kurdaningsih, 2016)
Bermain merupakan kebutuhan yang muncul secara alamiah dalam diri
pada setiap individu. Permainan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan
memperoleh keterampilan tertentu dengan cara membahagiakan seseorang.
(Mujib, Rahmawati, 2015)
Bermain pada anak dapat memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan karena dalam bermain anak merasakan kesenangan, bermain juga
merupakan kegiatan yang membiarkan kesenangan kepada individu. (Saripudin
dan Faujiah, 2018)

Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik


dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain kolase selama 1x45 menit
diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak usia 4 – 6
tahun yang di rawat di ruang anyelir atas.

2. Tujuan Khusus
a. Menjadi pengetahuan yang baik untuk orangtua dalam menghadapi
cemas pada anak serta mampu mengaplikasikannya terhadap
keluarga yang lain
b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan perawat dan
dokter
c. Anak menerima perawatan dan anjuran dari dokter dan perawat
d. Anak dapat menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan
keperawatana
e. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
f. Anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres karena sakit
g. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti di
rumah sebagai alat komunikasi antara perawat dengan pasien
h. Melatih motoric halus anak dan meningkatkan kemampuan anak
dalam memecahkan masalah
i. Menanamkan rasa nyaman dan mengurangi rasa takut dalam proses
hospitalisasi.
C. Metode dan Media
1. Metode
a. Bermain bersama
b. Mendegarkan tanggapan anak/tanya jawab
2. Media
a Kolase berupa kacang-kacangan atau beras berbagai warna
b Kertas bergambar
c Hadiah

D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Puruhita Mahasena
b. Co leader : Kameliawati Pawellai
c. Moderator : Reni Sulistiawati
d. Fasilitator : Reni Sulistiawati
Puruhita Mahasena
e. Observer : Kameliawati Pawellai
f. Dokumentasi : Kameliawati Pawellai

2. Setting tempat

Keterangan :

: Leader : Anak

: Co leader : Orangtua

: Fasilitator : Pemimpin bermain

: Observer
3. Kegiatan Bermain

No. Waktu Kegiatan Kegiatan Anak

1. 5 menit Pembukaan :

1. Leader membuka dan Menjawab salam


mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
Mendengarkan
dengan anak
Mendengarkan

2. 35 menit Kegiatan :

1. Leader menjelaskan Mendengarkan


cara bermain
2. Pempimpin permainan
membagikan
Menerima
permainan
permainan bermain
3. Leader, co leader, dan
fasilitator memotivasi
anak
4. Observer Memperhatikan
mengobservasi selama
permaianan
5. Menanyakan perasaan
anak
Bermain

Mengungkapkan
perasaan
3. 5 menit Penutup :

1. Pempimpin permaian Mengakhiri


menghentikan bermain
permainan kolase
2. Menanyakan perasaan
anak
Mengungkapkan
3. Memberikan hadiah
perasaan
pada anak yang cepat
dalam menyusun
kolase
4. Membagikan hadiah
pada semua anak yang
Senang
bermain
5. Mengevaluasi
permainan
6. Menutup acara dan
mengucapkan salam
Senang

Mengungkapkan
perasaan
Mendengarkan dan
menjawab salam

E. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

Yang diharapkan :

- Alat-alat yang digunakan lengkap


- Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses

Yang diharapkan :

- Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik


- Terapi dapat dilaksanakan dengan baik
- Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
- Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
dengan tugansya

3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan :
- Tingkat kecemasan anak menurun dengan menyusun terapi
bermain kolase
- Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
- Anak merasa senang dan tidak takut
- Orangtua dapat mendampingi kegiatan anak sampai akhir
- Orangtua mengungkapkan manfaat yang dirasakan setelah
diberikan terapi bermain

Lampiran Materi

TERAPI BERMAIN
KOLASE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK
PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN)

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien


anak yang sedang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami
seperti menangis, dan takut pada orang baru. Banyaknya stressor yang dialami
anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang
mengganggu perkembangan anak. Lingkungan rumah sakit dapat merupakan
penyebab stress dan kecemasan pada anak (Marni, 2018).
Kecemasan terbesar pada anak usia prasekolah selama menjalani
hospitalisasi yaitu kecemasan terjadinya perlukaan pada daerah sekitar
tubuhnya. Semua prosedur atau tindakan keperawatan baik yang menimbulkan
nyeri maupun tidak akan menyebabkan kecemasan pada anak prasekolah. Hal
ini disebabkan karena keterbatasan pemahaman anak mengenai tubuh (Alini,
2017).
Kecemasan yang terjadi pada anak tidak dapat dibiarkan, hal tersebut
dapat berdampak buruk pada proses pemulihan kesehatan anak. Penatalaksaan
untuk mengurangi kecemasan pada anak yang menjalani perawatan di rumah
sakait sangat diperlukan, dengan cara memberi kesempatan pada anak untuk
bermain, melibatkan orangtua, memberikan informasi, dan mendorong
partisipasi orangtua. (Kurdaningsih, 2016)
Menurut (Yulia Devi Putri, 2018) hospitalisasi yaitu suatu keadaan krisis
pada anak, saat anak sakit dan dirawat dirumah sakit. Kejadian ini terjadi
disebabkan karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak baik bagi anak maupun orangtua atau keluarga
Bermain merupakan kebutuhan yang muncul secara alamiah dalam diri
pada setiap individu. Permainan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan
memperoleh keterampilan tertentu dengan cara membahagiakan seseorang.
(Mujib, Rahmawati, 2015)
Bermain pada anak dapat memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan karena dalam bermain anak merasakan kesenangan, bermain juga
merupakan kegiatan yang membiarkan kesenangan kepada individu. (Saripudin
dan Faujiah, 2018)
Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik
dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Terapi bermain diharapkan mampu menghilangkan batasan, hambatan
dalam diri, stres, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan
mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang
diharapkan dan anak yang sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan
mudah diajak kerjasama selama masa perawatan (Mulyaman 2006 dalam Yusuf
dkk, 2013). Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak
untuk dapat mengembangkan potensi kreativitas dari anak-anak itu sendiri.
Terapi bermain membantu pelepasan stress dan cemas yang sedang dirasakan
anak dikarenakan bermain memiliki manfaat sebagai sarana pengalih perhatian
(distraksi) yang mengakibatkan anak menjadi rileks. Hal ini menyebabkan anak
yang awalnya mengalami kecemasan menjadi tidak cemas lagi. (Yusuf, 2013).
Kolase merupakan suatu seni dengan teknik menempel dengan berbagi
macam bahan-bahan seperti kertas, daun, potongan perca, biji-bijian dan
serbuk kayu. Anak selalu ingin bermain baik dirumah maupun disekolah, oleh
karena itu anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu hal termasuk pada saat
kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Melalui kegiatan bermain kolase
akan dapat melatih konsentrasi anak karena kegiatan kolase membutuhkan
konsentrasi pada kegaitan menempel (Nur, 2016). Tidak hanya melatih
konsentrasi, kolase juga merupakan salah satu aktivitas bermain yang dapat
menstimulus kemampuan motorik halus seorang anak. Karena pada kegiatan
kolase anak mengkoordinasikan mata dan tangan serta jarijemarinya untuk
mengoleskan lem dan menempel. Seperti yang diungkapkan oleh Sumanto
(2006: 94) “Manfaat kolase dapat meningkatkan perkembangan otak, bahsa,
dan melatih kemampuan motorik halus anak”. Dengan bermain kolase tidak
hanya fisik anak saja yang akan bekerja tetapi juga otak anak yang digunakan
untuk berfikir bagaimana menghias gambar menggunakan bahan kolase
sehingga dapat menjadi karya yang indah. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan permainan kolase mempunyai manfaat yang banyak bagi
perkembangan motorik halus seorang anak. karena dalam proses kegiatan
bermain kolase kaya akan aktifitas yang menstimulus perkembangan motorik
halus anak seperti menempel, dan koordinasi mata dan tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Alini. (2017). Pengaruh Terapi Bermain Plastisin (Playdoght) Terhadap


Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Mengalami
Hospitalisasi di Ruang Perawatan Anak RSUD Bangkinang Tahun 2017.
Jurnal Keperawatan , 1-10.
Nur, Anisa. (2016). Pengaruh Kegiatan Bermain Kolase Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Kelompok B Di Tk Al-Azhar 7 Natar Lampung
Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016
Prasetyo,. Nurlaila. Penerapan Terapi Bermain Kolase Kartun terhadap Tingkat
Kooperatif Anak Prasekolah selama Prosedur Inhalasi di Ruang Melati
RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Marni, R. A. (2018). Pengaruh terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Keperawatan, 24-29
Yulia Devi Putri, R. Y. (2018). Pengaruh Terapi Mewarnai Gambar Terhadap
Kecemasan Anak Prasekolah Akibat Hospitalisasi. Jurnal Keperawatan ,
31-36.

Anda mungkin juga menyukai