MENYUSUN PUZZLE
Disusun Oleh:
071202021
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Rumah
Sakit dengan Cara Stimulasi Motorik dan Sosial
Waktu : 20 menit
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Flamboyan 9 yang
memenuhi kriteria:
Anak usia 2 tahun
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
Terapi bermain merupakan salah satu intervensi terbaik dalam menangani masalah
kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi. Terapi bermain merupakan cara
pemulihan dengan menggunakan permainan untuk menghadapi ketakutan dan
kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit. Terapi bermain menggunakan
permainan terapeutik yang berfokus pada bermain sebagai mekanisme perkembangan
dan peristiwa yang kritis seperti hospitalisasi. Manfaat dari terapi bermain adalah
menurunkan stres psikologis dan fisiologis yang merupakan tantangan bagi anak
dalam menghadapi pengobatan. Manfaat jangka panjang adalah terapi bermain dapat
membantu perkembangan respon perilaku positif untuk menggambarkan pengalaman
pengobatan (Subardiah I. 2011)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit agar dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi
sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan saling
bercanda.
E. Media
Puzzle
F. Kegiatan bermain
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
Lampiran materi:
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2013).
Menurut Joyce Engel (2015), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi
Puzzle merupkan salah satu alat bermain yang dapat membantu perkembangan psikososial
pada anak usia prasekolah. Puzzle merupakan alat permainan asosiatif sederhana. Permainan
mengenai terapi bermain menggunakan puzzle untuk mengata kecemasan sendiri telah
dilakukan, dengan hasil terapi bermain puzzle dapat mengatasi kecemasan pada anak yang
dihospitalisasi (Mutiah, 2015). Penelitian oleh Kaluas (2015) juga menyatakan bahwa
bermain puzzle dapat menurunkan kecemasan pada anak. Hal ini karena saat bermain puzzle
anak dituntut untuk sabar dan tekun dalam merangkainya. Lambat laun hal ini akan berakibat
pada mental anak sehingga anak terbiasa bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menghadapi
sesuatu. Bermain puzzle tidak hanya memiliki manfaat untuk mengatasi kecemasan namun
juga membantu untuk perkembangan anak (Pratiwi & Deswita, 2013)
Bermain dengan cara menyusun pazel pada dasarnya tidak hanya membantu mengembangkan
kemampuan motorik anak saja tetapi juga berperan penting dalam proses pengembangan
kognitif klien dan emosional klien, serta membantu klien untuk menggunakan kemampuan
bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa dengan proses sosialisasi dengan
orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar maka dia sudah siap untuk
meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti bersosialisasi dengan orang
lain seperti mengenalkan diri (Pratiwi & Deswita, 2013)
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2013. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku,
Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna .
Setiawan dkk. (2014). Keperawatan anak & tumbuh kembang (pengkajian dan pengukuran).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Veltman M,W Browne K.D. 2014. An Evaluation of Favorite Kind of Day Drawing from
Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect.
Whaley L.F, Wong D.L. 2013. Nursing Care of infants and children in-ed. St Louis : Mosby
year book