Anda di halaman 1dari 13

TERAPI BERMAIN

PADA ANAK DI IRNA 3A RS KOTA MATARAM

KELOMPOK 7:

1. AYU WULANDARI
2. RYAN ERLANGGA PURWANTO
3. IMANSYAH
4. DEVI SUSILAWATI
5. M.HAFIZUL RIZAL
6. SUMARNI
7. YULIYA NINGSIH

PROGRAM STUDI POFESI NERS KEPERAWATAN XVII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2021/2022
TERAPI BERMAIN PADA BAYI DAN ANAK

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak di ruangan 3B RSUD KOTA


MATARAM

Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain

Sasaran : anak di ruangan perawatan 3A

Hari tanggal : SABTU, 26 Maret 2022 jam 10:00 WITA

1. Latar Belakang
Bermain merupakan aktivitas utama bagi anak. Bermain bagi anak merupakan media
belajar dan kegiatan yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan. Dengan
bermain anak mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya. Bahkan ketika anak sakit
aktivitas bermain tetap menjadi kegiatan yang menyenangkan. Namun saat anak sakit dan
harus di rawat di RS seringkali fasilitas di RS tidak cukup mendukung dilakukan kegiatan
bermain di RS.
Masuk RS merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman trauma,
khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi.
Stress ini di sebabkan antaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol, akibat
tindakan invasive menimbulkan nyeri, menolak tindakan, susah tidur, tidak mau makan
minum, rewel, menangis. Jika hal tersebut tidak di tangani dengan baik makan akan
memperburuk kondisi anak dan masa pemulihan semakin lama.
Irna 3A RS KOTA MATARAM memiliki 2 ruangan untuk pasien anak Jumlah bed
6. Berdasarkan observasi kami selama beberapa hari di ruang irna 3A khususnya diruang
didapatkan bahwa pasien anak sering rewel dan menangis terutama pada saat dilakukan
tindakan. Bahkan hanya melihat perawat pasien tersebut langsung menangis. Mengingat
pula untuk pemasangan infus dan pengambilan sampel darah cukup sulit karna pembuluh
darahnya yang kecil, jadi kecil pula peluang perawat melakukan tindakan hanya sekali
percobaan. Sehingga membuat bayi menjadi trauma selama berada di RS.
Hasil wawancara dengan salah satu perawat yang bertugas, mengatakan bahwa ada
anak-anak yang apabila sudah dirawat beberapa hari di RS, biasanya hanya dengan
melihat orang asing atau menggunakan baju putih-putih maka akan merespon
kehadirannya seperti memeluk erat orang tuanya, menangis, menjerit, dan tentunya tidak
kooperatif untuk semua tindakan kesehatan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress dan cemas pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain pada anak
mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan, tujuan bermain
pada usia 0 – 3 tahun adalah menstimulasi perkembangan anak, mengalihkan
perhatian anak, mengalihkan nyeri dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Pemilihan
mainan anak harus aman, bersih dan selalu dalam pemantauan orang tua.
Salah satu jenis permainan pada anak adalah bermain menyusun donat Warna Warni
Permainan ini menggunakan mainan donat plastik yang bawahnya besar dan semakin
keatas semakin mengecil. Permainan ini berfungsi untuk melatih koordinasi motorik
halus pada anak.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan yang dialami akan terlepas
karena melakukan permainan rasa sakit akan teralihkan pada permainannya dan terjadi
proses relaksasi melalui hospitalisasi.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
      Tujuan umum dari terapi bermain dengan bermain adalah mengurangi kecemasan
dan stress yang dirasakan anak yang saat berada di ruang perawatan 3A di RSUD
KOTA MATARAM.
B. Tujuan Khusus
a. Menghibur dan mengurangi trauma hospitalisasi
b. Membuat anak lebih kooperatif terhadap semua tindakan yang dilakukan oleh
perawat
c. Sebagai alat komunikasi perawat dan pasien

3. Sasaran
a. Anak yang ruang perawatan 3A

1. Alat
Donat Warna Warni, Kencrengan, Buku mewarnai, Buku Gambar, Pensil warna
2. Cara Bermain
a. Bayi usia 0-3 bulan :
Memegang benda dengan kuat : letakkan sebuah mainan (donat warna warni) yang
berwarna cerah ditangan bayi. Setelah bayi menggenggam mainan tersebut, Tarik
pelan-pelan untuk melatih bayi memegang dengan kuat.
b. Bayi usia 9 bulan
Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain : berikan bayi satu mainan
dengan tangan kanan, perlihatkan lagi mainan lainnya, lihat apakah bayi mampu
memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan yang lainnya, sehingga bayi
memegang 2 mainan dimasing masing tangannya.
c. Bayi usia 12 Bulan
Menyusun donat warna-warni : ajari bayi menyusun donat warna-warni mulai dari
ukuran terbesar hingga ukuran terkecil dengan meletakkan semua donat secara acak
kemudian arahkan bayi untuk memasukkannya ke dalam ring donat.
d. Usia 3-6 (pra sekolah)
Menurut Olivia (2013: 14) mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas,
dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu
bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah sebuah keasi seni. Dengan mewarnai
dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak dengan warna yang di hasilkan,
menurunkan tingkat kecemasan anak selama perawatan dengan mengajak mereka
bermain menggunakan alat permainan yang tepat. Sementara gambar merupakan
sebuah media yang dapat merangsang otak. Dengan menggambar, anak akan berpikir
dan melakukan analisa terhadap segala pengalaman yang mungkin pernah dilihat dan
diamatinya. (As’adi Muhammad,2009).

3. Setting Tempat
Keterangan

Leader

Fasilitator Observer

Anak Orangtua anak

4. Srategi Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.  Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi  Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang
tua
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara  Anak Bermain dan di
pelaksanaan terapi bermain dampingi ibu
kepada orang tua
2. Fasilitator memberi mainan
3. Melibatkan ibu untuk selalu
berkomunikasi dengan bayi

4. 5 menit Terminasi:
1. Mengucapkan terima kasih  Memperhatikan
kepada orang tua  Mendengarkan
2. Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

5. kriteria evaluasi :
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang 3A
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan bermain
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Memegan mainan dengan kuat
d. Memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan lainnya
e. Menyusun donat Warna Warni

6. Tugas Masing-Masing
a. Leader/Ketua : Ryan Erlangga Purwanto
b. Fasilitator : Ayu wulandari , yulya ningsih ,hafizul rizal .imasnyah
c. Observer : Devi susilawati

7. Perkiraan Hambatan :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
3. Anak menolak untuk ikut terapi bermain

8. Antisipasi Hambatan/Masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi bayi selama program
terapi.
MATERI TERAPI BERMAIN

A. KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10.Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11.Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
12.Mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara pada anak

B. MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.

C. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong,
tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dll.
D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.

E. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. Tujuan
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Keperawatan dalam Pelaksanaan Bemain
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pelaksanaan bermain :
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Bermain di Rumah Sakit di pengaruhi oleh :
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

Bermain pada bayi mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap


lingkungan, tujuan bermain pada usia 0 – 1 tahun adalah menstimulasi perkembangan
anak, mengalihkan perhatian anak, mengalihkan nyeri dan ketidaknyamanan yang
dirasakan. Pemilihan mainan anak harus aman, bersih dan selalu dalam pemantauan
orang tua. Anak usia 0 – 1 tahun mengalami perkembangan oral (mulutnya) dimana
kepuasan ada dalam mulutnya, jadi anak cenderung memainkan mulut dan suka
memasukkan semua benda kedalam mulutnya. Permainan permainan yang dapat
dilakukan pada anak usia 0 -1 tahun meliputi :

a. Permainan kerincing
Permainan ini menggunakan penglihatan dan pendengaran anak yang berfungsi
untuk mengalihkan perhatian anak serta melatih anak untuk menemukan sumber
bunyi yang berasal dari kerincing. Pelaksanaannya dengan menggoyangkan
kerincing hingga anak menoleh kearah bunyi kerincing, lalu geser kerincing kekiri
dan kekanan, jauh mendekat. Jika anak mencoba untuk meraih, kerincing boleh
diberikan ke anak untuk digenggam dan dimainkan.
b. Sentuhan
Permainan ini menggunakan benda-benda yang akan disentuhkan ke anak, baik
kekulit anak maupun ke telapak tangan anak. Pilihlah benda yang tekstur
permukaannya lembut seperti boneka, sisir bayi, atau kertas. Permainan ini
bertujuan untuk mengenalkan benda dengan sensasi sentuhan dan mengembangkan
kesadaran terhadap benda-benda disekitarnya. Permainan ini dilakukan dengan
menempelkan benda-benda yang telah kita tentukan ke kulit anak, perhatikan
respon bayi terhadap ketidaknyamanan.
c. Mengamati mainan
Permainan ini ditujukan untuk perhatian anak dengan menggunakan benda-benda
yang bergerak. Permainan ini dilakukan dengan cara menggerakkan benda-benda
yang menarik perhatian seperti boneka berwarna cerah, mainan berwarna cerah.
Benda-benda tersebut diarahkan mendekat dan menjauh atau kekanan dan kekiri
agar anak mengikuti arah benda tersebut.
d. Meraih mainan
Permainan ini melatih motorik kasar anak dan membuat anak berusaha meraih apa
yang disukainya, yang perlu diperhatikan adalah jika anak sudah mulai bosan
karena tidak dapat menjangkau mainan tersebut, segera dekatkan dan berikan
mainan kepada anak. Permainan ini menggunakan benda-benda yang cerah dan
menarik perhatian anak, diletakkan diatas anak agar anak berusaha mengambil
mainan tersebut. Gerak-gerakkan mainan tersebut agar anak tertarik untuk
memegang.
e. Bermain bunyi-bunyian
Permainan ini ditujuan untu anak usia 6 bulan lebih. Pada permainan ini
menggunakan alat musik mainan, baik yang ditiup atau dipukul yang dapat
mengeluarkan suara. Pada pelaksanaannya alat permainan tadi dipukul bisa dengan
tangan atau dengan pulpen/pensil atau sendok. Permainan ini bertujuan untuk
melatih respon anak pada suara benda yang dipukul serta mengajarkan pada anak
benda-benda apa saja yang dapat menghasilkan bunyi.
f. Mencari mainan
Pada permainan ini ditujukan untu melatih toleransi anak terhadap adanya
kehilangan, agar anak bisa beradaptasi jika sesuatu benda hilang agar tenang dan
berfikir cara mendapatkannya. Permainan dengan menunjukkan suatu benda lalu
sembunyikan benda itu, atau sembunyikan benda yang sebelumnya digunakan anak
lalu ajak anak untuk mencarinya.
g. Menyusun donat warna warni
Permainan ini menggunakan mainan donat plastik yang bawahnya besar dan
semakin keatas semakin mengecil. Permainan ini berfungsi untuk melatih
koordinasi motorik halus anak yang menghubungkan mata dengan otot kecil tubuh.
h. Mengenal bagian tubuh
Permainan ini mengenalkan bagian tubuh anak dan nama-namanya, anak hanya
perlu memperhatikan apa yang dilakukan oleh fásilitator dan akan dilanjutkan oleh
keluarga anak.
DAFTAR PUSTAKA

Saputro, Heri. Intan Fazrin. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit. Ponorogo :

Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)

Hurlock. 2016. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2015. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta

Markum. 2016. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih. 2017, Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta


DAFTAR HADIR

NO NAMA PESERTA TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai