Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

SATUAN ACARA BERMAIN


DI RUANG ANAK 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
PROGRAM PENDIDIKANPROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MALANG

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


MALANG
2015

BAB 1
SATUAN ACARA BERMAIN
1.1 Pelaksanaan Kegiatan
Waktu & Tempat
a. Waktu permainan :
1. Lama bermain

: 40 menit

2. Hari / Tanggal : Jumat, 20 juli 2015


3. Jam

: 10.00 10.40 WIB

b. Tempat bermain
c. Jenis Permainan

: Ruang 7B (Ruang Anak)


: Puzzle

1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Mengurangi hospitalisasi pada anak selama dalam perawatan di Rumah
Sakit, sehingga anak menjadi lebih kooperatif dan nyaman selama masa
perawatan di Rumah Sakit.

1.2.2

Tujuan Khusus
1.

Anak bisa merasa senang dan nyaman terhadap kehadiran dokter atau
perawat.

2.

Anak mampu berlatih tentang problem solving

3.

Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.

4.

Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan.

5.

Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah.

6.

Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi.

1.3 Manfaat
1.3.1

1.3.2

Bagi Anak
a.

Dapat mengurangi stress hospitalisasi pada anak.

b.

Anak dapat bersosialisasi dengan pasien lainnya dan perawat.

c.

Memenuhi kebutuhan bermain anak.

d.

Tahap perkembangan anak dapat tetap terpenuhi.

Bagi Orang tua


Mengurangi tingkat kecemasan orang tua

1.3.3

1.3.4

Bagi Perawat
a.

Meningkatkan kepercayaan anak terhadap perawat dan mahasiswa

b.

Mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan

Sasaran
Anak usia preschool yang dirawat di ruang 7B RSU Dr. Saiful
AnwarMalang yang masih mampu beraktifitas

1.4

Pengorganisasian

Keterangan:
= Anak/ orang tua
= Leader
= Co Leader
= Observer
= fasilitator

Leader

: Mulyani Septiarini

Co Leader

: Fitriyanti N Idrus

Fasilitator

: Agus Wariyanto

Observer

: Ryan Frasetya

Pembimbing

1.5 Mekanisme Kegiatan Terapi Bermain


Fase

Kegiatan

Respon

Waktu

Persiapan

Kontrak waktu dengan anak/


orang tua
Kontrak waktu dengan
perawat

Orang tua & anak


menyetujui akan
dilaksankan terapi
bermain
Perawat menyetujui
akan dilakukan terapi
bermain

10
menit

Orientasi

1. Persiapan alat dan ruangan


2. Anak dikumpulkan di tempat
yang sudah disediakan bila
memungkinkan
3. Perkenalan dengan sesama
anak, dan petugas
4. Menjelaskan maksud dan
tujuan kepada anak mengenai
permainan yang akan
dilaksanakan

1. Ruangan sudah tersedia


dan peralatan sudah
lengkap ditempatnya
2. Anak datang pada
tempat terapi bermain
tepat pada waktunya
3. Anak memperhatikan
dari perkenalan petugas
4. Anak memperhatikan
saat petugas
menjelaskan
maksud dan tujuan
kepada anak mengenai
permainan

10
menit

Kerja

1. Mengatur posisi anak di


tempat masing-masing
2. Membagi alat permainan
3. Perawat mengawasi saat anak
bermain
4. Memberikan reward pada
anak yang dapat memasang
puzzle secara benar
5. Mulai membongkar dan
memasang puzzle yang telah
diberikan
1. Ucapan terima kasih kepada
anak
2. Penutup

1. Anak duduk dengan


tenang
2. Anak menerima
mainan
3. Anak terpantau dengan
baik
4. Anak mampu
membongkar dan
memasang puzzle.

30
menit

Anak tampak senang

10
menit

Terminasi

1.6 Media
puzzle (bongkar pasang)
1.7 Metode
Bermain bersama

1.8 Evaluasi
1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar
2. Melatih memecahkan masalah

3. Membedakan warna dan bentuk


4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

BAB 2
MATERI KONSEP BERMAIN
2.1. Latar Belakang
Menjalani perawatan di rumah sakit bagi anak merupakan peristiwa yang
seringmenimbulkan

pengalaman

traumatik,

yakni

ketakutan

atau

stress

hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya perpisahan


dengan orang tua, kehilangan kontrol dan perlakuan tubuh akibat tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibat perpisahan pada anak akan menimbulkan
berbagai reaksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak,
tidak kooperatif terhadap aktifitas sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan
yang diberikan. Bermain di RS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan yang sangat berguna untuk merangsang
perkembangan anak dan untuk menurunkan stres akibat hospitalisasi.
Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peran perawat dalam
memberikan aktifitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap tumbuh
kembangnya, tentunya dengan memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah
sakit.
Anak-anak dengan penyakit yang memerlukan perawatan yang lama
mengalami stresor yang tinggi terutama anak usia sekolah karena harus
meninggalkan kelompoknya dan teman-teman sekolahnya. Untuk itu penting
dilakukan suatu aktifitas bermain cooperatif play untuk mengekpresikan perasaan
mereka dalam upaya peningkatan kesadaran diri.
Perawat bermaksud memfasilitasi terapi bermain diatas pada anak diruang
7B RSSA Malang dengan berbagai penyakit yang harus menjalani pengobatan
lama, sehingga anak dapat menyelesaikan tugas perkembangannya sekaligus
mencari kesembuhan bagi penyakitnya.
Manfaat terapi bermain dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit
adalah salah satunya memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan
lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat
berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga tidak merasa terisolir,
anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di
rumah sakit.

Aktifitas bermain pada anak usia toodler dan pra sekolah antara lain
bermain puzzle sederhana, menggambar, mengenal bentuk mobil-mobilan, hewanhewanan, boneka atau bermain bola, membentuk kertas origami (kertas lipat).
Aktivitas bermain tetap diberikan selama anak dirawat di RS agar proses
perkembangan tidak terhambat meskipun sedang sakit. Bentuk permainan di RS
disesuaikan dengan kondisi anak dan penyakit yang dialami anak.
Karena pentingnya manfaat terapi bermain dalam penanganan anak sakit,
perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi
bermain terhadap anak yang dirawat di ruang 7B ini perlu dilaksanakan. Dalam hal
ini jenis permainan yang akan diberikan di ruang7B adalah bermain mengenal
bentuk hewan-hewanan dan mewarnai.
2.2. Metode
Pembagian Tugas :
Leader :
Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
Mengarahkan permainan.
Memandu proses permainan.
Co Leader :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas peserta
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
Fasilitator, tugasnya:
Memfasilitasi anak untuk bermain.
Membimbing anak bermain.
Memperhatikan respon anak saat bermain.
Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
Observer, tugasnya:
Mengawasi jalannya permainan.
Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
Menyusun laporan dan menilai hasil permainan deibantu dengan Leader dan
fasilitator.


2.3. Pengertian
1. Menurut Hurlock (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakuukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban.
2. Menurut Depkes RI (1993) bermain merupakan kesibukan anak, layaknya
seperti bekerja bagi orang dewasa , dilakukans ecara sukarela untuk memperoleh
kesenangan.
3. Menurut Foster (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
4. Jadi bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan.
2.4. Fungsi Bermain
Menurut Wong (2003), fungsi bermain bagi anak meliputi :
1. Perkembangan sensori motorik
Bermain penting untuk mengembangkan otot dan energi.Komponen yang
paling untuk semua umur terutama bayi. Anak mengekslorasi alam sekitarnya :
a. Bayi melalui stimulasi taktil ( sentuhan ), audio, visual.
b. Toddler dan prasekolah ; gerakan tubuh dan eksplorasi lingkungan
c. Sekolah dan remaja : Memodifikasi gerakan tubuh lebih terkoordinasi dan
rumit. Contoh berlari dan bersepeda.
2. Perkembangan Intelektual/ Kognitif
Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenal
objek dan bagaimana menggunakannya.Anak belajar berpikir abstrak dapat
meningkatkan kemampuan bahasa, dapat mengatasi masalah dan menolong anak
membandingkan antara fantasi dan realita.
3. Sosialisasi
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak
sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan
sosial. Dengan sosialisasi akan berkembang nilai-nilai normal dan etik. Anak
belajar yang benar dan salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya.
a. Bayi : perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran ornag lain dimana

kontak sosial pertama anak adalah figur ibu.


b. Sampai usia 1 tahun : bayi memriksa bayi lain, memriksa objek
dilingkungan.
c. Usia 2 3 tahun : permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter dan
pasien, penjual dan pembeli. Kemudian meluas teman sementara dan teman
permainannya.
d. Usia pra sekolah : sadar akan keberadaan teman sebaya, mengidentifikasi
ciri yang ada pada setiap bermainnya.
e. Usia sekolah : teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar memberi dan
menerima, belajar peran benar atau salah, nilai moral dan etik, mulai
memahami tanggung jawab dari tindakannya.
4. Kreativitas
Melalui bermain anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide baru dalam
bermain.Kalu anak merasa puas dari kreativitas baru, maka anak akan mnecoba
pada situasi yang lain
5. Nilai terapeutik
Untuk melepaskan stress dan ketegangan
6. kesadara diri
Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahannya serta tingkah
lakunya.
7. Nilai Moral
Belajar salah/ benar dari kulutr, rumah, sekolah dan interaksi. Contoh bila
ingin diterima sebagai anggota kelompok, anak harus mematuhi kode perilaku
yang diterima secara kultur, adil, jujur, kendali dir dan mempertimbangkan
kepentingan orang lain.
2.5. Klasifikasi Bermain
1. Menurut isi permainan
a. Social Affektif Play, permainan yang membuat anak belajar berhubungan
dengan orang lain. Contoh ; orang tua berbicara, memeluk, bersenandung,
anak memberi respon dengan tersenyum, mendengkur, tertawa, beraktivitas,
dll.
b. Sense Pleasure Play (bermain untuk bersenang-senang), contoh : Obyek
seperti wanita, cahaya, bau, rasa, benda alam dan gerakan tubuh.

c. Skill Play, bermain yang sifatnya membina ketrampilan Misalnya


berulangkali melakukan dan melatih kemampuan yang baru didapat,
menimbulkan nyeri dan frustasi pada anak. Contoh naik sepeda.
d. Dramatik Role Play / bermain Dramati/ Simbolik, dimulai pada akhir masa
bayi 11-13 bulan. Contoh ; berpura-pura melakukan kegiatan keluarga seperti
makan, minum dan tidur. Usia Toddler kegiatan berupa hal-hal yang lebih
dikenalnya Usia Prasekolah kegiatan sehari-hari tetapi lebih rumit.
e. Permainan game, contoh Puzzle, komputer games dan video
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Onlooker Play / mengamati, anak melihat apa yang dilakukan anak lain
tetapi tidak ada usaha untuk ikut bermain. Contoh ; menonton televisi
b. Solitary / mandiri, anak bermain sendiri. Menyukai kehadiran orang lain tap
tidak ada usaha untuk mendekat atau berbicara. Hanya terpusat pada
aktivitas/ permainanya sendiri.
c. Paralel Play, bermain sendiri di tengah anak lain, tidak ada asosiasi
kelompok. Ciri bermain anak Toddler.
d. Asosiasi Play, bermain dan beraktifitas serupa bersama, tetapi tidak ada
pembagian kerja, pemimpin/ tujuan bersama, Anak interaksi dengan saling
meminjam alat permainan. Ciri Anak Prasekolah
e. Cooperatif Play, bermain dalam kelompok, ada perasaan kebersamaan/
sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Ada tujuan yang
ditetapkan dan ingin dicapai.
2.6. Faktor faktor yang Mempengaruhi Bermain
1. Kesehatan
Semakin sehat anak, semakin banyak energinya untuk bermain aktif,
seperti permainan dan olah raga.Anak yang kekurangan tenaga lebih menyukai
hiburan.
2. Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa
saja yang dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada perkembangan
motorik anak.
3. Intelegensi
Pada setiap usia anak, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang

kurang pandai dan permainan mereka lebih menunjukkan kecerdasan. Anak


yang pandai menunjukkan keseimbangan perhatian bermain yang besar,
termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata.
4. Jenis kelamin
Pada masa awal kanak-kanak, anak laki-laki menunjukkan perhatian
pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang perempuan, tetapi
sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
5. Status sosisal ekonomi
Anak dari kelompok sosial ekonomi yang libih tinggi lebih menyukai
kegiatan yang mahal sedangkan dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan
yang tidak mahal.Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang
ditonton anak, jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervisi terhadap
mereka.
6. Lingkungan
Anak dari lingkungan buruk kurang bermain ketimbang anak lainnya
karena kesehatah yang buruk, kurang waktu, peralatan dan ruang. Anak yang
berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka yang berasal
dari lingkungan kota. Hal ini kurangnya peralatan dan waktu bebas.
7. Peralatan bermain
Peralatan

bermain

yang

dimiliki

anak

mempengaruhi

permainannya.Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan yang


mendukung permainan pura-pura.
2.7. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan Anak
1. Tradisi
a. Setiap generasi meniru permainan generasi sebelumnya
b. Bentuk permainan yang memuaskan akan dilanjutkan
c. Tergantung dari perubahan musim
2. Bermain mengikuti pola perkembangan yang dapat diramalkan. Usia bertambah,
penggunaan material lebih bermakna, misalnya balok.
3. Waktu dan usia
a. Ragam kegiatan bermain berkurang dengan tambahnya usia
b. Waktu berkurang sesuai usia
c. Aktifitas fisik berkurang

d. Waktu untuk aktifitas spesifik meningkat


e. Perhatian menyempit tetapi lebih lama
f. Jumlah dan usia teman ( lebih sedikit dan spesifik )
2.8. Jenis dan Syarat Permainan Sesuai dengan Usia Anak
1. Umur 0 - 3 bulan
a. Sentuhan, ocehan, kontak mata
b. Perhatian, tersenyum, warna dan suara
2. Umur 3 bulan
a. Sentuhan pensil pada punggung tangan dan ujung jari anak,melatih
menggenggam dan menggerakkan lengan tangan dan tungkai ; gerak kasar.
b. Warna/ cahaya digerakkan ke kiri dan ke kanan; visual dan gerak halus.
c. Suara; berbicara, tape, dan lain-lain
d. Tertawa dan tersenyum; bergaul dan mandiri
e. Berbicara dengan lembut, memeluk dan mencium, membuai dan menimang,
memupuk cinta kasih sayang dan rasa aman
f. Melatih membalikkan badan dari telentang ke tengkurap
g. Melatih mengangkat kepala, menelungkupkan anak memberikan bendabenda yang menarik dan digerak-gerakkan
h. Letakkan benda-benda kecil sebesar biji kacang di depan anak, ambil benda
itu sampai anak meniru, awasi.
i. Beri biskuit/ roti hingga anak dapat memasukkan makanan kedalam mulut.
j. Melatih anak meraih benda.
3. Umur 3 - 6 bulan
a. Gunakan mainan yang dapat menimbulkan suara
b. Pindahkan mainan ke posisi berubah-ubah, bergaul dan mandiri
c. Melatih mencari sumber suara.
d. Mengoceh pada anak sehingga anak meniru.
e. Melatih menyangga leher
f. Melatih untuk duduk
g. Melatih untuk menyangga badan dan kedua kaki
h. Memberi kesempatan pada anak untuk coret-coret
i. Melatih meniru kata-kata, mengenal suara, lingkungan sekitar, bergaul
4. Umur 6 - 9 bulan

a. Anak didudukkan dan mempertahankan posisi dengan kepala tegak


b. Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri
c. Sering diajak bicara
d. Perlihatkan bambar lucu dan menarik
e. Mengajak dirinya dikaca
f. Melatih merangkak, berdiri
g. Melatih memasukkan dan mengeluarkan benda, tepuk tangan,menepuk
beduk dan gendang
h. Mengajak anak mengikuti kegiatan keluarga. Contoh : makan bersama,
jalan-jalan dan rekreasi
5. Umur 9 - 12 bulan
a. Bermain merambat pada meja/ kursi
b. Meraup benda-benda kecil dengan kelima jari-jari
c. Berbicara ( melatih ) dengan dua suku kata
d. Bermain untuk melatih anak memanjat kursi/ tangga secara bertahap
e. Bermain bola
f. Melatih/ bermain dengan berjalan
g. Menumpuk balok
h. Menggambar
i. Melatih membungkukkan badan saat mengambil sesuatu benda
j. Menyebutkan beberapa nama dari bagian tubuhnya
6. Umur 12 - 18 bulan
a. Bermain mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
b. Makan dan minum
c. Berjalan mundur ( dengan menarik mainan )
d. Menangkap, melempar dan menendang bola
e. Memakai dan melepas pakaian
f. Puzzle
g. Perintah sederhana
h. Bercerita ( minta pada anak )
7. Umur 18 - 24 bulan
a. Menggambar dengan pola
b. Menunjukkan dan menyebut salah satu bagian tubuh yang benar
c. Rumah-rumahan, masak-masakan ( pekerjaan RT )

d. Melatih berjalan jinjit, melompat dan berdiri dengan satu kaki


e. Bermain dengan lilin/ tanah liat/ adonan kue
f. Memasukkan benda ke lubang yang sesuai
g. Menyebut nama benda - benda dan mengenal sifatnya
h. Cuci tangan dan kaki
i. Memilih baju
8. Umur 2 - 3 tahun
a. Berdiri dengan satu kaki
b. Menggambar
c. Menghitung jumlah benda
d. Mencocokkan gambar dengan benda sesungguhnya
e. Menyebut nama
f. Bercerita dengan dirinya
g. Menyebut lawan kata
h. Permainan dramatik, sopan santun, masak-masakan, mandi, dll
9. Umur 3 - 4 tahun
a. Menggambar dan menulis
b. Jalan jinjit
c. Menyebutkan warna warni
d. Melompat dengan satu kaki
e. Melempar ke atas
f. Menggunting dan menempel
g. Mengenal huruf dan angka
h. Mengenal bentuk dan warna gambar
i. Membaca
j. Mengenal musim
k. Bermain kredit
10. Umur 4 - 5 tahun
a. Melompat dengan satu kaki
b. Mengancingkan baju
c. Bercerita dan menginga
d. Mengenal tulisan
e. Pertanyaan mengapa
f. Mengenal tanda, simbol dan lambang

g. Bergaul
11. Umur 5 - 6 tahun
a. Main bola ( jarak 1 m )
b. Menggambar ( segi tiga )
c. Angka, huruf, menghitung 0 10
d. Bersepeda
e. Bermain lilin/ tanah liat/ adonan kue
f. Menyebut nama hari, bulan, jumlah hari dalam 1 Minggu dan 1 bulan dan
seterusnya
g. Waktu
h. Ukur panjang dan lebar dengan penggaris
i. Masak-masakan

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
SATUAN ACARA BERMAIN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN
DI RUANG 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Malang, 10Juli 2015

Pembimbing Klinik

Pembimbing Institusi,

()

()

Mengetahui,
Kepala Ruangan
Ruang 7B RSSA Malang

()

DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L, (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC, Jakarta
Nursalam (2007).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Jakarta: Salemba Medika.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fak. Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu
Kesehatan Anak 3. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai