Oleh :
PROGRAM PENDIDIKANPROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MALANG
BAB 1
SATUAN ACARA BERMAIN
1.1 Pelaksanaan Kegiatan
Waktu & Tempat
a. Waktu permainan :
1. Lama bermain
: 40 menit
b. Tempat bermain
c. Jenis Permainan
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mengurangi hospitalisasi pada anak selama dalam perawatan di Rumah
Sakit, sehingga anak menjadi lebih kooperatif dan nyaman selama masa
perawatan di Rumah Sakit.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
Anak bisa merasa senang dan nyaman terhadap kehadiran dokter atau
perawat.
2.
3.
Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.
4.
5.
Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah.
6.
1.3 Manfaat
1.3.1
1.3.2
Bagi Anak
a.
b.
c.
d.
1.3.3
1.3.4
Bagi Perawat
a.
b.
Sasaran
Anak usia preschool yang dirawat di ruang 7B RSU Dr. Saiful
AnwarMalang yang masih mampu beraktifitas
1.4
Pengorganisasian
Keterangan:
= Anak/ orang tua
= Leader
= Co Leader
= Observer
= fasilitator
Leader
: Mulyani Septiarini
Co Leader
: Fitriyanti N Idrus
Fasilitator
: Agus Wariyanto
Observer
: Ryan Frasetya
Pembimbing
Kegiatan
Respon
Waktu
Persiapan
10
menit
Orientasi
10
menit
Kerja
30
menit
10
menit
Terminasi
1.6 Media
puzzle (bongkar pasang)
1.7 Metode
Bermain bersama
1.8 Evaluasi
1. Menyelesaikan puzzle dengan bentuk yang benar
2. Melatih memecahkan masalah
BAB 2
MATERI KONSEP BERMAIN
2.1. Latar Belakang
Menjalani perawatan di rumah sakit bagi anak merupakan peristiwa yang
seringmenimbulkan
pengalaman
traumatik,
yakni
ketakutan
atau
stress
Aktifitas bermain pada anak usia toodler dan pra sekolah antara lain
bermain puzzle sederhana, menggambar, mengenal bentuk mobil-mobilan, hewanhewanan, boneka atau bermain bola, membentuk kertas origami (kertas lipat).
Aktivitas bermain tetap diberikan selama anak dirawat di RS agar proses
perkembangan tidak terhambat meskipun sedang sakit. Bentuk permainan di RS
disesuaikan dengan kondisi anak dan penyakit yang dialami anak.
Karena pentingnya manfaat terapi bermain dalam penanganan anak sakit,
perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi
bermain terhadap anak yang dirawat di ruang 7B ini perlu dilaksanakan. Dalam hal
ini jenis permainan yang akan diberikan di ruang7B adalah bermain mengenal
bentuk hewan-hewanan dan mewarnai.
2.2. Metode
Pembagian Tugas :
Leader :
Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
Mengarahkan permainan.
Memandu proses permainan.
Co Leader :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas peserta
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
Fasilitator, tugasnya:
Memfasilitasi anak untuk bermain.
Membimbing anak bermain.
Memperhatikan respon anak saat bermain.
Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
Observer, tugasnya:
Mengawasi jalannya permainan.
Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
Menyusun laporan dan menilai hasil permainan deibantu dengan Leader dan
fasilitator.
2.3. Pengertian
1. Menurut Hurlock (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakuukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban.
2. Menurut Depkes RI (1993) bermain merupakan kesibukan anak, layaknya
seperti bekerja bagi orang dewasa , dilakukans ecara sukarela untuk memperoleh
kesenangan.
3. Menurut Foster (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
4. Jadi bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan.
2.4. Fungsi Bermain
Menurut Wong (2003), fungsi bermain bagi anak meliputi :
1. Perkembangan sensori motorik
Bermain penting untuk mengembangkan otot dan energi.Komponen yang
paling untuk semua umur terutama bayi. Anak mengekslorasi alam sekitarnya :
a. Bayi melalui stimulasi taktil ( sentuhan ), audio, visual.
b. Toddler dan prasekolah ; gerakan tubuh dan eksplorasi lingkungan
c. Sekolah dan remaja : Memodifikasi gerakan tubuh lebih terkoordinasi dan
rumit. Contoh berlari dan bersepeda.
2. Perkembangan Intelektual/ Kognitif
Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenal
objek dan bagaimana menggunakannya.Anak belajar berpikir abstrak dapat
meningkatkan kemampuan bahasa, dapat mengatasi masalah dan menolong anak
membandingkan antara fantasi dan realita.
3. Sosialisasi
Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak
sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan
sosial. Dengan sosialisasi akan berkembang nilai-nilai normal dan etik. Anak
belajar yang benar dan salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya.
a. Bayi : perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran ornag lain dimana
bermain
yang
dimiliki
anak
mempengaruhi
g. Bergaul
11. Umur 5 - 6 tahun
a. Main bola ( jarak 1 m )
b. Menggambar ( segi tiga )
c. Angka, huruf, menghitung 0 10
d. Bersepeda
e. Bermain lilin/ tanah liat/ adonan kue
f. Menyebut nama hari, bulan, jumlah hari dalam 1 Minggu dan 1 bulan dan
seterusnya
g. Waktu
h. Ukur panjang dan lebar dengan penggaris
i. Masak-masakan
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
SATUAN ACARA BERMAIN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN
DI RUANG 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi,
()
()
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Ruang 7B RSSA Malang
()
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L, (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC, Jakarta
Nursalam (2007).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Jakarta: Salemba Medika.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fak. Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu
Kesehatan Anak 3. Jakarta