Anda di halaman 1dari 16

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

PRE PLANNING

Bidang studi : Keperawatan Anak


Topik

: Terapi Bermain Playdough Pada Anak Usia Pra Sekolah

Sasaran

: Pasien anak usia pra sekolah yang sedang menjalani hospitalisasi di ruang
kronis Intalasi Kebidanan dan Anak

Tempat

: Ruang Kronis Instalansi Kebidanan dan Anak RSUP Dr.M.Djamil


Padang

Hari/tanggal

: Kamis / 31 Maret 2016

Waktu

: 13.00-13.30 WIB

A. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau
darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2004). Selama proses tersebut, anak dapat
mengalami berbagai kejadian yang menunjukkan pengalaman yang sangat trauma dan penuh
dengan stress. (Nursalam, 2005).

Menurut June (2004, dikutip dari Sari 2014), dampak hospitalisasi pada anak usia
prasekolah yaitu sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak
kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas, ketakutan, tidak yakin,
kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi dan merasa tidak aman.
Menurut Smith (2004, dikutip dari Sari 2014) hampir 4 juta anak didunia dalam
setahun mengalami hospitalisasi, 6% diantaranya berumur dibawah 7 tahun. Berdasarkan
Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah di
Indonesia sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan 35 per 100
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 1

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

anak menjalani hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan. Respon


kecemasan yang sering dialami anak seperti menangis dan takut pada orang yang baru
dikenalnya.
Perawat anak mempunyai peran penting dalam menurunkan kecemasan anak yang
mengalami hospitalisasi. Sehingga anak akan berperilaku lebih kooperatif. Media paling
efektif yang dapat dilakukan perawat adalah terapi bermain (Supartini,2004). Bermain
adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain
akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain (Soetjiningsih,
2004).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan kecemasan. Terapi bermain
merupakan suatu kegiatan pada asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (
Nursalam, 2005). (Supartini, 2004) menambahkan melalui kegiatan bermain, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.

Pada usia 3-5 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan
sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan
menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,
menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan
mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat
ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga
jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-benda di sekitar rumah,
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 2

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan
air.
Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang
termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam merancang
pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 28 Maret 2016 di ruang akut dan kronis
Instalansi Kebidanan dan Anak didapatkan jumlah anak yang dirawat sebanyak orang,
orang diantaranya merupakan anak usia pra sekolah. Anak usia pra sekolah yang menjalani
hospitalisasi di ruang kronik pada umumnya takut dengan petugas kesehatan, menangis
dan menjerit saat dilakukan tindakan invasif.
Maka dari fenomena diatas terapi bermain Playdough dapat dijadikan alternatif
sebagai permainan yang dilakukan anak, agar selama anak menjalani hospitalisasi
kebutuhannya tetap terpenuhi. Sehingga anak tidak mengalami cemas dan trauma terhadap
lingkungan rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain, dapat mengurangi kecemasan pada anak yang
sedang menjalani hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan untuk anak
- Dapat membantu anak melatih keterampilan motorik halus
- Dapat membantu anak melatih keterampilan berbahasa
- Dapat membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif
- Dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mengontrol emosi
- Dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial
Tujuan untuk perawat
- Agar perawat mengetahui permainan anak sesuai dengan tahap perkembangan.
- Membangun trust antara pasien anak dan perawat.
- Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 3-5 tahun.
- Agar perawat mengetahui perkembangan anak usia 3-5 tahun.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 3

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Melatih kreativitas perawat dalam menentukan jenis permainan yang tepat bagi

anak sesuai tahap perkembangan


Tujuan untuk orangtua
- Untuk menambah wawasan tentang cara mendidik anak sesuai dengan usia
-

anak.
Untuk menambah wawasan orang tua tentang cara memberikan pendidikan
pada anak dengan cara yang menyenangkan.

3. Materi (Terlampir)
4. Pelaksanaan
a. Topik

: Terapi Bermain: bermain Playdough Pada Anak Usia

Sekolah di Ruang Kronis Instalansi Kebidanan dan Anak RSUP DR. M

Djamil

Padang.
a. Sasaran
a.

Sasaran Umum

: Pasien anak yang menjalani hospitalisasi di ruang kronis


Instalansi Kebidanan dan anak RSUP Dr. Mjamil

b.

Sasaran Khusus

: Pasien anak dengan usia pra sekolah berjumlah 5 orang.

b. Metode
a.

Demonstrasi

c. Media dan alat


a. Playdough
b. LCD
c. Laptop
d. Name tage anak
d. Waktu dan tempat
Hari
: Kamis, 31 Maret 2016
Jam
: 13.00-13.30 WIB
Tempat: Ruang Kronis Instalansi Kebidanan dan anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
e. Pengorganisasian
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 4

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Leader

: Nella Vorinda Putri

Co Leader

: Dita Febrina

Observer

: Gema Wahyuni
Nicy Gusvita Sari

Faslitator

: Irhamna
Tiya Monica Baminda
Ratna Asnita
Ustin Nurjannah
Widya Herlina
Arif Budiman
Novia Haslinda
Rafika Indah

Dokumentator

: Kenny Marinda

f. Setting Tempat
F
P
O

M
M

A
O

F
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 5

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Keterangan :
P

: Pembimbing

: Fasilitator

: Leader

: Observer

: Co Leader

: Peserta

g. Uraian Tugas
1. Leader

Mendemonstrasikan terapi bermain.

Mengevaluasi peserta tentang terapi bermain yang diberikan.

2. Co Leader
a. Pada acara pembukaan.

Membuka acara.

Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.

Menjelaskan topik dan tujuan terapi bermain.

Menjelaskan kontrak waktu

Menjelaskan tata tertib terapi bermain.

b. Kegiatan Inti.

Meminta peserta memberikan pendapat tentang terapi bermain yang


telah diberikan.

c. Pada acara penutup.

Menyimpulkan dan menutup terapi bermain.

Mengucapkan salam.

3. Fasilitator.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 6

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Memotivasi peserta agar berperan aktif.

Membuat absensi terapi bermain.

Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan.

4. Observer.

Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

Membuat laporan terapi bermain yang telah dilaksanakan.

5. Dokumentator.
Mendokumentasikan kegiatan terapi bermain yang dilakukan.

h. Kegiatan Terapi Bermain


No

Pelaksana

Co Leader

Kegiatan

Kegiatan

Waktu

Audiens/Sasaran
Pembukaan
-

memberi salam

Menjawab salam

memperkenalkan

Mendengarkan

anggota kelompok
-

memperkenalkan

5 menit

dan memperhatikan
-

pembimbing klinik dan

Mendengarkan
dan memperhatikan

pembimbing akademik
-

menjelaskan tentang

topik dari terapi bermain


-

Menjelaskan dan
membuat kontrak waktu,

Mendengarkan
dan memperhatikan

Mendengarkan
dan memperhatikan

tujuan dan tata tertib terapi


2

Leader

bermain

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

20
Page 7

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Pelaksanaan
-

Mengkaji

Mengemukakan

menit

pendapat

pengetahuan audiens
tentang terapi bermain
playdough
-

Memberi

reinforcement (+)
-

Mengemukakan
pendapat

Mengkaji
pengetahuan audiens
tentang manfaat bermain
playdough

Mendengarkan

Mendengarkan

Memberi
reinforcement (+)

Menjelaskan cara

dan memperhatikan

bermain playdough kepada


audiens
3.

Co leader

Mendemonstrasikan
cara bermain playdough
kepada audiens

5 menit
-

Memberi

Mengemukakan
pendapat

reinforcement (+)
Penutup
-

Memberi kesempatan
audiens untuk mengulang
manfaat bermain
playdough

Memberi
reinforcement (+)

Bersama peserta
menyimpulkan permainan

Mendengarkan
dan memperhatikan

Rencana Tindak Lanjut:


KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 8

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Menjelaskan manfaat

Menjawab salam

permainan setelah anak


selesai menjalani
hospitalisasi
-

Menutup dengan
salam

i. Evaluasi
1.

Evaluasi struktur
a) 75 % atau lebih peserta menghadiri terapi bermain.
b) Alat dan media sesuai dengan rencana.
c) Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan.

2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Peserta terapi bermain mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c) Peserta berperan aktif dalam terapi bermain.
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan terapi bermain diharapkan 75% peserta mampu :
a) mengembangkan kemampuan motorik halus
b) mengembangkan kemampuan bahasa dan kognitif
c) mengembangkan kemampuan mengontrol emosi
d) meengembangkan sikap sosial pada anak

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 9

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Lampiran Materi
TERAPI BERMAIN: BERMAIN PLAYDOUGH
A. Terapi Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan pekerjaan anak. Dalam bermain anak secara kontinu
mempraktikkan proses hidup yang rumit dan penuh stres, komunikasi dan mencapai
hubungan yang memuaskan dengan orang lain (Wong, 2009). Bermain menurut
Hidayat (2005), merupakan suatu aktivitas di mana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 10

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

2. Tujuan Bermain
Menurut Supartini (2004), pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk melakukan pertumbuhan dan perkembanganyang normal
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi, serta ide-idenya
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan yang memecahkan masalah
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
dirumah sakit
3. Fungsi Bermain
Menurut Wong (2009), bermain mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Perkembangan Sensorik-Motorik
b. Perkembangan Intelektual
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Kreativitas
e. Perkembangan Kesadaran Diri
f. Perkembangan Terapeutik
g. Perkembangan Moral
h. Bermain Sebagai Terapi
4. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam
bermain yaitu:
a. Tahap Perkembangan Anak
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya
b.

permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.


Status Kesehatan Anak
Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan bearti anak

c.

tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.


Jenis Kelamin Anak
Semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak
perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan
kemampuan sosial. Akan tetapi, perrmainan adalah salah satu alat untuk

d.
e.

membantu anak mengenal identitas diri.


Lingkungan yang Mendukung
Dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain.
Alat dan Jenis Permainan yang Cocok
Alat dan jenis permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak.

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 11

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

5. Alat Permainan Anak Prasekolah


Ditinjau dari kelompok usia, jenis permainan dibagi menjadi permainan
untuk bayi, toddler, prasekolah, sekolah dan remaja. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia pra sekolah mempunyai
kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia
toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif, dan imajinatif. Demikian juga
kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin
meningkat.
Oleh karena itu, jenis permainan yang sesuai adalah associative play,
dramatic play, dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan
temannya dan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak
juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasinya,
seperti ayah, ibu, dan bapak atau ibu gurunya.
Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak
dipilih anak usia prasekolah. Untuk itu, jenis alat permainan yang tepat diberikan
pada anak, misalnya permainan lego, puzzle,dan permainan Playdough
(Supartini 2004).

B. Permainan Playdough
1. Pengertian Permainan Playdough
Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang
termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam merancang
pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi. Playdough
merupakan permainan yang terbuat dari plastisin dengan berbagai macam warna yang ada.
Permainan ini dilakukan dengan membentuk malam menjadi berbagai jenis hewan,
tumbuhan, buah, tempat, dan benda lainnya. Sebelumnya akan diberikan satu contoh
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 12

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

membuat sebuah kreasi benda dari malam dan selanjutnya anak akan membuat kreasi
malam sesuai keinginan dan kreatifitasnya sendiri.
2. Manfaat Permainan Playdough untuk Anak Usia Pra Sekolah
a. Motorik halus
Ketika membuat bentuk-bentuk tertentu Playdough, anak akan banyak melakukan
aktivitas meremas, menekan dan memotong, yang berfungsi untuk merangsang
motorik halusnya.
b. Bahasa
Sambil bermain, orang tua bisa mengenalkan berbagai macam kata baru dan
konsep pada anak. Playdough merupakan aktivitas menyenangkan bagi sebagian
besar anak. Dalam pengenalan konsep, sebisa mungkin orang tua harus membuat
suasana menyenangkan. Ajak anak untuk terlibat aktif, mulai dari membuat bahan
dasar Playdough sampai membuat bentuk tertentu. Orang tua juga bisa
mengenalkan berbagai macam bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, dan kotak.
Bunda boleh sekaligus mengenalkan warna ketika mengenalkan bentuk. Sesekali
orang tua bisa membiarkan anak memutuskan apa yang ingin dibuatnya dan bentuk
apa yang dia inginkan. Agar anak punya rasa memiliki terhadap aktivitas dia saat
itu, juga mengasah ketrampilan anak untuk mengambil keputusan dan
mengungkapkan keinginan.

c. Sosial
Dengan bermain Playdough secara bersama-sama akan membantu anak untuk
belajar saling berbagi dengan teman-teman yang lain.
d. Emosi
Playdough juga bisa menjadi sarana untuk menanamkan berbagai macam perilaku
positif kepada anak, mengajari anak untuk bersabar, tekun, dan bangga akan hasil
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 13

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

karyanya. Sebagai contoh, ketika orang tua dan si kecil membuat pinguin dari
Playdough, orang tua bisa membuat bentuk-bentuk dasar berupa tangan dan kaki.
Saat si kecil ingin menyambungkan tangan penguin tersebut ke badannya, tanpa
sengaja, si kecil menekan terlalu keras, hingga tangan pinguin gepeng. Si kecil
kecewa, dan marah, bahkan kadang sampai enggan untuk meneruskan pekerjaanya
(ini biasanya dialami anak usia 2-4 tahun). Bunda bisa mengarahkan si kecil untuk
meneruskan prakaryanya hingga selesai.
f. Kognitif
Menstimulasi kognisi anak melalui Playdough bisa dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya dengan mengklasifikasikan bentuk, warna dan ukuran yang bendabenda yang dibuat dengan Playdough. Orang tua juga bisa mengenalkan angka,
mengajari berhitung, bahkan mengajari anak menakar, ketika Bunda mengambil
tepung untuk membuat Playdough.

Secara umum, terapi bermain Playdough dapat memberikan manfaat bagi anak seperti:
-

Anak dapat mengenal bermacam-macam benda

Penggunaan Playdough dapat membantu anak melatih keterampilan fisik dengan


tangan ketika mereka memanipulasi Playdough dengan jari mereka. Anak dapat
berlatih seperti mencubit, meremas, atau menyodok saat mereka bermain dengan
Playdough.

Membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif lainnya seperti
imitasi, simbolisme dan pemecahan masalah. Hal ini membantu anak belajar lebih
banyak tentang lingkungan saat ia meniru bentuk benda sehari-hari dengan
Playdough.

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 14

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan meremas
adonan bermain dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan berguna
untuk mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih nyaman untuk
mengekspresikan.

Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan anak-anak


lain dan dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk latihan bekerja sama dan
berbagi.

Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

Dapat mengenal warna-warna.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.


Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 15

Kamis, 31 Maret 2016

PRE PLANNING

Sari. (2014). Skripsi: Pengaruh Terapi Bermain Dengan Teknik Bercerita Terhadap Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah Di Ruang Rawat Inap Anak
Di Rsi Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi Tahun 2014. Padang: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dsar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik (Edisi 6). Alih bahasa: Agus
Sutarna, Neti Juniarti, H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC
Yuni, M.A.2012.Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Bermain
Playdough Pada Kelompok A Di TK Aba Marangan Kabupaten Sleman. S1 thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta

KELOMPOK K FKEP UNAND 2016

Page 16

Anda mungkin juga menyukai