PRE PLANNING
PRE PLANNING
Sasaran
: Pasien anak usia pra sekolah yang sedang menjalani hospitalisasi di ruang
kronis Intalasi Kebidanan dan Anak
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
: 13.00-13.30 WIB
A. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau
darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2004). Selama proses tersebut, anak dapat
mengalami berbagai kejadian yang menunjukkan pengalaman yang sangat trauma dan penuh
dengan stress. (Nursalam, 2005).
Menurut June (2004, dikutip dari Sari 2014), dampak hospitalisasi pada anak usia
prasekolah yaitu sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak
kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas, ketakutan, tidak yakin,
kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi dan merasa tidak aman.
Menurut Smith (2004, dikutip dari Sari 2014) hampir 4 juta anak didunia dalam
setahun mengalami hospitalisasi, 6% diantaranya berumur dibawah 7 tahun. Berdasarkan
Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 jumlah anak usia prasekolah di
Indonesia sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan 35 per 100
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 1
PRE PLANNING
Pada usia 3-5 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan
sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan
menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,
menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan
mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat
ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga
jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-benda di sekitar rumah,
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 2
PRE PLANNING
buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan
air.
Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang
termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam merancang
pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 28 Maret 2016 di ruang akut dan kronis
Instalansi Kebidanan dan Anak didapatkan jumlah anak yang dirawat sebanyak orang,
orang diantaranya merupakan anak usia pra sekolah. Anak usia pra sekolah yang menjalani
hospitalisasi di ruang kronik pada umumnya takut dengan petugas kesehatan, menangis
dan menjerit saat dilakukan tindakan invasif.
Maka dari fenomena diatas terapi bermain Playdough dapat dijadikan alternatif
sebagai permainan yang dilakukan anak, agar selama anak menjalani hospitalisasi
kebutuhannya tetap terpenuhi. Sehingga anak tidak mengalami cemas dan trauma terhadap
lingkungan rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain, dapat mengurangi kecemasan pada anak yang
sedang menjalani hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan untuk anak
- Dapat membantu anak melatih keterampilan motorik halus
- Dapat membantu anak melatih keterampilan berbahasa
- Dapat membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif
- Dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mengontrol emosi
- Dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial
Tujuan untuk perawat
- Agar perawat mengetahui permainan anak sesuai dengan tahap perkembangan.
- Membangun trust antara pasien anak dan perawat.
- Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 3-5 tahun.
- Agar perawat mengetahui perkembangan anak usia 3-5 tahun.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 3
PRE PLANNING
Melatih kreativitas perawat dalam menentukan jenis permainan yang tepat bagi
anak.
Untuk menambah wawasan orang tua tentang cara memberikan pendidikan
pada anak dengan cara yang menyenangkan.
3. Materi (Terlampir)
4. Pelaksanaan
a. Topik
Djamil
Padang.
a. Sasaran
a.
Sasaran Umum
b.
Sasaran Khusus
b. Metode
a.
Demonstrasi
Page 4
PRE PLANNING
Leader
Co Leader
: Dita Febrina
Observer
: Gema Wahyuni
Nicy Gusvita Sari
Faslitator
: Irhamna
Tiya Monica Baminda
Ratna Asnita
Ustin Nurjannah
Widya Herlina
Arif Budiman
Novia Haslinda
Rafika Indah
Dokumentator
: Kenny Marinda
f. Setting Tempat
F
P
O
M
M
A
O
F
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 5
PRE PLANNING
Keterangan :
P
: Pembimbing
: Fasilitator
: Leader
: Observer
: Co Leader
: Peserta
g. Uraian Tugas
1. Leader
2. Co Leader
a. Pada acara pembukaan.
Membuka acara.
b. Kegiatan Inti.
Mengucapkan salam.
3. Fasilitator.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 6
PRE PLANNING
4. Observer.
5. Dokumentator.
Mendokumentasikan kegiatan terapi bermain yang dilakukan.
Pelaksana
Co Leader
Kegiatan
Kegiatan
Waktu
Audiens/Sasaran
Pembukaan
-
memberi salam
Menjawab salam
memperkenalkan
Mendengarkan
anggota kelompok
-
memperkenalkan
5 menit
dan memperhatikan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
pembimbing akademik
-
menjelaskan tentang
Menjelaskan dan
membuat kontrak waktu,
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Leader
bermain
20
Page 7
PRE PLANNING
Pelaksanaan
-
Mengkaji
Mengemukakan
menit
pendapat
pengetahuan audiens
tentang terapi bermain
playdough
-
Memberi
reinforcement (+)
-
Mengemukakan
pendapat
Mengkaji
pengetahuan audiens
tentang manfaat bermain
playdough
Mendengarkan
Mendengarkan
Memberi
reinforcement (+)
Menjelaskan cara
dan memperhatikan
Co leader
Mendemonstrasikan
cara bermain playdough
kepada audiens
5 menit
-
Memberi
Mengemukakan
pendapat
reinforcement (+)
Penutup
-
Memberi kesempatan
audiens untuk mengulang
manfaat bermain
playdough
Memberi
reinforcement (+)
Bersama peserta
menyimpulkan permainan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Page 8
PRE PLANNING
Menjelaskan manfaat
Menjawab salam
Menutup dengan
salam
i. Evaluasi
1.
Evaluasi struktur
a) 75 % atau lebih peserta menghadiri terapi bermain.
b) Alat dan media sesuai dengan rencana.
c) Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Peserta terapi bermain mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c) Peserta berperan aktif dalam terapi bermain.
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan terapi bermain diharapkan 75% peserta mampu :
a) mengembangkan kemampuan motorik halus
b) mengembangkan kemampuan bahasa dan kognitif
c) mengembangkan kemampuan mengontrol emosi
d) meengembangkan sikap sosial pada anak
Page 9
PRE PLANNING
Lampiran Materi
TERAPI BERMAIN: BERMAIN PLAYDOUGH
A. Terapi Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain merupakan pekerjaan anak. Dalam bermain anak secara kontinu
mempraktikkan proses hidup yang rumit dan penuh stres, komunikasi dan mencapai
hubungan yang memuaskan dengan orang lain (Wong, 2009). Bermain menurut
Hidayat (2005), merupakan suatu aktivitas di mana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 10
PRE PLANNING
2. Tujuan Bermain
Menurut Supartini (2004), pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk melakukan pertumbuhan dan perkembanganyang normal
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi, serta ide-idenya
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan yang memecahkan masalah
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
dirumah sakit
3. Fungsi Bermain
Menurut Wong (2009), bermain mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Perkembangan Sensorik-Motorik
b. Perkembangan Intelektual
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Kreativitas
e. Perkembangan Kesadaran Diri
f. Perkembangan Terapeutik
g. Perkembangan Moral
h. Bermain Sebagai Terapi
4. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam
bermain yaitu:
a. Tahap Perkembangan Anak
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya
b.
c.
d.
e.
Page 11
PRE PLANNING
B. Permainan Playdough
1. Pengertian Permainan Playdough
Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang
termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam merancang
pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi. Playdough
merupakan permainan yang terbuat dari plastisin dengan berbagai macam warna yang ada.
Permainan ini dilakukan dengan membentuk malam menjadi berbagai jenis hewan,
tumbuhan, buah, tempat, dan benda lainnya. Sebelumnya akan diberikan satu contoh
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 12
PRE PLANNING
membuat sebuah kreasi benda dari malam dan selanjutnya anak akan membuat kreasi
malam sesuai keinginan dan kreatifitasnya sendiri.
2. Manfaat Permainan Playdough untuk Anak Usia Pra Sekolah
a. Motorik halus
Ketika membuat bentuk-bentuk tertentu Playdough, anak akan banyak melakukan
aktivitas meremas, menekan dan memotong, yang berfungsi untuk merangsang
motorik halusnya.
b. Bahasa
Sambil bermain, orang tua bisa mengenalkan berbagai macam kata baru dan
konsep pada anak. Playdough merupakan aktivitas menyenangkan bagi sebagian
besar anak. Dalam pengenalan konsep, sebisa mungkin orang tua harus membuat
suasana menyenangkan. Ajak anak untuk terlibat aktif, mulai dari membuat bahan
dasar Playdough sampai membuat bentuk tertentu. Orang tua juga bisa
mengenalkan berbagai macam bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, dan kotak.
Bunda boleh sekaligus mengenalkan warna ketika mengenalkan bentuk. Sesekali
orang tua bisa membiarkan anak memutuskan apa yang ingin dibuatnya dan bentuk
apa yang dia inginkan. Agar anak punya rasa memiliki terhadap aktivitas dia saat
itu, juga mengasah ketrampilan anak untuk mengambil keputusan dan
mengungkapkan keinginan.
c. Sosial
Dengan bermain Playdough secara bersama-sama akan membantu anak untuk
belajar saling berbagi dengan teman-teman yang lain.
d. Emosi
Playdough juga bisa menjadi sarana untuk menanamkan berbagai macam perilaku
positif kepada anak, mengajari anak untuk bersabar, tekun, dan bangga akan hasil
KELOMPOK K FKEP UNAND 2016
Page 13
PRE PLANNING
karyanya. Sebagai contoh, ketika orang tua dan si kecil membuat pinguin dari
Playdough, orang tua bisa membuat bentuk-bentuk dasar berupa tangan dan kaki.
Saat si kecil ingin menyambungkan tangan penguin tersebut ke badannya, tanpa
sengaja, si kecil menekan terlalu keras, hingga tangan pinguin gepeng. Si kecil
kecewa, dan marah, bahkan kadang sampai enggan untuk meneruskan pekerjaanya
(ini biasanya dialami anak usia 2-4 tahun). Bunda bisa mengarahkan si kecil untuk
meneruskan prakaryanya hingga selesai.
f. Kognitif
Menstimulasi kognisi anak melalui Playdough bisa dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya dengan mengklasifikasikan bentuk, warna dan ukuran yang bendabenda yang dibuat dengan Playdough. Orang tua juga bisa mengenalkan angka,
mengajari berhitung, bahkan mengajari anak menakar, ketika Bunda mengambil
tepung untuk membuat Playdough.
Secara umum, terapi bermain Playdough dapat memberikan manfaat bagi anak seperti:
-
Membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif lainnya seperti
imitasi, simbolisme dan pemecahan masalah. Hal ini membantu anak belajar lebih
banyak tentang lingkungan saat ia meniru bentuk benda sehari-hari dengan
Playdough.
Page 14
PRE PLANNING
Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan meremas
adonan bermain dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan berguna
untuk mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih nyaman untuk
mengekspresikan.
DAFTAR PUSTAKA
Page 15
PRE PLANNING
Sari. (2014). Skripsi: Pengaruh Terapi Bermain Dengan Teknik Bercerita Terhadap Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah Di Ruang Rawat Inap Anak
Di Rsi Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi Tahun 2014. Padang: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dsar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik (Edisi 6). Alih bahasa: Agus
Sutarna, Neti Juniarti, H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC
Yuni, M.A.2012.Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Bermain
Playdough Pada Kelompok A Di TK Aba Marangan Kabupaten Sleman. S1 thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta
Page 16