(SAP)
TERAPI BERMAIN, TRANSFUSI DARAH DAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter danperawat
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat
komunikasi antara perawat – klien
RENCANA PELAKSANAAN
dan keluarga
3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan menjawab
Menutup dan mengucapkan salam
salam
SETTING
Leader
Observer
EVALUASI
b. Lingkungan
i. Lingkungan bermain menunjang
ii. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
c. Media
3. Hasil
a. Anak mampu menebak gambar
b. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak gambar
c. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
d. Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
1.1 PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan
fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan
ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya
dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal ini yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh
pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara
lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu beraktivitas,
kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru
disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.Hal di atas di temukan
juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan,
takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya
diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.
PRESCHOOL
1. PengertianPreschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak
yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah adalah
anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki
karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal
pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg
dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun
kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4
warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan
bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu
mengikuti 3 perintah sekaligus sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah
salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi
lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang
membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak
sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anak semakin jenuh di Rumah
sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan
pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan
lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal
ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga
nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan
banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di
mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang
akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan
bermainya tidak terpenuhi. Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan
suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan
anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.
3. AspekSosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang
perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering
mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah
cenderung mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan
vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian, masih mempunyai banyak rasa
takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak, lebih
tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab, mencoba untuk hidup
berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan
tetapi kadang curang.
Personal social :
a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan
supaya di anggap di masyarakat
b. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
c. Menyadari hak dan kepentingan oranglain
4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan
berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang, dan mulai
dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda.
Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik,menilai
sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai
berkurang,kesadaran social lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai
batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka
sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum
memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang faktualdunia.
a. Motorik halus : Bisa menggunakan gunting, Menggambar lingkaran, kotak, X
b. Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala, Memanjat, Menaiki
sepeda roda tiga, Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi
1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan,
jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
a. Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
kebiasaan merokok dan lain-lain.
b. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.
1.3 MACAMBERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat
bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-
ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll.
b. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
c. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV,dll.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak inginbermain.
2.1 Pengertian
Tebak Gambar adalah permainan yang mendorong anak untuk mengenal objek gambar
yang berbeda-beda seperti gambar hewan, buah, dan bangunan, dan lain-lain.
2.3 Tujuankhusus
1. Anak mampu menebak gambar yangdiberikan
2. Anak dapat mengetahui aturan dan cara bermain
3. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakanpermainan
2.7 Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta. Whaley and Wong,
1991
( SAP) PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
W a kt u : selama 100Menit
I. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah memperhatikan pemeriksaan fisikpadaanak mahasiswa mampu memahami
tentang pemeriksaan fisik pada anak.
Rencana Pelaksanaan :
Menjelaskanpengertian pengkajianfisik
Menjelaskantujuanpemeriksaanfisik
Menjelaskantentangpemeriksaananak memberi materi dan
45 memperhatikan
Menjelaskankomunikasisebelumpemeriksaan
2
menit Bertanya
Menjelaskanpenatalaksanaannya
Menjelaskanpelaksanaanpemeriksaananak. Memberi pertanyaan
.. Memperhatikan
Penutup
- Menyimpulkan materi yang telah
membuat kuis
3 5 menit disampaikan.
salam
Mengucapkan salam penutup
Lampiran Materi
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
A. PENGERTIAN PENGKAJIANFISIK
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara wawancara,
terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang
lebih formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk
memantapkan dan menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti pada riwayat
kesehatan, obyekyif dari pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnsa
keperawatan dan mengevaluasi keefektivan intervensiterapeutik.( Wong,2003)
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,dimana tiap tahap
perawatanmelakukanpengkajiandatayangdiperolehdarihasilwawancara,laporan
teman sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik.(
Robert Priharjo, 1993 )
Physical examination merupakan tehnik maneuver yang terdiri dari beberapa
rangkaian, yang masing-masing anak memlik sensifitas dan verbal baik fisik maupun
spikologik.( Wong, 1993 )
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tehnikal. Hal itu
merupakan tuntutan yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan fisik dan psikologik
anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya.( Wong, 1993 )
B. TUJUAN PEMERIKSAANFISIK
Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang
keadaan fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan tidak
harus menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak
harus memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak. Penggunaan
perkembanagn mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian
tiap sistem tubuh memudahkan/menyelesaikan dari beberapa tujuan, diantaranya :
1. Meminimalkan steres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada
baguan-bagian tubuh yang berbeda.
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan
orangtua.
3. Memberikan persiapan yang maksimum pada anak.
4. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara orang tua-anak,
terutama dengan anakkecil.
5. Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas hasilpengkajian.
C. PEMERIKSANAAN ANAK
Walaupun pemeriksaan fisik dilakukun dengan prosedur yang tidak
menyebabkan rasa saki, tetapi kepada seorang anak dengan menggunakan jari, telapak
tangan, lengan, pemeriksaan dalam telinga dan mulut,menekn abdomen dan
mendengarkan dasa dengan permukaan metal yang dingin dapat menimbulkan
stresful. Pemeriksaan fisik ini harus menjadi hal yang menyenangkan dan sama baik
hasilnya. Misalnya dengan anak pre school dan yang lebih tua perawat dapat
menggunakan gambar atau boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh
mereka.
Tehnik “Paper Doll” merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan anak
tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya adalah saat kunjungan
anak dapat membawa paper doll sebagai pengingat pengalaman. Banyak permintaan
anak yang sangat kooperatif ketika orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang
menyebabkan, bagaimanapun saat anak yang lebih tua terutama adolence lebih
memilih di periksa sendiri pada pemeriksaan genetalia, sering anak yang sedang
diperiksa juga disertai saudara kandungnya yang dapat menyebabkan ke tidak
teraturan kerena ada boredom.
Sebuah taktik untuk membantu mereka adalah untuk memberikan mereka
kesempatan untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah dan
memuji anak atas “Bantuannya”selama pemeriksaan.
PROSEDUR
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan,
sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susunalat secaraergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
denganhanduk
bersih
5. Memakai sarungtangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
7. Penimbangan beratbadan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
8. Pengukuran panjangbadan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
9. Ukur lingkarkepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
10. Ukur lingkardada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu)
PEMERIKSAAN FISIK
11. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel
yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
12. wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi
bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
13. Mata
• Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayiterbuka.
• Periksa jumlah, posisi atau letakmata
• Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
• Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan padakornea
• Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defekretina
• Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina
• Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus
dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
• Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindromdown
14. Hidung
• Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5cm.
• Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
• Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah ,
hal ini kemungkinan adanya sifiliskongenital
• Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.( Depkes
Ri,2003)
15. Mulut
• Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulutyang
kecil menunjukkan mikrognatia
• Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasarmulut)
• Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak
• Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang
biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl ataugigi
• Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali
lidahnya keluar masuk (tandafoote)
• Bibir sumbing (Bennet & Brown,1999)
16. Telinga
• Periksa dan pastikan jumlah, bentuk danposisinya
• Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudahmatang
• Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagiaatas
• Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom
tertentu(Pierre-robin)
• Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitasginjal
17. Leher
• Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan
tulangleher
• Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
• Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
venajugularis
• Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
18. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
19. Tangan
• Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan kebawah
• Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis ataufraktur
• Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atausidaktili
• Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi21
• Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka danperdarahan
20. Dada
• Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perludiperhatikan
• Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
dan tampaksimetris
• Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
21. Abdomen
• Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanyapembengkakan
• Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat herniadiafragmatika
• Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumorlainnya
• Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten.(Lodermik, Jensen2005)
22. Genetalia
• Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkanfimosis
• Periksa adanya hipospadia danepispadia
• Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis adadua
• Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labiaminora
• Lubang uretra terpisah dengan lubangvagina
• Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).(Lodermik,
Jensen 2005) (Lodermik, Jensen2005)
24. Tungkai
• Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya danbandingkan
• Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakanneurologis.
• Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajarikaki
25. Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra.(Lodermik, Jensen 2005)
26. Kulit
• Perhatikan kondisi kulibayi.
• Periksa adanya ruam dan bercak atau tandalahir
• Periksa adanyapembekakan
• Perhatinan adanya vernikkaseosa
• Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurangbulan
DAFTAR PUSTAKA
A. LATARBELAKANG
Donor darah secara sederhana dapat diartikan suatu kegiatan yang
menyumbangan darah untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Pemberian
sebagian darah yang ada pada tubuh manusia kepada orang lain sangat bermanfaat
bagi kesehatan penerimanya. Namun, aktivitas donor darah di negara Indonesia
sangatlah kecil, hal ini dapat dibuktikan dengan rasa enggan untuk mendonorkan
darah dengan alasan takut akan efek
samping yang ditimbulkan.
Angkat kematian (mortalitas) akibat dari tidak tersedianya kantong darah
(cadangan darah) di negara berkembang seperti Indonesia relatif inggi. Faktanya,
dari kejadian tersebut masih banyak orang yang takut akan donor darah yang dapat
berakibat pendonor darah menjadi rendah, sehingga dapat menyebabkan pihak
Rumah Sakit terbatas dalam memenuhi kebutuhan darah yang semakin meningkat
setiap harinya. Menurut PMI kota Malang, Jawa Timur terdapat suatu kejadian yang
pernah terjadi di tahun 2011 dan berulang kembali di tahun 2015 yaitu “kebutuhan
akan kantong darah dapat diperkirakan 80 kantong untuk setiap rumah sakit, namun
wilayah Jawa Timur sering mengangalami kekurangan kantong darah sekitar 10
ribu kantong untuk berbagai golongan.” Selain itu, dari sumber Malang Post
“Penurunan jumlah pendonor di wilayah malang banyak terjadi di bulan
puasayangmencapai70%dariharibiasa,kejadiantersubutdiakibatkan
banyaknya pendonor yang menjalani ibadah puasa.”
Keterbatasan jumlah pendonor darah dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang donor darah sehingga menimbulkan presepsi yang salah
mengenai donor darah atau seseorang tersebut takut akan prosedur pengambilan
darah. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyuluhan “Meningkatkan Aksi Donor
Darah” di SMA Wirakartika kota Malang mampu menciptkan kader kesehatan yang
sudah mengerti pentingnya donor darah dan mampu menyampaikannya kepada
teman sekolah lainnya. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
prosedur dan pentingnya edukasi donor darah sejak dini demi meningkatkan
kesejahteraaan kesehatanbersama.
B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat memahami
pentingnya melakukan donor darah khususnya dapat berpartisipasi di acara
donor darah kota Malang.
2. TujuanKhusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat:
a. Memahami pengertian dan maksud dari donordarah
b. Memahami prosedur pengambilan donor darah
c. Memahami manfaat donor darah bagi kesehatan.
C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
Ceramah dan diskusi
2. Media dan Alat
bantu Power Point
danpuzzle
3. Waktu danTempat
waktu : Senin, 19 Oktober2015
pukul : 08.00 – 08.15WIB
tempat : Gedung kelas N SMA WirakartikaMalang
4. Materi
Memahami apa yang dimaksud dengan donor darah dan prosedur
pengambilannya oleh Fiddiyah Galuh Anggraini, mahasiswa Ilmu
Keperawatan FKUB
5. Peserta
Terdiri dari 20 Siswa kelas XII SMA Wirakartika kota Malang
D. KEGIATANPEMBELAJARAN
- Memberikan
kesempatan peserta - Menanyakan
untuk bertanya materi yang
- Memberikan
kurang
Power
pertanyaan singkat Two
dipahami.
Point,
6 terkaitsyarat-syarat - Menyusun way
menit dan
bagi pendonor puzzle sesuai method
- Membagikan media media
dengan :diskusi
puzzle dan menyuruh puzzle
pembagian
dari masing-masing
kelompok dan
kelompok menyusun
pemahaman
prosedurpengambilan
donor darah
- Memberi kesimpulan - Memperhatikan
Two
dan mengucapakan dan
way
2 terimah kasih atas mendengarkan Power
method
Penutup menit
partisipasi peserta. keterangan Point
:Ceram
- Mengucapkan salam
penyaji.
ahdan
dan menutupacara - Menjawab
salam diskusi
Penyuluhan
E. EVALUASI
1. Struktur
a. Adanyakoordinasiyangbaikantarapemateridenganpesertauntuk
menentukan waktu dan tempat pendidikan kesehatan
b. Adanyapersiapanyangbaikterkaitalatdanmediayangsesuai
dengan materi pendidikan kesehatan
c. Peserta dan pemateri datang pada tempat yang telah ditentukan dengan
tepatwaktu
d. Jumlah peserta yang hadir minimal 75% (15 orang) dari 20orang
siswa kelas XII SMA Wirakartika kota Malang
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dariawal
hingga akhir acara selesai
b. Peserta proaktif mengikuti kegiatan pendidikankesehatan
c. Peserta memberikan respon balik berupa pertanyaan yangdiberikan
kepada pemateri.
3. Hasil
a. Empat siswa mampu menyebutkan tiga syarat-syarat bagipendonor
dengan baik
b. Peserta dapat dikatakan memahami materi jika peserta yang dibagi menjadi
empat kelompok, tiga kelompok tersebut mampumenyusun
puzzle prosedur pengambilan donor darah dengan baik dan benar.
F. Materi
(Lampiran)
G. DAFTARPUSTAKA
2. LampiranEvaluasi
2.1 Daftar Penyusunan (SOP) Puzzle Prosedur Pengambilan Donor Darah
Pengambilan yang sesuai (√)
No Prosedur Pengambilan Benar Salah
1. Lulus dari syarat pendonor
Usia dan BB sesuai kriteria
minimal 45kg
Tdnormal
HB sesuai dengan minimal
12,5gr/dl
Bebas daripenyakit
tidak sedang haid atau
puasa
Donor ke-2 dilakukan
setelah 3 bulan dari donor pertama.
2. Melakukan pengisian formulir
3. Melakukan Pemeriksaan BB
4. Melakukan Pemeriksaan TD
5. Melakukan Pemeriksaan HB
6. Melakukan Pemeriksaan
Kesehatan
8. Refreshment