Anda di halaman 1dari 39

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
TERAPI BERMAIN, TRANSFUSI DARAH DAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Nama : Ranti Oktavia


Nim : 19001004
Dosen : NS. DEVI AULIA,S.KEP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CERIA BUANA
2021
SAP SATUAN ACARA BERMAIN

PokokBahasan : Terapi Bermain pada Anak di Rumah Sakit


SubPokokBahasan : Terapi Bermain Anak Usia 2-3 Tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan MotorikHalus
Tempat : Ruang Seruni RSU. Karsa Husada Batu
Waktu : Jumat, 5 Februari 2016 selama 30 menit (jam
09.30 s.d 10.00).
Sasaran : 1. Klien”An. W” umur 2tahun
2. Klien “An. A” umur 2tahun
3. Klien “An. N” umur 2tahun
JenisPermainan : Skill play

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan bisa merasa
tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak
bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter danperawat

3. Mau melaksanakan anjuran dokter danperawat

4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakankeperawatan

5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi

6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu


permainan
8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karenasakit

10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat
komunikasi antara perawat – klien

RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Subyek Terapi


1 Persiapan: Meni Ruangan, alat, anak dan
a. Menyiapkan ruangan t keluarga siap
b. Menyiapkan alat – alat
c. Menyiapkan anakdan
Keluarga

2 Proses : 20 menit Menjawab salam,


a. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan sala memperhatikan
m ,memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain,
menjelaskancara Bermain bersama dengan
permainan antusias dan mengungkapkan
c. Mengajak anakbermain
d. Mengevaluasi respon anak perasaannya

dan keluarga
3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan menjawab
Menutup dan mengucapkan salam
salam

Metode : Bermain bersama


Media : Lembar gambar dan alat gambar
Materi : Terlampir
Pembagian tugas kelompok :

1; Leader 1 : Yeti Utami


2; Fasilitator : As’ad Durrahman
3; Observer : Ikke Chendy Vergantari

SETTING

Leader

Fasilitato Anak Usia 2-3

Observer

EVALUASI

Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:


1. Struktur
a. Persiapan pasien
i. Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam bermain
ii. Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
iii. Anak siap untuk melakukan kegiatan tebakgambar

b. Lingkungan
i. Lingkungan bermain menunjang
ii. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan

c. Media

i. Lembar gambar dan alat gambar


2. Proses
a. Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
b. Fasilitator memberikan contoh
c. Anak mamapu menebak gambar dengan baik
d. Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
e. Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai

3. Hasil
a. Anak mampu menebak gambar
b. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak gambar
c. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
d. Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

1.1 PENDAHULUAN

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan
fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan
ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.

Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya
dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal ini yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh
pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara
lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu beraktivitas,
kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru
disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.Hal di atas di temukan
juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan,
takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya
diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.
PRESCHOOL

1. PengertianPreschool

Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak
yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah adalah
anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki
karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal
pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg
dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

2. Aspek Bahasa

Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun
kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4
warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan
bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu
mengikuti 3 perintah sekaligus sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah
salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi
lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang
membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak
sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anak semakin jenuh di Rumah
sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan
pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan
lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal
ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga
nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan
banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di
mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang
akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan
bermainya tidak terpenuhi. Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan
suatu tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan
anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.

3. AspekSosial

Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang
perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering
mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah
cenderung mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan
vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian, masih mempunyai banyak rasa
takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak, lebih
tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab, mencoba untuk hidup
berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan
tetapi kadang curang.
Personal social :
a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan
supaya di anggap di masyarakat
b. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
c. Menyadari hak dan kepentingan oranglain

d. Mulai dapat bermain dengan temansebaya

e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan


dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.

f. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan


sosialisasi dengan teman sebaya

4. Aspek Kognitif

Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan
berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang, dan mulai
dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda.
Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik,menilai
sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai
berkurang,kesadaran social lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai
batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka
sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum
memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang faktualdunia.
a. Motorik halus : Bisa menggunakan gunting, Menggambar lingkaran, kotak, X
b. Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala, Memanjat, Menaiki
sepeda roda tiga, Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERKEMBANGAN

1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan,
jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :

a. Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
kebiasaan merokok dan lain-lain.
b. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

1.3 MACAMBERMAIN

1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat
bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-
ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

1.4 APE (ALAT PERMAINAN EDUKATIF)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll.
b. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
c. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV,dll.

d. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,


bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

e. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan


interaksi ibu dan anak, keluarga danmasyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, dll.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minatanak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak inginbermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atausedikit.

Permainan yang dianjurkan:


a) Menggambar
b) Bermain kertaslipat
c) Menyusun balok
d) Menyanyi
e) Alat olahr raga, masak,menghitung
f) Mobil – mobilandll.
MATERI BERMAIN TEBAK GAMBAR

2.1 Pengertian

Tebak Gambar adalah permainan yang mendorong anak untuk mengenal objek gambar
yang berbeda-beda seperti gambar hewan, buah, dan bangunan, dan lain-lain.

2.2 Tujuan umum


Klien mampu mengembangkan kemampuan kognitif dengan menebak gambar yang
telah disediakan.

2.3 Tujuankhusus
1. Anak mampu menebak gambar yangdiberikan
2. Anak dapat mengetahui aturan dan cara bermain
3. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakanpermainan

2.4 Keuntungan MenebakGambar

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan, antara lain:


a. Melatih kemampuan kognitif
b. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
c. Mengembang imajinasi.
d. Meningkatnya daya kreativitas.
e. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitaranak.
f. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
g. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
h. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
i. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
j. Membantu anak untuk mengenal benda-benda yang ada di sekitar
2.5 Metode TebakGambar

Ada beberapa metode dalam Tebak Gambar yaitu :

Tebak Gambar dengan cara mengamati (observasi).


Anak bisa menebak gambar dan mengenal gambar sendiri tanpa diberitahu.
Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan,
perpikir, dan melampauikemampuannya.

2.6 Hal – hal yang perlu diperhatikan saat TebakGambar

a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


b. Menebak Gambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara menebak gambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak menebak gambar, bila anak sedang tidak ingin
menebak gambar

2.7 Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:

a. Membedakan warna dan bentuk gambar sesuai dengan tingkat


perkembangan
b. Merasa senang, tenang terkaithospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.

Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:


Salemba Medika

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta. Whaley and Wong,
1991
( SAP) PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

SubPokokBahasan : Mengetahui pengertian pengkajian fisik, tujuanpemeriksaan

fisik, pemeriksaan anak, komunikasi sebelum


pemeriksaanfisik, penatalaksanaan, pelaksanaan pemeriksaan
fisik anak.
Tujuan : Memberitahukan mahasiswa tentang pengertian pengkajian
fisik, tujuan pemeriksaan fisik, pemeriksaan anak, komunikasi
sebelum pemeriksaan fisik, penatalaksanaan, pelaksanaan
pemeriksaan fisikanak
T e m pa t : Kampus Yapkesbi KotaSukabumi

W a kt u : selama 100Menit

Sasaran : Mahasiswa DIII Kebidanan Semester4


Metode : Presentasi dan Tanya jawab
Media : Laptop,LCD

I. Tujuan InstruksionalUmum
Setelah memperhatikan pemeriksaan fisikpadaanak mahasiswa mampu memahami
tentang pemeriksaan fisik pada anak.

II. Tujuan IstruksionalKhusus


Setelah memperhatikan penjelasan tentang pemeriksaan fisik pada anak mahasiswa
mampu:
A. Menjelaskan pengertianpengkajianfisik,
B. Menjelaskantujuanpemeriksaanfisik
C. Menjelaskantentangpemeriksaananak
D. Menjelaskantentangkomunikasisebelumpemeriksaanfisik,
E. Menjelaskanpenatalaksanaannya
F. Menjelaskanpelaksanaanpemeriksaanfisikanak

Rencana Pelaksanaan :

No W aktu Rencana Kegiatan Kegiatan Dosen


Pembukaan
Memberikan salam
10 Perkenalaneri memberi salam
1 memberi materi dan
menit Menetapkan kontrak waktu
Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan di presentasikan

Menjelaskanpengertian pengkajianfisik
Menjelaskantujuanpemeriksaanfisik
Menjelaskantentangpemeriksaananak memberi materi dan
45 memperhatikan
Menjelaskankomunikasisebelumpemeriksaan
2
menit Bertanya
Menjelaskanpenatalaksanaannya
Menjelaskanpelaksanaanpemeriksaananak. Memberi pertanyaan
.. Memperhatikan

Penutup
- Menyimpulkan materi yang telah
membuat kuis
3 5 menit disampaikan.
salam
Mengucapkan salam penutup

Lampiran Materi
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

A. PENGERTIAN PENGKAJIANFISIK
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara wawancara,
terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang
lebih formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk
memantapkan dan menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti pada riwayat
kesehatan, obyekyif dari pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnsa
keperawatan dan mengevaluasi keefektivan intervensiterapeutik.( Wong,2003)
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,dimana tiap tahap
perawatanmelakukanpengkajiandatayangdiperolehdarihasilwawancara,laporan
teman sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik.(
Robert Priharjo, 1993 )
Physical examination merupakan tehnik maneuver yang terdiri dari beberapa
rangkaian, yang masing-masing anak memlik sensifitas dan verbal baik fisik maupun
spikologik.( Wong, 1993 )
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tehnikal. Hal itu
merupakan tuntutan yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan fisik dan psikologik
anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya.( Wong, 1993 )
B. TUJUAN PEMERIKSAANFISIK
Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang
keadaan fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan tidak
harus menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak
harus memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak. Penggunaan
perkembanagn mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian
tiap sistem tubuh memudahkan/menyelesaikan dari beberapa tujuan, diantaranya :
1. Meminimalkan steres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada
baguan-bagian tubuh yang berbeda.
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan
orangtua.
3. Memberikan persiapan yang maksimum pada anak.
4. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara orang tua-anak,
terutama dengan anakkecil.
5. Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas hasilpengkajian.

C. PEMERIKSANAAN ANAK
Walaupun pemeriksaan fisik dilakukun dengan prosedur yang tidak
menyebabkan rasa saki, tetapi kepada seorang anak dengan menggunakan jari, telapak
tangan, lengan, pemeriksaan dalam telinga dan mulut,menekn abdomen dan
mendengarkan dasa dengan permukaan metal yang dingin dapat menimbulkan
stresful. Pemeriksaan fisik ini harus menjadi hal yang menyenangkan dan sama baik
hasilnya. Misalnya dengan anak pre school dan yang lebih tua perawat dapat
menggunakan gambar atau boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh
mereka.
Tehnik “Paper Doll” merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan anak
tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya adalah saat kunjungan
anak dapat membawa paper doll sebagai pengingat pengalaman. Banyak permintaan
anak yang sangat kooperatif ketika orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang
menyebabkan, bagaimanapun saat anak yang lebih tua terutama adolence lebih
memilih di periksa sendiri pada pemeriksaan genetalia, sering anak yang sedang
diperiksa juga disertai saudara kandungnya yang dapat menyebabkan ke tidak
teraturan kerena ada boredom.
Sebuah taktik untuk membantu mereka adalah untuk memberikan mereka
kesempatan untuk mencoba alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah dan
memuji anak atas “Bantuannya”selama pemeriksaan.

D. KOMUNIKASI SEBELUM PEMERIKSAANFISIK


Sebagai tenaga medis sebelum melakukan pemeriksaan hendaknya jangan
mengabaikan komunikasi walaupun pada anak sekalipun. Hal ini bertujuan agar
nantinya ia mendapatkan informasi yang akurat dengan pasien. Adapun komunikasi
yang dilakukan perawat sebelum melakukan pemeriksaan fisik antara lain:
1. Bicara terlebih dahulu pada orang tua, tunjukkan bahwa kita akan membina
hubungan yang baik dengannya. Dengan demikian, anak akan melihat bahwa kita
berbuat baik terhaap orang tuanya. Kemudian perhatian kita alihkan pada anak
dengan tujuan semula, yaitu melakukanpengkajian.
2. Mulai kontak dengan anak dengan menceritakan sesuatu yang lucu. Dengan
demikian
harapkan anak akan tertarik dengan pembicaraan perawat dan mau bekerja sama.
3. Gunakan mainan sebagai pihak ketiga dalam bentuk yang lain sebagai titik masuk
berbicara pada anak. Hal ini akan sangat efektif terutama pada anak usia toddler
dan
anak pra sekolah
4. Apabila memungkinkan, ajukan pilihan pada anak tersebut tentang pemeriksaan
yang
diinginkan, sambil duduk atau di tempat tidur, atau di pangku oleh orangtuanya.
5. Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling terakhir. Dengan
demikian,
pilih pemeriksaan yang paling sederhana atau yang dapat dilakukan sambil
bermain
terlebih dahlu.
6. Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa takut,
misalnya termometer atau stetoskop yang terasadingin
E. PENATALAKSANAAN
a. PERSIAPAN ALAT
1. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer
2. Penimbang BB
3. Termometer danspekulum
4. Optalmoskop
5. Arloji berdetik
6. Manset:
 Bayi baru lahir ukurannya : lebar kantong 2,5-4,0 cm dan panjang
Kantongnya 5,0-9,0cm
 Bayi ukurannya:lebar kantong 4,0-6,0 cm dan panjang kantongnya
5,0-9,0
 Anak-anak lebar kantong 7,5-9,0 Cm dan panjang kantongnya
17,0-19,0cm.
7. Stesoskop
8. Oksilometri
9. Peniti,kapas, objekdingin/kapas
10. Spatellidah
11. Garputala
12. Snellen
13. Senter
14. Gambarwarna
F. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN FISIKANAK
Posisi Urutan Persiapan Bayi
• Sebelum dapat duduksendiri:
Terlentang atau telungkup atau lebih baik di pangkuan orang tua.
• Usia 4 sampai 6 bulan dapat di tempatkan di atas mejaperiksaan.
• Setelah dapat duduksendiri:
Gunakan posisi duduk di pangkuan orang tua jika mungkin
• Jika diatas meja, tempatkan dan pandangan penuh pada orangtua.
• Bila tenang auskultai jantung, paru,abdomen
• Catat frekuensi jantung dan pernafasan.
• Palpasi dan perkusi area yangsama
• Lanjutkan dengan arah biasa,kepala kekaki
• Lakukan prosedur traumatic di bagian akhir, mata, telinga, mulut (sambilmenangis)
• Munculkan reflek-reflek saat bagian tubuh tersebutdiperiksa
• Lakukan pemeriksaan reflek Moro di bagianakhir
• Lepaskan semua pakaian bila suhu ruanganmemungkinkan.
• Biarkan popok terpasang padabayi
• Tingkatkan kerja sama dengan distraksi,obyek erang,bunyi-bunyi
dengan mulut,bicara.
• Berikan kotak kecil dikedua tangan bayi yang lebih besar,sampai pelepasan
volunter
berkembang di akhir tahun pertama,bayi tidak mampu menggenggam
obyek(misalnya
stetoskop,otoskop)( Farber,1991 )
• Tersenyum pada bayi gunakan suara yang lembutdanperlahan
• Tenangkan dengan sebotol air gula atau makanan.
• Minta bantuan orang tua untuk memegang bayi pada pemeriksaan telinga dan
mukut.
• Hindari gerakan yang kasar dan
mengejutkan. UsiaBermain
• Duduk atau berdiri diatas atau disamping orangtua.
• Telungkup atau terlentang dipangkuan orangtua.
• Inspeksi area tubuh,melalui permainan “Hitung Jari” gelitik jarikaki.
• Gunakan kontak fisik minimal diawalpemeriksaan.
• Kenalkan alay dengan perlahan. Auskultasi,perkusi,palpasi bilatenang
• Lakukan prosedur traumatic terakhir (sama denganbayi)
• Minta orang tua untuk melepaskan pakaian bagianluar
• Lepaskan pakaian dalam pada saat tubuh tersubut diperiksa
• Izinkan untuk melihat-lihat alay,menunjukkan penggunaan alat biasanya tidak
efektif
• Jika tidak kooperatif lakukan prosedur dengan cepat
• Gunakan restrain bila tepat,minta bantuan orangtua.
• Bicarakan pemeriksaan bila dapat bekerja sama :gunakan kalimatpendek.
• Berikan pujian untuk perilaku kooperatif.
Anak PraSekolah
• Lebih suka berdiri ataududuk.
• Biasanya kooperatif dengan posisi telungkup/atau terlentang menyukai kedekatan
dengan orangtua.
• Jika kooperatif ,lakukan dari kepala ke jarikaki.
• Bila tidak kooperatif,lakukan seperti pada anak usiabermain.
• Minta anak melepaskanpakaiannya.
• Izinkan untuk menggunakan celana dalam bilamalu.
• Berikan kesempata untuk melihat alat:tunjukkan dengan singkatpenggunaannya.
• Buat cerita tentang prosedur :”saya mau melihat seberapa kuatotot-ototmu”
• Gunakan tehnik boneka kertas
• Beri pilihan jikamungkin
• Hargai kerja sama : gunakan pernyataan positif ”Buka
Mulutmu” Anak UsiaSekolah
• Menyukai duduk
• Kooperatif hampir semua posisi anak kecil menyukai kehadiranorangtua.
• Anak yang lebih besar menyukaiprivasi.
• Lakukan dari kepala dankaki
• Bila tidak kooperatif ,lakukan seperti pada anak usiabermain.
• Minta untuk melepaskan pakainsendiri.
• Biarkan untuk memakai celanadalam
• Beri skor untukdipakai
• Jelaskan tujuan peralatan dan kepentingan prosedur seperti otoskop untuk melihat
gendang telinga,yang diperlukan untukmendengar.
• Ajarkan tentang fungsi tubuh danperawatannya.
Remaja
• Sama dengan anak usia sekolah
• Berikan pilihan tentang keberadaan orangtua.
• Sama dengan anak usia sekolah yang lebih besar.
• Izinkan melepaskan pakaiansendiri.
• BeriSkor
• Buka hanya area yang akandiperiksa
• Hargai kebutuhanprivacy
• Jelaskan temuan-temuan selama pemeriksaan. ”ototmu kuat danpadat”
• Beri keterangan tentang perkembangan seksual : “Payudaramu sedang berkembang
sepertiseharusnya“
• Tekan kenormalanperkembangan.
• Periksa genetalia seperti bagian tubuh yang lain:dapat di lakukan diakhir.
1. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan antaralain:
Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman khusus
untuk dapat melakukannya, karena masing-masing anak memiliki respon yang
berbeda pada setiap tindakan.
2. Tujuan dari pemeriksaan fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi
yang akurat tentang keadaanpasien.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik antara lain:
1) Posisi pada saat melakukan pemeriksaanfisik
2) Umur pasien atauanak
3) Persiapananak
4) Tingkat kesadaran anak
5) Bagaimana keadaan normal dan abnormalitas baik potensial maupun
aktual sistem yangdikaji
6) Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan .
memahami sifat dan karakter anak pada (tiap-tiap tumbuh kembanganak.
7) Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan
maka sangat perlu dilakukan kerja sama orang-tua, karena orang-tua
pemegang keputusan utama dan orang yang paling dekat dengananak.

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR


Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan atau perawat yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus
diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau
bayi
tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir :
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarungtangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan
diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengancepat
• Periksa bayi secara sistematis danmenyeluruh

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbanganbayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjangbadan

PROSEDUR
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan,
sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susunalat secaraergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
denganhanduk
bersih
5. Memakai sarungtangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
7. Penimbangan beratbadan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
8. Pengukuran panjangbadan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
9. Ukur lingkarkepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
10. Ukur lingkardada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua puting susu)

PEMERIKSAAN FISIK
11. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel
yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
12. wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi
bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
13. Mata
• Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayiterbuka.
• Periksa jumlah, posisi atau letakmata
• Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
• Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan padakornea
• Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defekretina
• Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau
retina
• Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus
dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
• Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindromdown
14. Hidung
• Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5cm.
• Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
• Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah ,
hal ini kemungkinan adanya sifiliskongenital
• Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.( Depkes
Ri,2003)
15. Mulut
• Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulutyang
kecil menunjukkan mikrognatia
• Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasarmulut)
• Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak
• Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang
biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl ataugigi
• Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali
lidahnya keluar masuk (tandafoote)
• Bibir sumbing (Bennet & Brown,1999)

16. Telinga
• Periksa dan pastikan jumlah, bentuk danposisinya
• Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudahmatang
• Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagiaatas
• Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom
tertentu(Pierre-robin)
• Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitasginjal

17. Leher
• Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan
tulangleher
• Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
• Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
venajugularis
• Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
18. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

19. Tangan
• Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan kebawah
• Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis ataufraktur
• Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atausidaktili
• Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi21
• Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka danperdarahan

20. Dada
• Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perludiperhatikan
• Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik
dan tampaksimetris
• Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

21. Abdomen
• Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanyapembengkakan
• Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat herniadiafragmatika
• Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumorlainnya
• Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,
omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten.(Lodermik, Jensen2005)
22. Genetalia
• Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkanfimosis
• Periksa adanya hipospadia danepispadia
• Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis adadua
• Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labiaminora
• Lubang uretra terpisah dengan lubangvagina
• Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).(Lodermik,
Jensen 2005) (Lodermik, Jensen2005)

23. Anus danrectum


• Periksa adanya kelainan atresia ani , kajiposisinya
• Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluranpencernaan

24. Tungkai
• Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya danbandingkan
• Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakanneurologis.
• Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajarikaki

25. Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra.(Lodermik, Jensen 2005)

26. Kulit
• Perhatikan kondisi kulibayi.
• Periksa adanya ruam dan bercak atau tandalahir
• Periksa adanyapembekakan
• Perhatinan adanya vernikkaseosa
• Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurangbulan
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, 2013. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta :


Penerbit Trans Info Media,Jakarta.
Departemen Kesehatan, 2000. Pedoman Pemeriksaan Perkembangan anak.Jakarta
: Depkes dan UNICEF
Soetjianingsih, 2010. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran,EGC.
Departemen Kesehatan, 2006. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Depkes danUNICEF
(SAP) TRANSFUSI DARAH

A. LATARBELAKANG
Donor darah secara sederhana dapat diartikan suatu kegiatan yang
menyumbangan darah untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Pemberian
sebagian darah yang ada pada tubuh manusia kepada orang lain sangat bermanfaat
bagi kesehatan penerimanya. Namun, aktivitas donor darah di negara Indonesia
sangatlah kecil, hal ini dapat dibuktikan dengan rasa enggan untuk mendonorkan
darah dengan alasan takut akan efek
samping yang ditimbulkan.
Angkat kematian (mortalitas) akibat dari tidak tersedianya kantong darah
(cadangan darah) di negara berkembang seperti Indonesia relatif inggi. Faktanya,
dari kejadian tersebut masih banyak orang yang takut akan donor darah yang dapat
berakibat pendonor darah menjadi rendah, sehingga dapat menyebabkan pihak
Rumah Sakit terbatas dalam memenuhi kebutuhan darah yang semakin meningkat
setiap harinya. Menurut PMI kota Malang, Jawa Timur terdapat suatu kejadian yang
pernah terjadi di tahun 2011 dan berulang kembali di tahun 2015 yaitu “kebutuhan
akan kantong darah dapat diperkirakan 80 kantong untuk setiap rumah sakit, namun
wilayah Jawa Timur sering mengangalami kekurangan kantong darah sekitar 10
ribu kantong untuk berbagai golongan.” Selain itu, dari sumber Malang Post
“Penurunan jumlah pendonor di wilayah malang banyak terjadi di bulan
puasayangmencapai70%dariharibiasa,kejadiantersubutdiakibatkan
banyaknya pendonor yang menjalani ibadah puasa.”
Keterbatasan jumlah pendonor darah dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang donor darah sehingga menimbulkan presepsi yang salah
mengenai donor darah atau seseorang tersebut takut akan prosedur pengambilan
darah. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyuluhan “Meningkatkan Aksi Donor
Darah” di SMA Wirakartika kota Malang mampu menciptkan kader kesehatan yang
sudah mengerti pentingnya donor darah dan mampu menyampaikannya kepada
teman sekolah lainnya. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
prosedur dan pentingnya edukasi donor darah sejak dini demi meningkatkan
kesejahteraaan kesehatanbersama.

B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat memahami
pentingnya melakukan donor darah khususnya dapat berpartisipasi di acara
donor darah kota Malang.
2. TujuanKhusus
Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat:
a. Memahami pengertian dan maksud dari donordarah
b. Memahami prosedur pengambilan donor darah
c. Memahami manfaat donor darah bagi kesehatan.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
Ceramah dan diskusi
2. Media dan Alat
bantu Power Point
danpuzzle
3. Waktu danTempat
 waktu : Senin, 19 Oktober2015
 pukul : 08.00 – 08.15WIB
 tempat : Gedung kelas N SMA WirakartikaMalang
4. Materi
Memahami apa yang dimaksud dengan donor darah dan prosedur
pengambilannya oleh Fiddiyah Galuh Anggraini, mahasiswa Ilmu
Keperawatan FKUB
5. Peserta
Terdiri dari 20 Siswa kelas XII SMA Wirakartika kota Malang

D. KEGIATANPEMBELAJARAN

Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Metode Media


- Membuka kegiatan
denganmengucapkan - Menjawab
Lisan
salam. salam. Two Dan
Pendahuluan 2 - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
way Power
menit dan menyimak
secara singkat.
method Point
- Menjelaskan tujuan pemaparan
dan manfaatdari tujuan.
pendidikan kesehatan.
- Menggali
pengetahuan peserta - Memperhatikan
tentang apa yang dan
dimaksud dengan mendengarkan One Power
5 donor darah dan pertanyaan dan way Point
Penjelasan menit
masalah apa sajayang penjelasan method
dihadapai saat donor penyaji.
darah.
- Menjelaskan materi
pokok tentang
- Mencatat hal-
pengertian dan :Ceram
hal yang ingin
prosedur pengambilan ah dan
ditanyakan
donor darah, serta diskusi
manfaat dari donor
darah.

- Memberikan
kesempatan peserta - Menanyakan
untuk bertanya materi yang
- Memberikan
kurang
Power
pertanyaan singkat Two
dipahami.
Point,
6 terkaitsyarat-syarat - Menyusun way
menit dan
bagi pendonor puzzle sesuai method
- Membagikan media media
dengan :diskusi
puzzle dan menyuruh puzzle
pembagian
dari masing-masing
kelompok dan
kelompok menyusun
pemahaman
prosedurpengambilan
donor darah
- Memberi kesimpulan - Memperhatikan
Two
dan mengucapakan dan
way
2 terimah kasih atas mendengarkan Power
method
Penutup menit
partisipasi peserta. keterangan Point
:Ceram
- Mengucapkan salam
penyaji.
ahdan
dan menutupacara - Menjawab
salam diskusi
Penyuluhan
E. EVALUASI
1. Struktur
a. Adanyakoordinasiyangbaikantarapemateridenganpesertauntuk
menentukan waktu dan tempat pendidikan kesehatan
b. Adanyapersiapanyangbaikterkaitalatdanmediayangsesuai
dengan materi pendidikan kesehatan
c. Peserta dan pemateri datang pada tempat yang telah ditentukan dengan
tepatwaktu

d. Jumlah peserta yang hadir minimal 75% (15 orang) dari 20orang
siswa kelas XII SMA Wirakartika kota Malang
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dariawal
hingga akhir acara selesai
b. Peserta proaktif mengikuti kegiatan pendidikankesehatan
c. Peserta memberikan respon balik berupa pertanyaan yangdiberikan
kepada pemateri.
3. Hasil
a. Empat siswa mampu menyebutkan tiga syarat-syarat bagipendonor
dengan baik
b. Peserta dapat dikatakan memahami materi jika peserta yang dibagi menjadi
empat kelompok, tiga kelompok tersebut mampumenyusun
puzzle prosedur pengambilan donor darah dengan baik dan benar.
F. Materi
(Lampiran)
G. DAFTARPUSTAKA

Departemen Kesehatan Rakyat Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia.


[online] tersedia di: depkes.go.id. [diakses 16 Oktober 2015].
Departemen Kesehatan Rakyat Indonesia. 2011. PeraturanPemerintah
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan
Darah. [Online] tersedia di: depkes.go.id. [diakses 16 Oktober
2015].
Munandar, Haris. 2008. Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan
SAR Nasional (BASARNAS). Jakarta: Erlangga.
H. LAMPIRAN
1. LampiranMateri
1.1 Pengertian DonorDarah
Arti sederhana dari donor darah adalah suatu individu yang
menyumbangkan darahnya untuk menolong orang lain yang memerlukan.
Menurut Depkes (2009) donor darah merupakan suatu proses menyalurkan
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Adanya donor darah
itu berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam
jumlah besar akibat dari trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah. Sehingga dengan adanya donor darah mampu
mebantu
mereka yang mengalami masalah tersebut.
Terdapat dua jenis donor darah yang harus kita ketahui. Keduajenis
donor tersebut menurut Depkes (2009) meliputi:
a. Donor darah sukarela : pendonor yang memberikan darah, plasma, dan
komponen dasar atas kerelaan mereka sendiri dan tanpa adanya
pemaksaan ataupun imbalan. Donor sukarela bertujuan membantu
menyumbangkan darahnya ke resepienyang
tidak mereka kenal tanpa mengambil keuntungan.
b. Donor darah pengganti : donor darah dengan mengetahui resipien
penerimanya, darah tersebut berasal dari keluarga terdektat atau individu
yang masih memiliki hubungandarah.

1.2 Prosedur Pengambilan DonorDarah


Unit Transfusi Darah (UTD) merupakan suatu lembaga yang bertugas
memberikan fasilitas pelayanan kesehatan utuk menyelanggarakan donor
darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah ke tempat pelayanan
kesehatan yang membutuhkan. Tugas dari UTD tersebut dapat dibantu oleh
unit PMI (Palang Merah Indonesia) yang sering dijumpai di setiap kabupaten
kota. Kegiatan donor darah merupakan agenda wajib untuk menumbuhkan
jiwa sosial dan kepedulian masyarakat antar sesama, sehingga menurut
Departemen Kesehatan (2008) terdapat beberapa
prosedurpengambilandarahyangharusdipahamiolehpendonor
diantaranya adalah:
1. Harus lulus uji syarat wajib bagipendonor
a. Usia 18-60 tahun (> 60 tahun harus mendapatkanizin
dokter)
b. Berat badan minimal 45kg
c. Tekanan darahnormal
 Sistole 110-120mmHg
 Diastole 70-80 mmHg
 Dipertimbangkan 130/90mmHg.
d. Nadi normal 60-100 x/menit
e. Kadar HB (Haemoglobin) minimal 12,5gr/dl
 Laki-laki : 16gr/dl
 perempuan : 14gr/dl
f. Tidak mengkonsumsi obat 3 hariterakhir
g. Sehat:bebasdarisakit(demam,flu,tifus,diare,DM,DBD,
pecandu narkoba)
h. Wanita: tidak sedang haid, hamil, danmenyusui
i. Tidak sedang menjalankanpuasa.
2. MengisiFormulir
Bertujuan untuk mendata partisipasi untuk ketersediaannya
melakukan donor darah secara suka rela tanpa ada paksaan. Formulir
pendonor berisikan;
 Identitas umum (nama, umur, TTL, pekerjaan,donor
terakhir bulan)
 DatayangdiisiolehpetugasUTD(kadarhb,BB,
pengambilan darah berapa cc, golongan darah)
3. Melakukan Pemeriksaan BeratBadan
Bertujuan untuk menyesuaikan keseimbangan darah didalam tubuh
pendonor sebelum dan setelah melakukan donor darah
agar tidak menimbulkan gangguan pada sistem tubuh.
4. Melakukan Pemeriksaan Tekanan darah
Menghindarkan resiko kolaps (pingsan, tubuh lemas, dan
kekakuan) pada tubuh pendonor
5. Melakukan PemeriksaanHB
Memeriksa kondisi Hb dalam keadaan seimbang didalam tubuh,
jika seseorang dengan HB yang kurang maka seseorang itu dapat
menderita anemia (kelelahan yang berat).
6. Melakukan PemeriksaanKesehatan
Menghindarkan darah donor terkontaminasi oleh virus atau
bakteri dari penyakit pendonor
7. Tindakan pengambilan darah olehPMI
Segala prosedur pengambilan darah dilakukan diruang khusus oleh
tenaga yang ahli dibidangnya, dengan hasil akhir adanya
kantong cadangan darah dari pendonor
8. Refreshment
Merupakan tindakan pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi) yang bertujuan untuk menjaga kesehatan pendonor.
KIE tersebut dapat berisikan:
a. Menjelaskan kembali efek samping donor darah
(di
sampaikan di formulir donor darah)
b. Mengkonsumsiairyangbanyak:untukmengganticairan
tubuh yanghilang
c. Menghindari aktivitas fisik berat ± 5 jam setelahmendonor
d. Apabilaterasapusingsegeraberbaringdenganposisikaki
ditinggikan
e. Jika terjadi pendarahan atau memar di bawah kulitlakukan
kompres dingin delama 24 jam pertama; meminimalisir kebocoran
darah diekstra sel
f. Donordarahdapatdilakukan3bulankembalidaritanggal
melakukan donor darah.
9. Mengambil kartuDonor
Digunakan untuk perhitungan tanggak awal melakukan donor darah
sampai 3 bulan setelahnya, jika ingin melakukan donor darah.

1.3 Manfaat DonorDarah


1. Menjaga Kesehatanjantung
Ketika individu mendonorkan darah maka jumlah zat besi didalam
darah lebih stabil, sehingga menurunkan resiko
penyakit jantung.
2. Meningkatkan produksi Sel DarahMerah
Saat darah keluar dati tubuh maka akan terbentuk regulasi darah
yang baru, sehingga jumlah sel darah merah dalam tubuh
akan meningkat
3. Membantu Penurunan BeratBadan
Salah satu metode diet dan pembakaran kalori adalah
mendonorkan darah 450 ml mampu membakar kalori sebanyak 650
kal.
4. Mendapatkan Kesehatan Psikologi
Hal ini berhubungan dengan kepuasan batin, ketika selesai
mendonor maka seseorang akan merasa senang dapat membantu
seseorang yang membutuhkan.
5. Mendeteksi penyakitserius
Berhubungan dengan prosedur standar awal yaitu ketika darah
pendonor diperiksa dari berbagai macam penyakit (HIV, hepatitis B
dan C, sifilis, malaria). Sehingga, mampu menginformasikan ke
pendonor terkait penyakit yang dideritanya.

2. LampiranEvaluasi
2.1 Daftar Penyusunan (SOP) Puzzle Prosedur Pengambilan Donor Darah
Pengambilan yang sesuai (√)
No Prosedur Pengambilan Benar Salah
1. Lulus dari syarat pendonor
 Usia dan BB sesuai kriteria
minimal 45kg
 Tdnormal
 HB sesuai dengan minimal
12,5gr/dl
 Bebas daripenyakit
 tidak sedang haid atau
puasa
 Donor ke-2 dilakukan
setelah 3 bulan dari donor pertama.
2. Melakukan pengisian formulir

3. Melakukan Pemeriksaan BB

4. Melakukan Pemeriksaan TD

5. Melakukan Pemeriksaan HB

6. Melakukan Pemeriksaan
Kesehatan

7. Tindakan Pengambilan darah


dari tubuh pendonor

8. Refreshment

9. Mengambil kartu donor

Anda mungkin juga menyukai