Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (2–6


TAHUN) DI RUANG CEMPAKA
RST DR ASMIR SALATIGA

Disusun oleh :
Kelompok 13

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH (2–5 TAHUN)

A. LATAR BELAKANG
Usia prasekolah merupakan masa kritis dalam tahap
perkembangan. Pada tahap ini anak telah mampu menggunakan simbol-
simbol yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan
yang akan terjadi, termasuk kemampuan anak dalam belajar
mengendalikan, memanipulasi lingkungan seperti kemampuan adaptasi
terhadap hospitalisasi yang dipengaruhi oleh lamanya dirawat di rumah
sakit, dukungan dan fasilitas. dari keluarga, pengalaman hospitalisasi
sebelumnya, rekreasi dan aktivitas bermain anak (Rudolp, 2002)
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, bukan ordes mini, juga
bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara
sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan
kesehatan secara individual. Anak membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar
mandiri. Anak sebagai orang atau manusia yang mempunyai pikiran,
sikap, perasaan dan minat yang berbeda dengan orang dewasa dengan
segala keterbatasan.
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan
terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah
permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat
pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat
menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak
semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada
sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan
kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami
melakukan terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan

2
anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses
penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di
Rumah Sakit (Elizabeth B Hurlock, 2009).

Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum


hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena
tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan /
ketakutan (Carson, dkk, 2012)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan
pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan
bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang
baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan
untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan
untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

3
Secara umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas supaya beradaptasi efektif terhadap stress karena
penyakit dan pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai
tugas perkembangannya secara optimal, sesuai tahap perkembangan
walaupun dalam kondisi sakit (Soetjiningsih, 2015).
2. Tujuan Khusus
Secara teoritis tujuan bermain secara khusus ialah:
a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus pada anak
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna
dalam menunjukkn gambar.
c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan usia nya
d. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak
usia pre-school.
e. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.
f. Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat
mempercepat proses kesembuhan anak.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan
h. Membuat suasana gembira dan senang.
(Wong, 2008)
A. JENIS PERMAINAN
Terapi Bermainn Mewarnai Pada Anak Ussia Prasekolah (2-6 Tahun),
dengan tema “Aku dan Cita-citaku”
B. MEDIA
1. Kertas gambar
2. Pensil warna

B. METODE
Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu, dimana
sejumlah anak usia preschool di kumpulkan dalam satu permainan. Namun
di dalam permainan ini seorang anak diharapkan bermain secara individu
dalam bentuk perlombaan. Tujuannya: seorang anak dapat berperan

4
individu dalam sebuah permainan dan beradaptasi dengan stres yang
dialami dan lingkungan. Selain itu diharapkan pada anak dapat mengasah
daya kreatifitas kesabaran melalui permainan ini.

C. PESERTA
Anak usia pra sekolah ( 2 - 6 Tahun )
a. Kriteria inklusi
1) Anak usia >3-7 tahun yang mendapat perawatan di Rumah sakit
2) Anak yang dirawat 1-2 hari.
3) Anak dapat diajak berkomunikasi
b. Kriteria eksklusi
1) Mengalami gangguan kesadaran
2) Pasien pasca operasi 24 jam

No. Nama Umur Dx. medis Vital sign KU

D. SETING TEMPAT
Tempat : Ruang Bermain Cempaka RST Dr Asmir Salatiga
Seting :
a) Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.
b) Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.
c) Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada
masing-masing anak, kemudian leader membimbing anak untuk
mewarnainya.
d) Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing
masing-masing anak untuk mewarnai gambar
e) Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua
fasilitator mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak
f) Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan
tugas untuk mewarnai gambarnya.
Denah Permainan
Keterangan :

Fasilitator : Anak :

Leader : Observer :

Co Leader :

5
E. WAKTU PEMBELAJARAN
Hari : ??
Tanggal : ??
Waktu : ??
F. PENGORGANISASIAN
Pembagian tugas :
1. Leader/pemandu : Eko Wahyuni
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu
membuka dan menutup kegiatan ini
2. Co Leader : Uthia
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara
bermain dalam terapi bermain.
3. Observer : Novi
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati,
dan mencatat jalannya terapi bermain.
4. Fasilitator : Armi , Linda, Endah, Fendy, Arwyn
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap
peserta dalam terapi bermain.
5. Dokumentasi : Ivan
.

RENCANA PELAKSANAAN

No KEGIATAN RESPON KELUARGA WAKTU

1. Persiapan : 10 menit

a. Mempersiapkan diri a. Ruangan, alat, bahan,

6
anak dan keluarga siap
b.Mempersiapkan media &

alat yang akandigunakan


c.Mempersiapkan tempat

untuk bermain
d.Mempersiapkan klien

e. Apersepsi
2. Penyampaian materi 20 menit

1. Membuka proses terapi 1. Menjawab salam,


bermain dengan Memperkenalkan diri,
mengucap kan salam, Memperhatikan.
memperkenalkan diri.
2. Bermain bersama dengan
2. Menjelaskan pada anak antusias dan
dan keluarga tentang mengungkapkan
tujuan dan manfaat perasaannya.
bermain, menjelaskan
cara permainan.

3. Mengajak anak bermain .

Mengevaluasi respon
anak dan keluarga.

3. Penutup

a. Tanya jawab (Evaluasi) a. Menanyakan hasil yang 10 menit


belum jelas dan
b. Menyimpulkan hasil
menjawab pertanyaan
materi
b. Menjawab salam
c. Mengakhiri kegiatan
penutup
(Salam)

G. KRITERIA EVALUASI

7
a. Evaluasi Struktur
Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan
a. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
b. Fasilitator memberikan permainan bola
c. Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak
d. Minta anak untuk bermain bola bersama
e. Berikan waktu 30 menit untuk mewarnai gambar
b. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan
d. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir
c. Evaluasi Hasil
a. Anak merasa aman dan nyaman
b. Mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. Anak dapat menyatakan perasaan senang

8
H. DAFTAR PUSTAKA

1. Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatric (Volume 1). Jakarta :


EGC

2. Wong,D.L, Eaton,M.H.,Wilson,D.,Winkelstein,M.L.,Schwartz,P.
2009 Buku Ajar Keperawatan Pediatrik,Volume 2.Jakarta: EGC

3. Hurlock, Elizabeth B.2009. Perkembangan Anak. Jakarta: EGC

4. Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

9
I. LAMPIRAN

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


BERMAIN DAN MEWARNAI GAMBAR

A. PENGERTIAN
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan
anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana
anak mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang
dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain( Soetjiningsih, 2008).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan
untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama
masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan
untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).

B. MANFAAT
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Membantu
perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya
meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)

3. KREATIFITAS
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan

10
membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu
anak untuk mengembangkan hubungan social damn belajar
memecahkan masalah dari hubunga tersebut. Diperoleh dengan
belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.
5. KESADARAN DIRI(SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. TERAPI
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan
permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain
kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak misalnya : marah,takut,benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya :
melukis,menggambar,bermain peran.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1. Social affective play

11
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada
disekitarnya,dengan bermain dapat merangsang perabaan
alat,misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu

F. MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada
beberapa orang lain yang bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh
anak balita Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak preischool
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas
yangsma tetapi belum terorganisasi dengan baik,belum ada
pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya
dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

12
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.
I. KONSEP DASAR ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat


mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat


menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,
bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus :
gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,


bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

13
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat
permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dll.

J. KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI DENGAN TUMBUH


KEMBANGNYA

1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenal sumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4) Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk
dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

14
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Alat-alat untuk menggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
6) Bola.

4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus
dan kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.

15
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting,
air, dll.
2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.

5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat olah raga.
2. Alat masak
3. Alat menghitung
4. Sepeda roda tiga
5. Benda berbagai macam ukuran.
6. Boneka tangan.
7. Mobil.
8. Kapal terbang.
9. Kapal laut dsb

6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
1) Pada anak laki-laki : mekanik.
2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)


Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca,
seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

K. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. TUJUAN
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

16
2. PRINSIP
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

L. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang
sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang
kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak (Wong, 2009)
b. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

17
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan
motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya
tidak akurat dan negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman
dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.

18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai