“MENCUCI TANGAN”
DI RUANG ANAK RSUD Dr. AHMAD MUCHTAR
Disusun oleh :
Kelompok 3
1
\
PROPOSAL
PROPOSAL TERAPI BERMAIN BONEKA TANGAN
DI RUANG ANAK RSUD Dr. AHMAD MUCHTAR
A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu
alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan
krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress
berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan
cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau
anak di rumah sakit (Wong, 2009)
2
bermain membuat anak menjadi lebih rileks.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga
akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain boneka tangan. Alasan
memilih terapi bermain boneka peran adalah untuk mengembangkan motorik halus,
keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. Boneka tangan merupakan salah
satu bentuk permainan yang bertujuan untuk menyampaikan suatu cerita atau
informasi, yang dilakukan oleh boneka supaya menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami. Sehingga boneka peran merupakan jenis permainan yang memiliki nilai-
nilai edukatif.
B. Rancangan bermain
Kegiatan terapi bermain yang kelompok buat kali ini bertema “cuci tangan
6 langkah”. Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi yaitu : pada sesi pertama tentang
pemaparan cerita mengunakan boneka tangan yang menceritakan tentang
pentingnya mencuci tangan. Pada sesi kedua, Anak diajak untuk mengikuti cara
mencuci tangan. Pada sesi ketiga, anak diajak untuk melipat kertas yang sudah
disediakan. Pemilihan bentuk lipatan pada sesi ketiga ini tidak dibatasi. Kemudian
hasil kreasi lipatan yang telah selesai, diberikan tali untuk digantung ditempat tiap
tidur anak.
3
C. Media dan Alat
1. Boneka Tangan
2. Hand sanitaizer
C. Sasaran
1) Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
2) Anak yang dirawat di zaal anak
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
5) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain boneka peran.
D. Waktu Pelaksanaan
a. Hari / Tanggal : Selasa/ 13 November 2018
b. Waktu : Pukul 10.00 s/d 11.00
c. Tempat : Ruang rawat inap anak RSAM Bukittinggi
Waktu yang dipilih untuk memberikan permainan ini pada anak, yaitu pada
saat anak tersebut sedang santai, atau tidak pada waktu makan dan tidur, misalnya
pada pagi hari sekitar pukul 10.00 atau pada sore hari sekitar pukul 15.00. Durasi
atau lamanya bermain adalah sekitar 40 menit untuk menghindari anak merasa
bosan dengan permainan tersebut.
E. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab :
2. Leader :
3. Co Leader :
4. Fasilitator :
5. Observer :
6. Dokumentasi :
4
F. Pembagian Tugas
1. Leader :
Peran Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi
untuk mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan
2. Co Leader :
Peran Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok
yang akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Fasilitator :
Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
4. Observer
a. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain
b. Mengawasi jalannya permainan.
c. Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
5. Dokumentasi
5
G. Susunan Kegiatan
1 5 menit Pembukaan :
- Co-Leader membuka
Menjawab salam
dan mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri Mendengarkan
terapis
Mendengarkan
- Memperkenalkan
pembimbing
- Memperkenalkan anak
Mendengarkan dan
satu persatu dan anak
saling berkenalan
saling berkenalan
- Kontrak waktu dengan
anak
Mendengarkan
- Mempersilahkan Leader
Mendengarkan
2 25 Kegiatan bermain :
menit - Leader menjelaskan cara
Mendengarkan
permainan
- Menanyakan pada anak, Menjawab
anak mau bermain atau pertanyaan
tidak
Menerima permainan
- Membagikan permainan
- Leader ,co-leader, dan Bermain
Fasilitator memotivasi
anak
- Fasilitator Bermain
mengobservasi anak
Mengungkapkan
- Menanyakan perasaan
perasaan
anak
6
3 10 Penutup :
menit - Leader Menghentikan
Selesai bermain
permainan
- Menanyakan perasaan Mengungkapkan
anak perasaan
Mendengarkan
- Menyampaikan hasil
permainan
- Memberikan hadiah pada
Senang
anak yang cepat
menyelesaikan
gambarnya dan bagus
Senang
- Membagikan
souvenir/kenang- Mengungkapkan
kenangan pada semua perasaan
anak yang bermain
- Menanyakan perasaan
anak
Menjawab salam
7
SETTING TEMPAT
Terapi bermain ini dilakukan di Ruang Hematologi Bona Lantai 2 dengan
setting tempat sebagai berikut :
H. Evaluasi
a. Evaluasi struktur yang diharapkan :
1. Alat-alat yang digunakan lengkap
2. kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Evaluasi proses yang diharapkan
1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
c. Evaluasi hasil yang diharapkan
1. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
2. Anak merasa senang
3. Anak tidak takut lagi dengan perawat
4. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
5. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas
bermain
8
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN
9
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan
merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba
bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang
lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang
guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan
orang.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan
lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-
mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan
bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah,
di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa
10
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.
11
7) Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas
dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang
anak.
8) Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep
dasar.
12
2.6 Prinsip dalam Aktivitas Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan
maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
a. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit
kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.
c. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan
tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
d. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu,
halaman, bahkan di tempat tidur.
e. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan
lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan
alat permainan tersebut.
f. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan
bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Bermain
15
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut
memulai permainan
d. Mengatur waktu permainan
Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar
fokus pada jalannya permainan
Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi : observer
a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi
kemajuan peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasarkan
kriteria di lembar evaluasi kemajuan.
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh
leader, dan fasilitator
b. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain
1. Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan
terapi bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan
selesai.
c. Anak mampu mencuci tangan dengan benar
16
Lembar Evaluasi Kemajuan
Kategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An... An... An...
Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan
yang terkandung dalam permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam
permainan dalam berbagai tahapan: Total
a) Tahap ringan Kriteria
b) Tahap sedang
c) Tahap sulit
Sosial
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman
sepermainan
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman Total
sepermainan Kriteria
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
17
Afektif
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total
Kriteria
Jumlah akhir
Keterangan skor: Kriteria tiap kategori:
0 : Tidak dapat melakukan Baik : jumlah skor 17-24
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : jumlah skor 9-16
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : jumlah skor 0-8
3 : Melakukan dengan mand
18
19
20