Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS JURNAL

KETIDAKCUKUPAN PRODUKSI ASI

Disusun Oleh :
Edi Kusmiransyah (2014901110020)
Sasmita Dewi (2014901110079)
Syahri Fadillah (2014901110087)
Yuni Khairunisa (2014901110095)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021
1. Pendahuluan
a. Ketidakcukupan produksi ASI
Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor utama yang
mempengaruhinya adalah faktor hormonal, yaitu: 1) Hormon prolaktin
yang berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan. Hormon
ini memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI 2) Hormon
oksitosin yang berperan dalam proses turunnya susu (let-down/milk
ejection reflex) 3) Human placental lactogen (HPL). (Saleha, 2010).
Dampak yang terjadi apabila ASI tidak keluar dengan lancar yaitu: saluran
ASI tersumbat (obstructed duct), payudara bengkak, mastitits, dan bayi
kurang suka menyusu akibat aliran ASI yang kurang lancar (Maryunani,
2015).

Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh Hormon oksitosin akan keluar melalui


rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau pijatan pada
tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang
rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon
oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar (Dewi, 2011). Banyaknya cara
untuk melancarkan ASI yaitu: Makanan-makanan berserat, membersihkan
puting dan melakukan pijatan, Minum air putih yang bayak, Memompa
ASI, kompres payudara, Pijat Oksitosin (Dewi, 2011).

b. Intervensi
1. Pijat oksitosin
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan
merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan. Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis
keluar (Roesli, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh (Lestari Humaediah, 2016) di Desa
Merbuh Singorojo, menunjukkan pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI ibu menyusui sebelum diberikan pijat oksitosin, sebagian
besar produksi ASI kurang sebanyak 18 ibu (60%). Sedangkan jumlah
produksi ASI sesudah pijat oksitosin pada sebagian besar cukup
sebanyak 16 ibu (53,3%). Maka ada pengaruh pijat oksitosin terhadap
kelancaran ASI. Pijat oksitosin ini dilakukan pada ibu setelah
melahirkan untuk membantu kerja hormon oksitosin dalam
pengeluaran ASI, mempercepat saraf parasimpatis menyampaikan
sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin
dalam mengalirkan ASI agar keluar (Azizah dan Yulinda, 2017).

2. Breast Care (Perawatan payudara)


Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar
pengeluaran ASI. Perawatan payudara sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya, karena payudara merupakan organ esensial
penghasil ASI yang menjadi makanan pokok bayi baru lahir sehingga
perlu dilakukan perawatan sedini mungkin. Perawatan payudara
berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah,
merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, ini
bermanfaat untuk memperlancar pengeluaran ASI (Meilirianta dkk,
2016).

Hasil penelitian yang dilakukan mendukung hasil penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Meilirianta, dkk (2016) dengan hasil
p value = 0,009 < 0,05, menunjukkan bahwa ada pengaruh perawatan
payudara terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum dengan
intervensi pada hari ke-2 setelah melahirkan dilakukan perawatan
payudara pada masing-masing kelompok selama 7 hari, setelah itu
dilakukan pengukuran melalui observasi pada hari ke-7.
3. Kasus
Seorang pasien berinisial Ny. E usia 25 tahun dengan kehamilan pertamanya
(G1 P0 A0 H36 Minggu). Pada tanggal 23 Maret 2021 pukul 14.00 WITA
pasien mengeluh ASI tidak lancar. Pasien mengatakan ASI baru keluar
sedikit. Pasien bertanya bagaimana agar ASI bisa keluar dengan lancar.
Payudara pasien tampak bersih, puting tampak menonjol, berwarma
kecoklatan, TD. 100/80 mmHg, N. 65 x/menit, Nafas 18 x/menit, S. 36,80C.
Payudara tampak bengkak, pasien mengatakan bayi masih di ruang bayi.

4. Rumusan masalah
a. Mana yang lebih efektif antara Pijat Oksitosin dan breast care terhadap
produksi ASI ibu nifas ?
b. Yang mana bisa diterapkan antara Pijat Oksitosin dan breast care
terhadap produksi ASI ibu nifas ?

(Patient, Jurnal 1
Population or a. Patient : 33 responden
problem)
b. Populasi: ibu postpartum Di Wilayah Kerja
Puskesmas S Tahun 2020
c. Problem : Pada ibu post partum pengeluaran ASI tidak
lancar.
Jurnal 2
a. Patient : 28 responden yang memenuhi kriteria inklusi
b. Populasi: 30 ibu post partum di rumah sakit
Muhammadiyah gresik
c. Problem :
1. Sudah melakukan metode menggunakan kompres
hangat dan dingin sudah diberikan perawatan
payudara, tapi hasilnya kurang optimal
2. pengeluaran ASI pada ibu post partum didapatkan
pengeluaran ASI nya kurang lancar
3. dan kebersihan payudara kurang.

(Intervention) Pijat oksitosin

(Comparasion
or Perawatan breast care
Intervention)
Terdapat peningkatan produksi ASI pada ibu post partum
(Outcome) setelah dilakukan tindakan pijat oksitosin dan perawatan
breast care
Keyword: Oksitosin, breat care, post partum, ASI

5. Metode/strategi penelusuran bukti


Jurnal pertama:
Judul : Pijat Oksitosin terhadap Produksi Asi pada Ibu Post Partum
Alamat jurnal :
https://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/1325/829
Waktu penelitian : Juli 2020
Jurnal kedua:
Judul : Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post
Partum
Alamat jurnal :
http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/904
Waktu penelitian : Febuari-April 2018
6. Hasil Penelusuran
NO Judul Jurnal Validity Important Applicable
1. Pijat Metode Karakteristik Pijat oksitosin
Oksitosin penelitian : Responden: merupakan salah
terhadap Penelitian ini ibu- ibu nifas satu solusi untuk
Produksi Asi menggunakan hari ke-2 yang mengatasi ketidak
pada Ibu Post metode Pre memenuhi lancaran ASI. Pijat
Partum Eksperimen kriteria inklusi. oksitosin adalah
dengan rencana Kriteria inklusi: pemijatan pada
one group pre ibu postpartum sepanjang tulang
and post test hari kedua yang belakang
design yang bersedia (vertebrae) sampai
bertujuan untuk menjadi sampel, tulang costae
mengetahui kelima-keenam dan
apakah ada merupakan usaha
pengaruh pijat untuk merangsang
oksitosin hormon prolaktif
terhadap dan oksitosin
produksi ASI setelah melahirkan
pada ibu pijatan ini berfungsi
postpartum untuk
Jumlah sampel: meningkatkan
33 responden hormon oksitosin
yang dapat
menenangkan ibu,
sehingga ASI pun
otomatis keluar
2. Pengaruh Metode Karakteristik Cara yang dapat
Perawatan Penelitian: Responden: dilakukan untuk
breast care Penelitian ini Ibu post partum meningkatkan
Payudara menggunakan fisiologis usia produksi ASI
Terhadap Pra- 18-35 tahun adalah dengan
Pengeluaran Eksperimental yang bersedia melakukan
Asi Ibu Post menggunakan menjadi perawatan payudara
Partum metode responden atau breast care
penelitian desain dengan lama yang bertujuan
One Group Pre rawat inap untuk melancarkan
Test-Post Test selama 3 hari di sirkulasi darah dan
Design untuk ruang nifas mencegah
mengetahui tersumbatnya
pengaruh saluran produksi
perawatan ASI sehingga
payudara memperlancar
terhadap pengeluaran ASI,
pengeluaran ASI memelihara
pada ibu post kebersihan, dan
partum mengatasi puting
Jumlah sampel: susu datar yang
28 respondent terbenam.
7. Diskusi
A. Pijat Oksitosin terhadap Produksi Asi pada Ibu Post Partum
Kelebihan:
1. Dapat meningkatkan produksi ASI menjadi lancar.
2. Memberikan rasa rileks ketegangan, mengurangi rasa sakit, takut dan
stress dengan hasil penelitian ibu post pasrtum terlihat ceria dan
senyum, membangkitkan percaya diri dari sebelumnya.
3. Alat dan bahan mudah di dapatkan dengan biaya terjangkau
4. Tehnik sederhana untuk dilakukan namun memiliki efek yang besar
bagi pasien untuk meningkatkan produksi ASI
5. 33 responden yang diberikan pijatan oksitosin dengan hasil bahwa
telah mengalami peningkatan produksi ASI
6. Dari hasil jurnal yang di dapat bahwa pengaruh Pijat Oksitosin sangat
efektif untuk memperlancar ASI, dengan Nilai=0,000 lebih kecil dari
ɑ 0,05.
Kekurangan:
1. Tidak bisa dilakukan secara mandiri harus dibantu oleh orang lain
2. Pemijatan oksitosin harus dilakukan pada trimester ke 3 untuk
menyiapkan payudara dan memastikan kelancaran ASI pada masa
menyusui
3. Intervensi pijatan harus dilakukan setiap hari dan konsisten
4. Pijat oksitosin dilakukan kurang lebih 2-3 menit dengan 2-3 kali
(selama 2 minggu)

B. Pengaruh Perawatan breast care Payudara Terhadap Pengeluaran Asi Ibu


Post Partum
Kelebihan:
1. Menghilangkan persepsi ketidakcukupan ASI yang selama ini
menganggu psikis ibu menyusui,
2. Alat dan bahan mudah didapatkan dengan biaya terjangkau
3. 28 responden yang memenuhi kriteria inklusi pada ibu post partum
diberi perawatan breast care dengan hasil produksi ASI menjadi
meningkat
4. Bisa dilakukan secara mandiri
5. Mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga
memperlancar pengeluaran ASI
6. Memelihara kebersihan
7. Mengatasi puting susu datar yang terbenam
8. Melancarkan sirkulasi darah
9. Ada pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran ASI pada ibu
post partum dengan niali signifikan = 0,000 yang berarti bahwa
(αhitung) ≤ 0,05
10. Pada jurnal perawatan breast care dilakukan selama 1 minggu setiap
hari 2x pagi dan sore hari dengan durasi ±30 menit.
Kekurangan:

1. Tindakan memerlukan latihan agar prosedur dilakukan dengan benar

8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dapat disimpulkan bahwa pijat Oksitosin dan perawatan breast care sama
sama efektif untuk melancarkan pengeluaran ASI ibu post partum. Namun
perawatan breast care lebih banyak manfaatnya dan tidak hanya berfungsi
melancarkan ASI namun juga dapat mengatasi puting susu datar,
memelihara kebersihan payudara dan melancarkan sirkulasi darah di
banding pijat oksitosin yang hanya berfungsi merangsang hormon
oksitosin untuk memperlancar ASI
b. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perawatan breast care lebih mudah di
terapkan dan lebih banyak memiliki manfaat dibandingkan pijat oksitosin.
c. Daftar Pustaka
Anik Maryunani. (2015). Inisiasi Menyusu Dini,:Asi Eksklusif dan
Manajemen Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Dewi, Vivian Nanny Lia, Sunarsih, Tri. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Dwi Yulinda & Azizah. (2017). Pengaruh Sari Kurma Terhadap Prolaktin Dan
Pengeluaran Asi Pada Ibu Postpartum Di Bpm Pipin Heriyanti
Yogyakarta Tahun 2017. Media Ilmu Kesehatan Vol.06 No.03. ISSN:
2252 3143.
Humaediah Lestari, dkk. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Kelancaran Produksi Kolostrum Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas
Rasa Bou Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu. Jurnal Prima Vol.02
No.02. ISSN : 2477 – 0604.
Lilis Fatmawati. Dkk. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara terhadap
pengeluaran ASI Ibu Post Partum. Journals Of Ners Community,
Volume 10, Nomor 02.
Meilirianta dkk. (2016). Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran
Pengeluaran ASI Pada Ibu Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas
Karang Pule. Journal Midwifery Vol.01 No.01.
Reni Fitria & Nia Retmiyanti. (2021). Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi
pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21
(1). ISSN 1411-8939 (online), ISSN 2549-4236 (Print).
Roesli, U & Yohmi, E. (2010). Manajemen Laktasi. Jakarta: IDAI.
Saleha. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Banjarmasin, 28 Maret 2021

Preseptor akademik Preseptor Klinik

Dewi Kartika Wulandari, Ns., M.Kep Nurhikmah, S.Kep.,Ns


0

Anda mungkin juga menyukai