Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN FIELD TRIP POSYANDU LANSIA

DI GKE EPPATA
Tanggal 12 Oktober 2019
Dosen Pengampu:
Esme Anggeriyane, Ns., M.Kep

KELOMPOK 7B
Midila Aulia Wati 1614201110091
Muqorrobin Hafiezh 1614201110095
Nazrul Fuadi 1614201110097
Nor Indriani 1614201110101
Nurul Elma 1614201110103
Nurul Jannah 1614201110105
Risko 1614201110109
Sasmita Dewi 1614201110111
Siti Alfiah Khumaira 1614201110113
Siti Munawarah 1614201110115
Sri Wahyuna 1614201110117
Widya Febriana 1614201110119
M. Arif Widiyana 1614201110088

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Telah melakukan Field Trip Posyandu Lansia


Pada,

Hari/ Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019


Tempat : GKE Eppata

Penanggung Jawab Mahasiswa

Esme Aggeriyane Sasmita Dewi

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul "LAPORAN FIELD TRIP
POSYANDU LANSIA DI GKE EPPATA".
Dalam pembuatan laporan ini kami menyadari adanya kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun bentuk dalam penyajiannya.
Maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan laporan ini dan kami berharap laporan ini dapat memberikan wawasan,
pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ....................................................................................... i


Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Definisi ............................................................................................... 3
2.2 Sasaran Posyandu Lansia ................................................................... 4
2.3 Kegiatan Posyandu Lansia ................................................................. 4
2.4 Jenis Pelayanan Kesehatan ................................................................. 5
2.5 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 6
2.6 Kendala Posyandu Lansia .................................................................. 7
BAB 3 HASIL ................................................................................................ 9
3.1.Waktu dan Tempat, Sasaran, Metode, Media .................................... 9
3.2.Alur Pelaksanaan Field Trip .............................................................. 9
3.3.Gambaran Lokasi Posyandu Lansia ................................................... 10
3.4.Sasaran Posyandu Lansia ................................................................... 11
3.5.Jenis Pelayanan Kesehatan ................................................................. 11
3.6.Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan ..................................................... 12
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................ 14
4.1 Sasaran Posyandu Lansia ................................................................... 14
4.2 Kegiatan Posyandu Lansia ................................................................. 14
4.3 Jenis Pelayanan Kesehatan ................................................................. 15
4.4 Mekanisme Pelayanan Kesehatan ...................................................... 15
4.5 Kendala Posyandu Lansia .................................................................. 17

iii
BAB 5 PENUTUP ......................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 18
5.2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
LAMPIRAN ................................................................................................... 20

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya
Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun
dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar
7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan
jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000
jiwa per tahun. Dengan demikian, pada tahun 2025 jumlah penduduk
lansia di Indonesia akan mencapai sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2010).
BKKBN (2012) menyatakan bahwa bertambahnya jumlah penduduk
dan usia harapan hidup lansia akan menimbulkan berbagai masalah antara
lain masalah kesehatan, psikologis, dan sosial ekonomi. Sebagian besar
permasalahan pada lansia adalah masalah kesehatan akibat dari proses
penuaan, ditambah permasalahan lain seperti masalah keuangan, kesepian,
merasa tak berguna, dan tidak produktif.
Posyandu lansia merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada usia lanjut.
Pelayanan kesehatan pada posyandu lansia meliputi kesehatan fisik dan
mental, emosional, dengan pencatatan KMS dan pemantauan untuk
mengetahui penyakit yang diderita lansia sejak dini atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi dan perkembangannya. Posyandu lansia perlu
diupayakan dan mendapat perhatian dari pemerintah, keluarga dan
masyarakat sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan
meringankan beban masyarakat khususnya lansia (Samsudrajat, 2011).

1
2

Untuk mencapai tujuan agar Lansia dapat tetap sehat, aktif dan
produktif baik di wilayah desa maupun perkotaan, maka diperlukan peran
aktif dari setiap generasi dalam masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa S1
Keperawatan. Perlu keterlibatan mahasiswa Keperawatan dalam upaya
menyusun strategi pemberdayaan lansia khususnya pada tingkat pelayanan
dasar berbasis masyarakat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari posyandu lansia, sebagai berikut :
1.2.1 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat
sehinggaterbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
1.2.2Mendekatkan keterpaduan pelayanan lintas program dan lintas sektor
sertameningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan.
1.2.3 Mendorong dan memfasilitasi lansia untuk tetap aktif, produktif, dan
mandiri serta meningkatkan komunikasi di antara masyarakat lansia.

1.3 Manfaat
Menurut Azizah (2011), manfaat dari posyandu lansia adalah :
1.3.1 Meningkatkan status kesehatan lansia
1.3.2 Meningkatkan kemandirian pada lansia
1.3.3 Memperlambat agingproses.
1.3.4 Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia.
1.3.5 Meningkatkan usia harapan hidup
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat


lansia di wilayah tertentu yang sudah di sepakati, yang digerakan oleh
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
adalah bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau
UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat, khususnya pada penduduk lanjut usia
(Samsudrajat, 2011).

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program


pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan
bagi lansia, sebagai suatu forum komonikasi dalam bentuk peran serta
masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelengaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat
kesehatan secara optimal (Yuliati dkk, 2014).

Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi


Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut
usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi
sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada
upaya promotif dan preventif.

3
4

Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga


dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah
raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut
usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri (Fatimah, 2010).

2.2 Sasaran Posyandu Lansia


2.2.1 Sasaran Langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut (60 ke atas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2.2.2 Sasaran tidak langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c. Masyarakat luas
(Artinawati, 2014)

2.3 KegiatanPosyandu Lansia


Menurut Artinawati (2014), kegiatan posyandu lansia ini mencakup upaya-
upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
2.3.1 Promotif
Yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya penyuluhan perilaku
hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran
jasmani
2.3.2 Preventif
Yaitu upaya pecegahan penyakit yang sedang di derita lansia
2.3.3 Kuratif
Yaitu upaya mengobati penyakit yang sedang di derita lansia
2.3.4 Rehabilitatif
Yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia
5

2.4 Jenis Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia


2.4.1 Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar
dalam kehidupan, seperti makan, minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turu tempat tidur, buang air besar dan kecil dan
sebagainya.
2.4.2 Pemeriksaan statuts mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit.
2.4.3 Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitugan denyut nadiselama satu menit.
2.4.4 Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
2.4.5 Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau
cuprisulfat.
2.4.6 Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus).
2.4.7 Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
2.4.8 Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir di atas.
2.4.9 Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan di dalam atau di luar
kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan
dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan kelompok usia lanjut.
2.4.10 Pemberian makanan tambahan (PMT) dapat dilakukan sesuai
kebutuhan dan kondisi setempat dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia.
2.4.11 Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
(Artinawati, 2014)
6

2.5 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan
yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme
dan kebijakan pelayanan kesehatan disuatu wilayah kabupaten maupun
kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan sistem 5 meja seperti
posyandu balita, ada yang mengguanakan sistem pelayanan 7 meja, ada
juga menggunakan sistem pelayanan 3 meja (Artinawati, 2014).
2.5.1 Sistem 7 (tujuh) meja
 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Pemeriksaan kesehatan
 Meja 3 : Pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan,
serta dicatat di KMS
 Meja 4 : Penyuluhan
 Meja 5 : Pengobatan
 Meja 6 : Pemeriksaan gigi
 Meja 7 : PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
2.5.2 Sistem 5 (lima) meja
 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Pengukuran dan penimbangan berat badan
 Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat
badan, indeks massa tubuh (IMT) dan mengisi KMS
 Meja 4 : Penyuluhan, konseling, dan pelayanan pojok gizi, serta
pemberian PMT
 Meja 5: Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap
kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS
lansia guna memantau status kesehatannya.
7

2.5.3 Sistem 3 (tiga) meja


 Meja 1 : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat
badan serta tinggi badan
 Meja 2 : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus jika dilakukan di meja 2 ini.
 Meja 3 : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini
juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi

2.6 Kendala posyandu lansia


Kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiataan posyandu
antaralain (Artinawati, 2014) :
2.6.1 Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu dapat diperoleh dari
pengalaman pribadinya. Dengan mengikuti kegiatan posyandu
lansia akan mendapat penyuluhan tentang cara hidup sehat &
masalah kesehatan. dari pengalaman ini pengetahuan lansia akan
meningkat sehingga mmpu mendorong minat untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
2.6.2 Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh sulit di jangkau.
Jarak posyandu yng dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu, kemudahan menjangkau lokasi behubungan dengan
keamanan dan keselamata. Jika lansia merasa aman / merasa
mudah tanpa menimbulkan kelelahan fisik maka ini dapat
mendorong motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
2.6.3 Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingtkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam Minat lansia. Keluarga
menjadi motivator kuat bagi lansia aabila selalu mendampingi
lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa akan jadwal
posyandu & mengatasi masalah bersama-sama.
8

2.6.4 Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.


Sikap yang baik terhadap petugas posyandu merupakan dasar atas
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan. Dengan sikap yang
baik tersebut lansia cenderung untuk selalu mengikuti kegiatan
yang diadakan posyandu lansia.
2.6.5 Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan posyandu lansia.
Agar pelaksanaan kegiatan posyandu lancar maka diperluka sarana
dan prasarana penunjang antara lain : tempat kegiatan, kursi dan
meja, alat tulis, timbangan, meteran pengukur TB, tensimeter,
stetoskop, perlatan laboratorium sederhana, termometer & kartu
menuju sehat.
BAB 3
HASIL

3.1 Waktu dan Tempat, Sasaran, Metode dan Media


Tempat : GKE Eppata Metode: Wawancara dan Observasi
Waktu : Pukul 09.00 WITA Media : Kuesioner
Sasaran: Lansia dengan usia rata-
rata 60 tahun

3.2 Alur Pelaksanaan Field Trip

Mengurus Mengantar Mengatur


surat izin ke surat izin tanggal
Dinas balasan pelaksanaan
Kesehatan DinKes ke Field Trip
Puskesmas

Wawancara
Melakukan dengan kader Persiapan
Observasi posyandu dan Mahasiswa
petugas
kesehatan

Membuat Presentasi
Evaluasi laporan Field hasil laporan
Trip

9
10

3.3 Gambaran Lokasi Posyandu Lansia

Posyandu lansia Puskesmas


S.parman pada tanggal 12
Oktober 2019 dilaksanakan
di GKE Eppata yang
beralamat Jl. D.I.Panjaitan,
banjarmasin tengah,
banjarmasin, kalimantan
selatan.

Untuk lokasi posyandu tersebut sangat terjangkau, karena letak


posyandu lansianya sangat strategis, karena letak berpusat
ditengah tengah kota banjarmasin dan berada dipinggir jalan D.I
Panjaitan , posyandu lansia tersebut terletak di GKE Eppata yang
dekat dengan Siring Nol Kilometer, berhadapan dengan
KORAMIL, berseblahan dengan Kantor Kementrian agama
Provinsi Kalimantan selatan, , yang mana pelaksanaannya berada
di Aula dan diluar Aula GKE Eppata.
11

3.4 Sasaran Posyandu Lansia


Berdasarkan wawancarakami dengan kader posyandu lansia serta petugas
puskesmas, target cakupan posyandu lansia di GKE Eppata masih kurang
dari 50%. Hal ini disebabkan karena para lansia yang dekat dengan
puskesmas lebih memilih untuk ke puskesmas langsung sehingga tidak
tertarik untuk mengunjungi posyandu yang diadakan setiap bulan.
Meskipun lansia tersebut tidak datang, pihak petugas puskesmas dan
kader posyandu mengunjungi ke rumah lansia tersebut. Sehingga semua
lansia didaerah binaan posyandu tersebut mendapat pemeriksaan
kesehatan. Saat berkunjung ke rumah lansia, sebagian lansia juga
mengatakanbahwa posyandu tersebut hanya diperlukan apabila terdapat
masalah kesehatan, sehingga lansia yang merasa dirinya sehat tidak
tertarik untuk ke posyandu. Dan ada yang juga mengatakan bahwa lansia
tidak mengetahui saat itu diadakan posyandu lansia. Hal ini memerlukan
upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk ke depannya tentang fungsi
Posyandu Lansia sebagai tempat screening keluhan kesehatan lansia serta
fungsinya sebagai upaya preventif awal dan promotif agar
meminimalisasi angka morbiditas dan mortalitas lansia dan
mengumumkan adanya posyandu saat diadakan kegiatan tersebut.
Sehingga diharapkan seiring dengan sosialisasi yang terus dilakukan,
jumlah peserta posyandu lansia yang datang pun semakin meningkat.

3.5 Jenis Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia


3.5.1 Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa
tubuh (IMT).
3.5.2 Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau
cuprisulfat (kadang-kadang, tidak dilakukan setiap bulan)
3.5.3 Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus) (kadang-kadang, tidak
dilakukan setiap bulan).
12

3.5.4 Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal (kadang-kadang,
tidak dilakukan setiap bulan).
3.5.5 Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir di atas.
3.5.6 Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan di dalam atau di luar
kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
3.5.7 Pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan saat posyandu
dilaksanakan seperti ketupat, buah semangka, nasi bistik dan
minuman gelas.
3.5.8 Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia hanya dilakukan di
puskesmas setiap minggu bagi lansia yang berminat.

3.6 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia


3.6.1 Persiapan
Sebelum melakukan pelaksanaan posyandu, para petugas
kesehatan melakukan perencanaan terlebih dahulu seperti
pemilihan tenaga medis yang bertugas saat posyandu. Saat
persiapan dilakukan, semuanya berjalan lancar tidak ada kendala.
Untuk data-data lansia dan rekam medis semuanya lengkap.
Perencanaan atau persiapan ini dilakukan setiap satu tahun sekali
seperti pembagian tenaga medis dari dokter, perawat, ahli gizi,
dan penyuluh.
3.6.2 Pelaksanaan
Sektor pemerintah turut terlibat, saat pelaksanaan posyandu lansia
terkadang anggota lurah didaerah setempat menghadiri kegiatan
posyandu lansia tersebut, jika tidak ada kesibukan.Saat kegiatan
posyandu lansia berlangsung bapak atau ibu saling membantu
kegiatan posyandu sehingga berjalan dengan baik dan
13

lancar.Pelaksanaan posyandu lansia diawali dengan pendaftaran,


dengan mengukur BB, TB, TD, lingkar pinggang serta diikuti
dengan pemeriksaan Laboratorium. Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan dokter agar mendapatkan resep sesuai yang
dianjurkan. Pada kegiatan posyandu lansia perawat melakukan
penyuluhan secara perorangan.Kegiatan posyandu berlangsung
lancar tidak ada masalah dalam proses kegiatan tersebut.Dalam
kegiatan posyandu lansia dilakukan pemeriksaan TB, BB, TD,
dan Gizi untuk mengetahui status kesehatan pada pasien lansia.
Dan sebelum lansia pulang diberikan makanan tambahan seperti
nasi, buah, ketupat dan lain-lain.
3.6.3 Evaluasi
Pada proses evaluasi, petugas puskesmas rutin melakukan
evaluasi kegiatan dengan kadar posyandu. Evaluasi kegiatan
posyandu tidak dilakukan bersama lansia di karenakan
keterbatasan waktu lain dan sebagainya. Target pelaksanaan
kegiatan posyandu masih kurang dari target yang ingin dicapai.
Setiap lansia dating keposyandu mematuhi dan mengikuti semua
alur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Saat terjadi hal
yang tidak di inginkan, petugas dan kadar cepat tanggap dalam
menangani. Kondisi dilingkungan posyandu masih belum
memenuhi standar secara maksimal, dimana masih kekurangan
fasilitas seperti meja dan alat transportasi. Hal-hal yang harus
diperbaiki pada posyandu lansia ini yaitu pemenuhan fasilitas
penunjang kegiatan. Keadaan penerangan di posyandu lansia ini
sudah bagus, penyedian kamar mandi/toelit pun sudah tersedia
dengan keadaan yang baik dan bersih.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Sasaran Posyandu Lansia


Pada teori dijelaskan bahwa sasaran dari posyandu lansia terbagi menjadi
dua yaitu sasaran secara langsung yang mana diberikan langsung kepada
pralansia sampai lansia risiko tinggi, dan sasaran tidak langsung yang
diberikan kepada keluarga, masyarakat luas dan organisasi sosial.
Sedangkan pada fakta lapangan sasaran yang digunakan oleh posyandu
yaitu sasaran langsung, yang menjadi sasarannya yaitu pralansia sampai
lansia risiko tinggi.

4.2 Kegiatan Posyandu Lansia


Menurut teori ada empat tahap kegiatan posyandu lansia yang
dilaksanakan, yaitu :
 Promotif yaitu kegiatan promosi kesehatan yang diberikan secara
individu, kelompok, dan masyarakat luas.
 Preventif yaitu serangkayan kegiatan yang ditunjukkan untuk
pengurangan pengendalian penyakit pada lansia yang berisiko.
 Kuratif yaitu kegiatan yang dilakukan untuk penyembuhan penyakit
yang lebih serius.
 Rehabilitatif adalah sebuah pemilihan dan proses menjaga agar
seseorang yang sudah sembuh kembali bugar seperti semula.
Sedangkan fakta dilapangan tahap yang digunakan hanya tiga yaitu,
promotif yang dilakukan secara face to face, preventif dilakukan pada
lansia berisiko sakit dan kuratif yang mana jika masalah lansia tidak bisa
diobati di posyandu akan di rujuk ke puskesmas.

14
15

4.3 Jenis Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia


Jenis peayanan kesehatan posyandu lansia menurut teori yaitu :
 ADL dan status mental
 TD, TB, dan BB
 HB
 Gula dalam urine
 Protein dalam urine
 Rujukan ke puskesmas
 Penyuluhan kesehatan dan PMT
 Senam
Dan fakta dilapangan, jenis pelayanan kesehatan posyandu lansia yaitu
 TD, TB, dan BB
 Rujukan ke puskesmas (jika ada)
 Penyuluhan kesehatan dan PMT
 HB, gula dalam urine, protein dalam urine (bergantian)

4.4 Mekanisme Pelaksanaan Posyandu Lansia


Menurut teori, mekanisme pelaksanaan :
4.4.1 Sistem 7 (tujuh) meja
 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Pemeriksaan kesehatan
 Meja 3 : Pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan,
serta dicatat di KMS
 Meja 4 : Penyuluhan
 Meja 5 : Pengobatan
 Meja 6 : Pemeriksaan gigi
 Meja 7 : PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
16

4.4.2 Sistem 5 (lima) meja


 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Pengukuran dan penimbangan berat badan
 Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat
badan, indeks massa tubuh (IMT) dan mengisi KMS
 Meja 4 : Penyuluhan, konseling, dan pelayanan pojok gizi, serta
pemberian PMT
 Meja 5: Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.
4.4.3 Sistem 3 (tiga) meja
 Meja 1 : Pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat
badan serta tinggi badan
 Meja 2 : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus jika dilakukan di meja 2 ini.
 Meja 3 : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini
juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi

Sedangkan fakta dilapangan mekanisme yang digunakan yaitu sistem lima


(5) meja yang terdiri dari :
 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Pengukuran dan penimbangan BB, TB, TD, dan LP
 Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan,
indeks massa tubuh (IMT) dan mengisi KMS, serta keluhan
 Meja 4 : Penyuluhan, konseling, dan pelayanan pojok gizi, serta
pemberian PMT
 Meja 5: Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data hasil
pemeriksaan kesehatan pada KMS
17

4.5 Kendala Posyandu Lansia


Menurut teori kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan posyandu
lansia ada lima kendala, yaitu pengetahuan, jarak, dukungan keluarga,
sikap petugas,dan sarana & prasarana.
Fakta dilapangan menyebutkan bahwa kendala yang terjadi yaitu
pengetahuan dan jarak, dimana sebagian lansia yang tinggal di dekat
puskesmas tidak tertarik mengunjungi posyandu karna bisa langsung ke
puskesmas.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.1.1 Posyandu lansia berperan dan berfungsi meningkatkan kesejahteraan
lansia dan mengatasi permasalahan terkait penuaan.
5.1.2 KMS lansia terdiri dari diagram berat badan per tinggi badan yang
digunakan untuk mengukur status gizi lansia.
5.1.3 Diet dan pola hidup sehat lansia diperlukan untuk menjaga kesehatan
dan menurunkan progresivitas penyakit pada lansia.
5.1.4 Manfaat posyandu lansia dalam meningkatkan kesehatan Lansia dapat
disosialisasikan melalui penyuluhan kesehatan komunitas.
5.1.5 Pengamatan dan evaluasi posyandu lansia setempat dilakukan dengan
standar program posyandu lansia yang ada.

5.2. Saran
5.2.1 Perlu dilakukan penambahan jumlah posyandu lansia sehingga sesuai
target yaitu sesuai dengan jumlah posyandu balita.
5.2.2 Perlu partisipasi yang lebih banyak dari para lansia dalam mengikuti
program posyandu lansia.
5.2.3 Perlu sosialisasi lebih di masyarakat tentang manfaat, peran, dan
fungsi posyandu lansia.
5.2.4 Pelaksanaan posyandu lansia di GKE Eppata telah dilakukan dengan
baik dan diharapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azizah. 2011.Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2012). Lansia. Jakarta:
http://www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal 27 Mei 2013.
Badan Pusat Statistik (2010). Statistik Indonesia. Jakarta: BPS.
Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info Media.
Mubarak, et al. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep & Aplikasi. Jakarta
: Salemba Medika.
Ns. Sri Artinawati, S.Kep. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor : In
Media.
Samsudrajat, A. (2011). Menuju Lanjut Usia Aktif sebagai Aset Bangsa yang
Efektif. Peringatan Hari Lansia Tahun 2011. Jakarta: Komnas Lansia
Yuliati dkk, (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. (T. Ari, Ed.). Jakarta: Cv.
Trans Info Medika

19
Lampiran

20

Anda mungkin juga menyukai